Twitter Hadirkan Opsi Retweet Menggunakan Foto, Video dan GIF

Terlepas dari segala keterbatasannya, Twitter masih merupakan satu dari segelintir media sosial yang bisa bertahan lebih dari sepuluh tahun. Meski cukup sering dibandingkan dengan Facebook, Twitter sebenarnya harus diperlakukan secara berbeda mengingat secara konten ia lebih banyak melibatkan teks ketimbang media.

Namun seiring waktu Twitter juga terus menambahkan jenis media yang dapat dimain-mainkan oleh penggunanya. Yang terbaru, media seperti foto, video maupun GIF kini bahkan dapat dibubuhkan ke Retweet.

Sebelum ini, sebuah Retweet hanya bisa diisi dengan teks, namun rupanya cukup banyak pengguna yang mendambakan opsi untuk berkomentar menggunakan gambar atau GIF, hingga akhirnya Twitter pun mengabulkannya. Meski kesannya sepele, fitur baru ini tentunya bakal berdampak pada timeline yang lebih berwarna.

Juga menarik adalah tantangan yang dijumpai tim desain Twitter selama menggodok fitur ini. Mereka harus merancang layout baru supaya Retweet yang berisikan dua media tidak jadi membingungkan (mana media dari Tweet asli, mana yang ditambahkan pada Retweet?)

Solusi yang mereka terapkan adalah dengan prinsip hirarki; media yang ditambahkan di Retweet tampil lebih dulu dan lebih besar, diikuti oleh Tweet asli beserta medianya di bawah dalam ukuran yang lebih kecil. Sekali lagi, meski sepele, ternyata dibutuhkan proses yang cukup panjang agar benar-benar matang.

Kehadiran fitur ini juga menjadi bukti bahwa Twitter mau mendengarkan permintaan para penggunanya. Di samping Retweet menggunakan media, mungkin yang lebih banyak di-request adalah tombol edit. Kita lihat saja apakah Twitter ke depannya sanggup mewujudkan permintaan klasik tersebut.

Sumber: TechCrunch.

Twitter Luncurkan Aplikasi Twttr untuk Jadi Lahan Uji Coba Fitur-fitur Baru

Bukan hal mengherankan jika terdengar di telinga Anda kabar tentang Twitter  yang sedang sibuk mencari cara untuk mengubah bagaimana percakapan terjadi di platform miliknya. Untuk sampai ke tujuan itu, kemaren waktu setempat Twitter resmi meluncurkan aplikasi prototipe bernama Twttr yang nantinya dipergunakan sebagai ladang ujicoba fitur baru sebelum dirilis ke publik. Tetapi sayangnya Twttr saat ini hanya bisa dipergunakan oleh mereka yang sudah disetujui.

Hanya mereka yang telah mendaftarkan diri dalam Prototype Program-lah yang berkesempatan mencicipi aplikasi Twttr. Namun dari pantauan Dailysocial, tautan Prototype Program yang dirilis bulan lalu oleh Twitter masih bisa diakses, menandakan siapapun masih bisa bergabung di dalamnya dengan harapan di kemudian hari Twitter kembali membuka gelombang kedua untuk merasakan aplikasi Twttr.

Dikutip dari Techcrunch, tujuan utama dari peluncuran Twttr adalah untuk menguji format percakapan baru dengan goal yang ingin dicapai adalah menemukan cara yang lebih mudah untuk membaca dan mengikuti diskusi yang terjadi di Twitter. Perubahan itu mencakup pemilihan warna yang sengaja dibedakan antara komentar dan postingan asli.  Meski saat ini fokus pada engagement, Twttr sangat mungkin untuk dipergunakan untuk project eksperimen lainnya.

Di gelombang pengujian pertama ini disebutkan melibatkan ribuan pengguna yang berdiam di US dan Jepang. Platform sistem operasi yang dipilih pun baru terbatas di iOS saja. Artinya, Twttr didistribusikan melalui program beta TestFlight milik Apple.

LinkedIn Luncurkan Fitur ala Snapchat Stories ke Pelajar di AS

LinkedIn merupakan jejaring sosial spesifik di mana para profesional muda dan pebisnis berkumpul. Jadi, kesan serius sangat terasa ketika mengunjungi situs dan juga aplikasinya. Bisa dibilang, LinkedIn bukanlah pilihan bagi remaja kekinian karena tak banyak fitur “menyenangkan” yang bisa dijumpai di sana.

