LG V60 ThinQ 5G Andalkan Spesifikasi Flagship tapi Terkesan Konservatif

LG resmi menyingkap ponsel flagship-nya untuk tahun ini, V60 ThinQ 5G. Tidak seperti flagship lainnya – Samsung Galaxy S20 misalnya – V60 terkesan low-profile dan konservatif. Lihat saja layarnya, yang masih mengadopsi notch di saat adik-adiknya sudah mengemas model hole-punch.

Layar tersebut juga mengemas refresh rate standar (60 Hz), bukan 90 Hz atau bahkan 120 Hz seperti yang menjadi tren belakangan ini. Kabar baiknya, V60 kemungkinan besar akan terasa lebih awet baterainya ketimbang ponsel lain yang mengemas layar dengan refresh rate tinggi.

Asumsi ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa layar OLED 6,8 incinya ‘cuma’ mengemas resolusi 1080p – bukan 1440p atau malah lebih – dan kapasitas baterainya cukup masif di angka 5.000 mAh. LG pun tidak lupa menyematkan sensor sidik jari di balik layar V60.

LG V60 ThinQ 5G

Urusan performa, V60 mengandalkan chipset Snapdragon 865, RAM 8 GB, serta pilihan storage internal 128 atau 256 GB (ada slot microSD). V60 mengemas tiga kamera belakang: 64 megapixel f/1.8, 13 megapixel ultra-wide f/1.9, dan depth sensor. Kamera depannya sendiri beresolusi 10 megapixel.

Yang menarik adalah fokus LG terhadap kemampuan V60 merekam video. Bukan sebatas soal visual dengan menjanjikan perekaman dalam resolusi 8K, tapi V60 juga memprioritaskan kualitas audio yang ditangkap berkat empat buah mikrofon yang tertanam. Juga menarik adalah fitur Voice Bokeh, yang diyakini dapat ‘mengisolasi’ suara subjek dari kebisingan di sekitar.

LG V60 ThinQ 5G

Fitur khas flagship LG tentunya masih dipertahankan, spesifiknya Quad DAC 32-bit untuk para audiophile, serta aksesori LG Dual Screen. Seperti sebelumnya, layar kedua ini menyambung ke perangkat dengan bantuan casing, dan engsel 360 derajatnya memungkinkan perangkat untuk digunakan layaknya sebuah laptop convertible, ideal untuk multitasking.

LG V60 ThinQ 5G rencananya bakal dipasarkan mulai bulan depan. Harganya belum dirincikan, dan sejauh ini juga belum ada informasi apakah aksesori LG Dual Screen itu tadi bersifat opsional atau sudah termasuk dalam paket penjualan.

Sumber: LG.

Sony Xperia Pro Diciptakan untuk Kebutuhan Produksi dan Broadcasting Video Profesional

Xperia 1 II, Xperia 10 II, dan Xperia L4, tiga smartphone di tiga kelas yang berbeda ini mengawali kiprah Sony Mobile di tahun 2020. Namun ternyata mereka masih punya satu lagi smartphone yang sedang dikembangkan, dan ponsel ini pun duduk di kelas yang berbeda lagi.

Namanya Xperia Pro, dan seperti yang bisa kita duga, kelasnya adalah kelas profesional. Perangkat ini pada dasarnya lebih pantas dianggap sebagai alat bantu videografer profesional ketimbang smartphone. Spesifikasinya nyaris identik dengan Xperia 1 II, dengan perbedaan hanya pada kapasitas storage internalnya – Pro mengemas 512 GB.

Dua hal yang membuatnya unik adalah dukungan teknologi 5G mmWave dan port micro HDMI. Gunanya untuk apa? Gambaran skenarionya adalah sebagai berikut: berkat sambungan HDMI, Xperia Pro bisa dijadikan sebagai viewfinder suatu kamera video kelas profesional, apalagi mengingat layarnya mengemas panel OLED beresolusi 4K yang mendukung HDR.

