Warung Pintar Expands to Banyuwangi

Warung Pintar announces its expansion to Banyuwangi. It is due to a similar vision between Warung Pintar and Banyuwangi regency to maximize micro business and tourism sector using technology.

Warung Pintar had established since November 2017. Entering the second year, Warung Pintar initiated various strategies for business development, such as acquiring Limakilo and expansion to new area.

Due to Banyuwangi regency’s transparency and the will to have better economy, Warung Pintar has opened 101 kiosks a month before launch, equipped with its services. Banyuwangi regency shows its support by forming special regulation to give opportunity for the owners to open kiosk in the government-owned public facility.

“In 2020, we’re confident that Banyuwangi’s economy will grow at 5.5 – 5.7 percent, above the national prediction at 5.1 – 5.5 percent. This has proven that the government understand public’s capacity and make an effort to realize it. The regency also bite this opportunity, for the first time, partners with startup, Warung Pintar,” Banyuwangi’s Regent, Abdullah Azwar Anas said.

warung pintar

In order to achieve the economy growth , Warung Pintar and Banyuwangi regency are to apply the hyperlocal strategy as local SMEs empowerment, such as coffee, dried banana, cassava chips, and other products in Warung Pintar Banyuwangi,” Warung Pintar’s Co-Founder and COO , Harya Putra.

Along within this partnership, the regency has held some events with Warung Pintar, such as Festival Juragan Pintar and Hackathon Pintar competition last March.

Warung Pintar is currently has more than 1,200 kiosks in Jakarta. The arrival in Banyuwangi marks their step to expand its business and connect more kiosks.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Warung Pintar Resmi Berekspansi ke Banyuwangi

Startup Warung Pintar mengumumkan kepastiannya berekspansi ke Banyuwangi. Ekspansi ini didorong oleh kesamaan visi antara Warung Pintar dan Pemkab Banyuwangi untuk memaksimalkan bisnis mikro dan sektor pariwisata dengan memanfaatkan teknologi.

Warung Pintar berdiri sejak November 2017 silam. Berjalan dua tahun, Warung Pintar mulai melancarkan berbagai macam strategi untuk pengembangan bisnis, salah satunya adalah akuisisi terhadap startup Limakilo dan ekspansi ke kota-kota baru.

Didukung keterbukaan Pemkab Banyuwangi dan semangat untuk memajukan perekominian, satu bulan sebelum peresmian Warung Pintar berhasil membuka 101 warung yang dilengkapi layanan-layanan dari Warung Pintar. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga memberikan dukungan dengan membuat regulasi khusus yang memberi kesempatan kepada pemilik warung membuka di fasilitas umum milik pemerintah.

“Tahun 2020 kami optimis ekonomi daerah Banyuwangi akan tumbuh di kisaran 5,5 – 5,7 persen, di atas prediksi ekonomi nasional yag hanya sebesar 5,1 – 5,5 persen. Ini merupakan bukti bahwa pemerintah mengerti kondisi dan kemampuan masyarakat sehingga berupaya keras untuk mewujudkannya. Pemkab Banyuwangi pun menggunakan kesempatan ini untuk, pertama kalinya, bekerja sama dengan startup, yaitu Warung Pintar,” terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Warung Pintar di Banyuwangi

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut Warung Pintar dan Pemkab Banyuwangi menerapkan strategi hyperlocal, berupa pemberdayaan UMKM setempat untuk berjualan di Warung Pintar dan menjadikan Warung Pintar sebagai pusat informasi pariwisata.

“Tak hanya berjualan produk kebutuhan sehari-hari, masyarakat dapat memperoleh produk UMKM setempat sepert kopi, sale pisang, keripik singkong dan produk olahan lainnya di Warung Pintar Banyuwangi,” terang Co-Founder dan COO Warung Pintar Harya Putra.

