Perbandingan Spesifikasi Huawei Mate X2 dan Samsung Galaxy Z Fold2

Diumumkannya Huawei Mate X2 baru-baru ini membuat segmen foldable smartphone kembali bergairah. Tentunya ada beberapa alasan terkait hal ini. Yang pertama adalah fakta bahwa Huawei merupakan salah satu pelopor di segmen foldable, dan yang kedua adalah betapa drastisnya perubahan yang dibawa oleh Mate X2.

Dibandingkan generasi pertamanya, Mate X2 punya desain yang amat berbeda. Ia kini jauh lebih mirip seperti Samsung Galaxy Z Fold2 berkat layar yang ada di bagian dalam sekaligus luar. Sebelum ini, Huawei Mate X dan Xs hanya memiliki satu layar di sisi luar yang bisa dilipat.

Arahan desain baru yang diusung Mate X2 ini membuatnya semakin dibanding-bandingkan dengan Galaxy Z Fold2. Sejauh ini keduanya memang merupakan foldable smartphone paling flagship yang bisa dibeli oleh konsumen, jadi wajar apabila keduanya selalu dikomparasikan satu sama lain.

Tanpa harus berlama-lama lagi, berikut adalah perbandingan spesifikasi Huawei Mate X2 dan Samsung Galaxy Z Fold2.

Layar

Huawei Mate X2

Kita mulai dari bagian yang menjadi identitas utama foldable smartphone, yakni layar. Seperti yang saya bilang, kedua smartphone ini punya dua layar yang berbeda, satu di sisi luar dan satu lagi di sisi dalam. Yang bisa dilipat dan dibuka adalah layar di sisi dalam.

Pada Mate X2, layar lipatnya menggunakan panel OLED 8 inci beresolusi 2200 x 2480 pixel dengan refresh rate 90 Hz. Layar di sisi luarnya juga memakai panel OLED 90 Hz, tapi dengan ukuran 6,45 inci dan resolusi 2700 x 1160 pixel. Kedua layar milik Mate X2 ini rupanya lebih besar ketimbang yang ada di Z Fold2.

Di Z Fold2, layar lipatnya merupakan AMOLED 7,6 inci beresolusi 1768 x 2208 pixel dengan refresh rate 120 Hz. Juga berbeda adalah adanya lubang untuk kamera selfie di layar lipatnya ini — Mate X2 yang hanya punya lubang kamera di layar luarnya. Layar luarnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,23 inci dengan resolusi 816 x 2260 pixel dan refresh rate standar 60 Hz.

Fisik

Samsung Galaxy Z Fold 2

Meski desainnya terbilang aneh, Mate X dan Xs sebelum ini bisa memukau berkat bodinya yang sangat tipis. Mate X2 tidak lagi demikian, sebab kehadiran dua layar sekaligus otomatis membuat tubuhnya jadi sedikit lebih tebal. Meski begitu, ia rupanya masih lebih ramping ketimbang Z Fold2 dengan tebal hanya 14,7 mm dalam posisi terlipat.

Z Fold2 di sisi lain tercatat memiliki ketebalan 16,8 mm saat layarnya terlipat. Untuk bobotnya, Z Fold2 ternyata sedikit lebih ringan di angka 282 gram, bandingkan dengan Mate X2 yang mempunyai bobot 295 gram.

Performa

Samsung Galaxy Z Fold 2

Terkait performa, Mate X2 semestinya lebih unggul karena memang lebih muda sekitar setengah tahun ketimbang Z Fold2. Ia mengemas chipset Kirin 9000 yang dibuat dengan proses pabrikasi 5 nm, membuatnya selevel dengan Snapdragon 888 maupun Exynos 2100 bikinan Samsung sendiri.

Z Fold2 di sisi lain ditenagai oleh Snapdragon 865+, yang tidak lain merupakan chipset flagship di tahun 2020. Samsung melengkapinya dengan RAM 12 GB, lebih besar ketimbang milik Mate X2 yang berkapasitas 8 GB. Untuk storage internalnya, kedua ponsel sama-sama ditawarkan dalam varian 256 atau 512 GB.

Perihal baterai, kedua perangkat sama-sama dibekali kapasitas sebesar 4.500 mAh. Yang membedakan adalah dukungan fast charging dari masing-masing perangkat: Mate X2 mendukung output maksimum 55 W, sedangkan Z Fold2 cuma mendukung 25 W. Menariknya, di saat Z Fold2 mendukung fitur wireless charging maupun reverse wireless charging, Mate X2 justru tidak punya sama sekali.

Kamera

Huawei Mate X2

Lanjut mengenai kamera, Mate X2 hadir membawa empat kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 50 megapixel f/1.9 (ukuran sensor 1/1,28 inci), kamera ultra-wide 16 megapixel, kamera telephoto 12 megapixel (3x optical zoom), dan kamera periskop 8 megapixel (10x optical zoom).

Z Fold2 di sisi lain hanya mengemas tiga kamera belakang, yakni kamera utama 12 megapixel f/1.8 (ukuran sensor 1/1,76 inci), kamera ultra-wide 12 megapixel, dan kamera telephoto 2 megapixel (2x optical zoom), tanpa kamera periskop.

Meski demikian, pengguna Z Fold2 semestinya bakal lebih dimudahkan untuk mengambil selfie karena memiliki kamera depan di layar bagian luar sekaligus dalam, masing-masing dengan resolusi 10 megapixel dan kemampuan merekam video 4K. Di Mate X2, satu-satunya cara mengambil selfie adalah dengan mengandalkan kamera 16 megapixel di layar bagian luarnya, dan resolusi video selfie-nya cuma terbatas di 1080p.

Software

Berhubung ini Huawei yang kita bicarakan, sudah pasti ada perbedaan dari sisi software mengingat mereka tidak diperkenankan menggunakan Google Mobile Services (GMS). Bukan hanya itu, Mate X2 juga masih menjalankan EMUI 11 yang berbasis Android 10. Kendati demikian, Huawei sudah menjadwalkan update sistem operasi anyar HarmonyOS untuk Mate X2 pada bulan April mendatang.

Kenyataan pahitnya, sebagian besar dari kita memang masih belum bisa lepas dari ekosistem Google, dan dalam konteks ini Z Fold2 yang menjalankan One UI 3.0 berbasis Android 11 jelas lebih unggul ketimbang Mate X2.

Harga

Bicara soal harga, kita semestinya tidak perlu terkejut melihat banderol kedua perangkat ini yang ternyata sangat mahal. Di Indonesia, Z Fold2 saat ini sudah dijual dengan harga paling murah Rp33.888.000 untuk varian 256 GB.

