Memulai Virtual Racing Bagian 3: Gamepads dan Gaming Wheels

Di bagian lain tulisan tentang memulai balapan virtual bagi pemula sebelumnya, kita sudah membahas tentang bagaimana caranya memilih sistem game yang ingin digunakan untuk balapan, apakah itu PC atau konsol. Nah sekarang, setidaknya Anda telah mempunyai pilihan sistem yang akan digunakan untuk bermain. Langkah selanjutnya adalah, nyalakan perangkat dan mulai bermain,

Ketika semakin sering bermain, Anda akan sampai pada titik bahwa Anda ingin lebih mahir menyetir dalam balapan. Kendala dalam menyetir mobil dalam game racing bisa terjadi karena beberapa hal, mungkin Anda merasa kurang maksimal mendapatkan waktu terbaik di lintasan atau bisa juga mengalami kendala dalam mendapatkan poin di mode balapan khusus. Dalam kondisi ini, Anda berpikir untuk melakukan upgrade alat kontrol mobil Anda agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

Nah, pada bagian artikel ketiga ini, kita akan membahas tentang gamepads atau gaming wheels yang bisa Anda pilih untuk memainkan virtual racing.

Gamepads

(L-R) Logitech F310, Logitech F710

Gamepads, joysticks, controllers, atau apapun namanya adalah perangkat paling sering digunakan sebagai perangkat input/kontrol dalam game video. Gamepads terkini biasanya hadir dengan dua stik analog untuk mengemudi yang ada di bagian depan serta di bagian belakang terletak analog triggers untuk mengatur pandangan kamera. Di game balapan saat ini, trigger yang ada di kontroler biasanya digunakan untuk mengerem (bagian kiri) dan akselerasi (bagian kanan). Hal ini memungkinkan pemain untuk menancap gas atau mengerem secara progresif. Hal ini berbeda dengan kontroler pada awal-awal kehadiran perangkat konsol.

Perangkat konsol biasanya sudah memiliki gamepads bawaan dalam paket pembelian. Namun untuk perangkat PC, kontroler biasanya harus dibeli terpisah. Kecuali Anda membeli paket promo khusus. Dengan kondisi ini, biasanya sebagai awal, pemain game balap akan menggunakan keyboard sebagai alat mengemudi mereka.

Game balapan dengan gaya arcade bisa dimainkan secara seru dengan keyboard, tetapi untuk permainan simulasi balap yang memiliki level lebih tinggi akan membutuhkan kontrol mengemudi yang lebih presisi, agar mobil bisa bergerak dengan mulus di lintasan balap. Karena input dari keyboard adalah digital bukan analog, maka ketika Anda memencet tombol kemudi dengan keyboard, maka akan memberikan input 100% – kecuali Anda mengatur speed sensitivity dalam game. Melepaskan kemudi ketika bermain dengan keyboard juga akan mengembalikan kemudi ke tengah secara langsung atau secara lambat – tergantung game-nya. Efek dari kemudi dengan keyboard juga akan sama untuk akselerasi gas serta rem.

Dengan menggunakan gamepad akan memungkinkan kontrol yang lebih progresif atas input di game balap, ini memungkinkan kontrol kemudi saat balapan yang lebih mulus. Kontrol kemudi yang lebih mulus berarti pembalap bisa mendapatkan lap yang lebih cepat dan pemakaian ban yang lebih hemat. Sebagai bonus, beberapa game juga memiliki fitur vibrasi yang menjadi indikasi bahwa mobil yang dikemudikan menyentuh batas grip-nya.

Untuk game balapan yang hadir di konsol, telah dikembangkan dengan mindset kemudi oleh kontroler. Jadi hampir tidak ada pengaturan yang diperlukan untuk memainkannya. Namun untuk PC, pengguna mungkin akan butuh untuk melakukan pengaturan perihal Speed Sensitivity untuk mengatur sudut input kemudi pada kecepatan tinggi (kurang lebih 50-60% Speed Sensitivity akan cukup untuk memberikan efek serupa konsol). Beberapa game balap yang tersedia di PC akan secara otomatis mendeteksi gamepad yang terpasang, ini memungkinkan pengalaman yang lebih mudah (plug and play) ketika bermain.

Beberapa kontroler yang murah namun berkualitas baik untuk PC antara lain Logitech F310 (wired) dan F710 (wireless). Dua kontroler ini juga telah didukung cukup banyak judul game balapan di PC sehingga hanya membutuhkan sedikit bahkan tidak ada dari sisi pengaturan.

Pengguna konsol yang ingin mencoba game balap di PC juga bisa menggunakan kontroler konsol mereka untuk bermain, dengan mengkoneksikannya ke PC lewat receivers yang tepat, drivers atau kabel. Bagi pengguna Playstation, mereka harus melakukan pengaturan terlebih dahulu untuk bisa menggunakan gamepad PS di PC, sedangkan untuk pengguna Xbox 360, Xbox One dan Xbox Series X/S, bisa dengan mudah mengkoneksikan kontroler mereka ke PC berbasis Windows karena Microsoft memberikan dukungan native untuk kontroler Xbox.

Gaming Wheels

(L-R) Logitech G29, Logitech G923

Layaknya mobil betulan, tentu saja untuk mendapatkan pengalaman mengemudi yang terbaik, rekomendasi paling pas adalah menggunakan gaming wheels. Alat input ini memungkinkan pemain mendapatkan kontrol yang presisi dan respon kontrol yang baik dari mobil dalam permainan.

Dalam beberapa judul game, penggunaan gamepads tidak akan maksimal untuk melaju di tikungan tajam dalam kecepatan rendah, karena tikungan seperti ini membutuhkan input kontrol yang responsif. Dengan menggunakan gaming wheel pembalap akan bisa mendapatkan lap time yang lebih konsisten, karena lebih banyak muscle memory yang terlibat lewat tangan dan kaki pengguna yang terkoneksi dengan stir dan pedal di gaming wheel. Selain itu, gaming wheels dengan sudut rotasi yang tinggi, memungkinkan input yang luas dalam melibas semua tipe tikungan.

Namun, berbeda seperti gamepads, tidak semua gaming wheels dibuat sama untuk balapan virtual. Sering kali, perangkat yang dijual seharga $80 USD atau di bawahnya tidak memiliki ‘force feedback’ dan memiliki limitasi atas sudut rotasi. Hal ini akan berpengaruh buruk pada tikungan jaman. Selain itu, gaming wheels juga memiliki dukungan yang terbatas di berbagai judul game balap. Oleh karenanya, menjadi penting untuk mendapatkan gaming wheels yang memberikan pengalaman yang optimal.

Untuk balapan virtual (virtual racing) baik di PC atau konsol, Anda sebaiknya mempunyai perangkat dengan sudut rotasi 900 derajat serta fitur force feedback. Gaming wheel terbaru dari Logitech, Logitech G923, yang dihargai $399 USD, telah mendukung versi terbaru dari konsol ataupun PC. Perangkat ini memiliki varian yang berbeda dua ekosistem konsol, varian Xbox (One/Series X/Series S) serta vairan untuk PlayStation (PS4 and PS5), namun kedua varian ini kompatibel untuk PC.

Logitech G923 hadir dengan teknologi TRUEFORCE yang bisa memberikan vibrotactile haptic feedback serta respon yang lebih baik, serta umpan balik yang presisi. Dengan teknologi ini Anda akan bisa merasakan dan ‘mendengar’ suara mesin Anda lewat wheel base, tidak hanya itu pengguna juga bisa merasakan interaksi mobil dalam permainan dengan permukaan lintasan di game. Untuk game yang mendukung teknologi ini, salah satunya adalah Gran Turismo Sport, judul ini termasuk game awal yang mendukung teknologi TRUEFORCE.

Logitech juga memiliki produk lain untuk segmen gaming wheels selain G923. Tipe lama seperti G29 (PS3, PS4, PS5 dan PC) dan G920 (Xbox One dan PC) menyediakan kualitas force feedback yang baik meski perangkat ini tidak memiliki fitur TUREFORCE. Karena G29 merupakan model lama, harga jualnya pun lebih rendah dari G923. Memungkikan untuk mereka yang ingin bermain virtual racing menggunakan gaming wheels tapi dengan dana terbatas. Harga jualnya antara $299 and $349 tergantung penjual.

Lebih lanjut, G29/G920 memiliki dukungan yang luas untuk berbagai game di PC dengan sedikit bahkan tidak perlu ada penyesuaian sama sekali. Sampai dengan April 2021, G29 masih tersedia secara luas di toko baik online atau offline.

Mereka yang tertarik virtual racing dan memiliki budget yang cukup terbatas bisa juga membeli perangkat gaming wheels second atau bekas. Salah satu perangkat yang bisa dipilih adalah Logitech G27 yang kompatibel untuk PC dan PS3. Selain itu sebagai bonus, G27 juga hadir dengan perangkat tambahan yaitu H Shifter di paket standarnya. Harga G27 secara umum di bawah G29, namun harus diberi catatan karena harganya mungkin akan bervariasi tergantung penjual. Ini dikarenakan G27 sudah jarang dijual yang versi baru tetapi yang versi second. Sampai dengan tulisan ini dibuat, G27 masih didukung oleh berbagai game balap modern di PC. Ini menjadikan perangkat gaming wheels yang bisa jadi pilihan untuk pemula dengan budget terbatas.

Kesimpulan

Pada akhirnya, tujuan untuk menelaah perangkat kontrol di game balapan atau virtual racing adalah untuk menemukan input kontrol yang paling luas. Kita bisa menikmati belajar bermain dasar-dasar game balap dengan gamepad ataupun gaming wheels, bahkan ada juga yang bisa bermain dengan baik dengan keyboard dan mouse.

Pada akhirnya, setiap input kontrol akan menemukan titik batasnya. Salah satu yang perlu dicatat adalah, beberapa game balap dikembangkan dengan skenario bahwa tidak ada perbedaan mencolok menggunakan kontrol apapun, mau menggunakan gamepad atau gaming wheels. Salah satu contohnya adalah seri game Forza. Semuanya akan tergantung pada game apa yang dipilih serta gaya balapan pemainnya masing-masing. Di atas segalanya, yang terpenting ketika belajar adalah, bersenang-senang saat menjalaninya.


Artikel ini ditulis oleh Luis Moreno dan pertama kali dimuat di Legion of Racers. Publikasi di Hybrid.co.id telah dengan izin, dan kami bekerja sama dengan Legion of Racers untuk menghadirkan berbagai artikel terkait Sim Racing. 

[Review] OPPO Enco Buds, TWS Terbaru OPPO yang Nyaman dan Bass Nendang

Tren perilisan TWS baru memang tidak terbentung, apalagi kebutuhan untuk produk yang satu ini memang lagi berada di posisi yang cukup strategis, WFH yang membutuhkan alat bantu meeting dari sisi audio, hiburan streaming yang semakin populer serta tentu saja pertumbuhan gamers di perangkat mobile

Untuk kali ini, saya dapat kesempatan untuk melakukan uji penggunaan TWS terbaru OPPO yaitu OPPO Enco Buds. TWS yang dijual seharga kurang lebih 600 ribuan ini hadir melengkapi TWS lain yang sudah dimiliki OPPO. 

