Twitter Hadirkan Opsi Retweet Menggunakan Foto, Video dan GIF

Terlepas dari segala keterbatasannya, Twitter masih merupakan satu dari segelintir media sosial yang bisa bertahan lebih dari sepuluh tahun. Meski cukup sering dibandingkan dengan Facebook, Twitter sebenarnya harus diperlakukan secara berbeda mengingat secara konten ia lebih banyak melibatkan teks ketimbang media.

Namun seiring waktu Twitter juga terus menambahkan jenis media yang dapat dimain-mainkan oleh penggunanya. Yang terbaru, media seperti foto, video maupun GIF kini bahkan dapat dibubuhkan ke Retweet.

Sebelum ini, sebuah Retweet hanya bisa diisi dengan teks, namun rupanya cukup banyak pengguna yang mendambakan opsi untuk berkomentar menggunakan gambar atau GIF, hingga akhirnya Twitter pun mengabulkannya. Meski kesannya sepele, fitur baru ini tentunya bakal berdampak pada timeline yang lebih berwarna.

Juga menarik adalah tantangan yang dijumpai tim desain Twitter selama menggodok fitur ini. Mereka harus merancang layout baru supaya Retweet yang berisikan dua media tidak jadi membingungkan (mana media dari Tweet asli, mana yang ditambahkan pada Retweet?)

Solusi yang mereka terapkan adalah dengan prinsip hirarki; media yang ditambahkan di Retweet tampil lebih dulu dan lebih besar, diikuti oleh Tweet asli beserta medianya di bawah dalam ukuran yang lebih kecil. Sekali lagi, meski sepele, ternyata dibutuhkan proses yang cukup panjang agar benar-benar matang.

Kehadiran fitur ini juga menjadi bukti bahwa Twitter mau mendengarkan permintaan para penggunanya. Di samping Retweet menggunakan media, mungkin yang lebih banyak di-request adalah tombol edit. Kita lihat saja apakah Twitter ke depannya sanggup mewujudkan permintaan klasik tersebut.

Sumber: TechCrunch.

Twitter Perbarui Fitur Kameranya Jadi Mirip Stories

Bermula dari Snapchat, kemudian digenjot lebih jauh lagi popularitasnya oleh Instagram, fitur Stories pada akhirnya resmi berlabuh di YouTube pada bulan November lalu. Ketika platform video sebesar YouTube saja berhasil ‘teracuni’ demam Stories, wajar apabila banyak yang menanyakan kehadiran fitur serupa di Twitter.

Namun ketimbang menyiapkan seksi khusus untuk konten-konten Stories, Twitter memilih mengambil jalur eksekusi yang sedikit berbeda. Mereka baru saja memperbarui fitur kamera yang ada di aplikasi Twitter sehingga cara penggunaannya jadi mirip seperti fitur Stories di platformplatform lain.

Pada versi terbaru aplikasinya nanti, pengguna dapat mengusap layar ke kiri dari Timeline untuk mengakses fitur kamera versi anyar ini. Tampilannya pasti kelihatan tidak asing apabila Anda pernah menggunakan fitur Stories di Instagram, dengan satu tombol shutter untuk menjepret foto, atau untuk merekam video jika ditahan.

Setelah menjepret foto atau merekam video, pengguna bisa menambahkan teks, tagar maupun lokasi pengambilannya. Setidaknya untuk sekarang, belum ada sticker maupun beragam filter untuk menghiasi, sebab fokus Twitter memang bukan ke sana, melainkan untuk menjadikan percakapan di platform-nya jadi lebih visual.

Contoh Tweet yang di-post lewat fitur kamera baru Twitter / Sumber gambar: Techcrunch
Contoh Tweet yang di-post lewat fitur kamera baru Twitter / Sumber gambar: Techcrunch

Itulah mengapa Twitter sengaja tidak menyiapkan seksi khusus buat konten-konten dari fitur kameranya ini. Semuanya masih akan muncul di Timeline seperti biasa. Yang sedikit berbeda, teksnya diposisikan di bawah foto atau videonya, dan ukurannya pun lebih besar dari biasanya.

Twitter tentunya berharap perubahan yang terbilang minor ini tidak akan membuat para loyalis Twitter kecewa, tapi di saat yang sama masih bisa menarik perhatian mereka yang sudah sangat terbiasa dengan fitur Stories di platform lain. Seperti yang saya bilang, Twitter bukannya membuat tiruan Stories, melainkan menjadikan platform-nya lebih visual.

