LG Watch W7 Adalah Smartwatch Wear OS dengan Elemen Mekanis Jam Tangan Tradisional

Salah satu alasan klise yang dilontarkan konsumen yang enggan membeli smartwatch adalah, mereka menginginkan smartwatch yang tampak seperti jam tangan normal. Mereka memang punya banyak pilihan smartwatch analog, tapi tanpa adanya layar, tentu saja fitur dan informasi yang dapat disajikan sangatlah terbatas.

Solusinya, menurut LG, adalah mengadopsi sistem hybrid. Hybrid di sini maksudnya adalah perpaduan elemen mekanis jam tangan tradisional dengan layar sentuh. Dari situ lahirlah LG Watch W7, smartwatch pertama LG sejak LG Watch Sport dan Watch Style yang dirilis di awal tahun 2017, yang diungkap berbarengan dengan LG V40 ThinQ.

Elemen mekanis itu diwakilkan oleh sistem pergerakan buatan pemasok komponen horologi asal Swiss, Soprod SA, serta jarum jam dan menit fisik yang semuanya bergerak secara mandiri tanpa bergantung sistem elektronik milik W7. Persis di bawah jarum jam dan menit itu ada panel OLED 1,2 inci beresolusi 360 x 360 pixel.

LG Watch W7

Sebelum LG, sebenarnya sudah ada startup asal Swiss yang mengimplementasikan sistem hybrid serupa, yakni MyKronoz. Bedanya, LG Watch W7 merupakan smartwatch Wear OS, dan itu berarti fitur-fitur yang ditawarkan sama persis seperti smartwatch Wear OS lain, termasuk desain baru yang Google ungkap belum lama ini.

Adanya jarum penunjuk waktu fisik berarti W7 bakal kelihatan sangat mirip seperti jam tangan tradisional. Namun di saat yang sama, jarum tersebut bisa mengganggu visibilitas, terutama ketika perangkat sedang menampilkan notifikasi.

LG sudah menyiapkan solusinya, meski kesannya kurang elegan: saat tombol atasnya ditekan, jarum jam dan menitnya akan bergeser ke posisi angka 3 dan 9, diikuti oleh tampilan display yang bergerak naik sedikit. Harapannya, teks yang tengah ditampilkan bisa terbaca lebih jelas.

LG Watch W7

Namun hal yang paling menyebalkan dari W7 adalah spesifikasinya. LG masih menggunakan chipset Snapdragon Wear 2100, bukan Snapdragon Wear 3100 yang baru saja dirilis dan menjanjikan peningkatan efisiensi baterai yang cukup signifikan.

Alhasil, W7 hanya bisa digunakan selama 2 hari sebelum perlu diisi ulang baterainya. Kehadiran elemen mekanis itu tidak banyak membantu kecuali pengguna menonaktifkan mode smartwatch (layarnya mati total), di mana baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 100 hari dalam mode jam tangan biasa ini.

LG Watch W7

Yang lebih mengejutkan lagi, fitur fitness tracking yang ditawarkan W7 jauh dari kata komplet. Tidak ada heart-rate sensor di sini, demikian pula GPS. LG juga tidak menyematkan NFC maupun konektivitas LTE pada W7.

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa nilai jual utama LG Watch W7 adalah aspek estetikanya. Itu juga yang menjadi alasan mengapa harganya tergolong mahal: $450, ketika dipasarkan mulai 14 Oktober nanti.

Sumber: CNET dan SlashGear.

Pasangkan Strap Ini, Anda Bisa Foto-Foto Menggunakan Apple Watch

Masih ingat dengan Galaxy Gear, smartwatch perdana Samsung yang dirilis di tahun 2013? Kiprahnya memang tidak sesukses penerusnya, akan tetapi Galaxy Gear rupanya meninggalkan kenangan yang membuat sebagian orang susah move on. Kenangan tersebut adalah kamera yang terintegrasi ke dalam strap.

Tiga tahun berselang, sebuah startup asal Israel bernama Glide rupanya ingin mengobati kerinduan mereka akan kepraktisan yang ditawarkan kamera milik Galaxy Gear. Namun mengingat produk tersebut sudah pensiun sekarang, mereka ganti melirik Apple Watch.

Buah pemikirannya adalah CMRA, sebuah strap berbahan silikon untuk Apple Watch yang mengemas bukan cuma satu, melainkan dua modul kamera sekaligus: 8 megapixel dan 2 megapixel yang menghadap tepat ke wajah pengguna ketika pergelangan tangan diangkat – sangat berguna untuk video call. Keduanya berukuran cukup kecil dan tidak terlalu menonjol seperti milik Galaxy Gear.