Tanpa berpanjang lebar mari kita mulai bahas produk OPPO Enco Buds.

Paket penjualan dan desain

Paket penjualan dari perangkat ini cukup ‘minimalis’ kotaknya berisi perangkat, ear tips tambahan 2 buah, kertas-kertas panduan. Sudah itu saja, tidak ada kabel charger yang menyertainya. Bisa jadi ini adalah pemangkasan yang dilakukan OPPO agar harga lebih terjangkau. Di sisi lain penggunaan kabel Usb Type C sudah semakin umum, rata-rata mereka yang memiliki ponsel cukup baru akan memiliki kabel tipe ini, jadi bisa menggunakan kabel Usb Type C bawaan smartphone. Tetapi jika Anda tidak memilikinya maka Anda harus membeli kabel tambahan.

Untuk desain TWS bagian utama sendiri, case Enco Buds mengambil desain lonjong, desain ini digunakan oleh beberapa brand dan menjadi salah satu desain yang cukup umum digunakan untuk TWS. Eksekusi OPPO juga cukup aman dan nyaman. Secara fungsi juga baik, tidak mudah terbuka secara tidak sengaja ketika membalikkan TWS dan menggoyang-goyangnya. 

Dari sisi earpiece-nya sendiri juga tampil sederhana dan fokus pada fungsi. Bentuk earpiece tidak terlalu besar dan berbentuk oval, lagi-lagi cukup minimalis dan saat digunakan tidak akan tampil terlalu menonjol di bagian telinga Anda. 

Penguncian di telinga dari TWS mengandalkan eartips jadi jika Anda membeli TWS ini dan menggunakannya, pastikan gunakan eartips yang pas dan cocok untuk telinga Anda agar menempel sempurna. Selain itu penguncian juga dipengaruhi desain dari TWS karena ada lekukan dari desainnya yang akan mengunci ke bagian tertentu telinga Anda, jadi pastikan juga Anda menempatkan TWS ini pas di celah telinga. 

Untuk merasakan suara yang maksimal pastikan juga Anda menempatkan TWS ini di telinga Anda secara pas, dan mungkin harus geser secara perlahan untuk disesuaikan, karena pengunciannya hanya pada desain lekukan dan desain eartips jadi terkadang letak TWS bergeser ketika digunakan meski tidak sampai lepas. 

Tips dari saya adalah setelah menempatkan eartips pada telinga Anda, putar-putar perlahan agar pas. Bisa juga sambil mendengarkan audio agar anda tahu letak yang pas untuk memaksimalkan hasil audionya.

Casing sendiri dilengkapi indikator baterai di bagian depan dan di bagian belakang ada colokan USB Type-C untuk mengisi daya. Ada logo OPPO di bagian atas dan di bagian bawah keterangan detail kode produksi dan sertifikasi. 

Secara desain luar kurang lebih itu saja yang bisa diceritakan. Untuk kesan dari penggunaan atau kesan yang didapatkan dari desai luar, bagi saya ini adalah desain yang cukup aman, nyaman dan fokus pada fungsi penggunaan itu sendiri. Yaitu sebagai perangkat audio, jadi  langsung saja mari kita bahas saja pengalaman audio dari OPPO Enco Buds.

Pengalaman audio

Membahas spesifikasi di atas kertas sedikit, Enco Buds ini menampilkan beberapa keunggulan utama yaitu koneksi terbuka otomatis, mode game latensi rendah, pengurangan noise panggilan cerdas serta daya tangan baterai sampai dengan 24 jam secara total (6 jam dalam satu kali pengisian, dan 24 jam dengan case).

Salah satu spesifikasi yang cukup menenangkan sebagai fasilitas dari TWS ini adalah chip bluetooth 5.2 yang dijelaskan OPPO menjaga koneksi tetap stabil. Selain itu Enco Buds juga menggunakan transmisi binaural agar penggunaan audio lebih stabil dan bisa menggunakan kedua sisi earpiece tanpa kendala. 

Kalau berbicara koneksi, kemudahan koneksi dengan perangkat memang bisa diandalkan. Saya mencoba TWS ini menggunakan Find X2 Pro dan sama sekali tidak menemukan kendala, baik pada pertama kali penggunaan atau ketika menggunakannya secara rutin. Jika sudah pernah terkoneksi dan bluetooth Anda menyala, ketika membuka casing Enco Buds, maka hampir secara langsung notifikasi koneksi akan muncul di ponsel Anda.

Untuk koneksi bluetooth-nya selama beberapa hari pemakaian rutin, terutama untuk melakukan meeting tiap pagi dan sore, saya tidak menemukan kendala sama sekali seperti drop koneksi atau yang lain. Bahkan ada satu skenario yang cukup menyenangkan. Batas jarak maksimal di atas kertas untuk TWS ini adalah 10 m. Kebetulan studio saya ada dilantai dua, saat menggunakan TWS ini dengan ponsel dan saya harus ke bawah maka saya tak perlu khawatir. Koneksi memang sempat hilang saat saya di bawah (cukup dimaklumi karena ada layer tembok yang akan menghalangi) namun ketika saya kembali ke atas, koneksi bisa kembali dengan sempurna dan saya bisa melanjutkan call tanpa kendala. 

Enco Buds juga telah dilengkapi dengan IP54 yang menjadikannya tahan debu dan air (tentu bukan dicelup tetapi cipratan saja), cocok digunakan untuk Anda yang suka olahraga sambil mendengarkan audio. 

Dalam menggunakan TWS, bagi saya, salah satu  fitur penting yang menentukan baik tidaknya pengalaman adalah kemudahan akses menu. Enco Buds memiliki hal tersebut.  Setidaknya ada 3 pilihan gesture utama yang bisa digunakan. Ketuk sekali untuk menjeda musik, ketuk dua kali untuk mengganti  lagu atau menjawab/mengakhiri panggilan telepon, ketuk tiga kali untuk mengaktifkan mode game serta sentuh dan tahan untuk menyesuaikan volume (kanan untuk menaikan volume, kiri untuk menurunkan).

Fitur berguna sekali, terutama bagi Anda pengguna TWS yang mungkin seperti saya, malas untuk selalu membuka ponsel untuk melakukan pengaturan atau mengakses menu, termasuk menu di aplikasi pemutar musik – misalnya. Dengan cukup beragamnya pilihan gesture, pengguna tidak perlu ragi ribe dan melakukan pengaturan pilihan, semua bisa diakses secara mudah. 

Pengalaman penggunaan audio

Sebelum membahas audio secara lebih mendalam, saya cantumkan dulu keterangan pengujian yang saya lakukan yaitu menggunakan Spotify Premium dengan setelah audio semua dimaksimalkan (kualitas audio very high), menggunakan ponsel Find X2 Pro serta pengaturan di TWS menggunakan mode ‘Smart’.

Pengalaman audio secara makro

Suara yang dihasilkan oleh TWS ini cukup aman dan nyaman. Aman di sini berarti Anda bisa mendapatkan berbagai fasilitas audio dengan cukup baik, seperti bass, detail, lalu kedap yang cukup membantu mengisolasi suara sekitar, meski TWS ini tidak dilengkapi oleh ANC untuk mendengarkan musik.

Lalu suara high yang tidak terlalu menusuk menjadikan TWS ini memang aman dan nyaman untuk digunakan dalam waktu lama. Untuk mendengarkan lagu-lagu yang menonjolkan vokal, TWS ini cukup menonjol karena kita bisa menikmati detail vokal yang cukup baik. 

Urusan bass TWS ini perlu diberi catatan khusus. Bass di TWS ini bisa cukup dipuji kehadirannya karena cukup menonjol dan memberikan nuansa yang menjadikan mendengarkan lagu lebih terasa lengkap. Cocok juga untuk menonton film atau menikmati trailer-trailer film terbaru di YouTube selain untuk mendengarkan musik.

Kekurangan yang saya temui selama menggunakan TWS ini adalah dari sisi separasi, karena tidak terlalu terasa.                          

Audio testing

Beberapa lagu yang saya gunakan untuk mengetes ada di playlist khusus yang biasanya saya rutin gunakan untuk melakukan uji pada perangkat audio. Secara lengkap berikut hasil uji yang dilakukan.

GIGI – Nirwana 

Detail cymbal, petikan gitar Dewa Budjana serta alunan bass terasa baik, meski separasi biasa-biasa saja malah cenderung tidak terlalu terasa. Namun secara overall mendengarkan lagu dengan tipe pop rock seperti ini dengan Enco Buds cukup menyenangkan.

Queen – Bicycle Race 

Suara vokal terdengar cukup detail dan keseluruhan musik juga terdengar aman, dengan bass yang terasa cukup dominan.

Float – Song of Season

Lagu ini selain menonjolkan suara vokalis yang khas juga menampilkan detail gitar. Suara perpindahan kunci (fret) cukup detail terasa, menjadikan kita bisa menikmati lagu dengan cukup penuh.

Yuna – Langit

Enco Buds memungkan saya untuk bisa mendengarkan detail khas suara Yuna dengan suara rhytm dan bass yang saling melengkapi. Beberapa instrumen tambahan di beberapa part seperti alunan keyboard juga bisa dirasakan dengan detail.

Queen – Bohemian Rhapsody

Lagi-lagi untuk vokal, saya bisa menikmati dengan baik suara Freddie Mercury di lagu ini, bahkan detail khas yang hadir dari suaranya pun cukup terasa. Petikan gitar Brian May terdengar nyaman karena memang untuk urusan suara high, TWS ini cukup nyaman dan tidak membuat sakit telinga. Bass kembali menonjol jadi kita bisa menikmati permainan bass di lagu ini dengan cukup kentara.

L’Arc-en-Ciel – Mirai

Lagu ini memang tidak secepat beberapa lagu Laruku yang lain tapi bisa memberikan gambaran untuk lagu dengan petikan bass yang cepat, detail guitar yang bermain, vokal yang menonjol, drum yang melengkapi serta beberapa tambahan efek sound lain yang menjadikan lagu cukup terasa grande. Semua unsur bisa dinikmati dengan nyaman di TWS ini, termasuk bagian paling saya suka dari semua lagu Laruku yaitu alunan bass-nya yang terus berlari sepanjang lagu.

Ariana Grande  – Stuck with You

Salah satu alasan saya mencoba TWS dengan lagu ini adalah, selain ingin menguji bagian vokal serta bagian bass-nya, karena lagu ini bisa masuk genre pop RnB. Saya bisa menikmat suara Ariana yang khas dengan dentuman bass yang juga menonjol tapi tetap nyaman dan memberikan elemen suara lain di lagu untuk ikut andil menjadikan lagu sebagai bagian utuh. 