Sony Xperia Pro

Selagi tersambung dan menerima sinyal video beresolusi 4K, Xperia Pro juga dapat meneruskan datanya ke suatu broadcast center secara cepat berkat teknologi 5G mmWave. Supaya optimal, Xperia Pro mengandalkan 16 antena di keempat sisinya yang meng-cover 360 derajat, tidak ketinggalan pula sistem pendingin internal yang efisien.

Singkat cerita, Xperia Pro dirancang untuk memaksimalkan potensi 5G mmWave yang sebenarnya, spesifiknya untuk kebutuhan produksi dan broadcasting video kelas profesional. Sony sejauh ini masih sibuk mengembangkannya, dan mereka belum menyinggung sama sekali mengenai jadwal rilis ataupun harga Xperia Pro.

Sumber: Engadget dan Sony.

Honor Umumkan Ketersediaan View 30 Pro, 9X Pro, dan Dua Laptop MagicBook di Luar Pasar Tiongkok

Mobile World Congress tahun ini memang sudah dibatalkan, namun itu tidak mencegah pabrikan mengumumkan produk-produk barunya ke publik, baik secara online atau dengan mengundang media ke event tertutup. Tidak terkecuali Honor, yang baru saja mengumumkan bahwa dua ponselnya siap dilepas ke pasar global.

Kedua perangkat tersebut adalah Honor 9X Pro di kelas mid-range dan Honor View 30 Pro di kelas flagship. Sebagai bagian dari keluarga besar Huawei, kedua ponsel ini tidak dilengkapi akses ke Google Play Store, dan harus mengandalkan Huawei AppGallery sebagai gantinya.

Honor 9X Pro

Hal itu cukup disayangkan mengingat keduanya memiliki spesifikasi yang menggiurkan. Honor View 30 Pro misalnya, selain mengemas chipset Kirin 990, ia juga mengemas tiga kamera belakang yang terdengar mengesankan: 40 megapixel (Sony IMX600) f/1,6 dengan Dual OIS dan laser autofocus, 12 megapixel ultra-wide f/2.2, dan 8 megapixel telephoto f/2.4.

Di pasar Eropa, Honor 9X Pro bakal dipasarkan mulai bulan Maret mendatang dengan banderol mulai 249 euro (± Rp 3,8 juta). Sayang sekali Honor belum mengungkap detail mengenai ketersediaan View 30 Pro.

Honor MagicBook 14

Selain smartphone, Honor juga mengumumkan ketersediaan sepasang laptop-nya, MagicBook 14 dan MagicBook 15, untuk negara-negara di luar kampung halamannya. Dua laptop ini punya banyak kemiripan dengan seri Huawei MateBook D, bahkan webcam yang tersembunyi di balik tombol keyboard-nya pun juga identik.

MagicBook 14 dan 15 masing-masing mengemas layar IPS 14 inci dan 15,6 inci, sedangkan resolusinya sama-sama 1080p. Keduanya sama-sama ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 3500U atau 3700U, lengkap dengan GPU terintegrasi Vega 8 atau Vega 10. Pilihan RAM-nya sendiri mencakup 8 GB atau 16 GB, sedangkan kapasitas SSD-nya sebesar 256 GB atau 512 GB.

Konektivitasnya tergolong melimpah untuk laptop setipis 15,9 mm dan 16,9 mm. Selain sepasang port USB standar, terdapat juga port USB-C (untuk charging sekaligus data) dan HDMI. Keduanya juga sudah dilengkapi sensor sidik jari yang menyatu dengan tombol power. Akhir Maret nanti, Honor akan memasarkan MagicBook dengan harga mulai 600 euro (± Rp 9,1 juta).

Huawei punya tipe baru lainnya, Mate 30 Pro yang gak kalah keren. Baca review-nya.

Sumber: The Verge dan GSM Arena.

Huawei Luncurkan Mate Xs, Ponsel Foldable Keduanya dengan Konstruksi yang Lebih Kokoh

Tepat setahun yang lalu, Huawei memperkenalkan ponsel foldable pertamanya, Mate X. Sayang perangkat itu hanya sempat dipasarkan di Tiongkok saja. Namun sekarang Huawei sudah punya Mate Xs, yang kabarnya bakal dipasarkan secara global.

