OPPO Segera Luncurkan Smartphone Kelas Menengah Atas Baru di Indonesia

Update: Berdasarkan siaran pers terbaru yang dirilis OPPO Indonesia, perangkat baru yang dimaksud adalah OPPO A9 2020. Wujud dan detailnya masih misterius, tapi yang pasti perangkat ini bakal menjadi seri A pertama yang ‘naik kelas’, terlihat dari keterlibatan para brand ambassador OPPO dalam mempromosikannya.

Menurut Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia, A9 2020 bakal menghadirkan sejumlah inovasi yang sebelumnya tidak pernah kita temui dari OPPO seri A. Banderol harganya sendiri diperkirakan berada di rentang 3 – 4 jutaan.


Artikel asli: Belum ada empat bulan berlalu sejak OPPO merilis seri Reno dan K3 secara resmi di pasar tanah air, namun ternyata mereka sudah bersiap untuk meluncurkan perangkat baru lagi. Disampaikan melalui siaran pers, kalau semuanya berjalan sesuai rencana, perangkat anyar ini bakal diungkap pada pertengahan bulan September nanti.

OPPO sudah mengantongi sertifikasi postel maupun TKDN atas perangkat ini. Pada sertifikat TKDN-nya, tercatat bahwa perangkat yang hendak dirilis memiliki nomor model “CPH1933”. Tipe persisnya masih belum diketahui, tapi berhubung OPPO A1K mengusung nomor model “CPH1932”, ada kemungkinan perangkat ini merupakan anggota baru dari OPPO seri A. A9 edisi baru mungkin?

PR Manager OPPO Indonesia, Aryo Meidianto, mengatakan bahwa perangkat yang akan mereka luncurkan ini bakal menarget kalangan menengah ke atas. Lewat akun Instagram pribadinya, Aryo juga sempat mengunggah foto tampak belakang perangkat ini, tapi hanya sebagai teaser dalam wujud siluet.

Dari siluet tersebut, tampak bahwa bahasa desain yang diusung mirip dengan seri Reno, sehingga saya sempat berpikir bahwa ini merupakan salah satu dari seri Reno 2 yang baru-baru ini dirilis di India. Namun demikian, keunggulan utama seri Reno 2 adalah konfigurasi empat kamera belakang, sedangkan perangkat ini tampaknya hanya mengemas tiga kamera saja.

Prediksi saya tentu bisa saja salah, apalagi mengingat deretan penawaran OPPO banyak berbeda di tiap negara. Satu hal yang bisa dipastikan adalah, nilai jual utama perangkat ini terletak pada kameranya. Menutup siaran persnya, OPPO juga bilang bahwa perangkat ini akan membawa perspektif baru pada kamera smartphone kelas menengah ke atas.

Redmi Note 8 Pro Resmi Diungkap, Usung Empat Kamera Belakang dengan Sensor Utama 64 Megapixel

Xiaomi punya penawaran baru yang sangat menarik buat konsumen kelas menengah ke bawah. Mereka baru saja menyingkap Redmi Note 8 dan Note 8 Pro secara resmi, dan keduanya sama-sama menawarkan banyak keunggulan terlepas dari harganya yang terjangkau.

Kita mulai dari yang lebih superior dulu, yakni Redmi Note 8 Pro. Ia merupakan ponsel pertama bikinan Xiaomi yang mengemas kamera 64 megapixel, siap bersaing langsung dengan Realme XT yang meluncur hampir bersamaan. Mengikuti tren terkini, kamera beresolusi masif tersebut turut didampingi oleh tiga kamera belakang lain.

Redmi Note 8 Pro

Ketiganya adalah kamera wide-angle 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan terakhir sensor 2 megapixel untuk merekam informasi depth. Di depan, ada kamera 20 megapixel yang bernaung di dalam notch. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 6,53 inci dengan resolusi 2340 x 1080 pixel, lengkap beserta lapisan kaca Gorila Glass 5.