Pure Saturday –  Kosong

Saya memilih lagu ini untuk menguji TWS karena beberapa alasan, yang pertama karena di lagu ini ada dua gitar yang bermain dengan ‘jalur’ masing-masing, bass oleh mang Ade yang cukup menonjol, sentuhan drum yang manis serta tentunya ingin mendengarkan kualitas suara vokal Suar. Meski lagi-lagi harus merasakan separasi yang biasa saja, namun saya cukup menikmati menggunakan TWS ini karena bisa cukup detail mendengarkan berbagai part yang saya sebutkan tadi dengan jelas dan baik. Permainan dua gitar yang saling melengkapi, bass yang berlari dan vokal yang galau tapi tegas. 

Testing game

Seperti janji yang diberikan OPPO, Enco Buds memberikan pengalaman bermain game dengan TWS yang menyenangkan. Suara bass yang menggelegar akan seru untuk memainkan game perang, mode ketuk 3 kali memudahkan untuk mengakses mode game untuk pengaturan audio (tidak perlu lagi membuka pengaturan di ponsel) serta dan tanpa masalah berarti untuk konektivitas.

Testing pengalaman meeting

Untuk pengalaman menggunakan Enco Buds selama meeting, saya secara overall tidak menemukan kendala, bahkan saya bisa mendengar dengan baik suara tim, meski tanpa ANC, TWS ini cukup bisa mengurangi suara lingkungan sekitar meski tidak total hasil dari  desain eartips. Untuk suara saya sendiri, saya juga tidak mendapatkan keluhan dari tim atau lawan bicara saya baik dari kualitas suara atau detail lain. 

Enco Buds sendiri dijelaskan OPPO memiliki fitur Call Noise Cancellation cerdas untuk memberikan pengalaman call yang lebih baik karena suara pengguna akan diekstraksi dengan tepat dari kebisingan suara selama panggilan. Sayangnya selama pengujian saya WFH jadi tidak bisa melakukan test di tempat publik yang cukup banyak suara. 


Kesimpulan

OPPO Enco Buds menurut pengalaman pengujian saya adalah perangkat TWS yang nyaman untuk digunakan, dengan penekanan pada bass yang cukup menonjol. Memang desain ini tidak neko-neko dan cenderung ambil jalur aman, tetapi dari sisi fungsi bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan serta nyaman untuk digunakan terutama untuk waktu lama (meski tentu saja Anda harus memiliki jeda untuk menggunakan earphone, jangan digunakan sepanjang hari).

Akes menu sentuh juga cukup beragam serta fitur lain seperti IP54 adalah tambahan fitur yang melengkapi. Dari sisi harga memang cukup ada diposisi menengah, tidak murah (dikisaran harga 300rb) tetapi tidak mahal juga (kisaran harga di atas 1 juta). Untuk kualitas suara yang dihasilkan (bukan dari sisi desain), TWS ini cukup menarik untuk jadi pilihan. Di toko resmi e-commerce, produk ini dijual dengan harga normal 599 ribu rupiah.

Sparks

  • Bass cukup nendang
  • Overall experience nyaman di telinga
  • Harga cukup terjangkau untuk kualitas yang dihadirkan
  • Sudah IP54
  • Kontrol sentuh cukup banyak

Slacks

  • Separasi audio kurang
  • Unit penjualan tanpa kabel charger
  • Desain terlalu biasa (aman)

Kompetisi dari Legion of Racers Hadirkan Tarmac Works Sebagai Sponsor Utama

Organisasi esports asal Singapura, Legion of Racers )LOR) mengumukan dukungan sponsor untuk acara balapan tahunan mereka, Legion of Racers Online League. Sponsor utama acara ini adalah perusahaan mobil-mobilan atau model car yang cukup kenamaan yaitu Tarmac Works. Dengan bergabungnya Tarmac Works maka nama turnamen akan menjadi LOR Online League Presented by Tarmac Works 2021

LOR Online Leagure 2021 terdiri dari 5 babak balapan yang akan dimulai awal bulan Juli. Game yang digunakan adalah Asseto Corsa Competizione. Round 1 akan dimulai persis tanggal 1 Juli dan lanjut terus sampai awal Agustus 2021 dengan 1 babak kurang lebih berjalan selama 1 minggu.

Balapan ini menghadirkan dua jenis hadiah, yang pertama adalah uang tunai dan yang kedua berupa barang. Untuk detailnya sebagai berikut:

  • 1st – SGD800
  • 2nd – SGD500
  • 3rd – SGD300
  • 4th – SGD200
  • 5th – SGD100
  • 6th – SGD100

Untuk hadiah produk:

  • 1st Place: Logitech Pro Wireless Mouse/Logitech Pro X Keyboard/Logitech Pro X Wireless Headset
  • 2nd Place: Logitech G304 Lightspeed Black/Logitech G915 TKL Black/Logitech G733 Black
  • 3rd Place: Logitech G502 Hero/Logitech G512/Logitech G431

Sebagai sponsor, Tarmac Works akan menempatkan logo mereka di mobil yang digunakan dalam kompetisi. Selain itu Tarmac Works juga akan menghadirkan 3 pengemudi dengan desain MOONEYES yang akan ikut dalam balapan. Dan yang paling keren adalah, 3 desain dari kompetisi tahun ini akan dihadirkan menjadi model car juga.

Co-founder LOR lewat postingan blog mengatakan bahwa kerja sama dengan Tarcam Works ini diharapkan akan menghadirkan kompetisi yang baik bagi para pembalap virtual, dan desain unik dari Tarmac Works juga akan menambah seru balapan. 

Sebagai informasai, Tarmac Works sendiri telah menjadi mitra LOR sejak 2018. Dan dukungan atas kompetisi menegaskan peran Tarmac Works di ranah sim racing community.

Felix Kwong, Director Tarmac Works juga menambahkan bahwa tujuan dari dukungan pada LOR salah satunya adalah untuk memberikan support pada komunitas esports di region Asia. 

Selain Tarmac Works, turnamen tahunan ini juga menggandenk TikTok sebagai official broadcast platform. LOR sendiri memprediksi akan ada 40 pembalap virtual terbaik di Asia yang akan mengikuti turnamen ini, yang sebagian besar akan diisi oleh pembalap dari Asia Tenggara. 

Sebagai salah satu pengkoleksi die cast, hadirnya Tarmac Works yang secara rutin menjadi pendukung balap virtual adalah kebahagiaan tersendiri. Apalagi Tarmac Works akan menghadirkan mainan model car fisik khusus kompetisi ini. Gaya kerja sama ini tentunya menarik dari sisi bisnis, apalagi Sim Racing diprediksi akan terus tumbuh setelah mendapatkan momentum selama pandemi. Tidak hanya akan melebarkan sayap pada audience yang mungkin belum mengenal secara detail balap virtual tetapi mengenal model cars lewat produk Tarmac Works, di sisi lain akan membawa brand Tarmac Works pada audience esports, yang saya yakin sangat bisa untuk menjadi konsumen Tarmac Works dan membeli produk model car mereka sebagai koleksi. 

Untuk Anda yang ingin mengikuti turman ini bisa menuju tautan www.legionofracers.com/onlineleague dan Facebook@LegionOfRacers

Untuk jadwal lengkap sebagai berikut:

Round 1 – 7 July 2021: Nurburgring

Round 2 – 14 July 2021: Misano

Round 3 – 28 July 2021: Silverstone

Round 4 – 4 August 2021: Monza

Round 5 – 18 August 2021: Suzuka

Disclosure: Hybrid.co.di adalah mitra Legion of Racers.

Hybrid.co.id Jalin Kerja Sama dengan Niko Partners

Dalam menjalankan Hybrid.co.id, salah satu yang terus kami jalankan adalah menjalin relasi dengan berbagai mitra, baik yang sudah ada adalam ekosistem esports atau yang tertarik dan berencana masuk. Tujuannya secara general adalah satu, untuk bersama-sama mengembangkan ekosistem esports di regional Asia dan khususnya di Indonesia.

Salah satu kerja sama yang Hybrid lakukan baru-baru ini adalah dengan Niko Partners. Kerjsa sama yang dilakukan berupa knowledge partnership.

Niko partners adalah firma riset pasar dan konsultasi yang mengkaver berbagai segmen yaitu games, esports dan pasar streaming di Asia. Lembaga ini menghadirkan koleksi analisis data kualitatif maupun kuantitatif, forecast serta saran strategis yang bisa memberikan masukan penting untuk mengetahi tren yang ada di region Asia.

Ketertarikan atas penyajian informasi atau konten berbasis data adalah nadi utama yang selalu kami pelihara sejak awal Hybrid.co.id berdiri. Selain berita, guide baik untuk game in general atau spesifik tema esports, Hybrid secara rutin menyajikan berbagai model artikel yang menyajikan data dalam kontennya, baik sebagai sajian utama atau sebagai konten pendukung. Sajian ini dimaksudkan untuk meberikan perspektif yang lebih clear dan bisa digunakan bagi pembaca untuk berbagai tujuan mulai dari membantu mengambil keputusan dalam menjalankan organisasi esports, atau sebagai bacaan di waktu senggan yang menambah nutrisi pengetahuan.

Hybrid.co.id menjadi salah satu pelopor untuk konten berbayar (premium) di segmen esports dan gaming di Indonesia. Analisis, bedah data atau artikel longform yang menyajikan pemahaman mendalam menjadi salah satu bentuk konten yang menjadi pembeda ketika pembaca masuk ke situs kami. Data dari kerja sama dengan Niko Partnres ini akan menjadi pelengkap bagi artikel-artikel mendatang kami, sehingga bisa menghadirkan konten yang lebih berbobot, menambah pengetahuan dan jadi lebih menarik.

Tentu saja, akan ada pula artikel-artikel dengan data dari kerja sama Niko Partners ini  yang bisa Anda baca secara gratis (bukan artikel premium), dan usaha untuk penyajiannya kontennya pun akan sama baiknya dengan artikel premium. Namun biasanya, artikel premium akan lebih dalam dalam membahas sebuah topik.

Kerja sama dengan Niko Partsners ini kami harapkan bisa menambah lengkap nutrisi data, analisis serta pandangan atas industri gaming dan esports yang hadir dalam konten-konten di Hybrid.co.id. Jangan lupa untuk selalu kunjungi Hybrid.co.id untuk mendapatkan konten tersebut. Atau Anda bisa juga daftar newsletter kami untuk mendapatkan informasi rutin langsung di email Anda.

Kerja sama dengan Niko Partners ini menjadi tambahan mitra dalam lembaga/organisasi bagi Hybrid setelah Esports Charts, tim esports BOOM ID, Legion of Racers, Myth Station dan UwU gaming.

