Xiaomi Pastikan Pisah dengan Poco di Indonesia

Memasuki tahun 2022, Xiaomi ingin bersiap untuk kembali mengambil pasar smartphone, AIoT, dan perangkat pintar di Indonesia. Pencapaian yang sudah diraih sepanjang tahun 2021 di Indonesia telah menciptakan momentum bagi Xiaomi untuk tumbuh dan mendominasi pada tahun 2022. Hal ini diungkapkan oleh pihak Xiaomi Indonesia pada acara pertemuan secara online pada tanggal 7 Januari 2022 yang lalu melalui Zoom.

“Ada empat strategi utama Xiaomi untuk Indonesia pada tahun 2022 sebagai smart choice bagi Xiaomi Fans yaitu memperkuat portofolio produk high-end, menghadirkan pengalaman ritel AIoT, memastikan pemisahan merek Xiaomi dan POCO, serta memperkuat pasar regional,” kata Country DIrector Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

Xiaomi juga menegaskan pemisahan dengan POCO yang mengumumkan diri sebagai brand independen pada bulan Januari 2021 lalu. Xiaomi dan POCO akan beroperasi dengan strategi dan pendekatan yang berbeda meskipun masih berbagi infrastruktur seperti layanan purna jual, manufaktur, serta quality control. Nantinya, Xiaomi dan POCO akan melayani pasar yang berbeda di Indonesia, di mana Xiaomi akan menyasar pada konsumen secara umum dan POCO akan menyasar pada konsumen yang lebih niche.

Status Alvin terhadap POCO Indonesia?

Selama ini kita tahu bahwa Alvin Tse berperan sebagai Head of POCO Global yang sekaligus memegang jabatan Country Director Xiaomi Indonesia. Oleh karena POCO saat ini sudah berjalan sebagai brand independen, bagaimana statu Alvin sebagai kepala POCO Global?

Alvin mengatakan bahwa saat ini Xiaomi Indonesia sudah semakin besar, di mana pada akhir 2021 ini sudah memiliki lebih dari 200 personel. Sebagai bisnis dan perusahaan besar, Xiaomi memiliki banyak pekerjaan yang masih harus dibenahi. Dari perspektif fokus dan bandwidth, maka Alvin memilih untuk menyerahkan tugasnya kepada Andi Rengreng untuk memegang POCO Indonesia.

Dalam hal apakah Xiaomi dan POCO masih berhubungan atau tidak, mereka masih menggunakan pabrik yang sama, namun dari hal pelanggan, pengalaman, produk, brand value, dan lain sebagainya, Xiaomi dan POCO sudah menempuh jalan yang berbeda. Alvin sendiri masih akan memberikan saran kepada POCO, namun beliau sudah mempercayai Andi untuk menjalankan POCO secara penuh.

Sebagai informasi saja, Alvin sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala POCO Global semenjak menjadi Country Director Xiaomi Indonesia.

POCO bukan pesaing Xiaomi dan Redmi

Saya juga sempat menanyakan apakah nantinya POCO dan Xiaomi serta Redmi akan bersaing satu sama lainnya. Dalam menanggapi pertanyaan ini, Andi langsung menjawab bahwa pasar yang disasar oleh Xiaomi dan POCO tentu berbeda. POCO lebih menyasar pada pasar yang segmented atau niche. POCO bukan untuk semua orang, namun semua orang menginginkan POCO.

Andi mengatakan bahwan POCO menghadirkan sebuah smartphone yang memiliki performa dan harga yang ekstrim di kelasnya. Oleh karena target audience-nya berbeda, jadi Xiaomi dan POCO bukannya bersaing namun saling mendukung satu sama lainnya. Redmi sendiri menyasar pada konsumen yang lebih umum.

Berbicara mengenai Redmi, kita juga sering melihat bahwa POCO sering melakukan rebranding dari perangkat Redmi menjadi POCO. Andi menanggapi hal ini dengan membedakannya dari segi varian dan tampilan desainnya dan tidak melulu dengan spesifikasinya. POCO selalu memberikan produknya sesuai dengan slogan mereka, “Extreme performance dengan extreme price“.

[Review] Prolink Smart Bulb dan Smart IR Controller: Hidupkan Lampu dan Peralatan Listrik via Internet

Sekitar 2 bulan yang lalu, saya mendapatkan sebuah panggilan telepon dari Prolink. Seperti yang kita ketahui, Prolink sudah tenar dengan produknya yang berhubungan dengan networking, seperti router, mesh, dan lain sebagainya. Namun, ternyata saat ini Prolink sudah merambah ke produk AIoT. 2 Produk yang saat ini sedang saya gunakan adalah Prolink Smart Bulb dan Smart IR Controller.

Prolink Smart LED Bulb memiliki nomor seri DS-3601 merupakan sebuah bohlam LED yang memiliki hingga 16 juta warna. Hal ini berarti bahwa pengguna bisa membuat lampu tersebut berwarna sesuai dengan keinginannya. Untuk mengubahnya, tentu saja bisa dilakukan dengan sebuah aplikasi Untuk produk yang datang ke meja pengujian DailySocial.id, spesifikasi dayanya adalah 9 watt.

Prolink Smart IR Controller merupakan sebuah remote control untuk segala perangkat yang ada di rumah, seperti AC, TV, fan, proyektor, dan lain sebagainya. Perangkat ini nantinya harus ditaruh pada sebuah tempat yang terjangkau pada alat yang ingin di remote. Setelah itu, kita bisa menyalakan, mematikan, dan mengatur beberapa setting dari jarak jauh. Lagi-lagi, hal tersebut tentu saja membutuhkan sebuah aplikasi tersendiri.

Untuk produk AIoT-nya, Prolink bekerja sama dengan Tuya. Hal tersebut dapat dilihat dari logo perusahaan AIoT global tersebut pada paket penjualan dari Prolink Smart Bulb dan Smart IR Controller.

Desain

Prolink Smart LED Bulb terlihat seperti bohlam LED pada umumnya. Bagian atasnya bulat dan memiliki fitting e27 seperti bohlam pada umumnya. Hal tersebut berarti bahwa kita bisa memasangkan lampu ini di setiap fitting yang ada di rumah. Lampunya sendiri memiliki rating 9 watt dengan tingkat kecerahan 900 lumens. Perangkat ini memang terasa cukup berat untuk sebuah lampu LED karena memiliki bobot 108 gram.

Lampu LED pintar ini mendukung WiFi dengan 802.11 b/g/n. Hal tersebut berarti hanya jaringan 2,4 GHz saja yang bisa diakses oleh lampu tersebut. Usahakan agar jarak lampu dengan router WiFi cukup terjangkau sehingga mudah untuk dikendalikan dari jarak jauh.

Lampu ini memiliki hingga 16 juta warna untuk ditampilkan. Temperatur warnanya sendiri memiliki rentang antara 2700K hingga 6500K. Ketahanan dari lampu ini diklaim oleh Prolink memiliki waktu hingga 25000 jam. Jadi, lampu ini akan rusak jika dinyalakan secara terus menerus hingga 2,8 tahun atau 34 bulan.

Prolink Smart IR Controller yang saya dapatkan memiliki warna hitam dan berbentuk bundar. Keseluruhan badannya terbuat dari plastik. Bobotnya sendiri sangat ringan, hanya 68 gram saja. Karena menggunakan infra merah, maka perangkat ini harus berada di sekitar 10 meter dari setiap peralatan yang ingin di-control. Perangkat ini sendiri mampu mengakses beberapa peralatan secara langsung.

Untuk bisa stand by secara terus menerus, Prolink Smart IR Controller harus terhubung dengan listrik. Perangkat ini memiliki sebuah port microUSB pada bagian bawahnya. Namun sayang, kabel yang diberikan hanya memiliki panjang sekitar 1 meter saja sehingga cukup membatasi penempatan perangkat ini sendiri. Saya cukup menyarankan untuk membeli sebuah kabel microUSB yang memiliki panjang sekitar 3 meter.

Prolink Smart IR Controller dapat terhubung dengan WiFi 802.11 b/g/n. Hal tersebut juga berarti bahwa perangkat ini hanya bisa terhubung pada jaringan WiFi 2,4 GHz. Untuk melakukan reset dan pairing, terdapat sebuah tombol di bagian bawahnya.