Dapur pacu Redmi Note 8 Pro ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G90T yang masih sangat gres. Berhubung chipset ini dirancang untuk menyajikan performa gaming yang optimal, Xiaomi tak lupa melengkapinya dengan sistem liquid cooling pada Redmi Note 8 Pro. Untuk RAM dan storage internal, Note 8 Pro bakal ditawarkan dalam tiga konfigurasi: 6GB/64GB, 6GB/128GB, dan 8GB/128GB.

Redmi Note 8 / Xiaomi
Redmi Note 8 / Xiaomi

Beralih ke Redmi Note 8, kita masih akan disambut oleh kuartet kamera yang sama di belakang, hanya saja resolusi kamera utamanya bukan 64 megapixel, melainkan 48 megapixel. Di depan, Redmi Note 8 mengandalkan kamera selfie beresolusi 13 megapixel. Layar IPS-nya sedikit lebih kecil di angka 6,3 inci, tapi resolusi dan kaca pelapisnya sama persis.

Untuk spesifikasinya, Xiaomi memercayakan pada chipset Qualcomm Snapdragon 665. Konfigurasi RAM dan storage-nya juga ada tiga, yaitu 4GB/64GB, 6GB/64GB, dan 6GB/128GB. Baik Redmi Note 8 maupun Note 8 Pro sama-sama mengemas slot microSD untuk ekspansi.

Redmi Note 8

Kedua ponsel ini dibekali sensor sidik jari tradisional yang diposisikan di belakang. Baterai dengan dukungan fast charging 18 W via sambungan USB-C juga tersedia pada keduanya, meski kapasitasnya tidak sama: Note 8 dengan kapasitas 4.000 mAh, sedangkan Note 8 Pro dengan kapasitas 4.500 mAh.

Di Tiongkok, Redmi Note 8 Pro dijual dengan harga mulai 1.399 yuan (± Rp 2,8 juta) untuk varian dengan konfigurasi RAM dan storage terendahnya itu tadi, sedangkan Redmi Note 8 malah lebih terjangkau lagi, tepatnya mulai 999 yuan (± Rp 2 juta) saja.

Sumber: 1, 2, 3.

OPPO Luncurkan Reno 2, Reno 2 Z dan Reno 2 F, Semuanya dengan Empat Kamera Belakang

Sepertinya baru beberapa bulan berlalu sejak OPPO membuat gebrakan melalui seri smartphone Reno. Namun ternyata itu tak mencegah mereka tancap gas dan merilis kelanjutannya. Dalam sebuah event di India, OPPO resmi menyingkap seri Reno 2, yang rupanya terdiri dari tiga ponsel yang berbeda: Reno 2, Reno 2 Z dan Reno 2 F.

Kita mulai dari yang paling unggul, yakni Reno 2. Ia merupakan penerus langsung dari Reno standar, bukan Reno 10x Zoom yang masih bertengger di posisi teratas dengan spesifikasi paling mutakhir, termasuk halnya ‘kamera periskop’ yang inovatif. Singkat cerita, untuk sementara ini suksesor Reno 10x Zoom masih belum ada.

Dibandingkan kedua saudaranya, Reno 2 lebih superior berkat penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 730, RAM 8 GB dan storage internal 256 GB. Layarnya merupakan panel Dynamic AMOLED berukuran 6,5 inci, dengan resolusi 2400 x 1080 pixel. Di atas layar tersebut, lagi-lagi kita akan disambut oleh kamera pop-up dengan wujud ala sirip hiu yang khas.

Beralih ke belakang, seri Reno 2 rupanya ikut mengamini tren empat kamera yang sedang naik daun belakangan ini. Lagi-lagi menjadi yang paling andal, konfigurasi empat kamera Reno 2 terdiri dari: kamera utama dengan sensor 48 megapixel (Sony IMX586), kamera telefoto 13 megapixel, kamera wide-angle 8 megapixel, dan sensor monokrom 2 megapixel.

