Pembaruan Terbaru Adobe Lightroom, Bawa Fitur Baru & Peningkatan Performa

Lightroom merupakan salah satu senjata utama fotografer untuk meningkatkan kualitas foto lewat sentuhan pribadi alias editing. Dibanding beberapa tahun lalu, harga berlangganan Lightrom semakin murah. Misalnya Lightroom versi mobile mulai dari Rp29.000 per bulan dan Rp134.800 untuk paket komplet fotografi termasuk Photoshop, Lightroom plan untuk desktop dan mobile, serta Lightroom Classic.

Baru-baru ini, Adobe telah mengumumkan pembaruan untuk Lightroom dekstop ke versi 4.2 dan Lightroom mobile versi 6.2 yang menyertakan sejumlah fitur baru, termasuk dukungan format Apple ProRaw dan peningkatan lain. Sementara, pembaruan pada Lightroom Classic ke versi 10.2 berfokus pada peningkatan performa.

lightroom-march-update-for-you

Mulai dari Lightroom dekstop, Adobe menambah fitur feed baru yang bisa dipersonalisasi, serta tab ‘For you‘ dan ‘Discover’. Dari tab ini, pengguna dapat mengakses tutorial terpandu dan pengeditan interaktif, yang secara khusus dikuratori untuk pengguna individu.

Selain itu, Lightroom dekstop dan mobile sekarang mendukung format foto Raw baru ProRaw dari Apple. Sebagai informasi, ProRaw sendiri tersedia di iPhone 12 Pro dan iPhone 12 Pro Max yang menggabungkan kecanggihan komputasi Apple dan fleksibilitas Raw.

lightroom-cc-mobile-updates-march

Di macOS, pembaruan Lightroom Classic ke versi 10.2 menjanjikan peningkatan kinerja saat menavigasi gambar di setrip film menggunakan fitur Library Loupe, Develop, dan Compare View. Di macOS dan Windows, fungsi pengeditan batch umum, termasuk Copy+Paste, Sync Settings, Quick Develop, dan Auto-Sync juga bekerja lebih cepat.

Khusus untuk pengguna kamera DSLR Nikon, versi terbaru Lightroom Classic menyertakan versi beta Tethered Live View untuk Nikon. Dukungan untuk sistem kamera mirrorless Nikon Z juga dijanjikan akan segera hadir.

lightroom-classic-updates-march

Baik Lightroom dan Lightroom Classic menyertakan dukungan kamera dan lensa baru. Untuk kamera meliputi Fujifilm GFX 100S, Fujifilm X-E4, Samsung Galaxy S21, Sony Alpha 1, dan Sony FX3. Lalu, untuk lensa termasuk lensa terbaru Rokinon, Samyang, Sigma, Tamron, Tokina, Voigtlander, dan lensa terbaru Sony FE 35mm F1.4 GM.

Sumber: DPreview

Fitur Baru Adobe Permudah Kolaborasi Project di Photoshop dan Illustrator

Adobe telah mengumumkan fitur baru yang mempermudah para desainer grafis berkolaborasi dan memungkinkan mengerjakan file yang sama di aplikasi Photoshop, Illustrator, atau Fresco. Ketiga aplikasi tersebut telah mendapatkan fitur yang disebut ‘invite to edit‘, untuk mengundang kolaborator dengan mengetik alamat email dan memberi akses ke file project yang sedang Anda kerjakan.

Perlu dicatat, tim kolaborator tidak dapat mengedit file pada saat yang sama. Namun mereka akan dapat membuka pekerjaan Anda, membuat perubahan sendiri, menyimpannya, dan baru kemudian perubahan tersebut disinkronkan kembali ke komputer Anda.

Bila seseorang telah mengedit file, pengguna akan diberi pilihan untuk membuat salinan atau menunggu sampai proses editing selesai. Meski sinkronisasi pengeditannya tidak terjadi secara real-time, tetapi harusnya fitur ini cukup membantu alur kerja daripada harus mengirim file bolak-balik lewat email.

Fitur ini bekerja dengan file .PSD dan .AI yang disimpan ke Adobe Creative Cloud. Untuk memastikan kolaborasi berjalan dengan semestinya, Adobe menyediakan fitur riyawat versi file untuk jaga-jaga bila ada tim yang tidak sengaja mengacaukan sesuatu.