Tetapi LinkedIn sepertinya punya arah baru atau sekadar latah karena hampir sebagian besar tren direbut oleh Facebook Stories, Instagram Stories, WhatsApp Status dan tentu saja Snapchat Stories sebagai pencetus ide awal. Setelah dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu, pekan lalu LinkedIn resmi meluncurkan fitur Student Voice, versi rombakan dari Snapchat Stories.

LinkedIn-Stories-Student-Voices-Screenshot

Dari namanya, fitur ini kemungkinan besar merupakan bagian dari program education tool yang menjadi wadah bagi alumni, pencari kerja dan juga siswa untuk saling berbagi pengalaman kerja, magang dan beberapa tool pengembangan komunitas baik lingkup sekolah ataupun kampus.

Kepada Techcrunch LinkedIn mengonfirmasi bahwa fitur ini masih dalam tahap percobaan di kalangan mahasiswa di seluruh AS yang telah memasang aplikasi LinkedIn. Menu Student Voice akan muncul di bagian atas umpan beranda dan menampilkan “daftar putar” untuk video yang diterbitkan oleh siswa di sekolah dan kampus-kampus terdekat lainnya. Harapannya, fitur ini akan mendorong mahasiswa untuk berbagi pengalaman akademis mereka kepada pengguna lain.

LinkedIn-Reactions-Clap-Insightful-Hmm-Support

Selain hanya bisa menayangkan rekaman video, fitur Student Voice juga mencoba membedakan diri dengan tidak menerapkan konsep baru di mana kiriman baru akan terhapus setelah tayang selama satu minggu, bukan 24 jam seperti di Snapchat, Facebook dan Instagram.

Sumber gambar header Lynda.

Google+ Bakal Ditutup Agustus 2019, Tapi Versi Enterprise-nya Masih Lanjut

Apa kabar Google+? Saya tidak menyalahkan apabila Anda lupa dengan eksistensi media sosial yang satu ini, tapi jika dibandingkan Facebook dan Twitter, Google+ memang sangat tidak laku.

Sejak lama saya bertanya dalam hati, “kapan Google+ bakal ditutup?” Path belum lama ini sudah mengumumkan rencana penutupannya, dan saya semakin penasaran kapan Google bakal mengambil keputusan yang sama. Pertanyaan itu sudah terjawab: Google+ bakal berhenti beroperasi pada akhir Agustus 2019.

Namun yang menjadi alasan penutupannya bukanlah jumlah pengguna yang sedikit – meski Google pada akhirnya mengakui hal tersebut dan mengatakan bahwa 90 persen dari semua sesi penggunaan Google+ berlangsung kurang dari lima detik. Yang dijadikan alasan justru adalah kasus kebocoran data.

Kasus ini pertama dilaporkan oleh Wall Street Journal, lalu Google mengonfirmasinya dan menjelaskannya secara lebih merinci lewat blog resminya. Dijelaskan bahwa ada sebuah bug pada Google+ API yang memungkinkan aplikasi untuk mengakses informasi pada profil pengguna yang statusnya privat.

Bug tersebut sebenarnya sudah ditangani Google sejak bulan Maret lalu, akan tetapi salah mereka adalah tidak menginformasikannya sama sekali ke pengguna. Pembelaan Google adalah mereka sama sekali tidak menemukan bukti penyalahgunaan bug tersebut.

Terlepas dari itu, kasus ini pada akhirnya memaksa Google untuk berbenah. Imbasnya, Google+ pun harus dikorbankan. Namun ternyata yang ditutup hanyalah Google+ versi konsumen, versi enterprise-nya yang terbilang cukup populer masih akan lanjut beroperasi seperti biasa.

Jadi apabila Anda pernah aktif menggunakan Google+ dan merasa ada data yang perlu diselamatkan, Anda masih punya waktu sekitar 10 bulan untuk melakukannya. Dalam beberapa bulan ke depan, Google bakal menyediakan informasi lebih lengkapnya.

Sumber: Google via Engadget.