Kapan fitur ini bakal tersedia? Dalam beberapa hari ke depan kata Twitter, dan sepertinya perilisannya juga akan berlangsung secara global.

Sumber: TechCrunch.

Mengganti Sistem Timeline di Twitter Kini Lebih Mudah Berkat Tombol Baru

Februari 2016, Twitter mengambil keputusan kontroversial dengan mengubah sistem timeline-nya dari yang tadinya kronologis terbalik menjadi berbasis algoritma macam yang diterapkan Facebook sejak lama. Perubahan ini menuai banyak protes, sebab mayoritas pengguna memanfaatkan Twitter sebagai sumber kabar terbaru.

Namun sekitar dua bulan lalu, Twitter dilaporkan menguji fitur baru supaya pengguna bisa mengganti sistem timeline kembali menjadi kronologis terbalik semudah mengklik satu tombol pada tampilan utamanya. Fitur tersebut akhirnya resmi diluncurkan secara global, diawali pada platform iOS terlebih dulu.

Jadi pada versi terbaru aplikasi Twitter untuk iOS, pengguna bakal melihat icon baru bergambar bintang berkelip di ujung kanan atas. Klik icon tersebut, maka yang ditampilkan pada bagian teratas timeline adalah Tweet terbaru, diikuti oleh sisanya secara kronologis terbalik.

Sebelum ini, pengguna sebenarnya sudah memiliki opsi serupa, akan tetapi aktivasinya harus melalui menu pengaturan. Dengan adanya tombol khusus di tampilan utama, mengembalikan sistem timeline Twitter ke sebagaimana mestinya jadi jauh lebih mudah, meskipun default-nya masih yang berbasis algoritma.

Update ini memang terkesan sepele, tapi setidaknya Twitter sekarang bisa menyenangkan hati dua macam penggunanya: power user yang begitu aktif setiap jamnya untuk mengikuti kabar-kabar terbaru, dan casual user yang hanya sesekali membuka Twitter.

Seperti yang saya bilang, fitur ini sudah tersedia buat pengguna perangkat iOS, sedangkan pengguna Android masih harus menunggu setidaknya sampai pergantian tahun.

Sumber: TechCrunch.

Fitur Moments di Aplikasi Twitter Android dan iOS Segera Dipensiunkan

Twitter melakukan manuver cukup mengagetkan pekan ini, di mana mereka berencana menghapus kemampuan untuk membuat Moments baik di platform iOS maupun Android. Tetapi, langkah ini belum 100% diimplementasikan, karena pengguna web desktop dipastikan tak terkena dampak dan masih bisa membuat Moments seperti biasa.

Diumumkan dalam serangkaian tweet belum lama ini, Twitter menjelaskan bahwa fitur Moments kurang mendapatkan tempat di hati pengguna, ditandai dengan penggunaannya yang relatif rendah. Untuk itu, mereka memutuskan untuk menghentikan dukungan dan mengalihkan fokus ke fitur yang lebih potensial.

On October 23, we’re removing the ability to create Moments on the Twitter for iOS or Android apps. When features aren’t used as often, we’ll remove them, so we can focus on building other products you’ll love. Have a story you want to tell through a Moment? It’s still possible! Head over to Twitter.com on desktop to create and share your Moments with the world!

Twitter memperkenalkan fitur Moments pada bulan Oktober 2015 lalu, muncul sebagai tab di desktop dan menghuni salah satu menu utama di aplikasi mobile Android dan iOS setahun setelahnya. Moments dirancang untuk membantu pengguna memantau apa yang jadi tren pada waktu tertentu, dan ketika orang mengklik Moments, mereka akan disuguhi deretan tweet yang paling relevan tentang topik yang dicari.

Setahun berselang Twitter mencoba mendorong adopsi Moments dengan memperluas cakupan penggunanya ke kalangan pencipta konten, para selebritis, orang-orang terkenal, mitra dan juga korporat. Sampai akhirnya Moments dapat diakses oleh seluruh pengguna dibarengi dengan peluncuran fitur ke platform Android dan iOS.

Sempat dipoles dengan dukungan konten-konten premium dari mitra, pada akhirnya fitur Moments tak benar-benar berhasil mendapatkan traksi. Dalam hitungan pekan, fitur ini diyakini akan benar-benar menghilang dari antarmuka aplikasi Twitter mobile dan desktop.

