Surabaya Jadi Medan Tempur Playoff Mobile Legends Professional League Season 2

Mobile Legends: Bang Bang memiliki liga esports profesional yang disebut Mobile Legends Professional League Indonesia, atau biasa disingkat MPL ID. Beda dari turnamen-turnamen Mobile Legends online yang banyak dapat Anda temukan, MPL ID adalah liga resmi langsung di bawah naungan Moonton sebagai developer sekaligus penerbit Mobile Legends.

Dengan RevivalTV sebagai organizer, serta GO-PAY ARENA dan Game.ly sebagai sponsor, liga ini sekaligus merupakan kompetisi Mobile Legends berhadiah terbesar di Indonesia. Setiap tim yang bertanding di MPL ID Season 2 menerima gaji sebesar US$300 tiap minggunya, ditambah dengan bonus tambahan sebesar US$200 untuk setiap poin kemenangan. Total hadiah yang diperebutkan sendiri mencapai US$100.000, atau sekitar Rp1,5 miliar.

MPL ID S2 | Tim Regular Season
10 tim peserta Regular Season MPL ID Season 2

Pertama kali digelar di akhir tahun 2017, MPL ID sekarang telah memasuki season kedua. Liga ini berjalan selama kurang lebih lima bulan, dengan babak kualifikasi pada bulan Mei lalu. Kualifikasi tersebut menghasilkan sepuluh tim pilihan, yang kemudian bertarung dengan sistem round robin selama enam minggu dalam tahap Regular Season.

Regular Season MPL ID Season 2 kini telah selesai, dan tim ONIC Esports berhasil meraih posisi puncak dalam klasemen. Mengantongi perolehan angka 23 poin, mereka sebetulnya seri dengan peringkat dua yaitu tim Aerowolf Roxy. Akan tetapi ONIC Esports menduduki posisi lebih tinggi karena dalam catatan head-to-head, mereka pernah mengalahkan Aerowolf Roxy.

MPL ID S2 | Klasemen
Klasemen akhir Regular Season MPL ID Season 2

Posisi dua tim terbawah jatuh ke tim BOOM Jr dan Team Capcorn. Perolehan poin BOOM Jr seri dengan SFI Esports yang memegang peringkat delapan, tetapi mereka pun kalah dalam head-to-head. Sementara Team Capcorn menjadi tim paling naas, hanya berhasil meraih dua poin dari seluruh pertandingan. BOOM Jr dan Team Capcorn pun harus tereliminasi.

Beda dari MPL ID Season 1 yang mengambil lokasi di Jakarta, pertandingan babak playoff MPL ID Season 2 akan dilaksanakan di kota Surabaya. Tepatnya yaitu di gedung Jatim Expo, pada tanggal 17 – 18 November 2018. Bila Anda penggemar Mobile Legends dan ingin menyaksikan pertandingan-pertandingan level tinggi secara langsung, catat tanggalnya dan pastikan Anda hadir di ajang playoff MPL ID Season 2 nanti.

Melihat rekam jejak tim-tim yang maju ke babak playoff, cukup sulit menerka siapa yang akan menjadi juara MPL ID kali ini. Pasalnya, perbedaan poin dalam klasemen tidak terlalu jauh, apalagi di posisi tiga besar. Dua tim teratas punya poin sama, sementara peringkat tiga yaitu RRQ.O2 hanya terpaut selisih dua angka.

ONIC Esports | Eiduart
Eiduart (Edward Tjahyadikarta) dari ONIC Esports | Sumber: ONIC Esports

Bila kita lihat dari hasil head-to-head dalam Regular Season, persaingan tiga tim ini bahkan lebih sengit lagi. ONIC Esports menang atas Aerowolf Roxy dengan skor 2 – 1. Saat melawan RRQ.O2, ONIC Esports pun menang dengan skor 2 – 1. Sementara itu ketika Aerowolf Roxy melawan RRQ.O2, mereka menang dengan skor 2 – 1 juga! Artinya tidak ada yang benar-benar menang telak, menandakan bahwa tiga tim ini punya kemampuan cukup seimbang.

Saya sendiri sebetulnya menjagokan EVOS Esports, terutama karena di tim tersebut ada JessNoLimit yang tutorialnya di YouTube sering saya ikuti. Posisi EVOS di MPL ID Season 2 tidak buruk memang, mereka mencapai peringkat empat. Tapi bila ingin jadi juara, EVOS harus menghancurkan dulu tiga raksasa tangguh yang menghadang. Berhasil atau tidak, hanya waktu yang akan menjawabnya.

Esports Fighting Indonesia: Yang Terkucilkan Namun Menolak untuk Tergeletak

Tahun 2018 mungkin boleh dibilang sebagai tahun kebangkitan gairah esports di ibu pertiwi. Namun esports sendiri sebenarnya mencakup banyak sekali cabang game dari mulai MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), FPS (First Person Shooter), Battle Royale, Sports, Fighting, CCG/TCG (Collectible Card Game / Trading Card Game), Racing, dan yang lainnya.

Sayangnya, faktanya, kebangkitan gairah esports ini tidak merata di semua game. MOBA adalah yang paling laris berkat jumlah pemain yang masif dari Mobile Legends dan Dota 2. Game Fighting adalah salah satu genre esports yang boleh dibilang masih dimarginalkan.

Lain kali, kita akan berbincang untuk genre lainnya namun kali ini saya telah mengundang salah seorang dedengkot dari cabang game fighting untuk berbagi ceritanya. Ia bernama Bramanto Arman yang merupakan Co-Founder Advance Guard.

Bram Arman (kiri). Sumber: Advance Guard
Bram Arman (kiri). Sumber: Advance Guard

Buat yang tidak terlalu familiar dengan dunia persilatan esports, ijinkan saya mengenalkannya terlebih dahulu. Advance Guard merupakan icon dari esports fighting di Indonesia. Di kala kebanyakan event organizer di Indonesia ramai-ramai menggarap MOBA, Bram bersama Advance Guard nya memang setia membesarkan genre tersebut sejak didirikan dari 2012.

Menurut cerita Bram, Advance Guard sendiri juga sebenarnya merupakan tempat berkumpulnya beberapa komunitas game fighting. Misalnya, untuk komunitas Tekken, mayoritas berasal dari IndoTekken. Sedangkan untuk Street Fighter, kebanyakan dari IndoSF.

