Daftar Tim Dota 2 Undangan Kualifikasi DreamLeague Season 10

Turnamen Dota 2 Minor pertama untuk periode kompetisi 2018-2019 sudah dimulai. Turnamen tersebut—yang bernama DreamLeague Season 10—memiliki aturan mirip dengan Kuala Lumpur Major. Yaitu bahwa tidak ada tim yang langsung diundang masuk ke babak utama. Setiap tim harus melalui kualifikasi terlebih dahulu. Tim-tim undangan tetap ada, namun mereka hanya diundang untuk masuk ke tahap Closed Qualifiers.

Babak Closed Qualifiers DreamLeague Season 10 akan diikuti oleh 24 tim, 9 di antaranya datang dari Open Qualifiers sedangkan 15 lainnya merupakan undangan. DreamHack selaku event organizer kompetisi ini telah mengumumkan 15 tim undangan yang akan berlaga di Closed Qualifiers. Berikut ini daftar lengkapnya.

DreamLeague Season 10 | NaVi and Team Empire
NaVi dan Team Empire sudah lolos dari Open Qualifiers | Sumber: DreamHack

Amerika Utara:

  • compLexity
  • Team Xolotl
  • Team Team
  • Tim Open Qualifier

Eropa:

  • Team Liquid
  • Lithium
  • MangoBay
  • Tim Open Qualifier

Amerika Selatan:

  • Thunder Predator
  • Braxstone
  • Tim Open Qualifier
  • Tim Open Qualifier

CIS:

  • Team Spirit
  • Espada
  • Tim Open Qualifier
  • Tim Open Qualifier

Asia Tenggara:

  • Lotac
  • Team Admiral
  • Tim Open Qualifier
  • Tim Open Qualifier

Tiongkok:

  • Serenity
  • Newbee
  • Royal Never Give Up
  • Tim Open Qualifier

Dapat kita lihat bahwa jatah tim undangan untuk tiap wilayah kompetisi bisa berbeda-beda. Ini hal yang wajar, karena jumlah tim profesional yang memiliki peringkat tinggi di tiap wilayah pun berbeda. Event organizer biasanya memprioritaskan undangan dari wilayah yang terkenal kuat, seperti Amerika Utara, Eropa, dan Tiongkok.

DreamLeague Season 10 | Qualifier Casters
Para penyiar/komentator di DreamLeague Season 10 | Sumber: DreamHack

Babak kualifikasi DreamLeague Season 10 berlangsung pada tanggal 23 – 26 September 2018. Para pemenang kualifikasi kemudian akan maju ke babak Live Finals yang berlangsung di Monster Energy DreamHack Studios, Stockholm, Swedia, pada tanggal 29 Oktober – 4 November nanti.

Turnamen yang hanya boleh diikuti oleh tim yang belum lolos kualifikasi Kuala Lumpur Major ini menawarkan hadiah sebesar US$300.000. Juara pertama juga akan mendapat tiket khusus untuk maju ke babak utama Kuala Lumpur Major, menemani 15 tim yang sudah lolos terlebih dahulu. Anda dapat menonton siaran pertandingannya secara streaming lewat channel Twitch DreamHack.

Sumber: DreamHack, GosuGamers.

Inilah Tim-Tim yang Lolos Kualifikasi Turnamen Dota 2 Kuala Lumpur Major

Tanggal 22 September 2018 menandai berakhirnya babak kualifikasi turnamen Dota 2 Kuala Lumpur Major. Sejumlah tim dari seluruh dunia telah bertarung demi kesempatan meraih hadiah turnamen yang jumlahnya mencapai 1 juta dolar. Hanya ada 15 tim yang berhak maju ke babak utama, dan kini nama-nama tim tersebut telah terkumpul.

Dari wilayah Tiongkok, jatah tiga tim yang tersedia diisi oleh PSG.LGD, Vici Gaming, serta Team Aster. Dua tim pertama tentunya sudah tak asing lagi di kalangan penggemar Dota 2. LGD (yang tahun ini menjalin kemitraan dengan tim sepak bola PSG) adalah juara 2 pada kompetisi The International 2018. Vici Gaming pun tim veteran Tiongkok yang punya banyak prestasi. Nama baru muncul di sini, yaitu Team Aster. Tim ini baru saja didirikan oleh BurNIng (Xu Zhilei), veteran Dota 2 yang sekarang beralih menjadi pelatih.

Evil Geniuses | Photo
Evil Geniuses lolos mewakili Amerika Utara | Sumber: Monster Gaming

Wilayah Persemakmuran Negara-Negara Merdeka alias CIS adalah wilayah yang pertama menyelesaikan kualifikasi. CIS mendapat jatah dua tim yang ternyata diisi oleh satu tim veteran dan satu underdog. Mereka adalah Virtus.pro dan ferzee. Tim ferzee berhasil menyingkirkan nama-nama besar seperti Na’Vi dan Team Spirit.

Amerika Selatan terbilang wilayah yang masih cukup baru di dunia kompetisi Dota 2. Belum banyak talenta menarik perhatian dari wilayah ini. Jadi tidak mengejutkan bila tim yang lolos kualifikasi ternyata berasal dari organisasi yang sama. paiN Gaming dan tim saudaranya paiN X mengisi jatah dua slot dari Amerika Selatan. Di dalam tim asal Brazil ini ada dua pemain asing yang kuat, yaitu w33 (Aliwi Omar) dan MiSeRy (Rasmus Berth Filipsen).

Team Secret | Photo
Team Secret, salah satu wakil dari Eropa | Sumber: Team Secret

Wilayah Asia Tenggara diwakilkan oleh Fnatic, yang memang selalu jadi unggulan, serta TNC Predator, tim yang seluruh pemainnya berasal dari Filipina. Cukup disayangkan ternyata yang lolos adalah TNC Predator, bukan tim saudaranya TNC Tigers. Andai TNC Tigers lolos maka kita akan melihat dua pemain profesional Indonesia berlaga di Kuala Lumpur Major, yaitu Xepher (Kenny Deo) dan inYourdreaM (Muhammad Rizky).

Tidak ada kejutan dari wilayah Eropa. Tiga tim yang lolos adalah nama-nama langganan di turnamen besar, yaitu Team Secret, Ninjas in Pyjamas (NiP), dan Alliance. Mungkin yang patut dipantau adalah NiP, karena tim tersebut baru saja kembali ke dunia Dota 2 setelah vakum pada tahun 2017. NiP kini dikapteni oleh ppd (Peter Dager), mantan juara dunia saat 2015 dulu.

Kuala Lumpur Major | Poster
Kuala Lumpur Major akan berlanjut setelah Minor selesai | Sumber: PGL

Evil Geniuses maju mewakili Amerika Utara, sebuah hasil yang mudah diprediksi karena mereka memang tim yang sangat kuat. Tim kedua adalah Forward Gaming, nama baru yang patut disegani karena berisi para pemain veteran seperti Resolut1on (eks-Virtus.pro) dan UNiVeRsE (eks-Evil Geniuses). Tim ketiga yang cukup mengejutkan, yaitu marchoutofarmy (MOOA). Tim ini masih cukup baru dan terbentuk dari pecahan tim-tim lain, tapi ternyata berhasil mengalahkan tim compLexity yang merupakan unggulan.

