Microsoft Pensiunkan Aplikasi Keyboard, Word Flow

Tahun lalu Microsoft meramaikan persaingan piranti lunak keyboard dengan meluncurkan Word Flow ke platform iOS. Dalam hal fungsi, Word Flow menawarkan kegunaan yang sama namun dengan fitur dan teknologi yang berbeda dibandingkan aplikasi sejenis lainnya. Tak lama setelah itu, Microsoft secara mengejutkan membeli pengembang di balik SwiftKey yang juga merupakan aplikasi keyboard populer di Android.

Sadar betul kedua aplikasi berpotensi saling “membunuh”, Microsoft membuat lompatan pintar dengan menarik Word Flow dari lapak dan situs resminya. Pengguna yang menuju ke sana bakal mendapati pemberitahuan bahwa uji coba telah usai dan mereka disarankan untuk mengunduh aplikasi lainnya, apalagi kalau bukan SwiftKey, anak emas sesungguhnya.

Pasca diakuisisi oleh Microsoft, SwiftKey berkembang pesat berkat dukungan infrastruktur dan tim yang solid. Secara berkala mereka terus melahirkan fitur-fitur baru dan perbaikan performa. Salah satu yang disorot adalah pengembangan integrasi antara Word Flow dan mesin prediksi kepunyaan SwiftKey. Fakta lainnya, bahwa Word Flow adalah aplikasi asli Windows Phone, jadi cukup masuk akal mengapa Microsoft memilih untuk menghentikannya mengingat sistem operasi tersebut tidak lagi secara aktif dikembangkan oleh raksasa Redmond.

Word Flow sendiri sejatinya bukan aplikasi pertama garapan Garage yang menemui “ajal” lebih cepat. Sebelum ini ada aplikasi bernama Cache yang juga dilahirkan oleh Microsoft Garage yang tumbang lebih dulu. Kendati pihak Microsoft tak menampik adanya kemungkinan menghidupkan kembali Cache di masa mendatang.

Sumber berita Fortune.

Garap Aplikasi Keyboard Baru untuk Windows 10, Microsoft Adopsi Teknologi di SwiftKey

Build 16212 untuk sistem operasi Windows 10 PC dalam program Windows 10 Insider yang meluncur beberapa hari yang lalu mengungkapkan beberapa hal penting yang belum banyak diketahui oleh publik. Disebutkan bahwa Build 16212 mengandung referensi ke Composable Shell yang sedang digarap oleh Microsoft, dan salah satu bagian di dalamnya adalah sebuah keyboard baru.

Menurut WindowsCentral, build tersebut membeberkan komponen Cshell TextInput yang akan berbasiskan pada SwiftKey, aplikasi keyboard Android yang diakuisisi oleh Microsoft pada bulan Februari tahun lalu, masih ingat? Nah, Microsoft diyakini mencoba memanfaatkan kehebatan teknologi prediksi neural net di SwiftKey ke dalam aplikasi keyboard baru, namun karena menjadi bagian dari Composable Sheel, maka ini bukan untuk perangkat mobile melainkan ditujukan untuk perangkat Windows 10.

Di sisi lain, pengembangan aplikasi kemungkinan digarap oleh tim yang mengerjakan WordFlow, aplikasi keyboard mobile lainnya. Sehingga aplikasi keyboard baru ini diyakini akan punya banyak kesamaan dengannya.

Lebih jauh sumber di atas mengatakan bahwa aplikasi keyboard ini tak hanya akan mengadopsi kecerdasan SwiftKey, tapi juga menyuguhkan dukungan swipe typing dan juga aksesoris Pen. Selebihnya, masih tersimpan rapi di tim internet Microsoft. Pengembangan lebih jauh diyakini sedang dikerjakan oleh Microsoft saat ini, dan mungkin baru beberapa pekan ke depan kita bisa mendapatkan perkembangan terbaru. Pun demikian, kehadirannya di Insider build bukan berarti aplikasi benar-benar akan digulirkan di update Windows 10 Fall Creators, atau bahkan mungkin tidak di tahun ini.