Kedua perangkat dari Prolink ini tentu saja membutuhkan aplikasi untuk mengatur dan menggunakannya. Prolink sudah memiliki aplikasi bernama mEzee yang bisa digunakan pada sistem operasi Android dan iOS. Aplikasi ini bisa diinstal pada beberapa smartphone yang berbeda dengan 1 login yang sama. Hal ini tentu saja membuat seluruh keluarga dapat menyalakan dan mematikan lampu, AC, TV, dan lain sebagainya dari jarak jauh.

Pengalaman menggunakan

Dari kedua perangkat tersebut, Prolink Smart LED Bulb adalah yang pertama saya coba. Untungnya, bohlam ini datang pada saat lampu LED saya yang lama sudah berkedip setelah pemakaian lebih dari 7 tahun. Jadi, tidak ada salahnya saya memasangkan bohlam baru ini di kamar saya dan bukan untuk ruang studio.

Saat pertama kali saya nyalakan, lampu bohlam pintar ini berkedip-kedip. Hal ini berarti bahwa lampu tersebut akan melakukan pairing dengan aplikasi mEzee. Untuk pairing, saya harus terlebih dahulu terhubung dengan SSID WiFi pada jaringan 2,4 GHz. Setelah selesai pairing, lampu siap digunakan.

Lampu yang satu ini menyala cukup terang pada saat pertama kali berfungsi secara penuh. Tentu saja saya langsung mencoba mengubah warnanya dari aplikasi mEzee. Lampu ini dapat diubah dari lampu dengan warna putih fluorescent menjadi kuning bohlam sesuai dengan keinginan penggunanya. Tingkat kecerahannya juga bisa diturunkan sehingga tidak terlalu silau di mata serta menurunkan konsumsi dayanya pula.

Saat diubah warnanya ke mode RGB atau warna, tingkat kecerahannya langsung menurun drastis. Hal ini bisa saja terjadi karena perangkat ini mematikan LED warna putih didalamnya. Dengan mode ini, tentu saja kita bisa membuat warnanya seperti yang kita mau. Untuk mengubahnya bisa langsung menggunakan aplikasi mEzee dengan menggeser pilihan.

Tidak hanya dengan mode 1 warna saja, lampu ini juga bisa dibuat warna warni dengan pilihan yang ada. Jika sedang mendengarkan musik, mode musik akan mengubah warna lampu setiap ada suara yang terdengar. Selain itu, masih banyak preset yang bisa diatur pada perangkat ini.

Untuk mematikan dan menyalakan lampu, kita juga bisa langsung menggunakan pilihan yang ada pada aplikasi tersebut. Asalkan lampu ini terhubung dengan router yang terhubung pula dengan internet, kita bisa mengakses lampunya di mana saja. Aplikasi mEzee juga bisa membuat jadwal menyalakan dan mematikan lampu sehingga kita tidak lagi perlu melakukannya secara manual.

Sekarang berpindah dari lampu pintar ke Smart IR Controller. Oleh karena kabelnya yang cukup pendek, mau tidak mau perangkat ini saya hubungkan ke laptop yang selalu digunakan untuk bekerja saat sedang diuji. Untuk melakukan pairing, kita harus menekan tombol reset yang ada di bagian bawah perangkat ini selama 5 detik. Setelah berkedip, siapkan aplikasi mEzee.

Sama seperti Smart Bulb, Smart IR Controller dengan nama kode DS-3301 ini akan terhubung dengan jaringan 2,4 GHz yang sama digunakan di smartphone pada saat pairing. Setelah terhubung, tiba saatnya untuk menentukan perangkat ini akan menjadi remote untuk apa saja. Untuk pengujian, saya hanya menggunakannya untuk AC Sharp.

Sama seperti sebuah alat remote control pada smartphone, kita harus mencoba beberapa profile yang cocok. Jadi, saya harus mencocokkan kapan AC saya menyala pada setiap mode yang menjadi pilihan. Untungnya, semua pengujian berjalan lancar pada percobaan pertama.

Satu hal yang menjadi kendala adalah Smart IR Controller hanya bisa menyalakan, mematikan, mengatur suhu, dan kecepatan pada AC Sharp yang saya gunakan. Fungsi lain seperti mengatur flap arah AC, menyalakan fungsi ION, mode AC, dan lain sebagainya masih belum bisa dilakukan. Jadi, Smart IR Controller ini hanya bisa mengoperasikan fungsi-fungsi dasarnya saja.

Aplikasi mEzee juga bisa melakukan mode manual, di mana kita bisa mengarahkan remote kita pada Smart IR Controller. Nantinya, mEzee akan meminta pengguna untuk menekan 3 tombol untuk dicocokkan database-nya. Hal ini akan lebih memudahkan pengguna untuk menemukan profile mana yang cocok untuk peralatannya.

mEzee juga dapat dihubungkan dengan Google Assistant, Amazon Alexa, serta Siri. Hal tersebut tentunya membuat lampu pintar dan remote control ini bisa diakses melalui suara dan membuatnya menjadi lebih keren. Kita tidak perlu menjadi seorang Tony Stark untuk bisa menyalakan lampu melalui kendali suara.

Verdict

Dengan mulai berkembangnya minat masyarakan akan perangkat AIoT, tentu saja para perusahaan teknologi juga berlomba-lomba untuk menghadirkan produknya. Prolink adalah salah satu merek yang sudah lama bermain di Indonesia dan saat ini sudah merambah ke pasar AIoT. Walaupun produk AIoT-nya belum banyak, Prolink saat ini sudah memiliki Smart Bulb dan Smart IR Controller.

Lampu pintar ini dapat menghasilkan hingga 16 juta warna yang dapat diatur melalui aplikasi mEzee. Lampu ini juga sangat terang sebagai sebuah bohlam LED biasa dan dapat diredupkan sesuai dengan keinginan. Untuk mematikan dan menyalakannya, kita bisa langsung menggunakan aplikasi, mematikan melalui saklar, atau melalui suara.

Remote control pintar dari Prolink ini juga mampu menyalakan banyak perangkat seperti AC, TV, dan lain sebagainya. Namun sayang, hanya fungsi dasar saja yang mampu dilakukan oleh perangkat ini. Hal tersebut membuatnya belum bisa menggantikan fungsi remote control asli secara penuh. Walaupun begitu, setidaknya perangkat ini bisa menyalakan AC di kamar saya saat masih berada di luar rumah.

Harga dari Prolink Smart Bulb adalah Rp. 190.000. Untuk Smart IR Controller, Prolink menjualnya pada harga Rp. 210.000. Harga ini cukup kompetitif di mana beberapa merek ada yang sedikit lebih mahal dengan fungsi yang kurang lebih sama. Dengan harga tersebut, konsumen bisa membuat sebuah rumah pintar yang dapat diatur melalui koneksi internet.

Sparks

  • Smart Bulb yang memiliki 16 juta warna dan bisa diubah warnanya sesuai kehendak
  • Smart IR Controller yang bisa mengakses banyak perangkat
  • Aplikasi mEzee yang sangat mudah untuk digunakan, bahkan untuk orang awam sekalipun
  • Dapat dengan mudah dihubungkan dengan aplikasi asisten seperti Google Assistant
  • Smart Bulb yang memiliki daya tahan 25000 jam
  • Dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan menggunakan internet

Slacks

  • Belum ada dukungan WiFi 5 GHz
  • Smart IR Controller hanya bisa mengakses fungsi dasarnya saja
  • Mode warna dari Smart bulb tidak terlalu terang

Xiaomi Menjadi Top Maker di 22 Pasar Global Pada Kuartal Kedua 2021

Xiaomi telah berkembang pesat dalam dua belas bulan terakhir, mereka memanfaatkan dengan sangat baik kekosongan yang ditinggalkan oleh Huawei di dunia smartphone. Xiaomi mengungkap bahwa perusahaannya berhasil meningkatkan pendapatan, pengiriman smartphone, dan metrik penting lainnya.