Memulai Virtual Racing Bagian 2: Konsol dan Perangkat Keras untuk PC

Pada artikel sebelumnya, telah dibahas tentang judul game balapan mobile terbaik yang bisa dipilih untuk para pemula, baik untuk perangkat PC atau konsol. Pilihan game balap mobil yang ada pada artikel tersebut didasarkan pada asumsi bahwa pemain sudah memiliki setidaknya satu sistem untuk bisa bermain. Lalu bagaimana jika mereka belum memiliki perangkat PC atau konsol?

Nah, di artikel ini akan dibeberkan panduan pemula tentang bagaimana menentukan kebutuhan gaming system paket hemat alias untuk pemula yang sesuai dengan pilihan judul game yang akan dimainkan.

Konsol

Untuk mereka yang memainkan judul Gran Turismo, Playstation adalah pilihan perangkat yang paling pas untuk seri game ini. Salah satu alasannya karena game ini eksklusif hanya tersedia untuk platform milik Sony. Gran Turismo Sport dirilis pada bulan Oktober 2017 untuk PS4, namun next gen console seperti PS5 bisa memainkan game ini tanpa ada masalah.

Bagi mereka yang ingin memainkan versi terbaru, yaitu Gran Turismo 7, maka PlayStation 5 adalah perangkat pilihan jangka panjang yang pas untuk memainkan game ini. Anda bisa memiliki PS5 dengan menyiapkan dana $399 USD untuk yang versi digital dan $499 USD untuk yang versi dics. Namun karena keterbatasan stock yang menjadikan cukup sulit untuk memiliki PS5 dengan harga normal, maka PS4 tetap bisa jadi pilihan. Terutama bagi mereka yang hanya memiliki Gran Turismo Sport sebagai judul game balap mobil di koleksi mereka. PS4 bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah (sekitar $399 untuk yang versi standar dan slim).

Sedangkan untuk mereka yang menggunakan Xbox Series X/S, yang saat ini belum memiliki judul game balap mobil eksklusif, Anda bisa memilih untuk mendapatkan perangkat Xbox One versi standar (dihargai kurang lebih sama dengan PS4 versi slim). Konsol ini juga cocok terutama bagi mereka para fans game Forza. Namun dikarenakan berbagai game balap yang bisa dimainkan di Xbox juga tersedia untuk PC, maka akan lebih baik jika Anda memilih untuk menyiapkan perangkat PC sebagai perangkat untuk bermain sim racing.

PC Gaming

Ketika membangun PC gaming, Anda akan dihadapkan dengan sisi teknikal yang lebih banyak, karena Anda harus memilih perangkat yang berbeda dari berbagai manufaktur di pasaran dan menyusunnya menjadi satu PC yang utuh.

Untuk menjamin dukungan sampai beberapa waktu, Anda bisa memilih untuk membangun PC gaming menengah-atas dengan menggunakan Intel i7 atau AMD Ryzen 7 serta video card kelas atas. Namun demikian, dengan berkembangnya teknologi saat ini, komponen PC menengah atau yang ramah di kantong juga sudah cukup baik untuk menghasilkan performa yang cukup baik. Hal ini didukung pula oleh perkembangan game itu sendiri yang semakin bisa dioptimasi dan mendukung perangkat keras yang cukup luas.

Jika Anda tidak berniat untuk melakukan streaming dengan PC Anda, setup entry level gaming PC standar akan cukup untuk bermain game sim racing, setidaknya dengan menggunakan 4 core 8 thread processor (contohnya Intel i3 9100f atau Ryzen 3 3100, keduanya memiliki harga ritel sekitar $99 USD) yang dikombinasikan dengan entry level video card, seperti Nvidia GTX 1650 atau AMD’s RX 570 (keduanya punya harga ritel $149 USD). Lalu setidaknya 16GB DDR4 untuk RAM akan cukup untuk mencapai kurang lebih 60 FPS pada pengaturan grafis secara medium di sebagian besar permainan balapan PC.

Prosesor Ryzen yang telah memiliki built in graphics seperti Ryzen 5 3400G (seharga $149 USD) akan sanggup memainkan berbagai game seperti Assetto Corsa dan RaceRoom (keduanya adalah contoh game balap untuk pemula), namun prosesor ini akan cukup kesulitan jika tidak ada video card khusus yang disandingkan dengan CPU, karena konten di game ini akan mendapatkan pembaruan dari sisi grafis.

Anda sebenarnya bisa menggunakan PCIe video card yang ada di motherboard, namun motherboard-nya sendiri akan tergantung dari pilihan prosesor yang Anda pilih. Kalau Anda memilih prosesor dari Intel maka Anda harus juga memperhatikan pilihan generasi Intel CPU Anda:

  • Untuk Intel i# 9100/9100f (Intel Generasi 9 – “Coffee Lake”), Anda akan membutuhkan setidaknya motherboard dengan chipset B360 atau B365.
  • Untuk i3 10100/10100f (Intel Generasi 10 – “Comet Lake”), Anda akan membutuhkan setidaknya motherboard dengan chipset B460.

Sedangkan pilihan motherboard untuk prosesor dari AMD lebih mudah. Untuk Ryzen 3 3100, motherboard dengan chipset B450 jadi rekomendasi yang bisa diandalkan. Saat tulisan ini dibuat, baik Intel atau AMD belum merilis pilihan produk entry level dari Intel Core generasi 11 atau jajaran Generasi Ryzen 5.

Komponen lain yang harus diperhatikan

Untuk RAM, setidaknya Anda membutuhkan spesifikasi RAM sebesar 16GB. Besaran RAM ini jadi pilihan paling aman karena versi terbaru Windows bisa dengan mudah mengambil 3GB RAM saat tidak digunakan. Untuk penggunaan prosesor dari Intel, memilih DDR4 RAM dengan clock speed manapun akan jadi pilihan yang aman. Sedangkan untuk prosesor AMD Ryzen, pilihan paling baik adalah minimal RAM dengan clock speed setidaknya 2400 MHz. Jika memungkinkan, Anda juga sebaiknya menginstal RAM dengan konfigurasi dual channel, agar lebih stabil.

Catatan penting, jangan gunakan power supply murahan. Pilih minimal power supply 650W dari brand ternama dengan rating setidaknya 80 Plus White atau Bronze. 650W adalah pilihan terbaik terutama jika Anda akan melakukan upgrade di kemudian hari.

Untuk ruang penyimpanan, kombinasi Solid State Drive (SSD) + Hard Disk Drive (HDD) adalah pilhan paling standar untuk desktop gaming. Setidaknya gunakan 128GB SSD, yang nantinya akan jadi tempat sistem operasi berjalan. Besaran HDD yang bisa Anda pilih akan tergantung jadi berapa banyak game yang akan Anda install. Untuk setup racing game paling hemat, 1TB akan cukup. Jika dana cukup terbatas, Anda sebenarnya bisa juga memilih untuk hanya menggunakan HDD saja. Namun pilihan ini akan memberikan dampak pada loading yang lama saat menyalakan komputer.

Oh ya, jangan lupa untuk membeli monitor. Jika Anda berencana untuk lebih serius menekuni sim racing di kemudian hari, pilihan paling pas minimal monitor atau TV 24 inci. Tidak perlu pusing dengan kemampuan refresh rate atau response times dari perangkat layar Anda karena budget Anda cukup terbatas.

Komponen di atas sudah cukup untuk memberikan pengalaman balapan yang lancar, bahkan untuk beberapa judul seperti Project CARS 3 dan Assetto Corsa Competizione, serta judul lain yang akan dirilis dalam 2 tahun ke depan. Jika Anda punya tambahan budget, Anda bisa meng-upgrade menggunakan prosesor yang lebih tinggi performanya atau dengan kombinasi video card.

Harga komponen desktop akan memiliki harga pabrik dan harga retail yang berbeda, pastikan Anda mengecek harga di toko komputer terdekat atau langganan Anda untuk harga terbaru.

Optimasi sederhana untuk pengalaman balapan yang mulus

Ketika perangkat PC dan pilihan game Anda sudah siap, Anda juga perlu untuk mengatur tampilan grafis Anda yang akan disesuaikan dengan perangkat keras PC yang dimiliki. Saat bermain game balap, akan cukup sulit untuk melihat perbedaan detail grafis dari mobil, jalur balap dan lingkungan sekitar karena Anda melaju dengan cepat. Saat melaju di lintasan balap, Anda tidak akan bisa melihat bagian kecil/detail, tetapi lebih ke tampilan yang lebih ‘berat’ seperti rumput atau dedaunan, bayangan detail mobil, refleksi mobil dan lingkungannya, serta objek di pinggir lintasan balap.

Melakukan optimasi saat bermain game balap adalah salah satu kunci untuk memberikan pengalaman balap yang mulus dan responsif. Pengaturan detail tinggi atau maksimal, hanya dibutuhkan untuk mengambil foto atau membuat konten video.

Jika Anda mengalami kendala berupa frame drop untuk game yang Anda pilih, pengaturan yang paling direkomendasikan adalah menurunkan fitur ‘shadows’ ke pengaturan paling rendah (cukup untuk menampilkan hanya bayangan dari mobil saja). Lalu atur juga tampilan detail rumput ke ‘off’ atau pengaturan paling rendah. Pengaturan yang sama juga bisa dilakukan untuk fitur refleksi mobil dan jalanan (nama pengaturan atau fitur mungkin akan berbeda untuk setiap game).

Selain itu pengaturan ‘special effect’ juga bisa diatur serupa, karena tampilan efek ini biasanya hanya akan muncul ketika mobil bertabrakan. Untuk pengaturan tekstur dan detail lintasan balap, bisa diatur ke level medium.

Sebagai pembalap pemula, saat balapan kasual, target FPS yang bisa dicapai adalah 30-60 FPS. Sedangkan FPS yang lebih tinggi ideal untuk balapan kompetitif. Optimasi pengaturan ini bisa jadi bahan pembelajaran lain karena akan berbeda dari satu game ke game lain.

Kesimpulan

Tips pemilihan perangkat keras di atas seharusnya sudah cukup untuk para pemula dengan budget terbatas yang ingin memulai game balap mobil. Apakah itu bermain menggunakan PC atau konsol, tujuan akhirnya adalah memiliki perangkat yang mampu menjalankan secara mulus dari game pilihan Anda. Ketika perangkat telah mendukung, yang perlu Anda lakukan adalah bersenang-senang.

Baik bermain game balap mobil di konsol atau PC, tentunya Anda akan membutuhkan setidaknya satu perangkat input (keyboard untuk PC atau gamepad untuk konsol) sebagai alat navigasi atau pengaturan awal.

Ketika sudah bisa menikmati balapan mobil dengan lancar, suatu saat Anda akan merasa perlu untuk menaikkan performa serta merasakan pengalaman balapan yang lebih nyata. Ini bisa didapat dengan kontroler yang lebih baik atau bahkan perangkat gaming wheel. Nah, pembahasan tentang ini akan dituliskan pada artikel bagian ketiga, yang akan jadi bagian final seri tulisan panduan virtual racing ini.

