OPPO Reno5 F Buktikan Bahwa Desain yang Ringkas Dapat Dicapai Tanpa Kompromi

Setiap orang memiliki preferensinya masing-masing terkait desain smartphone. Ada yang suka dengan bentuk yang menyiku, ada yang tidak. Ada yang suka dengan warna-warna pastel, tapi ada juga yang hanya mau membeli ponsel berwarna hitam. Namun kalau kita diharuskan sepakat mengenai satu hal, saya kira jawabannya adalah terkait bodi yang tipis, sebab ini berpengaruh langsung terhadap faktor kenyamanan.

Semakin tipis, semakin nyaman, itu gagasan sederhananya. Namun tentu masih ada faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti misalnya ketahanan fisik. Tipis tapi ringkih jelas bukan kombinasi yang ideal, demikian pula tipis tapi cepat panas. Singkat cerita, produsen smartphone tidak bisa semudah itu menciptakan rancangan yang tipis tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya.

Kuncinya tentu adalah keseimbangan; bagaimana bodi smartphone bisa tetap terasa tipis dan nyaman dalam genggaman tanpa mengorbankan banyak faktor. Salah satu contohnya bisa kita lihat pada OPPO Reno5 F, smartphone kelas menengah baru yang akan dirilis secara resmi di Indonesia pada tanggal 24 Maret mendatang.

Di atas kertas, perangkat ini tercatat memiliki tebal 7,8 mm dan berat 172 gram. Menariknya, angka-angka ini justru sedikit lebih tinggi daripada yang pendahulunya tawarkan, yang berarti Reno5 F memang sedikit lebih tebal dan lebih berat dibanding Reno4 F. Meski begitu, kompromi tersebut terkesan sangat pantas jika melihat dampak positifnya terhadap sejumlah faktor lain.

Faktor yang paling utama adalah sistem pendingin perangkat. Pada Reno5 F, cover penutup baterainya memiliki ketebalan 0,55 mm, dan bagian layarnya juga sudah dibekali pelat grafis setipis 0,1 mm untuk membantu membuang hawa panas yang dihasilkan oleh komponen-komponen di dalamnya secara lebih efisien.

Menurut OPPO, efisiensi pembuangan panasnya bisa sampai 30% lebih baik daripada sebelumnya, dan berhubung panas adalah musuh terbesar kebanyakan perangkat elektronik, otomatis ini punya dampak langsung terhadap kinerja Reno5 F. Semakin dingin suhu perangkat, semakin lama prosesor dapat mempertahankan batas maksimum clockspeed-nya. Hasil akhirnya, performa perangkat pun dapat terasa lebih konsisten.

Karena masih tergolong sangat tipis, Reno5 F tentu akan terasa nyaman dalam genggaman. Namun supaya lebih nyaman lagi, OPPO menyematkan panel belakang berbahan komposit yang memiliki tekstur matte. Yang menarik, penampang belakangnya ini justru tampak memiliki finish glossy apabila kita lihat dari kejauhan. Bahan komposit sendiri dipilih karena memiliki transparansi yang sebanding dengan kaca, tapi di saat yang sama lebih tahan pecah atau retak.

Transparansi ini penting mengingat OPPO menawarkan dua varian warna untuk Reno5 F, yakni Fantastic Purple dan Fluid Black. Keduanya dapat menampilkan gradasi warna yang berbeda-beda tergantung dari mana arah kita melihatnya, atau dari arah mana cahaya datang. OPPO menamai rancangan ini dengan istilah Flowing Light Design.

Untuk bagian depannya, OPPO menyematkan layar AMOLED 6,43 inci beresolusi 2400 x 1080 pixel dengan sebuah lubang kamera kecil berdiameter 5,69 mm di ujung kiri atas. Perubahan bentuk lubang kamera ini memang terkesan sepele, tapi membuat tampilan keseluruhan Reno5 F jadi lebih modern.

OPPO tidak lupa menyematkan teknologi Sunlight Screen dan Moonlight Screen pada Reno5 F. Sunlight Screen, sesuai namanya, dirancang untuk meningkatkan visibilitas layar sehingga dapat tetap terlihat dengan jelas di siang hari, bahkan ketika sedang berada di bawah terik matahari langsung.

Sebaliknya, Moonlight Screen secara otomatis akan meredupkan layar dengan tingkat kecerahan paling rendah 2 nit. Tidak kalah penting adalah fitur AI Backlight, di mana AI akan mempelajari kebiasaan pengguna sepanjang hari, lalu memanfaatkan informasi tersebut untuk menyesuaikan tingkat kecerahan layar secara presisi.

Berhubung layar yang digunakan berjenis AMOLED, OPPO pun bisa menyembunyikan sensor sidik jari di baliknya. Bukan sembarang sensor tentu saja, melainkan sensor generasi ketiga yang menurut OPPO mampu membedakan antara sidik jari asli atau palsu, dengan memperhatikan faktor-faktor seperti penyerapan maupun reflektivitas cahaya.