Sumber berita PhoneArena.

Selain Live Video, Twitter dan Periscope Kini Juga Tawarkan Live Audio

Live video sudah menjadi makanan sehari-hari pengguna Twitter selama sekitar tiga tahun semenjak mereka mengakuisisi Periscope. Tipe konten itu tak lagi eksklusif di tahun 2018, akan tetapi Twitter telah menyiapkan penawaran lain yang masih tergolong cukup langka, yakni live audio.

Ya, selain menyiarkan live stream video, pengguna Twitter dan Periscope sekarang juga dapat menyiarkan live stream audio saja. Ingin eksis tapi tak mau wajah tanpa make-up Anda dilihat banyak orang? Manfaatkan saja fitur ini. Breaking news yang masih dalam tahap developing dan belum dilengkapi laporan dalam bentuk video pun juga dapat memanfaatkan fitur ini.

Cara menggunakannya sangat mudah, dan pada dasarnya tidak berbeda dari live video. Jadi usai mengklik tombol “Go Live” seperti biasanya, pengguna sekarang juga akan menjumpai icon mikrofon untuk berganti ke mode audio-only. Selain dua skenario penggunaan di atas, tentu saja fitur ini juga bisa dimanfaatkan untuk membuat semacam mini-podcast.

Seperti halnya live video, siaran live audio juga dilengkapi dengan statistik lengkapnya, mulai dari jumlah pendengar, jumlah yang me-replay, waktu yang dihabiskan pendengar, dan sejumlah data lainnya. Seumpama 280 karakter masih belum cukup untuk menyampaikan unek-unek Anda, fitur ini tentu bisa dijadikan alternatif.

Sayangnya, untuk sekarang yang baru bisa menikmatinya adalah pengguna Twitter dan Periscope di iOS. Twitter sama sekali belum menyinggung kapan fitur ini akan tersedia di platform lain. Kendati demikian, semua pengguna tanpa terkecuali tetap bisa menikmati konten live audio yang beredar, hanya saja mereka belum bisa ikut membuatnya.

Sumber: TechCrunch.

Twitter Kini Kelompokkan Tweet Berisikan Tautan Berita yang Sama

Apa peran Twitter bagi Anda? Sebatas media sosial? Alternatif Facebook? Atau malah sumber berita-berita terbaru? Yang terakhir ini menggambarkan fungsi utama Twitter buat saya dalam beberapa tahun terakhir, dan Twitter sendiri sebenarnya juga lebih suka disebut sebagai aplikasi berita ketimbang jejaring sosial.

Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi Twitter pernah mengubah kategori aplikasinya di App Store iOS dari “Social Networking” menjadi “News” sekitar dua tahun yang lalu. Dari situ mereka juga bereksperimen dengan sejumlah fitur seputar konten berita, mulai dari lini masa terkurasi sampai liputan peristiwa secara live.

Inisiatif terbarunya mungkin terkesan sepele, akan tetapi bakal semakin memantapkan posisi Twitter sebagai aplikasi untuk mengonsumsi berita. Berdasarkan laporan BuzzFeed, Twitter ingin menyuguhi kita dengan lebih banyak berita dalam upaya terbarunya.

Tampilan Tweet yang dikelompokkan berdasarkan tautan berita yang dibawanya / BuzzFeed
Tampilan Tweet yang dikelompokkan berdasarkan tautan berita yang dibawanya / BuzzFeed

Jadi kalau ada beberapa akun yang Anda ikuti yang mengunggah Tweet berisikan link berita yang sama, Twitter bakal mengelompokkannya menjadi satu. Link artikelnya akan diposisikan di atas sendiri, lalu diikut semua Tweet dari jaringan Anda yang mencakup link tersebut.

Efeknya mungkin tidak akan langsung terasa, tapi saya yakin perubahan ini bakal sangat berguna ketika ada suatu breaking news yang terpantau secara global. Dipadukan dengan fitur Bookmark yang dirilis belum lama ini, saya kira wajar apabila sebagian dari kita bakal memperlakukan Twitter lebih seperti aplikasi berita ketimbang media sosial.

Sumber: BuzzFeed. Gambar header: Pexels.

