Cara Merekam Layar HP Xiaomi, Tanpa Perlu Aplikasi Tambahan

Perekaman layar ponsel Xiaomi dapat dilakukan tanpa aplikasi tambahan. Pasalnya, ponsel Xiaomi memiliki fitur perekaman layar bawaan. Jadi pengguna tidak perlu lagi menginstal aplikasi tambahan untuk merekam aktivitas di layar HP-mu.

Perekaman layar ponsel biasanya dilakukan untuk berbagai keperluan, seperti pekerjaan, tutorial, dan kebutuhan pribadi. Kamu dapat merekam game, panggilan video, video dari platform media sosial, dan banyak lagi. Dulunya perlu menginstal aplikasi perekaman layar, tetapi pengguna Xiaomi tidak lagi membutuhkannya.

Kamu bisa memanfaatkan fitur perekaman layar bawaan yang sudah tersedia di ponsel Xiaomi. Dengan fitur ini, setiap gerakan yang kamu lihat di layar ponsel akan direkam sebagai video. Namun perlu diketahui bahwa fitur recording ini hanya untuk versi UI berbasis Android, MIUI 8 ke atas.

Menariknya, fitur screen recorder atau perekam layar bisa merekam audio sekaligus perekam layar berjalan. Bagi kamu yang masih bingung melakukannya, berikut penjelasannya!

Berikut ini tata cara rekam layar HP Xiaomi tanpa aplikasi yang mudah untuk dipraktikkan oleh semua pengguna.

  • Langkah pertama, aktifkan HP Xiaomi kalian lalu seret status bar ke bawah untuk membuka Quick Menu.
  • Pada laman tersebut, akan tampil berbagai pintasan yang dapat diakses dengan cepat.
  • Mulai dari untuk mengaktifkan data seluler, WiFi, bluetooth, senter, mode hening, screenshot, mode pesawat, kunci layar, hingga rekam layar.
  • Untuk merekam layar, maka silakan klik fitur Rekam layar yang bersimbol kamera.
  • Akan tampil tombol bulat merah, langsung klik tombol tersebut untuk memulai proses rekam.
  • Silakan lakukan aktivitas di layar HP yang hendak direkam. Bisa bermain game, membuat tutorial, atau yang lainnya.
  • Klik lagi tombol merah untuk mengakhiri rekam layar.
  • Setelah ini, hasil rekaman sudah tersimpan ke galeri HP.
  • Untuk melihat hasilnya, kamu bisa langsung buka galeri HP.
  • Klik tombol X jika fitur rekam layar sudah tidak digunakan lagi.

Terdapat sejumlah pengaturan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan setiap pengguna. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

  • Pertama, swipe status bar ke bawah untuk menampilkan pintasan menu.
  • Tekan beberapa detik fitur Rekam layar sampai membuka menu pengaturan. Tampil deretan opsi menu yang bisa diatur.
  • Pertama, Resolusi. Kalian bisa mengatur resolusi video sesuai keinginan, yakni 2400×1080, 1280×720 atau 800×480.
  • Semakin besar resolusi, maka semakin bagus hasilnya sekaligus juga semakin bear ukuran rekamannya. Agar tak terlalu tinggi dan terlalu rendah, kamu bisa memilih resolusi 1280×720.
  • Selanjutnya, pengaturan Kualitas video. Di sini juga terdapat deretan pilihan kualitas video dimulai 1Mbps hingga 40Mbps. Kalian bisa memilih sesuai keinginan.
  • Pengaturan berikutnya adalah Sumber suara. Ada pilihan hening, mikrofon, dan suara sistem.
  • Untuk pilihan hening, maka tidak akan ada suara yang tertangkap dalam rekaman layar.
  • Jika memilih mikrofon, maka hasil rekaman layar hanya akan mengambil suara dari mic.
  • Terakhir opsi suara sistem, artinya suara yang terekam hanya dari HP misalnya kamu merekam layar saat scroll TikTok.
  • Selain itu, kamu bisa mengatur hal lainnya jika diperlukan agar proses rekam layar lebih maksimal dan sesuai dengan keinginan.

Xiaomi Pastikan Pisah dengan Poco di Indonesia

Memasuki tahun 2022, Xiaomi ingin bersiap untuk kembali mengambil pasar smartphone, AIoT, dan perangkat pintar di Indonesia. Pencapaian yang sudah diraih sepanjang tahun 2021 di Indonesia telah menciptakan momentum bagi Xiaomi untuk tumbuh dan mendominasi pada tahun 2022. Hal ini diungkapkan oleh pihak Xiaomi Indonesia pada acara pertemuan secara online pada tanggal 7 Januari 2022 yang lalu melalui Zoom.

“Ada empat strategi utama Xiaomi untuk Indonesia pada tahun 2022 sebagai smart choice bagi Xiaomi Fans yaitu memperkuat portofolio produk high-end, menghadirkan pengalaman ritel AIoT, memastikan pemisahan merek Xiaomi dan POCO, serta memperkuat pasar regional,” kata Country DIrector Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

Xiaomi juga menegaskan pemisahan dengan POCO yang mengumumkan diri sebagai brand independen pada bulan Januari 2021 lalu. Xiaomi dan POCO akan beroperasi dengan strategi dan pendekatan yang berbeda meskipun masih berbagi infrastruktur seperti layanan purna jual, manufaktur, serta quality control. Nantinya, Xiaomi dan POCO akan melayani pasar yang berbeda di Indonesia, di mana Xiaomi akan menyasar pada konsumen secara umum dan POCO akan menyasar pada konsumen yang lebih niche.

