Freelancer Messenger Dukung Produktivitas secara Mobile di Layanan Crowdsourcing Freelancer

Layanan crowdsourcing terbesar di dunia Freelancer mengumumkan kehadiran aplikasi Freelancer Messenger untuk mendukung produktivitas secara mobile. Freelancer Messenger sudah tersedia untuk platform Android — ketersediaan untuk platform iOS menyusul — dan dapat digunakan untuk melakukan komunikasi internal dengan penyedia pekerjaan ataupun freelancer yang sedang mengerjakan pekerjaan yang diinginkan.

Aplikasi mobile merupakan fitur yang paling diinginkan oleh pengguna layanan Freelancer, dengan kunjungan dari pengguna mobile mencapai 15% dari total kunjungan dan mencatat peningkatan hingga 297% di periode Februari 2014 dibandingkan setahun lalu. Menggunakan aplikasi ini pengguna dapat memberi atau menerima proyek, mengirimkan atau membalas message melalui inbox mereka, menambah attachment serta melihat list kontak mereka. Freelancer Messenger dengan mudah mengubah pengalaman real-time chat di desktop ke platform mobile.

Bagi 300 ribu pengguna layanan Freelancer di Indonesia, ketersediaan aplikasi ini bakal membantu produktivitas dan koneksi dengan klien saat tidak berada di tempat kerja sekalipun. Vice President of Growth Freelancer Willix Halim mengatakan, “Pengguna Freelancer Messenger akan merasakan manfaat dari konektivitas yang berkelanjutan dan meningkat yang membuat mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka lebih cepat dan lebih efisien sambil membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan para freelancer atau employer mereka.”

Hal ini mendanai aktivitas besar Freelancer kedua bulan ini setelah sebelumnya mengakuisisi marketplace konten virtual Fantero dengan nilai yang tak diumumkan. Fantero yang berkantor pusat di Ukraina memperdagangkan koleksi hampir 1 juta konten digital unik digital yang dikumpulkan dari 100,000 pengguna dan berupa stock photosweb templates, audio, musik, berkas Flash, berkas video, berkas model 3D, plugin, dan script.

Tentang akuisisi Fantero ini, CEO Freelancer Matt Barrie menyebutkan, “Fantero merupakan sebuah kesesuaian yang menggembirakan bagi komunitas Freelancer. Para freelancer dapat memproduksi secara konstan semua hal berkaitan digital content, dan hal ini merupakan cara mengagumkan untuk menjual aset-aset tersebut – sebagai tambahan, sumber daya seperti ini akan membantu meningkatkan produktivitas dan menyediakan nilai langsung terhadap berbagai pekerjaan dari ribuan proyek yang di-post di Freelancer setiap hari.”

Freelancer saat ini memiliki lebih dari 10,7 juta pengguna dan telah terdaftar di Bursa Efek Australia sejak November tahun lalu.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

MailBird Lakukan Crowdsourcing Untuk Wujudkan Aplikasinya

Salah satu pemenang Sparxup 2012, MailBird, sedang melakukan penggalangan dana lewat Kickstater. Upaya ini dilakukan oleh MailBird, untuk membiayai proyek mereka dalam membuat aplikasi email yang lebih baik dari pada yang telah ada sekarang. Continue reading MailBird Lakukan Crowdsourcing Untuk Wujudkan Aplikasinya

Layanan Crowdsourcing Desain Sribu Siap “Go International”, Siapkan Layanan Multibahasa dan Sistem Pembayaran Online

Jika selama ini istilah “go international” disematkan secara perorangan bagi programmer dan desainer yang bekerja di forum-forum luar negeri, kini kita berharap paradigma ini semakin berubah. Sribu yang merupakan layanan crowdsourcing desain dan berbasis di Indonesia mengumumkan kesiapannya untuk “go international” dan menerima berbagai proyek dari pihak luar negeri. Seperti dikutip dari rilis persnya, saat ini lebih dari 15.000 16.000 desainer telah bergabung dengan komunitas Sribu dan 55.000 63.000 portofolio klien telah dikerjakan.

Continue reading Layanan Crowdsourcing Desain Sribu Siap “Go International”, Siapkan Layanan Multibahasa dan Sistem Pembayaran Online

Ada Shopping, AdaDiskon

adadiskonAh, gaya hidup ibukota yang kontradiktif… bentar, kayaknya udah pernah posting kayak gini. Ah ya topik kali ini memang masih berkutat di belanja dan penawaran diskon, kali ini memperkenalkan AdaDiskon.com.

Menurut foundernya Aswin Utomo, AdaDiskon memposisikan diri sebagai “Indonesia’s first ever deal-sharing community.” Terlebihnya, AdaDiskon juga menjadi media berita diskon dan penawaran yang bersifat aktif memberi info ke anggotanya dibanding hanya menyediakan informasi on-demand.

Awalnya gue agak pesimis karena di halaman depan tampak sekedar panduan diskon dan artikel yang cluttered, dan ngga banyak yang menarik perhatian gue. Ternyata baru terasa serunya pas udah sign-up.

Continue reading Ada Shopping, AdaDiskon

Siskamling Ala Facebook

fbcomKalau diibaratkan negara beneran, Facebook dengan 300 juta pengguna aktif berarti udah lebih rame dari Indonesia, dan kita tau gimana kacaunya negara kita. Nah gimana Facebook menjaga rakyatnya supaya damai sentosa?

Seperti kita ketahui bahwa Facebook punya sederet aturan yang harus dipatuhi penggunanya dalam mengupload content, baik gambar maupun tulisan. Dan ternyata menurut InsideFacebook, dalam menjaga aturan tersebut Facebook mulai melakukan crowdsourcing dengan membentuk Facebook Community Council. Istilahnya Siskamling Ala Facebook.

Continue reading Siskamling Ala Facebook