Google rilis Hotpot, rekomendasi berbasis lokasi

Sepertinya berita tentang produk terbaru Google yang satu ini agak-agak tertutupi dengan besarnya berita mengenai Facebook Messaging, namun sepertinya ini merupakan salah satu produk Google yang menarik untuk dibahas.

Namanya Google Hotpot, konsepnya adalah sebuah jejaring rekomendasi yang berbasis lokasi dimana layanan ini akan dijalankan kebanyakan oleh user (User generated content). Cara kerjanya sendiri cukup mudah, Google mengambil konten lokasi dari rekanan-rekanan mereka seperti Yelp dan juga user submission dari Google Places dan Maps. Dari sini Google Hotpot ingin mengambil rekomendasi, review dan juga memberi rating untuk sebuah lokasi. Continue reading Google rilis Hotpot, rekomendasi berbasis lokasi

Alibaba Kembangkan Sayap Ke AS

Alibaba, situs ecommerce asal China hari Kamis (23/07/09) mengumumkan strategic partnership dengan Bank of China, salah satu bank terbesar di China. Alibaba dan Bank of China akan bekerjasama melebarkan sayap business development secara internasional namun sambil memantapkan posisinya di pasar domestik.

Program ini dimulai sejak kunjungan para eksekutif Alibaba, termasuk CEO Jack Ma ke Silicon Valley awal tahun ini untuk bertemu dengan beberapa perusahaan seperti Google, eBay, dan Amazon untuk mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan kerjasama. Dan Alibaba juga menyatakan bahwa pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan tersebut juga menyangkut kemungkinan membawa platform pembayaran online dan lelang milik Alibaba ke AS.

Perjanjian kerjasama dengan Bank of China ini akan sangat berguna untuk AliPay, sistem pembayaran online milik Alibaba yang akan menjadi semakin mudah ketika pengguna melakukan pembayaran antar-negara. Shao Xiaofeng, President of Alipay menyatakan bahwa Alipay harus menjadi platform global di masa datang.

Alipay saat ini telah memiliki 200 juta pengguna terdaftar, hampir setara dengan jumlah seluruh penduduk Indonesia. Menurut analisa dari Maverick China Research, Alipay memiliki kemungkinan untuk berhasil membawa platform pembayaran tersebut ke luar negeri.

Plaxo Mulai Saingi LinkedIn

Plaxo, layanan address book yang niche ini rupanya belakangan ini sedang sibuk dengan fase pengembangan lanjut dari fitur-fitur jejaring sosial di situs tersebut. Fitur-fitur seperti life-streaming dan integrasi dengan Facebook sedang dalam pengembangan tahap akhir dan segera dapat dinikmati oleh para penggunannya. Namun rupanya tim Plaxo tidak ingin berhenti sampai di situs, melainkan terus mengembangkan sayap ke arah jejaring bisnis (business networking).

Baru-baru ini Plaxo meluncurkan kanal My Career di situsnya dengan salah satu fitur kunci yaitu Company Navingator. Melalui Company Navigator ini anda mampu mencari pengguna lain di Plaxo yang berada dalam lingkup perusahaan. Fitur ini tentu saja langsung mengingatkan saya dengan fitur yang sudah ada sejak lama di situs jejaring sosial untuk kalangan professional, LinkedIn. Dan sepertinya pembandingan antara Plaxo dan LinkedIn tidak terhindarkan lagi.

John McCrea, vice president of marketing Plaxo, menyatakan bahwa saat ini Plaxo sedang dalam tahapan awal dari pengembangan jejaring sosial unik yang diusung oleh Plaxo. Dan dengan bantuan dari situs jejaring sosial yang lebih besar (Facebook), Plaxo mendapatkan kemudahan untuk me-rekrut pengguna baru mengikuti alur jejaring sosial pengguna Plaxo di Facebook.

Facebook Jual Mahal … lagi.

Facebook dikabarkan sedang menjalani perbincangan serius dengan investor potensial termasuk Providence Equity Partners, General Atlantic, Bain Capital, dan Kohlberd Kravis Roberts. Perbincangan ini berkutat dengan detail perjanjian dari funding dari ke-4 investor besar tersebut, dan berusaha mencari nilai valuasi dari Facebook. Disinilah masalah dimulai sampai akhirnya perbincangan tersebut berakhir dengan sukses karena ketidakcocokan valuasi harga antara pihak Facebook dan pihak investor. Ke-empat investor tersebut ingin mem-valuasi Facebook senilai US$ 2 – 3 Milyar, sedangkan Facebook sendiri mengklaim valuasi dirinya tidak kurang dari US$ 6 Milyar.

Facebook memang sedang bertumbuh gila-gilaan, di Indonesia saja minggu kemarin ada 200.000 pengguna baru yang mendaftar di Facebook (menurut CheckFacebook.com). Dan kabarnya tiap satu pengguna menjadi beban 1 dollar pertahun untuk Facebook, jumlah yang sangat besar mengingat Facebook belum memiliki  revenue model yang jelas dan solid.

Menurut sumber dari dalam Facebook, kalau memang Zuckerberg sangat menginginkan revenue instan bisa saja memberikan space lebih untuk iklan di Facebook namun seperti Zuckerberg sangat menghindari hal tersebut. Bahkan Sheryl Sandbergy (COO) baru-baru menyatakan “Kami mungkin akan mengambil uangnya, tapi bukan berarti kami harus.”.

Kenapa Facebook bisa begitu yakin bisa survive tanpa investor? Apakah Facebook sudah memiliki rencana untuk generate revenue dalam waktu dekat? Bisa jadi.