Status Alvin terhadap POCO Indonesia?

Selama ini kita tahu bahwa Alvin Tse berperan sebagai Head of POCO Global yang sekaligus memegang jabatan Country Director Xiaomi Indonesia. Oleh karena POCO saat ini sudah berjalan sebagai brand independen, bagaimana statu Alvin sebagai kepala POCO Global?

Alvin mengatakan bahwa saat ini Xiaomi Indonesia sudah semakin besar, di mana pada akhir 2021 ini sudah memiliki lebih dari 200 personel. Sebagai bisnis dan perusahaan besar, Xiaomi memiliki banyak pekerjaan yang masih harus dibenahi. Dari perspektif fokus dan bandwidth, maka Alvin memilih untuk menyerahkan tugasnya kepada Andi Rengreng untuk memegang POCO Indonesia.

Dalam hal apakah Xiaomi dan POCO masih berhubungan atau tidak, mereka masih menggunakan pabrik yang sama, namun dari hal pelanggan, pengalaman, produk, brand value, dan lain sebagainya, Xiaomi dan POCO sudah menempuh jalan yang berbeda. Alvin sendiri masih akan memberikan saran kepada POCO, namun beliau sudah mempercayai Andi untuk menjalankan POCO secara penuh.

Sebagai informasi saja, Alvin sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala POCO Global semenjak menjadi Country Director Xiaomi Indonesia.

POCO bukan pesaing Xiaomi dan Redmi

Saya juga sempat menanyakan apakah nantinya POCO dan Xiaomi serta Redmi akan bersaing satu sama lainnya. Dalam menanggapi pertanyaan ini, Andi langsung menjawab bahwa pasar yang disasar oleh Xiaomi dan POCO tentu berbeda. POCO lebih menyasar pada pasar yang segmented atau niche. POCO bukan untuk semua orang, namun semua orang menginginkan POCO.

Andi mengatakan bahwan POCO menghadirkan sebuah smartphone yang memiliki performa dan harga yang ekstrim di kelasnya. Oleh karena target audience-nya berbeda, jadi Xiaomi dan POCO bukannya bersaing namun saling mendukung satu sama lainnya. Redmi sendiri menyasar pada konsumen yang lebih umum.

Berbicara mengenai Redmi, kita juga sering melihat bahwa POCO sering melakukan rebranding dari perangkat Redmi menjadi POCO. Andi menanggapi hal ini dengan membedakannya dari segi varian dan tampilan desainnya dan tidak melulu dengan spesifikasinya. POCO selalu memberikan produknya sesuai dengan slogan mereka, “Extreme performance dengan extreme price“.

Redmi Smart Band Pro Unggulkan Layar AMOLED 1,47 Inci dan SpO2 Tracking

Kemampuan perangkat smart band terus bertambah, sensor dan fitur-fiturnya semakin lengkap dan fungsionalitasnya meningkat berkat layar yang lebih besar. Salah satu yang baru diperkenalkan ialah Redmi Smart Band Pro.

Mari mulai dari panel AMOLED 1,47 inci yang memenuhi 66,7% bagian depan yang cukup tajam 282 ppi dengan resolusi 194×368 piksel dan cerah 450 nit. Layar yang lebih besar, membuat konten dapat ditampilkan dengan lebih baik dan juga memudahkan dalam navigasi dan kontrol.

Layarnya telah dilengkapi sensor cahaya yang dapat menyesuaikan kecerahan secara otomatis, fitur praktis ini biasanya dilupakan di smart band entry-level. Permukaan layarnya dilindungi tempered glass 2.5D dengan sudut yang agak membulat dan sekaligus mempercantik penampilannya.

Bodinya terbuat dari material dari polycaprolactam (sejenis nilon, plastik), diperkuat dengan glass fiber. Serta, sudah water resistence 5 ATM yang akan baik-baik saja diajak menyelam hingga 50 meter. Sementara, talinya terbuat dari silikon lembut.

Sensor di dalamnya termasuk accelerometer, gyroscope, dan PPG heart rate monitor. Smart band ini dilengkapi 50+ band face dan 110+ mode workout termasuk 15 mode profesional.

Beberapa mode workout tersebut diantaranya outdoor running, treadmill, outdoor walking, outdoor cycling, hiking, trail run, trekking, indoor cycling, elliptical machine, rowing machine, jumping rope, HIIT, Yoga, freestyle, pool swimming, dan banyak lagi.

Fitur utama lain dari Redmi Smart Band Pro ialah heart rate monitoring 24 jam, SpO2 tracking (blood oxygen), sleep quality tracking, stress level monitoring, deep breath exercise, dan female health. Untuk penggunaan normal, perangkat ini dapat bertahan 14 hari dan hingga 20 hari dalam mode hemat daya berkat baterai 200 mAh. Saat ini, Xiaomi belum mengungkap harga dan ketersediaan Redmi Smart Band Pro.