Selain 15 tim hasil kualifikasi 6 wilayah, masih ada 1 tim lagi yang akan maju ke Kuala Lumpur Major, yaitu tim juara kompetisi Minor. Kali ini, turnamen yang ditunjuk menjadi Minor adalah DreamLeague Season 10 yang berlokasi di kota Stockholm, Swedia. Siapakah yang akan mengisi slot ke-16 itu?

Sumber: GosuGamers, PGL, PSG Esports.

Bermitra dengan Salim Group, ESL Akan Adakan National Championships di Indonesia

Penggemar dunia esports tentu kenal dengan nama ESL (Electronic Sports League). Perusahaan esports terbesar di dunia itu sudah lama menjadi event organizer untuk kompetisi-kompetisi paling bergengsi. Sejak pertama berdiri pada tahun 2000, ESL telah mendorong perkembangan berbagai judul game, termasuk Dota 2, Counter Strike, Overwatch, dan StarCraft.

Di tahun 2018, ESL akan semakin melebarkan sayapnya dengan cara menjalin kemitraan bersama salah satu grup konglomerat Indonesia, Salim Group. Grup inilah yang merupakan induk dari berbagai perusahaan lokal ternama, termasuk Indofood, Bogasari, serta aktif juga berinvestasi di startup lokal Indonesia . Kemitraan tersebut tentu saja bertujuan untuk mendorong iklim esports Indonesia agar lebih berkembang lagi.

ESL One: Belo Horizonte 2018
ESL One: Belo Horizonte 2018, turnamen Counter Strike | Sumber: ESL

Salah satu agenda ESL dalam kemitraan bersama Salim Group yaitu pengadaan kompetisi besar bertajuk ESL National Championships, liga esports besar yang sebelumnya sudah berlangsung di lebih dari 20 negara. Babak pertama ESL National Championships Indonesia akan dimulai pada tahun 2019 mendatang. Seperti banyak kompetisi lain, ESL National Championships dibuka dengan turnamen online terlebih dahulu, kemudian disusul dengan babak final secara offline.

Seperti yang diungkapkan dalam rilis, ESL bersama Salim Gorup ingin mengembangkan komunitas esports yang sehat dan berkesinambungan di Indonesia. Mereka memandang negara ini memiliki potensi yang sangat besar dalam industri game dan esports, terutama karena jumlah populasi mudanya yang tinggi. Salim Group yang sudah menaungi banyak bidang industri, kini menambahkan hiburan digital dan esports ke dalam portofolionya.

ESL | Cosplay
Cosplay kerap jadi bagian dari acara kompetisi gelaran ESL | Sumber: ESL

“Kami sangat senang telah menemukan mitra strategis yang tertarik dengan pertumbuhan esports di Indonesia,” ujar Nick Vanzetti, Wakil Presiden Senior ESL Asia Pasifik dan Jepang. “Salim Group, dengan reputasi yang mendunia dan sejarahnya yang kuat di Indonesia, sangat cocok untuk apa yang kami targetkan untuk membangun pasar di tahun-tahun mendatang.”

Saat ini belum ada informasi lebih mendetail tentang ESL National Championships Indonesia, termasuk judul game apa saja yang dipertandingkan, besaran hadiah, dan sebagainya. Berbagai pengumuman resmi nantinya akan diumumkan melalui jalur-jalur media sosial ESL Indonesia di Facebook, Twitter, maupun Instagram.

DreamLeague Season 10 Terpilih Jadi Dota 2 Minor Pertama Musim 2018-2019

Babak kualifikasi turnamen Dota 2 Kuala Lumpur Major segera berakhir pada tanggal 21 September 2018. Setelah itu, Kuala Lumpur Major akan rehat sejenak, memberi waktu bagi turnamen Dota 2 Minor sebelum akhirnya maju ke babak utama. Baru-baru ini terungkap, ternyata turnamen yang ditunjuk untuk menjadi Dota 2 Minor pertama di musim kompetisi 2018-2019 ini adalah DreamLeague Season 10.

Diselenggarakan oleh DreamHack, event organizer spesialis esports asal Swedia, DreamLeague Season 10 melanjutkan tradisi turnamen yang sudah berjalan sejak tahun 2013. Turnamen ini memang rutin diadakan dua kali setiap tahunnya, dan tahun ini pun dapat terujud berkat dukungan dari sponsor yang terdiri atas Corsair, H4X, dan Monster Energy.

DreamLeague Season 10 | Banner

DreamLeague Season 10 mengambil lokasi di Stockholm, ibukota negara Swedia. Sesuai peraturan Dota Pro Circuit, kompetisi Minor ini menawarkan hadiah total senilai US$300.000. Juara pertama berhak membawa pulang US$125.000 serta kesempatan khusus untuk bertanding di Kuala Lumpur Major. Kompetisi Minor memang khusus diadakan untuk tim-tim yang gagal kualifikasi di Major.

Rangkaian kompetisi DreamLeague Season 10 terbagi menjadi tiga tahap, yaitu Open Qualifiers, Closed Qualifiers, dan LAN Finals. Berikut ini jadwal kompetisinya:

  • Open Qualifiers: 23 – 24 September 2018
  • Closed Qualifiers: 25 – 26 September 2018
  • LAN Finals: 29 Oktober – 4 November 2018

DreamLeague Season 10 menerima pendaftaran kualifikasi secara global dari enam wilayah kompetisi Dota 2 yang saat ini diakui, yaitu Eropa, PNM (CIS), Amerika Utara, Amerika Selatan, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Tim-tim teratas dari Open Qualifier masing-masing wilayah akan maju ke babak Closed Qualifier untuk bertanding melawan tim-tim undangan.

DreamLeague Season 9 | Champions
Team Secret, juara DreamLeague Season 9 | Sumber: DreamHack

Untuk Closed Qualifiers serta LAN Finals saat ini masih belum ada informasi lengkap, baik formatnya maupun tim undangan yang dikabarkan akan hadir. Yang pasti, Closed Qualifier akan meloloskan satu tim masing-masing dari wilayah PNM (CIS), Tiongkok, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Sementara Eropa dan Amerika Utara masing-masing mendapat jatah dua tim. Delapan tim tersebut akan maju ke babak LAN Finals yang berlangsung selama seminggu di Monster Energy DreamHack Studios.

Tayangan DreamLeague Season 10 bisa Anda nikmati langsung di dalam client Dota 2 atau secara streaming lewat channel Twitch DreamLeague. Selagi menunggu turnamen ini, kita nikmati saja dulu pertandingan kualifikasi Kuala Lumpur Major yang sedang berlangsung.

Sumber: DreamHack.

Peran dan Komitmen MSI dalam Mendukung Ekosistem Esports di Indonesia

Nama MSI alias Micro-Star International di kalangan gamer tentunya sudah tak asing lagi, terutama bagi gamer PC. Perusahaan asal Taiwan ini telah lama berkiprah dalam dunia manufaktur hardware komputer, termasuk motherboard, graphic card, laptop, hingga aksesoris. Selama 32 tahun berdiri, MSI berhasil membangun reputasi sebagai produsen yang terpercaya, khususnya untuk perangkat gaming.

Pemain lama di dunia gaming, MSI jelas menyadari besarnya potensi olahraga elektronik. Ini dapat dilihat dari bagaimana mereka menjalin kerja sama dengan berbagai tim esports dari seluruh dunia sejak tahun 2008. Hingga kini, sudah belasan tim yang mengibarkan panji-panji MSI. Mereka berasal dari beragam negara, misalnya Cloud9 dari Amerika Serikat, Fnatic dari Inggris, Vega Squadron dari Rusia, serta PandaCute dari Hong Kong.