Lebih lengkapnya soal OPPO Reno5 F baru bisa kita pelajari saat perangkatnya resmi diluncurkan ke publik pada tanggal 24 Maret nanti. Satu hal yang pasti, Reno5 F bakal mengusung banderol harga yang lebih terjangkau daripada Reno5 dan Reno5 5G. Jadi buat yang memiliki budget lebih terbatas, Anda bisa menantikan kehadiran Reno5 F ini.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Nokia 5.4 Resmi Diluncurkan di Indonesia, Prioritaskan Aspek Keamanan di Atas Spesifikasi

Menjelang akhir tahun 2020 kemarin, HMD Global memperkenalkan Nokia 5.4 sebagai penawaran terbarunya di segmen menengah ke bawah. Tiga bulan berselang, smartphone tersebut sudah resmi mendarat di Indonesia melalui sebuah acara peluncuran singkat yang digelar via Zoom.

Kalau kita tinjau spesifikasinya, smartphone ini sebenarnya terkesan biasa saja, apalagi setelah mempertimbangkan harga jual resminya yang dipatok di angka Rp3.599.000. Layarnya memiliki bentang diagonal 6,39 inci, dengan resolusi 1560 x 720 pixel alias HD+. Dibandingkan pendahulunya, layar milik Nokia 5.4 ini bakal kelihatan lebih tajam bukan karena resolusinya meningkat, melainkan karena ukuran layarnya mengecil.

Urusan performa, Nokia 5.4 mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 662, RAM 6 GB, dan kapasitas penyimpanan internal sebesar 64 GB. Baterainya tercatat memiliki kapasitas 4.000 mAh, serta sudah mendukung fitur fast charging dengan output maksimum sebesar 10 W.

Lalu kalau soal kameranya, modul membulat yang diposisikan di atas sensor sidik jarinya itu terdiri dari kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 5 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan depth sensor 2 megapixel. Untuk kamera depannya yang sudah mengadopsi model hole-punch, Nokia 5.4 menggunakan sensor beresolusi 16 megapixel.

Nokia 5.4
Nokia 5.4 hadir dalam dua pilihan warna: Polar Night dan Dusk / HMD Global

Lantas apa nilai ekstra yang bisa Nokia 5.4 tawarkan kalau bukan spesifikasinya? Kalau menurut Karel Holub, General Manager HMD Global untuk region Indonesia, jawabannya adalah komitmen mereka untuk urusan software update. Jadi sampai setidaknya dua tahun dari sekarang, pengguna Nokia 5.4 dipastikan bakal menerima pembaruan perangkat lunak secara rutin.

Strategi ini sebenarnya sudah HMD jalankan sejak lama, termasuk juga untuk ponsel-ponsel mereka yang lain. Gagasan utama yang hendak diangkat adalah, dengan terus menerima versi Android terbaru — kalau dua tahun dari sekarang berarti semestinya termasuk Android 12 dan Android 13 — konsumen jadi tidak perlu berganti smartphone setiap tahun.

Bukan cuma itu, HMD juga menjanjikan security update secara rutin setiap bulan selama tiga tahun. Ditambah lagi dengan inisiatif HMD untuk menggunakan data center yang berlokasi di Finlandia — yang otomatis berada di bawah perlindungan General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa — pengguna jadi bisa merasa lebih terjamin soal keamanan datanya.

Dalam presentasinya, Karel cukup bangga menyebut Nokia sebagai satu-satunya brand di Indonesia yang berkomitmen untuk menyediakan peningkatan software dengan jangka waktu selama itu di rentang harga ini. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah seberapa efektif proposisi semacam ini dalam menarik minat konsumen Indonesia, yang sebagian besar mungkin masih belum begitu melek soal privasi?

Nokia 5.4

HMD terkesan cukup antusias. Namun yang pasti menarik melihat mereka mencoba menawarkan nilai yang berbeda dari angle keamanan seperti ini, terlebih di saat pabrikan-pabrikan lain saling beradu spesifikasi dalam harga yang semurah mungkin. Buat yang tertarik meminang Nokia 5.4, HMD juga akan mengadakan program pre-order yang akan berlangsung mulai 26 Maret sampai 1 April mendatang.

Selama program pre-order berlangsung, Nokia 5.4 dihargai Rp3.099.000, dan 100 pembeli pertamanya berhak mendapatkan bonus Nokia Essential True Wireless Earphone E3100, paket data Indosat sebesar 60 GB, dan gratis berlangganan Amazon Prime Video selama satu bulan. Selain di gerai offline atau platform e-commerce, Nokia 5.4 kabarnya juga bakal bisa dipesan langsung melalui situs resmi Nokia.

Vivo Resmikan iQOO Neo5, Unggulkan Layar OLED 120 Hz dan Chipset Snapdragon 870

Vivo baru saja memperkenalkan iQOO Neo5 secara resmi. Smartphone gaming ini adalah penerus iQOO Neo3 yang dirilis tahun lalu. Kenapa tidak ada iQOO Neo4? Kemungkinan besar terkait kepercayaan seputar angka 4 yang bermakna negatif, sama kasusnya seperti ROG Phone 5 yang juga dirilis belum lama ini.