Sepintas, Mate Xs tampak tidak berbeda, dan Huawei ternyata memang tidak mengubah gaya desainnya. Yang mereka benahi adalah konstruksi layar dan engselnya. Pada Mate Xs, layarnya kini terdiri dari empat lapisan yang berbeda: mulai dari yang paling atas adalah lapisan polyamide, panel OLED fleksibel, lapisan polimer sebagai bantalan, dan lapisan terakhir yang menghubungkan komponen elektroniknya.

Huawei Mate Xs

Hasilnya, kalau menurut Huawei, adalah struktur layar yang lebih kokoh. Untuk engselnya, Huawei bilang bahwa jumlah komponen di dalamnya bertambah dari sekitar 100 menjadi 150, dan lagi-lagi ini dimaksudkan supaya konstruksinya lebih kuat, tapi di saat yang sama juga untuk membuat mekanisme lipatnya jadi lebih mulus.

Selebihnya, perangkat ini cukup identik dengan pendahulunya. Ukuran layar dan resolusinya sama persis; 8 inci saat dibuka, 6,6 inci saat dilipat (plus 6,4 inci sebagai layar belakang). Di sebelah layar belakangnya, terdapat empat modul kamera: 40 megapixel f/1.8, 8 megapixel telephoto f/2.4, 16 megapixel ultra-wide f/2.2, dan modul 3D depth-sensing. Sensor sidik jarinya juga masih disatukan dengan tombol power.

Huawei Mate Xs

Prosesornya sudah di-upgrade menjadi Kirin 990, dan tentu saja 5G sudah didukung sepenuhnya. Melengkapi dapur pacunya adalah RAM 8 GB, storage internal 512 GB, dan baterai 4.500 mAh. Sama nasibnya seperti ponsel Huawei lain belakangan ini, Mate Xs tidak dilengkapi Google Play Services, yang berarti ia harus mengandalkan Huawei AppGallery.

Terlepas dari itu, Huawei masih berniat melepas Mate Xs ke pasar global mulai bulan depan. Di Eropa, mereka mematok harga 2.499 euro untuk Mate Xs, atau sekitar Rp 37,8 juta.

Sumber: 1, 2, 3.

Sony Luncurkan Xperia 1 II dan Xperia 10 II

Setelah lebih dulu meluncurkan smartphone budget-nya, Xperia L4, Sony kini langsung tancap gas memperkenalkan ponsel flagship-nya, yakni Xperia 1 II. Perangkat itu hadir bersama adiknya yang duduk di kelas mid-range, Xperia 10 II.

Jangan bingung dengan namanya, sebab Sony bermaksud supaya kita membacanya “Xperia 1 Mark II” seperti mereka menamai lini produk kameranya. Namun yang sangat menarik di sini adalah, yang diwariskan bukan cuma penamaannya saja, tapi juga teknologi kameranya, spesifiknya lini mirrorless Sony Alpha.

Xperia 1 II mengemas tiga kamera belakang. Tiga-tiganya sama-sama beresolusi 12 megapixel, dengan perbedaan pada luas sudut pandang lensa Zeiss-nya (standar, telephoto, ultra-wide). Yang spesial adalah, Sony telah menyematkan teknologi Real-Time Eye AF miliknya di sini, dan Xperia 1 II juga diklaim sanggup menjepret tanpa henti dalam kecepatan 20 fps.

Khusus kamera utamanya, sensor yang digunakan rupanya berukuran 50% lebih besar dari sebelumnya, sehingga mampu menyerap lebih banyak cahaya dan menghasilkan gambar yang lebih baik. Selain sangat kapabel untuk fotografi, Xperia 1 II juga menawarkan mode video yang sangat lengkap

Sony Xperia 1 II

Kamera depannya sendiri cuma satu, dengan resolusi 8 megapixel. Sama seperti tahun lalu, kamera selfie-nya ini tidak ditempatkan di notch; Xperia 1 II masih mengandalkan desain layar memanjang (aspect ratio 21:9) seperti pendahulunya. Layarnya sendiri merupakan panel OLED 6,5 inci dengan resolusi 4K (persisnya 3840 x 1644 pixel) yang dilapisi kaca Gorilla Glass 6.