Sumber berita SoftPedia dan header ilustrasi SwiftKey.

SwiftKey Versi iOS Tampil Lebih Rapi dan Diperkaya Tema Animasi

Aplikasi keyboard kepunyaan Microsoft, SwiftKey memperoleh pembaruan anyar yang ditujukan untuk platform iOS. Pembaruan ini disebut merupakan salah satu pembaruan besar yang pernah dihadirkan. Menghadirkan sejumlah hal baru dan dukungan bahasa hingga kini total bahasa terdukung mencapai 106 bahasa.

Perubahan pertama, SwiftKey dirancang ulang sehingga tampak berbeda dari sebelumnya. Dipoles tema bergaya Nickel Light dan Nickel Dark baru, SwiftKey secara default tampil lebih datar, bersih dan juga tombol yang sedikit lebih lebar. Skema warna juga terlihat lebih ringkas yang disempurnakan oleh tampilan ikon lebih menarik.

Tetapi jika Anda merasa tampilan di atas masih belum cukup bagus, pengembang SwiftKey juga sudah memperkaya pilihan tema yang kini menampilkan efek animasi tepat di bawah tombol-tombol keyboard. Dua pilihan tema animasi yang bisa dijumpai antara lain Cogs dan ZigZag. Tapi jika ditotal, SwiftKey telah menghadirkan 6 tema animasi baru yang bisa diterapkan ke keyboard.

Di samping segi tampilan, SwiftKey juga memperoleh pengayaan dalam hal dukungan bahasa. Pilihan bahasa baru dapat dijumpai di menu Language yang uniknya kini pengguna bisa memilih lebih dari satu bahasa default yang nantinya bakal membantu akurasi saran kata dan perbaikan otomatis.

SwiftKey sendiri merupakan aplikasi keyboard yang sangat populer di platform Android dan iOS. Popularitasnya makin sulit dibendung setelah Microsoft – perusahaan yang mengakusisinya di bulan Februari tahun lalu menggratiskan seluruh tema premium yang tadinya hanya bisa dipakai dengan membayar sejumlah uang.

SwiftKey untuk iOS versi 2.0.0 kini sudah bisa diunduh langsung dari App Store.

Sumber berita SwiftKey.

Update Gboard untuk iPhone Hadirkan Fitur Voice Typing dan Google Doodles

Gboard, terlepas dari fitur-fitur yang ditawarkannya, merupakan aplikasi keyboard yang cukup kontroversial. Bagaimana tidak, ia dikembangkan oleh Google, tapi Google malah merilisnya lebih dulu di iOS ketimbang Android. Dan kini, update terbarunya juga lebih dulu datang untuk versi iOS-nya.

Entah apa yang menjadi dasar keputusan Google, tapi yang pasti update ini menghadirkan sejumlah fitur yang cukup menarik. Yang paling utama adalah voice typing atau dictation, dimana pengguna dapat menyentuh dan menahan tombol space bar, lalu mendiktekan apa yang hendak ditulisnya. Kehadiran fitur ini sejatinya bisa menempatkan Gboard di level yang sama dengan aplikasi keyboard lain.

Dukungan bahasa juga ikut bertambah. Kini ada 15 bahasa baru yang didukung Gboard, namun sayang sekali Indonesia masih belum termasuk – yang berarti fitur dictation tadi masih belum bisa dipakai apabila kita mengucapkan kata-kata dalam bahasa Indonesia. Selagi menunggu, mungkin pengguna Gboard di tanah air bisa lebih sering memanfaatkan emoji, apalagi mengingat Gboard kini telah mendukung semua emoji baru yang datang bersama iOS 10.