Antara bulan April dan Juni 2021, Xiaomi mengirimkan 52,6 juta unit smartphone atau 86,6% dari kuartal kedua 2020. Menurut Canalys, Xiaomi menguasai pangsa pasar global 16,7% dan menjadikannya sebagai produsen smartphone terbesar ke dua di dunia untuk pertama kalinya pada kuartal kedua, di belakang Samsung dan di depan Apple.

Dari smartphone yang dikirimkan pada paruh pertama tahun ini, 12 juta unit diantaranya berada di segmen yang harganya lebih dari CNY 3.000 atau sekitar Rp6,6 jutaan ke atas. Di negara asalnya, pangsa pasar smartphone mereka naik menjadi 16,8% dari 10,3% dan menempati peringkat ketiga dengan peningkatan 35,1% dari tahun ke tahun.

Selain itu, pendapatan dari produk Internet of Things (IoT) dan lifestyle-nya juga tumbuh 35,9% dari tahun ke tahun. Sekarang ada 374,5 juta perangkat IoT yang terhubung ke platform Xiaomi, itu tidak termasuk smartphone dan laptop. Jumlah pengguna dengan lima atau lebih perangkat yang terhubung ke platform AIoT (tidak termasuk smartphone dan laptop) mencapai 7,4 juta, meningkat 44,5% dari tahun ke tahun.

Xiaomi terus meningkatkan keunggulan kompetitifnya di pasar-pasar utama. Menurut Canalys, pangsa pasar Xiaomi pada kuartal kedua 2021 berada di peringkat lima teratas di 65 pasar global dan nomor satu di 22 pasar, 10 di antaranya mencapai nomor 10 untuk pertama kalinya seperti di Italia dan Prancis. Xiaomi juga menempati peringkat satu di Asia Tenggara dengan pangsa pasar mencapai 28,2%.

Sumber: GSMArena, Blog.mi.com

Xiaomi Umumkan Rangkaian Produk AIoT, Termasuk Monitor Gaming 27 Inci 165Hz

Xiaomi telah mengumumkan rangkaian produk AIoT terbarunya guna menghadirkan pengalaman cerdas dalam setiap aspek kehidupan para penggunanya. Meliputi monitor gaming Mi 2K 27 inci dengan refresh rate 165Hz, Mi Router AX9000, Redmi Buds 3 Pro, Mi Electric Scooter 3, dan Mi Smart Air Fryer 3.5L.

Mi 2K 27 Inci

Mari mulai dari monitor gaming, sesuai namanya perangkat ini mengusung panel IPS berukuran 27 inci dengan resolusi 2560×1440 piksel dalam rasio (16:9) dan punya sudut pandang luas 178 derajat. Hal yang menarik ialah monitor ini membawa label VESA DisplayHDR 400 yang berarti memiliki kecerahan puncak setidaknya 400 nits, lebih dari cukup bila digunakan di dalam ruangan.

Selain itu, Mi 2K juga mencakup color space 95% DCI-P3. Dengan panel 8-bit dan rasio kontras 1.000:1. Tentu saja, label monitor gaming diberikan karena mendukung refresh rate tinggi 165Hz dan Adaptive Sync. Juga memiliki response time 4ms (gray-to-gray) dan masih bisa ditingkatkan menjadi 1ms menggunakan fitur Intelligent Motion Blur Control.

Lebih lanjut, monitor Mi 2K dilengkapi DisplayPort 1.4, HDMI 2.0, port USB-A 3.0, dan jack 3.5 mm. Dalam paket penjualannya dilengkapi base, stand, dan aksesori untuk pemasangan ke dinding. Harga Xiaomi Mi 2K Gaming Monitor 27 Inci dibanderol €500 (Rp8,5 jutaan).

Mi Router AX9000

Ini merupakan router WiFi 6 tri-band pertama dari Xiaomi dan memiliki total 12 antena eksternal yang mencakup band 2.4GHz (dengan bandwidth hingga 1.148 Mbps) dan dua band 5GHz (4.804 Mbps + 2.402 Mbps). Menariknya salah satunya didedikasikan untuk bermain game, sehingga perangkat lain yang terhubung di jaringan tidak akan mengganggu permainan.

Selain itu, Mi Router AX9000 memiliki port WAN 2.5 GBps dan enam port LAN gigabit, ditambah satu port USB-A 3.0. Dapur pacunya ditenagai oleh chipset Qualcomm 14nm dengan CPU hexa-core Cortex-A53 yang berjalan pada 2.2GHz dan dual-core NPU pada 1.7GHz, berpadu RAM 1GB dan punya kipas internal untuk memastikan kinerjanya konsisten sepanjang waktu.

Selain punya 12 antena WiFi, router ini juga memiliki AIoT khusus yang memungkinkan router bertindak sebagai hub untuk smart home gadget yang kompatibel dengan Xiaomi. Harga dari Xiaomi Mi Router AX9000 dibanderol €300 (Rp5,1 jutaan).

Redmi Buds 3 Pro

Buds 3 Pro merupakan versi global dari Air Dots 3 Pro yang telah diumumkan minggu lalu dan dibanderol €70 (Rp1,1 jutaan) di Eropa. TWS buds ini memiliki fitur ANC (hingga 35 dB), Bluetooth 5.2 dengan dukungan multipoint, dan total masa pakai baterai 28 jam.

Mi Electric Scooter 3

Beralih ke Mi Electric Scooter 3, model ini memiliki baterai 275 Wh dengan jangkauan hingga 30 km. Motor listrik ini dapat beroperasi pada 300W secara terus menerus dengan peak power mencapai 600W. Kecepatan tertingginya dibatasi hingga 25 km/h dan dapat mengatasi tanjakan 16%.

Mi Electric Scooter 3 memiliki berat 13 kg dan beban maksimum yang bisa ditampung 100 kg. Xiaomi mendesain ulang mekanisme lipat dengan desain 3 langkah dan mengupgrade LCD.

Fitur lain termasuk sasis aerospace-grade aluminum, pneumatic tires, eABS di bagian depan dan rem cakram dual-pad di bagian belakang, dan lampu depan 2W. Harga Mi Electric Scooter 3 dibanderol €450 (Rp7,6 jutaan) dalam warna Onyx Black dan Gravity Grey.

Mi Smart Air Fryer 3.5L

Produk terakhir ialah Mi Smart Air Fryer 3.5L yang dapat dikontrol melalui aplikasi Mi Home dan menawarkan lebih dari 100 resep berbeda untuk dicoba. Dengan aplikasi Mi Home, pengguna dapat menjadwalkan memasak hingga 24 jam sebelumnya dan Anda dapat menggunakan perintah suara (mendukung (Google Assistant dan Amazon Alexa) untuk memulai atau menjeda proses memasak dan memeriksa sisa waktu memasak atau Anda bisa memeriksa info tersebut pada layar OLED di bagian depan.

Air fryer ini dapat memuat 3,5L dan dapat memasak pada suhu mulai dari 40ºC hingga 200ºC (104ºF-392ºF). Juga dapat digunakan untuk memanggang, mencairkan es, dan membuat yogurt. Harga Xiaomi Mi Smart Air Fryer 3.5L dijual €100 (Rp1,7 jutaan).

Sumber: GSMArena

[Review] Huawei Watch Fit Elegant: Supaya Berolah Raga Bisa Terlihat Elegan

Huawei sepertinya memiliki kebiasaan untuk menghadirkan sebuah perangkat yang kemudian diperbarui desain dan fiturnya. Hal tersebut dapat dilihat pada smartwatch mereka yang pada tahun 2020 lalu diperkenalkan, yaitu Huawei Watch Fit. Pada tahun 2021, Huawei mengubah desain dan namanya menjadi Huawei Watch Fit Elegant.

Jam tangan pintar ini ditujukan untuk kegiatan berolah raga dan merupakan seri yang pertama dari Huawei yang memiliki layar persegi. Versi Elegant Edition dihadirkan untuk menampilkan sisi estetika yang berbeda dari pendahulunya. Jadi, bagi pengguna yang sudah memiliki Huawei Watch Fit sepertinya tidak perlu lagi membeli yang edisi elegan karena dari sisi fitur sama saja.