Instagram dan Facebook Siapkan Tool Baru untuk Mematikan Notifikasi

Facebook dikenal rajin mengeluarkan fitur-fitur baru untuk “anak asuhnya”, WhatsApp dan Instagram, termasuk untuk layanan utamanya. Beberapa fitur dilaporkan sedang diuji oleh Facebook dalam satu tahun terakhir, dan kebiasaan itu belum akan berhenti. Dikutip dari Techcrunch, layanan jejaring sosial raksasa itu sedang disibukkan dengan garapan baru bernama Do Not Disturb yang kabarnya akan ditanamkan ke layanan utamanya dan juga Instagram.

Sesuai dengan terjemahan dari namanya, fitur ‘Jangan Ganggu’ ini berfungsi untuk membungkam pemberitahuan aplikasi Facebook dan menggabungkan semuanya dalam satu bagian yang disebut dengan Push, bertempat di bawah opsi Pemberitahuan di menu Pengaturan.

Dc06XN0VQAARFO6-1

Pengguna nantinya diberi kebebasan untuk mematikan pemberitahuan Facebook selama rentang waktu yang beragam, mulai dari 30 menit hingga 24 jam. Anda juga dapat memilih untuk mengaktifkannya tanpa batas waktu sampai menon-aktifkannya lagi secara manual. Satu lagi, meskipun pemberitahuan default tidak akan muncul di layar, tetapi notifikasi akan tetap terlihat saat aplikasi dibuka.

do not disturb

Fitur Do not Disturb disebut hanya tersedia untuk sejumlah kecil pengguna, dan Facebook sendiri belum bersedia memberikan keterangan kapan fitur itu akan digulirkan secara global.

Fitur terbaru ini terendus pertama kali ketika Facebook meluncurkan fitur baru ‘All Caught Up’ ke portofolio lainnya, Instagram awal pekan ini. Fitur baru ini digulirkan ke Android dan iOS, di mana tugasnya adalah membantu pengguna menemukan semua postingan baru dari 48 jam terakhir secara instan baik foto ataupun video. Dengan demikian, menghindarkan pengguna dari kebiasaan menggeser timeline yang menyita waktu.

Di waktu berbeda, Facebook juga sedang menguji fitur baru bernama ‘Your Time on Facebook yang memungkinkan pengguna mengetahui berapa banyak waktu yang mereka habiskan di layanan Facebook setiap harinya, dan juga memberi peringatan jika telah melampaui batas penggunaan harian.

Twitter Makin Serius Perangi Spam dan Akun Palsu

Hampir semua media sosial dengan jumlah pengguna yang masif punya masalah seputar spam. Tidak terkecuali Twitter, yang setiap harinya harus rajin bersih-bersih platform-nya dari jeratan spam dan akun palsu. Upaya mereka belum bisa dikatakan sukses, tapi setidaknya terus menunjukkan kemajuan.

Pada bulan Mei kemarin, Twitter berhasil mengidentifikasi nyaris 10 juta akun yang menjurus ke spam maupun bot. Angkanya naik drastis jika dibandingkan data bulan Desember 2017, di mana jumlah akun yang teridentifikasi hanya mencapai 6,4 juta.

Salah satu rahasia di balik kemajuan ini adalah investasi Twitter terhadap teknologi machine learning. Sederhananya, sistem yang mereka buat sanggup mengidentifikasi akun bermasalah secara proaktif ketimbang hanya menunggu laporan dari para pengguna.

Dampak positifnya, rata-rata laporan pengguna Twitter terkait spam jadi menurun, yang tadinya sekitar 25.000 per hari di bulan Maret menjadi 17.000 per hari di bulan Mei. Ini berarti kita sebagai pengguna jadi lebih jarang diusik oleh spam, yang pada akhirnya bisa berujung pada interaksi yang lebih ‘sehat’.

Jumlah akun spam yang teridentifikasi Twitter setiap bulan

Namun ini saja tentu belum cukup, dan Twitter pun sudah menyiapkan sejumlah inisiatif lain guna memerangi spam dan akun palsu. Yang pertama, proses pembuatan akun palsu bakal lebih dipersulit, sebab Twitter akan meminta konfirmasi alamat email atau nomor telepon bagi para pendaftar baru.