Image sources:

1. PlayStation 4 image (official PlayStation website)
2. Gaming PC
3. Intel and Ryzen box
4. Assetto Corsa graphics settings – self made screenshots

Artikel ini ditulis oleh Luis Moreno dan pertama kali dimuat di Legion of Racers. Publikasi di Hybrid.co.id telah dengan izin, dan kami bekerja sama dengan Legion of Racers untuk menghadirkan berbagai artikel terkait Sim Racing. 

Memulai Virtual Racing Bagian 1: Pilihan Game Balap Mobil Untuk Pemula

Setiap orang harus memulai di suatu titik. Setiap pembalap simulator (sim racer) punya jawaban yang berbeda ketika mereka ditanya tentang pengalaman balapan pertama mereka. Beberapa ada yang kembali ke masa game berbasis DOS di tahun 90an, ada pula yang memulai balapan pertama lewat permainan arcade di game center kota masing-masing.

Dengan pertumbuhan konsol dan game berbasis PC yang semakin luas, ada banyak pilihan game balap yang bisa dimainkan. Tetapi pertanyaan umum yang muncul bagi Anda gamer casual yang ingin mencoba game racing simulation adalah: Judul game balap mobil apa yang cocok untuk pemula?

Sebelum melangkah ke pemulihan judul game, yang pertama-tama harus Anda perhatikan adalah sistem atau platform apa yang Anda punya. Permainan bergenre sim racing tersedia untuk PC maupun konsol dan sebagian besar game balap mobil yang tersedia di PC juga tersedia di konsol.

Perkembangan konsol yang menghadirkan generasi perangkat yang semakin canggih memberikan pengalaman yang semakin baik untuk game racing simulator. Tampilan yang lebih realistik, efek cuaca yang terlihat nyata, atau fitur yang berhubungan dengan berbagai peraturan terkait balapan itu sendiri. Bahkan ada juga yang secara eksklusif hanya tersedia di PS4 atau Xbox One. (Sampai tulisan ini dibuat, belum ada judul game balap yang eksklusif tersedia di PS5 atau Xbox Series X/S).

Game balap mobil terbaik untuk PC

Jika Anda memiliki PC, maka ada banyak pilihan yang bisa dicoba. iRacing dan rFactor 2 adalah beberapa nama yang bisa dipilih. Namun judul yang disebutkan tadi memang lebih ditujukan untuk pembalap mobil digital yang berpengalaman, terutama iRacing karena tidak memiliki fitur bantuan untuk mengemudi selain pergantian gigi, dan ini pun tergantung dari preferensi pembalap atau perlengkapan yang dimiliki.

Setidaknya, ada 3 judul game racing/balap mobil untuk pemula di PC yang cocok untuk para pemula, yaitu Assetto Corsa, seri Project CARS, dan RaceRoom Racing Experience.

Assetto Corsa dipuji sebagai salah satu game yang paling realistik di jajaran judul game balap mobil. Komunitas game ini juga aktif, yang menjadikan game-nya terasa luas karena ada banyak pilihan modding yang tersedia. Tetapi yang paling penting dari game ini adalah navigasi yang mudah untuk pemula. Assetto Corsa punya banyak pilihan mode balapan termasuk mode karir.

Mode karir ini memungkinkan Anda memulai balapan dengan mobil yang bertenaga rendah. Namun jika Anda sudah mahir, game ini juga memberikan pilihan bagi mereka yang ingin langsung mencoba mobil serta track favorit sebagai latihan atau langsung di mode balapan.

Assetto Corsa juga memiliki tiga fitur bantuan dalam mengemudi (individual driving assists) yang bisa dipilih oleh pengguna: Gamer, Intermediate, dan Pro. Beberapa pilihan ini memungkinkan Assetto Corsa menjadi judul game yang cukup ideal bagi pemula.

Di sisi lain, seri game Project CARS lebih cocok untuk pemain yang ingin memilih untuk menikmati pengalaman bermain langsung tanpa ribet. Project CARS 2 secara mendasar menyediakan pengalaman balapan yang cukup lengkap meliputi penggunaan bensin dan ban, fitur kerusakan mobil yang cukup, dynamic daylight serta perubahaan cuaca. Terdapat pula peningkatan sistem ‘Live Track’ yang memberikan efek jika cuaca hujan terus menerus akan mengakibatkan jalur balap ada genangan atau ketika hujan reda, garis kering di trek akan timbul.  Game ini juga memiliki fitur cuaca musiman seperti salju.

Namun, di Project CARS 3 ada beberapa elemen yang dihilangkan, seperti penggunaan ban dan bahan bakar (karena tidak ada pitstop). Seri ini memfokuskan lebih pada pengalaman balap arcade dengan handling yang disederhanakan dibanding seri sebelumnya.

Baik Assetto Corsa dan Project CARS memiliki mode karir untuk pemain pilih dan menyediakan pilihan luas untuk model mobil, mulai dari road cars sampai dengan prototipe Le Mans dan mobil Formula. Project CARS 3 juga telah mengimplementasi gaya ‘Gran Turismo’ yang memungkinkan pemain membeli mobil kelas rendah dan meningkatkannya ke level yang lebih tinggi. Berbeda dengan Project CARS 2 yang menyediakan pilihan mobil dari awal untuk dipilih dan tidak bisa di-upgrade.

Meskipun seri Project CARS tidak bisa mengalahkan Assetto Corsa dalam hal ‘physics’, tetapi judul ini adalah judul game yang paling mudah untuk pemula mainkan, bahkan dengan menggunakan gamepad sekalipun, tanpa ada pengaturan berarti di opsi control gamepad.

Pilihan game terakhir adalah RaceRoom Racing Experience. Game ini tersedia gratis di Steam. Versi gratisnya hanya memberikan 5 track dan 12 mobil balap untuk dipilih. Meski demikian Anda juga bisa mendapatkan akses gratis untuk mobil dan jalur balap premium dalam batas waktu tertentu di tantangan leaderboards. Elemen ‘physics’ dari Raceroomcukup menandingi Assetto Corsa, dan game ini juga memiliki pengaturan bantuan kemudi seperti Novice, Amateur dan Get Real.

Fitur leaderboard challenges juga bisa membantu pemain pemula untuk belajar dalam mengikuti jalur balap, bahkan bisa juga menggunakan jalur dan data mengerem yang dipakai pemain lain (fitur ghost) untuk belajar, karena pemain bisa melihat ‘ghost’ yang tampil di layar. Game ini menjadi pilihan paling ideal untuk mereka yang ingin mencoba genre game sim racing tanpa terlebih dahulu mengeluarkan biaya, karena bisa diunduh secara gratis di platform Steam.

Judul game car racing terbaik di konsol

sim racing

Banyak judul game balap mobil di PC yang tersedia juga di PS4 dan Xbox One. Project CARS dan seri F1 yang dikembangkan Codemasters tersedia di 3 platform berbeda dan menyediakan pengalaman bermain seru bagi para fansnya. Namun, bagi para pengguna PlayStation, Gran Turismo adalah judul game yang dianggap sebagai raja game balap mobil di konsol.

Rilisan paling anyar, Gran Turismo Sport, dikembangkan di PS4 namun bisa juga dimainkan di PS5 (berkat dukungan backward compatibility). Meskipun Gran Turismo lebih menekankan pada aspek multiplayer racing alih-alih mode ‘Sport’, namun game ini juga menyediakan mode single player, yang pada misi pertamanya mengenalkan pemain tentang dasar akselerasi, rem, berbelok di tikungan dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan balapan, sebelum pemain bisa melanjutkan ke mode-mode lain.

Disamping campaign mode, game ini juga menyediakan mode Circuit Experience yang memungkinkan pemain untuk belajar berbagai jalur balap dengan mobil pilihan.

Pada pengaturan dasar, Gran Turismo Sport memiliki fitur bantuan mengemudi yang bisa dimatikan bagi pemain yang lebih berpengalaman dan para pemain kompetitif. Pengalaman mengemudi GT Sport sudah teroptimasi dengan baik untuk dimainkan menggunakan perangkat gaming wheels atau gamepad bawaan PS. Pemain tidak akan gampang lepas kontrol meski mereka melakukan gerakan cukup liar dengan mobil mereka (kecuali semua pengaturan bantuan mengemudi dimatikan).

Kondisi ini menjadikan GT adalah sebuah judul paling ideal untuk para pemula yang tertarik bermain sim racing di platform PlayStation. Sedangkan bagi mereka yang memiliki jajaran perangkat Xbox, seri game Forza Motorsports adalah flagship game balapan di platform ini. Mirip dengan seri Gran Turismo, Forza Motorsports menampilkan pilihan mobil yang sangat luas untuk bisa dikoleksi, tersedia campaign mode, serta pengaturan bantuan mengemudi standar meliputi 3 pengaturan stir berbeda: Assisted, Normal dan Simulation. Meski demikian, platform Xbox memiliki variasi yang cukup banyak untuk genre game balap bagi pemula, lewat pilihan judul seri Project Cars serta judul-judul game F1.

Itu tadi adalah beberapa pilihan game balap mobil terbaik untuk beberapa platform yang cocok bagi para pemula. Fitur bantuan mengemudi serta kemudahan navigasi adalah beberapa fitur penting bagi para pemula yang tidak memiliki latar belakang balapan mobil virtual. Namun tentu saja, yang terpenting adalah having fun sambil membiasakan diri dengan elemen-elemen fundamental dalam balapan.

Lalu bagaimana bagi mereka yang ingin mencoba game balap mobil tetapi belum memiliki komputer atau konsol? Bahasan ini akan dikupas secara lengkap di bagian kedua dari serial artikel ‘Memulai Virtual Racing’. Nantikan artikel selanjutnya.

Gambar header: Freepic.

Artikel ini pertama kali dimuat di Legion of Racers. Publikasi di Hybrid.co.id telah dengan izin, dan kami bekerja sama dengan Legion of Racers untuk menghadirkan berbagai artikel terkait Sim Racing. 

Legion of Racers

 

[Review] Galaxy Buds Pro, Intelligent ANC Untuk Mereka yang Mencari Kualitas Suara dari TWS Samsung

Galaxy Buds Pro adalah TWS paling baru dari Samsung. Posisinya adalah untuk menarik calon pengguna yang tidak hanya ingin memiliki TWS tetapi TWS yang telah dilengkapi Active Noise Cancelling (ANC). Dan Buds Pro adalah senjata Samsung untuk pasar ini.

Ketika pertama kali menyentuh seri dari perangkat Galaxy Buds, kala itu dinamakan hanya Buds saja, saya tidak terlalu antusias. Sebagai penikmat perangkat audio yang memang dirilis oleh perusahaan yang memang fokus dengan audio, ketika melihat perusahaan smartphone atau home appliance seperti Samsung merilis earphone, agak ragu dengan sisi kualitasnya. Apalagi yang dirilis adalah TWS, yang untuk menghasilkan suara yang baik lebih ‘sulit’ dari yang dengan menggunakan kabel. 