Fitur Bookmarks di Twitter Resmi Digulirkan Secara Global

Inovasi yang diterjemahkan dalam fitur-fitur baru dibutuhkan oleh Twitter untuk dapat terus bersaing dengan Facebook, Instagram, Snapchat dan Vero yang sekarang sedang naik daun. Bulan lalu, Twitter menguji fitur Bookmarks di aplikasi Android beta yang memungkinkan pengguna untuk menandai tweet. Setelah melalui proses pengujian yang panjang, Twitter akhirnya secara resmi menggulirkan fitur Bookmark tersebut secara global.

Bookmarks adalah nama resmi untuk fitur yang pertama kali diperkenalkan sebagai “Save For Later” pada bulan Oktober 2017. Fitur ini memberi pengguna cara baru untuk menyimpan tweet secara pribadi agar dapat diakses lebih mudah pada waktu yang berbeda, sehingga pengguna tak harus menyukai tweet untuk mengikuti perkembangan atau membacanya di lain waktu.

twitter bookmarks

Mulai sekarang, semua tweet akan memiliki ikon ‘share’ yang diperbarui. Ikon ini bisa digunakan untuk bookmark dan berbagi. Menurut Twitter, ikon ini seharusnya memudahkan pengguna untuk menyimpan kicauan secara publik ataupun pribadi, sesuai dengan kebutuhan mereka. Twitter juga mengatakan telah menambahkan beberapa fitur baru ke tombol share, termasuk pilihan untuk berbagi kicauan via DM, email atau teks.

Bookmark yang tersimpan bersifat private dan dapat dihapus oleh pengguna kapan saja. Pengguna juga bisa berbagi kicauan yang dibookmark ini, dengan menggunakan ikon share yang sama. Semua pengguna Twitter akan memiliki akses ke Bookmark segera setelah melakukan pembaruan yang diluncurkan secara global untuk platform web seluler, Twitter Lite, Android, dan iOS.

Kilas balik sedikit, fitur Bookmarks ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Oktober tahun lalu, kemudian dikembangkan sebagai bagian dari Hack Week di Twitter. Sebelum debut, perusahaan berbagi rincian rutin tentang perkembangannya. Dan setelah melalui berabagai tahapan, Bookmarks kini bisa digunakan oleh masyarakat luas.

Sumber berita Twitter.

Application Information Will Show Up Here

Twitter Luncurkan Fitur Threading untuk Memudahkan Pembuatan Tweet Berantai

Beberapa hari yang lalu, Twitter meluncurkan fitur yang cukup menarik bernama threading (utasan), yang sekarang sudah mulai tersedia bagi banyak pengguna. Fitur ini ditujukan untuk memudahkan pengguna membuat Tweet berantai, atau yang kerap disebut dengan istilah tweetstorm oleh banyak pengguna.

Tweetstorm, atau yang juga dikenal dengan istilah “kultwit” di sini, pada dasarnya merupakan beberapa Tweet terpisah yang mengemas satu gagasan utama, menyambung dari satu ke yang lainnya. Format seperti ini sebenarnya sudah populer sejak lama, akan tetapi Twitter tidak pernah secara resmi mendukungnya.

Ada banyak cara yang diterapkan oleh pengguna dalam membuat Tweet berantai selama ini, salah satu yang populer adalah dengan me-reply diri sendiri dan menomori masing-masing Tweet. Namun bagaimanapun caranya, pengguna masih harus mengklik tombol “Tweet” satu demi satu, dan ini jauh dari kata praktis.

Hingga akhirnya fitur threading ini resmi datang. Sekarang, selagi menulis suatu Tweet, Anda bisa menambahkan Tweet demi Tweet di bawahnya, sebelum mengirimkan semuanya secara bersamaan menjadi Tweet berantai. Di saat yang sama, follower Anda juga bisa langsung mengetahui yang mana yang merupakan Tweet berantai dengan melihat label “Show this thread”.

Twitter threading

Cara menggunakannya cukup simpel: buka jendela composer seperti biasa, lalu ketik Tweet yang pertama. Selanjutnya, klik tombol baru berlambang “+”, dan ketik Tweet yang kedua. Ulangi langkah yang sama untuk membuat Tweet ketiga dan seterusnya. Kalau sudah selesai, tinggal klik tombol “Tweet all” untuk membagikan semuanya secara bersamaan.

Fitur ini datang tidak lama setelah Twitter memperbarui batasan Tweet dari 140 menjadi 280 karakter. 280 karakter memang sudah cukup panjang, tapi ada kalanya batasan itu masih kurang, atau ketika ide harus ditumpahkan dalam beberapa Tweet terpisah yang bersambung. Di saat yang sama, fitur threading ini kian memantapkan peran Twitter sebagai platform microblogging yang efektif.