OPPO mengiklankan kemampuan zoom Reno 2 hingga 20x, akan tetapi yang dimaksud ternyata adalah digital zoom. Kendati demikian, Reno 2 turut menawarkan fitur hybrid zoom 5x, yang pada dasarnya jauh lebih viable karena mengandalkan kombinasi hardware dan software.

OPPO Reno 2 Z / OPPO
OPPO Reno 2 Z / OPPO

Empat kamera belakang juga menjadi nilai jual Reno 2 Z dan Reno 2 F, akan tetapi spesifikasinya berbeda dari kepunyaan Reno 2. Di sini konfigurasinya mencakup: kamera utama 48 megapixel (Samsung ISOCELL Bright GM1), kamera wide-angle 8 megapixel, sensor monokrom 2 megapixel, dan kamera 2 megapixel untuk merekam informasi depth.

Seperti yang bisa kita lihat, selain perbedaan sensor 48 megapixel yang digunakan, baik Reno 2 Z maupun 2 F sama-sama tak dilengkapi dengan kamera telefoto. Fitur OIS (Optical Image Stabilization) rupanya juga absen pada Reno 2 Z dan 2 F, dan kedua model ini masih harus berkutat dengan kamera depan tipe pop-up berbentuk tradisional.

OPPO Reno 2 F / OPPO
OPPO Reno 2 F / OPPO

Dari segi spesifikasi, Reno 2 Z mengandalkan chipset MediaTek Helio P90, sedangkan Reno 2 F dengan Helio P70. RAM yang ditawarkan sama-sama berkapasitas 8 GB, namun khusus Reno 2 F, akan ada varian yang lebih terjangkau dengan RAM hanya 6 GB. Untuk storage, Reno 2 Z menawarkan pilihan antara 128 atau 256 GB, sedangkan Reno 2 F cuma 128 GB (tapi ia merupakan satu-satunya yang mengemas slot microSD).

Di sektor layar, Reno 2 Z dan 2 F rupanya identik, sama-sama mengandalkan panel OLED 6,5 inci beresolusi 2340 x 1080 pixel. Dari detail spesifikasi yang bisa dilihat di situs resmi OPPO, panel ini berbeda dari yang digunakan Reno 2; panel milik Reno 2 lebih unggul dalam hal rasio kontras dan tingkat kecerahan maksimum.

Selengkapnya, tiga ponsel ini sama-sama mengemas sensor sidik jari di bawah layar, headphone jack, serta baterai 4.000 mAh yang mendukung teknologi charging VOOC 3.0 via sambungan USB-C.

Di India, OPPO bakal memasarkan Reno 2 dan Reno 2 Z mulai bulan September ini, masing-masing seharga 36.990 rupee (± Rp 7,3 juta) dan 29.990 rupee (Rp 5.9 juta). Reno 2 F di sisi lain masih belum memiliki banderol harga, dan pemasarannya baru akan menyusul di bulan November mendatang.

Sumber: The Verge dan Android Authority.

Realme dan Redmi Adu Cepat Merilis Smartphone Pertama dengan Kamera 64 Megapixel

Tidak lama lagi, dunia bakal berjumpa dengan smartphone berkamera 64 megapixel, dan pihak yang bertanggung jawab rupanya bukan cuma satu. Baik Realme dan Redmi sama-sama sedang mengambil ancang-ancang untuk merilis ponsel berkamera 64 megapixel dalam waktu dekat.

Di kubu Realme, perangkat yang dimaksud adalah Realme XT, yang gambar teaser resminya sudah disingkap oleh salah satu petinggi Realme sendiri. Total kamera belakangnya ada empat, sama seperti Realme 5 dan 5 Pro, akan tetapi salah satunya ditenagai oleh sensor 64 megapixel bikinan Samsung.

Redmi di sisi lain belum banyak membeberkan detail, akan tetapi diduga kuat perangkat yang dimaksud adalah Redmi Note 8 Pro. Seperti halnya Realme XT, perangkat ini juga dilaporkan bakal mengusung sensor Samsung ISOCELL Bright GW1 dengan resolusi 64 megapixel yang sama.