Berbekal chipset Qualcomm Snapdragon 865, Xperia 1 II juga merupakan smartphone 5G pertama Sony. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 8 GB dan storage internal 256 GB (plus slot microSD). Baterainya berkapasitas 4.000 mAh, dan seperti pendahulunya, ia tetap memercayakan sensor sidik jari yang menyatu dengan tombol power.

Sony Xperia 10 II

Beralih ke Xperia 10 II, kita tetap bakal menemukan gaya desain yang mirip, tapi tentu dengan spesifikasi yang lebih inferior. Sangat disayangkan ponsel ini masih mengandalkan prosesor Snapdragon 665, bukan 765 yang sudah mendukung 5G. Prosesor itu ditemani oleh RAM 4 GB, storage internal 128 GB, dan baterai 3.600 mAh.

Layarnya sama memanjangnya, tapi ukurannya lebih kecil (6 inci), demikian pula resolusinya (1080p). Sony turut membekali Xperia 10 II dengan trio kamera belakang, meski spesifikasinya berbeda cukup drastis dari kakaknya: 12 megapixel (dengan sensor berukuran standar), 8 megapixel telephoto dan 8 megapixel ultra-wide.

Kedua ponsel ini rencananya bakal dipasarkan mulai musim semi. Sony mematok harga 1.199 euro untuk Xperia 1 II, sedangkan banderol Xperia 10 II masih belum diketahui.

Sumber: Android Police dan Ars Technica.

Realme Ungkap Ponsel 5G Flagship-nya, X50 Pro

Realme terus naik kelas. Tahun lalu mereka merilis X2 Pro yang berspesifikasi flagship. Sekarang, mereka baru saja menyingkap X50 Pro 5G yang bahkan lebih memikat lagi untuk pasar global.

Layar Super AMOLED dengan refresh rate 90 Hz kembali menjadi suguhan, dengan bentang diagonal 6,44 inci dan resolusi 2400 x 1080 pixel. X50 Pro turut mempertahankan kaca Gorilla Glass 5 dan sensor sidik jari di balik layar, tapi yang gres di sini adalah kamera selfie model hole-punch.

Kamera depan itu terdiri dari sepasang modul: 32 megapixel (Sony IMX616) dan 8 megapixel dengan lensa ultra-wide. Beralih ke belakang, kita akan disambut oleh empat buah kamera: 64 megapixel (Samsung ISOCELL GW1) f/1.8, 8 megapixel ultra-wide + macro f/2.3, 12 megapixel telephoto f/2.5, dan 2 megapixel depth sensor.

Realme X50 Pro 5G

Sebagai flagship tahun 2020, X50 Pro memercayakan Snapdragon 865 sebagai otaknya, didampingi oleh pilihan RAM LPDDR5 6/8/12 GB, serta storage UFS 3.0 128/256 GB. Realme pun tak lupa membubuhkan vapor cooling system demi menjaga suhu perangkat selama menjalankan pekerjaan berat, semisal gaming.

Kejutan terakhir Realme X50 Pro adalah dukungan teknologi SuperDart Flash Charge 65W, yang diklaim sanggup mengisi penuh baterai berkapasitas 4.200 mAh-nya dalam waktu 35 menit saja, atau hingga 60% dalam 20 menit. Istimewanya lagi, paket penjualan X50 Pro meliputi charger tipe GaN (Gallium Nitride) yang ukurannya lebih kecil tapi justru lebih efisien.

Realme X50 Pro 5G

Juga tidak kalah menarik sebenarnya adalah sistem operasinya; bukan lagi ColorOS, tapi Realme UI yang sudah berbasiskan Android 10. Selain tentu mengusung tampilan yang lebih fresh, Realme UI juga diyakini bisa meningkatkan performa, spesifiknya memangkas waktu loading aplikasi hingga 14% dan konsumsi RAM hingga 20%.

Di pasar Eropa, Realme X50 Pro 5G akan dijual dengan banderol 599 euro (8GB/128GB), 669 euro (8GB/256GB), dan 749 euro (12GB/256GB). Pilihan warnanya sendiri ada dua: Moss Green dan Rust Red.