Huawei Mate X2 di sisi lain baru tersedia di pasar Tiongkok saja, dan sejauh ini belum ada informasi terkait rencana mereka untuk menjualnya di pasar internasional. Harganya pun ternyata juga lebih mahal daripada Z Fold2: 17.999 yuan atau kurang lebih sekitar 39,6 jutaan rupiah untuk varian 256 GB.

Sambut Hari Valentine, OPPO Luncurkan Reno5 Limited Edition Duo Box

Sebagian orang memanfaatkan perayaan hari Valentine yang jatuh di tanggal 14 Februari untuk mengungkapkan rasa sayang kepada orang-orang terdekatnya. Yang paling umum tentu adalah antar pasangan, dan cara mereka mengungkapkan kasih sayangnya tentu bisa berbeda-beda.

Ada yang memilih mengungkapkan rasa sayangnya lewat makanan, lalu ada juga yang lebih memilih menggunakan bunga maupun barang lainnya. Dalam beberapa kesempatan, terkadang smartphone baru pun juga dapat menjadi salah satu opsi. Melihat adanya tren seperti ini, OPPO Indonesia pun memutuskan untuk menghadirkan edisi terbatas OPPO Reno5 Duo Box.

Sesuai namanya, paket pembelian Reno5 Duo Box ini meliputi 2 unit OPPO Reno5. Reno5 sendiri merupakan seri smartphone terbaru dari OPPO yang hadir membawa fitur fotografi sekaligus videografi yang inovatif. Dua di antaranya yang menjadi andalan adalah AI Mixed Portrait yang menghadirkan efek eksposur ganda pada smartphone untuk pertama kalinya, dan AI Highlight Video yang mampu meningkatkan kualitas video secara signifikan dalam berbagai kondisi cahaya.

OPPO Reno5 Limited Edition Duo Box

Dibandingkan generasi sebelumnya, Reno5 juga lebih unggul berkat kehadiran chip NFC yang terintegrasi, serta baterai 4.300 mAh yang mendukung teknologi pengisian daya cepat 50 W. Tentu saja Reno5 juga hadir dalam desain yang ramping sekaligus ringan, dengan dua pilihan warna yang pantas menjadikannya sebagai trendsetter.

“OPPO Reno5 Limited Edition Duo Box ini hadir sebagai perangkat yang dibuat khusus untuk merayakan hari kasih sayang. Edisi terbatas ini dibungkus dengan sebuah kotak cardboard khusus yang dapat difungsikan menjadi sebagai proyektor. Mengobati kerinduan konsumen akan hiburan layar lebar yang kini dapat dilakukan bersama dengan orang tersayang cukup di rumah saja,” ujar Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

OPPO Reno5 Limited Edition Duo Box sudah dijual secara terbatas mulai tanggal 15 hingga 25 Februari 2021. Konsumen yang tertarik bisa langsung membelinya melalui official store OPPO Indonesia di Shopee dengan harga Rp9.998.000. Pembeli juga akan langsung mendapatkan dua akses gratis paket premium VIU yang berlaku selama 12 bulan.

OPPO Reno5 5G dan Tren Mobile Gaming di Era 5G

Melihat tren 5G, sebagian dari kita mungkin bertanya dalam hati: “Mengapa saya butuh 5G?” “Saya sudah bisa streaming video dengan lancar menggunakan 4G, jadi buat apa 5G?” Memang mudah mengabaikan premis yang ditawarkan suatu teknologi baru jika kita belum pernah mencobanya, tapi begitu kita sudah menjajal, mungkin akan sulit untuk kembali ke skenario sebelumnya.

5G nantinya bakal seperti itu. Ketika kita sudah merasakan betapa cepatnya mengunggah video beresolusi 4K atau bahkan 8K menggunakan jaringan 5G, kita mungkin bakal marah-marah ketika mengulangi hal yang sama di jaringan 4G. Namun kecepatan download dan upload yang ngebut bukan satu-satunya kelebihan yang ditawarkan 5G, melainkan juga latency yang sangat rendah.

Bicara soal latency, sudah pasti sektor yang paling terpengaruh adalah gaming. Menggunakan 5G, latency dapat ditekan hingga serendah 5 milidetik, dan itu berarti nyaris tidak ada jeda antara pergerakan di dalam game dengan input dari Anda sebagai pemain. Bandingkan dengan 4G, yang mungkin hanya bisa mencatatkan latency 50 milidetik dalam kondisi terbaik.

5G sudah terbukti bisa diandalkan untuk turnamen esport sekalipun / Vodafone
5G sudah terbukti bisa diandalkan untuk turnamen esport sekalipun / Vodafone

Reliabilitas 5G untuk gaming bukan lagi sebatas teori. Tahun 2019 kemarin, Vodafone dan ESL sempat mengadakan turnamen esport yang sepenuhnya berlangsung di atas jaringan 5G milik Vodafone di Itali. Kalau dalam konteks gaming kompetitif dan di taraf profesional saja 5G sudah bisa diandalkan sepenuhnya, apalagi dalam konteks casual gaming sehari-hari?

Singkat cerita, industri mobile gaming maupun gaming secara umum akan sepenuhnya terbantu oleh 5G, dan jika Anda rutin bermain game di smartphone, Anda pasti menginginkan 5G nantinya. Saya bilang “nanti” karena memang teknologi jaringan seluler generasi kelima ini masih belum dikomersialkan di Indonesia.

Kapan pastinya jaringan 5G akan tersedia secara resmi di Indonesia masih tanda tanya, tapi dalam acara 5G Academy yang digelar oleh OPPO belum lama ini, para pemain industri telekomunikasi di Indonesia – mulai dari penyedia device, penyedia teknologi, sampai penyedia layanan – sebenarnya sudah sangat siap, dan mereka hanya tinggal menunggu lampu hijau dari pemerintah.

OPPO Reno5 5G Gaming Mode

Dengan kata lain, tidak ada salahnya apabila kita sebagai konsumen sudah mulai mengambil ancang-ancang dari sekarang. Ponsel 5G juga sudah mulai dijual di tanah air, seperti misalnya OPPO Reno5 5G, meski memang konektivitas 5G-nya masih dikunci, dan baru akan dibuka saat jaringannya sudah tersedia.

Berhubung 5G bakal sangat ideal untuk mobile gaming, Reno5 5G otomatis juga telah dibekali dengan performa yang cukup mumpuni. Chipset Qualcomm Snapdragon 765G + RAM 8 GB yang tertanam, dipadukan dengan layar AMOLED 6,4 inci yang memiliki resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz, pastinya mampu menyuguhkan pengalaman gaming yang smooth – dan tanpa cela seandainya 5G nanti sudah bisa dinikmati.

