Ikea Manfaatkan 3D Printer Demi Menjadikan Perabotnya Lebih Mudah Diakses Kaum Difabel

Hingga kini 3D printer masih banyak dianggap sebagai alat bantu untuk membuat prototipe dalam keperluan desain produk. Di luar itu, 3D printer mungkin lebih banyak digunakan untuk memenuhi hobi seseorang. Namun bagi Ikea, 3D printer bisa menjadi solusi atas suatu misi yang mulia.

Hal itu sedang dibuktikan oleh Ikea Israel, yang bekerja sama dengan organisasi nirlaba Milbat, dalam mewujudkan proyek bernama ThisAbles. Mungkin sebagian dari Anda sudah bisa menebak dari namanya kalau proyek ini ditujukan untuk membantu kaum difabel, dan memang seperti itulah tujuan akhir yang hendak dicapai Ikea Israel.

Ikea ThisAbles

Ide yang mereka gagaskan adalah bagaimana cara memudahkan konsumen difabel mengakses perabot-perabot rumahnya dengan memanfaatkan 3D printer. ThisAbles pada dasarnya mengemas koleksi aksesori atau komponen pelengkap suatu perabot yang dibuat menggunakan 3D printer.

Salah satu contohnya adalah sebuah saklar berukuran jauh lebih besar daripada biasanya. Kemudian ada pula gagang untuk tirai kamar mandi, serta kaki sofa ekstra panjang. Ketiganya dirancang untuk membantu mereka yang menderita celebral palsy, yang kemampuan motoriknya begitu terbatas, agar tidak kesusahan menyala-matikan lampu meja, membuka-menutup tirai kamar mandi, serta beranjak dari sofa.

Ikea ThisAbles

Total ada 13 aksesori yang dirancang Milbat menggunakan 3D printer untuk dipasangkan ke perabot-perabot Ikea. Kendati demikian, konsumen juga bisa melakukan pemesanan khusus apabila perabot non-Ikea yang mereka miliki tidak kompatibel dengan rancangan aksesori yang tersedia.

Di samping membelinya langsung lewat toko fisik Ikea, konsumen juga dapat memesannya secara online di situs Milbat. Namun yang lebih menarik lagi, konsumen yang mempunyai 3D printer dapat mengunduh blueprint-nya secara cuma-cuma dan mencetak barangnya sendiri.

Semoga saja cabang Ikea di negara-negara lainnya juga tertarik mewujudkan proyek mulai seperti ThisAbles ini.

Sumber: Washington Post.

Printer 3D Baru HP Mampu Mencetak Warna Berbeda Berbasis Voxel

Perjalanan HP di ranah cetak-mencetak dimulai di tahun 1984 saat mereka memperkenalkan printer inkjet dan laser. Dan ketika melihat potensi pemanfaatan teknik cetak 3D di kalangan konsumen, HP memperkenalkan Designjet Color. Namun meski sudah tersedia banyak pilihan produk, sang produsen menilai bahwa akses ke 3D printer masih belum ‘terdemokratisasi’ secara optimal.

Sebagai solusinya, HP meluncurkan dua seri printer 3D baru, yakni Jet Fusion 300 dan Jet Fusion 500. Mereka terbagi lagi jadi dua model, yaitu varian yang bisa mencetak warna atau hitam putih. Kata sang produsen, Jet Fusion 300/500 merupakan perangkat cetak pertama yang mampu menghasilkan objek berwarna, sengaja disiapkan buat mendukung bisnis kecil hingga menengah.

Kedua seri baru tersebut ialah ekspansi dari portfolio Jet Fusion sebagai solusi kelas industri. Fungsi utama mereka adalah membantu perusahaan merancang purwarupa atau mendesain produk. Stephen Nigro selaku presiden divisi 3D Printing HP menjelaskan bahwa Jet Fusion 300/500 akan membuka kesempatan baru bagi para inovator di seluruh dunia karena memungkinkan mereka menciptakan objek-objek yang kompleks.

Jet Fusion 300/500 mampu bekerja di level voxel. Voxel sendiri bisa diibaratkan seperti pixel di bidang tiga dimensi, memiliki panjang, lebar dan tinggi; digunakan oleh printer 3D HP ini dalam membangun objek. Dengan begini, hasil cetakan Jet Fusion 300/500 jadi lebih rapi dan presisi dibanding 3D printer ‘standar’. Namun pengembangan perangkat ini tidak HP lakukan sendirian, perusahaan turut mendapatkan bantuan dari banyak pihak.