Berkat ketekunan dan jerih payah mereka di sini, beberapa turnamen garapan Advance Guard bahkan mendapatkan sertifikasi resmi dari CAPCOM (untuk Street Fighter series) dan Bandai Namco (untuk seri Tekken) sebagai turnamen kualifikasi di tingkat internasional.

Jadi, perwakilan Indonesia yang ingin bertanding untuk CAPCOM Pro Tour dan Tekken World Tour harus melalui turnamen besutan Advance Guard.

Tentu saja, prestasi Advance Guard tersebut sudah tak dapat dipandang remeh lagi. Plus, kenyataannya, memang tidak ada lagi ‘otoritas’ yang lebih tinggi selain mereka di dunia persilatan esports fighting Indonesia.

Mari kita masuk ke obrolannya.

Sumber: Advance Guard
Sumber: Advance Guard

Popularitas esports fighting di Indonesia

Seperti yang saya tuliskan di atas tadi, exposure esports fighting di Indonesia memang masih kurang. Hal ini juga dirasakan oleh Bram.

“Minim sekali dibandingkan dengan game-game mainstream yang punya player base sangat besar di Indonesia.” Ungkapnya. Menurutnya, hal ini terjadi juga berkat ada faktor game-nya itu sendiri.

Bram pun menjelaskan bahwa game-game esports yang laris di Indonesia itu memang nyatanya game freemium yang adiktif sehingga bisa membuat banyak orang ‘khilaf’ dengan in-app purchase-nya. 

“Dari situ, akhirnya mereka melihat banyak pemain Indonesia yang memainkan game tersebut dan membuat event berskala besar. Itu untuk game Mobile Legends, AoV, dan PUBG Mobile.”

Sedangkan untuk PUBG (PC), Bram melihat ada wadah yang menaungi para gamer itu, seperti berbagai jenis iCafe. Karena itulah, banyak gamer bisa mencoba game tersebut tanpa membeli; cukup perlu membayar billing di warnet (bahasa kerennya iCafe). Hal ini dirasakan sama seperti yang terjadi di Dota 2.

Sumber: Advance Guard
Sumber: Advance Guard

Popularitas esports figthing di luar Indonesia

Jika popularitas esports fighting di dalam negeri memang masih minim, bagaimana dengan di luar sana?

Bram pun mengatakan bahwa popularitas esports fighting juga masih kalah dengan game-game mainstream di sana. Ia bahkan bercerita bahwa salah satu ajang esports fighting terbesar di dunia, EVO, juga berawal dari cerita yang sama dengan Bram.

Mereka juga awalnya membuat acara untuk komunitas dan penuh dengan passion. Namun seiring berkembangnya esports, EVO sekarang sudah bisa sebanding dengan ajang esports kebanyakan yang bertanding di stadium dengan production yang hingar bingar, dan dapat dukungan banyak sponsor.

Berkat perjuangan EVO itu tadi, EO-EO besar yang sebelumnya tidak menjamah fighting pun akhirnya ikut tergoda.

Bram pun menambahkan esports fighting sebenarnya juga seharusnya bisa populer karena lebih mudah dinikmati oleh orang-orang yang tidak memainkan game tersebut. Saya pribadi setuju sekali. Pasalnya, menonton pertandingan MOBA sebenarnya juga tidak menarik jika kita sendiri tidak memainkannya.

Meski masih kalah populer, di luar sana esports fighting sudah jauh lebih besar. Ia pun bercerita pengalamannya berkunjung ke REV Major, turnamen game fighting terbesar di Filipina. Di sana, ia melihat antusiasme yang begitu tinggi tidak hanya dari para pemainnya namun juga para penonton yang rela datang meski harus membayar tiket yang harganya tidak murah.

Sumber: VG247
Sumber: VG247

Di luar sana, esports fighting juga bahkan sudah didukung oleh beberapa selebriti seperti atlit wrestling Kenny Omega dan Saviour Woods. Ada juga rapper Amerika, Lupe Fiasco.

Perjuangan Advance Guard menggarap esports fighting Indonesia

Lalu, pertanyaannya, dengan popularitas yang masih minimal, kenapa Bram dan Advance Guard masih setia dengan esports fighting? Kenapa tidak bergeser ke game-game lain yang populer seperti kebanyakan Event Organizer (EO) lainnya?

“Karena approach kita memang berbeda.” Jawab Bram lugas.

Lanjutnya, “tak bisa dipungkiri, EO lain kan umumnya komersil jadi mereka melihat pasar yang sudah matang. Kalau saya kan dari komunitas. Jadi, saya berjuang agar komunitas ini bisa survive. Memang berat sih karena bisa dibilang minim support, jika dibanding dengan game mainstream pada umumnya.”

Ia pun memberikan pengandaian seperti ini, kebanyakan orang merasa menyirami tanaman tandus itu sia-sia; lebih baik memetik buah yang sudah ada. Sedangkan Bram memilih untuk terus menyirami tanah tandus, sampai akhirnya muncul satu helai daun. Hal ini ia lakukan karena kecintaannya terhadap game-game fighting.

Sumber: Polygon
Sumber: Polygon

Hasilnya pun sekarang Advance Guard punya jati diri dan ikonik di esports fighting. Mereka yang tadinya hanya mengerjakan skala kecil dari komunitas, sekarang mereka ‘kiblat’nya standar internasional.

Meski demikian, dari sisi bisnis, Bram mengaku perjalanan Advance Guard masih jauh jika berbicara soal profit (dibanding dengan  sejumlah EO yang menggarap game-game populer tadi).

Menurut ceritanya, untuk esports fighting di luar negeri, EO-EO besar biasanya kolaborasi dengan mereka yang sudah biasa di ranah itu. Hal ini terjadi di Malaysia, Filipina, dan Thailand.

“Jadi, idealnya, inginnya seperti itu ya. Tapi kadang-kadang di sini malah jadinya rebutan kue… Hahaha,” ujar Bram sembari berseloroh.

Apa saja yang dibutuhkan oleh esports fighting di Indonesia

Lalu apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh esports fighting Indonesia saat ini?