Huawei Watch Fit memiliki spesifikasi sebagai berikut ini

Layar AMOLED 1.64 inci 280 x 456 touch
Baterai Tahan hingga 10 hari, Li-Poly
Konektivitas Bluetooth 5.0 BLE
Dimensi 46 x 30 x 10.7 mm
Bobot 27 gram tanpa strap
Sensor Accelerometer, heart rate, SpO2, Gyroscope
OS LiteOS
Sertifikasi 5 ATM
Bahan strap Karet silikon

Sekali lagi, sangat disayangkan bahwa Huawei tidak memberikan informasi mengenai prosesor yang mereka gunakan. Informasi yang saya dapatkan adalah prosesor yang digunakan pada jam tangan pintar ini memang dikembangkan oleh Huawei sendiri. Walaupun begitu, pihak Huawei sendiri sepertinya tidak memberikan nama untuk prosesor yang mereka gunakan.

Charger

Perangkat ini datang dengan sebuah kabel pengisi daya pada paket penjualannya. Desainnya persis sama dengan yang digunakan pada Huawei Band 6 yang sudah saya ulas, yaitu menggunakan sistem magnet untuk menempelkan konektornya. Saya bahkan juga sudah mencoba mengisi daya dengan menggunakan kabel dari Huawei Band 6 dan Watch Fit, keduanya bisa mengisi daya dengan baik.

Desain

Jika Anda sudah melihat Huawei Band 6, maka desain dari Watch Fit sudah tidak akan asing lagi. Watch Fit merupakan sebuah jam tangan pintar pertama yang dibuat dengan desain persegi dari Huawei. Hal tersebut tentunya mengingat tren dimensi persegi yang sedang naik daun belakangan ini. Huawei menggunakan bahan polished stainless steel pada Watch Fit Elegant Edition.

Layar sentuh dari Huawei Watch Fit menggunakan tipe AMOLED (Active Matrix Organic Light Emitting Diode). Dimensi dari layar tersebut adalah 1,64 inci dengan resolusi 280 × 456 piksel. Walaupun bukan terbuat dari Gorilla Glass atau Sapphire, layarnya sendiri cukup tahan terhadap benturan-benturan ringan. Namun, hindarkan layar tersebut dari debu dan pasir karena pasti akan membuatnya tergores dan sebisa mungkin gunakan lapisan anti gores.

Pada bagian kanannya terdapat sebuah tombol yang memiliki multifungsi. Saat perangkat mati, tombol ini berguna untuk menyalakan dan mematikan perangkat. Saat perangkat sedang menyala, tombol ini berfungsi sebagai tombol pembuka app drawer dan home. Di atas tombol tersebut terdapat sebuah lubang untuk sirkulasi udara dari dalam perangkatnya.

Di bagian bawah dari perangkat ini juga terdapat beberapa sensor. Hal tersebut seperti sensor pendeteksi detak jantung serta kadar oksigen dalam darah. Selain itu, terdapat dua konektor untuk mengisi ulang baterainya. Huawei Watch Fit juga memiliki sensor akselerometer dan juga gyroscope.

Strap pada jam tangan pintar ini juga bisa diganti, sehingga pengguna tidak bosan saat menggunakannya. Mengganti strap-nya juga cukup mudah, tinggal mencongkel bagian ujung strap yang tersambung dengan band-nya. Setelah itu, geser strap tersebut ke atas dengan pelan dan akan segera terlepas. Strap ini memang dibuat khusus untuk Watch Fit, namun Anda sudah bisa menemukannya pada toko-toko online.

Huawei masih menggunakan aplikasi Health untuk melakukan sinkonisasi data. Aplikasi ini juga bakal melakukan update firmware saat ada pembaruan-pembaruan serta bug fix. Berbagai macam koleksi watch face, serta setting lainnya juga akan ditemukan pada aplikasi yang satu ini.

Pengalaman Menggunakan

Oleh karena jam tangan yang saya dapatkan ini memiliki warna putih, membuatnya cocok digunakan untuk tangan wanita. Oleh karena itu, saat pengujian berlangsung Huawei Watch Fit selalu digunakan oleh istri dan ibu saya. Jam tangan ini juga tidak terlalu sering digunakan karena saya masih lebih banyak di rumah saja dan belum mendapatkan vaksin COVID. Namun, fiturnya ternyata sama saja dengan Huawei Band 6.

Huawei Watch Fit saya nyalakan pertama kali sekitar dua minggu sebelum artikel ini diterbitkan. Saat memulai pengujian, saya terlebih dahulu mengisi baterainya hingga 100%. Oleh karena kabel charger-nya sama dengan bawaan Huawei Band 6 yang saya ulas sebelumnya, jam tangan pintar ini diisi baterainya dengan menggunakan kabel tersebut. Simpanlah kabel pengisi daya ini dengan benar, karena cukup pendek sehingga mudah terselip dan hilang.

Setelah baterai penuh, saya langsung menghubungkannya ke aplikasi Huawei Health. Sebagai informasi, aplikasi yang satu ini harus langsung di-download dari toko aplikasi selain Google Play agar mendapatkan versi yang paling baru, seperti Huawei App Gallery. Saat aplikasi ini dinyalakan, saya langsung mendapatkan notifikasi bahwa ada firmware terbaru yang bisa di-download.

Fitur yang dibawa oleh Huawei Watch Fit memang cukup baik untuk sebuah jam tangan pintar dengan dimensi yang mungil. Watch Fit memiliki fitur-fitur seperti pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, SpO2, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. SpO2 saat ini memang lagi menjadi fitur yang cukup dicari oleh beberapa orang karena dianggap mampu mendeteksi kadar oksigen yang berkurang akibat COVID. Walaupun begitu, Huawei sudah memberikan penjelasan bahwa fitur-fitur ini tidak boleh dijadikan patokan dalam hal kesehatan.

Watch face yang disediakan oleh Huawei pada perangkat Watch Fit-nya sendiri tersedia sekitar 14 buah. Namun, pengguna bisa langsung menambahkannya dari aplikasi Huawei Health. Pada aplikasi tersebut, pengguna bahkan bisa melakukan download untuk menambahkan koleksi watch face menjadi lebih banyak.

Notifikasi juga sudah didukung oleh Huawei Watch Fit. Semua pesan bisa langsung dilihat jika kita menggeser layarnya ke atas. Sama seperti Huawei Band 6, perangkat ini juga memiliki bug di mana sebuah notifikasi pesan Whatsapp bisa terkirim dua kali. Selain itu, pengiriman notifikasi juga sering kali telat muncul pada jam tangan pintar ini.

Lalu bagaimana dengan notifikasi panggilan suara dan video dari Whatsapp dan Telegram? Semua notifikasi tersebut akan muncul di layar Huawei Watch Fit hanya pada saat smartwatch-nya terpasang di tangan. Hal ini tentu membuat baterai yang ada pada smartwatch tersebut akan menjadi lebih irit. Dan pengguna tidak akan melewatkan satu pun panggilan baik dari seluler mau pun dari aplikasi pihak ketiga.

Jam tangan ini mendukung 12 fitness course, dilengkapi demonstrasi dengan animasi latihan, dan 44 gerakan yang berbeda. Juga terdapat 96 mode latihan dan 11 mode profesional dan 85 mode custom.  Jadi dengan menggunakan gelang pintar ini, hampir semua olah raga yang kita lakukan sudah bisa terdeteksi dengan baik. Semuanya bakal tersinkronisasi pada aplikasi Huawei Health.

Huawei mengklaim bahwa perangkat ini bisa bertahan hingga 10 hari pemakaian. Hal tersebut tentu jika digunakan setiap hari. Pada saat saya uji, setelah jam tangan menyala selama 9 hari dengan empat kali pemakaian, baterainya masih tersisa 45%. Hal ini cukup menggembirakan di mana kita tidak harus mengisi baterainya setiap hari seperti beberapa jam tangan pintar yang beredar di pasaran.

Verdict

Strategi 1+8+N dari Huawei saat ini sedang benar-benar gencar dilaksanakan. Hal tersebut terlihat dari upaya Huawei dalam mendorong “8” dari strategi tersebut. Salah satu perangkat AIoT yang sedang didorong penjualannya adalah smartwatch Huawei Watch Fit.