Dibanding pendahulunya, iQOO Neo5 membawa sejumlah upgrade yang signifikan. Yang paling utama adalah layarnya, yang tadinya masih menggunakan panel IPS LCD, dan kini telah diganti menjadi panel OLED pada iQOO Neo5. Panel OLED tersebut memiliki ukuran 6,62 inci, dengan resolusi 1080p+ dan refresh rate maksimum 120 Hz.

Menariknya, refresh rate-nya ini justru menurun jika dibandingkan dengan sebelumnya (144 Hz). Namun saya pribadi lebih memilih OLED 120 Hz daripada IPS LCD 144 Hz, apalagi mengingat tingkat kecerahan layarnya bisa sampai seterang 1.300 nit. Lebih lanjut, Vivo juga telah membekali iQOO Neo5 dengan touch sampling rate yang terbilang fenomenal, yakni 1.000 Hz.

Terkait performanya, iQOO Neo5 datang mengusung chipset Snapdragon 870, bukan Snapdragon 888 yang lebih kencang (sekaligus lebih panas) seperti yang ada pada iQOO 7. Prosesor tersebut ditandemkan dengan pilihan RAM 8 atau 12 GB, tidak ketinggalan pula storage internal UFS 3.1 sebesar 128 atau 256 GB.

Dibandingkan pendahulunya, iQOO Neo5 punya sistem pendingin yang lebih efektif, dengan ukuran pelat penyalur panas dua kali lipat lebih luas. Suplai baterainya sendiri berasal dari modul sebesar 4.400 mAh yang mendukung fast charging dengan output maksimum sebesar 66 W.

Untuk kameranya, iQOO Neo5 mengandalkan trio kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 48 megapixel f/1.79 (Sony IMX598), kamera ultra-wide 13 megapixel f/2.2, dan kamera monokrom 2 megapixel. Kamera depannya menggunakan sensor 16 megapixel dan lensa f/2.0. Tidak ada yang benar-benar wah di atas kertas, tapi sudah sewajarnya untuk ukuran smartphone gaming.

Yang istimewa, semua itu ditawarkan dalam harga yang lebih murah lagi ketimbang iQOO Neo3, yang sendirinya sudah termasuk sangat terjangkau untuk ukuran smartphone yang mengemas chipset flagship. Di Tiongkok, iQOO Neo5 akan dipasarkan dengan harga mulai 2.499 yuan (± Rp5,5 jutaan).

Sumber: GSM Arena dan GizmoChina.

Desain OnePlus 9 Pro Terungkap Lewat Foto-Foto Resmi

Peluncuran OnePlus 9 sudah tinggal beberapa hari lagi. Pada tanggal 23 Maret nanti, OnePlus bakal memperkenalkan smartphone flagship-nya untuk tahun 2021 secara resmi, yang juga merupakan ponsel pertamanya yang mengusung kamera hasil kolaborasi dengan Hasselblad.

Seperti generasi-generasi sebelumnya, OnePlus 9 bakal hadir setidaknya dalam dua model yang berbeda, yakni OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro. Khusus untuk OnePlus 9 Pro, kita sudah bisa melihat wujudnya secara penuh berkat foto-foto yang diunggah oleh CEO OnePlus sendiri, Pete Lau, ke Twitter.

Yang tampak di foto adalah OnePlus 9 Pro dalam warna Morning Mist. Sepintas, panel belakangnya ini kelihatan memiliki tekstur matte, akan tetapi dari beberapa sudut juga tampak glossy dan reflektif. Satu hal yang pasti, kalau menurut Pete, adalah bahannya terbuat dari kaca, dan proses pembuatannya memakan waktu lebih dari 25 hari serta melibatkan sekitar 30 langkah yang berbeda.

Dari depan, OnePlus 9 Pro tampak tidak terlalu jauh berbeda dibanding pendahulunya, dengan lubang kamera kecil yang diposisikan di ujung kiri atas layar. Sisi kiri dan kanan layarnya masih melengkung mengikuti kontur bodi, tapi sepertinya tidak semelengkung milik OnePlus 8 Pro.

Dalam kesempatan yang sama, Pete juga sempat mengadakan blind test terkait hasil foto kamera ultra-wide milik tiga smartphone flagship dalam kondisi low-light. Sepertinya ini merupakan indikasi akan performa kamera ultra-wide OnePlus 9 Pro yang superior. Mungkinkah OnePlus mengambil jalur yang sama seperti OPPO, yakni dengan menyematkan sensor yang identik pada kamera utama dan kamera ultra-wide?

Kamera baru satu dari lima sneak peek fitur unggulan OnePlus 9 Series yang bakal diungkap menjelang peluncurannya. Di samping OnePlus 9, kemungkinan besar OnePlus juga akan mengungkap smartwatch pertamanya pada acara yang sama.

Via: TechRadar.

OPPO Find X3 Pro Resmi Diperkenalkan, Bawa Terobosan Baru di Sektor Layar dan Kamera

Setelah ditunggu-tunggu, OPPO akhirnya menyingkap Find X3 Pro secara resmi. Mengikuti jejak Find X2 Pro tahun lalu, Find X3 Pro bakal jadi smartphone paling flagship OPPO untuk tahun 2021 ini.