Sumber: GSM Arena dan Realme.

ColorOS 7 Mulai Dirilis, Indonesia Sudah Kedatangan Versi Beta-nya untuk Dua Perangkat

November lalu, OPPO secara resmi memperkenalkan ColorOS 7, sistem operasi terbaru mereka yang sudah berbasiskan Android 10 dan menawarkan segudang pembaruan. Sekarang, OPPO sudah punya daftar lengkap perangkat apa saja yang bakal kebagian jatah update ColorOS 7 beserta jadwalnya.

Perlu dicatat, daftar berikut adalah untuk konsumen di Tiongkok yang dilansir oleh GizChina melalui siaran pers resmi dari OPPO.

  • OPPO Reno Ace + Reno Ace Gundam – 10 Maret
  • OPPO Reno 10x Zoom + Reno Barcelona – 10 Maret
  • OPPO Reno + Reno Inspiration Edition – 20 Maret
  • OPPO R17 + R17 New Year – 10 Maret
  • OPPO R17 Pro + R17 Pro New Year + R17 Pro King Custom – 10 Maret
  • OPPO Reno 2 – 10 Maret
  • OPPO Find X + Find X Lamborghini + Find X Flash Charge Edition – 10 Maret
  • OPPO K5 – 22 Februari
  • OPPO Reno Z – 26 Februari
  • OPPO Reno 2Z – 31 Maret

Di Indonesia sendiri, sejauh ini sudah ada dua perangkat yang mendapatkan update ColorOS 7, yakni OPPO R17 Pro dan Find X, seperti diumumkan Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia melalui akun Instagram-nya.

Sebelum Anda bergegas memilih opsi Pembaruan Perangkat Lunak di menu Pengaturan, perlu ditekankan bahwa update ini masih berstatus beta. Selain itu, masing-masing perangkat juga memiliki kuota sebanyak 2.000 unduhan. Jadi seandainya Anda tidak keberatan menjalankan sistem operasi yang belum benar-benar matang, mungkin Anda bisa bergegas melakukan update.

Apple Bakal Perbolehkan Pengguna iOS Mengganti Aplikasi Email dan Browser Bawaan?

Kalau Anda sudah lama menggunakan iPhone seperti saya, besar kemungkinan Anda pernah frustasi karena tidak bisa menetapkan aplikasi pihak ketiga, semisal Gmail, sebagai default. Perkara ini sudah sejak lama menjadi salah satu kelemahan terbesar iOS, terutama jika dibandingkan dengan Android.

Lebih mengesalkan lagi, aplikasi email bawaan iOS tidak mendukung push notification untuk akun Gmail. Singkat cerita, masih banyak aplikasi email yang lebih bagus daripada bawaan iOS – Outlook salah satunya – dan saya berharap suatu saat saya dapat menjadikannya sebagai opsi default untuk semua tautan email di iPhone.

Andai yang dilaporkan Bloomberg baru-baru ini benar, sepertinya harapan saya itu bisa terkabulkan. Dijelaskan bahwa Apple tengah mempertimbangkan fitur baru iOS yang memungkinkan pengguna untuk menetapkan browser atau aplikasi email pihak ketiga sebagai default. Lebih lanjut, fitur ini bisa hadir di iOS 14 yang akan dirilis tahun ini seandainya disetujui.

Ya, ternyata bukan cuma email, dan Anda yang sehari-harinya menggunakan browser Chrome, Firefox, atau Opera di iPhone atau iPad tentunya juga akan ikut tersenyum mendengar kabar ini. Tautan yang Anda klik tidak harus dibuka di Safari, tapi juga bisa di browser pilihan masing-masing.

Juga ikut dipertimbangkan adalah integrasi layanan streaming musik pihak ketiga, semisal Spotify, pada smart speaker Apple HomePod. Perangkat itu memang bisa memutar musik dari Spotify, tapi harus dengan iPhone atau iPad sebagai perantaranya. Sebaliknya, hampir semua smart speaker lain dapat mengakses Spotify secara langsung, dan ini pada dasarnya menjelaskan mengapa HomePod kurang begitu diminati meski kualitas suaranya terbukti bagus.