Jam tangan pintar ini memiliki kinerja yang cukup baik saat saya uji selama dua minggu. Saya tidak merasakan adanya lag saat menggunakannya serta bernavigasi pada menu yang ada. Semua fungsi yang ada bisa diakses dan dijalankan tanpa adanya masalah. Hanya saja, sebuah bug serta pengiriman notifikasi yang cukup lambat agak sedikit mengganggu untuk mereka yang menyalakan bluetooth-nya.

Huawei Watch Fit Elegant Edition dijual pada harga resmi Rp. 1.699.000, lebih mahal sekitar Rp. 300.000 dari versi standarnya. Dengan menggunakan jam tangan ini, konsumen akan mendapatkan semua fungsi-fungsi canggih seperti perekaman olah raga, detak jantung, serta pengukuran SpO2 dengan desain yang lebih elegan. Smartwatch ini tentu saja akan terlihat lebih fashionable saat dipakai oleh wanita.

Sparks

  • Antarmuka yang responsif
  • Fitur yang cukup lengkap, seperti SpO2, detak jantung, dll
  • Daya tahan baterai yang cukup baik
  • 5 ATM
  • Bahan stainless steel yang kokoh
  • 5 ATM

Slacks

  • Masih terdapat bug notifikasi ganda pada sebuah pesan teks
  • Harganya lebih tinggi dari versi standar dengan fitur yang sama saja

realme Watch 2 Pro Bawa Layar Lebih Besar, GPS, dan Baterai 14 Hari

Selain perangkat smartphone, realme merupakan perusahaan teknologi yang rajin mengeluarkan produk AIoT seperti smartwatch. Mulai dari realme Watch, Watch S, Watch S Pro, realme Watch 2, dan yang terbaru adalah realme Watch 2 Pro.

Bila dibandingkan dengan realme Watch 2, versi Pro-nya ini menawarkan layar 56% lebih besar yakni 1,75 inci. Bentuknya kotak ditopang resolusi 385×320 piksel dengan refresh rate 30Hz dan punya kecerahan layar maksimum 600 nits. Bodinya sudah dust and water resistance dengan sertifikasi IP68. Dimensinya 255,2×38,9×12,65mm tanpa strap dengan bobot 40 gram.

Seperti Watch 2, versi Pro-nya juga memiliki lebih dari 100 watchface, termasuk live watch dan watchface pada Watch S Master Edition yang dirancang oleh artis asal Korea Selatan Grafflex. Perbedaan utama lain terletak pada baterai, Watch 2 dengan 315 mAh dapat bertahan 12 hari, sedangkan Watch 2 Pro dengan 390 mAh sanggup bertahan hingga 14 hari.

Selain itu, bila Watch 2 mengandalkan smartphone yang terhubung untuk route tracking, model Pro sudah memiliki GPS dual-satellite sendiri sehingga tak lagi bergantung pada smartphone. Fitur-fiturnya meliputi sleep tracking, heart rate monitoring, blood oxygen level measurement, sedentary reminder, drink reminder, dan meditation breathing.

Watch 2 Pro juga dilengkapi dengan kontrol musik dan kamera, phone finder, weather, dan IoT control. Jam tangan pintar ini juga dapat menampilkan notifikasi panggilan masuk, namun terdapat opsi untuk menolak panggilan karena Watch 2 Pro tidak memiliki mikrofom dan speaker.

Saat ini, terdapat 16 mode latihan pada Watch 2 Pro. Namun realme menjanjikan dukungan untuk 90 mode olahraga lewat pembaruan firmware OTA di masa depan. Sekarang ini realme Watch 2 Pro tersedia di Malaysia dengan harga RM 299 atau sekitar Rp1 jutaan dalam opsi warna Space Grey dan Metallic Silver.

Sumber: GSMArena

[Review] Xiaomi Mi Robot Vacuum-Mop Essential: Bikin Rumah Bersih Saat ART Pulang Kampung

Bulan Ramadan sudah tiba, di mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Namun pada saat itu juga, mereka yang menggunakan jasa asisten rumah tangga juga cukup merasa berdebar karena akan pulang kampung (walaupun pemerintah sudah melarangnya). Dengan begitu, para pemilik rumah harus membersihkan rumah seperti menyapu dan mengepel. Namun, Xiaomi ternyata memiliki solusi yang membuat rumah bisa bersih.

Xiaomi saat ini sudah memiliki sebuah perangkat AIoT yang meringankan beban orang dalam membersihkan rumah. Perangkat tersebut bernama Xiaomi Robot Vacuum-Mop. Sesuai dengan namanya, robot yang satu ini akan menyapu serta mengepel lantai yang kotor sehingga tidak perlu lagi membuat pundak terasa pegal.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Atas

Pada dasarnya, Xiaomi robot vacuum-mop ini adalah sebuah vacuum cleaner yang dapat berjalan sendiri. Pada bagian belakangnya terdapat sebuah alat pel yang nantinya akan membersihkan debu-debu. Robot ini sendiri nantinya akan bisa diatur secara otomatis untuk membersihkan rumah tanpa disuruh. Semua itu tentu saja diatur oleh sebuah aplikasi.

Spesifikasi dari Xiaomi Robot Vacuum-Mop adalah sebagai berikut

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential
Daya Hisap 2200 Pa
Konektivitas WiFi 802.11 b/g/n 2.4 GHz
Baterai 2500 mAh
Daya listrik 25 watt
Tangki debu 0.42 liter
Tangki air 0.2 liter
Sensor Gyroscope, distance, collision, level
Dimensi 43 x 39 x 14 cm
Bobot 3,6 kg
Filter Nylon + Sponge + HEPA

Seperti yang dilihat di atas, robot ini dijalankan dengan menggunakan baterai. Dengan kapasitas tersebut, Mi Robot Vacuum Mop Essential bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama. Dan robot ini akan secara otomatis kembali ke docking saat baterainya akan habis.

Unboxing

Inilah yang ada pada paket penjualan dari Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Unboxing

Desain

Benda berbentuk bundar ini terlihat cukup minimalis dan sederhana pada saat keluar dari paket penjualannya. Warna dari robot yang satu ini adalah putih, sehingga nantinya tentu akan memudar mengingat akan selalu berhubungan dengan kotoran. Saat mengeluarkannya pun sangat terasa bahwa bobot 3,6 kg ini belum tentu mudah diangkat oleh beberapa orang. Dan dimensinya yang cukup besar juga memerlukan ruang penyimpanan yang khusus.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Samping

Perangkat ini datang dengan sebuah docking yang juga selain sebagai tempat untuk parkir juga untuk mengisi baterai sebesar 2500 mAh. Docking-nya sendiri memiliki dimensi yang tidak terlalu besar. Charger yang ada harus ditancapkan pada bagian bawah docking ini. Hal tersebut berguna untuk memberikan daya bagi docking serta mengisi daya untuk robotnya.

Bagian depan dari Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential ini merupakan “mata” yang akan mendeteksi obyek yang ada didepannya. Sensor yang ada akan membuat Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential akan berhenti dan mengambil jalur lainnya untuk membersihkan lantai. Jika sensor tidak mendeteksi apa pun, namun ada ganjalan pada sisi kanan, kiri, maupun atasnya, cangkang dari sensor tersebut juga merupakan sebuah bemper yang akan mendeteksi benturan. Jadi, perangkat ini tidak akan memaksa untuk terus jalan saat membentur sesuatu.

Bagian belakangnya terdapat beberapa lubang ventilasi. Hal ini tentu saja berkaitan erat dengan pembuangan udara penyedot. Dan pada bagian bawahnya dapat ditemukan dua sapu dengan tiga tangkai kuas sapu yang akan mengumpan debu langsung ke lubang vacuum-nya. Nantinya, modul mop atau alat mengepel disambungkan juga pada bagian bawah-belakangnya.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Bawah

Pada bagian atas dari Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential terdapat dua tombol, yaitu power dan home. Menekan tombol power selama dua detik akan menyalakan atau mematikan perangkat ini. Tombol home sendiri akan membuat Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential untuk bergerak menuju docking-nya.