Sebagai yang paling flagship, Find X3 Pro juga mengemas layar yang paling istimewa. Bukan sembarang OLED, melainkan yang dapat menampilkan lebih dari satu miliar warna, jauh di atas layar smartphone pada umumnya yang hanya mampu menampilkan 16,7 juta warna. Layar seluas 6,7 inci ini punya resolusi 3216 x 1440 pixel dan refresh rate 120 Hz, tidak ketinggalan juga tingkat kecerahan maksimum 1.300 nit dan rasio kontras 5.000.000:1.

Secara estetika, Find X3 Pro memang tidak tampak jauh berbeda dibanding pendahulunya kalau dilihat dari depan. Namun kalau menengok bagian belakangnya, barulah kelihatan desain yang sangat berbeda. Modul kameranya tidak lagi memanjang ke bawah, tapi jadi menyerupai kamera milik iPhone 12. Yang berbeda, tonjolan kameranya ini menyatu dengan keseluruhan panel belakang sehingga tampak sekaligus terasa seamless.

Masih seputar fisiknya, Find X3 Pro hadir dalam dua jenis finish yang berbeda, tergantung warna yang Anda pilih. Varian berwarna biru memiliki permukaan belakang matte, sedangkan varian berwarna hitam mempunyai permukaan glossy. Tebal perangkat tercatat hanya 8,26 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 193 gram. Find X3 Pro juga sudah mengantongi sertifikasi ketahanan air dan debu IP68.

OPPO menggunakan tagline “Awaken Colour” untuk menggambarkan keunggulan Find X3 Pro, dan itu ternyata tidak hanya merujuk pada layarnya. Kameranya juga mampu menangkap foto sekaligus video dengan satu miliar warna, atau istilah teknisnya 10-bit color depth. Juga istimewa adalah fakta bahwa Find X3 Pro punya dua kamera utama.

Kedua kamera utama itu sama-sama dibekali sensor sebesar 1/1,56 inci dengan resolusi 50 megapixel (IMX766) hasil kolaborasi langsung OPPO dengan Sony. Satu dipasangkan dengan lensa wide f/1.8, satu dengan lensa ultra-wide f/2.2. Ini jelas berbeda dari yang biasanya kita jumpai di kebanyakan smartphone lain, di mana sering kali terdapat perbedaan kualitas yang cukup drastis antara sensor milik kamera utama dan kamera ultra-wide.

Di samping kedua kamera tersebut, Find X3 Pro juga dilengkapi satu kamera 3 megapixel yang sangat unik. OPPO menyebutnya dengan istilah microlens, dan ini mengacu pada kemampuannya mengambil gambar dengan tingkat perbesaran hingga 60x. Anggap saja ini kamera macro tapi kelas ekstrem, sebab Anda bisa memakainya untuk memotret pixelpixel individual di layar smartphone sekalipun.

Terakhir, OPPO turut menyematkan kamera telephoto 13 megapixel dengan 5x hybrid optical zoom. Menariknya, OPPO kali ini tidak lagi menggunakan kamera periskop pada ponsel termahalnya, padahal itu merupakan salah satu fitur yang diunggulkan oleh Find X2 Pro tahun lalu. Alhasil, jangkauan zoom Find X3 Pro pun kalah dari pendahulunya.

Saya sempat menanyakan soal ini pada sesi media briefing yang saya ikuti secara online. Salah satu narasumbernya, Dr. Huang Jiewen yang menjabat sebagai Senior Engineer of Photography di OPPO, menjelaskan bahwa kamera periskop memakan terlalu banyak ruang di dalam bodi smartphone. Lewat Find X3 Pro, OPPO pada dasarnya ingin menyeimbangkan banyak aspek sekaligus, mulai dari ukuran fisik perangkat, fitur, sampai pengalaman yang didapat pengguna.

Yang saya tangkap dari penjelasannya adalah, seandainya OPPO memaksa menggunakan kamera periskop, itu berarti mereka harus sedikit mengorbankan dimensi ringkas yang Find X3 Pro miliki sekarang. Lebih lanjut, hasil riset yang mereka lakukan setelah merilis Find X2 Pro tahun lalu menunjukkan bahwa yang paling sering digunakan oleh konsumen hanyalah sebatas 2x sampai 3x optical zoom, sehingga pada akhirnya OPPO lebih memilih mengejar dimensi yang ringkas pada Find X3 Pro.

Urusan video, Find X3 Pro siap merekam dalam resolusi maksimum 4K 60 fps, sekali lagi dengan dukungan 10-bit color depth itu tadi. Kalau ingin merekam aksi slow-motion, ada opsi perekaman 1080p 240 fps. Kamera depannya sendiri mengemas sensor 32 megapixel dan lensa f/2.4.

Terkait performanya, OPPO memercayakan semuanya pada Qualcomm Snapdragon 888. Melengkapi chipset tersebut adalah RAM LPDDR5 12 GB dan storage internal UFS 3.1 berkapasitas 256 GB. Semua itu menerima suplai tenaga dari baterai berkapasitas 4.500 mAh, dan berhubung ini OPPO, tentu saja baterainya mendukung teknologi pengisian daya cepat, spesifiknya SuperVOOC 2.0 yang menawarkan output maksimum 65 W.