Tampilan Google Doodles pada Gboard / Google
Tampilan Google Doodles pada Gboard / Google

Fitur terakhir dan yang tak kalah menarik adalah dukungan Google Doodles. Jadi di hari-hari ketika ada Doodle, icon Google yang berada di atas keyboard akan beranimasi sebagai pertanda. Sentuh tombol tersebut, maka Doodle hari itu akan langsung muncul dan Anda bisa mencari tahu mengenainya lebih lanjut.

Fitur-fitur ini sudah bisa Anda nikmati pada Gboard versi 1.3.0, tapi sayang masih belum ada informasi kapan versi Android-nya juga akan menerima jatah yang sama.

Sumber: Google Blog.

SwiftKey Kini Gratiskan Tema-tema Premiumnya

Mulai 1 Desember kemarin, aplikasi pihak ketiga SwiftKey menggratiskan semua tema untuk pengguna Android dan iOS. Pengguna Android dapat mengakses tema dengan men-tap ikon hamburger untuk menuju SwiftKey Hub. Di panel Theme, ada lebih dari 100 tema tersedia tanpa biaya, memungkinkan pengguna untuk mempercantik tampilan dan warna keyboard mereka.

Sejak digratiskan dua tahun lalu, SwiftKey harus mencari cara lain untuk menguangkan aplikasinya. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menawarkan tema berbayar yang memungkinkan pengguna memperoleh tampilan keyboard berbeda.

Sekarang, semua tema-tema yang tadinya premium dapat dinikmati secara cuma-cuma. Ada lebih dari 100 tema premium dapat dijumpai tanpa biaya sepeserpun. Kebijakan baru ini memang bertepatan dengan musim liburan, tapi tema gratis ini tidak hanya untuk sehari tapi untuk selamanya! Mulai dari sekarang sampai seterusnya, SwiftKey tidak akan mengenakan biaya apapun kepada pengguna yang ingin mempercantik keyboard-nya.

SwiftKey sendiri tidak menyebutkan apa rencana mereka untuk menguangkan aplikasi. Tampaknya, kebijakan ini banyak dipengaruhi oleh statusnya yang kini dimiliki oleh perusahaan raksasa Microsoft sejak Februari silam. Tetapi saya khawatir kebijakan ini menimbulkan konsekuensi lainnya.

Setelah diakuisisi oleh Microsoft, tim di belakang SwiftKey terhubung oleh garis komando langsung dari sang pemilik. Bukan tak mungkin setelah ini tim tersebut akan mendapatkan tugas baru untuk mengerjakan proyek-proyek masa depan Microsoft. Kira-kira dampaknya kita mungkin akan semakin jarang menemukan update terbaru untuk SwiftKey, tidak seperti ketika tim hanya fokus ke pengembangan aplikasi. Tapi, kita lihat ke depannya bagaimana.

Application Information Will Show Up Here

 

Sumber berita SwiftKey.

Aplikasi BlackBerry Keyboard untuk Android Diperkaya Sejumlah Fitur Baru

Aplikasi keyboard untuk Android buatan BlackBerry baru saja diganjar update anyar yang membuatnya makin kaya dengan fitur-fitur baru. Fitur pertama, kini BlackBerry Keyboard memisahkan kata yang dipelajari dari penggunaan personal dengan kata-kata yang digunakan untuk pekerjaan. Tidak dijelaskan bagaimana cara kerjanya, namun fitur ini menjadi penambahan yang cukup menarik.

Berikutnya, pembaruan juga memungkinkan pengguna menggunakan gesture untuk melakukan beberapa tindakan, salah satunya swipe untuk menghapus ketikan yang salah. Penambahan fitur ini terbilang terlambat, pasalnya sejumlah aplikasi serupa sudah sejak pertama memberikan dukungan gesture. Tapi, terlambat tentu lebih baik ketimbang tidak sama sekali.

Lanjut, BlackBerry Keyboard untuk Android juga mendapatkan fitur cepat untuk mengganti bahasa. Pengguna dapat mengatur sebuah kunci untuk menjadi bahasa default, atau menggunakan bar space untuk mengubahnya secara instan. Namun fitur ini baru dapat digunakan oleh perangkat yang menjalankan sistem operasi Android 5.0 Lollipop.