Supaya pengalaman yang didapat lebih maksimal lagi, solusi berbasis software pun juga ikut diterapkan. Sistem operasi ColorOS 11.1 pada Reno5 5G punya sejumlah fitur yang didedikasikan untuk keperluan gaming, seperti misalnya Gaming Shortcut Mode yang bakal semakin mempercepat waktu loading awal suatu game.

OPPO Reno5 5G

Buat yang khawatir 5G nantinya bakal semakin menguras baterai smartphone, Reno5 5G sudah menyiapkan solusi berupa 65W SuperVOOC 2.0, teknologi pengisian daya cepat yang mampu mengisi penuh baterai perangkat dalam waktu 35 menit saja. Kalaupun sedang terburu-buru, charging selama 15 menit saja sudah bisa mengisi sekitar 60% dari total kapasitas yang dimiliki baterainya (4.300 mAh).

Semua itu tentu saja tanpa melupakan faktor-faktor penting yang memang konsumen cari dari sebuah smartphone, seperti misalnya kamera yang selalu bisa diandalkan setiap saat. Di Reno5 5G, konsumen bakal dimanjakan oleh kombinasi kamera utama 64 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, kamera monokrom 2 megapixel, dan kamera selfie 32 megapixel.

Untuk harganya, OPPO Reno5 5G dijual dengan banderol Rp6.999.000. Harganya memang terpaut 2 juta rupiah dibanding Reno5 versi 4G, tapi selisih yang cukup lumayan tersebut pada akhirnya bisa terbayarkan berkat paket lengkap yang lebih future-proof.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Xiaomi Pamerkan Konsep Smartphone dengan Quad-Curved Waterfall Display

Memamerkan konsep smartphone dengan teknologi yang mungkin terkesan terlalu canggih pada masanya sudah menjadi hal yang lumrah bagi Xiaomi. Kalau perlu contoh, silakan lihat Mi Mix Alpha, ponsel yang nyaris seluruh bodinya merupakan layar yang diperkenalkan pada tahun 2019 lalu.

Di tahun 2021 ini, Xiaomi punya konsep lain yang tak kalah menarik. Xiaomi memakai istilah quad-curved waterfall display untuk mendeskripsikannya, dan seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, layar ponsel ini tak hanya melengkung ke sisi kiri dan kanan saja, melainkan juga ke atas dan bawah.

Xiaomi bilang tantangan terbesar dalam merancang konsep ini bukanlah terkait display-nya, tapi justru proses melengkungkan kacanya. Ribuan percobaan sudah Xiaomi lakukan sebelum akhirnya berhasil sampai ke titik ini, dan prosesnya pun juga melibatkan peralatan-peralatan yang harus dibuat sendiri oleh Xiaomi.

Lalu untuk menyematkan kaca quad-curved tersebut ke panel display yang fleksibel, Xiaomi perlu menerapkan proses 3D bonding yang tidak kalah rumit. Hasil akhirnya adalah smartphone dengan penampilan yang begitu elegan, tanpa tombol maupun port yang mengganggu estetikanya.

Kalau ponsel tidak mempunyai port USB sama sekali, lalu bagaimana kita mengisi ulang baterainya? Bisa dengan wireless charging, atau bisa juga dengan teknologi yang sangat inovatif seperti Mi Air Charge. Tentunya bukan suatu kebetulan konsep smartphone tanpa port ini datang tidak lama setelah Xiaomi menyingkap teknologi pengisian daya via udara tersebut.

Xiaomi sama sekali tidak menyebut kapan kira-kira konsep seperti ini bisa direalisasikan menjadi produk yang dapat dibeli oleh konsumen. Asumsi saya, masih banyak PR yang harus diselesaikan oleh Xiaomi. Salah satunya adalah terkait kamera depan; kalau kita lihat, konsep ini sama sekali tidak memiliki lubang kamera ataupun notch, yang berarti kamera depannya disembunyikan di balik layar. Namun seperti yang kita tahu, teknologi under-display camera ini masih belum benar-benar matang.

Pertanyaan lain yang muncul di benak saya adalah, bagaimana seandainya ponsel ini macet (hang) dan perlu di-restart? Selama ini, kita bisa melakukannya dengan menekan kombinasi tombol, tapi bagaimana kalau tombolnya sudah tidak ada? Kalau zaman dulu, kita bisa dengan mudah melepas dan memasang kembali baterai perangkat, tapi itu jelas sudah tidak mungkin lagi dilakukan sekarang.

Sumber: Xiaomi.

OPPO Gelar 5G Academy Sebagai Ajang Sosialisasi Sekaligus Edukasi Mengenai Teknologi Jaringan 5G di Indonesia

Kehadiran OPPO Reno5 5G secara resmi di Indonesia bisa dilihat sebagai indikasi awal bahwa implementasi teknologi jaringan seluler generasi kelima di negara ini sudah semakin dekat. OPPO memang masih mengunci konektivitas 5G di perangkat tersebut, akan tetapi mereka berkali-kali menegaskan bahwa mereka bakal langsung membukanya begitu jaringan 5G di sini memang sudah masuk tahap komersialisasi.

OPPO rupanya tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk sebatas menunggu. Hari ini, 4 Februari 2021, mereka menggelar acara OPPO 5G Academy, dengan tema perbincangan mengenai 5G dari sisi teknologi dan infrastruktur di edisi pertamanya ini. Selain awak media, kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini juga diikuti oleh kalangan mahasiswa, komunitas, maupun para konsumen Reno5 5G itu sendiri.

“OPPO 5G Academy menjadi sebuah platform OPPO Indonesia untuk melakukan edukasi mengenai jaringan 5G kepada masyarakat. Pada acara ini, masyarakat akan mendapatkan gambaran mengenai teknologi dan manfaat 5G. OPPO juga mengundang stakeholder jaringan 5G, pada acara perdana ini dihadiri oleh Qualcomm dan Smartfren Telecom. Acara ini sekaligus menjadi ajang perkenalan teknologi 5G OPPO dan juga perangkat yang sudah mendukung teknologi ini yakni OPPO Reno5 5G,” tutur Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

OPPO Reno5 5G / OPPO Indonesia
OPPO Reno5 5G / OPPO Indonesia

Aryo di sini hadir sebagai narasumber yang mewakili pihak penyedia perangkat. Dua narasumber lainnya adalah Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia yang mewakili pihak penyedia teknologi, dan Sukaca Purwokardjono, Deputy CEO Mobility Smartfren Telecom yang mewakili pihak penyedia jaringan. Ada cukup banyak hal yang dibahas, utamanya gambaran umum mengenai teknologi 5G, baik dari sisi perkembangan teknologi, implementasi, kegunaan dan pemanfaatan jaringan ini di masa depan.

