Tumblr Umumkan Post+, Mudahkan Kreator Memonetisasi Konten Lewat Sistem Subscription

Semua akan subscription pada waktunya. Bahkan Tumblr, platform blogging yang sudah berusia 14 tahun pun juga mulai mengadopsi tren ini. Mereka baru saja mengumumkan Post+, fitur anyar yang memungkinkan kreator untuk memonetisasi konten bikinannya dengan cara menarik biaya berlangganan ke para audiensnya.

Apapun jenis kontennya, entah itu teks, gambar, GIF, video, ataupun audio, baik yang sifatnya guyonan maupun serius, semuanya dapat dipublikasikan sebagai konten khusus untuk kalangan subscriber. Kreator bebas memilih di antara tiga opsi tarif berlangganan yang tersedia: $4, $6, atau $10 per bulan. Tumblr bakal mengambil 5% dari total keuntungan yang didapat masing-masing kreator.

Post+ pada dasarnya merupakan jawaban Tumblr terhadap tren paid newsletter yang sedang marak. Angka 5% tadi tentu bukan suatu kebetulan, sebab kita tahu bahwa Substack — salah satu platform newsletter terpopuler — mengambil untung 10% dari komunitas kreatornya.

Di tempat lain, ada pula Bulletin, platform paid newsletter besutan Facebook, yang berkomitmen untuk tidak mengambil untung sama sekali dari para kreator selama periode awal peluncurannya.

Tumblr tidak membatasi siapa saja yang bisa memanfaatkan Post+. Dengan kata lain, kreator tidak perlu memiliki follower dalam jumlah tertentu untuk bisa menawarkan konten berbayar. Pun begitu, berhubung Post+ statusnya masih beta, sejauh ini Tumblr masih membatasinya untuk sejumlah kreator terpilih saja.

Tumblr memang sudah tidak sepopuler dulu. Meski demikian, setiap harinya masih ada lebih dari 11 juta post baru yang berseliweran di platform Tumblr. Jumlah pengguna aktifnya saat ini tidak diketahui, tapi jumlah blog-nya tercatat ada lebih dari 500 juta blog. Angka ini tentu tidak bisa jadi patokan, sebab kita tidak tahu seberapa banyak dari 500 juta blog itu yang sudah nonaktif dan tidak pernah merilis konten baru.

Menariknya, Tumblr bilang bahwa 48% dari total semua penggunanya adalah kalangan Gen Z. Pengguna Gen Z ini menghabiskan waktu 26% lebih lama di Tumblr ketimbang pengguna yang lebih tua, dan rata-rata waktu penggunaan hariannya naik lebih dari 100% dari tahun ke tahun. Bisa jadi ini merupakan salah satu faktor yang mendorong Tumblr untuk menghadirkan Post+, sebab kalangan Gen Z memang sudah sangat terbiasa dengan budaya subscription.

Sumber: TechCrunch dan The Verge.

Anda Kini Bisa Menikmati Artikel-Artikel Terbaik Medium dalam Bentuk Audio

Maret lalu, platform blogging minimalis Medium resmi meluncurkan program membership mereka untuk pertama kalinya, dimana pengguna dapat menebus biaya berlangganan sebesar $5 per bulannya untuk mendapatkan akses ke sejumlah konten eksklusif. Artikel eksklusif belum bisa memikat hati Anda untuk menjadi subscriber? Tenang, Medium sudah menyiapkan insentif lain.

Insentif lain itu berupa tipe konten baru, yakni audio. Sederhananya, artikel-artikel yang cuma bisa diakses oleh para subscriber itu sekarang ada versi audionya. Jadi, buat yang malas membaca atau lebih terbiasa mendengarkan podcast, artikel versi audio ini bisa menjadi alternatif yang lebih menarik.

Medium memastikan kalau ini bukan sekadar hasil implementasi software text-to-speech, melainkan hasil rekaman yang dilakukan di studio profesional, baik oleh seorang voice artist atau sang penulis artikel itu sendiri.

Penjelasan konten versi audio pada Medium / VentureBeat
Penjelasan konten versi audio pada Medium / VentureBeat

Sejauh ini setidaknya sudah ada lebih dari 50 artikel yang dibuatkan versi audionya, dan setiap minggunya dipastikan bakal ada konten audio baru. Lebih lanjut, selain artikel eksklusif para member, Medium juga akan menyuguhkan versi audio dari artikel-artikel terbaik yang pernah dipublikasikan di Medium, yang telah dikurasi oleh tim editorialnya.

Konten audio Medium saat ini sudah bisa dinikmati oleh para subscriber lewat situs Medium maupun aplikasi iOS dan Android-nya.