Untuk menjumpai fitur-fitur baru tersebut, Anda cukup melakukan update melalui aplikasi Play Store di perangkat masing-masing.

Screenshots-from-BlackBerry-Keyboard-for-Android (1)

Aplikasi BlackBerry Keyboard cukup populer di kalangan Android, terutama mereka yang juga punya kekaguman dengan BlackBerry. Salah satu fitur yang digemari adalah Flik Typing dan juga kemampuannya untuk mempelajari kebiasaan pengguna selama menggunakan aplikasi, membantu kecepatan ketikan dengan memberikan saran kata demi kata berikutnya secara akurat. Keyboard peka terhadap sentuhan, mengoptimalkan akurasi, kenyamanan ergonomis, dan juga kontrol yang presisi.

Sumber berita CrackBerry dan gambar header Phandroid.

Application Information Will Show Up Here

Ditenagai Kecerdasan Buatan, Aplikasi Keyboard TypeTalk Mampu Lahap Input Suara dengan Akurat

Baidu memang tak begitu populer di pasar Amerika Serikat, tapi di Tiongkok mereka menguasai 80% pangsa pasar pencarian internet dan menjadi salah satu perusahaan internet beromzet terbesar di sana. Seperti halnya Google dan Microsoft, Baidu juga memiliki divisi pengembangan teknologi bernama Baidu Research yang belakangan fokus pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Hasilnya adalah berupa aplikasi keyboard bernama TypeTalk yang secara resmi diumumkan.

TypeTalk sejatinya sudah melenggang ke Play Store basis dari jutaan aplikasi Android sejak bulan Juli lalu. Kawasan Amerika Serikat menjadi tujuan pasarnya. Dari pantauan Dailysocial, TypeTalk memang belum dapat dijumpai yang tampaknya disebabkan oleh batasan itu.

Typetalk_1

Beberapa saat setelah diluncurkan, TypeTalk mendapatkan jatah pembaruan mayor pada hari Senin kemarin. Berbeda dengan Swype, Google Keyboard, Go Keyboard atau SwiftKey, melalui TypeTalk Baidu ingin meminimalkan penggunaan jari dalam menulis pesan. Mereka menambahkan ikon mikrofon yang dibubuhi label “Speak now.” Menurut Baidu, hampir semua aplikasi keyboard dilengkapi tombol mikrofon, bedanya mereka menempatkan tombol ini di urutan terdepan yang merupakan konsep dasar TypeTal, yakni sebagai aplikasi keyboard voice-centric alias aplikasi keyboard yang berfokus pada perintah suara.

Perencanaan Baidu bukan sesuatu yang mengada-ada. Hampir semua perangkat Android tiba dengan dukungan voice-to-text. Tapi berkat teknologi kecerdasan buatan Deep Speech yang terbenam di TypeTalk, membuat kemampuan tersebut meningkat tajam, jauh lebih akurat dan mampu belajar dari waktu ke waktu seiring penggunaannya.

Tak hanya itu, TypeTalk juga dibekali fitur pendeteksi kesalahan, sebuah komponen yang digodok oleh tim TypeText untuk meminimalisir kesalahan transkrip. Teknologi ini mampu memangkas waktu yang dibutuhkan untuk menemukan kata yang keliru dan melakukan perbaikan secara otomatis. Dengan pengembangan terbarunya, mesin transkrip TypeText mampu mengurangi kesalahan hingga 20,4%.

typetalk_2

Kendati mendahulukan input suara, namun TypeTalk tetap dapat dipergunakan secara manual menggunakan ketikan jari seperti cara lama. Berbagai pilihan tema juga tersedia untuk dicoba.