Sebagai pihak yang menyediakan teknologinya, Qualcomm siap bekerja sama dengan mitra OEM dan ODM untuk meluncurkan perangkat 5G di Indonesia seperti OPPO yang menggunakan Snapdragon 765G pada Reno5 5G. “Jaringan 5G akan memberikan banyak keuntungan bagi konsumen, terutama untuk kecepatan, latensi yang lebih rendah, dan biaya per bit yang lebih rendah,” papar Shannedy Ong.

Di saat yang sama, pihak operator juga menjadi bagian penting dalam struktur pengembangan jaringan 5G sebagai penyedia layanan, dan Smartfren adalah salah satu operator yang sudah sangat siap menyediakannya. “Kami yakin implementasi 5G di Indonesia akan menjadi game changer bagi industri sekaligus memberikan manfaat besar pada konsumen. Agar manfaat tersebut dapat terwujud, diperlukan sinergi dari seluruh stakeholder dalam ekosistem telekomunikasi,” jelas Sukaca Purwokardjono.

Modem 5G untuk rumahan bikinan OPPO / OPPO Indonesia
Modem 5G untuk rumahan bikinan OPPO / OPPO Indonesia

Sentimen yang ditunjukkan ketiga pihak ini pada dasarnya adalah, mereka semua sudah sangat siap menghadapi komersialisasi 5G, dan sekarang hanya tinggal menunggu pemerintah menetapkan regulasinya. Menurut Aryo, acara OPPO 5G Academy ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara penyedia device, penyedia teknologi, dan penyedia jaringan, sekaligus membuktikan bahwa mereka sudah 100% siap.

Shannedy berharap komersialisasi 5G di Indonesia bisa terjadi tahun ini juga, dengan catatan semuanya berjalan sesuai rencana. Sementara itu, Sukaca memprediksi antara akhir 2021 atau awal 2022. Dalam waktu dekat, Smartfren sendiri masih akan melakukan uji coba jaringan 5G lagi.

Ketiga narasumber juga sepakat bahwa manfaat 5G nantinya tidak hanya bisa dirasakan oleh kalangan enterprise saja, tetapi juga kalangan konsumen secara umum. Spesifiknya, mereka akan merasakan peningkatan dari sektor hiburan; kegiatan seperti streaming film, cloud gaming, maupun upload video pasti akan sangat terbantu oleh tingginya kecepatan sekaligus rendahnya latensi yang ditawarkan oleh konektivitas 5G.

Juga menarik adalah pembahasan singkat mengenai bagaimana teknologi-teknologi lama akan ditinggalkan di era 5G. Teknologi seperti jaringan 2G misalnya, bisa saja tereliminasi di saat 5G sudah mainstream, apalagi mengingat kita sekarang sudah bisa melangsungkan panggilan telepon via jaringan data. Contoh lainnya adalah expansion slot di smartphone, yang ke depannya mungkin akan ditinggalkan karena konsumen sudah bisa sepenuhnya mengandalkan cloud storage berkat 5G.

Xiaomi Umumkan Mi Air Charge, Teknologi Pengisian Daya via Udara

Perlahan tapi pasti, teknologi wireless charging terus dikembangkan hingga mampu menyalurkan energi secara lebih efisien ketimbang sebelumnya. Kendati demikian, metode charging-nya sendiri masih belum berubah dibanding ketika teknologinya pertama kali diimplementasikan di tahun 2008, dan perangkat masih harus menempel pada charging pad setiap kali baterainya hendak diisi ulang.

Jadi ketimbang sebatas menyempurnakan teknologi yang sudah ada, jangan heran seandainya sejumlah pabrikan terus berusaha untuk mencari metode wireless charging yang lebih baik daripada yang ada sekarang. Salah satunya adalah Xiaomi. Mereka baru saja mengumumkan teknologi yang sangat menarik bernama Mi Air Charge.

Sesuai namanya, Mi Air Charge dirancang agar bisa meneruskan energi dari sebuah base station ke perangkat via udara. Xiaomi mengklaim jangkauannya bisa sampai beberapa meter, jadi begitu perangkat berada dalam radius base station-nya, baterainya pun otomatis akan terisi.

Untuk sekarang, kecepatan charging-nya memang terbatas di angka 5 W saja, namun hebatnya Xiaomi mengklaim teknologi ini masih bisa bekerja secara normal meski ada sesuatu yang menghalangi. Bukan cuma itu, Xiaomi juga bilang bahwa beberapa perangkat sekaligus dapat di-charge dengan menggunakan satu base station saja (masing-masing perangkat akan menerima output daya sebesar 5 W).

Dari perspektif sederhana, Mi Air Charge pada dasarnya menggunakan basis teknologi yang sama seperti 5G mmWave. Base station-nya yang berbentuk seperti kulkas kecil yang umum kita jumpai di kamar hotel itu memancarkan gelombang frekuensi lewat 144 antena yang tertanam, kemudian perangkat menerima gelombang sinyalnya dan mengonversikannya menjadi energi listrik.

Itu berarti tidak sembarang perangkat bisa di-charge dengan metode ini. Spesifiknya, perangkat harus dibekali dua jenis antena; satu untuk memancarkan sinyal yang mengindikasikan posisi perangkat, satu lagi dalam jumlah yang lebih banyak untuk menerima sinyal yang dipancarkan oleh base station.

Sejauh ini, Mi Air Charge masih berstatus prototipe di laboratorium riset dan pengembangan Xiaomi, dan belum ada satu pun perangkat yang dijual yang sudah menggunakan teknologi tersebut. Terlepas dari itu, Xiaomi sendiri sudah punya niatan untuk mengaplikasikannya ke bermacam perangkat, bukan cuma smartphone saja.

Sumber: Xiaomi.

Kelebihan OPPO Reno5 5G Dibanding Versi Standarnya

Berbeda dari generasi sebelumnya, seri Reno5 hadir bersama satu varian khusus yang mengusung embel-embel 5G pada namanya. Sebelum ini, seri Reno4 memang juga ada varian yang 5G, akan tetapi varian tersebut sengaja tidak dimasukkan ke pasar tanah air.

Tahun 2021 ini rupanya berbeda. Hanya selang dua minggu setelah OPPO memperkenalkan Reno5 secara resmi, sekarang Reno5 5G sudah langsung menyusul. Dibanderol seharga Rp6.999.000, Reno5 5G tentu punya sejumlah kelebihan yang absen pada versi 4G-nya.

Yang paling utama sudah pasti adalah kompatibilitas dengan jaringan 5G itu sendiri. Namun berhubung jaringan 5G masih belum beroperasi di Indonesia, OPPO pun dengan terpaksa harus mengunci fitur 5G pada Reno5 5G. Nanti di saat jaringan 5G sudah siap dikomersialkan di tanah air, barulah OPPO akan membuka fitur 5G-nya melalui firmware update.