Pertama, dari sisi exposure, masih banyak media game dan esports yang minim sekali memberitakan dari ranah esports fighting. “Hanya media yang memang memiliki ketertarikan terhadap game fighting yang cenderung lebih banyak membahas. Media umumnya menuliskan berita esports fighting jika cukup besar skalanya. Sepengetahuan saya, IGX (Indonesia Game Xperience) termasuk yang banyak tulisannya dari media.”

IEC Kratingdaeng 2018. Sumber: Advance Guard
IEC Kratingdaeng 2018. Sumber: Advance Guard

Menurut Bram faktor pembaca game fighting sendiri juga masih segmented dibanding dengan game lain yang lebih populer. Padahal, di satu sisi, banyak hal yang sebenarnya bisa dibahas dari game fighting. Para pemain profesional nasional ataupun luar bisa jadi bahan artikel.

Apalagi, menurut Bram, para pemain game fighting dari Indonesia sebenarnya sudah bisa bertarung di tingkat Asia Tenggara. Bram pun bercerita bahwa beberapa waktu lalu, di Filipina, perwakilan Indonesia sempat meraih juara 1 untuk kompetisi BlazBlue Cross Tag Battle dan BlazBlue Central Fiction.

Meski demikian, Bram pun menambahkan bahwa untuk mengejar prestasi di tingkat Asia atau dunia, para pemain Indonesia masih perlu banyak belajar. Prestasi ini perlu diacungi jempol mengingat esports fighting memang masih minim exposure dan dukungan.

Lalu bagaimana dengan dukungan organisasi esports dalam negeri? Apakah hal tersebut dapat membantu perkembangan esports fighting? Apalagi mengingat belum banyak organisasi esports Indonesia yang punya divisi game fighting.

Sumber: Advance Guard
Sumber: Advance Guard

“Kalau menurut saya pribadi, bisa saja; selama ada potensi dan passion dari pemainnya. Sponsor bisa memberikan kesempatan bagi para pemain untuk bertanding di luar negeri untuk menambah pengalaman.” Jelas Bram.

Ditambah lagi, “mau tidak mau, mereka harus bertanding di luar negeri untuk menaikkan standar.”

Kebetulan, belakangan ini salah satu pemain game fighting diajak bergabung dengan Alter Ego. Jadi, hasilnya mungkin bisa dilihat dari hasil kerja sama tersebut.

Selain mendapatkan sponsor, bagaimana jika para pemain game fighting juga mendapatkan gaji bulanan layaknya para pemain Dota 2 ataupun Mobile Legends? Apakah hal tersebut bisa membantu prestasi? Saya pun bertanya.


Menurut cerita Bram, para pemain game fighting saat ini sudah mendapatkan semacam gaji namun dari streaming yang jumlahnya relatif kecil. “Tapi ini bisnis ya, saya rasa mungkin yang win-win saja buat kedua belah pihak.”

Bram pun menambahkan bahwa kondisi yang ada sekarang lebih cocok untuk mereka yang masih kuliah / fresh graduate dan sangat passion di sini. Sedangkan untuk yang sudah berumur, mereka harus berpikir matang apakah sebanding kerja keras dengan jenjang karir ke depannya jika dibandingkan dengan kerja kantoran pada umumnya.

Menurutnya, masalah terberat berkarir di esports itu dari kekhawatiran orang tua yang pasti dibandingkan dengan pekerjaan kantoran. Baru game-game MOBA yang hadiahnya ratusan juta yang bisa membuat sejumlah orang tua terbuka dengan industri esports.

Meski begitu, Bram pun mengatakan, akhirnya memang kembali lagi ke masing-masing pemainnya. Jika dia bisa sukses dan tak bergantung orang tua, mereka bisa menyakinkan keluarga untuk bisa berkarir di sini.

AMD Esports Fight! Sumber: AMD
AMD Esports Fight! Championship 2018. Sumber: AMD

Selain 2 hal tadi, dukungan sponsor ke esports fighting tentu juga sangat berharga; misalnya seperti AMD yang sempat menggelar kompetisi untuk game fighting (AMD eSports FIGHT! Championship 2018).

“Kalau semua turnamen game bisa menyamai prize pool yang ditawarkan oleh turnamen game MOBA, tentunya dari sisi bisnis dan kesenjangan antara para pelaku esports bisa terjaga. Jadi, ekosistem esports itu perlu stabil dulu.”

Terakhir, menurut Bram, yang dibutuhkan juga oleh esports fighting adalah pengenalan game fighting itu sendiri.

“Saya melihat Indonesia masih jauh dari itu jika dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, ataupun Filipina. Setidaknya, di sana, event esports selalu ada spot untuk game fighting.

Karena itu juga, saya ingin berterima kasih pada AMD yang telah memberikan kepercayaannya kepada saya untuk menjalankan event mereka.

Harapannya, ekosistem esports fighting terus pelan-pelan berkembang dari berbagai aspek. Toh, esports fighting itu adalah salah satu esports yang punya faktor entertainment yang paling menarik dan punya banyak pemain nasional yang berprestasi di luar sana.” Tutup Bram.

Itu tadi obrolan singkat kami bersama Bram tentang seluk beluk esports fighting. Semoga saja tanah tandus yang sepenuh hati digarap Bram dan kawan-kawannya dari Advance Guard dan komunitas game fighting bisa berubah jadi taman indah yang bisa dinikmati semua orang ya!

Oh iya, jangan lupa like Facebook Fanpage Advance Guard ya untuk info-info terbaru seputar esports fighting.

Mineski Raih Gelar Juara di Kompetisi Dota 2 Red Bull Guardians 2018

Kompetisi Dota 2 Red Bull Guardians 2018 telah berlangsung pada tanggal 19 – 20 Oktober lalu dengan format pertandingan yang seru. Alih-alih mempertandingkan lima hero lawan lima hero, turnamen ini memperbolehkan tiap tim untuk memilih hingga delapan hero (lima hero utama dan tiga hero cadangan). Hasilnya adalah kemunculan strategi yang tak biasa, dan asyik untuk ditonton.

Sebagai turnamen bertipe invitational (undangan), Red Bull Guardians 2018 diikuti oleh tim dengan jumlah terbatas. Hanya empat tim yang tampil di kompetisi ini, yaitu Team Lithium (Eropa), ROOONS (Amerika Utara), paiN Gaming (Amerika Selatan), dan Mineski (Asia Tenggara). Ternyata, yang berhasil menjadi juara adalah Mineski.