HP Jet Fusion 300 500 1

HP telah melangsungkan kolaborasi dengan rumah sakit hingga badan pendidikan seperti Phoenix Children’s Hospital, Yazaki Corp., serta Youngstown State University. Khusus di ranah medis, proses 3D printing berbekal Jet Fusion 300/500 dimanfaatkan untuk menciptakan panduan operasi hingga membuat model-model anatomi interaktif (contohnya model jantung).

HP Jet Fusion 300 500 2

Selain itu, Hewlett-Packard juga berpartner bersama Dassault Systèmes agar lebih banyak wirausahawan, kreator dan siswa bisa mengaksesnya. Kerja sama itu juga dimaksudkan demi menambah jenis material yang siap mendukung metode cetak voxel printer Jet Fusion.

Karena Jet Fusion 300/500 merupakan produk kelas industri, harganya memang  tidak murah. Versi entry-level-nya ditawarkan seharga US$ 50 ribu, dan meningkat jadi di atas US$ 100 ribu untuk model yang lebih canggih.

Bagi saya, satu keistimewaan Jet Fusion 300/500 adalah kemampuannya untuk ‘mengubah’ material dalam satu proses cetak. Bayangkan, Anda bisa mencetak prototype sepatu yang mempunyai bagian tubuh dan sol dengan material serta warna berbeda. Selamat datang di masa depan.

Sumber: HP.

Alat Unik Bernama Yeehaw Wand Ini Mempersilakan Kita Untuk Menggambar di Udara

Berkreasi merupakan proses menyenangkan, tapi tak semua orang dibekali bakat atau kemampuan untuk menuangkan ide tersebut. Banyak dari kita yang tak bisa segera menyulap kertas kosong jadi karya seni, beberapa mungkin membutuhkan stimulasi. Pernahkah Anda berharap buat bisa secepat-cepatnya merealisasikan gambar atau ilustrasi begitu gagasannya muncul di benak? Kabar gembira, perangkat unik ini dapat melakukannya.

Melalui Kickstarter, satu tim developer asal Shenzhen memperkenalkan Yeehaw Wand, yakni ‘tongkat ajaib’ yang mempersilakan penggunanya menggambar objek tiga dimensi di udara. Untuk brekreasi, Anda tidak perlu dituntut buat punya pengalaman di bidang olah grafis 3D ataupun programming. Kita cuma membutuhkan satu set perangkat Yeehaw Wand, tablet atau smartphone, dan dukungan dari aplikasi mobile companion-nya.

Cara pemakaiannya sangat simpel: Pasangkan tablet di stand dan cantumkan unit sensor di atasnya, jangan lupa taruh 360° Plate sebagai ‘landasan’ menggambar. Kemudian buka aplikasi, dan di sana Anda akan diminta melakukan langkah-langkah sinkronisasi sederhana. Selanjutnya, Anda bisa mencoba mendesain kalung dengan bantuan model, menggambar karakter kartun, men-tracing landmark legendaris seperti candi Borobudur atau menara Eiffel, hingga menciptakan pajangan rumah.

Bagian base sekaligus stand tampaknya merupakan rumah dari tongkat Yeehaw, memiliki dimensi 16x26x5-sentimeter dan bobot 672-gram. 360° Plate memberikan kita kesempatan menggambar objek di ruang bervolume 20x20x20-sentimeter. Yeehaw kabarnya dapat kompatibel ke iOS (minimal iPad 3 dan iPhone 4) serta Android, tersambung ke perangkat bergerak via konektivitas Bluetooth 4.0. Syarat lainnya adalah, device Anda harus mempunyai kamera beresolusi setidaknya 1,3-megapixel.

Proses pengendaliannya sangat mudah dan intuitif. Pengguna bisa memperoleh tampilan tiga dimensi penuh cukup dengan menggerakkan tongkat, memungkinkan kita menambahkan detail-detail kompleks pada gambar/objek. Lalu lewat app, Anda dapat menggunakan fungsi-fungsi edit esensial seperti undo/redo, zoom in/out, delete, mirror, stamp, memilih warna, serta menentukan mode gambar berbeda.

Jika sudah puas dengan hasilnya, karya tersebut bisa disimpan atau segera dicetak via Yeehaw 3D Printer, sehingga Anda dapat langsung memberi kejutan unik buat pasangan, anggota keluarga, atau teman-teman terdekat.