Realme XT

Terlepas dari siapa yang bakal lebih cepat, yang pasti kedua ponsel ini bakal diluncurkan dalam waktu yang hampir bersamaan. Meski begitu, Realme sepertinya sudah mencuri start lebih dulu dengan menghelat event pre-launch, dan beberapa media Tiongkok pun sudah diberi kesempatan untuk melangsungkan sesi hands-on.

Dari foto-foto hands-on yang tersebar, tampak bahwa fisik Realme XT lebih mirip seri Realme 5 ketimbang Realme X. Utamanya karena Realme XT memiliki notch pada layarnya, bukan mengandalkan kamera depan tipe pop-up seperti Realme X.

Juga sudah sedikit terungkap adalah rincian spesifikasinya, yang mencakup chipset Qualcomm Snapdragon 712, RAM 8 GB dan storage internal tipe UFS 2.1 berkapasitas 128 GB, serta layar AMOLED 6,4 inci. Secara keseluruhan, spesifikasinya cukup mirip dengan Realme 5 Pro, terkecuali kamera utamanya itu tadi.

Sumber: Android Central dan GSM Arena.

Aplikasi NeuralCam Hadirkan Fitur Night Sight ala Pixel 3 pada iPhone

Menilai kualitas kamera smartphonesmartphone flagship bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, apalagi mengingat semakin ke sini persaingannya semakin ketat. Namun di area yang lebih spesifik, seperti misalnya fotografi malam, sejauh ini Google Pixel 3 dan Huawei P30 Pro masih belum tertandingi.

Kedua smartphone tersebut sama-sama dibekali fitur Night Sight yang mengesankan. Mereka pada dasarnya dapat melihat di kegelapan, menangkap gambar yang semestinya serba hitam jika dijepret menggunakan kamera smartphone lain. Dalam beberapa kesempatan, hasil jepretan kedua kamera ini bahkan lebih jelas ketimbang yang terlihat oleh mata manusia.

NeuralCam

Rahasianya, di balik hardware yang mumpuni, adalah computational photography. Pengolahan berbasis software inilah yang memungkinkan kedua ponsel tersebut menangkap gambar yang terang meski di lokasinya sangat minim sumber pencahayaan.

Kabar baiknya, seorang developer bernama Alex Camilar telah berusaha mewujudkan kapabilitas yang sama bagi para pengguna iPhone. Aplikasi bikinannya, NeuralCam, pada dasarnya dapat menghadirkan fitur Night Sight yang sekelas dengan penawaran Pixel 3 dan P30 Pro.

NeuralCam

NeuralCam bekerja di belakang layar, memroses deretan foto yang dijepret dalam parameter exposure yang beragam. Cara kerjanya kira-kira mirip seperti fitur HDR, hanya saja lebih kompleks dan hasilnya pun lebih memukau. Selain kamera belakang, NeuralCam juga bisa digunakan bersama kamera depan.

Alex mengaku bahwa fitur Night Mode yang tersedia di ponsel-ponsel Android-lah yang menjadi inspirasinya. Dari segi hardware, kamera iPhone tergolong sangat mumpuni, dan apa yang dilakukan Alex hanyalah sebatas memaksimalkan potensinya melalui software.

Bagi yang tertarik, NeuralCam saat ini sudah bisa dibeli lewat App Store seharga Rp 45 ribu (harga perkenalan). Perangkat paling tua yang masih kompatibel adalah iPhone 6.

Sumber: DPReview.

Realme 5 dan Realme 5 Pro Dirilis, Andalkan Total Lima Kamera di Tubuhnya Masing-Masing

Realme sedang di atas angin. Hasil riset Counterpoint dan Canalys baru-baru ini menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya sub-brand OPPO tersebut berhasil menjadi salah satu dari lima brand smartphone dengan pangsa pasar terbesar di tanah air, dan ini mereka capai dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Dalam waktu yang singkat ini, mereka juga telah menelurkan banyak ponsel menarik, termasuk Realme X yang bisa dibilang merupakan model flagship pertama mereka. Saking semangatnya, bahkan Realme 3 dan Realme 3 Pro kini telah kedatangan suksesornya masing-masing, yakni Realme 5 dan Realme 5 Pro.