Praktiknya tidak akan semudah itu seandainya hardware Reno5 5G tidak siap. Untungnya OPPO telah merancang Reno5 5G agar mendukung arsitektur 5G standalone (SA) maupun non-standalone (NSA) di level hardware, sehingga mereka hanya perlu mengaktifkan salah satu opsi tergantung yang nantinya digunakan di negara kita.

Dari kacamata sederhana, selisih 2 juta rupiah antara Reno5 5G dan Reno5 standar pada dasarnya merupakan ongkos future-proofing. Sejauh ini memang belum ada yang berani memastikan kapan jaringan 5G akan tersedia di Indonesia, tapi yang pasti jika Anda membeli Reno5 5G, Anda bakal bisa menikmatinya begitu jaringannya tersedia.

Namun perbedaannya tidak berhenti sampai di situ saja. Reno5 5G juga datang membawa spesifikasi yang lebih unggul, dengan chipset Snapdragon 765G yang memiliki kinerja lebih gegas ketimbang Snapdragon 720G milik Reno5 standar. Melengkapi spesifikasinya adalah chip NFC terintegrasi, RAM 8 GB, penyimpanan internal sebesar 128 GB, dan baterai berkapasitas 4.300 mAh.

Yang istimewa, baterainya ini mendukung teknologi pengisian daya cepat yang lebih kencang lagi daripada milik Reno5 (yang sendirinya sudah termasuk sangat cepat dengan dukungan output maksimum sebesar 50 W). Persisnya, Reno5 5G mendukung teknologi 65W SuperVOOC 2.0, dan ini memungkinkan baterainya untuk terisi penuh dalam waktu 35 menit saja. Namun seandainya memang sedang buru-buru, charging selama 15 menit pun sudah bisa mengisi sekitar 60% dari total kapasitasnya.

Selebihnya, Reno5 5G menawarkan pengalaman yang hampir identik dengan Reno5. Desainnya sama-sama ramping dengan ketebalan hanya 7,9 mm (terpaut 0,1 mm dari Reno5 standar), dan layarnya sama-sama menggunakan panel AMOLED 6,4 inci beresolusi FHD+, dengan refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 180 Hz. Di ujung kiri atasnya, ada lubang kecil yang menjadi rumah kamera selfie 32 megapixel.

Beralih ke belakang, pengguna akan disambut oleh kamera utama 64 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel f/2.2, kamera macro megapixel dan kamera monokrom 2 megapixel. Seperti halnya Reno5 standar, Reno5 5G turut dilengkapi fitur-fitur berbasis AI yang siap mengoptimalkan hasil foto sekaligus video.

Bagi yang tertarik dengan seri Reno5 tapi peduli dengan aspek future-proofing tadi, Anda sudah bisa memesan Reno5 5G secara online di Shopee, atau secara offline di jaringan toko OPPO Store maupun toko-toko lainnya mulai 25 Januari hingga 4 Februari. Penjualan perdananya baru akan berlangsung pada tanggal 5 Februari 2021.

Untuk warnanya, konsumen bisa memilih antara warna Starry Black atau Galactic Silver. Keduanya sama-sama dijual dengan harga resmi Rp6.999.000.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Inovasi Kamera Samsung Galaxy S Series dari Masa ke Masa

Berbeda dari seri Galaxy Note yang dirancang untuk memaksimalkan produktivitas, seri Galaxy S selalu dipakai oleh Samsung untuk mendemonstrasikan inovasi teknologi kamera terbarunya. Sebagian besar dari kita mungkin tidak menyadarinya, akan tetapi arahan seperti ini sudah Samsung terapkan sejak Galaxy S generasi yang pertama.

Supaya lebih jelas, mari kita meninjau kembali perjalanan inovasi kamera yang dihadirkan oleh Samsung Galaxy S Series dari masa ke masa.

Samsung Galaxy S (2010)

Samsung Galaxy S

Nenek moyang smartphone flagship Samsung ini hadir membawa kamera belakang 5 megapixel yang mampu merekam video beresolusi HD, serta dibekali fitur-fitur seperti built-in autofocus, facial recognition, maupun mode panorama yang memungkinkan pengguna untuk mengabadikan pemandangan dalam tampilan yang lebih luas daripada yang tampak di layar. Supaya lengkap, Samsung turut menyematkan kamera depan VGA yang dapat dipakai untuk video call.

Samsung Galaxy S2 (2011)

Samsung Galaxy S2

Setahun setelahnya, Galaxy S2 datang membawa peningkatan yang signifikan di sektor kamera. Pertama, resolusi kamera belakangnya ditingkatkan menjadi 8 megapixel, sedangkan kamera depannya menjadi 2 megapixel. Kedua, Samsung tidak lupa menyematkan LED flash demi membantu pengguna mengabadikan momen di kondisi minim cahaya – krusial mengingat kala itu belum ada yang namanya fitur Night Mode.

Samsung Galaxy S3 (2012)

Samsung Galaxy S3

Sekarang sudah menjadi fitur standar di hampir semua smartphone, Burst Shot merupakan salah satu fitur unggulan yang diperkenalkan Galaxy S3. Bukan cuma kamera belakangnya saja, kamera depannya pun juga bisa menangkap sebanyak 20 gambar dalam waktu 3,3 detik. Pengalaman yang didapat pengguna juga kian sempurna berkat adanya fitur Zero Shutter Lag, yang memastikan bahwa gambar akan benar-benar langsung ditangkap begitu pengguna menyentuh tombol shutter.

Samsung Galaxy S4 (2013)

Samsung Galaxy S4

Galaxy S4 memulai era baru dengan kamera belakang 13 megapixel dan kamera depan 2 megapixel. Namun yang unik dari Galaxy S4 adalah fitur Dual Shot, yang berhasil mengubah cara konsumen mengabadikan momen spesialnya dengan memotret menggunakan kamera belakang dan depan sekaligus. Foto-fotonya ini bahkan juga bisa dilengkapi dengan audio berkat fitur Sound & Shot.

Samsung Galaxy S5 (2014)

Samsung Galaxy S5

Galaxy S5 tercatat di buku sejarah sebagai ponsel pertama yang dibekali kamera 16 megapixel berteknologi ISOCELL, yang meningkatkan kualitas foto di malam hari secara cukup signifikan. Bukan cuma itu, kameranya turut dibekali fitur HDR yang dapat diaktifkan untuk pengambilan foto maupun video.