Ridel dan Richard
Ridel Yesaya Sumarandak dan Richard Permana | Sumber: IESPA

Turut menjadi pelopor esports Indonesia

Di Indonesia sendiri, MSI mensponsori salah satu tim esports tertua yaitu Team nxl> (next level). Tim yang beroperasi sejak tahun 2006 itu terkenal sebagai salah satu tim kuat di wilayah Asia Tenggara, dengan fokus pada game Counter Strike: Global Offensive (CS:GO). MSI juga bekerja sama dengan beberapa tim lokal lain, misalnya Rex Regum Qeon (RRQ) dan NXA-Ladies.

Tahun 2018 merupakan tahun yang sangat penting bagi dunia esports Indonesia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, esports tampil sebagai kompetisi percobaan di acara Asian Games. Cabang-cabang esports yang didukung MSI sejatinya tidak ikut dilombakan dalam perhelatan akbar tersebut, tapi MSI bersama Team nxl> tetap menunjukkan dukungan.

Dukungan tersebut hadir dalam penyelenggaraan lomba video singkat untuk menyemangati atlet-atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018. CEO Team nxl> yaitu Richard Permana bahkan menyemangati langsung atlet cabang Clash Royale yang bertanding di final. Atlet yang dimaksud, Ridel Yesaya Sumarandak, akhirnya berhasil meraih medali emas.

“MSI turut bangga atas prestasi dua gamer yang telah mengharumkan nama Indonesia di cabang esports pada gelaran Asian Games 2018, dengan perolehan medali emas lewat game Clash Royale dan medali perak di kompetisi game Hearthstone. Kami melihat pertumbuhan esports di Indonesia semakin baik dan semakin diakui oleh banyak industri, tidak sebatas industri komputer dan game semata,” demikian tutur Trisha Chuang, Marketing Channel Department MSI.

NXA-Ladies
NXA-Ladies, tim esports yang seluruhnya beranggota perempuan | Sumber: NXA-Ladies

Bukan hanya penyedia hardware

MSI di Indonesia bukan hanya penyedia hardware gaming, namun juga membantu dalam mempromosikan industri kreatif tersebut. Sejak dua tahun lalu hingga saat ini, MSI seringkali mengunjungi kampus-kampus, menjangkau berbagai kalangan hingga generasi muda. Dalam perjalanannya mereka juga bekerjasama dengan perusahaan komputer lainnya seperti Intel dan Nvidia.

Selain itu, MSI pun gencar menyediakan platform atau panggung untuk para gamer yang siap tampil di ajang kompetitif. Mereka memiliki acara game berskala besar yang diadakan tahunan, yaitu turnamen internasional bertajuk MSI Masters Gaming Arena dan turnamen nasional bernama MSI Gaming Festival. Sementara untuk turnamen-turnamen kecil, MSI telah mengadakannya di Jakarta, Surabaya, Makassar, Balikpapan, dan kota-kota lainnya.

MSI Gaming Festival 2016
MSI Gaming Festival 2016

“Kami ingin menghadirkan sesuatu yang baru di masa mendatang. Esports tidak sama seperti sebelumnya, yang dianggap hanya membuang-buang waktu, merupakan terminator sosial, dan lain sebagainya yang merupakan pandangan negatif,” demikian keterangan Indonesia Marketing Manager MSI, Stanley Lin, kepada DailySocial.

Esports yang baru secara keseluruhan adalah ‘sport/olahraga’ yang mengkombinasikan hiburan, aktivitas sosial, kedisiplinan diri, perkuatan konsentrasi, dan masih banyak keuntungan lainnya,” lanjutnya. Dari segi industri pun esports terus berkembang pesat. Menurut laporan dari Newzoo, pertumbuhan industri esports global hingga akhir tahun 2018 akan mencapai angka US$905,6 juta atau setara dengan Rp12,3 triliun.

RRQ dan MSI
MSI sempat menjadi sponsor RRQ, sebelum diambil alih oleh ASUS ROG | Sumber: MSI

Merespons gelombang mobile game

Tren gaming selalu berkembang dan mengalami perubahan dengan cepat. Head of Marketing Google Indonesia, Veronica Utami, pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang “mobile-first”. Artinya konsumsi konten oleh masyarakat lebih banyak terjadi di perangkat mobile daripada PC atau laptop.

Hal yang sama mulai tampak di dunia gaming. Game seperti Arena of Valor, Clash Royale, atau Mobile Legends telah mendominasi pasar gaming Indonesia baik di level konsumen biasa maupun di industri esports. Dua atlet esports Indonesia yang berhasil meraih medali saat Asian Games 2018 pun datang dari mobile game.

Team nxl Mobile Legends - Photo 1
Team nxl> Mobile Legends sempat jadi juara, tapi akhirnya bubar | Sumber: Dunia Games

MSI sebagai salah satu brand terkemuka gaming ingin selalu memberikan inovasi terbaru mengikuti tren yang ada. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan esports di bidang mobile game, MSI belum lama ini baru saja meluncurkan software emulator mobile, yaitu MSI App Player. Software ini dapat mempermudah para pengguna untuk memainkan mobile game di laptop MSI yang memiliki hardware canggih demi performa maksimal.

Penggunaan emulator memang tidak diperbolehkan dalam turnamen resmi, namun dunia esports bukan hanya soal kompetisi. Ada banyak pemeran lain di dalamnya, seperti streamer, shoutcaster, kreator konten, hingga analis. MSI App Player mungkin tidak membantu atlet secara langsung, tapi pegiat-pegiat esports lainnya dapat memanfaatkannya di bidang masing-masing untuk mendorong perkembangan esports lebih maksimal.

MSI App Player
Tampilan MSI App Player | Sumber: MSI

Popularitas esports yang terus meningkat pada akhirnya juga akan mendongkrak pasar gaming serta gaming peripheral. Bisa diprediksi bahwa sebagai merek yang bermain di pasar ini, MSI akan mengambil peran untuk mengambil pasar yang sedang berkembang. MSI juga menyebutkan bahwa akan terus berkomitmen untuk terus menyediakan produk hardware premium yang menjadi kekuatan utama mereka, sambil mengembangkan komunitas dan platform sebagai pendukungnya.

Sumber Gambar Fitur: Team nxl>

Road to The International – Menilik Sistem Kompetisi Dota Pro Circuit

Dota 2 adalah nama yang sangat dihormati di dunia esports. Selain sebagai salah satu kompetisi esports dengan jumlah hadiah terbanyak (38 juta dolar di tahun 2017), Dota 2 termasuk pelopor yang membuat popularitas esports melejit di awal era 2010an. Saat ini ekosistem esports Dota 2 sudah merangkul tim profesional dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Valve, selaku penerbit Dota 2, sangat getol memfasilitasi perkembangan esports di sekitar game tersebut. Pada tahun 2011, mereka menggemparkan dunia dengan menggelar turnamen Dota 2 The International pertama berhadiah jutaan dolar. Kemudian sejak 2015, supaya iklim kompetitif Dota 2 di seluruh dunia semakin sinergis, Valve membuat sistem kompetisi musiman yang disebut Dota 2 Major Championships.

Tahun 2017 merupakan babak baru di ekosistem esports Dota 2. Setelah sukses dengan Major, Valve menciptakan sistem kompetisi baru yang disebut Dota Pro Circuit (DPC). Sistem ini menghadirkan jumlah kompetisi yang lebih banyak, juga meningkatkan prestise dari turnamen yang diselenggarakan pihak ketiga.