Sumber: Bloomberg.

Microsoft Bakal Hadirkan Software Antivirus-nya di Android dan iOS

Tahun lalu, Microsoft merilis software antivirus-nya, Windows Defender, untuk platform macOS sekaligus mengganti namanya menjadi Microsoft Defender. macOS rupanya baru awal dari upaya Microsoft berekspansi di bidang keamanan, sebab mereka juga berniat menyasar Android dan iOS.

Kepada CNBC, Microsoft memaparkan rencananya untuk merilis Defender buat perangkat Android dan iOS. Di titik ini Anda mungkin bertanya dalam hati, “apakah smartphone yang saya gunakan butuh proteksi ekstra dari virus atau malware?” Saya pun juga berpikir demikian.

Buat saya pribadi, selama ini saya percaya perangkat kita bakal tetap aman selama kita tidak mengunduh aplikasi dari luar Play Store atau App Store. Memang ada beberapa kasus ditemukannya malware atau adware di sejumlah aplikasi Play Store, tapi ini cuma berdampak pada sebagian kecil pengguna saja.

Namun yang tidak kalah berbahaya sebenarnya adalah phishing, dan inilah yang menjadi salah satu prioritas Microsoft dalam merancang Defender versi mobile. Phishing pada dasarnya merupakan teknik yang digunakan hacker untuk membujuk kita supaya kita mencantumkan informasi-informasi penting seperti username atau password, umumnya dengan menyediakan tautan yang menyerupai link resmi dari suatu penyedia layanan.

Phishing bakal berakibat lebih fatal jika konteksnya sudah mencakup perusahaan, dimana kesalahan satu karyawan bisa berujung pada kerugian besar yang dialami perusahaan. Di sinilah Microsoft Defender mencoba membantu, sebab Microsoft memang menyiapkannya sebagai salah satu penawarannya di segmen enterprise.

Microsoft belum menetapkan jadwal rilis Defender untuk Android dan iOS, namun mereka berniat mendemonstrasikan versi preview-nya pada ajang RSA Conference tidak lama lagi.

Sumber: CNBC dan Microsoft.

Sony Xperia L4 Hadir Membawa Layar Memanjang dan Tiga Kamera Belakang

Event Mobile World Congress tahun ini boleh dibatalkan, namun itu tak mencegah pabrikan merilis smartphonesmartphone terbarunya. Tidak terkecuali Sony, meski mereka sudah tidak lagi sepopuler dulu.

Mereka baru saja mengumumkan Xperia L4, suksesor dari Xperia L3 yang diluncurkan pada ajang MWC tahun lalu. Seperti yang bisa kita lihat dari gambarnya, perubahan terbesarnya terletak pada layarnya, yang kini memanjang menjadi 6,2 inci dengan aspect ratio 21:9, sedangkan resolusinya tetap di 720p.

Percaya atau tidak, L4 merupakan Xperia pertama yang mengadopsi notch di jidatnya. Poni tersebut menjadi rumah atas kamera 8 megapixel, sedangkan di belakangnya terdapat tiga buah kamera: 13 megapixel, 5 megapixel ultra-wide, dan 2 megapixel depth sensor. Saya pribadi suka dengan keputusan Sony menyematkan kamera ultra-wide ketimbang kamera macro.

Sony Xperia L4

Yang mengecewakan dari L4 adalah performanya. Berbekal chipset MediaTek Helio P22 dan RAM 3 GB, L4 tidak menawarkan peningkatan performa, sebab dua komponen tersebut sama persis seperti yang terdapat pada pendahulunya. Untungnya storage internalnya kini sedikit ditingkatkan menjadi 64 GB.

Baterainya juga agak menggemuk menjadi 3.580 mAh dibanding milik L3. Headphone jack rupanya masih eksis di ponsel ini, demikian pula sensor sidik jari yang diposisikan di samping kanan perangkat.

Rencananya, Sony Xperia L4 bakal dilepas ke pasaran pada musim semi, namun Sony belum mengungkap harga jualnya, yang semestinya masih masuk kategori ramah kantong.

Sumber: Android Central.