Samsung Galaxy S6 (2015)

Samsung Galaxy S6

Fitur yang sangat berkesan dari Galaxy S6 adalah Quick Launch, yang memungkinkan pengguna untuk membuka aplikasi kamera secara cepat (secepat 0,7 detik) hanya dengan menyentuh tombol home-nya dua kali. Ketajaman gambar juga ditingkatkan berkat penerapan algoritma tracking subjek, dan hasil selfie pun kian disempurnakan berkat kamera 5 megapixel f/1.9 miliknya.

Samsung Galaxy S7 (2016)

Samsung Galaxy S7

Galaxy S7 adalah yang pertama mengusung teknologi Dual Pixel AF, teknologi yang sebelumnya hanya bisa dijumpai di deretan kamera DSLR kelas atas, yang meningkatkan kinerja autofocus secara drastis, bahkan di kondisi minim cahaya sekalipun. Tidak tanggung-tanggung, Galaxy S7 berhasil memecahkan rekor benchmark DxOMark Mobile kala itu dengan skor total 88 poin.

Samsung Galaxy S8 (2017)

Samsung Galaxy S8

Peningkatan algoritma ISP (image signal processing) yang cukup advanced menjadi andalan Galaxy S8 dalam menghasilkan foto yang tajam di mana pun dan kapan pun pengguna berada. Di samping itu, navigasi kamera berbasis gesture juga dihadirkan sebagai alternatif bagi pengguna yang kesulitan mengoperasikan layar Galaxy S8+ yang besar (6,2 inci).

Samsung Galaxy S9 (2018)

Samsung Galaxy S9

Guna menghasilkan foto yang optimal di berbagai kondisi cahaya, Galaxy S9 mengandalkan teknologi Dual Aperture, dengan bukaan lensa yang paling lebar di antara semua smartphone kala itu – f/1.5 – sehingga mampu menyerap 28 persen lebih banyak cahaya daripada generasi sebelumnya. Bukan hanya itu, Galaxy S9 juga mengemas fitur Super Slow-mo yang mampu merekam video di kecepatan 960 fps.

Samsung Galaxy S10 (2019)

Samsung Galaxy S10

Melihat naiknya tren konten video, Samsung pun memperkenalkan fitur Super Steady pada Galaxy S10. Berkat stabilisasi yang efektif yang dihadirkan oleh fitur ini, pengguna jadi bisa merekam video yang mulus selagi bersepeda atau berlari. Juga disesuaikan dengan tren kala itu adalah adanya kamera ultra-wide 16 megapixel yang mampu menangkap gambar dari sudut pandang yang sangat luas.

Samsung Galaxy S20 (2020)

Samsung Galaxy S20

Galaxy S20 bisa dibilang membawa lompatan yang terbesar berkat fitur-fitur seperti perekaman video 8K maupun Space Zoom hingga sejauh 100x. Ini juga pertama kalinya Samsung menyematkan sensor beresolusi 108 megapixel pada smartphone, dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas fotonya di malam hari.

Samsung Galaxy S21 Series 5G (2021)

Samsung Galaxy S21

Formula yang sama itu tetap Samsung pertahankan sampai hari ini, dan Galaxy S21 Series 5G terbukti menawarkan sistem kamera yang paling advanced dari semua penawaran Samsung sejauh ini. Apa yang ditawarkan di seri sebelumnya semakin dimatangkan hingga ke titik pro-grade di sini, seperti misalnya kamera 108 megapixel dengan teknologi nona-binning pada S21 Ultra 5G yang telah diperbarui sehingga dapat menyajikan foto HDR 12-bit dengan warna yang 64 kali lebih kaya serta dynamic range yang lebih luas.

S21 Ultra 5G juga menjadi yang pertama mengusung dua kamera telephoto sekaligus; satu dengan 3x optical zoom, satu lagi dengan 10x optical zoom, semuanya lengkap dengan teknologi Dual Pixel AF. Fitur Space Zoom 100x milik pendahulunya juga sudah dibenahi sehingga hasil jepretannya bisa lebih jelas lagi, serta lebih mudah dioperasikan berkat fitur Zoom Lock yang memanfaatkan AI untuk menjaga agar titik fokus pengguna tetap berada di tengah frame, mengurangi risiko guncangan yang terjadi saat mengambil foto dari kejauhan.

Namun bukan seri Galaxy S namanya kalau tidak memperkenalkan fitur baru. Di S21 Series 5G, ada fitur anyar bernama Director’s View yang berfungsi untuk menghadirkan kontrol layaknya seorang sutradara selagi mengambil video. Berkat fitur ini, pengguna bisa memilih lensa yang hendak digunakan dengan mudah karena preview masing-masing tangkapannya bisa dilihat langsung pada layar.

Buat para kreator yang mendambakan fleksibilitas ekstra selama merekam video, S21 Ultra 5G tak hanya menawarkan opsi perekaman 8K saja, tapi juga 4K 60 fps melalui semua kameranya, termasuk halnya kamera depan. 11 tahun berlalu semenjak Galaxy S orisinal diperkenalkan, Samsung rupanya belum bosan menjejalkan teknologi-teknologi kamera terkini ke seri smartphone andalannya ini.

Kunjungi www.samsung.com/id untuk mempelajari lebih lanjut tentang Galaxy S21 Series 5G.

Harga untuk Galaxy S21+ 5G mulai dari Rp15.999.000 sedangkan Galaxy S21 Ultra 5G mulai dari Rp18.999.000. 

Untuk melihat hal epik lain tentang Galaxy S21 5G Series, silakan kunjungi https://www.samsung.com/id.smartphones/galaxy-s/ dan http://www.samsungmobilepress.com.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Perbandingan Spesifikasi Samsung Galaxy S21 5G, S21+ 5G, dan S21 Ultra 5G

Persis seperti generasi sebelumnya, Samsung Galaxy S21 Series 5G hadir dalam tiga model yang berbeda. Ketiganya tentu juga mengusung spesifikasi yang berbeda. Jika diamati, ketiganya bahkan juga punya sejumlah perbedaan dari segi desain.

Khusus pada Galaxy S21 Ultra 5G, tepi kiri dan kanan layarnya melengkung mengikuti kontur bodi, sedangkan pada Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G layarnya datar. Bukan hanya kelihatan lebih premium, tepi layar yang melengkung tentu juga bakal terasa lebih nyaman di genggaman, dan ini krusial mengingat Galaxy S21 Ultra 5G adalah model yang paling bongsor.

Masih seputar desain, meski ketiganya sama-sama memiliki panel belakang bertekstur matte, rupanya ada perbedaan material yang digunakan: khusus di Galaxy S21 5G, panel belakangnya ini terbuat dari bahan polikarbonat, sedangkan Galaxy S21+ 5G dan Galaxy S21 Ultra 5G sama-sama menggunakan material kaca (Gorilla Glass Victus).