Dota 2 Asia Championships 2015 | Photo 1
Tim Evil Geniuses di Dota Asia Championships 2015 | Sumber: Mineski.net

Berikut ini adalah penjelasan detail tentang Dota Pro Circuit, asal-muasal, jadwal, serta pengaruh Dota Pro Circuit terhadap iklim esports Dota 2 keseluruhan.

Kebutuhan akan musim kompetisi yang teratur

Sebelum Valve meluncurkan kompetisi Dota 2 Major Championships, tak banyak turnamen yang diakui langsung oleh Valve. Kompetisi-kompetisi besar bergengsi memang ada, misalnya StarLadder i-League, WESG (World Electronic Sports Games), atau DreamLeague. Tapi meskipun selalu dihadiri oleh tim-tim ternama, semua kompetisi itu tetaplah kompetisi lepas yang diadakan oleh pihak ketiga.

Hanya ada dua kompetisi Dota 2 yang berada di bawah naungan Valve saat itu, yaitu The International dan Dota Asia Championship. Artinya kemenangan tim profesional di ajang kompetisi lain tidak punya pengaruh langsung terhadap kedudukan mereka di The International.

Sistem peringkat yang pasti pun tak ada, jadi tidak ada dasar yang kuat bagi Valve untuk memilih tim apa saja yang diundang ke turnamen. Saat The International 2016, misalnya, tim Natus Vincere masuk dalam daftar undangan. Padahal di The International 2015 mereka menduduki peringkat buncit. Sementara Team Secret yang masuk 8 besar di tahun sebelumnya justru harus melalui babak kualifikasi dahulu.

Team Secret | Shanghai Major
Team Secret saat menjuarai Shanghai Major | Sumber: ESPN

Kedudukan tim yang tak jelas ini semakin diperparah oleh tidak adanya sistem transfer pemain yang jelas. Bila ada tim yang melakukan pergantian pemain tepat sebelum The International diadakan, apakah peringkat tim tersebut tetap sama? Mungkin saja tidak. Tim itu bisa jadi lebih kuat atau lebih lemah, tapi belum ada cara pasti untuk mengukurnya.

Valve juga menaruh perhatian pada sustainability dunia esports secara keseluruhan. Bila hanya ada satu turnamen besar setiap tahun, maka tim-tim partisipan yang gagal meraih peringkat The International tentu akan lebih sulit mendapat penghasilan dari kompetisi.

Untuk menjawab semua tantangan ini, Valve akhirnya mengumumkan pembukaan sistem kompetisi Dota 2 Major Championships pada tanggal 24 April 2015. Selama satu tahun, Valve tak lagi hanya mensponsori satu, tetapi empat kompetisi besar yaitu Frankfurt Major, Shanghai Major, Manila Major, dan akhirnya The International 2016. Setiap kompetisi Major menawarkan hadiah senilai US$3.000.000.

Dota Pro Circuit, sistem baru yang lebih fleksibel

Sistem Dota 2 Major Championships bertahan selama dua tahun. Musim kompetisi di tahun 2016 masih menggunakan format serupa, meski ada perubahan di sisi jumlah turnamen. Valve tak lagi mengadakan tiga turnamen Major, melainkan hanya dua yaitu Boston Major dan Kiev Major.

Wings Gaming | The International 2016
Wings Gaming, bubar setelah menjuarai The International 2016 | Sumber: Dot Esports

Tapi pada tahun 2017, Valve kembali melakukan perubahan drastis. Turnamen Dota 2 Major bukan lagi turnamen khusus yang digelar oleh Valve. Justru Valve bekerja sama dengan penyelenggara turnamen besar yang sudah ada untuk menjadikan turnamen-mereka mereka bagian dari turnamen Major.

Setiap turnamen yang ditunjuk menjadi Major harus menawarkan total hadiah minimal US$1.000.000, dengan Valve turut mensponsori 50% dari jumlah ini. Ditambah lagi, Valve juga menunjuk beberapa turnamen berskala lebih kecil sebagai turnamen Dota 2 Minor. Turnamen Minor ini harus menawarkan hadiah sebesar minimal US$300.000, 50% darinya juga disponsori oleh Valve.

Seluruh turnamen Major dan Minor yang telah ditetapkan ini menjadi bagian dari kesatuan ekosistem kompetisi Dota 2 di bawah naungan Valve, dengan nama Dota Pro Circuit (DPC). Setiap pemain yang berpartisipasi dalam Dota Pro Circuit berpeluang memperoleh Qualifying Point. Nantinya, akumulasi Qualifying Point para pemain dalam suatu tim akan menentukan peringkat tim tersebut, juga menentukan kans undangan mereka ke The International.

Dota 2 | Zai
Zai (Ludwig Wahlberg) sempat mundur dari Dota 2 untuk melanjutkan sekolah | Sumber: Gamepedia

Sistem Dota Pro Circuit ini pada akhirnya jadi sedikit membingungkan, terutama di mata orang awam, karena seolah-olah jadi ada turnamen yang memiliki dua nama. Sebagai contoh, Dota 2 Asia Championships (DAC) dulunya merupakan turnamen yang berdiri sendiri, tapi sekarang menjadi bagian dari Dota 2 Major.

DAC 2018 bukan satu-satunya turnamen Major di Cina, karena juga ada turnamen China Dota 2 Supermajor. Keduanya sama-sama dilaksanakan di kota Shanghai, dan terlepas dari namanya, China Dota 2 Supermajor kedudukannya tidak lebih tinggi dari turnamen Major lainnya.

Selain urusan nama, jumlah turnamen pada musim kompetisi 2017 – 2018 juga sedikit berlebihan. Terdapat 9 turnamen Dota 2 Major dan 13 turnamen Dota 2 Minor dalam satu tahun tersebut. Keuntungannya, sistem ini membuat jumlah uang hadiah di dunia Dota 2 semakin meningkat. Kesempatan meraih prestasi juga lebih luas. Meski suatu tim kalah di turnamen, dalam waktu singkat sudah ada turnamen besar lainnya.

Kekurangannya, tim yang mengikuti banyak turnamen harus lebih banyak menguras stamina. Bursa transfer pemain juga menjadi sedikit “panas” karena Qualifying Point terikat ke individu pemain, bukan ke tim. Dota Pro Circuit adalah ide yang bagus, namun masih perlu dibenahi.

Dota 2 | Fear
Fear (Clinton Loomis) masih aktif bermain walau sudah kepala tiga | Sumber: EGW

Dota Pro Circuit 2018 – 2019, menuju kedewasaan

The International 2018 telah berakhir, dan sekali lagi sistem kompetisi Dota 2 mengalami perubahan besar. Dota Pro Circuit kali ini masih menggunakan sistem Major dan Minor, namun dengan format yang jauh lebih simpel. Selain itu, turnamen Major dan Minor memiliki keterkaitan menarik.