CMRA ditawarkan dalam empat pilihan warna / Glide
CMRA ditawarkan dalam empat pilihan warna / Glide

Pengoperasiannya mengandalkan sebuah tombol kapasitif yang berada tepat di bawah kamera 8 megapixel-nya. Meski layar Apple Watch yang menjadi viewfinder-nya, CMRA sebenarnya tersambung ke iPhone lewat Bluetooth, dan foto serta video yang diambil akan langsung diteruskan ke iPhone sekaligus disimpan ke dalam memory internalnya yang berkapasitas 8 GB.

Kualitas gambarnya tentu tidak boleh disamakan dengan iPhone, tapi setidaknya masih pantas dibagikan ke media sosial. Hasil foto dan videonya kemungkinan juga bisa lebih bagus daripada smartphone kelas budget mengingat sensor yang dipakai adalah buatan Sony. Terdapat indikator LED yang akan menyala ketika kamera sedang aktif digunakan.

Charger-nya berfungsi untuk mengecas baterai milik CMRA dan Apple Watch secara bersamaan / Glide
Charger-nya berfungsi untuk mengecas baterai milik CMRA dan Apple Watch secara bersamaan / Glide

CMRA juga mempunyai unit baterainya sendiri, dan ia datang bersama sebuah docking charger yang dapat mengecas baterai milik CMRA beserta Apple Watch sekaligus. Dalam satu kali charge, CMRA bisa mengambil setidaknya seratusan foto atau video berdurasi 30 menit.

Kekurangannya? CMRA belum siap dipasarkan secara massal. Glide sejauh ini baru menerima pre-order, dan distribusi diperkirakan baru bisa berlangsung mulai musim semi 2017. Selama pre-order, harganya dipatok $149, $100 lebih murah ketimbang harga retail-nya.

Sumber: Re/code dan CMRA.

Pal Strap Hadirkan Fungsi GPS dan Daya Baterai Ekstra untuk Pebble Time

Salah satu keunikan Pebble Time adalah konektor Smartstrap, dimana pengembang pihak ketiga bisa menciptakan aksesori guna menambah fungsionalitas smartwatch tersebut. Dari situ pun muncul sejumlah Smartstrap inovatif, seperti misalnya Tylt Vu yang sempat kita bahas sebelumnya.

Kini ada Smartstrap lain yang mencoba menawarkan fungsionalitas berbeda. Namanya Pal Strap, dan tujuannya adalah menyajikan fungsi GPS pada Pebble Time sehingga pengguna dapat memakainya untuk memonitor kecepatan, jarak tempuh, elevasi maupun rute tanpa perlu tersambung smartphone.

Dengan Pal Strap, Pebble Time bisa memonitor beragam aktivitas tanpa harus tersambung ke smartphone / Pal Strap
Dengan Pal Strap, Pebble Time bisa memonitor beragam aktivitas tanpa harus tersambung ke smartphone / Pal Strap

Sebelum ini, Pebble Time harus mengandalkan GPS milik smartphone apabila hendak memonitor parameter-parameter di atas. Selain merepotkan, cara ini jelas menguras baterai smartphone. Dengan Pal Strap, semua itu tak lagi menjadi masalah.

Desain Pal Strap cukup ringkas, dengan bobot hanya 65 gram jika digabungkan dengan Pebble Time. Dirinya telah mengantongi sertifikasi IPX7, yang berarti cipratan air tidak akan mempengaruhi kinerjanya. Meski demikian, pengembangnya tidak menyarankan untuk dipakai berenang.

Pal Strap dapat di-charge bersama Pebble Time tanpa perlu dilepas terlebih dulu / Pal Strap
Pal Strap dapat di-charge bersama Pebble Time tanpa perlu dilepas terlebih dulu / Pal Strap

Selain menambahkan fungsi GPS, Pal Strap juga siap menyuplai daya baterai ekstra untuk Pebble Time. Kapasitas 250 mAh yang diusungnya sanggup menambahkan daya tahan baterai hingga 7 hari lamanya, atau seandainya diperlukan, bisa memonitor menggunakan GPS selama 24 jam. Saat baterainya habis, Pal Strap bisa langsung di-charge bersama Pebble Time tanpa perlu dilepas terlebih dulu.

Seperti Pebble Time, Pal Strap juga ditawarkan lewat situs crowdfunding Kickstarter. Konsumen yang tertarik bisa memilih pledge terendah senilai $79. Ia hadir dalam enam pilihan warna yang berbeda: biru, hijau, merah, putih, abu-abu dan kuning.