Samsung Galaxy Buds Line Up

Kehadiran Galaxy Buds dari sisi segmen sebenarnya cukup monumental. Setidaknya bagi brand di luar Apple yang merilis TWS. Kini hampir semua brand smartphone juga ikut merilis TWS, sampai Nokia pun merilis TWS mereka. Sayangnya dari sisi kualitas, Galaxy Buds seri pertama cukup mengecewakan. Terutama, bagi saya, adalah dari sisi bass. Meski bukan seorang basshead, tetapi unsur bass tetap menjadi penting bagi keseluruhan pengalaman menikmati audio. Galaxy Buds tidak memiliki itu. Namun Samsung menjawab kegagalan Buds dengan merilis versi kedua yaitu Galaxy Buds +, yang dari sisi audio jauh melebihi kakak pertamanya. 

TWS Samsung selanjutnya dari sisi audio sudah cukup mumpuni, Buds Live juga hadir dengan kualitas audio yang bisa diandalkan, dari sisi model, Buds Live cukup monumental dengan mengenalkan bentuk desain ‘kacang’ yang sangat menarik dan menggoda para penikmat earbuds, karena bentuknya yang bukan in-ear murni. 

Galaxy Buds Line Up

Tapi Buds Live punya kekurangan, yaitu ANC atau audio noise cancelling yang kurang mumpuni. Nah untuk menyasar konsumen yang ingin menikmati fitur ANC pada TWS dengan lebih baik, dirilislah Galaxy Buds Pro. TWS ini memiliki apa yang dipromosikan Samsung sebagai Intelligent ANC, yang mampu menyesuaikan lingkungan ketiga pengguna memakai earphone. 

Buds Pro hadir dengan model in-ear dan model yang juga berbeda dengan Buds+ yang memiliki semacam kaitan karet di bagian pinggir. Buds Pro tidak ada bentuknya lebih flawless. Salah satu yang unik adalah bentuk bagian in ear (yang masuk ke lubang telinga) tidak bulat melainkan lonjong. Trik ini cukup berhasil untuk menjaga earphone tetap di telinga dan tidak mudah lepas, di sisi lain tidak ada kaitan tambahan yang membuat tidak nyaman di telinga. 

Di artikel ini kita akan membahas lebih dalam tentang Galaxy Buds Pro. Tidak berlama-lama, langsung saja kita mulai. 

Galaxy Buds Pro

Desain 

Kalau berbicara sisi desain untuk TWS dari Samsung, setidaknya yang masuk seri Galaxy Buds, favorit saya adalah Buds Live. Dua alasannya adalah karena preferensi saya tidak ke TWS model in-ear, dan Buds Live cukup merevolusi desain TWS yang selama ini dihadirkan pabrikan. Posisinya cukup unik antara earbuds dan in-ear. Seperti ingin membuat kategori baru di antara kedua jenis earphone yang populer di pasaran. 

Meski demikian, seperti yang disebutkan di awal tulisan ini, desain Buds Live memiliki kekurangan yang cukup signifikan, bagi pengguna yang mencari fitur ANC yang lebih baik. Meski telah dilengkapi ANC namun tipe open earphone yang dimilikinya tidak benar-benar bisa mengisolasi suara luar, jadi hasilnya tidak maksimal. 

Seperti juga yang pernah dijelaskan pada sebuah sesi tanya jawab oleh pihak Samsung, ketika saya bertanya tentang mengapa desainnya kembali ke model in ear untuk Buds Pro, jawabannya adalah untuk memberikan pilihan bagi pengguna yang ingin mencari model ANC yang lebih ‘padat’ atau yang lebih bisa mengisolasi suara, baik dari luar atau dari suara yang keluar dari earphone. 

Galaxy Buds Pro

Meski demikian, desain in-ear dari Buds Pro bukan berarti tidak memiliki kebaruan dari desain Galaxy Buds tipe in-ear lainnya, setidaknya ada dua yang saya perhatikan memberikan dampak cukup besar dalam memberikan kebaruan dan pembeda dari seri yang lain. Yang pertama adalah bentuk housing-nya. Buds Pro hadir dengan elemen smooth yang kentara, mengambil beberapa esensi desain dari Buds Live dan mengeksekusinya dengan cukup rapi, karena membaca beberapa fitur teknis yang nanti akan saya bahas. 

Tampilan housing yang cukup modern dan shiny ini tentunya tidak lepas dari seri smartphone Galaxy flagship yang dikenalkan bersamaan dengan TWS ini. Galaxy S21 membawa kebaruan dari sisi warna, maka TWSnya pun harus mengikuti. 

Untuk yang kedua adalah bentuk in-ear. Kalau Anda lihat lebih detail tampilan ear tip di Buds Pro tidak sama dengan Buds+. Buds Pro memiliki ear tip yang lebih oval. Rumah ear tip-nya juga lebih oval. Bentuk seperti ini menurut saya cukup menarik karena, sebagai pengguna yang tidak menyukai model in-ear (bagian kuping dalam saya biasanya terasa tidak nyaman jika menggunakan dalam waktu lama), model oval serta bahan dari ear tip Buds Pro ternyata cukup nyaman. Bahkan bagi saya yang biasanya tidak bisa berlama-lama menggunakan model in-ear, Buds Pro bisa saya gunakan untuk beberapa meeting sekaligus atau mendengarkan Spotify dalam waktu cukup lama. 

Untuk elemen desain lain seperti casing, bentuk dari luar masih sama dengan Buds Pro, tetapi ketika dibuka akan memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Bagian belakang agak naik dibandingkan Buds Pro yang datar. Karena model earphone-nya juga berbeda maka outputnya pun berbeda, dan tidak ada lagi keterangan huruf yang menandakan mana bagian kiri dan kanan di casing tetapi pindah ke bagian masing-masing earphone.

Salah satu pengalaman dari sisi desain yang cukup berada juga saya rasakan ketika membuka casing, Buds Pro terasa sedikit lebih berat dibandingkan Buds Live, kekuatan menempel magnetnya terasa lebih kuat. 

Untuk bagian colokan type-C pengisi daya serta indikator lampu saat mengisi daya tidak ada perbedaan termasuk warnanya. Di dalam casing juga ada indikator pengisi daya untuk earphonenya ketika ditempatkan pada casing. 

Unit yang saya coba berwarna ungu pudar, warna lain yang tersedia ada putih dan hitam. Warna-warna ini tentunya mengikuti warna dari seri Galaxy S21.

Fitur Buds Pro

Beralih dari desain mari kita bahas tentang fitur Buds Pro. Ada banyak yang melekat pada perangkat ini tetapi saya hanya akan bahas beberapa saja yang penting atau yang menurut saya cukup berpengaruh pada penggunaan, setidaknya selama saya lakukan uji produk. 

Kalau boleh diurutkan, menurut saya ada beberapa kluster fitur yang jadi daya tarik utama. Untuk penggunaan earphone sebagai alat berkomunikasi, ada 3 built in mic dan voice pick up unit yang menjadi beberapa bagian teknis unggulan Buds Pro. Di sisi dukungan untuk hasil suara audio 2 way speaker termasuk 11mm woofer untuk bass dan 6.5mmm tweeter untuk treble, clean sound dan soundstage luas. Dari sisi teknis perangkat Buds Pro didukung beberapa bagian dari casing earphone-nya untuk hasil maksimal, air vent untuk kenyamanan serta audio yang lebih luas lalu ada mic mesh di bagian luar earphone untuk meminimalisir wind noise

Tuning audio, seperti perangkat audio Samsung lain misalnya earphone dan smartphone, Buds Pro juga membawa racikan dari AKG. Samsung juga bekerjasama dengan Dolby untuk menghadirkan pengalaman Dolby Head Tracking untuk fitur 360 audio saat menonton video, film atau acara TV.  

Dan yang mungkin paling utama adalah Intelligence Auto Noise Canceling yang jadi fitur utama di TWS ini, setidaknya dibandingkan TWS dari Samsung lainnya. Kalau menurut penjelasan resmi Samsung, Fitur ANC dari Buds Pro bisa mengurangi background noise sampai dengan 99%. Dengan aplikasi bawaan, pengguna bisa mengatur level dari kekedapan suara yang diinginkan. Dan, Buds Pro juga dilengkapi Voice Detect yang memungkinkan perangkat ini mendeteksi suara saat digunakan, sehingga pengaturan bisa berubah ketika Anda berbicara. 

Galaxy Buds Pro

Untuk beberapa fitur lain Buds Pro membawa sertifikat IPX7 sehingga tahan air, meski tidak disarankan untuk penggunaan di pantai dan kolam renang. Tetapi untuk kegiatan olahraga sertifikasi ini sudah cukup. Meski demikian, casing tidak tahan air dan Anda harus mengeringkan TWS ketika basah sebelum mengisi daya atau memasukkannya ke casing. 

Buds Pro dilengkapi bluetooth 5.0, wireless powershare dengan perangkat Galaxy yang mendukung, lalu ada pula fitur auto switch yang memudahkan berganti perangkat secara otomatis asalkan Anda login ke akun Samsung dan menggunakan perangkat Samsung dengan One UI 3.1.

Quick charging juga didukung dengan detail seperti ini – berdasarkan situs resmi:

30min play / 3min charging (Wired, Wireless, D2D)

60min play / 5min charging (Wired, Wireless, D2D)

85min play / 10min charging (Wired, Wireless)

Buds Pro juga mendukung perintah sentuh baik touch atau hold, tetapi tidak untuk swipe. Dan untuk playtime, di atas kertas, dengan ANC 5 jam plus 13 jam di case. ANC off 8 playtime dan 20 di case.

Galaxy Buds Pro

Pengalaman penggunaan

Sekarang kita masuk ke pembahasan dari pengalaman saya menggunakan TWS ini terutama untuk mendengarkan musik. Test yang saya lakukan menggunakan dua ponsel samsung Galaxy Note 10+ serta S21 S20 Plus dan Spotify premium. Untuk pengaturan sendiri, saya lebih banyak melakukan uji dengan menggunakan mode equalizer bass boost serta ambient sound volumenya extra high, dan ANC di level high.

Pengalaman yang cukup terasa saat mencoba Buds Pro adalah ANCnya cukup memberikan efek. Namun ketika menggunakan ambient sound Anda akan mendengar suara seperti mendesis, terutama ketika mendengar lagu yang slow dan tidak terlalu banyak instrumen seperti lagu yang fokus pada vokal. Suara yang ada disekitar juga terdengar jelas bahkan terkadang terlalu jelas, seperti ada alat yang membantu meningkatkan keterdengaran atas suara sekitar. Kadang suaranya terasa lebih keras dibandingkan dengan tidak memakai Buds Pro.

Sedangkan untuk mendengarkan musik, pengalaman yang saya dapatkan adalah bass-nya cukup terasa, mengingatkan pada pengalaman Buds+ atau TWS Galaxy Buds generasi kedua tetapi dengan peningkatan, sehingga Buds Pro terasa lebih mantap dari sisi bass. 