Secara singkat, sistem Dota Pro Circuit 2018 – 2019 dapat dijelaskan dengan poin-poin penting berikut:

  • Dalam setahun hanya ada 10 turnamen, 5 Dota 2 Major dan 5 Dota 2 Minor.
  • Turnamen Dota 2 Minor akan diadakan setelah kualifikasi Dota 2 Major, namun sebelum babak utama (sebelum group stage).
  • Turnamen Dota 2 Minor hanya boleh diikuti oleh tim yang gagal di kualifikasi Dota 2 Major.
  • Juara Dota 2 Minor berhak maju ke babak utama Dota 2 Major terkait.
  • Sistem poin baru (DPC Point) kini terikat ke tim, bukan ke individu.
  • Tim boleh melakukan pergantian pemain di tengah musim, namun akan mendapat pengurangan DPC Point.
  • 12 tim dengan total DPC Point tertinggi di akhir musim akan menerima undangan langsung ke The International 2019.

Sistem DPC baru ini sangat menarik. Ibarat sepak bola, bila Dota 2 Major adalah UEFA Champions League, maka Dota 2 Minor adalah Europa League. Inilah tempat tim-tim “papan tengah” berebut gelar, sekaligus mencuri kesempatan maju ke turnamen papan atas. Jumlah uang hadiah Dota 2 Minor tidak bertambah, tapi pertaruhan di dalamnya menjadi lebih signifikan.

Dota 2 The International 2018 | Photo 1
Suasana The International 2018 | Sumber: joinDOTA

DPC Point yang terikat pada tim juga membuat kesetiaan pemain lebih penting. Bisa saja ada tim kecil yang mengeluarkan banyak uang untuk merekrut pemain hebat, tapi itu berarti si pemain harus merangkak dari bawah untuk mengumpulkan DPC Point lagi. Transfer bisa terjadi kapan saja, tapi pertimbangannya menjadi semakin berat.

Bagi tim sendiri, sistem poin baru juga menguntungkan. Bila mereka sudah meraih banyak prestasi dan yakin masuk ke 12 besar, mereka bisa memilih untuk melewatkan turnamen Major. Toh pada akhirnya mereka tetap akan diundang ke The International berikutnya. Waktu kosong itu bisa mereka gunakan untuk istirahat, liburan, atau bereksperimen dengan meta baru di luar turnamen.

Jadwal Dota Pro Circuit 2018 – 2019

Seperti musim sebelumnya, Valve juga bekerja sama dengan event organizer pihak ketiga dalam Dota Pro Circuit 2018 – 2019. Namun masih belum jelas apakah nama turnamennya akan diseragamkan kembali atau tidak. Saya sendiri berharap bisa diseragamkan, karena itu akan membuat penggemar lebih mudah memantau. Lagi pula, “Juara Kuala Lumpur Major 2018” terdengar lebih prestisius daripada “Juara DreamLeague Season 9”, bukan?

Di bawah ini adalah jadwal lengkap Dota Pro Circuit untuk musim kompetisi 2018 – 2019.

Dota Pro Circuit | 2018 - 2019
Jadwal Dota Pro Circuit 2018 – 2019 | Sumber: Valve

Anda dapat menyaksikan pertandingan secara langsung lewat client Dota 2, atau secara streaming. Misalnya di channel YouTube Ligagame eSports TV dan situs GosuGamers. Jangan lupa untuk turut meramaikan dan menunjukkan dukungan pada tim Dota 2 kesayangan Anda.

Gambar header: Dota2.

Beberapa Turnamen Mobile Legends yang Bisa Anda Ikuti di Bulan September 2018

Indonesia sampai saat ini masih menjadi penyumbang jumlah pemain Mobile Legends terbesar di wilayah Asia Tenggara. Dengan lebih dari 20 juta pemain, potensi game buatan Moonton ini sebagai cabang esports juga sangat besar. Tapi untuk dapat menjadi atlet esports tentu butuh perjuangan yang berat.

Seperti dikatakan oleh Robox, atlet dari tim Saudara e-Sports (SES), cara untuk menjadi pemain profesional salah satunya adalah dengan rajin mengikuti bermacam-macam turnamen yang ada. Anda yang bermimpi masuk dunia esports Mobile Legends pun dapat mulai meniti jalan tersebut, mulai dari turnamen-turnamen amatir terlebih dahulu.

Berikut ini adalah beberapa turnamen Mobile Legends yang bisa Anda ikuti di bulan September 2018. Semua kompetisi di bawah bersifat online dan terbuka untuk siapa saja.

Viola eSports Online Tournament Season 7

Viola eSports mengadakan turnamen online setiap bulan sejak Juni 2018. Meski hadiah totalnya tidak begitu besar, karena diadakan bulanan jadi kesempatan untuk menjadi juara terbuka lebar.

Pendaftaran: 2 – 10 September 2018

Pertandingan: 12 – 16 September 2018

Jumlah peserta: 32 tim

Biaya pendaftaran: Rp75.000/tim

Hadiah total Rp1.850.000, dengan rincian:

  • Juara 1: Rp775.000
  • Juara 2: Rp550.000
  • Juara 3: Rp325.000
  • Legendary pertama di Grand Final: Rp50.000
  • Savage pertama di Grand Final: Rp150.000

Narahubung: LINE (viola.esports), WA (081313559909), Instagram (viola.esports)

Lord Online Tournament Season 2

Turnamen yang masih cukup baru, Lord Online Tournament diadakan secara bulanan mulai sejak Agustus 2018. Hadiah yang ditawarkan cukup besar, namun biaya registrasinya pun sedikit mahal.

Pendaftaran: 30 Agustus – 14 September 2018

Pertandingan: 15 September – Selesai

Jumlah peserta: 64 slot (multislot)

Biaya pendaftaran: Rp100.000/slot, atau Rp180.000/2 slot

Hadiah total Rp4.000.000, dengan rincian:

  • Juara 1: Rp1.750.000 + E-Certificate
  • Juara 2: Rp1.250.000 + E-Certificate
  • Juara 3: Rp750.000 + E-Certificate
  • MVP terbanyak: Rp150.000
  • Savage terbaik: Rp100.000

Narahubung: LINE (Lord_Tournament), WA (089655805714, 089509840419), Instagram (Lord_Tournament)

WASD Online Tournament Season 12

Anda ingin turnamen Mobile Legends berhadiah piala yang bisa dipajang? WASD Online Tournament punya solusinya. Dari angka musimnya saja Anda dapat mengetahui bahwa ini turnamen yang sudah cukup punya nama. Hadiahnya pun lumayan besar.

WASD Tournament | Season 12

Pendaftaran: 6 – 13 September 2018

Pertandingan: 14 – 16 September 2018

Jumlah peserta: 64 slot (multi slot)

Biaya pendaftaran: Rp100.000/slot, atau Rp125.000/slot via pulsa

Hadiah total Rp5.200.000, dengan rincian:

  • Juara 1: Rp2.000.000 + Piala + E-Certificate
  • Juara 2: Rp1.700.000 + Piala + E-Certificate
  • Juara 3: Rp1.200.000 + Piala + E-Certificate

Narahubung: LINE (@xmh7228r), WA (081958068213)

Boss Tournament Season 2

Satu lagi turnamen yang masih cukup baru, Boss Tournament menawarkan jumlah hadiah yang tidak begitu besar. Tapi kompetisi ini baru akan digelar menjelang akhir September, sehingga Anda punya waktu lebih untuk bersiap-siap.