Red Bull Guardians | Results
Rangkuman pertandingan Red Bull Guardians 2018 | Sumber: Red Bull Esports

Salah satu strategi yang mengantarkan Mineski menuju kemenangan adalah kombo kreatif antara Huskar dan Broodmother. Tip yang bermarkas di Filipina itu memanfaatkan Broodmother sebagai hero utama untuk memasang jaring-jaring di lane. Setelah itu, mereka mengganti Broodmother dengan Huskar yang punya daya serang lebih kuat. Efek map sight, free pathing (kemampuan menembus tembok), serta peningkatan regenerasi dan movement speed dari jaring-jaring Broodmother rupanya tetap terbawa, menjadikan Huskar sulit dihentikan.

Mineski mengalahkan paiN Gaming dengan strategi tersebut dan mendominasi Winners’ Bracket. Lucunya, strategi yang sama kemudian ditiru oleh paiN Gaming saat mereka bertanding melawan Team Lithium. Dan benar saja, Team Lithium harus menyerah kalah dari paiN Gaming.

Mineski dan paiN Gaming kembali berhadapan di babak Grand Final. Kali ini, kombinasi “curang” Huskar dan Broodmother tak lagi muncul. Mineski justru menciptakan kombo seram lainnya, yaitu kombinasi Necrophos dan Faceless Void. Jurus ultimate Necrophos yang disebut Reaper’s Scythe sangat berbahaya dalam permainan, bahkan hampir pasti menghasilkan satu kill. Setelah melancarkan Reaper’s Scythe, Mineski segera menggantinya dengan Faceless Void, dengan jurus ultimate yang tak kalah dahsyat yaitu Chronosphere.

Taktik dua ultimate berurutan itu membuat paiN Gaming ketar-ketir, karena tiap kali clash mereka bisa kehilangan dua hero dengan sangat cepat. Mineski akhirnya keluar sebagai juara dengan rekor tak terkalahkan, dan berhak membawa pulang hadiah senilai US$20.000. Kompetisi ini sekaligus juga merupakan gelar turnamen LAN pertama Mineski di musim 2018 – 2019. Anda bisa menyaksikan highlight babak Grand Final Red Bull Guardians 2018 dalam video di atas.

Sumber: GosuGamers, Red Bull Esports

The Bucharest Minor Diumumkan, Turnamen Dota 2 Minor Kedua Musim 2018 – 2019

Belum juga Kuala Lumpur Major dan DreamLeague Season 10 berakhir, kini kita sudah mendapat kepastian turnamen apa yang bakal menjadi arena pertempuran Dota Pro Circuit berikutnya. Turnamen itu ialah The Bucharest Minor, kompetisi berhadial total US$300.000 dengan jadwal tanding mulai 9 – 13 Januari 2019.

Bucharest Minor mengumpulkan delapan tim terbaik di kota Bucharest, Romania, untuk memperebutkan 500 DPC Point serta kesempatan khusus tampil di turnamen Major yang terkait. Bila Anda belum familier dengan sistem kompetisinya, pada dasarnya Dota Pro Circuit musim 2018 – 2019 ini terbagi menjadi 10 kompetisi, yaitu 5 turnamen Major dan 5 turnamen Minor yang saling berpasangan. Turnamen Major pendamping Bucharest Minor sendiri saat ini justru belum diumumkan.

The Bucharest Minor | Regions
Jatah kualifikasi Bucharest Minor | Sumber: PGL

Berbeda dengan DreamLeague Season 10 yang berada di bawah organizer DreamHack, penyelenggaraan Bucharest Minor ditangani langsung oleh PGL Esports. Mereka jugalah yang menjadi organizer ajang Kuala Lumpur Major, serta berbagai turnamen besar lain seperti The International 2016 dan 2017.

Venue pertandingannya pun menggunakan fasilitas milik PGL sendiri yang dikenal dengan nama PGL Studios. Meski kapasitasnya tidak terlalu besar, PGL Studios memiliki berbagai fasilitas canggih untuk pengalaman esports terbaik. Mulai ruang khusus analis, tempat bertanding dilengkapi komputer canggih, player camera, serta monitor background, hingga studio khusus para shoutcaster.

Pendaftaran untuk babak Open Qualifier Bucharest Minor saat ini telah dibuka. Tim-tim terbaik di Open Qualifier nantinya berhak maju ke babak Closed Qualifier, kemudian delapan tim juara Closed Qualifier akan tampil di babak utama. Wilayah PNM, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara masing-masing mendapat jatah satu tim, sementara Eropa dan Tiongkok berhak mengirim dua tim.

Babak Open Qualifier akan dilaksanakan mulai tanggal 1 – 5 Desember 2018. Pembagian slot kualifikasi Bucharest Minor sedikit berbeda dari DreamLeague Season 10, di mana tim yang mendapat jatah dua slot adalah Amerika Utara dan Eropa. Entah apa penyebabnya. Mungkinkah performa tim-tim Amerika Utara dinilai sedang menurun?

OpTic Gaming | Dota 2 Team-2
OpTic Gaming memiliki pemain-pemain hebat seperti Pajkatt, zai, dan ppd | Sumber: OpTic Gaming

Bila memang itu alasannya, cukup masuk akal. Sebetulnya di The International 2018 lalu ada tiga tim Amerika yang berhasil masuk delapan besar (Evil Geniuses, OpTic Gaming, dan VGJ.Storm). Tapi salah satu di antaranya, yaitu OpTic Gaming, baru saja bubar. Sementara itu VGJ.Storm baru saja mengalami restrukturisasi dan mengganti nama menjadi J.Storm.

Memang ada tim-tim Amerika Utara lain yang tengah naik daun seperti Forward Gaming dan ROOONS, tapi masih belum jelas apakah performa mereka bisa konsisten. Kita lihat saja apakah tim-tim tersebut bisa mengangkat kembali level permainan Dota 2 di Amerika, atau malah semakin kalah dengan wilayah lainnya.