Sumber berita Venturebeat dan gambar header Fueladdicts.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Keyboard Microsoft Word Flow Kini Dibekali Integrasi Mesin Pencari Bing

Berbekal fitur One-Handed Mode yang bisa dikustomisasi, Microsoft Word Flow merupakan salah satu aplikasi keyboard iPhone yang menarik untuk dicoba. Tapi Microsoft bukan satu-satunya yang mencuri perhatian pengguna iOS melalui sebuah aplikasi keyboard, Google juga lewat Gboard.

Seakan tidak terima, Microsoft baru-baru ini merilis World Flow versi 2.0 yang dibekali seabrek fitur baru. Utamanya adalah integrasi Bing, sehingga pengguna pada dasarnya bisa melakukan pencarian dari dalam aplikasi apapun selama keyboard bisa dimunculkan, sama seperti yang ditawarkan Gboard.

Fitur ini bisa diakses dengan mengusap dari sisi ujung layar. Fitur pencariannya juga mencakup gambar, emoji, beserta animasi GIF. Menariknya, Word Flow juga akan memberikan rekomendasi GIF yang sesuai dengan teks yang pengguna tuliskan. Melengkapi semua itu adalah fitur pencarian kontak untuk mempermudah proses berbagi.

Word Flow versi 2.0 juga tidak mau menyia-nyiakan fitur 3D Touch yang dimiliki iPhone 6S dan 6S Plus. Jadi ketika pengguna ‘menekan’ layar, mereka lalu bisa menggeser jarinya ke kiri atau kanan untuk menggerakkan kursor, persis seperti yang ditawarkan keyboard bawaan iOS. Yang sedikit membedakan, di sini pengguna juga bisa menggeser ke atas atau bawah untuk menggerakan kursor dengan lebih cepat lagi.

Terlepas dari itu, pembaruan ini masih belum cukup untuk menyaingi karisma Gboard. Pasalnya, Microsoft Word Flow sampai detik ini masih belum tersedia secara global, sementara Gboard sudah bisa diunduh dari App Store versi Indonesia.

Sumber: VentureBeat.

SwiftKey Rilis Swiftmoji, Mampu Prediksi Emoji yang Sesuai dengan Konteks Pesan Anda

Setelah bertahun-tahun mematangkan teknologi prediction engine-nya, SwiftKey kini sudah siap untuk meluncurkan aplikasi baru di bawah ‘bos’ baru mereka yaitu Microsoft. Dijuluki Swiftmoji, tentunya Anda sudah bisa menebak keunggulannya apa, bukan?

Ya, tebakan Anda tidak salah, Swiftmoji bisa dianggap sebagai SwiftKey tapi untuk emoji. Kalau SwiftKey berusaha memprediksi kata-kata apa yang akan Anda ketikkan selanjutnya, Swiftmoji akan memprediksi emoji apa yang bakal Anda cantumkan.

Swiftmoji menggunakan basis teknologi prediction engine yang sama seperti SwiftKey. Ia akan mencoba memahami konteks terkait apa yang Anda ketikkan dan merujuk pada tren penggunaan emoji secara global guna memberikan prediksi emoji yang paling tepat untuk mendampingi pesan Anda tersebut.

Swiftmoji lebih berguna di Android ketimbang iOS karena bisa menggantikan keyboard bawaan secara penuh / Google Play
Swiftmoji lebih berguna di Android ketimbang iOS karena bisa menggantikan keyboard bawaan secara penuh / Google Play

Swiftmoji diyakini mampu mengenali sentimen-sentimen yang muncul dari pengguna dalam jumlah besar dengan menganalisa bagaimana emoji digunakan dalam proses komunikasi. Contoh yang cukup menarik adalah bagaimana Swiftmoji akan memberikan rekomendasi emoji kambing saat Anda mengetikkan nama Muhammad Ali, dimana kambing dilihat sebagai akronim dari “Greatest of All Time” alias G.O.A.T.