Pendaftaran: 10 – 18 September 2018

Pertandingan: 20 – 23 September 2018

Jumlah peserta: 32 slot (multi slot)

Biaya pendaftaran: Rp75.000/slot

Hadiah total Rp1.600.000, dengan rincian:

  • Juara 1: Rp700.000 + E-Certificate
  • Juara 2: Rp550.000 + E-Certificate
  • Juara 3: Rp350.000 + E-Certificate

Narahubung: LINE (@yac8909r), WA (08112446455), Instagram (bosstournament)

FLUX Tournament Season 2

Turnamen yang satu ini memiliki jumlah hadiah yang sama besarnya dengan Boss Tournament. Jarak pertandingannya pun berdekatan. Karena itu mungkin akan sulit bagi Anda untuk mengikuti keduanya sekaligus.

FLUX Tournament | Poster

Pendaftaran: 11 – 17 September 2018

Pertandingan: 19 – 22 September 2018

Jumlah peserta: 32 tim

Biaya pendaftaran: Rp75.000/tim

Hadiah total Rp1.600.000, dengan rincian:

  • Juara 1: Rp700.000 + E-Certificate
  • Juara 2: Rp550.000 + E-Certificate
  • Juara 3: Rp350.000 + E-Certificate

Narahubung: LINE (@zxm1410i), WA (082215709630), Instagram (fluxtournament)

Wolfgang Online Tournament

Di antara turnamen-turnamen di atas, Wolfgang Online Tournament memiliki masa pendaftaran paling panjang. Hadiah yang ditawarkan dan slot pesertanya juga lumayan besar, sementara biaya pendaftarannya relatif murah. Ditambah lagi, selain uang pemenangnya pun akan mendapat trofi.

Pendaftaran: 7 – 21 September 2018

Pertandingan: 22 – 23 September 2018

Jumlah peserta: 64 slot (multi slot)

Biaya pendaftaran: Rp50.000/slot

Hadiah total Rp2.500.000, dengan rincian:

  • Juara 1: Rp1.000.000 + Trofi
  • Juara 2: Rp800.000 + Trofi
  • Juara 3: Rp600.000 + Trofi

Narahubung: WA (081311642838)

Sumber: Info Tourney, Mobile Legends Official Forum

Kilas Balik 8 Tahun Sepak Terjang Dendi Bersama Na’Vi

Berbicara tentang esports, apalagi seputar Dota 2, kita pasti tak bisa lepas dari topik seputar Dendi. Pria bernama asli Danil Ishutin ini adalah salah satu pemain Dota 2 profesional paling terkenal, sekaligus juga merupakan ikon yang sangat melekat dengan game buatan Valve tersebut. Keahliannya sebagai pemain mid yang kreatif serta kepribadiannya yang ramah telah memenangkan hati jutaan penggemar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dendi juga terkenal karena kesetiaannya pada tim yang telah membesarkan namanya, Natus Vincere (Na’Vi). Atlet esports berpindah-pindah tim itu sudah biasa. Tapi Dendi tinggal di satu tim saja selama delapan tahun, dan itu luar biasa. Bahkan saat Na’Vi sedang kering prestasi, di tengah cemoohan dan skeptisisme penggemar Dendi tetap bermain dengan penuh semangat.

Sayangnya, pada tanggal 1 September 2018, Na’Vi resmi mengumumkan bahwa Dendi tak lagi bersama mereka. Keputusan ini diambil setelah tim Na’Vi menunjukkan performa yang buruk di turnamen The International 2018. Mereka yang dulu mantan juara dunia kini tersingkir, tereliminasi di babak kualifikasi setelah kalah melawan tim Espada dan imagine hehe.

Dendi Dota 2 Millionaire
Cuplikan artikel tentang Dendi setelah menjadi juara dunia | Sumber: Steelseries

CEO Na’Vi Yevhen Zolotarov mengakui bahwa keberadaan Dendi adalah era bersejarah untuk tim asal Ukraina tersebut. Era itu telah berakhir, menyisakan kesan mendalam bagi para penggemar. Seperti apa suka duka perjalanan Dendi bersama Na’Vi? Mari kita kenang kembali.

Merintis karier sejak remaja

Dendi adalah pemain berbakat yang sudah memulai kariernya sebagai gamer profesional sejak remaja. Di kampung halamannya di Ukraina, Dendi terkenal sebagai jagoan Warcraft III yang langganan juara. Namun setelah menemukan DotA, Dendi lebih fokus memainkan custom map tersebut. Uniknya, kiprah Dendi di dunia DotA awalnya bukanlah sebagai pemain mid, namun support.

Tim profesional pertama Dendi adalah Wolker Gaming, tim lokal yang cukup sukses pada masa itu. Ketika debut di tahun 2006, Dendi masih berusia 17 tahun. Di tim ini pula ia bertemu dengan Goblak (Artur Kostenko) yang nantinya juga akan menjadi partnernya di Natus Vincere. Bersama Wolker Gaming, Dendi berhasil tampil gemilang dan meraih posisi runner-up di kompetisi bergengsi MYM Prime Defending.

Dendi - Young
Dendi (tengah) mengikuti kompetisi di masa muda | Sumber: Prodota.ru

Selain Wolker Gaming, Dendi juga sempat bergabung dengan beberapa tim lain seperti Kingsurf International (Ks.Int) dan DTS Gaming. Di tim terakhir ini Dendi meraih tiga besar di berbagai kejuaraan, seperti ESWC 2010 dan WDC 2010. Kemudian, di akhir 2010, Dendi akhirnya hijrah ke Natus Vincere.

Juara dunia pertama

Dendi memulai debutnya di bidang Dota 2 bersama Natus Vincere. Saat itu Dota 2 bahkan belum dirilis secara resmi, masih dalam fase closed beta, namun peminatnya sudah sangat banyak. Tahun 2011 adalah tahun bersejarah. Untuk pertama kalinya, ada turnamen Dota tingkat dunia dengan hadiah jutaan dolar, dengan nama The International (TI).

Sebelum The International, hadiah turnamen turnamen Dota 2 biasanya berkisar antara US$1.000 atau US$15.000 saja. Ketika Valve belum merilis pengumuman resmi, rumor menyebar bahwa The International akan menawarkan hadiah kurang lebih US$50.000. Karena itulah ketika akhirnya diungkap total hadiah senilai US$1,6 juta, kancah esports gempar.

The International pertama diadakan di kota Cologne, Jerman. Na’Vi yang berhasil tembus hingga ke babak Grand Final harus berhadapan dengan EHOME, salah satu tim favorit juara asal Cina. Pertarungan antara kedua tim berjalan ketat, namun Na’Vi berhasil menunjukkan kerja sama yang sangat baik

Kombinasi permainan Dendi dan XBOCT (Alexander Dashkevich) yang agresif membuat EHOME kelabakan. Dendi gemar memilih hero dengan mobilitas tinggi, seperti Puck dan Queen of Pain. Gerakan serta positioning Dendi yang mengejutkan berulang kali merusak strategi EHOME. Na’Vi berhasil juara dunia Dota 2 pertama, dan pulang membawa uang hadiah 1 juta dolar.

“Fountain Hook” yang melegenda

Kemenangan di The International membuat popularitas Na’Vi melejit. Begitu pula Dendi yang saat itu disebut-sebut sebagai “The Dota 2 Millionaire” (jutawan Dota 2). Pada periode 2011 – 2013 nama Na’Vi disegani dan dianggap salah satu tim terkuat dunia, sementara Dendi dianggap sebagai salah satu pemain mid terbaik.