Sumber: PGL, GosuGamers

Bigetron Esports Sah jadi Jawara PUGB Mobile Pertama di Indonesia

PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) 2018 adalah gelaran esports pertama yang berskala nasional di Indonesia untuk PUBG Mobile. Kompetisi ini langsung disuguhkan oleh Tencent sebagai developer dan publisher PUBG Mobile.

Ada 16 tim peserta yang mengikuti gelaran babak final ini. 12 tim di antaranya datang dari jalur kualifikasi yang diadakan di 12 kota berbeda yang telah digelar mulai tanggal 12 Agustus sampai 29 September 2018.

Sumber: PUBG Mobile Esports
Sumber: PUBG Mobile Esports

Kedua belas tim tersebut adalah:

  1. Bigetron Esports – Kualifikasi Jakarta
  2. PG Barracx – Kualifikasi Bekasi
  3. BOOM ID – Kualifikasi Tangerang
  4. RRQ – Kualifikasi Bogor
  5. (Lafamilia Nostra) Capcorn – Kualifikasi Semarang
  6. Juggernut Noxi – Kualifikasi Yogyakarta
  7. SFI 45 – Kualifikasi Surabaya
  8. (Kuma) The Prime – Kualifikasi Bali
  9. Gragas – Kualifikasi Medan
  10. ONIC Esports – Kualifikasi Palembang
  11. DK – Kualifikasi Pekanbaru
  12. AXOV Esports – Kualifikasi Bandung

Selain 12 tim tadi, ada 3 tim yang turut bertanding dari jalur direct invite dan 1 dari jalur wildcard. 3 tim yang mendapatkan undangan khusus adalah:

  • EVOS Esports
  • Rahmat Zone
  • Recca Esports

Sedangkan dari jalur wildcard, ada tim Reborn.

Sumber: PUBG Mobile Esports
Sumber: PUBG Mobile Esports

Babak grand final yang berjalan selama 2 hari (dengan total 9 game), 20-21 Oktober 2018, di Britama Arena (Mahaka Square) Kelapa Gading ini berjalan cukup dramatis.

Muasalnya, di akhir hari pertama, Bigetron Esports memang telah memimpin klasemen dengan skor yang cukup jauh berkat 3 kali Chicken Dinner. Berikut adalah klasemen sementara di akhir hari pertama.

Sumber: PUBG Mobile Esports
Sumber: PUBG Mobile Esports

Bigetron telah memimpin perolehan skor 2565, selisih lebih dari 1000 poin dari posisi kedua; RRQ. Namun, di hari kedua, Bigetron beberapa kali tak berhasil finis di posisi 10 besar.

Sumber: PUBG Mobile Esports
Sumber: PUBG Mobile Esports

Untungnya, bagi Bigetron, selisih 1000 poin lebih di hari pertama tadi berbuah manis. Mereka pun tetap bisa bertengger di puncak klasemen dan diikuti oleh EVOS Esports dan RRQ.

Sumber: PUBG Mobile Esports
Sumber: PUBG Mobile Esports

Dengan hasil tersebut, Bigetron Esports pun berhak membawa pulang ‘santunan’ sebesar Rp.188.500.000 dan tiket untuk bertanding lagi di Dubai untuk bertanding lagi melawan tim-tim dari seluruh penjuru dunia. Kira-kira bagaimana peluang mereka ya di Dubai nanti?

Joseph Saelee, Remaja 16 Tahun Jadi Juara Turnamen Tetris Tingkat Dunia

Nama Tetris mungkin tidak terdengar prestisius di dunia esports, tapi sebenarnya game tersebut memiliki kompetisi tingkat dunia yang rutin diadakan sejak lama. Mengusung nama Classic Tetris World Championship (CTWC), turnamen yang berjalan mulai tahun 2010 itu bahkan setia pada akar Tetris asli. Game yang dilombakan adalah Tetris versi NES, dengan layar televisi CRT, serta controller NES yang tidak boleh dimodifikasi.

Ada satu nama yang sangat populer di dunia CTWC, yaitu Jonas Neubauer. Sehari-hari berprofesi sebagai bartender, Neubauer hingga kini telah menjadi juara dunia Tetris sebanyak tujuh kali. Ia hanya pernah kalah dua kali, yaitu pada tahun 2014, dan sekarang, tahun 2018.

Joseph Saelee vs Jonas Neubauer
Joseph Saelee melawan Jonas Neubauer di final CTWC 2018 | Sumber: Nintendo Life

Penantang yang mengalahkan Neubauer di tahun 2014 adalah Harry Hong, seorang pemain yang juga langganan meraih peringkat di CTWC. Tapi di tahun 2018 ini Neubauer tumbang di tangan seorang pendatang baru yang masih sangat belia. Dia adalah Joseph Saelee, remaja 16 tahun yang dikenal di Twitch dengan nickname JdMfX_.

Kemenangan Saelee melawan Neubauer cukup tak terduga, bahkan Saelee sendiri pun tak menyangka dia bisa menjadi juara. “Saya datang ke turnamen ini hanya untuk lolos kualifikasi, hanya untuk bertemu orang-orang hebat ini, dan kemudian saya menang, itu sangat luar biasa, saya tak tahu harus berkata apa,” ujar Saelee selepas turnamen, dilansir dari Kotaku.

Jonas Neubauer dan Joseph Saelee
Jonas Neubauer (kiri) dan Joseph Saelee (kanan), juara dunia Tetris | Sumber: CTWC

Walau merupakan wajah baru di CTWC, sebetulnya kiprah Saelee di dunia Tetris sudah cukup mengesankan. Ia tercatat sebagai pemain termuda yang berhasil mencapai skor maksimum (999.999) di Tetris versi NES. Tidak hanya itu, Saelee bahkan berlatih hingga bisa meraih skor maksimum itu dengan satu tangan saja. Video-video pencapaian Saelee dapat Anda temukan di channel Twitch miliknya.

Kemenangan Saelee di CTWC 2018 kali ini juga terjadi berkat sebuah teknik tak lazim yang disebut “hyper-tapping”. Ini adalah teknik di mana seorang pemain menekan tombol arah berkali-kali dalam interval tertentu, alih-alih menahan tombol tersebut untuk menjatuhkan blok.