Selama kampanye crowdfunding masih berlangsung di Kickstarter, satu set Yeehaw Wand bisa Anda pesan seharga mulai dari US$ 100 (harga retail-nya ialah US$ 200). Mesin cetak 3D-nya sendiri dibanderol US$ 400. Produk ini rencananya akan mulai dikirimkan pada backer di bulan Februari 2018.

3D Pen Renegade Gunakan Botol Plastik Bekas Sebagai ‘Tintanya’

Konsep pena 3D printing banyak bermunculan di situs crowdfunding beberapa waktu lalu dan memperoleh perhatian besar, karena selain memberikan metode baru dalam berkreasi, umumnya produk ditawarkan di harga terjangkau. Para produsen menawarkan berbagai macam gimmick dan fitur, tapi 3D pen dari inventor Inggris ini terbilang spesial lantaran berbasis prinsip daur ulang.

Developer bernama Daniel Edwards itu mengaku, pulpen 3D printer Renegade ciptaannya bukanlah perangkat paling kecil, ramping, ringan ataupun 3D pen termurah. Ia tidak mempunyai kemampuan mengelas dan membakar kayu, serta tidak terkoneksi ke cloud. Namun ada satu hal istimewa yang cuma bisa dilakukan oleh Renegade: device menggunakan botol dan bahan-bahan plastik lain sebagai ‘tintanya’.

Renegade 3

Edwards berpendapat bahwa umumnya bahan-bahan filamen menuntut harga tinggi, mencapai US$ 200-250 per kilogram, padahal ada banyak plastik tak terpakai yang sebetulnya bisa dimanfaatkan. Meski menggunakan ‘bahan bekas’, pengembang berjanji tidak ada kompromi terhadap kemampuannya, dan hebatnya lagi: Renegade diklaim mendukung segala jenis material.

Renegade memiliki wujud layaknya versi besar pulpen bertubuh tabung, ada pilihan warna hitam dan putih. Tak seperti CreoPop, Renegade tidak aman untuk anak-anak karena memanfaatkan panas. Lewat mekanisme screw-feeder,  pulpen 3D printer ini didesain untuk menghancurkan dan melelehkan plastik, dipotong memakai unit shredder ChupaCut ataupun dari bahan filamen standar. Bagian sekrup mendorong plastik yang sudah melunak ke pipa semprot (nozzle), setelah itu, lelehan plastik akan kembali mengeras hingga jadi struktur kokoh.

Renegade 2

Untuk mengatasi masalah terkait pengisian filamen yang biasanya muncul di 3D pen, Renegade mengusung unit motor dan gearbox. Temperaturnya dapat disesuaikan mulai dari 50 sampai 320 derajat Celcius via controller, lalu kecepatannya juga dikendalikan lewat satu buah tombol. Tubuh Renegade sendiri tersusun atas bahan aluminium yang kuat buat menjaga komponen elektrik di dalam, dan didesain agar kompatibel ke bermacam-macam tipe bahan.

Menariknya, developer tak hanya fokus menciptakan hardware. Mereka juga menyiapkan platform online ‘ 3D Stencil Converter’ untuk mempermudah berkarya. Ia berfungsi buat mengubah gambar 2D menjadi stensil 3D. Caranya: pilih gambar, unggah, unduh stensilnya, dan Anda dapat mulai bekerja.

Satu set lengkap Renegade, berisi pulpen 3D printer serta penghancur botol plastik ChupaCut, bisa Anda pesan di situs Kickstarter seharga £ 90 atau kisaran US$ 120. Proses pengiriman khusus backer akan dilakukan di bulan Februari 2017.

Anak 10 Tahun Ciptakan Printer 3D Dari Lego dan K’nex

Saat ini, 3D printing serta proyek robotik open-source mempunyai hubungan cukup erat. Para penggemar robot seringkali menggunakan printer 3D untuk menciptakan komponen yang mereka butuhkan, dan terkadang, mainan robotik sederhana dipakai dalam membuat printer 3D. Dan karya unik ini membuktkan bahwa kreativitas sama sekali tidak dibatasi umur.

Diunggah lewat akun YouTube miliknya, Amogh Palasamudram memamerkan unit 3D printer buatannya sendiri, disusun dari mainan K’nex, komponen kit Lego Mindstorms EV3, dan pena 3D printing kelas entry-level. Kreasi DIY tersebut sudah cukup unik jika digarap oleh orang biasa, namun di mata khalayak awam, Amogh adalah individu yang cukup istimewa: ia baru berusia sepuluh tahun.