Sumber: GSMArena

Xiaomi Umumkan Seri Redmi Note 11, Versi Pro+ Punya Pengisian Cepat 120W

Pada awal kemunculan Xiaomi di Indonesia, mereka hanya fokus menawarkan smartphone seri Redmi dan Redmi Note. Bagi yang membutuhkan performa lebih, untuk sekian tahun Redmi Note menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia.

Sekarang kondisinya sudah berbeda, kehadiran smartphone seri Mi dan Poco di Tanah Air membuat posisi Redmi Note menjadi kurang begitu menonjol. Padahal dibanding Poco yang berfokus pada kecepatan misalnya, Redmi Note ialah smartphone yang kuat dan berimbang di segala aspek.

Nah yang terbaru, Xiaomi telah memperkenalkan tiga smartphone kelas menengah seri Redmi Note 11 di Tiongkok, meliputi Redmi Note 11 original, Note 11 Pro, dan Note 11 Pro+. Mari bahas lebih lanjut.

Redmi Note 11 Pro dan Note 11 Pro+

Kedua smartphone ini punya spesifikasi yang cukup identik. Mulai dari layar AMOLED 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate 120Hz dan touch sampling rate 360Hz yang dilengkapi punch hole untuk kamera depan 16MP dengan diameter hanya 2,96mm.

Beralih ke belakang, tersemat tiga unit kamera dengan kamera utama 108MP menggunakan sensor Samsung ISOCELL HM2. Berpadu kamera 8MP dengan lensa ultrawide dan kamera telemacro 2MP.

Bagian inti dari smartphone yang menjalankan MIUI 12.5 berbasis Android 11 ini ialah chipset MediaTek Dimensity 920 5G. SoC tersebut membawa CPU octa-core yang terdiri dari 2x Cortex-A78 2.5 GHz, 6x Cortex-A55 2.0 GHz, dan GPU Mali-G68 MC4. Serta, didukung konfigurasi memori 6GB/128GB, 8GB/128GB, dan 8GB/256GB.

Sekarang mari bahas perbedaannya, keistimewaan yang dimiliki Redmi Note 11 Pro+ adalah dukungan pengisian cepat 120W. Berbekal baterai 4.500 mAh, ia dapat mengisi penuh hanya dalam waktu 15 menit.

Sementara, kecepatan pengisian daya pada Redmi Note 11 Pro diturunkan menjadi 67W yang masih terbilang cepat. Ditambah kapasitas baterainya sedikit lebih besar yakni 5.160 mAh.

Redmi Note 11

Beralih ke Redmi Note 11, ia sangat berbeda dengan saudaranya. Mulai dari layar, Xiaomi menggunakan panel IPS 6,6 inci FHD+ dengan refresh rate 90Hz. Setidaknya punch hole-nya masih sama-sama mengemas kamera depan 16MP.

Balik ke belakang, Redmi Note 11 hanya membawa dua unit kamera dengan kamera utama 50MP dan 8MP dengan lensa ultrawide. Chipset yang digunakan juga mengalami penyesuaian, dengan Dimensity 810 dan konfigurasi memori 4GB/128GB, 6GB/128GB, 8GB/128GB, dan 8GB/256GB.

Perbedaan lain dari segi daya, baterai 5.000 mAh miliknya hanya didukung pengisian cepat 33W yang dapat mengisi penuh dalam waktu 62 menit. Ketiganya dibekali sensor sidik jari yang terletak di sisi samping.

Untuk harga, Redmi Note 11 dibanderol mulai dari CNY 1.199 atau sekitar Rp2,6 jutaan akan tersedia dalam warna gradient, black, dan mint blue. Versi Pro-nya dijual mulai CNY 1.699 atau Rp3,7 jutaan dan tersedia dalam opsi warna black, aurora gradient, violet, dan forest green. Satu lagi versi Pro+ dijual mulai CNY 1.999 atau Rp4,4 jutaan dan punya warna eksklusif yang disebut Yibo Design.

Sumber: GSMArena

[Review] Xiaomi RedmiBook 15: Laptop untuk WFH dan SFH dengan Layar 15 inci

Xiaomi saat ini tidak hanya mengeluarkan produk smartphone saja. Ternyata, Xiaomi juga mengeluarkan sebuah laptop PC dengan sistem operasi Windows 10. Laptop yang bernama Xiaomi RedmiBook 15 ini merupakan notebook pertama yang diluncurkan secara resmi di Indonesia. Walaupun begitu, Xiaomi sendiri sudah banyak mengeluarkan produk laptopnya di luar Indonesia.

RedmiBook 15 datang dengan spesifikasi yang cukup menarik. Pada saat peluncurannya, laptop ini langsung diperkenalkan dengan menggunakan prosesor Intel Core i3 1115G4. Selain itu, RAM 8 GB dan sebuah SSD M.2 SATA juga sudah terpasang pada perangkat yang satu ini. Walaupun memiliki spesifikasi yang mumpuni, RedmiBook 15 menyasar pada mereka yang bekerja dan sekolah di rumah pada masa pandemi.

Laptop yang satu ini sempat mendapatkan diskon perkenalan hingga 1 juta rupiah. Walaupun tanpa diskon, laptop ini ternyata juga masih memiliki harga yang cukup terjangkau. Dengan menggunakan prosesor Intel generasi ke 11, RAM 8 GB, dan sudah menggunakan Windows 10 resmi, RedmiBook 15 masih belum menyentuh harga 7 juta. Hal ini tentu saja menarik bagi mereka yang selalu menanyakan “laptop apa yang bisa dibeli dengan budget maksimum 7 juta rupiah?”.