Galaxy Buds Pro

Untuk urusan detail pada lagu juga cukup terasa dengan blend antara berbagai bunyi yang baik. Beberapa lagu yang rutin saya gunakan seperti Yang T’lah Berlalu dari Gigi atau beberapa lagu yang fokus pada gitar akustik seperti Dekat di Hati dari Ran atau More Than Words – Extreme. Buds Pro mampu menampilkan suara petikan dengan cukup detail termasuk petikan Nuno Bettencourt di lagu More Than Words, atau bunyi cymbal tipis yang khas di lagu Yang T’lah Berlalu-nya Gigi Band. 

Separasi tipis terasa dan tidak begitu kental tapi masih bisa diterima. Saya malah terpikir untuk membuat semacam list ringan, mana lagu yang ingin saya rasakan separasi dengan lebih dalam atau mana lagu yang ingin saya rasakan rythem-nya. Misal lagu dengan full band lengkap seperti Queen dengan Bohemian Rhapsody akan saya dengarkan dengan mematikan ANC karena ingin merasakan suasana ramai dengan rythem yang lebih kental. Tetapi disisi lain, jika saya ingin menikmati suara Freddie Mercury atau petikan Brian May dengan lebih intim di lagu ini, saya akan menyalakan ANC dan menaikan sedikit volume. 

Pengalaman lain yang saya rasakan adalah dengan ANC hasil suara seperti menarik ke arah lebih depan dari sisi vokal dan unsur lain ke belakang, sedangkan ketika ANC dimatikan, suara vokal agak sedikit ke belakang. 

Untuk beberapa lagu saya lebih suka dengan menggunakan mode ambient sound, meski suara disekitar masuk, tetapi kalau di ruangan sepi suara musik terdengar seperti lebih luas, bass juga terasa lebih nendang. Rhythm juga lebih keluar sehingga keseluruhan suara terasa lebih terbungkus. Dengan mode ANC, bass seperti agak tertahan, meski tetap terdengar tapi tidak semantap ketika menggunakan ambient sound. Ketika ANC aktif, suara musik juga seperti lebih tertutup, tapi dengan separasi yang agak sedikit lebih terasa. Lagu yang saya dengarkan ketika mengalami ini adalah Slow Mover dari Angie McMahon yang menampilkan suara gitar yang cukup ruff, bass dan drum yang terasa dengan kombinasi musik yang tidak terlalu rumit. 

Dengan kondisi ini, maka ketika saya ingin menikmati lagu yang fokus pada vokal maka saya akan menyalakan ANC untuk bisa menikmati artikulasi penyanyinya dengan maksimal. Misalnya pada lagu Ariana Grande dan Justin Bieber – Stuck with U atau ketika saya ingin mendengarkan suara yang lebih pure dari vokal Yuna pada lagu favorit saya Langit. 

Meski demikian, ketika menggunakan mode ANC, karena memang lebih kedap, untuk urusan detail suara akan lebih terasa. 

Galaxy Buds Line Up

Samsung juga cukup menonjolkan fitur Voice Detect untuk TWS Buds Pro ini, yang memberikan fitur otomatisasi pengenalan suara, cukup berguna ketika mengunakan pengaturan ANC dinyalakan. Secara teori, fitur ini cukup berguna sebenarnya, terutama yang menggunakan TWS saat komuter atau yang sering membeli kopi di kedai kopi instan. Namun saya juga mendapatkan kekurangan dengan fitur ini.

Salah satu kekurangan TWS dengan fitur Voice Detect, ketika fitur ini aktif kalau kita bersenandung maka Buds Pro akan mendeteksi suara kita dan dianggap sedang berbicara dan akhirnya mode berubah ke ambient sound (kalau kita ada di mode ANC aktif). Ketika mode sedang ada di mode ambient sound (ANC tidak aktif), yang seharusnya suara sekitar tedengar cukup jelas, ketika saya berbicara, maka Buds Pro tetap akan mendeteksi suara saya dan volume lagu akan berkurang. 

Di satu sisi, ini adalah good problem karena sensitivitas Buds Pro mendeteksi suara cukup bisa diandalkan, tetapi di sisi lain cukup mengganggu karena mode akan sering berubah. Terkadang kita tanpa sadar humming atau menyanyikan lirik dari lagu kesukaan yang tengah didengarkan. Fitur ini bisa berguna ketika kita menggunakan TWS di tempat umum atau ketika ingin bercakap dengan orang lain, misalnya, seperti yang saya sebutkan sebelumnya ketika memesan kopi di kedai, namun akan cukup menjengkelkan bagi mereka yang suka sing a long. 

Permasalahan lain muncul saat saya mencoba mengunakan Buds Pro untuk Zoom call ketika meeting. Saat pengaturan Voice Detect dinyalakan, saya mendapatkan protes karena suara saya jadi lebih kecil terdengar oleh lawan bicara saya. Dan saat saya berbicara, suara lawan bicara juga akan mengecil, 10 detik baru kembali ke pengaturan terakhir yang saya atur. Salah satu cara untuk menggunakan Buds Pro untuk panggilan telepon adalah mematikan Voice Detect. Jadi kepikiran, apa jadinya kalau saat komuter, menyalakan Voice Detect dan ANC. Tidak ada masalah ketika membeli kopi di kedai kopi kenikian, karena suara offline bisa terdengar secara otomatis. Lalu kembali berjalan dan tiba-tiba ada Zoom call meeting mendadak. Akan sedikit repot karena kita harus mematikan dulu Voice Detect agar panggilan meeting bisa lancar diikuti.

Meski demikian, tentunya fungsi ANC yang sebenarnya adalah mengisolasi telinga kita dari suara luar agar dapat lebih menikmati musik atau melakukan panggilan telepon misalnya dengan lebih baik, atau jika Anda mendengarkan musik di tempat umum atau commuter, tetap bisa mendengar suara sekitar, untuk alasan keamanan atau sosial. Anda hanya perlu melakukan penyesuaian pengaturan saja. 

Di luar pengalaman suara, ada satu fitur yang saya harap hadir di Buds Pro, yang dari sisi harga cukup premium sebenarnya. Saya berharap pengaturan yang bisa dilakukan dengan sentuhan lebih banyak dari sekedar touch and hold feature. Di Buds Pro kita harus memilih, misalnya fungsi touch dan hold hanya untuk menaikkan menurunkan volume atau mengaktifkan atau menonaktifkan ANC. Kalau saja bisa satu atau dua kombinasi, maka akan lebih memudahkan. Misal bisa menambahkan pengaturan menaikkan menurunkan volume di earpiece kanan dan pengaturan noise control di earpiece kiri atau sebaliknya. Atau bisa juga ditambahkan pengaturan swipe seperti beberapa tipe wireless earphone

Aplikasi pendukung

Galaxy Wear App

Seperti juga versi Galaxy Buds lainya, Buds Pro juga mendukung aplikasi Galaxy Wearable yang bisa digunakan untuk melakukan beberapa pengaturan termasuk memilih Noise Control, Voice detect, Touch and Hold, Equalizer atau beberapa fitur lain seperti Find My earbuds dan Labs. Buka aplikasi untuk terkoneksi dengan Buds Pro, update plugin jika belum dan Anda siap menggunakannya. 

Sayangnya, pengaturan Equalizer yang ada tidak terlalu advance alias tidak bisa melakukan pengaturan secara bebas, kita hanya bisa memilih dari pengaturan-pengaturan yang telah disediakan seperti Normal, Bass Boost, Soft, Dynamic, Clear atau Treble Boost. 

Galaxy Wear App

Penutup

Kalau mau disimpulkan dalam satu kalimat, secara overall suara yang dihasilkan Buds Pro nyaman, baik saat menggunakan ANC atau tidak. Jika Samsung ingin memposisikan Buds Pro untuk penggemar Galaxy Buds dan ingin mencari fitur ANC yang lebih baik dari seri Buds yang sebelumnya tersedia, maka Samsung telah berhasil. Buds Pro bisa memberikan itu. 

Dari sisi unsur suara yang lain juga saya tidak menemukan kekurangan yang cukup signifikan, setidaknya untuk segmen TWS dan dengan pengujian lagu menggunakan layanan streaming. Ada beberapa alasan kenapa saya menggunakan layanan streaming (saja) untuk mengetes kemampuan audio. Alasan paling sederhana adalah, memposisikan sebagai pengguna umum yang jadi target market Buds Pro. Karena jika saya ingin membeli TWS ini, tentu saja saya akan menggunakannya untuk keseharian, dan dalam keseharian, cara paling mudah untuk mendengarkan lagu adalah lewat layanan streaming music

Alasan kedua, saya punya playlist khusus dari berbagai genre yang hampir selalu saya gunakan ketika menguji perangkat audio. Berbagai genre untuk menguji beberapa elemen musik dan bagaimana perangkat audio mengantarkannya. 

 

Buds Live Pro

Dari sisi desain, meski saya lebih suka dengan tampilan Buds Live tetapi saya cukup merasa terkejut dalam arti positif, bahwa Buds Pro yang merupakan model in-ear bisa sangat nyaman di telinga, bahkan bagi penikmat musik seperti saya yang sama sekali bukan ‘anak in-ear, lebih ke anak earbuds dan headphone’. 

Dan dari sisi fitur, Buds Pro punya fitur-fitur dasar dan penting yang harus dimiliki TWS untuk bisa digunakan sehari-hari. Buds Pro memang dijual dengan harga yang cukup mahal, 3 juta rupiah. Dengan harga ini tentu saja kalau ditanya pendapat pribadi, sebagai penggemar headphone, saya akan mencari headphone audiophile entry level atau bahkan wireless headphone generasi agak lama di harga yang sama. Tetapi untuk Anda penggemar brand Samsung atau memang menggunakan ekosistem Samsung, TWS ini adalah pilihan yang cukup tepat. 

Bagi Anda yang memang bukan pengguna perangkat Samsung, Buds Pro juga tetap bisa menjadi alternatif ketika ingin mencari perangkat TWS. Dari sisi desain, hasil suara dan fitur lain, Buds Pro tetap layak untuk dijadikan pilihan. Dengan syarat utama tentu saja, budget Anda cukup.

Sparks

  • Desain menarik
  • Nyaman digunakan
  • ANC mengalami peningkatan 
  • Fitur voice detect
  • Suara yang dihasilkan baik (bass, detail, separasi)

Slacks

  • Harga cukup premium
  • Voicet detect tidak cocok untuk sing a long

Roblox Masuk Bursa, Trailer Game Ninja Turtles dan Informasi Tentang Humble Bundle

Rekap berita terkait game kali ini mencoba merangkum beberapa informasi termasuk tentang Roblok yang resmi melantai di bursa serta trailer game Ninja Turtles rilisan DotEmu.

Roblox Masuk Bursa, Valuasi di Atas 40 Milliar Dollar

roblox

Jika Anda pemain game Roblox, kini Anda tidak hanya bisa memiliki atau memainkan game-nya tetapi juga bisa membeli saham perusahaannya. Roblox resmi melantai di bursa di New York Stock Exchange lewat metode direct listing.