Pada bagian atas pula, pengguna dapat membuka penutup untuk mengakses wadah debu dan air. Untuk wadah airnya, Xiaomi melarang pengguna untuk memakai air dengan disinfektan dan mengharuskan mengisi air yang bersih. Filter yang ada pada wadah debunya terpasang tiga lapis yang terdiri dari nylon, spons, dan HEPA.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Filter

Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential dapat dioperasikan dengan memakai aplikasi Mi Home. Pada aplikasi ini, semua pengaturan dapat diakses sehingga memudahkan pengguna dalam memakainya. Mi Home juga akan menyediakan sebuah peta yang sudah dilewati oleh Mi Robot Vacuum Mop Essential. Jadi cukup terlihat bagian mana yang sudah dibersihkan oleh robot ini.

Pengalaman Menggunakan

Saat menerima Xiaomi Mi Robot Vacuum Mop Essential, saya tentu saja cukup penasaran. Pasalnya, robot yang satu ini merupakan perangkat AIoT pembersih rumah pertama yang saya uji. Dan karena merupakan sebuah perangkat AIoT, tentu saja sebuah aplikasi harus terhubung agar penggunaannya lebih maksimal.

Hal pertama yang saya lakukan setelah menaruh perangkat pada docking-nya adalah menghubungkannya pada aplikasi melalui bluetooth dan WiFi. Saya tidak menemukan kesulitan saat melakukan pairing. Dan hal pertama yang muncul pada aplikasi Mi Home adalah upgrade firmware. Tentu saja saya langsung memperbarui firmware yang ada pada Mi Robot Vacuum Mop Essential tersebut.

Setelah melakukan beberapa pengaturan, tibalah saatnya membersihkan lantai.  Namun sebelum menyapu lantai, saya sudah mengisi wadah air sampai penuh dengan air bersih sesuai dengan arahan dari Xiaomi. Modul pel juga sudah terpasang pada bagian belakangnya. Mi Home juga telah mendeteksi bahwa wadah air yang ada sudah terisi.

Saya pun menekan tombol Start pada layar smartphone. Robot ini melakukan inisiasi awal selama beberapa detik sebelum melakukan tugasnya. Namun perlu diketahui bahwa letak docking merupakan titik awal Mi Robot Vacuum Mop Essential bekerja. Jadi saya menyarankan untuk menaruhnya pada bagian ujung dari sebuah ruangan.

Xiaomi Robot Vacuum Mop Essential - Dalaman

Saat menyapu, saya cukup terkesima dengan kinerja dari perangkat ini. Semua jenis debu pun terhisap oleh perangkat ini. Akan tetapi, beberapa kotoran menempel seperti bekas makanan sepertinya tidak mampu disapu oleh kuas atau sapu yang ada. Oleh karena itu, saya harus mengerok beberapa kotoran yang menempel terlebih dahulu agar dapat terhisap oleh Mi Robot Vacuum Mop Essential.

Saat mengepel, air yang ada didalam wadah airnya pun juga turut membasahi lantai. Namun, beberapa kotoran menempel juga tidak mampu dibersihkan oleh Mi Robot Vacuum Mop Essential tanpa harus dibersihkan secara manual terlebih dahulu. Sayangnya, tanpa menggunakan cairan disinfektan membuat lantainya tidak bebas dari bakteri dan kuman. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengepel kembali lantai yang sudah dibersihkan oleh robot ini dengan menggunakan alat pel.

Walaupun segalanya otomatis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengoperasikan robot ini. Hal pertama adalah kabel listrik yang kerap kali ada di lantai. Robot ini tidak akan mendeteksi keberadaan kabel sehingga akan langsung melewatinya. Hal yang merepotkan adalah pada saat ada rantai gorden yang cukup kecil dan akan membuat Mi Robot Vacuum Mop Essential menarik rantai tersebut hingga bisa copot.

Dimensinya yang ramping mampu membuat robot ini masuk ke bawah meja dan lemari. Walaupun begitu, tidak semua bagian bawah perabotan mampu dimasuki oleh robot ini. Dan berbicara mengenai bagian bawah perabotan, ada baiknya sebelum mengoperasikan Mi Robot Vacuum Mop Essential, untuk menggeser kursi ke bagian lain agar tidak mengganggu.

Sensor yang ada juga mampu membuat Mi Robot Vacuum Mop Essential mendeteksi adanya perbedaan ketinggian. Pada saat berada diujung lantai, seperti pada anak tangga yang menurun, robot ini langsung berhenti sehingga tidak terjatuh dan rusak. Namun, robot ini tidak mampu mendeteksi adanya railing pintu geser.

Saat membersihkan kotoran helai-helai rambut, saya mendengar adanya perbedaan bunyi. Setelah diperhatikan, bagian sapu yang berada ditengah terlilit banyak rambut. Untungnya, Xiaomi sudah menyediakan sebuah kuas yang juga memiliki pisau, sehingga dapat dengan mudah membersihkan rambut yang mengganggu. Untuk itu, saya hanya harus membuka bagian bawahnya dan menarik modul sapunya untuk membersihkan dari rambut.

Setelah semua area bersih, Mi Robot Vacuum Mop Essential akan kembali ke docking-nya. Hal ini mengartikan bahwa saatnya saya membuang kotoran yang sudah terhisap. Saya langsung membukan penutup bagian atasnya dan mengambil wadah kotoran.

Untuk mengambil kotoran, saya harus terlebih dahulu membuka wadah filternya. Dan hampir semua kotoran yang terhisap terkumpul dan terbentuk seperti sebuah kotak persegi panjang. Hal tersebut tentu akan membuatnya lebih mudah untuk dibersihkan.

Selain membersihkan wadah debu, tentu saja kain pel yang ada pada bagian bawah perangkat ini juga harus dibersihkan. Gunakan sabun untuk mencuci kain microfiber tersebut dan setelah bersih bisa langsung digunakan kembali. Oleh karena dimensinya yang kecil, membuat pengguna tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra saat membersihkan kain pel tersebut.

Setelah selesai pembersihan, saya sama sekali tidak mengeluarkan tenaga ekstra. Terus terang, menyapu dan mengepel lantai merupakan salah satu pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra pada saat asisten rumah tangga sedang pulang kampung. Robot yang satu ini dijamin bisa membuat lantai terlihat bersih.

Verdict

Membersihkan rumah tentu saja akan memakan waktu dan tenaga, khususnya mereka yang merupakan pekerja kantoran. Oleh karena itu, jasa asisten rumah tangga dalam membantu membersihkan rumah sering kali dibutuhkan. Namun saat mereka tidak tersedia, memang dibutuhkan alat yang bisa membantu kita dalam membersihkan rumah. Salah satunya adalah dengan Mi Robot Vacuum Mop Essential.

Robot yang satu ini akan membersihkan lantai rumah dari debu. Selain menghisap debu, robot ini juga akan membersihkan lantai dengan cara mengepel. Namun yang harus diperhatikan adalah air yang digunakan tidak boleh tercampur zat apa pun. Sehingga pel manual masih dibutuhkan untuk membersihkan bakteri dan kuman yang mungkin ada.

Xiaomi menjual Mi Robot Vacuum Mop Essential dengan harga Rp. 2.299.000 dan saat tulisan ini dibuat, harganya sedang dipotong Rp. 100.000. Robot ini cocok untuk membersihkan lantai di rumah mau pun apartemen tanpa membuang waktu Anda. Dan tentunya, robot ini juga cocok sebagai pengganti sementara asisten rumah tangga saat mereka sedang pulang kampung dalam membersihkan lantai.

Sparks

  • Dapat membersihkan lantai secara otomatis
  • Dapat membuat peta ruangan secara otomatis
  • Daya tahan baterai cukup panjang
  • Sensor yang membuat perangkat ini tidak terbentur atau jatuh
  • Dapat dioperasikan melalui aplikasi
  • menjangkau bawah lemari

Slacks

  • Tidak mampu membersihkan kotoran yang menempel
  • Tidak bisa menghindari kabel dan rantai gorden
  • Tidak bisa menggunakan cairan disinfektan atau obat pel

[Review] Mi Watch Lite: Smartwatch Murah dengan Fungsi Dasar dan GPS

Seperti yang kita ketahui, Xiaomi tidak hanya menelurkan produk smartphone saja. Sudah banyak produk AIoT yang datang dari Xiaomi dan memang memiliki harga yang terjangkau. Kali ini, Xiaomi pertama kalinya meluncurkan smartwatch di Indonesia. Perangkat tersebut adalah Mi Watch Lite.

