Perkuat Ekosistem Edtech, Cakap Siapkan Tiga Layanan Baru

Pasca berganti nama dari Squline, Cakap kini tengah mempersiapkan tiga layanan baru, yaitu Cakap Chat, Cakap Live, dan Cakap Lifestyle. Di antara platform tersebut, Cakap Chat yang sudah mendapatkan tanggal peluncuran pasti di kuartal ketiga 2019.

CEO Cakap Tomy Yunus menyebutkan, ekspansi layanan ini untuk mengakomodasi fokus Cakap menjadi penyedia platform kursus bahasa asing yang lebih terjangkau dan membuka akses terhadap guru profesional serta pendidikan berkualitas tinggi di Indonesia.

“Lewat layanan baru ini, kami ingin memperkuat ekosistem dengan menambah mitra pengajar dan konten pembelajaran yang lebih beragam,” kata Tomy kepada DailySocial.

Tomy menjelaskan, Cakap Chat adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk belajar, berkonsultasi, maupun mengobrol one-on-one dengan guru/tutor. Pengguna bisa mengirimkan chat (teks) atau voice note (suara). Model bisnisnya berbasis langganan dalam jangka waktu tertentu.

Sementara itu, Cakap Live merupakan aplikasi live streaming untuk kegiatan belajar dengan guru profesional dengan maksimal partisipan mencapai 100 orang dalam satu sesi. Konten dan pengisi akan dikurasi. Aplikasi ini belum resmi meluncur, tetapi sudah bisa diakses pengguna.

Tentang Cakap Lifestyle, Tomy belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai layanan ini. Yang pasti Cakap Lifestyle akan menghadirkan beragam konten mengenai skill dan lifestyle. 

“Kami harap ada peningkatan pengguna yang cukup signifikan agar aplikasi Cakap dapat semakin meningkatkan lebih banyak kualitas kehidupan pengguna,” ujarnya.

Dalam jangka panjang, ungkap Yunus, Cakap berambisi untuk menjadi super app di bidang education technology atau edtech di Indonesia. Terlebih dengan ekspansi layanan yang tengah dilakukan untuk memperkuat ekosistemnya.

“Kami optimistis Cakap bisa menjadi super app dalam lima tahun ke depan. Apalagi program di pemerintahan Presiden Jokowi akan fokus pada pengembangan SDM daripada belanja infrastruktur. Ini menjadi angin segar bagi pelaku di industri pendidikan, termasuk edtech,” paparnya.

Bidang edtech saat ini cukup banyak dilirik pelaku startup di tanah air. Hadirnya teknologi menjadi salah satu tool untuk mengatasi sejumlah masalah di sektor pendidikan Indonesia, mulai dari keterbatasan akses jalan, internet, dan jumlah pengajar. Di sisi lain, masih sulit untuk mengubah mindset orang Indonesia untuk belajar lewat platform.

Kemendikbud menyebutkan total keseluruhan guru di Indonesia per 2018 hanya sebanyak 3,2 juta orang. Jumlah tersebut sangat jauh dengan populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 260 juta jiwa.

 

Squline Changes Product Name Into “Cakap by Squline”

Squline officially changing its name and logo into “Cakap by Squline”. It applies to the language online service. Cakap was chosen because in Bahasa it means “competency” or “having ability”.

In the official release, besides logo and product name, Squline also plans to improve the quality of its solutions and seek places in many platforms, such as website, Android and iOS apps, and available on instant messaging, for example, Line as an effort to get closer to public.

Squline, as a company, brings out an important vision to provide access to knowledge providing high-quality online learning solution.

In 2019, Squline has reached its 6th year as a business. Closing 2018 with series A funding worth “seven digit US dollar”, Squline works hard to acquire users this year.

In the previous release, Squline focus after getting funded is technology development and talent acquisition. Tomy Yunus, Squline’s CEO said in the previous interview that they’re trying to enter a bigger market or segment by offering the current solution for simple and affordable online language learning.

“We’ll develop more affordable but effective solution to learn language online. It’ll also boost market expansion to level B and C user in Indonesia and escalate their competitive level. Due to our main objective, to create learning ecosystem without limit,” Yunus said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Layanan Squline Ganti Nama Produk Jadi “Cakap by Squline”

Produk Squline resmi mengganti nama dan logo mereka menjadi “Cakap by Squline”. Perubahan nama ini berlaku pada layanan pembayaran bahasa Squline secara online. Nama Cakap sendiri dipilih karena dalam Bahasa Indonesia merupakan kata yang memiliki arti “kompeten” atau “memiliki kemampuan”.

Dalam keterangan resmi yang kami terima, selain perubahan logo dan nama produk, pihak Squline mengklaim berencana meningatkan kualitas solusi yang mereka tawarkan sekaligus mencoba hadir di banyak platform, seperti web, aplikasi Android dan iOS, dan hadir di aplikasi pesan instan, seperti Line, sebagai bagian dari upaya lebih dekat dengan masyarakat.

Squline, sebagai perusahaan, masih membawa visi penting untuk membantu memudahkan akses ke pembelajaran dengan menghadirkan solusi pembelajaran online berkualitas.

Tahun 2019 ini merupakan tahun keenam Squline hadir sebagai sebuah bisnis. Menutup tahun 2018 dengan pendanaan Seri A dengan kisaran nilai “tujuh digit dolar AS” Squline berusaha menggenjot pertumbuhan pengguna tahun ini.

Dalam pemberitaan sebelumnya disebutkan fokus Squline setelah mendapatkan pendanaan adalah pengembangan teknologi dan akuisisi talenta. CEO Squline Tomy Yunus dalam wawancara terdahulu menyebutkan mereka tengah berusaha masuk ke pasar atau segmen yang lebih luas dengan tetap menawarkan solusi belajar bahasa secara online yang mudah dan terjangkau.

“Kami akan mengembangkan solusi yang lebih terjangkau namun tetap mengedepankan cara efektif untuk belajar bahasa secara online. Ini juga akan mendorong ekspansi pasar ke level B dan C pengguna di Indonesia dan meningkatkan tingkat daya saing mereka. Karena misi utama kami adalah menciptakan lingkungan belajar tanpa batas,” ujar Tomy.

Application Information Will Show Up Here