Xiaomi RedmiBook 15 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Intel Core i5 1115G4 (2C4T) 3 GHz, Turbo 4,1 GHz
GPU Intel UHD Graphics
RAM 8 GB DDR4 3200 MHz Single Channel
Storage Foresee M.2 SATA 256 GB
Layar TN 15,6 inci 1920 x 1080 NTSC 45%
WiFi 802.11 ac atau WiFi 5
Bobot 1,8 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit Home Single Language
Dimensi 363.8 x 243.5 x 19.9 mm
Baterai 46 Wh / 3090 mAh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Jika dilihat dari spesifikasi yang ada, memang laptop ini utamanya ditujukan untuk menggunakan software seperti Office, Zoom, dan lainnya yang mendukung pekerjaan dan belajar. Selain untuk para pekerja kantoran, pelajar, dan mahasiswa, laptop ini juga cukup mumpuni untuk digunakan oleh mereka yang bergerak di bidang UMKM. Lalu seperti apa kinerja dari laptop yang satu ini?

Unboxing: Charger bukan USB-C

Selain kartu garansi, laptop ini hanya dibekali dengan kabel power serta charger. Xiaomi kali ini menggunakan standar colokan charger untuk laptop pada umumnya dan bukan USB-C. Charger-nya sendiri buatan LiteOn.

Desain

RedmiBook 15 yang datang ke rumah saya memiliki warna hitam, seperti kebanyakan laptop pada umumnya. Untuk bahan yang dipakai pada badannya, Xiaomi sepenuhnya menggunakan plastik. Bahan plastik ini memiliki finishing matte, sehingga tidak terlalu licin saat dipegang. Namun, minyak masih menjadi musuh bagi laptop ini karena mudah untuk meninggalkan jejak.

RedmiBook 15 menggunakan layar dengan jenis panel TN yang memiliki resolusi 1920 x 1080. Dengan menggunakan panel TN, tentu saja sudut penglihatan yang diberikan tidak sebaik IPS. Xiaomi sendiri mengklaim bahwa akurasi warna pada laptop ini ada pada 45% NTSC, yang memang membuatnya kurang cocok untuk para editor video dan gambar. Walaupun begitu, panel ini masih cukup banyak digunakan pada laptop direntang harganya.

Keyboard yang ada pada laptop ini memiliki ruang yang cukup luas dan nyaman digunakan oleh mereka yang bertangan besar. Sayangnya, Xiaomi tidak menyediakan LED backlit sehingga akan cukup sulit untuk bekerja ditempat yang kurang pencahayaan. Touchpad yang ada di bawah keyboard juga memiliki dimensi yang besar. Touchpad ini juga cukup licin dan nyaman digunakan sebagai mouse serta bisa digunakan untuk semua gesture dari Windows 10.

Pada bagian kanan dapat ditemukan port audio 3,5 mm, SDCard reader, USB 2.0, LAN, serta Kensington Lock. Untuk bagian kirinya dapat ditemukan dua buah port USB 3.2 Gen 1, HDMI 1.4, dan port untuk mengisi daya. Sayang memang, sekali lagi, laptop ini tidak dilengkapi dengan port USB-C yang saat ini sudah mudah ditemukan pada beberapa laptop. Walaupun begitu, penggunaan USB-A memang masih sangat umum digunakan untuk bertukar data ke perangkat lainnya.

RedmiBook 15 datang dengan menggunakan sistem operasi Windows 10 Home Edition. Tentunya hal ini cukup baik karena beberapa laptop yang memiliki spesifikasi yang mirip kerap tidak memberikan sistem operasi Windows 10 yang harganya bisa lebih dari 1 juta rupiah. Xiaomi pun mengatakan bahwa nantinya perangkat ini juga bisa di-upgrade ke Windows 11.

Sistem operasi Windows 10 yang diberikan memang benar-benar bersih. Anda tidak akan menemukan software bawaan Xiaomi pada RedmiBook 15. Walaupun hal tersebut berarti bahwa software Office juga tidak akan ditemukan, namun saya masih bisa menggunakan alternatif gratisnya seperti Office Online, WPS, atau Libre Office. Untuk urusan suara, DTS Surround sudah terpasang pada laptop yang satu ini.

Pengujian: Bukan tanpa masalah

RedmiBook 15 menggunakan prosesor Core i3-1115G4 atau sering dikenal dengan Tiger Lake dan memiliki kartu grafis terintegrasi yang bernama Intel UHD Graphics. Intel UHD Graphics adalah grafis Iris Xe yang memiliki 48 Execution Unit. Prosesornya sendiri memiliki 2 core dengan 4 threads dengan kecepatan 3 GHz dan memiliki Turbo hingga 4.1 GHz yang beroperasi pada TDP 12 watt hingga 28 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

RAM yang terpasang pada laptop ini memiliki kapasitas 8 GB yang sayangnya tidak dapat di-upgrade. Selain itu, Xiaomi juga tidak menggunakan mode dual channel yang membuat kinerjanya menjadi tidak optimal. Media penyimpanan yang digunakan adalah SSD SATA M.2 dengan merek Foresee. Foresee sendiri merupakan merek milik Longsys dari Shenzhen yang saat ini juga memiliki merek Lexar.