Kedua, ‘gerak-gerik’ akun yang berpotensi menjurus ke spam bakal dibatasi. Jadi seandainya akun-akun ini telah dideteksi keberadaannya oleh Twitter, maka akun-akun tersebut tak akan lagi masuk hitungan follower maupun bentuk engagement lainnya, kecuali pemiliknya berhasil melewati semacam uji verifikasi, semisal dengan mengonfirmasi nomor telepon.

Untuk akun yang menjurus ke bot, yang umumnya menuliskan Tweet dalam jumlah besar dengan tagar yang sama, atau yang me-mention seseorang berkali-kali tanpa mendapat balasan sama sekali, Twitter bakal menindaknya dengan berbagai cara, mulai dari menghadapkannya dengan reCAPTCHA maupun permintaan reset password.

Sumber: Twitter. Gambar header: Pixabay.

Program Baru Facebook Disiapkan Buat Menyaingi Twitch dan YouTube Gaming

Dahulu menjadi rumahnya permainan-permainan berbasis web, peluncuran Gameroom di bulan November 2016 memperlihatkan keseriusan Facebook dalam mengikuti langkah Steam. Kemu-dian belum lama ini, sang raksasa jejaring sosial itu juga melangsungkan kolaborasi bersama ESL. Facebook dipilih sebagai ‘partner broadcast utama’ untuk acara CS:GO Pro League and ESL One.

Dan beberapa hari lalu, perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg itu menyingkap rencana yang lebih ambisius lagi. Mereka mengumumkan program baru bertajuk Gaming Creator Pilo untuk membantu para kreator video gaming membangun komunitas di Facebook. Gaming Creator Pilot merupakan ekspansi lebih jauh dari Facebook Live, disiapkan buat menyaingi Twitch dan YouTube Gaming, dengan cara menggaet lebih banyak kreator bergabung ke platform mereka.

Facebook menjelaskan bahwa alasan yang mendorong diadakannya Gaming Creator Pilot ialah bagaimana Facebook Live mengubah cara orang berkreasi lewat video. Sang developer juga melihat interaksi langsung antara para kreator dengan pemirsanya. Sejauh ini, program tersebut sudah memperlihatkan potensinya dan berhasil menghimpun sejumlah talenta.

Satu contohnya adalah StoneMountain64, salah satu live-streamer populer di Facebook dengan jumlah follower lebih dari satu juta orang. Tiap hari, stream PlayerUnknown’s Battleground dan Fortnite yang ia buat dikonsumsi oleh begitu banyak fans. Facebook telah mempersiapkan program ini sejak tahun lalu, dan di awal 2018 mereka mulai mengeksekusinya.

Beberapa hal jadi perhatian Facebook di Gaming Creator Pilot. Selain mambantu membangun komunitas, Facebook ingin meningkatkan interaksi antara sesama gamer serta para penikmat dengan pencipta konten.

Selanjutnya, developer berencana untuk menyediakan tool agar kreator dapat memonetisasi konten mereka; dan meningkatkan distribusi serta kemudahan akses konten baik di Facebook.com, Instagram serta Oculus. Terakhir, mereka punya agenda agar platform tersebut memberikan ‘kesempatan yang sama bagi tiap kreator di level berbeda’.

Facebook mengakui masih ada banyak hal yang harus di kerjakan, namun mereka berjanji untuk segera mempersiapkan pilar-pilar fundamentalnya lebih dulu agar prakarsa ini sukses. Langkah pertamanya adalah memastikan kualitas live-stream tersuguh di resolusi 1080p dengan 60FPS. Pendaftaran dapat dilakukan lewat tautan ini.

Monetisasi adalah aspek penting dalam memikat para kreator konten buat bergabung ke sebuah platform stream. Elemen ini memang sudah lebih dulu ada di Twitch dan YouTube, namun keunggulan Facebook adalah layanannya menjangkau lebih banyak segmen pengguna. Inilah yang jadi key selling point Gaming Creator Pilot.

Nintendo Akan Pensiunkan App Mobile Pertamanya, Miitomo

Sebelum Super Mario Run dan Fire Emblem Heroes mendarat, Miitomo sudah lebih dulu tersedia di Android serta iOS. Miitomo adalah jejaring sosial freemium yang mempersilakan para pengguna untuk berkomunikasi dengan menjawab pertanyaan beberapa topik berbeda, menandai langkah awal perusahaan hiburan Jepang itu dalam menyelami ranah mobile app.