Realme 5 / Realme
Realme 5 / Realme

Angka 5 di sini bukanlah untuk menghindari angka 4 yang sering dianggap membawa sial berdasarkan kepercayaan kaum Tionghoa, melainkan sebagai pertanda bahwa total ada lima kamera pada tubuhnya; satu di depan, dan empat lainnya di belakang. Meski Realme 5 dan 5 Pro sama-sama mengemas empat kamera belakang, spesifikasinya berbeda satu dengan yang lainnya.

Pada Realme 5 Pro, kamera utamanya mengandalkan sensor Sony IMX586 megapixel dan lensa f/1.7, sedangkan Realme 5 hanya mengandalkan kamera utama 12 megapixel f/1.7. Tiga kamera sisanya sama persis: satu kamera 8 megapixel dengan lensa wide-angle, satu kamera 2 megapixel khusus untuk mengambil gambar macro, dan satu lagi kamera 2 megapixel untuk merekam informasi depth (untuk efek portrait atau bokeh).

Kamera depannya juga sedikit berbeda: Realme 5 Pro dengan kamera depan 16 megapixel f/2.0, sedangkan Realme 5 dengan kamera depan 13 megapixel f/2.2. Perbedaan antara kedua ponsel ini terus berlanjut sampai ke spesifikasi sekaligus fisik.

Realme 5 Pro / Realme
Realme 5 Pro / Realme

Untuk Realme 5 Pro, chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon 712, yang dipercaya menawarkan peningkatan performa prosesor sebesar 10% dan performa grafis sebesar 35% jika dibandingkan dengan Snapdragon 710 milik Realme 3 Pro. Mendampingi chipset tersebut adalah pilihan RAM 4/6/8 GB, storage internal tipe UFS 2.1 berkapasitas 64 atau 128 GB.

Layar Realme 5 Pro merupakan panel IPS 6,3 inci beresolusi 2340 x 1080 pixel. Kapasitas baterainya tercatat 4.045 mAh, dan ini sudah kompatibel dengan teknologi fast charging VOOC 3.0 via sambungan USB-C.

Realme 5 di sisi lain mengandalkan chipset Snapdragon 665, didukung oleh pilihan RAM 3 atau 4 GB, serta storage internal 32 atau 64 GB. Baik Realme 5 Pro ataupun Realme 5 sama-sama dibekali slot microSD, headphone jack, serta sensor sidik jari di bagian punggungnya.

Meski performanya lebih inferior, Realme 5 justru mengemas layar yang lebih besar: IPS 6,5 inci, tapi dengan resolusi 1600 x 720 saja. Kapasitas baterainya juga lebih masif di angka 5.000 mAh, tapi charging-nya masih mengandalkan sambungan micro USB lawas.

Semua ini tentu tanpa melupakan komitmen Realme untuk menyediakan smartphone dengan harga yang terjangkau. Di India, Realme 5 akan segera dipasarkan dengan harga mulai 10.000 rupee (± Rp 2 juta), sedangkan Realme 5 Pro mulai 14.000 rupee (± Rp 2,8 juta).

Sumber: XDA Developers.

Google Duo Kedatangan Fitur Low Light Mode

Google punya persembahan menarik bagi kita yang kerap melangsungkan sesi panggilan video di malam hari. Mereka baru saja merilis fitur anyar untuk aplikasi video calling-nya, Google Duo. Fitur tersebut dinamai Low Light Mode, dan fungsinya sudah bisa kita tebak dari makna harfiahnya.