Ciptaannya itu memang sederhana namun sangat cerdik. Pertama, Amogh memanfaatkan kombinasi mainan K’nex serta balok Lego untuk membuat base cetakan serta membangun struktur menara (ada empat ‘tower‘) sebagai penahan bagian pulpen 3D printer. Tak hanya mencengkram, tower juga disematkan beberapa buah motor buat menggerakkan pena dalam tiga sumbu – yaitu X, Y dan Z.

Lego Mindstorm 3D Printer 2
Sang inventor memakai balok Lego, Lego Mindstorms EV3, K’nex dan pena 3D printer.

3D printer buatan sendiri itu mengusung semangat berkreasi berbekal Lego ke tingkatan selanjutnya, dan Amogh betul-betul hanya mau memakai objek-objek ‘rumahan’ untuk melengkapi karyanya; misalnya karet gelang buat memidahkan posisi pena 3D printing dalam poros X dan Y, serta sebuah cincin dengan sisi tepi yang tumpul, berfungsi mendorong tombol start di unit pena.

Komponen printer tidak bisa beroperasi tanpa controller, dan itulah peran dari kit Mindstorms EV3. Mainan ini menyimpan program buat menggerakkan pena 3D printer secara otomatis di atas platform saat perangkat sedang mencetak struktur tiga dimensi. App Mindstorms bertugas menyalakan dan menonaktifkan motor, serta memposisikan pena ke arah tertentu. Tiap objek 3D memerlukan satu set perintah berbeda – bisa diprogram dan diunggah ke EV3 sebelum proses cetak dimulai. Itulah mengapa Amogh perlu menyambungkan laptopnya ke device.

Setelah menentukan bentuk yang ingin dibangun, Anda tinggal mentransfernya ke EV3, kemudian prosedur cetak berjalan layaknya 3D printer biasa. Di video, sang inventor muda ini memanfaatkan filamen berbahan thermoplastic ABS. Material tersebut keras, serta cepat dingin dan mengering.

Anda dipersilakan membuat 3D printer ini sendiri dengan mengikuti instruksi yang Amogh siapkan di video demonstrasinya.

Via Digital Trends. Sumber: Instructables.

Mattel ThingMaker Bereinkarnasi Menjadi 3D Printer

Sebagai produsen mainan terbesar yang sudah berkiprah selama bangsa Indonesia merdeka, Mattel tentunya punya sejumlah produk legendaris. Salah satunya adalah Mattel View-Master, yang tahun lalu ‘dihidupkan’ kembali menjadi VR headset dan baru-baru ini dirombak jadi lebih sempurna.

Selain View-Master, masih ada perangkat lain dari Mattel yang tak kalah legendaris. Namanya ThingMaker. Populer di tahun 1960-an, perangkat ini pada dasarnya memungkinkan anak-anak untuk menciptakan mainannya sendiri, dengan cara menuangkan plastik cair ke cetakan untuk dipanaskan lalu didinginkan.

Selang setengah abad selanjutnya, Mattel sudah siap dengan reinkarnasi ThingMaker. Konsep dan fungsinya masih sama, yakni untuk membantu anak-anak menciptakan mainannya sendiri, namun tentunya dengan bantuan teknologi digital yang berlipat-lipat lebih canggih dari versi orisinilnya.

Mattel ThingMaker 3D Printer

Mattel ThingMaker generasi baru ini pada dasarnya merupakan sebuah 3D printer. Wujudnya tak jauh berbeda dari 3D printer lain, lengkap beserta sebuah jendela di sisi depan agar anak-anak dapat menyaksikan seluruh proses pembuatan mainan rancangannya sendiri.

Saya bilang “rancangan sendiri” karena ia memang datang bersama sebuah aplikasi pendamping berjuluk ThingMaker Design. Aplikasi ini cukup istimewa. Tak hanya karena didesain oleh tim Autodesk, tetapi juga karena mengemas interface yang sederhana sekaligus opsi kustomisasi yang amat lengkap.

ThingMaker Design bisa diakses lewat perangkat Android atau iOS. Anak-anak dapat mendesain mainannya dari nol, atau bisa juga memodifikasi template yang sudah ada. Berbagai tekstur dan warna bisa dipilih, dan aplikasi akan menampilkan mekanisme pergerakan mainannya saat sudah selesai dicetak dan dirakit nantinya.