Adobe mengatakan akan terus mengembangkan lebih banyak fitur kolaborasi ke dalam Creative Cloud – layanan yang menyatukan rangkaian aplikasinya. Selain itu, mereka juga telah menambahkan fitur Preset Sync di Photoshop versi desktop, yang memungkinkan untuk menyinkronkan brushes, swatches, gradients, patterns, styles, dan shapes dari akun Adobe Creative Cloud.

Sumber: TheVerge

Adobe Merilis Premiere Pro Beta Versi Apple Silicon, Fokus Pada Fungsi Pengeditan Inti

Adobe telah merilis beta publik pertama Premiere Pro versi Arm untuk macOS. Lewat pembaruan ini, pengguna Mac dengan chipset baru Apple M1 dapat menjalankan software edit video secara native.

Dalam pengumumannya, Adobe mencantumkan sejumlah bug yang diketahui dan fitur-fitur yang hilang. Adobe mengatakan beta publik pertama ini mencakup semua fungsi pengeditan inti dan alur kerja seperti warna, grafik, dan audio. Serta fitur production dan multicam dengan dukungan codec yang paling banyak digunakan seperti H.264, HEVC, dan ProRes.

Adobe akan mem-porting fitur Premiere Pro secara bertahap. Integrasi pihak ketiga seperti driver, efek, dan plugin perlu diperbarui oleh pengembangnya masing-masing agar dapat bekerja secara native di Apple Silicon.

Adobe juga telah merilis Premiere Rush dan Adobe Audition beta versi Arm, bergabung dengan aplikasi Adobe lainnya termasuk Photoshop dan Lightroom. Untuk mengunduh versi beta dari ketiga software tersebut, pengguna dapat mengaksesnya dari aplikasi Creative Cloud Desktop pada Mac dengan Apple M1.

Sebagai pengingat, Apple merilis tiga model Mac dengan chip Apple M1 yaitu MacBook Air, MacBook Pro 13 inci, dan Mac Mini pada bulan November. Ini chipset pertama Apple yang dirancang khusus untuk platform Mac dengan arsitektur Arm alias Apple Silicon. Artinya yang tertanam di Apple M1 bukan cuma prosesor saja, melainkan juga GPU dan memori (RAM) sekaligus.

Selain itu, Apple M1 sudah dibuat menggunakan proses pabrikasi 5 nanometer, dengan total jumlah transistor yang mencapai angka 16 miliar. Secara struktural, Apple M1 terdiri dari prosesor 8-core, GPU 8-core, dan Neural Engine 16-core.

Sumber: The Verge

Adobe Tingkatkan Tool Select Subject di Photoshop dengan AI, Edit Foto Portrait Jadi Lebih Mudah

Kabar gembira datang bagi para fotografer yang mengandalkan software besutan Adobe seperti Photoshop, Lightroom, dan Camera Raw untuk post processing. Sebab, Adobe telah merilis update Creative Cloud untuk bulan Juni yang membawa sejumlah fitur baru untuk pengolahan gambar yang lebih baik.

Pada Photoshop versi desktop misalnya, Adobe telah memperbarui tool Select Subject dengan algoritma baru menggunakan teknologi machine learning Sensei AI untuk memberikan hasil seleksi yang lebih akurat.

Ya, saat mengedit foto portrait, biasanya kita perlu usaha ekstra untuk memisahkan subjek dengan background secara sempurna. Terutama elemen rumit seperti bagian rambut, dengan Select Subject yang baru ini hasil seleksinya bakal jauh lebih rapi dalam sekali klik.

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-1

Selain Select Subject, fitur lainnya termasuk pattern atau pola yang bisa diputar, aktivasi otomatis untuk Adobe Font saat membuka file Photoshop yang menggunakan font yang belum terinstall. Lalu, Match Font yang dapat mendeteksi font dalam gambar dan menyarankan font yang tampak serupa.

Lightroom

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-2

Beralih ke Lightroom, Adobe telah menambahkan kontrol baru Local Hue. Di mana kita bisa membuat perubahan seperti warna kulit tanpa mempengaruhi warna keseluruhan gambar.

Sementara, di Lightroom Mobile versi iOS, Adobe menambahkan kemampuan “Edit in Photoshop“. Artinya, kita bisa langsung melanjutkan proses editing dari Lightroom Mobile ke Photoshop di iPad, tanpa perlu export dan import secara manual.

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-3

Lanjut ke Adobe Camera Raw, Adobe merombak layout antarmukanya dan memperbarui tool pengeditan agar memberikan pengalaman pengguna yang terasa seperti Lightroom. Seperti slider baru yang mirip Lightroom, peningkatan tool crop, dan Curve UI yang lebih mudah digunakan.