Mi Watch Lite

Mi Watch Lite yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna hitam. Perangkat wearable ini masih memiliki model kotak. Berbeda dengan seri yang pro, seri yang satu ini hanya memiliki fungsi dasar dari sebuah smartwatch yang ada saat ini. Hal tersebut berarti Mi Watch Lite belum menyediakan fungsi SpO2. Namun apakah nantinya Xiaomi akan menambahkannya melalui OTA, belum ada informasinya.

Jam tangan pintar Mi Watch Lite memiliki spesifikasi sebagai berikut

Layar TFT 1,4 inci 320 x 320 pixel
Baterai 230 mAh
Konektivitas Bluetooth 5.0
Sensor GPS/GLONASS, Detak jantung, Barometer, accelerometer, gyroscope, kompas
Dimensi 41 x 35 x 10.9 mm
Bobot 35 gram, 21 gram tanpa strap

Untungnya, daya tahan baterai yang ditawarkan oleh Xiaomi pada jam tangan pintar ini berbeda dengan smartwatch pada umumnya. Xiaomi menjanjikan Mi Watch Lite untuk dapat dipakai selama 9 hari. Saat ini masih banyak perangkat wearables yang hanya bisa bertahan dua hari saja.

Unboxing: Isinya hanya charger

Yup, paket penjualan dari Mi Watch Lite hanya berisikan sebuah desktop charger saja. Charger ini sendiri memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga (seharusnya) bisa dengan mudah ditemukan saat terselip. Berikut bentuk dari pengisi dayanya:

Mi Watch Lite - Charger

Desain

Bentuk kotak saat ini kembali menjadi sebuah tren semenjak Apple mengeluarkan jam tangan pintarnya. Xiaomi sepertinya mengambil kesempatan untuk kembali menghadirkan model kotak ini pada Mi Watch Lite. Bentuknya membuat orang yang menggunakannya seperti bergaya techie.

Tali jam tangan yang terpasang pada Mi Watch Lite sudah menggunakan bahan karet. Bahan ini tentu saja lebih cocok untuk mereka yang gemar berolah raga. Namun, tali jam tangan ini sepertinya memiliki model tersendiri. Hal ini membuat para penggunanya harus langsung membeli melalui Xiaomi sendiri jika ingin menggantinya.

Mi Watch Lite - Tombol Kanan

Menurut data yang ada pada website Xiaomi Indonesia, Mi Watch Lite menggunakan layar dengan jenis TFT. Namun, view angle dari layarnya tidak terbatas seperti kebanyakan layar TFT. Bisa jadi, memang jam tangan pintar yang satu ini menggunakan layar dengan jenis IPS dan memiliki feature sentuh. Layarnya juga tidak memiliki pelindung sehingga sangat disarankan untuk menempelkan lapisan anti gores.

Seluruh badan dari Mi Watch Lite terbuat dari bahan plastik. Namun, Xiaomi membuat perangkat yang satu ini bisa bertahan pada kedalaman air 50 meter berkat sertifikasi 5 ATM yang dimilikinya. Saat saya pegang, Mi Watch Lite juga terasa sangat kokoh dan tidak terasa kopong. Namun, saya belum tahu bagaimana kekuatannya saat terbentur dengan keras saat berolah raga.

Mi Watch Lite - Sensors

Mi Watch Lite hanya memiliki sebuah tombol pada bagian sisi kanannya. Tombol ini berfungsi untuk membuka tutup menu atau app drawer yang dimiliki. Sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sensor pemindai detak jantung.

Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscopeaccelerometer, sensor cahaya, dan barometer. Perangkat ini sendiri memiliki 11 mode olah raga yang bisa diukur. Selain itu, Mi Watch Lite juga bisa mengukur tidur dan juga bisa membantu untuk latihan pernapasan.

Mi Watch Lite - Strap Off

Perangkat ini menggunakan aplikasi Xiaomi Wear untuk menyimpan segala data yang diukur dari Mi Watch Lite. Selain itu, aplikasi ini juga akan memeriksa apakah ada firmware baru atau tidak. Anda juga bisa melakukan pengaturan untuk notifikasi yang bisa diterima oleh jam tangan pintar ini pada Xiaomi Wear. Ingat ya, aplikasinya bukan Mi Fit!

Pengalaman Menggunakan: Minimalis

Tepat seminggu sebelum artikel ini diluncurkan, saya membuka paket penjualan dari Mi Watch Lite. Oleh karena ingin mencoba menggunakan semaksimal mungkin, saya langsung melakukan pengisian ulang hingga 100%. Saya juga melakukan instalasi aplikasi Xiaomi Wear saat melakukan pengisian ulang. Hasilnya: aplikasi ini mendeteksi adanya firmware baru…. nice!

Firmware baru memang sangat saya tunggu pada setiap perangkat AIoT. Sebagai konsumen, tentunya saya menginginkan sebuah perangkat yang dibeli tanpa hadirnya bug dan gangguan software lainnya. Selain itu, tidak jarang sebuah firmware menawarkan sebuah fungsi baru. Mungkin saja (semoga) Xiaomi bisa menghadirkan deteksi SpO2 pada perangkat yang satu ini.

Mi Watch Lite - On Hand

Melihat dari charger yang digunakan, sepertinya hanya dibuat khusus untuk Mi Watch Lite saja. Bisa jadi nantinya (atau sebelumnya) ada perangkat yang memiliki dimensi yang sama sehingga bisa digunakan pula untuk mengisi baterai. Untuk sumber dayanya, charger ini menggunakan interface USB, sehingga bisa langsung dihubungkan ke kepala charger smartphone atau slot USB pada laptop.

Oleh karena pada saat membuka paket penjualannya saya mendapatkan baterai sekitar 48%, pengisian ke 100% memakan waktu sekitar 1 jam. Xiaomi sendiri menjanjikan baterai akan penuh dari benar-benar kosong hingga 100% dalam waktu 2 jam saja. Masa hidup dari jam tangan pintar ini dijanjikan 9 hari jika digunakan. Namun nyatanya setelah 7 hari, jam tangan ini masih memiliki baterai sekitar 30%.

Masalah yang saya temukan pada jam tangan pintar ini adalah pada sisi notifikasi. Jam tangan pintar ini sering kali gagal menampilkan notifikasi dan pesan dari Whatsapp dan Telegram. Padahal, semua persyaratan yang dijabarkan oleh Xiaomi Wear sudah dilaksanakan. Notifikasi pesan bisa didapat pada saat jam tangan ini mematikan layarnya.

Panggilan suara melalui seluler akan membuat jam tangan ini bergetar. Namun, panggilan suara melalui Whatsapp dan Telegram tidak pernah bisa saya dapatkan. Hanya pesan bahwa ada missed call dari aplikasi Whatsapp yang saya dapatkan. Hal ini tentu saja menjadi sebuat PR bagi Xiaomi dalam membenahi notifikasinya.

Jam tangan pintar ini memiliki 11 macam jenis olah raga yang bisa dipantau. Semua itu meliputi lari outdoor, treadmill, sepeda outdoor, sepeda indoor, latihan bebas, jalan kaki, trekking, lari lintas alam, renang di kolam, renang di perairan terbuka, dan kriket. Jam tangan ini juga mendukung penyelaman hingga 50 meter, namun ada baiknya tidak digunakan pada air asin.

Mi Watch Lite - On Charger

Jam tangan ini juga memiliki fungsi yang diantaranya adalah pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. Tentunya, fitur-fitur ini sudah umum ditemukan pada hampir setiap jam tangan pintar yang sudah beredar di pasaran. Sayangnya, kita tidak menemukan fitur remote shutter kamera, SpO2, dan lain sebagainya.

Kontrol musik yang ada pada jam tangan ini lebih kepada remote saja. Fitur ini bisa digunakan di beberapa aplikasi yang meliputi aplikasi musik serta Spotify yang ada di smartphone yang terhubung. Jadi saat berolah raga dan ingin sambil mendengarkan musik, Anda juga harus membawa smartphone yang terhubung dengan jam tangan pintar ini.