Satu hal yang absen di Find X2 Pro dan akhirnya muncul di sini adalah dukungan wireless charging. Bukan sembarang wireless charging malah, melainkan AirVOOC yang memiliki output sebesar 30 W, sehingga sanggup mengisi penuh baterai perangkat dalam waktu sekitar 80 menit saja. Find X3 Pro pun juga mendukung reverse wireless charging seandainya dibutuhkan.

Untuk konsumen di Eropa, OPPO Find X3 Pro kabarnya bakal dijual mulai akhir bulan Maret ini dengan harga €1.149, atau kurang lebih sekitar 19,8 jutaan rupiah. Belum diketahui kapan perangkat ini bakal tersedia di Indonesia, tapi semestinya tidak akan lama lagi.

Sumber: OPPO.

Asus Ungkap ROG Phone 5, Ada Varian dengan RAM 18 GB

Tahun ini tidak ada ROG Phone 4 dari Asus. Yang ada justru Asus langsung lompat ke ROG Phone 5, dan ponsel ini memang membawa lompatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pendahulunya, ROG Phone 3.

Kita mulai dari layarnya terlebih dulu. Tipe panel yang digunakan masih sama, yakni AMOLED beresolusi FHD+, lengkap dengan refresh rate 144 Hz. Yang berbeda, ukuran layarnya membesar menjadi 6,78 inci, tapi di saat yang sama ukuran perangkatnya sendiri tidak terlalu banyak berubah karena bezel yang mengapit layarnya juga ikut menyusut.

Berhubung masih memiliki bezel di atas dan bawah layar, tentu saja ROG Phone 5 juga masih mengusung speaker stereo yang amat bertenaga. Aspek lain yang ikut disempurnakan adalah touch sampling rate, yang di sini kian naik lagi menjadi 300 Hz, serta tingkat kecerahan maksimum yang naik menjadi 800 nit. Keseluruhan layarnya dilapisi oleh kaca Gorilla Glass Victus, plus coating khusus sehingga layarnya masih bisa dioperasikan dengan baik meski jari-jari pengguna sedang berkeringat.

Asus ROG Phone 5 hadir dalam tiga model yang berbeda: ROG Phone 5, ROG Phone 5 Pro, dan ROG Phone 5 Ultimate. Ketiganya sama-sama ditenagai oleh chipset Snapdragon 888, dengan perbedaan pada kapasitas RAM dan penyimpanan internal. ROG Phone 5 Ultimate adalah yang paling beda sendiri dengan RAM LPDDR5 sebesar 18 GB, sedangkan ROG Phone 5 dan ROG Phone 5 Pro hanya bisa dikonfigurasikan mentok dengan RAM 16 GB.

Perbedaan selanjutnya bisa kita jumpai pada bagian punggung. ROG Phone 5 mengemas logo ROG yang bisa menyala dengan efek RGB, sedangkan versi Pro dan Ultimate-nya malah mengemas sebuah layar kecil yang dapat dikustomisasi. Di sisi kiri dan kanan layar kecil itu juga terdapat dua sensor sentuh tersembunyi yang bisa diperlakukan layaknya tombol L2 dan R2 di sebuah game controller.

Seperti pendahulunya, ketiga model ROG Phone 5 ini masih mengemas dua sensor ultrasonik di sisi kanan yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, memberikan kontrol ekstra kepada pengguna selagi bermain game. Bukan cuma itu, bahkan motion control di ponsel ini pun juga dapat dikustomisasi.

Satu kejutan lain yang Asus hadirkan adalah headphone jack. Ya, setelah meniadakannya pada ROG Phone 3, Asus justru menghadirkannya kembali di ROG Phone 5, dan mereka tidak lupa melengkapinya dengan DAC yang sangat kapabel untuk mengolah format audio lossless.

Juga menarik adalah pembaruan yang Asus terapkan pada baterai milik ROG Phone 5. Kapasitasnya memang masih sama — 6.000 mAh — akan tetapi Asus telah membaginya menjadi dua modul yang terpisah, memungkinkan proses pengisian ulang baterai secara paralel dengan total output sebesar 65 W menggunakan charger bawaan yang termasuk dalam paket penjualannya.

Struktur baterai seperti ini juga memungkinkan Asus untuk memosisikan motherboard ke bagian tengah ponsel ketimbang di bagian atas. Tujuannya adalah untuk menjauhkan hawa panas dari jari-jari pengguna, sekaligus meningkatkan efisiensi aksesori kipas pendingin yang dapat dipasangkan ke tengah-tengah punggung ponsel. Seperti sebelumnya, ROG Phone 5 juga masih mengemas dua port USB-C — satu di bawah, dan satu di sisi kiri.

Di sektor kamera, trio ROG Phone 5 ini sama-sama dibekali tiga kamera belakang: kamera utama 64 megapixel f/1.8 (Sony IMX686) dengan kemampuan merekam video pada resolusi maksimum 8K 30 fps, kamera ultra-wide 13 megapixel dengan field-of-view 125°, dan kamera macro 5 megapixel. Di depan, ROG Phone 5 mengemas satu kamera selfie beresolusi 24 megapixel.