Problem: Heating dan Freezing

Setelah melihat spesifikasi dari RedmiBook 15 yang saya gunakan semenjak 3 minggu yang lalu, sepertinya laptop tersebut mampu menjalankan game yang saat ini masih naik daun, yaitu Valorant. Game yang satu ini sendiri hanya membutuhkan spesifikasi yang cukup minim untuk menjalankannya pada framerate 60 fps. Dan benar saja, dengan setting low, RedmiBook 15 dapat menjalankannya di 60 fps pada resolusi rendah hingga menengah. Sayangnya, saya menemukan kendala yang sangat mengganggu.

Pada saat bermain Valorant, setelah beberapa menit game akan freezing sekitar 3-5 detik. Hal ini akan berulang-ulang terjadi selama kita menggunakan laptop hingga melakukan restart PC. Saya pikir, masalah itu hanya terjadi pada saat bermain game saja. Hal tersebut membuat saya sangat curiga dengan mode RAM single channel yang digunakan.

Nyatanya, saat menggunakan perangkat ini untuk melakukan editing gambar masalah tersebut muncul lagi. Hal tersebut tentu saja membuat anggapan RAM bermasalah menjadi sirna. Saya menjadi cukup yakin bahwa laptop ini memiliki panas yang berlebih. Hal tersebut pun terbukti pada saat saya melakukan benchmark, suhu dapat mencapai 97 derajat celcius dan bahkan bisa menyentuh suhu 120 derajat celcius walau hanya sebentar saja.

Kipas external pun saya gunakan untuk mendinginkan laptop RedmiBook 15. Tentunya, hal ini berujung pada turunnya panas pada saat melakukan benchmarking sampai ke 85 derajat celcius. Saya pun berhasil mencoba beberapa benchmarking tanpa adanya kendala freezing. Namun, bermain game Valorant membuat perangkat ini kembali freezing.

Untungnya, freezing ini juga terjadi pada saat saya sedang mengatur file yang ada di RedmiBook 15. Saya pun melihat aktivitas media penyimpanan (SSD) di laptop ini yang cukup aneh. Windows 10 tidak menggunakan media penyimpanan ini lebih dari 1 MB/s, namun load SSD bisa mencapai 100% selama 1-5 detik yang menyebabkan komputer berhenti bekerja selama waktu tersebut.

Hal tersebut berarti bahwa program di Windows 10 bukanlah penyebab load dari SSD tinggi. Kecurigaan saya langsung tertuju pada masalah klasik yang pernah ada pada SSD jaman dahulu: Write-Cache Buffer Flushing. Saya langsung mematikan fitur ini pada Device Manager dengan men-tick pilihannya. Dan ‘voila’, masalah freezing pun sirna. Laptop pun dapat bermain game Valorant dengan lancar hingga berjam-jam.

Bagi Anda yang memiliki masalah ini pada laptop RedmiBook 15, Anda bisa mencoba tips yang saya berikan di atas. Saya juga merekomendasikan para pemilik laptop ini untuk membeli cooler eksternal agar bisa menurunkan suhu yang dihasilkan. Hal ini tentu menjadi PR bagi Xiaomi agar meningkatkan sistem pendingin pada setiap laptopnya agar tidak membuat prosesornya throttling.

Benchmarking

Pada kesempatan kali ini, saya membawa kembali laptop dengan Intel Core i7 1185G7 dan Core i5 1135G7. Tentunya hal tersebut untuk membandingkan kinerja sesungguhnya dari prosesor yang digunakan pada Xiaomi RedmiBook 15. Kinerja yang dihasilkan dari prosesor Intel Generasi ke 11 ini memang sudah kencang. Berikut adalah hasilnya

Prosesor yang digunakan oleh RedmiBook 15, yaitu Core i3 1115G4 memang dibawah “kakak-kakak”nya. Walaupun begitu, hal tersebut memang wajar mengingat Core i3 merupakan kelas paling rendah dari jajaran Intel Core i. Hal tersebut tentu saja dikarenakan jumlah core yang lebih sedikit serta grafis terintegrasi yang digunakan. Akan tetapi, dengan kinerja yang ada sudah sangat mumpuni untuk mengerjakan tugas kantoran dan sekolah sehari-hari.

Saya menggunakan laptop RedmiBook 15 untuk menulis artikel ini. Semenjak membenahi masalah yang ada, saya tidak menemukan masalah yang berarti. Menggunakan segala macam software seperti WPS dan Photoshop tidak membuat laptop ini menjadi pelan. Justru, saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dari biasanya.

Uji Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 9 jam 54 menit. Hasilnya memang sedikit sekali berbeda dengan yang dijanjikan, yaitu 10 jam. Setelah baterai habis total, saya langsung mengisi kembali baterainya. Xiaomi RedmiBook 15 akan penuh dari kosong hingga 100% dalam waktu sekitar 1.5 jam.

Verdict

Xiaomi akhirnya mengeluarkan perangkat laptopnya secara resmi di Indonesia. Hal tersebut dimulai dengan mengeluarkan RedmiBook 15 yang memiliki penyimpanan internal 256 GB. Produk ini oleh Xiaomi ditargetkan untuk dipakai oleh mereka yang sedang bekerja dan sekolah di rumah pada masa pandemi Covid 19.