Sumber: TechCrunch.

Telegram Luncurkan Blogging Platform Bernama Telegraph

Telegram kini bukan sekadar penyedia layanan pesan instan. 100 juta penggunanya kini bisa memanfaatkan blogging platform buatannya yang dijuluki Telegraph. Well, pada kenyataannya semua orang tanpa terkecuali bisa memakai Telegraph mengingat pengguna sama sekali tidak memerlukan akun.

Tidak ada aplikasi khusus buat Telegraph. Cukup kunjungi situs telegra.ph dari komputer atau ponsel; tuliskan judul, nama penulis serta isinya (bisa dalam format Markdown); lalu klik “Publish”. Seketika itu juga tulisan Anda bisa dibaca oleh siapapun yang memiliki koneksi internet.

Tampilan Telegraph / Screenshot
Tampilan Telegraph / Screenshot

Tampilannya sangat mirip dengan Medium; bersih dan simpel sehingga pengguna bisa berfokus pada ide-idenya. Tak cuma tulisan, pengguna bisa mengunggah gambar atau meng-embed video dari YouTube maupun sebuah Tweet.

Kekurangannya, paling tidak untuk sekarang, adalah Anda tidak bisa mengedit tulisan kecuali browser sudah menyimpan cookies. Anda pun juga tak bisa menyunting ketika mengaksesnya dari perangkat lain atau tidak sengaja menekan tombol “Clear cache” pada browser.

Fitur Instant View pada Telegram versi 3.14 / Telegram
Fitur Instant View pada Telegram versi 3.14 / Telegram

Bersamaan dengan itu, Telegram juga memperkenalkan fitur baru aplikasinya yang hadir bersama versi 3.14. Yang pertama adalah Instant View, dimana link menuju ke sebuah artikel dalam percakapan dapat dibuka secara instan. Format tampilannya pun dipermak jadi lebih rapi. Ya, fitur ini sangat mirip dengan AMP-nya Google maupun Instant Articles-nya Facebook.

Untuk sementara belum banyak situs yang didukung – Telegraph tentu saja termasuk – tapi ke depannya Telegram berencana untuk memperluas dukungan hingga bisa menjangkau semua situs.

Pencarian percakapan bisa dilakukan berdasarkan tanggal dalam versi terbaru Telegram / Telegram
Pencarian percakapan bisa dilakukan berdasarkan tanggal dalam versi terbaru Telegram / Telegram

Selanjutnya, fitur Search dalam Telegram telah disempurnakan, dimana pengguna sekarang bisa mencari percakapan berdasarkan tanggal. Pengguna kini juga bisa memantau deretan sticker yang paling sering mereka pakai belakangan ini dengan menyentuh dan menahan pada sebuah sticker lalu memilih opsi “view pack”.

Fitur “Groups in Common” memungkinkan pengguna untuk melihat profil lawan bicaranya dan mencari tahu di grup mana saja sebenarnya mereka tergabung bersama. Update ini sekarang sudah tersedia di App Store dan Google Play – khusus pengguna Android, masih ada sederet penyempurnaan lain pada versi terbaru Telegram.

Sumber: VentureBeat dan Telegram Blog. Gambar header: Pexels.

Tampilan Facebook Notes Berubah Jadi Lebih Apik

Seperti yang sudah TRL beritakan sebelumnya, Facebook akhirnya merombak fitur Notes secara resmi. Sebelumnya, tampilan baru dari fitur yang tergolong jarang digunakan ini sudah lebih dulu diuji bersama sejumlah pengguna terpilih. Continue reading Tampilan Facebook Notes Berubah Jadi Lebih Apik

Masih Diuji, Facebook Notes Berubah Menjadi Seperti Blogging Platform

Dalam mengakses Facebook sehari-harinya, cukup sering saya menjumpai sejumlah post yang cukup panjang tulisannya. Begitu panjangnya, post tersebut mungkin akan terasa lebih cocok dijadikan sebuah blog post. Continue reading Masih Diuji, Facebook Notes Berubah Menjadi Seperti Blogging Platform

Kapan Sebaiknya Anda Membuat Posting Blog Baru? WordPress.com Punya Jawabannya

Selama ini, pengguna WordPress.com memang sudah bisa mengamati statistik yang cukup lengkap terkait aktivitas blog gratisannya. Namun per tanggal 1 Juni 2015 kemarin, WordPress telah menyiapkan tool baru guna memudahkan pengguna dalam ‘mencerna’ data-data tersebut. Continue reading Kapan Sebaiknya Anda Membuat Posting Blog Baru? WordPress.com Punya Jawabannya