Hyper-tapping sangat sulit dilakukan, bahkan dikatakan bahwa teknik ini mengharuskan pemain untuk menekan tombol sepuluh kali dalam satu detik. Tapi bila berhasil, pemain bisa menjatuhkan blok lebih cepat dari biasanya. Walau sulit dan melelahkan, Saelee berhasil membuktikan bahwa hasilnya sebanding.

Joseph Saelee pulang dari CTWC 2018 dengan membawa pulang piala dan uang hadiah sebesar US$1.000. Sementara itu Neubauer sebagai juara yang trofinya direbut malah tampak gembira melihat ada anak muda yang bisa melakukan hal seperti Saelee. “Saya merasa terhormat bisa menyerahkan tongkat estafet ke para pemain Tetris generasi baru,” ujarnya.

Anda dapat menyaksikan pertandingan final CTWC 2018 lewat video di bawah.

Sumber: Kotaku, Nintendo Life

Menilik Kans Tim Dota 2 EVOS Esports di ESL One Hamburg 2018

Tim Dota 2 EVOS Esports saat ini tengah menghadapi tantangan yang sangat besar. Secara cukup tak terduga, mereka mendapat kesempatan untuk tampil di ESL One Hamburg 2018. Artinya tim yang dulu dikenal dengan nama Zero Latitude ini berhak pergi ke Jerman melawan tim-tim kelas dunia untuk memperebutkan hadiah senilai total US$300.000.

ESL One adalah salah satu turnamen esports paling bergengsi di dunia. Untuk sukses di panggung sebesar ini, tentu butuh persiapan mental dan skill yang baik. EVOS Esports baru-baru ini mengunggah video ke YouTube yang berisi cerita tentang perjalanan mereka menuju ESL One Hamburg 2018. Anda dapat menontonnya di bawah.

Bersyukur walau kurang puas

Menurut Aville (Adit Rosenda) yang memegang posisi Kapten sekaligus Offlaner, ESL One Hamburg 2018 bisa dibilang pencapaian terbesar tim Dota EVOS Esports selama ini. Inilah pertama kali mereka mendapat kesempatan bertanding melawan tim-tim terkuat di panggung terbesar dunia. Bahkan banyak dari lawan tanding mereka nanti adalah idola mereka sendiri.

EVOS Esports | Practice
Persiapan latihan sebelum ESL One Hamburg 2018 | Sumber: EVOS Esports

EVOS Esports bangga bisa mewakili Asia Tenggara, khususnya Indonesia, untuk bertarung di pentas dunia. Tapi mereka juga menyambut kesempatan ini dengan perasaan yang sedikit campur aduk.

“Kita juga pasti bangga lah jadi wakil Indonesia pertama yang masuk event sebesar itu. Tapi di sisi lain ada rasa sedikit nggak puas juga sih karena kita masuk sana karena menggantikan TNC, yang sebelumnya juara satu terus dia cancel karena harus ikut WESG,” tutur Aville. Wakil Asia Tenggara sebetulnya memang bukan EVOS, tapi TNC Predator. Namun mereka mengundurkan diri sehingga slot kualifikasinya diserahkan pada EVOS sebagai runner-up.

Walau tidak ideal, Aville tetap mensyukuri kesempatan maju ke ESL One Hamburg 2018 ini. Ia percaya bahwa mungkin inilah jalan dari Tuhan, meskipun EVOS Esports belum berhasil di kompetisi-kompetisi lain tapi ternyata mereka justru bisa tampil di salah satu turnamen terbesar dunia. “Untuk lolos ke sininya juga, kita masuk finalnya, juga sudah termasuk prestasi sih,” kata Whitemon (Matthew Filemon) menambahkan.

Persiapan fokus dan mental

Menurut Lionheart (Kristiawan), pelatih tim Dota 2 EVOS Esports, persiapan yang perlu jadi perhatian dalam menghadapi ESL One Hamburg 2018 ini adalah kematangan fokus dan mental. EVOS memang sudah sering menghadapi turnamen, tetapi di Jerman mereka akan berhadapan dengan tim-tim yang dipandang “besar” di mata dunia. Lionheart ingin atlet-atlet EVOS sadar, bahwa sebenarnya mereka pun sudah menjadi tim besar.

EVOS Esports | First Match
EVOS akan berhadapan dengan compLexity di pertanding pertama | Sumber: EVOS Esports

“Tantangan buat saya itu kalau kita itu juga gede, gitu. Kenapa kita bisa sampai di sini, itu karena kita memang istilahnya sudah layak, gitu. Jadi jangan minder, atau jangan drop atau bagaimana,” kata Lionheart dalam videonya. “Justru ini batu loncatan kita sama-sama. Kalau kita bisa ngimbangin atau bahkan ngunggulin, ke depannya mungkin kita lebih enak, istilahnya gitu. Itu tantangan buat saya pribadi.”

Lionheart juga ingin memastikan agar para atlet tetap fokus, karena suasana latihan di bootcamp berbeda dengan suasana di lokasi pertandingan. Di bootcamp mereka bisa fokus bermain, tapi terkadang di turnamen, fokus pemain bisa berkurang. Entah itu karena mereka tidak berkumpul bersama, atau karena pikiran mereka melayang ke hal-hal selain turnamen. Ditambah lagi adanya kemungkinan pihak-pihak luar (misalnya penggemar) yang pesimis akan kans EVOS, Lionheart ingin tim mereka bisa menepis gangguan-gangguan seperti itu dan fokus pada mental juara.

EVOS, punyakah peluang jadi juara?

Sebagai penantang baru, apalagi tim yang bukan merupakan juara pertama kualifikasi, wajar jika banyak penggemar sangsi EVOS bisa menjadi juara. Tapi menurut saya sebenarnya ucapan pelatih Lionheart ada benarnya. EVOS layak berhadapan dengan tim-tim besar, karena EVOS sendiri juga merupakan tim besar.

EVOS Esports | Netizen Comments
Tidak semua orang optimis akan peluang EVOS di ESL One | Sumber: EVOS Esports

Beberapa bulan terakhir, EVOS memang belum bernasib mujur di beberapa kompetisi. Kualifikasi WESG misalnya, EVOS harus merangkak di Losers’ Bracket sebelum akhirnya tunduk pada PG.BarracX di pertandingan keempat. Mereka juga tumbang di Open Qualifier Kuala Lumpur Major wilayah Asia Tenggara, kalah dari tim Lotac yang berhasil maju ke babak berikutnya.