Di Eropa, ROG Phone 5 bakal dipasarkan bulan ini juga dengan harga mulai €800 untuk varian termurah dengan kapasitas RAM 8 GB dan storage 128 GB. ROG Phone 5 Pro bakal menyusul di bulan April dengan harga €1.200, dan terakhir ROG Phone 5 Ultimate di bulan Mei dengan banderol €1.300.

Sumber: GSM Arena dan Asus.

5G Myth-busting Bersama Samsung dan Telkomsel

Sampai artikel ini ditulis, pengguna smartphone di tanah air memang masih belum bisa menikmati jaringan 5G. Namun hal itu rupanya tidak mencegah pabrikan-pabrikan meluncurkan smartphone yang sudah sepenuhnya mendukung teknologi jaringan seluler generasi kelima tersebut di Indonesia.

Samsung adalah salah satunya. Trio Galaxy S21 Series 5G yang diperkenalkan pada bulan Januari lalu hadir membawa dukungan penuh terhadap jaringan 5G, meski memang untuk sementara masih dikunci via software sampai jaringannya benar-benar sudah tersedia secara resmi.

Harapannya adalah ketika jaringan 5G sudah resmi beroperasi di Indonesia, konsumen Galaxy S21 Series 5G hanya perlu mengunduh pembaruan perangkat lunak guna memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan teknologi 5G. Buat sebagian besar konsumen, ada semacam rasa lega yang didapat ketika membeli perangkat yang future proof, jadi wajar apabila Samsung dan pabrikan-pabrikan lainnya merasa perlu untuk meluncurkan smartphone 5G.

Selain meluncurkan smartphone 5G, pabrikan juga berupaya mengedukasi konsumen lewat semacam ajang sosialisasi. Melalui sebuah workshop bertemakan “5G Myth-busting”, Samsung mengundang Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel sebagai perwakilan dari operator untuk membahas mengenai mitos dan fakta seputar 5G beserta pengaruhnya bagi konsumen di Indonesia.

Taufiqul Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile (kiri) dan Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel / Samsung
Taufiqul Furqan, Product Marketing Manager Samsung Mobile (kiri) dan Harry Utama, Manager Network Master Plan Telkomsel (kanan) / Samsung

Menurut Harry, keunggulan 5G dapat dipecah menjadi tiga karakteristik utama: kecepatan yang sangat tinggi (hingga 20 Gbps), latency yang sangat rendah (hingga 1 milidetik), dan kapasitas yang sangat besar (hingga 1 juta perangkat terhubung per km²). Selain berpotensi mengubah cara kita menjalani rutinitas sehari-harinya, 5G tentu juga bakal membawa perubahan besar terhadap transformasi di berbagai sektor industri.

Namun tetap saja semuanya kembali ke pertanyaan yang paling penting, yaitu kapan 5G akan tersedia di Indonesia. Sayangnya Harry pun juga belum bisa menjawab pertanyaan ini. “Tantangan terbesar penerapan 5G adalah terkait resource, dalam hal ini pengadaan spektrum yang masih dikaji oleh pemerintah,” ucap Harry dalam workshop yang berlangsung via Zoom ini. Menurutnya, kajian sangat perlu dilakukan demi memastikan pengalaman yang didapat konsumen nantinya bisa benar-benar optimal.

Dari pihak Samsung, upaya yang dilakukan adalah memastikan supaya perangkat 5G yang dijual telah mendukung banyak frekuensi sekaligus, termasuk yang kemungkinan besar bakal dipakai di Indonesia. Dengan kata lain, dari segi device-nya sudah benar-benar siap, demikian pula dari pihak operator. Kesimpulan yang serupa juga bisa ditarik dari acara 5G Academy yang diselenggarakan oleh OPPO bulan lalu.

Cukup disayangkan hingga kini masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab, seperti misalnya berapa kira-kira kenaikan harga tarif 5G jika dibandingkan dengan 4G. Semoga saja dengan semakin banyaknya smartphone 5G yang diluncurkan, pemerintah bisa tergerak untuk mempercepat komersialisasi jaringan 5G di tanah air.

OPPO Salip Huawei Jadi Brand Smartphone Nomor Satu di Tiongkok

Selama bertahun-tahun, dunia mengenal Huawei sebagai pabrikan smartphone asal Tiongkok yang paling besar. Namun belakangan Huawei secara perlahan terus mengalami penurunan akibat sanksi demi sanksi yang diterimanya dari pemerintahan Amerika Serikat.

Sesuai tebakan, nasib kurang beruntung yang menimpa Huawei itu justru mendatangkan keuntungan buat pabrikan-pabrikan smartphone lain yang masih satu kampung halaman. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, OPPO berhasil menyalip posisi Huawei sebagai produsen smartphone dengan pangsa pasar terbesar di Tiongkok, berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Counterpoint.

Dalam laporannya, Counterpoint menjelaskan bahwa pada bulan Januari 2021 kemarin, OPPO mencatatkan pangsa pasar sebesar 21%, melampaui Vivo dan Huawei yang masing-masing mencatatkan 20%, serta Apple dan Xiaomi di 16%. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penjualan OPPO tercatat mengalami kenaikan sebesar 26%.