Threading atau utasan ini sekarang sudah bisa dinikmati oleh semua pengguna, tapi entah mengapa saya belum menemukannya di aplikasi Twitter versi iOS, meski sudah saya update ke versi yang terbaru, dan versi Android dan web-nya sudah ada.

Sumber: Twitter.

Twitter Uji Bookmarks, Fitur untuk Menyimpan Cuitan yang Belum Sempat Dibaca

Oktober kemarin, Twitter mengumumkan bahwa mereka sedang menggodok fitur untuk menyimpan cuitan. Fitur ini akhirnya memiliki nama resmi, yaitu Bookmarks, sebab istilah inilah yang paling umum kita gunakan saat hendak menyimpan konten di jagat internet.

Cara kerja fitur yang sudah banyak dinanti-nantikan oleh pengguna Twitter ini cukup sederhana kalau melihat versi awalnya, di mana pengguna dapat mengklik icon “…” pada setiap tweet untuk memunculkan menu tambahan, lalu memilih opsi “Add to Bookmarks” guna menyimpan cuitan tersebut.

Fitur ini pastinya akan sangat efektif ketika pengguna hendak membaca suatu percakapan antara beberapa pengguna lain yang cukup panjang, tapi masih belum sempat. Timing-nya juga terasa pas mengingat Twitter baru saja meningkatkan batasan karakter dalam sebuah cuitan menjadi 280 karakter.

Hal menarik lain yang patut disorot, Bookmarks dalam Twitter sifatnya privat, yang berarti hanya Anda seorang yang dapat melihat daftar cuitan yang Anda simpan untuk dibaca di lain waktu. Sepertinya fitur ini bakal banyak disalahgunakan oleh para stalker yang belum bisa move on dari mantannya.

Terlepas dari itu, fitur ini jelas merupakan solusi yang lebih ideal ketimbang harus mengklik icon hati demi menyimpan sebuah cuitan yang belum sempat dibaca. Sayangnya sejauh ini Twitter baru mengujinya bersama sejumlah pengguna saja, dan belum ada yang menyinggung soal estimasi waktu perilisan resminya.

Sumber: The Verge.

Batasan 280 Karakter di Twitter Kini Bisa Dinikmati Semua Pengguna

Bulan September kemarin, Twitter mengejutkan dunia dengan menguji batasan karakter baru dalam sebuah tweet menjadi 280 karakter. Sifat dasar manusia yang takut akan perubahan langsung kumat, dan keputusan ini pun menuai kontroversi secara global.

Mereka yang tidak setuju merasa takut timeline-nya akan diisi oleh cuitan-cuitan yang lebih panjang. Sebaliknya, tidak sedikit juga yang merasa senang dengan keputusan ini, sebab mereka jadi lebih mudah berekspresi. Ini merupakan perubahan terbesar yang Twitter terapkan sejak mereka memutuskan untuk tidak lagi menghitung lampiran media sebagai karakter.

Kini, batasan 280 karakter ini sudah bisa dinikmati oleh semua pengguna Twitter tanpa terkecuali. Anda yang merasa takut karena alasan yang sama seperti di atas tidak perlu khawatir, sebab hasil observasi Twitter menunjukkan bahwa hanya ada 5% tweet yang mengemas lebih dari 140 karakter, dan hanya 2% yang melampaui 190 karakter.

Jadi secara garis besar timeline pengguna tidak akan berubah terlalu drastis. Kalaupun ada perubahan, hal itu dikarenakan orang-orang sedang asyik mencoba fitur baru ini, dan seiring berjalannya waktu semua diyakini bakal kembali normal.

Twitter more characters

Apa yang ingin Twitter capai sejatinya adalah mempermudah pengguna dalam berekspresi. Jadi ketika mereka benar-benar membutuhkan lebih dari 140 karakter, mereka bisa tetap lanjut menulis dengan leluasa dan tidak harus menghabiskan waktu lama untuk mengedit tweet yang kepanjangan.

Sama seperti sebelumnya, pengguna yang berbahasa Jepang, Korea atau Tionghoa masih dibatasi dengan 140 karakter saja. Hal ini dikarenakan batasan karakter bukanlah masalah besar bagi mereka mengingat satu abjadnya bisa mengemas dua atau bahkan tiga alfabet biasa.

Sumber: Twitter. Gambar header: Pixabay.