Jadi dengan satu kali klik saja, fitur ini mampu mengubah tampilan wajah yang menghadap ke kamera dari yang tadinya redup menjadi lebih terang. Kalau melihat gambar GIF yang Google sediakan, fitur ini semestinya tidak sebatas meningkatkan brightness begitu saja, tapi juga menyesuaikan parameter exposure lainnya agar hasil akhirnya tetap terlihat optimal.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Low Light Mode tersedia untuk semua perangkat yang bisa menjalankan Duo? Sayang Google tidak menjelaskannya secara detail, dan kita masih belum tahu apakah fitur ini memiliki syarat khusus terkait spesifikasi kamera depan tiap-tiap perangkat.

Terlepas dari itu, Low Light Mode tetap merupakan solusi yang menarik bagi para pengguna Duo. Google menjelaskan bahwa yang menginspirasi mereka bukan sekadar kebiasaan video call di malam hari, tapi juga para konsumennya yang berada di lokasi dengan tarif listrik yang mahal, atau yang jaringan listrik setempatnya sering mengalami gangguan.

Kabar baiknya, update Google Duo dengan fitur Low Light Mode bakal segera meluncur secara global dalam minggu ini juga, baik untuk platform Android maupun iOS.

Sumber: Google.

Xiaomi, OPPO dan Vivo Berkolaborasi Kembangkan Fitur Transfer File ala AirDrop

Android Q yang akan dirilis bersama Google Pixel 4 beberapa bulan lagi sudah pasti menyimpan banyak fitur baru. Kendati demikian, versi terbaru Android ini rupanya juga bakal menghapuskan salah satu fitur lamanya, yakni Android Beam, seperti dilaporkan oleh TechRadar.

Sekadar mengingatkan, Android Beam adalah fitur untuk berbagi file antar perangkat. Fungsinya kurang lebih mirip seperti fitur AirDrop di platform iOS. Namun yang membedakan adalah, AirDrop mengandalkan perpaduan Bluetooth dan Wi-Fi, sedangkan Android Beam menggunakan NFC.

Tren terkini menunjukkan bahwa NFC lebih cocok dipakai untuk fungsi pembayaran. Itulah mengapa Google memutuskan untuk mengeliminasi Android Beam. Kabar baiknya, Android Q disebut sudah menyiapkan penggantinya, yakni Fast Share, yang kalau berdasarkan pengujian 9to5Google, jauh lebih mirip dengan AirDrop ketimbang Android Beam.

Masalahnya, Fast Share disebut membutuhkan Google Play Services, dan kemungkinan besar ini yang menjadi alasan mengapa Xiaomi, OPPO, dan Vivo baru-baru ini memutuskan untuk bekerja sama mengembangkan fitur serupa versi mereka sendiri, berdasarkan info yang dirilis akun resmi MIUI (Xiaomi) di WeChat.

Fitur ini kabarnya bakal terintegrasi pada MIUI (Xiaomi), ColorOS (OPPO), dan FunTouchOS (Vivo). Seperti halnya AirDrop, kreasi trio brand Tiongkok ini menawarkan kecepatan transfer hingga 20 MB per detik, dan ini mengindikasikan keterlibatan Wi-Fi di belakang layar, di samping Bluetooth yang berperan menjadi perantara tiap perangkat.

Versi beta dari fitur ini disebut bakal dirilis pada akhir bulan ini juga. Aliansi Tiongkok ini mempersilakan pabrikan smartphone lain untuk mendaftar apabila mereka tertarik mengintegrasikan fitur transfer file ini pada perangkat bikinannya masing-masing.

Sumber: The Verge.

Google Luncurkan Gallery Go, Hadirkan Fitur Manajemen Foto Otomatis ala Google Photos Secara Offline

Google Photos populer karena banyak alasan. Satu yang paling utama tentu saja adalah karena layanan tersebut dapat dinikmati secara cuma-cuma. Alasan lainnya adalah fitur manajemen foto otomatis berbasiskan teknologi machine learning>

Meski kerap disepelekan, manajemen foto sangatlah penting terutama kalau jumlah foto yang disimpan begitu besar. Mayoritas jelas malas mengategorikan fotonya satu per satu agar lebih mudah dicari di lain waktu, dan di situlah Google Photos datang membantu.