Miitomo dikerjakan oleh tim yang juga menggarap game simulasi Tomodachi Life di 3DS. Dalam berinteraksi, para pengguna memanfaatkan avatar Mii yang memiliki suara serta karakteristik unik, bisa diciptakan dari nol atau diperoleh dari akun My Nintendo mereka. Miitomo didukung integrasi ke sosial media populer seperti Facebook dan Twitter, tapi agar bisa bekerja, ia perlu tersambung ke server Nintendo.

Sayangnya, perjalanan Miitomo harus berakhir di tahun 2018. Secara resmi, Nintendo mengumumkan rencana penutupan layanan ini secara permanen di tanggal 9 Mei nanti. Dan terhitung di tanggal 24 Januari kemarin, sang produsen telah mulai menonaktifkan satu fitur aplikasi ini, yaitu fungsi penjualan koin Miitomo.

Tapi sebelum momen itu tiba, Nintendo sudah mempersiapkan ‘persembahan’ terakhir buat para pengguna Miitomo. Tiap kali log-in, Anda akan mendapatkan bonus koin dan tiket permainan, memberikan Anda kesempatan untuk terus menikmati Miitomo Drop dan berbelanja. Jumlahnya tidak sedikit: 2.000 koin dan lima tiket. Selain itu, Ninendo juga akan mengadakan festival perpisahan, dan meminta Anda buat men-share kenangan bersama Miitomo di Twitter.

Nintendo turut menyampaikan sejumlah info penting. Segala macam fitur di Miitomo akan berhenti bekerja sesudah periode layanan ini berakhir. Itu artinya, Anda tidak bisa lagi melihat jawaban atau pesan di dalam app, serta tak dapat menggunakan item ksemetik yang dipunyai – misalnya pakaian, poster atau wallpaper.

Meski begitu, Anda masih bisa ‘menyelamatkan’ avatar Mii dengan menstransfernya ke akun Nintendo. Karakter-karater sidekick Mii sendiri akan dihilangkan, hanya bisa diselamatkan sebelum tanggal penutupan tiba. Caranya adalah dengan menyimpan mereka sebagai kode QR. Selanjutnya, para sidekick dapat dipindahkan ke Mii Maker di Nintendo 3DS dan Wii U.

Nantinya, Anda tidak bisa lagi mengakses Miifotos, termasuk foto-foto yang telah dibagikan ke sosial media. Jadi Anda disarankan untuk menyimpannya secara manual ke smartphone. Icon-icon dan item kosmetik bertema Miitomo yang Anda gunakan di akun Nintendo dan Super Mario Run juga akan dihilangkan.

Karena tidak pernah menggunakan Miitomo, sulit bagi saya untuk membayangkan rasa kehilangan yang mungkin dirasakan para user. Meski begitu, saya berharap agar elemen-elemen di Miitomo diadopsi lagi dalam layanan-layanan Nintendo lain di masa depan.

Gambar header: Nintendo Enthusiast

Twitter Mulai Uji Cuitan 280 Karakter

Selain tatap muka dan konsepnya yang minimalis, Twitter juga dikenal dengan cuitan yang dibatasi hanya sebanyak 140 karakter. Bagi sebagian orang, batasan karakter ini dianggap sebagai faktor pembeda yang membuat Twitter justru disukai. Meskipun tak sedikit yang menuntut perubahan agar lebih bebas dalam berekspresi.

Dan rupanya Twitter mendengarkan harapan itu. Pesaing terbesar Facebook itu baru saja mengumumkan manuver berani dengan menguji batasan baru menjadi 280 karakter atau dua kali lipat dari batasan sebelumnya. Batasan baru ini disebutkan bakal diimplementasikan untuk semua bahasa, kecuali bahas Jepang, Tiongkok dan Korea. Selama fase pengujian, Twitter hanya akan melibatkan sejumlah kecil pengguna sebelum nantinya digulirkan secara global.

Aliza Rosen, Product Manager, Twitter dalam rilis pers resminya mengatakan, “Kami ingin setiap orang di seluruh dunia dapat mengekspresikan diri mereka dengan mudah di Twitter. Oleh karena itu, kami melakukan sebuah percobaan baru: memberikan batas karakter lebih panjang (280 karakter) pada bahasa yang dipengaruhi oleh adanya batas karakter sebelumnya — yang mana dialami oleh semua bahasa; kecuali bahasa Jepang, Cina, dan Korea).”