Ke depannya, Mattel bahkan berencana untuk menawarkan template desain dari deretan franchise-nya yang sudah sangat populer, seperti Barbie dan Hot Wheels. Dengan kata lain, pengguna ThingMaker nantinya bisa mencetak boneka Barbie atau Hot Wheels-nya sendiri.

Mattel ThingMaker Design app

Selesai merancang, aplikasi akan meng-export hasilnya menjadi file siap cetak dan diteruskan menuju printer lewat Wi-Fi. Proses pencetakan akan berlangsung bagian per bagian. Setelah semuanya siap, anak-anak tinggal merakitnya menjadi satu mainan utuh yang bisa digerak-gerakkan.

Mattel ThingMaker memanfaatkan filamen berbahan PLA untuk mencetak. Berdasarkan laporan Gizmodo, warnanya amat bervariasi. Sejauh ini sudah ada dua lusin warna yang berbeda, dan mungkin saja bisa bertambah ke depannya, termasuk dari segi material.

3D printer memang sudah bukan barang unik lagi. Akan tetapi penawaran dari Mattel ini terdengar sangat menarik berkat kehadiran aplikasi pendamping yang sederhana dan sangat mudah digunakan.

ThingMaker 3D Printer rencananya akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini. Banderol harga yang ditetapkan adalah $300, cukup terjangkau untuk ukuran 3D printer. Aplikasi ThingMaker Design sendiri sudah bisa diunduh sekarang di Android dan iOS secara cuma-cuma.

Sumber: TechCrunch dan PR Newswire.

Dengan Porcelite, Membuat Kerajinan Keramik Jadi Jauh Lebih Mudah

Seni kerajinan tembikar telah ada semenjak 24 ribu tahun silam, dan pengetahuan mengenainya tetap terjaga hingga sekarang. Keterampilan tersebut mengalami perkembangan sangat pesat selepas ditemukannya alat pemutar. Dan 16 tahun memasuki abad ke-21, pottery sekali lagi mengalami sebuah evolusi berkat produk baru dari tim Tethon 3D ini.

Perusahaan asal Nebraska itu mengadopsi teknik 3D printing dan menerapkannya ke bidang kerajinan tembikar. Kreasi mereka adalah Porcelite, sebuah resin porselen yang kompatibel ke printer SLA atau DLP 3D. Porcelite bisa digunakan dengan segala macam printer 3D berbasis sinar ultraviolet, dan sang produsen mengklaim bahwa bahan unik tersebut sangat berguna baik untuk kalangan profesional maupun konsumen biasa.

Dengan mengombinasikan Porcelite dan 3D printer UV, Anda bisa menciptakan karya-karya yang sebelumnya mustahil dibuat berbekal peralatan pottery standar. Sangat mungkin bagi kita menggarap struktur-struktur kompleks. Keunikan dari Porcelite ialah, hasil cetak merupakan bahan keramik komposit utuh. Material cari ini berubah menjadi objek porselen padat begitu keluar dari ‘oven’.

Porcelite02

Tethon 3D juga mengungkapkan, keuntungan dari pemakaian printer SLA (stereolithography) atau DLP (digital light processing, hampir mirip dengan SLT) adalah kita dapat memperoleh hasil cetakan beresolusi tinggi. Tingkatan akurasinya ideal untuk keperluan intustri atau dalam pembuatan perhiasan. Penggunaannya sangat mudah, Anda hanya perlu mengukur takaran, mencampur dan menuangkannya secara manual ke printer.

Membahas spesifikasi Porcelite lebih detail, resin memiliki persentase penyusutan sebesar 14 sampai 17 persen di suhu 1150-1230 derajat Celcius. Setelah proses printing selesai, cetakan tersaji dalam keadaan ‘bisque’ – bertekstur matte halus layaknya keramik. Anda disarankan melapisnya lagi dengan layer kaca (glaze) supaya lebih kuat saat dicuci, dimasukkan ke microwave, atau ke lemari pendingin.

Porcelite01

Merupakan anggota korporat dari American Ceramic Society dan National Council on Education for the Ceramic Arts, Tethon 3D mempunyai reputasi cukup besar di ranah pendidikan seni tembikar. Mereka membuka kelas workshop buat perorangan atau grup, berlokasi di Omaha, Nebraska.

Tertarik tapi tidak mungkin mengunjungi tempat itu di waktu dekat? Anda (atau ditambah teman-teman lain) dapat latihan langsung dengan ahlinya via Skype – berdurasi satu jam, Anda menentukan sendiri jadwalnya.