Masih banyak lagi, peningkatan yang dibawa oleh Adobe pada update Creative Cloud bulan Juni ini. Hal yang cukup menarik adalah semua update kali ini terfokus untuk memanjakan para fotografer.

Sumber: Blog Adobe

Adobe Photoshop Camera Akhirnya Tersedia di Android dan iOS

Pada bulan November tahun lalu, Adobe telah mengumumkan aplikasi baru yang disebut Photoshop Camera. Kini aplikasi kamera tersebut akhirnya telah tersedia dan dapat diunduh secara gratis di Play Store maupun App Store.

Aplikasi ini mengandalkan platform Adobe Sensei, dengan artificial intelligence (AI) dan machine learning untuk mengenali subjek dalam foto dan merekomendasikan filter. Dengan Photoshop Camera, kita bisa menerapkan berbagai filter dan efek menarik untuk menciptakan foto yang unik dan kreatif untuk konten media sosial.

adobe-photoshop-camera-akhirnya-tersedia-di-ios-dan-android-2

Adobe telah membenamkan lebih dari 80 filter khusus untuk kita explore dan akan terus bertambah seiring waktu. Beberapa diantaranya Portrait, Studio Light, Bloom, Pop Art, Spectrum, Desync, Food, Scenery, Natural Skies, Analog, Night Shift, Comic Skies, Interstellar, Dreamcatcher, Celestial, Supersize, Double Expo, dan banyak lagi.

Selain filter, Photoshop Camera membawa fitur editing berbasis AI, auto-tune untuk menyesuaikan secara otomatis kecerahan dan bayangan, auto-masking, portrait controls, dan content-aware recommendations untuk mendapatkan foto dengan efek terbaik.

adobe-photoshop-camera-akhirnya-tersedia-di-ios-dan-android-3

Ya, meski membawa nama Photoshop, Adobe merancang aplikasi ini bukan untuk para fotografer profesional. Melainkan untuk para content creator di media sosial dan influencer untuk memudahkan mereka membuat konten kreatif.

Sayangnya, perangkat yang kompatibel dengan Photoshop Camera jumlahnya masih sangat terbatas. Untuk pengguna iDevice, setidaknya memiliki iPhone 6s dengan iOS 12. Sementara, untuk Android terbatas untuk pengguna smartphone Google Pixel 3 /XL, Pixel 4/XL, Samsung Galaxy S9/S9+, Samsung Galaxy S10/S10+/S10 5G, Samsung Galaxy Note 9, Samsung Galaxy Note 10/10+/10 5G, Samsung Galaxy S20 5G/S20+ 5G/S20 Ultra 5G, dan OnePlus 6/6T.

Sumber: Xda-developers

Memotret Foto Raw di Smartphone dengan Lightroom Mobile

Bicara soal kamera di smartphone, kualitasnya terus membaik seiring waktu. Kini didukung setup multi kamera dengan lensa berbeda untuk fasilitas wide angle hingga zoom dan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan.

Meski begitu, masih ada satu fitur yang kurang dan belum tersedia di kebanyakan aplikasi kamera bawaan i saat ini yakni opsi untuk menyimpan foto dalam format Raw untuk fleksibilitas lebih saat post processing. Yang saya tahu, hanya smartphone Huawei dan OPPO Find X2 series yang menawarkan fitur Raw.

Alternatifnya kita bisa menggunakan aplikasi kamera pihak ketiga seperti Lightroom Mobile. Sebelumnya, saya telah membahas 5 fitur premium di Adobe Photoshop Lightroom Mobile dan menekankan pentingnya memotret di Raw, sekarang mari bahas fitur aplikasi kameranya.

Antarmuka Aplikasi Kamera Lightroom Mobile

DSC02724

Tampilan antarmuka aplikasi kamera Lightroom Mobile sangat sederhana dan minim fitur, hanya ada dua mode automatic atau proffesional dengan fitur utama auto exposure lock/unlock dan filter. Fitur pendukung lain yang tersedia antara lain crop ratio, timer, dan grip + level.

Sementara, pada mode proffesional kita bisa mengatur shutter speed, ISO, dan white balance. Tentu saja, suguhan utama pada aplikasi kamera Lightroom Mobile ada opsi untuk menyimpan foto dalam format Raw DNG dan foto tersebut bisa diedit langsung tanpa perlu berlangganan.