Masih dalam rangkaian kerja sama ini Pemkab Banyuwangi dan Warung Pintar telah menggelar beberapa acara, seperti Festival Juragan Pintar dan kompetisi Hackathon Pintar yang digelar akhir Maret silam.

Warung Pintar saat ini sudah memiliki lebih dari 1.200 warung di Jakarta. Kehadirannya di Banyuwangi ini menandai langkah Warung Pintar untuk memperluas binisnya dan menghubungkan lebih banyak warung.

Application Information Will Show Up Here

Banyuwangi Mall Siap Pasarkan Produk UMKM Lokal

Pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia terus menggeliat dari hari ke hari. Kini bukan hanya pihak swasta saja yang melirik, pemerintah daerah pun mulai menggali potensinya. Pemerintah kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kali ini mencoba memberdayakan e-commerce demi mendorong pertumbuhan UMKM lokal lewat mall online bernama Banyuwangi Mall.

Banyuwangi Mall digagas oleh Pemkab Banyuwangi dengan menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Peluncurannya dilaksanakan pada hari Rabu (20/4) kemarin di Banyuwangi oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni. Menteri BUMN Rini Soemarno juga turut hadir untuk menyaksikan peluncuran Banyuwangi Mall.

Dikutip dari Beritasatu, Rini mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi kehadiran digital marketplace [Banyuwangi Mall]. Ini merupakan sinergi antara BUMN dan pemerintah daerah (Pemda). Jadi sudah tidak ada sekat antara BUMN dan Pemda. Semuanya bekerja untuk kesejahteraan rakyat.”

Bersamaan dengan kehadiran Banyuwangi Mall, Pemkab Banyuwangi juga memfasilitasi pembentukan Rumah Kreatif. Tugas utamanya adalah untuk mengelola operasional Banyuwangi Mall, mulai dari administrasi hingga kegiatan pemotretan produk. Rumah Kreatif ini digawangi oleh empat orang anak muda asal Banyuwangi, yakni Sari, Fatah Rohmansah, Fathurrachman dan Achmad Zaini.

“Pekerjaan kami di sini [adalah] untuk update konten yang ada di Banyuwangi Mall. Monitoring transaksi dari customer ke seller, juga sosialisasi pihak UMKM untuk dilatih dalam pemanfaatan Banyuwangi Mall ke digital marketing seperti sosial medianya,” ujar Sari.

Pun demikian, empat anak muda tersebut tidak sendirian dalam mengelola Banyuwangi Mall ini. Mereka mendapat pendampingan dari Rumah Klinik Koperasi dan UMKM yang merupakan program milik Pemkab Banyuwangi untuk mendampingi penggiat UMKM secara online maupun tatap muka.

Anas menyebutkan bahwa pasar utama e-commerce ini adalah untuk kelas menengah yang mengeluarkan rata-rata dana konsumtif Rp 60 ribu – Rp 300 ribu sehari. Menariknya, baru tiga jam Banyuwangi Mall diluncurkan, tercatat sudah ada 194 transaksi dengan nilai mencapai Rp 51 juta.

“Ini [adalah] upaya kami melindungi dan mendorong UMKM Banyuwangi. […] Selama ini banyak produk Banyuwangi secara direct masuk ke pasar potensial seperti Yogyakarta, Bali, Jakarta dan pelosok negeri lainnya dibajak dan dikatakan sebagai UMKM luar kota. Banyuwangi Mall tentu memperjelas pasar, memperlebar keuntungan para produsen dan mempersingkat rantai distribusi,” kata Anas dilansir oleh Detik.

Saat ini, dalam Banyuwangi Mall sudah ada 45 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dijadikan sebagai pilot project. Produk yang dipasarkan pun beragam, mulai dari kerajinan tangan hingga produk buah-buahan. Sedangkan BNI sendiri berperan dalam membantu promosi ke jaringan nasabahnya dan menyediakan pilihan pembayaran melalui fasilitas e-payment seperti BNI Debit Online, BNI SMS Payment, BNI VA Payment, dan juga BNI Kartu Kredit.