Kinerja yang ditawarkan oleh RedmiBook 15 yang menggunakan Intel Core i3 1115G4 memang cukup baik. Saat permasalahan yang ada sudah diatasi, laptop ini mampu mengerjakan semua hal dengan cukup baik. Walaupun begitu, panas yang dihasilkan memang cukup mengganggu. Ada baiknya pengguna RedmiBook 15 untuk membeli sebuah cooler tambahan agar membuat laptop ini menjadi lebih awet.

Daya tahan baterai yang dimiliki oleh laptop ini juga sangat baik. Pada pengujian yang saya lakukan, waktunya bisa mencapai hampir 10 jam, sedikit di bawah janji Xiaomi. Hal ini tentu saja bisa menjamin pengguna untuk tidak membawa charger ke mana-mana saat sedang bekerja di sebuah kafe. Selain itu, desain keyboard-nya juga nyaman sehingga mengetik akan menjadi lebih mudah.

Xiaomi menjual RedmiBook 15 dengan penyimpanan SSD 256 GB seperti yang saya dapatkan dengan harga Rp. 6.999.000. Xiaomi juga telah mengeluarkan versi SSD 512 GB-nya dengan harga Rp. 7.999.000. Harga ini memang sangat bersaing dengan pemain-pemain lama di Indonesia, namun terbukti nilainya masih terjangkau. Dengan harga yang dimiliki dan kelengkapan yang diberikan, menjadikan Xiaomi RedmiBook 15 sebuah alternatif untuk memiliki sebuah laptop yang cukup terjangkau.

Sparks

  • Kinerja yang baik dengan Core i3 1115G4
  • Harga yang cukup terjangkau
  • Multifungsi: bisa untuk bekerja dan bermain game
  • Tanpa bloatware
  • Desain minimalis
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang

Slacks

  • Suhu prosesor yang dapat mencapai 120 derajat
  • Freezing, walau akhirnya bisa dibenahi
  • Tanpa kehadiran port USB-C
  • RAM single channel dan tidak bisa di-upgrade

Xiaomi Umumkan Redmi G 2021, Laptop Gaming Murah dengan GPU RTX 30 Series

Pasar laptop tanah air belum lama ini dibuat geger oleh RedmiBook 15. Tipikal Xiaomi, perangkat tersebut menawarkan spesifikasi lebih tinggi ketimbang pesaing-pesaingnya di rentang harga yang sepadan. Di Tiongkok, Xiaomi bahkan sudah menerapkan strategi yang sama untuk segmen laptop gaming.

Yang terbaru, Xiaomi belum lama ini memperkenalkan Redmi G 2021. Laptop gaming ini hadir dalam dua versi; satu dengan prosesor Intel, satu dengan prosesor AMD. Versi Intel-nya ditenagai prosesor Core i5-11260H (6-core, 12-thread), sementara versi AMD-nya dibekali prosesor Ryzen 7 5800H (8-core, 16-thread).

Terkait kinerja grafisnya, Redmi G 2021 versi Intel mengandalkan GPU Nvidia GeForce RTX 3050, sedangkan versi AMD-nya lebih superior berkat RTX 3060 dengan TDP 130 W. Perbedaan selanjutnya terletak di sistem pendinginnya. Meski sama-sama mengusung sistem cooling generasi baru, cuma versi AMD-nya saja yang turut dilengkapi heat pipe tembaga.

Ini wajar mengingat versi AMD-nya memang menawarkan performa yang lebih gahar daripada versi Intel-nya. Bahkan charger yang Xiaomi sertakan pun berbeda: 180 W untuk versi Intel, 230 W untuk versi AMD.

Selebihnya, duo Redmi G 2021 ini cukup identik. Keduanya sama-sama dibekali RAM 16 GB dan SSD berkapasitas 512 GB. Layarnya pun sama persis, dengan panel 16,1 inci FHD 144 Hz. Melengkapi fitur-fiturnya adalah konektivitas Wi-Fi 6, sistem audio DTS: X Ultra 3D, serta backlit keyboard.

Di Tiongkok, Redmi G 2021 versi Intel dijual seharga 5.700 yuan (± 12,6 jutaan rupiah), sementara versi AMD-nya dibanderol 7.000 yuan (± 15,5 jutaan rupiah). Semoga saja Xiaomi punya rencana untuk mengusik pasar laptop gaming tanah air dengan mendatangkan setidaknya salah satu varian Redmi G 2021 ke sini. Semoga…

Sumber: GSM Arena dan GizmoChina.

Xiaomi Perlahan Tinggalkan Branding Mi pada Semua Lini Produknya

Ada yang janggal dari peluncuran Xiaomi Mi Mix 4 belum lama ini. Kalau kita perhatikan baik-baik di pengumuman resminya, kita sama sekali tidak akan menemukan kata “Mi” disebut. Nama resmi smartphone anyar tersebut cuma Xiaomi Mix 4, dan itu rupanya bukan saltik.