NaVi 2013
XBOCT, Funn1k, KuroKy, Dendi, dan Puppey. Tim Na’Vi tahun 2013 ini sangat ditakuti. | Sumber: Valve

Lusinan gelar juara disabet Na’Vi di masa gemilang ini. Mulai dari ajang ESWC (Electronic Sports World Cup), StarLadder Series, DreamLeague, The Defense, semua tak luput dari dominasi mereka. Performa Na’Vi di The International berikutnya pun sangat meyakinkan. Mereka berhasil meraih juara dua selama dua tahun berturut-turut.

Momen paling mengesankan diciptakan oleh Dendi dan Puppey (Clement Ivanov) pada The International 2013, ketika Na’Vi berhadapan dengan tim TongFu di semifinal (Winners’ Finals). TongFu pada awalnya mendominasi permainan. Tapi kemudian terjadi hal tak terduga.

Hero Dendi saat itu, Pudge, memiliki kemampuan untuk menarik lawan dengan rantai (hook). Sementara hero Puppey, Chen, dapat mengembalikan hero teman ke markas (fountain) dengan teleportasi. Karena suatu bug, bila Chen mengirim Pudge ke markas tepat saat Pudge menarik musuh, maka musuh juga akan ikut terseret sampai ke markas.

Interaksi ini dikenal dengan istilah “Fountain Hook”, dan sebenarnya sudah ada dalam Dota 2 sejak lama. Namun Na’Vi adalah tim pertama yang menggunakannya di turnamen internasional. Meski sempat terjadi kontroversi, Valve sendiri menyatakan, “Jika hal itu ada di dalam game, kamu boleh menggunakannya.” Na’Vi mengeliminasi TongFu sebelum akhirnya kalah oleh tim Alliance di babak final.

Fountain Hook menjadi momen paling berkesan dari The International 2013. Sayangnya banyak pernyataan protes dari penggemar akan kejadian tersebut, hingga akhirnya Valve merilis patch untuk menghilangkan “fitur” itu dari Dota 2.

Perpisahan dengan sahabat

Hidup itu bagaikan roda. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Bagi Na’Vi, tahun 2014 adalah awal dari masa kelam. Mereka sempat memenangkan beberapa kompetisi di awal tahun, tapi semakin lama performa mereka semakin menurun. Di The International 2014, Na’Vi harus puas menempati posisi tujuh.

Setelahnya, Na’Vi pun pecah. Puppey dan KuroKy (Kuro Salehi Takhasomi) keluar, membentuk tim baru bernama Team Secret. Na’Vi sempat berganti-ganti anggota beberapa kali selama setahun. Salah satu anggota barunya adalah SoNNeikO (Akbar Butaev) yang nantinya berperan besar dalam perjalanan Na’Vi, namun selain itu susunan pemain Na’Vi tidak begitu stabil.

Puppey vs Dendi
Puppey dan Dendi, dari partner menjadi rival

The International 2015 menempatkan Na’Vi pada posisi yang aneh. Dulunya mantan juara, mereka kini bahkan tak masuk dalam daftar tim undangan. Na’Vi harus berjuang melalui tahap kualifikasi sebelum masuk ke turnamen utama. Itu pun hasilnya jeblok. Na’Vi finis di peringkat terakhir.

Bisa ditebak betapa deras hujatan datang dari para penggemar akibatnya. Dendi, sebagai pemain Natus Vincere paling populer, turut menerima imbasnya. Banyak tawaran datang agar Dendi pindah ke tim Cina, atau setidaknya mencoba posisi lain. Banyak juga yang menyuruhnya pensiun. Tapi Dendi tetap bergeming.

Tahun 2016 kondisi Na’Vi sedikit membaik. Mereka sempat memenangkan beberapa kejuaraan seperti StarLadder i-League dan Dota Pit League. Para penggemar berharap Na’Vi dapat melakukan comeback, tapi ternyata di The International 2016, lagi-lagi mereka menduduki peringkat bontot.

Zero to hero, hero to zero

Di tengah kondisi Na’Vi yang minim prestasi, senyum dan semangat Dendi terus menjadi daya tarik bagi para penggemar setia. Ia bisa saja mengambil jalan pintas dengan pergi ke tim lain, tapi menurutnya sebuah masalah harus diselesaikan, bukan dihindari. Bagaimana Dendi menghadapi kesulitan ini terangkum dalam film dokumenter singkat berjudul Dendi: The Story of Dedication.

Dendi juga terkenal tidak sungkan bertingkah lucu di depan publik. Saat The International 2015 misalnya, ia menjadi salah satu pemain yang ikut dalam pertandingan all-star 10 lawan 10. Tapi ia menyamar menjadi pemain misterius dengan mengenakan kostum hero Pudge. Di pertandingan itu, Dendi dan Puppey akhirnya bermain bersama lagi setelah sekian lama.

Meski anggota tim Na’Vi masih terus berubah, ada dua orang yang mulai menonjol di sini, yaitu SoNNeikO dan GeneRaL (Victor Nigrini). Merekalah yang berperan besar mengantarkan Na’Vi kembali menjadi juara Starladder i-League, gelar juara pertama Na’Vi setelah dua tahun, SoNNeikO didapuk menjadi kapten baru Na’Vi. Sementara itu, XBOCT yang sudah bersama Na’Vi cukup lama, kini berganti peran menjadi coach.

The International 2017 menjadi titik nadir dalam sejarah Natus Vincere. Untuk pertama kalinya, tim berlogo warna kuning dan hitam ini bahkan tidak tampil di turnamen utama karena gagal lolos kualifikasi. Di era ini Valve juga menciptakan kompetisi global berskala lebih kecil yang disebut turnamen Major dan Minor. Tak satu pun di antaranya dimenangkan Na’Vi.

Kegagalan yang sama kembali terulang di The International 2018. Mungkin memang sudah waktunya Na’Vi berbenah. Bila tidak beradaptasi, ada kemungkinan tim Dota 2 Natus Vincere harus bubar. Dendi adalah sosok tak tergantikan di Na’Vi, tapi Na’Vi butuh orang yang bisa memberi hasil nyata. Karena itulah, dengan berat hati. Na’Vi akhirnya melepas Dendi dari tim. Pengumuman lengkapnya dapat Anda lihat pada video di atas (nyalakan subtitle untuk bahasa Inggris).

Apa langkah Dendi selanjutnya setelah tak lagi berada di bawah bendera Na’Vi? Banyak orang mengira ia akan pensiun, tapi pria yang kini berusia 29 tahun itu sudah mengkonfirmasi bahwa ia akan terus bermain dan saat ini tengah mencari tim baru.

Satu hal yang pasti, naik turun kehidupan tidak akan mengubah sifat Dendi yang selalu ceria. Tidak ada yang tahu seperti apa masa depan Dendi, dan kita hanya bisa berharap masa depan itu akan cerah.

Gambar header: Navi Dota 2.

SMA Negeri 8 Bekasi Adakan Turnamen Arena of Valor pada Bulan Oktober 2018

Gairah esports di Indonesia tak hanya terasa di ibukota propinsi saja seperti Jakarta atau Surabaya. Kota-kota besar lain pun turut semarak dengan berbagai kompetisi meskipun skalanya kecil. Contohnya seperti turnamen Arena of Valor dalam acara Eight Cup yang berlangsung pada bulan Oktober 2018 nanti.

Eight Cup adalah kompetisi olahraga rutin yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 8 Bekasi secara tahunan. Sekolah ini memang punya fokus kuat pada bidang olahraga. Bahkan, mereka memiliki program kelas atlet yang memberikan porsi pendidikan olahraga jauh lebih banyak daripada materi akademis.