OPPO China market share

Alasannya, selain karena penurunan yang dialami Huawei itu tadi, juga karena strategi yang diterapkan OPPO sendiri. Mereka secara konsisten meluncurkan perangkat demi perangkat yang kapabel dalam harga yang terjangkau. Di segmen menengah ke bawah dengan harga di bawah $300 misalnya, OPPO A72 5G merupakan smartphone 5G terlaris sejak bulan November 2020, dan ini penting mengingat lebih dari 65% dari total smartphone yang terjual di Tiongkok selama kuartal keempat 2020 adalah smartphone 5G.

Bukan cuma itu, kesuksesan seri Reno5 di segmen premium tapi terjangkau juga memegang peranan penting dalam kesuksesan OPPO menyalip Huawei di Tiongkok. Selain di negaranya sendiri, Reno5 juga berhasil mencetak rekor penjualan terlaris dari semua seri Reno yang pernah dirilis di Indonesia.

Untuk segmen flagship, kita tahu bahwa OPPO sedang bersiap untuk meluncurkan seri Find X3 dalam waktu dekat. Ponsel ini kabarnya bakal mengusung peningkatan yang signifikan di sektor kamera berkat modifikasi kelas berat yang OPPO lakukan pada sensor gambarnya, tidak ketinggalan pula upgrade dari sisi performa dan display. Lebih jelasnya mengenai OPPO Find X3 bakal disingkap pada tanggal 11 Maret nanti.

Sumber: Counterpoint.

OnePlus Gandeng Hasselblad untuk Sempurnakan Kamera Smartphone-nya Selama Tiga Tahun ke Depan

23 Maret nanti, OnePlus bakal memperkenalkan smartphone flagship terbarunya, OnePlus 9. Terlepas dari sejumlah rumor yang beredar, sejauh ini memang belum banyak yang kita ketahui mengenai smartphone tersebut. Namun OnePlus sendiri rupanya telah menyingkap satu detail yang sangat menarik terkait kameranya.

OnePlus baru saja mengumumkan bahwa mereka telah meneken kontrak kerja sama dengan Hasselblad, produsen kamera medium format asal Swedia yang berjasa atas foto-foto ekspedisi pertama manusia di Bulan. Kedua perusahaan bakal berkolaborasi untuk mengembangkan sistem kamera generasi baru yang akan disematkan ke smartphonesmartphone OnePlus selama tiga tahun ke depan, dimulai dari OnePlus 9.

Buah kolaborasi mereka yang pertama adalah penyempurnaan dari sisi software, utamanya terkait kalibrasi sensor dan color tuning. Dalam beberapa bulan terakhir, OnePlus dan Hasselblad sibuk mengoptimalkan color science dari kamera milik OnePlus 9 dengan tujuan supaya gambar yang dihasilkan memiliki warna yang benar-benar alami.

Penyempurnaan lain yang juga sedang dikerjakan adalah sebuah aplikasi bernama Hasselblad Camera for Mobile, yang bakal menggantikan aplikasi kamera bawaan OnePlus sebelumnya. Aplikasi baru ini nantinya bakal memberikan kontrol yang sangat lengkap bagi pengguna yang menginginkan mode pemotretan secara manual, mulai dari pengaturan titik fokus, shutter speed, ISO, white balance, dan masih banyak lagi.

Di samping kontrol manual, aplikasi ini nantinya juga bakal mengemas fitur bernama Hasselblad Pro Mode, yang memungkinkan pengambilan gambar dalam format RAW 12-bit. Terkait video, OnePlus dan Hasselblad menargetkan perekaman HDR yang lebih baik lagi, serta opsi resolusi 4K 120 fps dan 8K 30 fps.

Meski sejauh ini penyempurnaan-penyempurnaannya baru sebatas di level software, bukan tidak mungkin seandainya ke depannya bisa berlanjut ke level hardware, kurang lebih seperti yang dilakukan oleh Huawei dan Leica. Tidak tanggung-tanggung, OnePlus telah menyiapkan dana sebesar $150 juta untuk memfasilitasi kerja samanya dengan Hasselblad ini.

OnePlus bukanlah pabrikan smartphone pertama yang menggandeng Hasselblad untuk menyempurnakan kamera milik produk-produknya. Kalau Anda masih ingat, di tahun 2017 dulu sempat ada Motorola Moto Z yang hadir bersama sejumlah aksesori opsional, salah satunya kamera zoom bikinan Hasselblad yang dapat dilepas-pasang.

Sumber: DPReview dan The Next Web.

OPPO Reno5 Buktikan Layar Superior Buat Menonton Bukan Eksklusif untuk Smartphone High-End

Di titik ini, saya yakin sebagian besar dari kita setuju bahwa smartphone sudah menjadi kebutuhan primer manusia. Baik dalam konteks bekerja atau hiburan, smartphone hampir pasti selalu dilibatkan, dan itulah mengapa kita selalu mementingkan spesifikasi maupun fitur yang ditawarkan.

Salah satu spesifikasi yang paling penting tentu adalah layar. Tanpa layar, kita jelas tidak bisa berinteraksi dengan smartphone. Buat sebagian besar orang, layar selalu menjadi faktor pertimbangan yang paling utama. Apakah ukurannya terlalu kecil? Resolusinya terlalu rendah? Tingkat kecerahannya terlalu minim? Refresh rate-nya masih standar? Ada banyak faktor yang harus diperhatikan.