Google tahu bahwa di luar sana masih banyak pengguna smartphone yang ingin dimanjakan oleh fitur manajemen otomatis Google Photos, namun masih terkendala oleh koneksi internet. Dari situ mereka mencoba menawarkan alternatif dalam bentuk aplikasi bernama Gallery Go.

Anggap saja Gallery Go ini sebagai versi offline dari Google Photos, yang berarti tidak ada fitur penyimpanan di cloud, dan fungsinya murni untuk membantu merapikan koleksi foto yang ada di smartphone (termasuk yang disimpan di SD card). Istimewanya, fitur manajemen foto otomatis berbasis machine learning ini dapat bekerja tanpa mengonsumsi kuota data perangkat sedikitpun.

Gallery Go pada dasarnya akan melabeli satu per satu foto berdasarkan kategori seperti alam, binatang, makanan, atau orang demi memudahkan pencarian. Kategori yang lebih spesifik lagi macam selfie dan dokumen pun juga dimungkinkan berkat kemampuan teknologi machine learning dalam mengenali objek pada gambar.

Selain manajemen foto, Gallery Go juga menyimpan fitur penyuntingan yang sederhana, termasuk halnya fitur auto enhance untuk yang butuh serba instan. Semua ini dikemas Google dalam aplikasi yang besarnya tak lebih dari 10 MB, dengan harapan pengguna dapat memaksimalkan kapasitas penyimpanan milik smartphone-nya untuk mengenang lebih banyak momen.

Gallery Go saat ini sudah bisa diunduh melalui Google Play Store, namun fitur face grouping yang pada dasarnya bakal mengelompokkan foto-foto selfie masih belum tersedia di semua negara.

Sumber: Google.

Application Information Will Show Up Here

Adobe Singkap Nama Resmi dari Aplikasi Project Gemini, Adobe Fresco

Masih ingat dengan Project Gemini, aplikasi ilustrasi iPad yang Adobe umumkan tahun lalu? Jadwal perilisan resminya sudah semakin dekat, dan Adobe pun juga telah menyingkap nama resminya: Adobe Fresco, diambil dari kata “fresco” yang merupakan salah satu teknik melukis dari zaman lawas.

Adobe bilang bahwa pemilihan nama ini pada dasarnya bisa menggambarkan keunggulan utama yang ditawarkan Fresco, yaitu fitur Live Brush. Adobe cukup percaya diri belum ada aplikasi ilustrasi lain yang bisa menandingi fitur Live Brush milik Fresco, yang memanfaatkan AI Adobe Sensei untuk mereproduksi reaksi alami bahan-bahan pewarna seperti cat air atau cat minyak.

Memahami keunggulan Live Brush lewat kata-kata mungkin cukup sulit, jadi ada baiknya kita simak langsung cara kerjanya lewat video di bawah ini.

Tentunya masih banyak kelebihan lain yang Fresco tawarkan, semisal ribuan jenis brush yang bisa dipakai untuk berkreasi. Vector brush pun juga tersedia kala dibutuhkan, dan pengguna juga dibebaskan meracik brush-nya sendiri menggunakan Adobe Capture.

Di balik tampilan minimalisnya – yang sengaja dibuat seperti itu agar pengguna bisa berfokus menggambar dari awal – Fresco menyimpan fitur yang cukup melimpah dari kacamata profesional, semisal sistem layering dan masking. Hasil coretan-coretan di Fresco pun dapat dikerjakan lebih lanjut di aplikasi Adobe lain macam Photoshop atau Illustrator.

Rencananya, Adobe Fresco bakal dirilis sebagai aplikasi gratis. Yang kebagian lebih dulu adalah iPad, namun Adobe juga berniat untuk meluncurkan Fresco di platform lain ke depannya. Untuk sekarang, Adobe masih membuka fase pengujian Fresco bagi yang tertarik mendaftar.

Sumber: Adobe.