Tapi kita juga tak boleh lupa bahwa EVOS merupakan juara di ProDotA Cup Southeast Asia #13 yang digelar pada bulan Agustus lalu. Mereka mengalahkan tim-tim kuat Asia Tenggara seperti Tigers dan Execration. Ini menunjukkan bahwa EVOS Esports masih punya taring di dunia Dota 2. Hanya saja performa mereka belum konsisten.

Mungkin yang paling dibutuhkan oleh EVOS Esports saat ini adalah rasa percaya diri yang kuat supaya mereka dapat terus menunjukkan performa terbaik. Kedatangan mereka di ESL One Hamburg 2018 memang dipengaruhi oleh faktor keberuntungan, akan tetapi EVOS justru harus memandang ini sebagai kesempatan membuktikan diri mereka.

EVOS Esports | Dota 2 Team
Tim Dota 2 EVOS Esports | Sumber: EVOS Esports

Mungkin kekuatan terbesar EVOS di ESL One Hamburg 2018 justru terletak pada posisi mereka sebagai pendatang baru. Karena mereka belum pernah berhadapan dengan tim-tim peserta lainnya, tidak ada yang bisa membaca strategi atau gaya main yang dimiliki tim EVOS. Siapa tahu EVOS bisa memberi kejutan, seperti Newbee di The International 2014 dulu.

Saya sendiri berpikir bahwa EVOS tidak harus menjadi juara. Seandainya di ESL One Hamburg 2018 EVOS bisa membukukan beberapa kemenangan, itu sudah cukup untuk menjadi motivasi EVOS di masa depan. Yang penting jangan sampai EVOS pulang tanpa poin sama sekali. Tapi tentu saja akan lebih baik bila EVOS bisa mendapatkan posisi di podium.

Anda dapat menonton pertandingan ESL One Hamburg 2018 di dalam client Dota 2, atau lewat channel YouTube Ligagame eSports TV mulai hari ini (23 Oktober) pukul 22:00 WIB. Apa pun hasil yang mereka raih, mari kita turut mendukung performa mereka, karena saat ini mereka tengah berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Maju terus EVOS Esports!

ESL One Pertama Tahun 2019 Akan Mengambil Tempat di Katowice, Polandia

ESL One boleh saja tidak tidak masuk menjadi bagian dari Dota 2 Pro Circuit 2018 – 2019, namun itu bukan berarti prestise turnamen ini berkurang. ESL One tetap merupakan salah satu kompetisi Dota 2 paling bergengsi di dunia, dengan total hadiah mencapai US$300.000 serta penyelenggaraan yang gegap gempita. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa tampil di ESL One merupakan salah satu impian para pemain Dota 2 profesional.

Sebentar lagi babak utama ESL One Hamburg 2018 segera berlangsung dengan dihadiri oleh tim asal Indonesia untuk pertama kalinya. Namun sebelum itu, ESL sudah langsung mengumumkan ajang kompetisi berikutnya dengan judul ESL One Katowice 2019. Sesuai namanya, acara ini akan digelar di kota Katowice, Polandia, pada tanggal 19 – 24 Februari 2019 nanti.

ESL One Katowice 2018 | Champion
Virtus.pro, juara ESL One Katowice 2018 | Sumber: ESL

Katowice bukan pertama kali dipilih menjadi lokasi gelaran ESL One. Kota tersebut menjadi tuan rumah ESL One di awal tahun 2018 lalu. ESL One memang bukan turnamen tahunan, jadi dalam setahun bisa ada lebih dari satu turnamen. Pada tahun 2018 ini saja terdapat empat turnamen ESL One, yaitu ESL One Genting 2018, ESL One Katowice 2018, ESL One Birmingham 2018, serta yang terbaru ESL One Hamburg 2018.

Perbedaan antara ESL One Katowice 2018 dan ESL One Katowice 2019 yang paling mencolok adalah di jumlah hadiahnya. ESL One Katowice 2018 adalah salah satu turnamen Major dalam Dota 2 Pro Circuit musim 2017 – 2018, jadi Valve ikut serta mensponsori acara tersebut. Total hadiah ESL One Katowice 2018 mencapai US$1.000.000, sementara ESL One Katowice 2019 hanya US$300.000, sama seperti ESL One Hamburg 2018.

ESL One | Cosplay Contest
Kontes cosplay selalu jadi bagian dari acara ESL One | Sumber: ESL

Delapan tim Dota 2 terkuat dunia akan menerima undangan langsung untuk tampil di ESL One Katowice 2019. Kemudian ditambah empat tim hasil kualifikasi di Eropa, Amerika Utara, Tiongkok, dan Asia Tenggara, total tim peserta ESL One Katowice 2019 adalah 12 tim. Sementara itu lokasi pertandingannya direncanakan berlangsung di Spodek Arena, salah satu gedung serbaguna terbesar di Polandia.

“Kami tak sabar untuk membawa kembali ESL One ke Spodek Arena di Katowice yang legendaris sebagai bagian dari sebuah acara double weekend esports yang penuh aksi. Acara-acara kami di Katowice lain dari yang lain, berkat banyaknya penggemar penuh gairah yang datang ke Polandia dari seluruh Eropa dan menciptakan atmosfir mengagumkan di arena,” demikian ungkap Ulrich Schulze, SVP of Product ESL, dilansir dari GosuGamers.

Saat ini penjualan tiket ESL One Katowice 2019 sudah dibuka. Tampaknya kompetisi ini sekali lagi akan menghadirkan tontonan yang sangat menarik bagi penggemar esports Dota 2. Tapi sebelum itu, jangan lupa untuk mendukung EVOS Esports sebagai wakil Indonesia di ESL One Hamburg 2018 yang berlangsung pada tanggal 23 – 28 Oktober 2018.

Sumber: ESL, GosuGamers.

SEACA Selesai, Inilah Daftar Para Pemenangnya

South East Asia Cyber Arena atau disingkat SEACA telah rampung menggelar semua kompetisinya. Setelah selesai menggelar kualifikasi WESG, rangkaian acara yang berlangsung di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat (20-21 Oktober 2018) pun berlanjut ke kompetisi SEACA yang meliputi tim-tim berbagai game dari negara-negara Asia Tenggara.