Ya, foto jpeg yang dihasilkan kebanyakan smartphone saat ini bisa dibilang sudah bagus tapi tidak bisa diedit sangat jauh. Sayangnya selain opsi foto Raw, fitur lain yang ditawarkan memang sangat dasar. Kita juga tidak bisa memilih kamera mana yang digunakan, sebagai contoh pada Huawei Nova 5T yang digunakan adalah kamera sekunder wide angle 16MP dan bukan kamera utama 48MP.

Sementara, pada ASUS Zenfone 6 yang digunakan adalah kamera utama 48MP dan hasilnya menggunakan resolusi penuh 48MP. Semoga saja, Adobe bisa memperbarui dengan fitur-fitur kamera Lightroom Mobile secara lebih lengkap.

Photoshop Versi iPad Kini Dilengkapi Fitur Select Subject Berbasis AI

Adobe resmi merilis Photoshop versi iPad pada bulan November lalu, dan dalam kurun waktu yang singkat, mereka sudah meluncurkan pembaruan yang cukup signifikan. Pada versi terbarunya, Photoshop di iPad kini dilengkapi fitur Select Subject berbasis AI.

Fungsi fitur ini sama persis dengan yang ada di Photoshop versi desktop sejak tahun 2018. Dengan satu kali klik saja, berbagai subjek pada foto dapat diseleksi secara presisi, entah itu orang, hewan, ataupun benda mati. Usai diseleksi, pengguna bisa dengan mudah menghapus background dan menggantinya dengan yang lain.

Seperti yang saya bilang, fitur ini dimungkinkan berkat keterlibatan AI Adobe Sensei. Dipadukan dengan algoritma machine learning yang telah dilatih dengan segudang gambar yang berbeda, Sensei pun mampu mengenali beraneka ragam objek. Adobe juga memastikan bahwa kinerjanya akan terus disempurnakan seiring waktu, khususnya saat dihadapkan dengan bagian-bagian yang kompleks seperti rambut atau bulu.

Photoshop for iPad Select Subject

Hebatnya lagi, Select Subject diklaim berlangsung nyaris secara instan, bahkan pada versi iPad-nya sekalipun. Fitur ini jelas akan semakin mempermudah kegiatan menggabungkan dua gambar, satu sebagai subjek, satu lagi sebagai background-nya.

Juga menarik adalah bagaimana Select Subject dapat bekerja bersama fitur Cloud Documents. Jadi semisal Anda melakukan seleksi di perangkat desktop, Anda bisa melanjutkannya langsung di iPad tanpa harus melakukan exportimport terlebih dulu, dan Adobe pun memastikan hasil editannya akan sama persis.

Sumber: Adobe.

Adobe Singkap Nama Resmi dari Aplikasi Project Gemini, Adobe Fresco

Masih ingat dengan Project Gemini, aplikasi ilustrasi iPad yang Adobe umumkan tahun lalu? Jadwal perilisan resminya sudah semakin dekat, dan Adobe pun juga telah menyingkap nama resminya: Adobe Fresco, diambil dari kata “fresco” yang merupakan salah satu teknik melukis dari zaman lawas.

Adobe bilang bahwa pemilihan nama ini pada dasarnya bisa menggambarkan keunggulan utama yang ditawarkan Fresco, yaitu fitur Live Brush. Adobe cukup percaya diri belum ada aplikasi ilustrasi lain yang bisa menandingi fitur Live Brush milik Fresco, yang memanfaatkan AI Adobe Sensei untuk mereproduksi reaksi alami bahan-bahan pewarna seperti cat air atau cat minyak.

Memahami keunggulan Live Brush lewat kata-kata mungkin cukup sulit, jadi ada baiknya kita simak langsung cara kerjanya lewat video di bawah ini.

Tentunya masih banyak kelebihan lain yang Fresco tawarkan, semisal ribuan jenis brush yang bisa dipakai untuk berkreasi. Vector brush pun juga tersedia kala dibutuhkan, dan pengguna juga dibebaskan meracik brush-nya sendiri menggunakan Adobe Capture.

Di balik tampilan minimalisnya – yang sengaja dibuat seperti itu agar pengguna bisa berfokus menggambar dari awal – Fresco menyimpan fitur yang cukup melimpah dari kacamata profesional, semisal sistem layering dan masking. Hasil coretan-coretan di Fresco pun dapat dikerjakan lebih lanjut di aplikasi Adobe lain macam Photoshop atau Illustrator.