Pada kenyataannya, Xiaomi sedang dalam masa transisi untuk memensiunkan branding Mi yang mereka gunakan selama lebih dari satu dekade. Kepada XDA, perwakilan Xiaomi telah mengonfirmasi bahwa mulai kuartal ketiga 2021, seri produk “Mi” akan diubah namanya menjadi “Xiaomi”, dan ini berlaku untuk kategori smartphone maupun kategori produk IoT.

Xiaomi turut mengklarifikasi bahwa mereka kini punya dua seri produk yang berbeda: seri produk Xiaomi ditujukan untuk segmen premium, sementara seri Redmi ditargetkan untuk kelas harga yang lebih terjangkau, dan sekali lagi ini tidak hanya berlaku untuk kategori produk smartphone saja. Lalu bagaimana dengan Poco? Jujur saya sendiri bingung. Namun satu hal yang pasti, kita tidak akan lagi melihat branding “Mi” kecuali di logo perusahaan.

Xiaomi 12, Xiaomi 12 Ultra, Xiaomi Smart Band 7, Xiaomi TV, Xiaomi Gaming Monitor, Xiaomi Router, Xiaomi Smart Air Fryer, Xiaomi Electric Scooter 4, Xiaomi Security Camera, Xiaomi Screwdriver, (Xiaomi Car?); kira-kira begitulah penamaan produk-produk Xiaomi ke depannya.

Pergantian nama ini pada dasarnya Xiaomi lakukan untuk memperkuat brand presence mereka di kancah global. Pangsa pasar Xiaomi memang begitu kuat di Asia, akan tetapi belakangan ini mereka juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di negara-negara barat.

Juli lalu, Canalys melaporkan bahwa pengapalan smartphone Xiaomi di Eropa Barat naik hingga 50% pada kuartal kedua 2021. Masih di laporan yang sama, Xiaomi bahkan berhasil menyalip Apple menjadi brand smartphone terbesar kedua setelah Samsung di kancah global.

Kemudian di bulan Agustus, giliran Counterpoint yang memublikasikan hasil risetnya, dan mereka menempatkan Xiaomi sebagai brand smartphone nomor satu dalam hal penjualan global per bulannya. Kemungkinan inilah yang pada akhirnya menggerakkan Xiaomi untuk memperkuat identitas brand dengan cara memensiunkan branding “Mi”.

Oke, tidak sepenuhnya pensiun, sebab masih ada MIUI, yang tercatat dalam buku sejarah sebagai produk pertama Xiaomi, bahkan ketika mereka belum berjualan ponsel. Well, kecuali Xiaomi berniat menggantinya menjadi Xiaomi UI suatu saat nanti.

Sumber: XDA. Gambar header: Depositphotos.com.

Xiaomi Umumkan Redmi 10, Kini dengan Chipset Helio G88, Layar 90 Hz, dan Kamera 50 Megapixel

Xiaomi belum lama ini resmi memperkenalkan Redmi 10. Dibanding Redmi 9 yang dirilis tahun lalu, Redmi 10 membawa cukup banyak pembaruan yang signifikan, mulai dari desain, layar, performa, sampai kamera.

Kita mulai dari desainnya lebih dulu. Seperti yang bisa dilihat, wajah Redmi 10 tampak jauh lebih modern ketimbang pendahulunya yang masih berponi. Tampilan panel belakangnya juga berubah drastis, kini dengan modul kamera yang lebih lebar di ujung kiri atas ketimbang di tengah.

Redmi 10 datang membawa chipset MediaTek Helio G88. Kenapa harus spesifik Helio G88? Karena chipset ini pada dasarnya adalah Helio G85 yang telah di-upgrade agar mampu mengakomodasi layar FHD+ dengan refresh rate di atas normal.

Benar saja, layar 6,5 inci beresolusi 1080p milik Redmi 10 mendukung refresh rate maksimum 90 Hz. Saya bilang maksimum karena refresh rate-nya memang dapat berubah-ubah secara otomatis antara 45, 60, dan 90 Hz, tergantung jenis konten yang ditampilkan. Tujuannya tentu untuk mengoptimalkan daya tahan baterai.

Bicara soal baterai, Redmi 10 tergolong cukup mirip dengan pendahulunya, dengan kapasitas 5.000 mAh dan dukungan fast charging 18 W. Perangkat turut mendukung reverse wired charging 9 W, dan paket penjualannya turut mencakup kepala charger 22,5 W.

Lanjut ke kameranya, Redmi 10 hadir mengusung kamera utama 50 megapixel, pertama kalinya untuk lini Redmi seri angka. Menemani kamera utamanya adalah kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan kamera depth 2 megapixel. Di depan, ada kamera selfie 8 megapixel.

Semua itu dikemas dalam bodi yang sedikit lebih ringkas daripada sebelumnya, dengan tebal sekitar 8,9 mm dan bobot hanya 181 gram. Fitur-fitur seperti side fingerprint sensor, dual speaker, maupun jack audio 3,5 mm turut tersedia, tapi sayang Redmi 10 tidak punya slot kartu microSD.

Maka dari itu, konsumen harus lebih bijak dalam menentukan varian yang hendak dibeli. Total ada tiga varian Redmi 10 yang ditawarkan: 4 GB/64 GB, 4 GB/128 GB, dan 6 GB/128 GB. Masing-masing dihargai $179, $199, dan $219. Sejauh ini belum ada informasi kapan Xiaomi bakal memboyongnya ke tanah air.

