Baznas Rilis Chatbot Zakat Virtual “Zaki”

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merilis chatbot Zaki untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi zakat dengan cara digital. Baznas menggandeng Artdigi sebagai mitra teknologinya, dan untuk sementara baru hadir di aplikasi Line.

Deputi Baznas Arifin Purwakananta menuturkan inovasi layanan digital adalah langkah untuk permudah masyarakat dalam melakukan transaksi zakat dengan mudah. Sekaligus upaya untuk mengampanyekan gerakan zakat melalui berbagai saluran komunikasi online yang memudahkan muzakki (pemberi zakat) sesuai tren digital yang terjadi.

“Baznas makin proaktif untuk memberikan layanan zakat, tetap syariah secara akad meski lewat channel digital,” terangnya, Jumat (25/5).

Arifin bilang, lewat Zaki menjadi cara Baznas untuk perbanyak penerimaan zakat sebanyak-banyaknya dari platform digital. Baru-baru ini Baznas bermitra dengan Go-Pay untuk memperkenalkan zakat dengan QR code. Dia mengklaim channel digital sudah berkontribusi sekitar 30% terhadap total penerimaan zakat di Baznas.

Baznas menargetkan sepanjang tahun ini dapat menerima zakat sebanyak Rp8 triliun, sekitar Rp3,2 triliun diharapkan berasal dari bulan Ramadan.

“Kami harus percepat belajar melayani masyarakat dengan platform digital sebab kami prediksi pada dua sampai tiga tahun ke depan semuanya akan full digital.”

Arifin melanjutkan meski berzakat secara online, Baznas tetap melakukan ijab qabul kepada muzzaki dengan doa yang disampaikan secara digital sehingga tetap dianggap sah. Beda dengan cara konvensional, yang mana antara muzzaki dengan amil ada jabat tangan sambil didoakan secara verbal.

“Jika berzakat secara digital, sesungguhnya dia telah memiliki niat untuk berzakat. Sama halnya ketika berbelanja online, pembeli sudah ada niat untuk beli. Kami sama-sama doakan mereka setiap harinya karena zakat adalah hal yang menyucikan mereka.”

Zaki dapat diakses melalui aplikasi Line dengan akun @zakibaznas. Chatbot ini juga dilengkapi dengan teknologi Natural Language Process (NLP), sehingga memungkinkan Zaki dapat bercakap dengan pengguna hingga menganalisa keinginan dari para pengguna.

Tidak hanya kemudahan transaksi zakat, masyarkat dapat menghitung jumlah zakatnya secara akurat, literasi, dan edukasi zakat serta informasi program-program sosial dan kemanusiaan Baznas. Zaki akan dilengkapi dengan fitur tambahan lainnya, seperti pencarian lokasi masjid terdekat, pengingat jadwal sholat, hingga materi dakwah.

“Dengan kecerdasan buatan, Zaki dikembangkan untuk tanggap dalam merespon pengguna melakukan transaksi, mendapatkan informasi hingga berinteraksi,” ujar CEO Artdigi Ari Lastina.

Sebelum bermitra dengan Baznas, Artidigi juga pernah bekerja sama dengan Indosurya Inti Finance, Gratama Finance, IPHub, Polis Mart, Umrah Mart, BPJS TK, dan Perisai Online.

Jaminan keamanan data

Sebagai pihak ketiga, menurut Ari, Zaki menggunakan cloud dari Artdigi dalam menyimpan data percakapan saja. Data ini dihimpun agar Zaki semakin pintar dalam memproses mempredikasi percakapan dengan pengguna.

Akan tetapi untuk data transaksi, langsung disimpan ke cloud milik Baznas. Apabila muzzaki telah membayarkan zakat lewat virtual account, akan langsung diarahkan cloud Baznas. Nanti dari sana akan ada pengingat yang disampaikan ke cloud Artdigi untuk memberi tahu bahwa pembayaran telah diterima.

“Kami fokus ke pengembangan fitur sebagai media komunikasi. Tapi tidak menyimpan data keuangan dari setiap zakat yang dibayarkan muzzaki.”

Terlebih itu, setiap rekening yang disebar kepada para muzzaki adalah rekening resmi dengan pemilik Baznas sehingga bisa dipastikan keamanannya.

Ari memastikan Zaki akan segera hadir di platform Facebook Messenger dan Telegram dalam dua sampai tiga bulan mendatang. Pihaknya juga akan melengkapi fitur Zaki agar semakin relevan dengan kebutuhan sehari-hari.

Go-Pay Komersialkan Pembayaran via QR Code

Go-Pay makin ekspansif dengan mengomersialkan pembayaran via QR Code pasca memperolah izin dari Bank Indonesia. Secara publik, Go-Pay memulainya lewat sedekah dengan menggandeng Baznas sambil menyambut bulan Ramadhan tiba.

Sejumlah warung kelontong, misalnya di Bulungan, Blok M, juga sudah memanfaatkan pembayaran dengan QR Code. Sebelum kerja sama ini dilakukan, pembayaran via QR Code baru bisa dilakukan di lingkungan Go-Jek, seperti di gelaran Go-Food Festival.

“Kami akan lebih ekspansif menyebar kode QR di berbagai lokasi,” ujar Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata, Rabu (16/5).

Go-Pay kini juga hadir di situs e-commerce dengan menyediakan pembayaran via QR Code. Salah satu yang DailySocial temukan adalah di Cottonink. Di dalam situs tersebut tersedia opsi pembayaran dengan Go-Pay, konsumen akan diarahkan ke laman Midtrans Snap untuk menyelesaikan pembayarannya.

Setelah membuka aplikasi Go-Jek, konsumen diharuskan memilih opsi Scan QR dan mengarahkan kamera ke kode QR yang terlihat di layar komputer.

Kemitraan dengan Baznas

Dengan Baznas, untuk langkah awalnya kode QR akan disebar di berbagai lokasi di Jabodetabek. Misalnya dalam baliho, stasiun kereta, dan 36 gerai Baznas yang ada di 12 mal, 20 gedung perkantoran, dan fasilitas publik. Secara bertahap Baznas akan menyebarnya ke seluruh Indonesia.

“Kami melihat metode ini tidak hanya memudahkan masyarakat tetapi juga sedekah akan tercatat dalam sistem kami, sehingga menjadi lebih transparan. Ini termasuk upaya kami dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Deputi Baznas Arifin Purwakananta.

Sedekah online menjadi cara Baznas meningkatkan jumlah donasi yang terus mengalami kenaikan sekitar 40%. Kanal digital diklaim memberikan kontribusi sekitar 30% dari total donasi.

Tahun ini Baznas menargetkan dapat mengumpulkan Rp8 triliun donasi, dengan kontribusi di bulan Ramadhan saja mencapai Rp3 triliun. Setidaknya Rp2 miliar di antaranya diharapkan berasal dari Go-Pay.