Rencananya, Adobe Fresco bakal dirilis sebagai aplikasi gratis. Yang kebagian lebih dulu adalah iPad, namun Adobe juga berniat untuk meluncurkan Fresco di platform lain ke depannya. Untuk sekarang, Adobe masih membuka fase pengujian Fresco bagi yang tertarik mendaftar.

Sumber: Adobe.

Adobe Premiere Rush Akhirnya Tiba di Android

Adobe Premiere Rush resmi diluncurkan pada bulan Oktober tahun lalu. Dibanding Adobe Premiere CC yang ditargetkan untuk kalangan profesional, Premiere Rush lebih bisa merakyat dengan segala kesederhanaannya. Sayangnya ini tidak dibarengi dengan ketersediaannya di salah satu platform paling vital terhadap misinya menjadi aplikasi edit video mainstream, yaitu Android.

Beruntung Adobe bergerak cepat. Setelah lebih dulu hadir di iOS, Premiere Rush akhirnya datang juga ke Android. Namun lagi-lagi masih ada yang membuat kecewa; perangkat yang kompatibel sangatlah terbatas, spesifiknya sebagai berikut:

  • Samsung Galaxy S10/S10+, S10e, S9/S9+, Note 9, Note 8
  • Google Pixel 3/3XL, 2/2XL
  • OnePlus 6T

Di mana OnePlus 7 dan OnePlus 7 Pro? Pastinya tinggal menunggu waktu kalau kedua itu, mengingat spesifikasinya berada di atas OnePlus 6T. Yang masih misterius adalah Google Pixel 3a dan Pixel 3a XL, namun dugaan saya dukungan atas ponsel tersebut masih harus menunggu lebih lama selagi ponsel-ponsel kelas flagship yang belum kebagian jatah diprioritaskan terlebih dulu.

Terlepas dari itu, setidaknya sekarang para kreator konten yang menggunakan salah satu dari perangkat di atas sudah bisa menikmati fitur-fitur menarik yang ditawarkan Premiere Rush. Dari kacamata sederhana, premis yang ditawarkan Rush adalah bagaimana kreator dapat merekam, menyunting sekaligus mengunggah video karyanya dengan cepat dan efisien.

Adobe Premiere Rush bukanlah aplikasi gratis, tapi Anda punya opsi untuk mencobanya secara cuma-cuma dengan memilih Starter Plan. Selama mencoba, Anda bebas menciptakan sebanyak mungkin proyek, akan tetapi yang bisa di-export hanya tiga saja, dan kapasitas cloud storage yang tersedia juga dibatasi di angka 2 GB saja.

Kalau memang sudah cocok, konsumen bisa berlangganan Premiere Rush Plan seharga $10 per bulan. Benefit-nya mencakup jumlah export tidak terbatas sekaligus kapasitas cloud storage sebesar 100 GB (bisa ditambah lagi sampai 10 TB, tergantung budget).

Sumber: SlashGear.

Fitur AI Enhance Details Bergulir ke Adobe Lightroom, Tingkatkan Kualitas Foto Secara Signifikan

Bagi yang bergelut di dunia fotografi, tentunya paham betul mengenai tahap pasca produksi yakni editing gambar sebelum siap dipublikasikan. Kalau bicara mengenai editing, maka tak lepas dari software powerful besutan Adobe.

Adobe telah merilis update Februari 2019 untuk ekosistem fotografinya dengan membawa fitur baru berbasis AI yang disebut Enhance Details untuk Lightroom CC, Lightroom Classic CC, dan Adobe Camera Raw.

image3

Singkatnya, Enhance Details ini memungkinkan kita meningkatkan resolusi foto Raw pada sensor berbasis Bayer dan X-Trans hingga 30 persen. Dengan meningkatkan detail halus, rendering warna, dan menyelesaikan masalah terkait sensor X-Trans pada kamera Fujifilm.

Fitur menarik lainnya ialah Lightroom CC dapat menggabungkan foto Raw dan non-Raw menjadi foto HDR dan HDR panorama. File DNG yang dihasilkan juga mempertahankan kelebihan dari foto Raw seperti kemampuan mengubah white balance dan memulihkan highlight untuk hasil yang terbaik.

Dibantu dengan kontrol baru yang disebut Target Adjustment Tool (TAT) dan Histogram baru yang kini memiliki indikator kliping. Singkatnya, Target Adjustment Tool ini menyuguhkan kontrol yang tepat atas warna dan nada warna menggunakan Tone Curve, Color Mixer, dan B&W Mixer.

Sumber: DPreview dan Theblog.adobeL