Hadirnya kompas pada smartwatch yang satu inilah yang membuatnya berbeda dari jam tangan dengan harga terjangkau lainnya yang ada di pasaran. Hal ini akan sangat membantu mereka yang berolah raga dan mengetahui jalur mana yang telah dilalui. Semua itu bakal terekam dan disajikan pada aplikasi Xiaomi Wear. Dan jika (amit-amit) kita tersesat di hutan, kompas bisa membantu kita menentukan arah jalan.

Mi Watch Lite - Xiaomi Wear Watch Face

Pada Mi Watch Lite, pengguna juga bisa mengganti watch face sehingga tidak membosankan. Xiaomi juga sudah menyediakan beberapa watch face yang bisa langsung di download melalui aplikasi Xiaomi Wear. Akan tetapi, saat ini kita belum bisa menggunakan watch face buatan sendiri.

Jam tangan pintar ini akan sangat cocok digunakan untuk para wanita. Untuk pria berbadan besar seperti saya, jam tangan ini juga tidak terlalu terlihat kecil di tangan. Bentuknya yang minimalis juga membuat cocok untuk digunakan di segala kegiatan. Jadi, jam tangan ini tidak hanya pas untuk berolah raga saja tetapi juga bagus untuk bergaya.

Verdict

Pada akhirnya, Xiaomi mengeluarkan jam tangan pintar di Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Mi Watch Lite karena memiliki harga yang terjangkau. Selain itu, Mi Watch Lite juga menawarkan beberapa fungsi-fungsi yang tentunya tidak ada saat menggunakan jam biasa.

Kinerja dari jam tangan ini memang cukup baik. Walaupun Xiaomi tidak memberikan informasi mengenai SoC dan prosesor yang digunakan, namun jam tangan ini memang cukup responsif saat dioperasikan. Fungsi-fungsinya sendiri juga dengan mudah bisa diakses serta memiliki antar muka yang tidak rumit.

Notifikasi menjadi sebuah turn off dari jam tangan pintar ini. Pada saat layarnya mati, semua notifikasi pesan dari aplikasi pihak ketiga bakal masuk. Sayangnya, notifikasi panggilan suara dan video sepertinya gagal muncul pada jam tangan ini. Padahal, notifikasi saat ini menjadi sebuah fungsi penting karena semua kegiatan termasuk pekerjaan dan hubungan dengan rekan (pacar) harus cepat ditanggapi.

Xiaomi menjual Mi Watch Lite dengan harga Rp. 899.000 saja. Dengan harga tersebut, pengguna sudah mendapatkan sebuah alat bantu olah raga serta bergaya yang memiliki GPS, kompas, serta pemindai detak jantung. Jam tangan ini sangat cocok untuk mereka yang ingin melakukan upgrade dari Mi Band.

Sparks

  • Daya tahan baterai lebih dari seminggu
  • Desain terasa kokoh
  • 5 ATM
  • Antar muka yang cukup responsif
  • Harganya cukup terjangkau
  • Memiliki GPS dan kompas

Slacks

  • Notifikasi panggilan suara dan video pihak ketiga yang gagal masuk
  • Tali jam tangan tidak umum, sehingga harus membeli langsung dari Xiaomi

Realme Watch S Pro Diluncurkan: Lebih Elegan dari Versi Sebelumnya

Realme membuka tahun 2021 ini dengan meluncurkan sebuah produk AIoT. Pada tahun 2020 yang lalu, realme sudah meluncurkan smartwatch mereka yang diberi nama realme Watch S. Pada tanggal 26 Januari 2021 yang lalu, realme meluncurkan sebuah smartwatch lagi yang dinamakan realme Watch S Pro. Acara peluncurannya sendiri diadakan secara live streaming pada situs Youtube.

Palson with realme Watch S Pro 1

“Peluncuran realme Watch S Pro hari ini untuk mendukung strategi realme AIoT, Leap to 2021, yang akan menghadirkan lebih banyak produk tech trendsetting lifestyle yang mencakup tiga kategori, yaitu personal, family, dan travel serta menghadirkan solusi multi skenario ke dalam satu ekosistem AIoT. Dengan “Pro Style, Pro Sport“, realme Watch S Pro akan meneruskan kesuksesan realme Watch S Series dan kami akan memberikan Pro tech dan Pro design kepada Anda, sehingga smartwatch ini akan jadi The Most Stylish Pro Style, Pro Sport dengan harga 1,6 juta-an” ujar Palson Yi – Marketing Director realme Indonesia.

Realme Watch S Pro sendiri menggunakan prosesor ARM Cortex M4. Layar yang terpasang sudah menggunakan AMOLED dan terlindungi dengan Gorilla Glass dan memiliki resolusi 454×454.  Baterai yang terpasang memiliki kapasitas 420 mAh dan mampu bertahan hingga 14 hari.

realme Watch S Pro_01

Smartwatch ini juga sudah dibenamkan GPS sehingga dapat mendeteksi lokasi di luar ruangan. Pengguna dapat memilih salah satu dari 15 mode olahraga di realme Watch S Pro, yang kini dilengkapi dengan Swimming Mode terbaru dengan kemampuan 5 ATM. Realme juga sudah melengkapi jam tangan pintar ini dengan sensor detak jantung serta SpO2 atau kadar oksigen dalam darah.

Jam tangan pintar ini dijual dengan harga Rp. 1.899.000 dengan diskon Rp. 200.000 pada saat flash sale. Realme Watch S Pro juga bakal tersedia di seluruh toko realme pada tanggal 30 Januari 2021. Realme juga menjual strap silikonnya dengan harga 149.000 dan strap kulit vegan dengan harga Rp. 249.000.

Bedanya dengan versi non Pro

Mungkin akan ada beberapa konsumen yang cukup menyesal telah membeli versi non Pro-nya. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa orang yang menginginkan sebuah perangkat yang memiliki fungsi paling lengkap dari sebuah seri. Realme Watch S memang memiliki fungsi yang cukup lengkap untuk sebuah jam tangan pintar, namun sepertinya realme Watch S Pro lebih menarik. Apa bedanya?

Saat saya tanyakan hal ini pada sesi QnA, Krisva Angnieszca selaku Public Relation Manager realme Indonesia pun menjawab. Krisva mengatakan bahwa realme Watch S Pro adalah bagian dari realme Watch S Series, di mana perbedaannya terletak pada budget dan termasuk fitur. Perubahan paling dasar terlihat dari layar yang kini telah menggunakan Layar AMOLED, bahannya pun sudah stainless steel dengan dukungan fitur lainnya, yakni 5ATM yang mampu dibawa berenang hingga kedalam 50 meter, dan Dual-Satellite GPS.

realme Watch S Pro_07

Dengan 5 ATM yang bisa sampai 50 meter, tentu saja hanya bisa diaplikasikan pada kedalaman laut. Namun, sementara ini realme hanya merekomendasikan untuk penggunaan di kolam renang. Untuk penggunaan di laut, selama pengguna melakukan diving tidak lebih dari 50 meter, seharusnya aman selama tidak dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Namun Kembali lagi, realme tidak merekomendasikan untuk penggunaan di laut.

Lalu bagaimana dengan notifikasi panggilan suara dan video dari aplikasi pihak ketiga seperti Whatsapp dan Telegram? Saya pun sering mencoba beberapa jam tangan pintar dan kerap gagal menampilkan tampilan notifikasi panggilan video dan suara dari Whatsapp. Krisva pun menjawab kalau jam tangan pintar dari realme ini sudah dipastikan bisa menampilkannya. Hal ini juga berlaku untuk versi non Pro-nya.

Saya juga menanyakan apakah realme memiliki rencana untuk menghadirkan fitur instalasi aplikasi pihak ketiga pada Watch S Pro. Namun untuk saat ini, Krisva mengatakan bahwa jam tangan pintar terbaru dari realme belum bisa ditambahkan aplikasi. Di masa mendatang, tidak menutup kemungkinan akan hadir fitur lainnya termasuk penambahan aplikasi pihak ketiga.