Google Luncurkan MODE, Strap Smartwatch dengan Mekanisme Lepas-Pasang yang Sangat Mudah

Meski menawarkan opsi kustomisasi lewat strap yang bisa dilepas-pasang, nyatanya tiap-tiap smartwatch Android Wear punya mekanisme yang agak berbeda satu sama lain. Google pun mencoba menawarkan sebuah solusi universal yang bisa diaplikasikan pada mayoritas smartwatch Android Wear.

Bekerja sama dengan Hadley-Roma, mereka memperkenalkan MODE, sebuah lini aksesori (strap) untuk smartwatch Android Wear dengan konsep “snap-and-swap”. Konsep ini menarik karena apapun smartwatch Android Wear yang Anda pakai – selama ia kompatibel – mekanisme pelepasan dan pemasangan strap-nya sama persis.

MODE terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah sebuah batang kecil yang dipasangkan pada sisi atas dan bawah smartwatch. Batang tersebut menjadi cantolan untuk strap. Strap-nya sendiri dilengkapi mekanisme pengait yang bisa dikunci atau dilepas dengan satu klik saja.

Mekanisme lepas-pasang strap MODE pada smartwatch Android Wear / Google
Mekanisme lepas-pasang strap MODE pada smartwatch Android Wear / Google

MODE datang dalam empat pilihan ukuran: 16 mm, 18 mm, 20 mm dan 22 mm. Ia kompatibel dengan Moto 360 2nd Gen, Asus ZenWatch dan ZenWatch 2, Huawei Watch, LG Watch Urbane dan G Watch R, serta Samsung Gear Live. Menariknya, MODE juga diklaim kompatibel dengan arloji biasa.

Sayangnya sejauh ini MODE baru tersedia untuk pasar Amerika Serikat saja. Harganya berkisar antara $50 – $60, tergantung materialnya, apakah silikon atau kulit. Di saat yang sama, Google juga membuka kesempatan bagi brand luar yang tertarik menciptakan rancangan strap MODE versinya sendiri.

Sumber: Android Blog.

Berkat Band Adapter, Samsung Gear S2 Kini Kompatibel dengan Strap Arloji Standar

Estetika dan kustomisasi merupakan dua elemen penting yang harus ditawarkan smartwatch di samping fungsionalitas. Itulah mengapa pabrikan smartwatch tidak segan berkolaborasi dengan sosok ternama di dunia fashion. Kalau Apple bekerja sama dengan Hermes, Samsung menggandeng maestro desain asal Itali, Alessandro Mendini.

Akan tetapi inisiatif tersebut rupanya masih belum cukup. Kini Samsung punya cara lain untuk memberikan opsi kustomisasi yang lebih lengkap bagi para pengguna Gear S2 dalam wujud Band Adapter.

Sesuai namanya, aksesori ini dirancang supaya Gear S2 bisa kompatibel dengan strap arloji standar yang berukuran 20 mm. Band Adapter terbuat dari material stainless steel yang kokoh, dan dua pilihan warnanya menjadikan ia makin serasi dengan Gear S2.

Cara pemakaian Gear S2 Band Adapter / Samsung
Cara pemakaian Gear S2 Band Adapter / Samsung

Cara pemakaiannya pun sangat mudah: lepas strap asli milik Gear S2, lalu tancapkan Band Adapter di masing-masing sisi Gear S2. Dari situ pengguna tinggal mengaitkan strap arloji standar maupun strap milik Gear S2 Classic yang hendak dipakai dengan mudah.

Sejauh ini Gear S2 Band Adapter baru dipasarkan di tiga negara saja, yakni Jerman, Singapura dan Afrika Selatan, namun Samsung berjanji untuk membawanya ke lebih banyak kawasan dalam waktu dekat.

Sumber: Samsung.

Aksesori Ini Bantu Awetkan Daya Tahan Baterai Apple Watch

Buat para pengguna iPhone, Apple Watch tentu saja merupakan smartwatch yang paling ideal, terutama jika nilai estetika selalu menjadi prioritas utama. Pun demikian, masih ada satu hal yang mengganjal yang menyebabkan beberapa konsumen enggan untuk membelinya: baterai Apple Watch kurang awet. Continue reading Aksesori Ini Bantu Awetkan Daya Tahan Baterai Apple Watch

Dengan Aksesori Ini, Smartwatch Anda Bisa Dikendalikan via Gesture

Sejatinya ada tiga cara dalam mengoperasikan smartwatch: lewat layar sentuhnya, lewat tombol atau kenop fisik seperti digital crown milik Apple Watch, atau lewat gesture seperti yang ditawarkan Android Wear dalam update terbarunya beberapa waktu yang lalu. Continue reading Dengan Aksesori Ini, Smartwatch Anda Bisa Dikendalikan via Gesture