Program kelas atlet di SMA Negeri 8 Bekasi meliputi pengadaan berbagai pertandingan, seperti turnamen bola basket, futsal, bola voli, dan lain-lain. Kini rupanya tak hanya olahraga konvensional yang jadi perhatian, tapi olahraga elektronik pun mulai dilirik.

Bila Anda berminat, sesi registrasi turnamen AOV Eight Cup 2018 telah dibuka sejak 20 Agustus lalu, dan akan berakhir pada tanggal 22 September. Kompetisinya sendiri akan berlangsung pada tanggal 20 – 27 Oktober 2018, bertempat di GOR Hall Basket SMA Negeri 8 Bekasi.

Pendaftaran seluruh cabang olahraga dipungut biaya yang bervariasi. Untuk turnamen AOV, biayanya adalah Rp50.000 ditambah dengan Rp25.000 biaya WO (walk out). Umumnya tuan rumah tidak ikut berpartisipasi dalam kontes yang mereka selenggarakan sendiri, tapi khusus kompetisi AOV ini SMA Negeri 8 Bekasi juga menurunkan tim. Mungkin ini pertanda bahwa antusiasme siswa-siswi sekolah tersebut terhadap AOV begitu besar.

Eight Cup 2018 - PosterSelain AOV, Eight Cup juga mempertandingkan bidang futsal, bola basket, voli, modern dance, serta tari ratoeh jaroe (tarian yang muncul di pembukaan Asian Games 2018). Hampir semua kompetisi ditujukan untuk siswa SMP dan SMA, tapi khusus Arena of Valor, pendaftaran terbuka untuk siapa saja.

Pendaftaran kompetisi AOV Eight Cup 2018 bisa Anda lakukan dengan mengisi formulir pada tautan ini. Untuk info lebih lanjut, Anda dapat menghubungi contact person Reynaldi Armando di nomor 085882949227. Total hadiah yang diperebutkan kali ini mencapai 50 juta rupiah, dengan tambahan piala bergilir dari walikota Bekasi. Selamat bertanding!

Sumber: Garena.

High School League 2018 Digelar Untuk Saring Talenta Esports di Bangku SMA

Ada banyak sekali turnamen gaming profesional dilangsungkan di Indonesia belakangan ini. Animo publik terhadap beberapa perhelatan itu sangat positif, mendorong penyelenggara mengadakan acara lanjutan secara berkala. Namun baru di bulan Agustus lalu sebuah agenda ambisius dicetus oleh IESPL. Dan kabar gembiranya, akan ada lebih banyak acara esport bertema liga dilaksanakan di tanah air.

Tepat di tanggal 6 September 2018 kemarin, diresmikanlah Indonesia High School League 2018, yaitu liga esports yang dikhususkan untuk kalangan pelajar dengan tujuan buatmenyaring bibit-bibit berpotensi baru di ranah gaming profesional. Sesuai judulnya, hal paling menarik dari HSL 2018 adalah upaya penyelenggara menggapai institusi pendidikan di Indonesia secara resmi untuk berkolaborasi dalam program mereka.

HSL 3

High School League 2018 akan mempertandingkan dua permainan, yaitu Dota 2 (liga) dan Mobile Legends (sebagai ekshibisi). Dua judul ini dipilih penyelenggara karena diyakini dapat meningkatkan kemampuan kerja sama, kekompakan tim, pengambilan keputusan, kecerdasan berstrategi, serta mendorong sifat disiplin serta sportif. Dari pengamatan saya, kedua game MOBA ini mendapatkan lampu hijau karena mereka tidak terlalu mengekspos aspek kekerasan dan juga cukup populer di kalangan gamer.

HSL 4

Gerbang pendaftaran HSL 2018 telah dibuka, dan panitia akan terus menerima registrasi hingga tanggal 12 Oktober 2018 nanti. Tiap tim akan mewakili nama sekolah mereka, dan harus mendapatkan izin resmi. Itu berarti, siswa tidak bisa serta-merta mendaftar tanpa dukungan sekolah. High School League juga didesain agar tidak menggangu kegiatan belajar mengajar. Turnamen-turnamennya diadakan tiap hari Sabtu dan Minggu.

HSL 5

Setelah periode registrasi berakhir, tim HSL 2018 akan menggelar babak penyisihan di sepuluh game center bersertifikasi GeForce yang berlokasi di delapan kota di Indonesia pada tanggal 20 Oktober sampai 12 November. iCafe-iCafe terpilih itu di antaranya adalah BarracX (Jakarta), Redfox (Bogor), Immortal (Bandung), Poseidon (Solo), Three Kingdoms (Surabaya), Hardcore (Malang), Noblenation dan iCafe Medan (Medan), GIX (Makassar), lalu final akan dilangsungkan pada bulan Desember di High Grounds Pantai Indah Kapuk.

HSL 6

Presiden HSL, Stevanus, menjelaskan bahwa esports ialah jenis olahraga yang masih tergolong baru di kalangan masyarakat, terutama di sekolah. Meski begitu, ada banyak hal positif yang bisa ditumbuhkan olehnya, misalnya mengajarkan sportivitas, membangun mental, sebagai cara aktualisasi diri, dan berpotensi meningkatkan prestasi akademis. Dan bagi mereka, sekolah menengah atas merupakan mitra terbaik buat mencari bibit-bibit berbakat.

HSL 78

Dalam presentasinya, Anna Surti Ariani selaku pakar kejiwaan anak dan keluarga dari Universitas Indonesia menekankan bahwa ada batasan nyata antara aktivitas esports dengan sindrom ketergantungan game. Faktor nomor satunya adalah, esports menuntut disiplin, lalu mereka yang berpartisipasi di sana harus memiliki target yang jelas – bukan bermain buat sekadar menghilangkan rasa bosan atau bergantung mood.

HSL 9

HSL mengajak pihak pengajar untuk melihat esports sebagai ekstrakulikuler, sehingga kegiatan ini tetap punya kaitan erat dengan aktivitas belajar formal di sekolah. Jadi jika nilai akademis siswa menunjukkan penurunan, guru dapat mengurangi jatah waktu mereka buat berlatih esport. Melalui cara ini, interaksi anak-anak dan konten digital lebih terkontrol. Selain itu, panitia juga sudah menentukan umur termuda para peserta liga, yaitu 15 tahun – tidak bisa kurang dari itu.

HSL 2

Penyelenggaraan High School League 2018 didukung oleh JD.id dan Lenovo. Bagi JD.id, menopang ranah gaming profesional ialah salah satu wujud dari misi mereka dalam ‘advancing Indonesia’. Sedangkan Lenovo sendiri sudah lama berkecimpung di bidang esports lewat sub-brand Legion. Mereka terus melakukan kemitraan dengan tim Evos, bahkan mengadakan turnamennya sendiri.

Jumlah hadiah yang disediakan panitia HSL 2018 juga tidak mengecewakan, namun mereka memutuskan buat mengambil arahan yang bersifat edukatif. Para pemenang kompetisi ini akan memperoleh beasiswa, bantuan penyediaan kurikulum esports, ada pula biaya untuk guru pembimbing kegiatan ekstrakulikuler esports, sampai perlengkapan lab. Total nilainya mencapai Rp 1,2 miliar.

Silakan kunjungi situs resmi Indonesia High School League untuk melakukan pendaftaran serta mendapatkan informasi lebih jauh mengenai HSL 2018.