Dengan lebih dari 1.800 emoji sejauh ini, mencari emoji yang tepat terkadang bisa cukup menyita waktu. Swiftmoji ingin menghapuskan masalah ini lewat prediksi emoji-nya yang diyakini cukup akurat. Emoji sendiri sudah menjadi bagian penting dalam komunikasi sehari-hari, dengan perkiraan 6 miliar emoji yang terkirim di seluruh dunia setiap harinya.

Saat ini Swiftmoji sudah tersedia secara cuma-cuma untuk iOS maupun Android. Di Android, ia akan menggantikan keyboard bawaan secara penuh, dengan deretan prediksi emoji berada di atas keyboard. Di iOS, pengguna harus mengganti keyboard-nya setiap kali hendak menginput emoji menggunakan Swiftmoji – lebih repot dan kurang efektif.

Sumber: SwiftKey Blog.

Application Information Will Show Up Here

Wrio, Aplikasi Keyboard Anti Typo untuk Android dan iOS

Entah sudah berapa banyak pengembang yang mencoba melakukan inovasi dengan menghadirkan keyboard baru dalam upaya untuk mempercepat ketikan. Beberapa di antaranya mencoba merancang ulang layout klasik Qwerty. Tapi, untuk berhasil melakukannya, seseorang harus mampu mengalahkan otot dan juga ingatan, melawan pola kebiasaan yang hampir sepanjang hidupnya sudah terbiasa dengan layout tersebut. Problema ini terbukti sangat sulit selesaikan.

Namun sebuah startup asal Swiss, icoaching tampaknya punya jalan keluar untuk mengubah pola tersebut. Baru-baru ini, setelah sukses dengan kampanya penggalangan dana dan juga pengujian beta, mereka akhirnya secara resmi merilis aplikasi keyboard bernama Wrio untuk ke platform iOS dan Android.

Dalam masa pengujian sebelumnya, pengembang mengikut-sertakan 800 penguji. Dalam fase tersebut, pengembang mengklaim kecepatan ketikan meningkat antara 20 sampai dengan 70% dibandingkan bila menggunakan keyboard dengan layout Qwerty.

Wrio dirancang untuk meminimalisir typo
Wrio dirancang untuk meminimalisir typo

Salah satu motode yang mereka gunakan adalah dengan merancang ulang bentuk dari setiap tombol menjadi susunan heksagonal berbentuk sarang lebah. Layout ini diklaim membuat tombol menjadi lebih lebar sehingga mengurangi kesalahan ketikan. Perubahan lain terdapat pada ukuran spacebar yang dipisahkan menjadi dua tombol yang terletak di bagian tengah keyboard. Di aplikasi ini tidak terdapat tombol backspace atau delete, sebagai gantinya pengembang menambahkan dukungan gesture. Jadi untuk menghapus ketikan, pengguna cukup men-swipe layout dari kanan ke kiri. Sebaliknya untuk mengembalikan ketikan yang terhapus, pengguna cukup men-swipe dari kiri ke kanan.

Dukungan gesture memungkinkan Wrio mengeliminasi beberapa tombol
Dukungan gesture memungkinkan Wrio mengeliminasi beberapa tombol

Pengembang juga menambahkan jalan pintas lewat gesture untuk menampilkan barisan emoji. Panel emoji di Wrio dipisahkan menjadi beberapa grup yang terdiri dari simbol, smilies, hewan, tempat dan bendera.

Selain mengoptimalkan kecepatan ketikan, Wrio juga dibuat agar dapat dipergunakan oleh sebanyak mungkin pengguna. Untuk itu pengembang menambahkan dukungan berbagai macam bahasa. Setidaknya ada 30 jenis bahasa yang telah didukung. Pengguna dapat memilih bahasa utama dan bahasa kedua. Seiring waktu, koleksi kata dalam bahasa terpilih dapat diperkaya guna meningkatkan akurasi prediksi kata demi kata.

Aplikasi keyboard Wrio dapat diunduh dari App Store dan Play Store dengan biaya hanya Rp 45.000 selama masa promosi. Harga normal nantinya di kisaran Rp 70.000.

Sumber berita PhoneArena.