Ketika pertama kali dijual, harga saham per share adalah $64.50 yang menjadikan valuasi perusahaan asal Kalifornia ini di angka $41.9 billion. Meski secara keseluruhan perusahaan masih merugi namun Roblox memiliki 32.6 juta DAU. Saatu ini Roblox memiliki 1000 lebih karyawan dan berencana untuk menambah sebagai bagian rencana pengembangan perusahaan.

Ada 224 Charities di Humble Bundle Tahun 2020

Seperti dikutip dari VentureBeat, Humble Bundle menyebutkan bahwa ada 30 juta dollar yang bisa mereka kumpulkan untuk bundle layanan mereka pada tahun 2020.

Humble Bundle menyediakan layanan yang memungkinkan pengguna untuk membeli paket ‘ditukar’ dukungan yang diberikan ke Humble Bundle. Sebagian dari dana dukungan kamudian diberikan untuk program sosial. Paket produk yang di sediakan mulai dari game, buku dan media lain.

Penjualan Perangkat Keras Video Game Naik 121%

Penjualan bulanan perangkat keras gaming, terutama konsol, di AS meningkat 121% dibandingkan Februari tahun 2020. Sony, Microsoft dan tentu saja Nintendo Switch dalah beberapa perangkat keras gaming yang cukup berperan pada penjualan tertinggi selama bulan Februaru sejak tahun 2011. Sedangkan pertumbuhan pengeluaran terkait perangkat keras gaming naik 130% dibandingkan tahun lalu.

Perangkat keras gaming memang sedang masuk dalam masa yang menarik, dengan next console terbaru yang sudah dirili seperti PS 5 dan generasi baru Xbox. Tapi Switch dari Nintendo adalah anak emas dari pertumbuhan karena merupakan best – selling platform perangkat keras gaming di bulan Februari. Data ini dirilis oleh The NPD Group.

Teenage Mutant Ninja Turtles: Shredder’s Revenge Siap Rilis

Game Teenage Mutant Ninja Turtles: Shredder’s Revenge dari DotEmu, yang telah sukses dengan game Steets of Rage 4 tengah bersiap untuk rilis game baru. Game terbaru ini juga mengambil nuansa nostalgia game arcade. Namun game Ninte Turtle terbaru ini bukan remake atau direct copy tetapi hanya mengambil inspirasi dari versi original dan disajikan dalam gaya retro. Game dikembangkan Tribute Games dan dirilis oleh DotEmu.

Sayangnya blm ada tanggal resmi, kita hanya bisa melihat trailer dan menantikan kehadirannya di console dan PC. Tema game sebenarnya mirip Streets of Rage 4 yaitu side scrolling bet em up, tapi kalalu melihat trailer-nya sih, game ini sepertinya akan menuai sukses layaknya game Streets of Rage 4.

WildRift Makin Mengglobal, Valorant Challengers Indonesia, dan Infor Turnamen PCMA dari UniPin

Rangkuman informasi seputar game dan esports tengah minggu hadir kembali membawa informasi dari dua game yang sedang naik daun, yaitu WildRift dan Valorant.

Wild Rift Makin Tersedia Luas

WildRift

Pengguna Indonesia sudah bisa memainkan game LoL: Wild Rift bahkan update terakhir juga sudah bisa dinikmati, termasuk spectator mode. Game ini akan semakin tersedia untuk pengguna global karena Riot Games akan merilis game ini di North and South America pada 29 Maret nanti untuk Android dan iOS. Meski nanti rilisnya masih open beta namun ini memberikan angin segar, terutama untuk organisasi esports global (baca: AS).

Wild Rift sendiri salah satu game moba untuk perangkat mobile yang cukup dinantikan ranah esports-nya. Belum ada turnamen sebesar LoL memang, tetapi Riot Games sudah mulai memberikan pemanasan untuk esports dengan mengadakan Icon Series dengan menghadirkan beberapa tim esports ternama di Asia. Menarik tentunya kalau sampai organisasi esports LoL di AS yang akan merilis rooster untuk MOBA mobile ini.

Valorant Challengers Indonesia Bersiap Masuk Babak Final Qualifier 3

valorant

Setelah melewati berbagai pertandingan babak final quailifer 1 dan 2, turnamen resmi di bawah Riot Games untuk Valorant di Indonesia, Valorant Challengers Series akan bersiap untuk masuk babak final qualifier 3 yang akan diadakan tanggal 12 – 14 Maret alias akhir minggu ini.

Qualifier 2 telah menjadikan NXL Ligagame sebagai juaranya dan berhak menjadi wakil Indonesia pertama untuk turnamen Valorant SEA Masters 01. Sedangkan 3 tim juara lain babak final qualifier 2 yaitu Boom Esports. XCN dan Alter Ego akan bertanding lagi dengan para finalis dari babak open qualifier 3.

Valorant menjadi salah satu angin segar untuk game FPS di Indonesia, kehadirannya cukup membangkitkan gelora para peminat game FPS yang sebelumnya sempat berjaya di Indonesia lewat CS:GO dan Point Blank atau RainbowSix yang juga sempat dipopulerkan oleh Hybrid dengan menggelar turnamen komunitas secara rutin. Dengan ekosistem yang masih baru, Valorant tentunya menjadi game FPS yang cukup menarik diamati untuk geliat esports-nya.

Turnamen UniPin PUBG Mobile Cyber Arena 2021 Digelar Sampai 21 Maret 2021

PCMA

TUrnamen peremuan untuk game PUBGM yang diadakan oleh UniPin telah resmi dibuka sejak tanggal 8 Maret 2021 dan akan diselenggarakan sampai dengan tanggal 21 Maret 2021. PUBG Mobile Cyber Arena (PCMA) 2021 akan diadakan secara online dan diikuti oleh tim amatir dan profesional seperti Aerowolf Zoo, Onic GLory, Belletron Ace dan Luna Nera.

Turnamen akan dibagi menjadi babak qualifier 1 pada tanggal 8-9 Maret, lalu qualifier 2 10 Maret, semifinal Qualifier 11 Maret dan akhirnya masuk babak semifinal 15 Maret dan grandfinal sendiri akan diadakan pada tanggal 20-21 Maret 2021. Acara akan disiarkan via live stream di kanal Youtube UniPin Gaming Update.

Sensor Tower Perkenalkan Game Intelligence

Layanan analytic SensorTower belum lama ini mengenalkan Game Intellegence, sebuah perangkat analisis pasar yang masuk dalam produk Store Intelligence buatan mereka. Secara mendasar tools ini memungkinkan pengguna layanan SensorTower untuk melihat data dari toko aplikasi dan memungkinkan mereka untuk menganalisis berbagai data yang dibutuhkan pengembang game mobile.

Pengguna SensorTower bisa mengumpulkan data unduhan dan revenue, membandingkan data berdasarkan negara atau mengumpulkan data berdasarkan genre bahkan brand yang lebih spesifik seperti judul game. Layanan ini tentunya akan berguna bagi para pengembang aplikasi game mobile yang membutuhkan data tambahan untuk menjalankan analisis pasar bagi perusahaan mereka.

Band Queen Rilis Game, Konser Musik di Roblox dan Update Genshin Impact

Rangkuman informasi tentang berbagai update dari dunia game kembali hadir. Ada band legendaris yang rilis game, juga konser musik di game. Informasi lain juga kami hadirkan untuk menambah seru hari Senin Anda.

Band Legendaris Queen Rilis Game di Android dan iOS

Penggunaan game untuk tokoh terkenal memang sudah sering dilakukan, termasuk juga untuk band legendaris Queen. Yang belum lama ini merilis game untuk perangkat Android dan iOS. Game ini dirilis untuk merayakan ulang tahun ke-50.

Queen: Rock Tour adalah judul game yang telah tersedia dan bisa dimainkan oleh para penggemar Queen yang ingin bernostalgia atau mereka yang ingin mengenal lebih band ini lewat game. Anda bisa menikmati lagu-lagu tenar dari band ini, termasuk 20 greatest hits yang akan memanjakan telinga Anda. Sejarh Queen juga bisa dinikmati lewat game ini dan tentu saja ada sisi gamification yang bisa juga membuat Anda stay memainkan game ini diwaktu luang.

Roblox Jadi Tempat Rilis Album

Irisan antara musik dan game, terutama multiplayer memang menjadi tren. Salah satu kesuksesan yang dibicarakan banyak pelaku industri adalah Fortnite yang berulang kali mengadakan proyek musik di game mereka. Marshmello, deadmau5 sampai dengan Steve Aoki. Nah kini game Roblox juga mengambil jalan yang mirip.

Band Why Don’t We mengadakan launch party yang diadakan di dunia virtual di dalam game Roblox. Band ini baru saja merilis album kedua. Dari sisi game, sebenarnya irisan antara musik ini membawa sebuah dunia baru. Musik memang bukan sesuatu yang terpisahkan dari game, karena hampir semua game menggunakan latar musik atau bahkan ada beberapa yang memiliki album sendiri. Namun audiens antara game dan musik ini masih berbeda ‘kubu’. Membawa penggemar musik ke game, lalu sebaliknya memberikan ruang panggung baru pemusik di game adalah perkembangan paling menarik di ekosistem digital saat ini.

Game Gratis untuk Pengguna PlayStation Plus

PS4

Bulan berganti waktunya bersiap untuk memainkan game gratis yang diberikan Sony untuk para pelanggan atau member PlayStation Plus. Untuk bulan Maret ini, ada 4 game yang bisa pengguna unduh dan mainkan, tentunya hanya bagi mereka yang berlangganan PS Plus.

Game untuk pengguna PS4 ada Final Fantasy VII Remake, Farpoint dan KNack 2 sedangkan untuk pengguna PS5 ada game Maquette. Selain itu ada juga program Play at Home dari PS yang memberikan game Ratchet & Clank secara gratis untuk pengguna umum (termasuk yang bukan PS Plus) sampai dengan 1 April.

Silahkan cek perangkat PS Anda dan unduh segera game-nya.

Genshin Impact Siap Rilis Update

Game Genshin Impact buatan pengembang miHoYo akan rilis update untuk game besutan mereka. Update v1.4 dengan nama Undangan Windblume (dalam bahasa Indonesia) akan tersedia pada tanggal 17 Maret 2021 di platform PC, Android, iOS, PS4 dan versi yang kompatibel di PS5. Jadi hampir semua platform bisa melakukan udpate.

Selain update yang berhubungan dengan gameplay dan cerita, salah satu update terujuan untuk meningkatkan pengalaman bermain atanra lain adalah pemain dapat menyimpan 5 Condensed Resin sekaligus di tas dalam satu waktu. di update ini pemain juga dapat memilih untuk menurunkan Level Dunia agar disesuaikan dengan kebutuhan, baik dalam bermain mode Solo atau Co-Op.