Sumber: Xiaomi.

Xiaomi Luncurkan Redmi Note 10 5G dan RedmiBook 15: Laptop dan Smartphone 5G Murah

Jika Xiaomi meluncurkan smartphone, mungkin hal tersebut sudah terasa biasa. Akan tetapi jika Xiaomi meluncurkan sebuah perangkat komputer di Indonesia, tentunya hal tersebut cukup berbeda dari biasanya. Pada tanggal 22 Juli 2021, Xiaomi meluncurkan smartphone Redmi Note 10 5G. Perangkat komputer yang diperkenalkan setelahnya adalah RedmiBook 15.

Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan bahwa peluncuran RedmiBook 15 di Indonesia sekaligus menandai penampilan perdana laptop terbaru Xiaomi tersebut di pasar global. Ia juga menambahkan bahwa kombinasi antara sepasang produk yang diluncurkan tanggal 22 Juli 2021 lalu adalah pasangan ideal dalam meningkatkan kualitas kerja atau belajar pengguna dimanapun mereka berada. “Redmi Note 10 5G dan RedmiBook 15 mendukung produktivitas pengguna dimanapun kita berada. Perangkat-perangkat dengan spesifikasi mumpuni ini merupakan hasil dari inovasi tanpa henti untuk melahirkan teknologi terbaru dengan harga sebenarnya yang dapat dinikmati oleh semua orang.”

Xiaomi Redmi Note 10 5G merupakan perangkat Redmi pertama yang menggunakan Dimensity 700, walaupun sudah lebih dulu digunakan pada Poco M3 Pro 5G. Xiaomi menawarkan dua varian untuk perangkat yang satu ini, yaitu dengan konfigurasi RAM/penyimpanan internal 4/128 GB dan 8/128 GB. Baterai yang digunakan memiliki kapasitas 5000 mAh. Spesikasi lengkapnya adalah sebagai berikut

Xiaomi Redmi Note 10 5G
SoC Mediatek Dimensity 700
CPU 2× 2.2 GHz Cortex-A76+ 6× 2 GHz Cortex A-55
GPU Arm Mali-G57 MC2 950MHz
RAM 4 dan 8 GB LPDDR4x
Internal 128 GB UFS 2.2
Layar 6,5 inci IPS 2400 x 1080 90 Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 161.8 x 75.3 x 8.9 mm
Bobot 190 gram
Baterai 5000 mAh dengan pengisian 18 watt
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 2 MP Macro, 2 MP Depth, 8 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12

Untuk laptop RedmiBook 15, Xiaomi menyasar pada anak muda agar tetap produktif selama situasi PPKM. Hal tersebut termasuk mereka yang masih sekolah di rumah. RedmiBook 15 menggunakan prosesor generasi ke 11 dari Intel dengan Core i3 1115G4. Baterai dengan kapasitas 46Whr memiliki daya tahan hingga 10 jam dan diisi dengan charger 65 watt.

Spesifikasi dari laptop tersebut adalah sebagai berikut

RedmiBook 15
CPU Intel Core i3-1115G4 (2C4T) 3 GHz, Turbo 4,1 GHz
GPU Intel UHD 1,25 GHz 48 EU
RAM 8 GB 3200 MHz DDR4
Internal SSD 256 GB
Layar 15,6 inci 1080p TN dengan DC Dimming
Dimensi 363.8 x 243.5 x 19.9 mm
Bobot 1,8 kg
Baterai 46 Whr
OS Windows 10 Home, bisa di-upgrade ke Window 11

Kedua perangkat akan dijual pada tanggal 27 Juli 2021 secara online. Untuk Redmi Note 10 5G akan dijual pada harga Rp2.799.000,- (4GB+128GB) dan Rp3.099.000,- (8GB+128GB) dengan diskon Rp. 100.000 pada saat flash sale. Untuk RedmiBook akan dijual dengan harga Rp. 6.999.000, dengan diskon Rp. 1.000.000 pada tanggal 27-31 Juli 2021 saja.

Beda dengan Poco M3 Pro 5G?

Xiaomi Redmi Note 10 5G datang untuk menantang para pesaingnya dengan menghadirkan harga yang cukup murah. Walaupun begitu, Poco yang juga dibawah Xiaomi juga menawarkan perangkat 5G yang tergolong memiliki harga yang murah pula. Lalu apa perbedaan antara keduanya?

Pihak Xiaomi mengatakan bahwa kedua produk tersebut hadir untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang berbeda. Redmi Note 10 5G mereka hadirkan untuk generasi muda dalam meningkatkan produktivitas mereka melalui dukungan koneksi 5G. Walaupun begitu, spesifikasi keduanya sangat mirip dan juga menggunakan SoC yang sama, yaitu Mediatek Dimensity 700.

Jika dilihat dari sisi luarnya, Redmi Note 10 5G dan Poco M3 Pro 5G memiliki perbedaan pada desain case belakangnya. Selain itu, Redmi Note 10 5G juga memiliki konfigurasi RAM dan penyimpanan internal yang lebih tinggi. Redmi Note 10 5G tidak menghadirkan penyimpanan internal 64 GB serta RAM 6GB. Jadi, sepertinya spesifikasi dari Redmi Note 10 5G masih di atas Poco M3 Pro 5G.