Samsung Galaxy S21+ 5G

Beruntung kaca buatan Corning tersebut tetap dipercaya untuk memproteksi layar milik semua model, termasuk halnya Galaxy S21 5G. Ukuran layar masing-masing perangkat tentu berbeda: S21 5G dengan layar 6,2 inci, Galaxy S21+ 5G dengan layar 6,7 inci, dan Galaxy S21 Ultra 5G dengan layar 6,8 inci. Ketiganya sama-sama mengandalkan panel Dynamic AMOLED 2X dengan refresh rate maksimum 120 Hz, tapi ada perbedaan di resolusinya.

Untuk Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G, resolusi layar yang digunakan adalah 2400 x 1080 pixel, sedangkan pada Galaxy S21 Ultra 5G resolusinya 3200 x 1440 pixel. Khusus untuk S21 Ultra 5G, layarnya memiliki tingkat kecerahan maksimum yang paling tinggi di angka 1.500 nit, dan teknologi variable refresh rate-nya adalah yang paling canggih karena bisa turun sampai serendah 10 Hz ketika hanya sebatas menampilkan gambar statis (sehingga bisa lebih menghemat baterai). Galaxy S21 Ultra 5G juga merupakan satu-satunya model yang mendukung aksesori S Pen.

Perbandingan spesifikasi dan kamera

Samsung Galaxy S21 Series 5G

Usai membahas perbedaan dari segi desain dan layar, saatnya membahas perbandingan spesifikasi ketiganya secara mendetail. Trio S21 Series 5G ini memang sama-sama menggunakan chipset Exynos 2100 yang punya kinerja 30% lebih baik dan konsumsi daya 10% lebih irit daripada generasi sebelumnya, akan tetapi kapasitas RAM dan storage yang tersedia berbeda-beda di antara ketiganya.

Di Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G, kapasitas RAM yang tersedia cuma 8 GB dengan pilihan storage 128 atau 256 GB. Di Galaxy S21 Ultra 5G, konsumen dapat memilih dari tiga kombinasi RAM dan storage yang berbeda: 12 GB/128 GB, 12 GB/256 GB, dan 16 GB/512 GB. Dengan kata lain, varian termahal Galaxy S21 Ultra 5G punya kapasitas RAM sekaligus penyimpanan dua kali lipat lebih besar daripada varian termahal Galaxy S21 5G maupun Galaxy S21+ 5G.

Lanjut ke baterai, Galaxy S21 5G mengusung baterai berkapasitas 4.000 mAh, sedangkan Galaxy S21+ 5G dan Galaxy S21 Ultra masing-masing dengan baterai 4.800 mAh dan 5.000 mAh. Ketiganya sama-sama mendukung teknologi pengisian daya cepat dengan output maksimum 25 W, serta wireless charging dengan kecepatan 15 W.

Samsung Galaxy S21 Ultra 5G

Beralih ke kamera, Galaxy S21 5G dan Galaxy S21+ 5G mengusung sistem yang identik, yang mencakup kamera utama 12 megapixel f/1.8 dengan Dual Pixel AF dan OIS, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, dan kamera telephoto 64 megapixel f/2.0 dengan 3x optical zoom. Di depan, ada kamera 10 megapixel f/2.2 yang juga mendukung teknologi Dual Pixel AF.

Untuk Galaxy S21 Ultra 5G, rincian keempat kamera belakangnya adalah sebagai berikut: kamera utama 108 megapixel f/1.8, kamera ultra-wide 12 megapixel f/2.2, kamera telephoto 10 megapixel dengan 3x optical zoom, dan kamera periskop 10 megapixel dengan 10x optical zoom. Keempat kameranya ini sama-sama dibekali teknologi Dual Pixel AF, dan Samsung tak lupa menyematkan sensor laser autofocus guna semakin memantapkan kinerjanya. Kamera depan Galaxy S21 Ultra 5G juga paling beda dengan resolusi 40 megapixel.

Semua model Galaxy S21 Series 5G mampu merekam video dalam resolusi maksimum 8K, akan tetapi cuma Galaxy S21 Ultra 5G yang sanggup merekam video 4K 60 fps menggunakan seluruh kameranya, termasuk kamera depannya.

Pre-order Samsung Galaxy S21 Series 5G

Samsung Galaxy S21 5G saat ini sudah dipasarkan dengan harga mulai Rp12.999.000, Galaxy S21+ 5G mulai Rp15.999.000, dan Galaxy S21 Ultra 5G mulai Rp18.999.000. Samsung juga masih membuka kesempatan bagi konsumen untuk melakukan pre-order hingga 27 Januari 2021 dengan mengunjungi www.galaxylaunchpack.com dan Samsung Store terdekat, atau partner resmi e-commerce Samsung (Blibli, JD.id, Lazada, Shopee, Eraspace, Tokopedia, Dinomarket, Bukalapak, Akulaku, atau Bhinneka.com).

Keuntungan melakukan pre-order adalah sebagai berikut:

  • Setiap konsumen yang melakukan pre-order Galaxy S21+ 5G akan mendapatkan Galaxy Buds Live dan Samsung Care+ untuk semua pembelian selama 1 tahun dan kesempatan bank cashback hingga Rp1.000.000.
  • Setiap konsumen yang melakukan pre-order Galaxy S21 Ultra 5G akan mendapatkan Galaxy Buds Pro dan Samsung Care+ untuk semua pembelian selama 1 tahun dan kesempatan bank cashback hingga Rp1.000.000.
  • Konsumen juga mendapatkan kesempatan free upgrade ke memori yang lebih tinggi untuk pre-order Galaxy S21+ 5G ataupun Galaxy S21 Ultra 5G hingga tanggal 27 Januari 2021, selama persediaan masih ada.

Semua konsumen yang melakukan pre-order juga akan langsung mendapatkan Galaxy SmartTag. Dengan Galaxy SmartTag Bluetooth Locator, konsumen dapat melacak semua yang penting. Mereka dapat menempelkannya ke kunci, tas, hewan peliharaan, atau apapun yang ingin mereka awasi. Di masa pre-order ini, Samsung menawarkan value hingga hampir 8 juta pada pembelian Galaxy S21 Ultra 512 GB. Bayangkan mendapatkan seri S21 Ultra yang paling tinggi dengan RAM 16 GB dan memori 512 GB hanya dengan membayar seharga Galaxy S21 5G dengan memori yang paling kecil. Kunjungi www.samsung.com/id untuk mempelajari lebih lanjut.