Jika kita mengambil smartphone high-end sebagai kiblat, idealnya jenis panel layar yang digunakan adalah OLED atau AMOLED. Tipe panel ini punya banyak kelebihan dibandingkan panel LCD biasa, utamanya terkait kekayaan warna, akurasi warna, maupun tingkat kontras. Kabar baiknya, layar OLED atau AMOLED sekarang bukan fitur eksklusif yang hanya bisa kita jumpai di smartphone high-end.

Layar OLED atau AMOLED sekarang sudah umum digunakan pada smartphone di rentang harga di bawah 5 juta rupiah, contohnya OPPO Reno5. Ponsel yang diluncurkan di bulan Januari 2021 tersebut mengusung layar yang tergolong premium meski dijual di harga Rp4.999.000.

Persisnya, Reno5 memiliki layar AMOLED 6,4 inci dengan resolusi 2400 x 1080 pixel, refresh rate 90 Hz, dan touch sampling rate 180 Hz. Bezel yang mengitari layarnya cukup tipis, sehingga rasio layar ke bodinya pun terbilang tinggi di angka 91,7%. Dari segi akurasi warna, layar Reno5 mendukung 93,3% spektrum warna DCI-P3 dan 135% sRGB apabila pengguna mengaktifkan mode tampilan Vivid.

OPPO Reno5

Nilai plus lain yang dimiliki oleh layar Reno5 ini adalah tingkat kecerahannya: maksimum 600 nit, cukup terang untuk menampilkan konten secara jelas di bawah terik matahari. Kombinasi ini tentu membuatnya sangat ideal dipakai untuk menonton video. Film-film yang ada di katalog berbagai layanan streaming seperti Netflix atau Disney+ pun juga dapat dinikmati secara optimal berkat rasio kontras yang tinggi dari layar AMOLED-nya.

Semua itu diproteksi oleh lapisan kaca Gorilla Glass 5. Sementara untuk mata pengguna, Reno5 juga menyediakan proteksi dalam bentuk teknologi SGS Eyecare Display yang dirancang untuk menekan emisi cahaya biru hingga kurang dari 12,5%. Juga hadir sebagai pelengkap adalah speaker yang mendukung teknologi Dolby Atmos guna semakin memantapkan pengalaman menonton.

Berhubung ini smartphone yang kita bicarakan dan bukan TV, tentu kita juga perlu mempertimbangkan spesifikasi lainnya. Dalam konteks menonton menggunakan smartphone, faktor lain yang tak kalah penting dibanding layar adalah daya tahan baterai. Terkait hal itu, Reno5 punya dua solusi jitu.

Yang pertama tentu saja adalah kapasitas baterai yang besar, persisnya 4.310 mAh. Namun yang mungkin lebih penting adalah seberapa cepat baterai itu bisa terisi, sebab semakin besar kapasitasnya, semakin lama pula waktu charging yang dibutuhkan. Menariknya, hal itu tidak berlaku buat Reno5 berkat solusi yang kedua, yakni dukungan teknologi 50 W flash charge.

Menggunakan adaptor yang terdapat pada paket penjualan (atau adaptor lain yang memang bisa menyalurkan daya dengan output 50 W), baterai Reno5 dapat terisi penuh dalam waktu 48 menit saja. Andai benar-benar terburu-buru, charging selama 5 menit saja sudah bisa memberikan tenaga yang cukup bagi Reno5 untuk memutar video selama sekitar 3 jam.

Fitur Foto yang Ditingkatkan
Foto OPPO

Masih dalam konteks menonton menggunakan smartphone, ergonomi juga merupakan faktor yang patut diperhatikan. Kalau perangkatnya terlalu berat akibat harus mengusung baterai berkapasitas besar, maka pengalaman menonton mungkin bakal terasa kurang nyaman karena tangan kita pegal-pegal.

Untungnya Reno5 tercatat hanya memiliki berat 171 gram, dan tebal bodinya yang cuma 7,8 mm juga membuatnya bisa terasa lebih nyaman dalam genggaman. Hal ini penting karena ketika sedang menonton, kemungkinan besar kita hanya memegang smartphone dengan cara mengapit sisi kiri dan kanannya menggunakan ibu jari beserta telunjuk.

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi pengalaman menonton menggunakan smartphone adalah kinerja perangkat itu sendiri. Kalau untuk membuka aplikasi Netflix atau Disney+ saja butuh waktu lama, pengguna pasti akan jadi malas duluan. Untungnya OPPO sudah membekali Reno5 dengan chipset Snapdragon 720G, RAM 8 GB, beserta storage internal sebesar 128 GB.

Andai perlu kinerja yang lebih baik lagi, ada Reno5 5G yang bisa menjadi alternatif. Selain tentu saja mengusung konektivitas 5G, Reno5 5G yang dihargai 2 juta rupiah lebih mahal ini juga mengemas chipset yang lebih bertenaga, yakni Snapdragon 765, serta dukungan fast charging yang lebih kencang lagi. Selebihnya, Reno5 5G identik dengan Reno5, termasuk layarnya yang superior untuk dipakai menonton.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.