Berikut ini adalah daftar para pemenangnya dari 5 game yang dipertandingkan, Dota 2, Mobile Legends, Arena of Valor, Point Blank, dan PUBG:

Dota 2

Juara 1 SEACA Dota 2
Nama Tim: Tigers
Negara Asal: Malaysia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.200.000.000 juta + Trofi + Medali
.
Juara 2 SEACA Dota 2
Nama Tim: Pondok Gaming BarracX
Negara asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.100.000.000 juta + Trofi + Medali
.
Juara 3 SEACA Dota 2
Nama Tim: Alpha Red
Negara Asal: Thailand
Hadiah yang dimenangkan: Rp.60.000.000
.
Juara 4 SEACA Dota 2
Nama Tim: Resurgence
Negara Asal: Singapore
Hadiah yang dimenangkan: Rp.40.000.000

Sumber: Unipin Esports
Sumber: Unipin Esports

Mobile Legends: Bang Bang

Juara 1 SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: Bren Esports
Negara Asal: Filipina
Hadiah yang dimenangkan: Rp.200.000.000
.
Juara 2 SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: Onic NV
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.100.000.000
.
Juara 3 Bersama SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: Boom.ID & Louvre
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.60.000.000 + Rp.40.000.000
.
Juara 5 SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: Rex Regum Qeon
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.000
.
Juara 6 SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: EVOS
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.00
.
Juara 7 SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: IDNS
Negara Asal: Thailand
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.000
.
Juara 8 SEACA Mobile Legends: Bang Bang
Nama Tim: Alter Ego
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.000

Arena of Valor

Juara 1 SEACA Arena Of Valor
Nama Tim: Saudara Esports
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.50.000.000
.
Juara 2 SEACA Arena Of Valor
Nama Tim: DG Esports
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.000
.
Juara 3 SEACA Arena Of Valor
Nama Tim: Elite 8
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.15.000.000
.
Juara 4 SEACA Arena Of Valor
Nama Tim: Team NXL>
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.10.000.000

Sumber: Unipin Esports
Sumber: Unipin Esports

Point Blank

Juara 1 SEACA Point Blank
Nama Tim: Team Capcorn
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp 50.000.000
.
Juara 2 SEACA Point Blank
Nama Tim: Rex Regum Qeon
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.000
.
Juara 3 SEACA Point Blank
Nama Tim: Elite 8 DV
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.15.000.000
.
Juara 4 SEACA Point Blank
Nama Tim: Bigetron Raftel ID320
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.10.000.000

Sumber: Unipin Esports
Sumber: Unipin Esports

PUBG

Juara 1 SEACA PUBG
Nama Tim: Ghost Alliance PIF
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.50.000.000
.
Juara 2 SEACA PUBG
Nama Tim: Victim RISE
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.25.000.000
.
Juara 3 SEACA PUBG
Nama Tim: Rex Regum Qeon
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.15.000.000
.
Juara 4 SEACA PUBG
Nama Tim: Aura Esports
Negara Asal: Indonesia
Hadiah yang dimenangkan: Rp.10.000.000

Girl Gamers, Daftarkan Diri ke AOV Princess Cup Season 2 Sekarang Juga

Gamer perempuan, waktunya Anda bersinar! Garena telah membuka pendaftaran untuk kompetisi Arena of Valor khusus kaum hawa, dengan judul AOV Princess Cup Season 2. Kali ini, AOV Princess Cup diadakan sebagai tandem dari acara AOV National Championship Season 2 yang tengah berlangsung. Jadi pelaksanaan kedua ajang tersebut akan saling mendampingi satu sama lain.

Garena menyebut AOV Princess Cup sebagai turnamen “semi online”. Artinya Anda dapat membentuk tim dari kota mana pun (seluruhnya beranggota perempuan tentunya), tapi pertandingan kualifikasinya akan dilakukan secara offline di kota-kota yang terdaftar dalam ANC Season 2. Berikut kota-kota yang bisa Anda pilih:

  • Pulau Jawa: Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Karawang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang
  • Pulau Sumatra: Medan, Batam, Pekanbaru, Jambi, Lampung, Palembang
  • Pulau Kalimantan: Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Balikpapan
  • Pulau Sulawesi: Manado, Gorontalo, Makassar
  • Lainnya: Denpasar
AOV Princess Cup Season 2 | Poster 1
AOV Princess Cup Season 2 | Sumber: Garena

Untuk venue atau lokasi pertandingan sendiri akan diumumkan menyusul. Pendaftaran AOV Princess Cup hanya dibuka sampai 23 Oktober 2018, artinya tinggal sebentar lagi. Sementara pertandingan kualifikasi akan berlangsung pada hari Minggu, tanggal 28 Oktober 2018.

AOV Princess Cup Season 2 menawarkan hadiah senilai total 10 juta rupiah. Tim yang lolos ke Grand Final juga mendapat akomodasi penuh untuk bertanding di venue utama, bulan November nanti. Acara Grand Final AOV Princess Cup Season 2 akan diadakan bersamaan dengan Grand Final ANC Season 2, tapi sampai saat ini lokasi dan kotanya belum diumumkan.

AOV Princess Cup Season 2 | Poster 2
Waktu pendaftaran tinggal sebentar lagi! | Sumber: Garena

Berikut ini rincian hadiah dalam AOV Princess Cup Season 2:

  • Juara 1: Rp5.000.000 + 5.000 in-game voucher
  • Juara 2: Rp3.000.000 + 5.000 in-game voucher
  • Finalis Qualifier: Tiket ke Grand Final + baju eksklusif AOV Princess Cup
  • Semifinalis Qualifier: Rp1.000.000 + baju eksklusif AOV Princess Cup
  • Semua Peserta: Baju eksklusif AOV Princess Cup

Untuk info peraturan AOV Princess Cup Season 2, Anda bisa baca dokumen peraturan yang diterbitkan Garena di sini. Sedangkan untuk pendaftaran, caranya cukup dengan mengisi formulir di tautan berikut. Tunggu apa lagi? Buktikan bahwa Anda bisa menjadi AOV Princess berikutnya!

Sumber: Garena.