Manuver ini tentu jadi kabar gembira bagi mereka yang masih loyal menggunakan Twitter. Tambahan karakter akan memberi luang yang lebih luas kepada mereka untuk mengekspresikan diri, terutama kalangan jurnalis, politikus, selebritis hingga pemimpin dunia.

Namun secara khusus keputusan untuk berevolusi diambil berdasarkan hasil penelitian yang mereka lakukan. Bahwa hanya 0,4% Tweet yang dikirim dalam bahasa Jepang memiliki 140 karakter. Tapi dalam bahasa Inggris, ada 9% Tweet yang menggunakan 140 karakter.

Kemudian sebagian besar Tweet dalam bahasa Jepang hanya menggunakan 15 karakter, sementara kebanyakan Tweet dalam bahasa Inggris memiliki 34 karakter. Batas karakter adalah penyebab utama orang-orang sedikit frustasi saat akan Tweet dalam bahasa Inggris. Namun demikian, hal ini tidak terjadi pada orang-orang yang menggunakan bahasa Jepang dalam Tweet mereka.

Di semua negara, ketika orang tidak perlu terbatas dengan 140 karakter dan benar-benar memiliki cadangan karakter untuk mencuitkan pemikiran mereka, ada lebih banyak orang berbagi di Twitter.

Jauh sebelum uji coba ini akhirnya ditempuh, Twitter sebenarnya sudah punya niatan ke arah sana kendati tak diketahui mengapa begitu lama mengambil keputusan untuk memulai. Gelombang protes dari sejumlah pengguna tampaknya menjadi alasan mengapa Twitter begitu berhati-hati untuk membuat keputusan. Kita lihat saja, apakah perubahan baru ini juga akan menuai kontroversi atau sebaliknya disambut gembira oleh pengguna setianya.

Sumber berita Twitter.

Facebook Uji Tombol “Diam” Bagi yang Tak Tega Unfriend

Jejaring sosial seperti Facebook sejatinya dirancang untuk mempermudah penggunanya dalam berinteraksi di dunia maya. Tetapi, sekarang jejaring sosial dijejali oleh beragam konten dan informasi yang beberapa di antaranya secara keliru disebar-luaskan. Dalam praktiknya, pandangan politik, suku dan agama adalah tiga topik paling sering diperdebatkan sehingga menimbulkan percikan.

Salah satu solusi bagi pengguna yang tak ingin terlibat dalam debat kusir atau menemukan postingan-postingan berbau ketiga topik tersebut adalah dengan melakukan unfriend. Tapi jika menurut Anda solusi itu terlalu keras, Facebook sedang mempersiapkan alternatifnya untuk Anda.

Dilaporkan oleh Techcrunch bahwa jejaring sosial raksasa Facebook tengah melakukan pengujian fitur baru yang memungkinkan penggunanya untuk mendiamkan pesan dari Fan Page dan teman tertentu. Tujuannya adalah untuk memangkas postingan-postingan yang mungkin bertentangan dengan pemahaman pengguna bersangkutan. Tetapi fitur ini hanya mendiamkan aktivitas tersebut secara sementara. Ketimbang unfriend, cara ini dianggap lebih ramah dan tidak menimbulkan permusuhan.

facebook-snooze-button

Sayangnya fitur ini belum bisa Anda pergunakan sekarang, namun jika Facebook tak berubah pikiran dan menganggap fitur ini berguna, nantinya Anda akan menemukan tiga buah titik tepat di samping postingan yang tidak diinginkan. Jika diklik akan muncul opsi unfollow atau snooze.

facebook-snooze-24-hours-7-days-30-days

Fitur ini menawarkan beberapa penyesuaian lagi, misalnya mendiamkan notifikasi selama 24 jam, satu minggu atau selama 30 hari penuh. Setelah diaktifkan, maka selama rentang waktu itulah Anda akan terbebas dari postingan-postingan yang membuat hati Anda panas. Tapi sekali lagi, fitur ini masih dalam tahap pengujian, bahkan Facebook belum bersedia buka suara soal kebenarannya. Jadi, mari berharap mereka tak berubah pikiran.

Sumber gambar header Pixabay.