Harga untuk Galaxy S21+ 5G mulai dari Rp15.999.000 dan mulai Rp18.999.000 untuk Galaxy S21 Ultra 5G. Konsumen bisa mendapatkan Galaxy S21+ 5G seharga Rp666.625 sebulan (selama 24 bulan), sementara S21 Ultra 5G seharga Rp791.666 sebulan (selama 24 bulan) dengan nilai tukar tambah yang memenuhi syarat hingga Rp10.000.000. Tawaran untuk waktu yang terbatas. Syarat dan ketentuan berlaku. Kunjungi https://www.samsung.com/id/offer/trade-in/ untuk mempelajari lebih lanjut.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Galaxy S21 5G Series, silakan kunjungi https://www.samsung.com/id.smartphones/galaxy-s/ dan http://www.samsungmobilepress.com.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Perjalanan Inovasi Membawa Samsung Menjadi Pemimpin Teknologi Konsumen

Perkembangan teknologi yang tidak terpisahkan dari perkembangan aktivitas manusia, sebagai penggunanya, membawa perkembangan smartphone menjadi salah satu yang selalu dibahas. Karena ponsel yang kini berkembang menjadi sebuah produk multiguna yang hampir selalu ada dalam genggaman, dan bisa menemani berbagai kegiatan, mulai dari produktivitas sampai dengan hiburan.

Sebagai salah satu merek ternama, Samsung pun tidak lepas dari berbagai perkembangan teknologi yang hadir di dunia, salah satunya adalah perjalanan perkembangan teknologi smartphone Samsung. Memiliki berbagai lini untuk berbagai kebutuhan konsumen, Samsung kini telah menjadi leader untuk brand smartphone. Kita mengenal berbagai produk fenomenal dari Samsung seperti seri Galaxy Note yang merevolusi bagaimana pengguna menggunakan perangkat bergerak untuk produktivitas atau seri flagship Samsung lainnya seperti seri S, yang menjadi pilihan utama untuk mereka yang aktif dan ingin merasakan perangkat dengan spesifikasi tinggi tetapi tetap fashionable. 

Penikmat teknologi bisa mengikuti perjalanan leadership Samsung dan perkembangan inovasi yang dibawanya salah satunya lewat gelaran acara Unpacked yang ikonik. Bermula dari tahun 2009, acara ini telah menjadi sebuah ajang showcase dari kemajuan teknologi terkini untuk perangkat bergerak. Membuktikan bahwa Samsung membawa brand-nya menjadi pemimpin dikategori ini. 

Berbagai cara ikonik juga diperkenalkan Samsung untuk memberikan pengalaman pada penikmat gadget dalam acara Unpacked, tahun 2016 dengan perangkat Gear VR untuk semua pengunjung, tahun 2019 yang menandakan kerja sama dengan Microsoft di Galaxy Note10 untuk memberikan ekosistem yang seamless dan tahun lalu, dengan peluncuran Galaxy Note20 yang memberikan akses global bagi lebih banyak audiens.

Galaxy S21 Series 5G

Tahun 2020 dan kini tahun 2021 memang menjadi tahun yang cukup berat bagi seluruh dunia, begitu juga bagi pelaku teknologi. Banyak tantangan yang dihadapi, namun Samsung tetap fokus pada leadership di teknologi serta mendorong inovasi ke tahap selanjutnya. Fokus pada para pengguna juga tetap dijalankan dengan menghadirkan berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan, salah satunya adalah perangkat terbaru Samsung yaitu Galaxy S21 Series 5G yang dibuat sesuai kebutuhan konsumen, kamera terbaik, desain ikonik dan dukungan fitur untuk membantu pengguna dalam kegiatan sehari-hari. 

Era komputasi mobile yang bergerak cepat juga menjadi salah satu hal yang menarik untuk dinikmati oleh pengguna. Hadirnya teknologi generasi berikutnya yaitu 5G adalah salah satu dari banyak perkembangan teknologi yang menarik untuk diikuti. Samsung pun melihat hal ini, dengan menjadi pioner lebih dari satu dekade untuk teknologi selular, kehadiran 5G disambut dengan tangan terbuka. Tahun 2019 Samsung menjadi pemimpin dengan merilis smartphone dan tablet 5G komersial pertama di dunia, Galaxy S10 5G dan Galaxy Tab S6 5G. Sejak saat itu, Samsung menjadikan 5G sebagai bagian tidak terpisahkan dari Galaxy Ecosystem. 

Perilisan Galaxy Note10 Plus 5G juga menjadi cukup spesial, karena DailySocial menjadi salah satu media yang ikut serta melihat bagaimana perangkat ini mendukung jaringan 5G di Korea. Menjadi saksi bahwa perangkat yang tepat, yang selaras dengan perkembangan teknologi akan memberikan benefit yang luar biasa para konsumen. 

Kini, teknologi 5G semakin di depan mata. Termasuk juga bagi pengguna di Indonesia, yang tidak lama lagi akan bisa merasakan jaringan cepat yang akan mendorong perkembangan inovasi ke tahap berikutnya. Sebagai sebuah brand pemimpin di kategori smartphone, Samsung telah menghadirkan perangkat Galaxy S21 Series 5G yang menjadi bagian Galaxy Epic Ecosystem. Ia tidak hadir sendiri tetapi bersamaan dengan Galaxy Buds Pro dan Galaxy Smarttag. 

Sebuah ekosistem dari perangkat pintar yang saling terkoneksi untuk memberikan pengalaman epik bagi pengguna. Pengalaman mobile konsumen akan semakin meningkat dengan saling terkoneksinya berbagai perangkat yang dipakai dalam keseharian. Smartphone, earphone dan perangkat offline lain yang diberi nyawa online dengan SmartTag.

Samsung Galaxy S21 Series 5G bersama Galaxy SmartTag dan Galaxy Buds Pro / Samsung

Samsung Galaxy S21 Series 5G juga menjadi salah satu bukti komitmen Samsung untuk membangun ekosistem terkoneksi yang mendukung kegiatan sehari-hari. Kehadiran perangkat dengan berbagai fitur yang dibawanya juga tidak lepas dari peran riset yang dilakukan Samsung dan mendengarkan masukan dari pengguna. Galaxy S21 Series 5G hadir dengan berbagai warna yang epik, kamera mumpuni di kelasnya serta spesifikasi komputasi paling handal untuk perangkat smartphone

Kehadiran ekosistem perangkat mobile dalam peluncuran Samsung Galaxy S21 Series 5G bukan hanya menjadi penanda bagi perkembangan teknologi dunia tetapi juga menjadi bukti peran Samsung untuk mendorong terus inovasi teknologi bagi para konsumennya. Menjadikan Samsung sebagai leader di teknologi berbasis konsumen. 

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung Samsung.