Porcelite bisa dipesan di situs crowdfunding Kickstarter seharga US$ 200 per botol satu liter. Pengiriman kabarnya akan dilaksanakan di bulan Mei 2016 untuk backer di seluruh dunia.

Nexa3D NX1 Diklaim Sebagai 3D Printer Tercepat Saat Ini

Saat ini sudah ada banyak 3D printer yang bisa dibeli konsumen rumahan seperti kita. Namun terlepas dari keragamannya, masih ada satu problem yang terkadang bisa sedikit menjengkelkan: proses pencetakan yang lama. Di mata sebagian besar orang, ini bisa dibilang ‘penyakit’ umum 3D printer yang sudah dipasarkan sejauh ini.

Sebuah startup asal Itali, Nexa3D, ingin menawarkan solusi atas masalah tersebut. Lewat Kickstarter, mereka memperkenalkan Nexa3D NX1, yang diklaim merupakan 3D printer tercepat saat ini. Seberapa cepat? Hingga 40 kali lipat lebih cepat daripada 3D printer tradisional – yang kelas rumahan tentunya.

Kecepatan ini sanggup dicapai berkat teknologi rancangan Nexa3D sendiri yang mereka sebut dengan istilah LSPC (self-Lubricant Sublayer Photocuring). Kelebihannya tak sekedar mempercepat proses saja, tetapi juga diyakini bisa meningkatkan akurasi pencetakan di sumbu Z (X = panjang, Y = lebar, Z = tinggi).

Nexa3D NX1

Namun tetap saja, kecepatan-lah yang menjadi sorotan utama di sini. Secara spesifik, NX1 sanggup mencetak objek dengan tinggi 1 cm hanya dalam waktu sekitar satu menit – panjang dan lebar objek tentu juga berpengaruh terhadap prosesnya. Volume pencetakannya sendiri berkisar 120 x 90 x 200 mm, dengan resolusi sumbu XY mencapai angka 120 mikron.

Sayang, karena memakai teknologi buatannya sendiri, NX1 juga membutuhkan cartridge resin khusus yang cuma bisa dibeli dari sang pengembang. Pun demikian, sistem yang diusung cartridge berbentuk tabung ini cukup unik karena pengguna bisa melepas dan memasangnya dengan mudah.

Nexa3D NX1

Bagian menarik lain dari NX1 adalah, ia bisa digunakan tanpa harus tersambung ke komputer. Ia memanfaatkan jaringan Wi-Fi atau Ethernet untuk berkomunikasi dengan perangkat. Semisal aplikasinya tidak tersedia untuk tablet tertentu, pengguna tetap bisa melakukan pencetakan dengan sebuah web app yang disediakan – tersedia pula colokan USB untuk mencetak file yang tersimpan dalam flash disk.

Soal fisik, Nexa3D NX1 bukanlah sebuah 3D printer yang mungil. Bobotnya mencapai 15 kg, akan tetapi penampilannya sendiri terbilang sangat elegan – sepintas mirip seperti casing komputer kelas high-end.

Harga yang ditawarkan Nexa3D NX1 di Kickstarter adalah $1.485, dan akan naik menjadi $1.850 di luar masa kampanye. Namun mungkin karena harus ditenagai oleh cartridge yang sifatnya proprietary, 3D printer ini pun sejauh ini baru ditawarkan ke konsumen di benua Amerika dan Eropa saja.

OLO Ialah 3D Printer Pertama Untuk Smartphone Anda

Berkat upaya berbagai pihak, proses 3D printing pelan-pelan dapat dinikmati oleh konsumen awam. Kita telah melihat bermacam-macam pengembangannya: dari mulai versi portable hingga berwujud pena buat menggambar di udara. Jelmaan selanjutnya dari printer 3D adalah kreasi startup Itali Solido3D, di mana konsepnya benar-benar berkiblat pada gagasan mobile. Continue reading OLO Ialah 3D Printer Pertama Untuk Smartphone Anda

Peneliti Ciptakan 3D Printer Kaca, Sanggup Membuat Struktur yang Amat Kompleks

Sebagai produk yang ideal untuk divisi riset dan pengembangan, 3D printer juga banyak diteliti oleh para ahli guna mengembangkan potensinya. Kali ini sebuah tim asal MIT (Massachusetts Institute of Technology) membuat gebrakan baru dengan memperkenalkan metode 3D printing kaca. Continue reading Peneliti Ciptakan 3D Printer Kaca, Sanggup Membuat Struktur yang Amat Kompleks