Setelah Diakuisisi Mynavi Corporation, Sribu Rencanakan Perluasan Lini Bisnis

Usai diakuisisi oleh Mynavi Corporation tahun lalu, Sribu ingin memperkuat posisinya di pasar talenta dan rekrutmen Indonesia, baik segmen pekerja lepas (freelance) maupun pekerja tetap (full time). Sejumlah strategi dan produk disiapkan untuk membidik skala bisnis yang lebih besar.

Sekilas terkait akuisisinya, perusahaan SDM asal Jepang Mynavi Corporation mencaplok mayoritas kepemilikan saham Sribu. Co-Founder & CEO Sribu Ryan Gondokusumo bilang proses pengambilalihan tersebut memakan waktu dua tahun. Pasca-diakuisisi, ia mengaku tidak ada perubahan manajemen. Sribu tetap memegang kendali terhadap pengembangan bisnis dan strateginya.

“Setelah diakuisisi, kami mencoba meredefinisi visi-misi Sribu, menentukan ke mana arah model bisnisnya. Hal ini kami diskusikan juga dengan Mynavi. Sribu memutuskan untuk fokus untuk meningkatkan kualitas talenta di Indonesia,” ujarnya saat berbincang dengan DailySocial.id soal profitabilitas baru baru ini.

Untuk mencapai standar emas yang dirancangnya, Sribu akan mengurasi sebanyak 30.000 freelancer di platformnya. Proses kurasi akan mengacu pada sejumlah metrik, seperti jumlah portofolio, ulasan klien, dan biografi freelancer. “Apabila [metriknya] bagus, mereka akan mencapai tahap interview. Nantinya, akan ada sertifikasi dan spesialisasi. Kami juga berencana grabbing overseas companies dalam 2-3 tahun ke depan.”

Kurasi freelancer ini juga sejalan dengan strategi Sribu untuk menyuplai pekerja lepas ke proyek yang lebih besar. Sribu juga mengembangkan fitur/produk white label untuk membidik segmen B2B atau pemilik bisnis yang butuh project/talent management, seperti PR dan advertising agency.

“Ada tool untuk invoicing atau quotation, cuma tidak pakai label Sribu. Pemilik bisnis bisa mengelola proyeknya [di platform Sribu]. White label menjadi salah satu revenue model kami.”

Kemudian, freelancer kini dapat memasang jasa sendiri atau mempromosikan dirinya dengan kata kunci pekerjaan yang lebih spesifik, tidak seperti sebelumnya yang hanya menampilkan profil untuk custom job. Fitur berupa search bar ini baru saja dirilis. Menurut Ryan, fitur tersebut dikembangkan untuk memenuhi permintaan pekerjaan yang suplainya tidak banyak atau sulit dicari di Indonesia. Contohnya, pengecekan Google Search Console.

Kepopuleran ChatGPT dan potensi munculnya teknologi baru di masa depan mau tak mau mendorong Sribu untuk meningkatkan kualitas talenta. Bisa jadi perkembangan teknologi berpotensi melenyapkan pekerjaan lama, tetapi otomatis menghadirkan jenis pekerjaan baru.

“Kebutuhan pekerja copywriting mulai berkurang, tetapi kategori baru muncul, yakni ChatGPT prompter. Kebutuhannya ada karena buat prompt itu sulit. Saya melihat pasar akan membutuhkan ekspertis, karena teknologi baru berarti ada suplai baru,” tambahnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja lepas di Indonesia telah mencapai angka 34 juta orang pada 2022. Adapun, perusahaan yang membutuhkan jasa pekerja lepas ini diestimasi sebanyak 683 ribu yang bergerak di berbagai skala usaha.

Rekrutmen

Terakhir, Sribu juga akan masuk ke penyediaan talenta untuk pekerja penuh, akan bersaing pula dengan platform job marketplace di Indonesia. Saat ini, Sribu tengah menyiapkan produknya sebelum komersial ke publik.

“Saat ini sudah siap sekitar 500 talenta untuk IT dan programming. Modelnya adalah matching. Misalnya, kami provide tiga CV. Jika tertarik untuk lanjut ke proses interview, klien bisa deposit. Jika tidak cocok, deposit kembali. Mirip dengan recruitment agency. Saat ini, kami fokus di middle staff karena kami tidak ingin berkompetisi dengan head hunter,” jelasnya.

Untuk sourcing talent ini, Sribu hanya fokus di lima kategori pekerja, antara lain desainer grafis, programmer; video, audio & photographer; writer, translator, data entry; serta digital marketer.

Sekadar informasi, Indonesia memiliki sejumlah platform di bidang talenta dan rekrutmen yang hadir dengan beragam model dan pendekatan berbeda. Ada Jobseeker yang fokusnya mengincar pekerja kerah biru dengan model social recruitment.

Startup KUPU memanfaatkan AI ke dalam proses rekrutmen, baik untuk proses matching maupun interview. Sementara, KarirLab menghubungkan mahasiswa, perguruan tinggi, dan perusahaan dengan menyediakan platform pengembangan dan manajemen karir.

Ryan Gondokusumo Buka-Bukaan Perjalanan Sribu Capai Profitabilitas

“Akhirnya, saya bisa tidur nyenyak setelah memutuskan untuk mengejar profitabilitas,” Founder Sribu Ryan Gondokusumo.

Bagi Ryan, mengejar pertumbuhan dan fundraising bak pertunjukan tiada akhir. Enam tahun ia lalui sebagai solo founder bukanlah hal yang mudah. Apalagi, ia mengakui di awal industri startup berkembang di Indonesia, sempat terdoktrin bahwa startup harus terus mengejar pertumbuhan.

Berbincang dengan DailySocial.id, Ryan menceritakan bagaimana perjalanan startupnya menuju profitabilitas. Selama enam tahun, Sribu mencari ‘bensin modal’ dari penggalangan dana, yang mana bagi Ryan adalah sebuah proses kompleks dan memakan waktu.

Sribu adalah startup penyedia jasa freelance dan crowdsourcing desain. Didirikan oleh Ryan Gondokusumo pada 2011, Sribu menjadi saksi pertumbuhan digital tanah air lebih dari satu dekade. Sribu berada di fase di mana saat itu hanya ada tiga venture capital saja yang berinvestasi di startup.

Sumber: Sribu
Sumber: Sribu

East Ventures adalah investor perdana Sribu pada 2012. Pada 2014 dan 2018, Sribu memperoleh pendanaan dari Asteria (sebelumnya Infoteria Corporation) dan CrowdWorks.

“Sebelum mengamankan pendanaan dari Asteria, saya sempat bicara dengan 80 VC selama satu setengah tahun. Sangat time-wasting.”

Eksperimen hingga kejar profit

“Saya merasa sampai kapan harus kejar growth. Kalau begini terus, minimal harus punya 2-3 co-founder. Sementara, saat itu saya sendiri. Baru dipertemukan dengan co-founder di tahun ketujuh kami beroperasi, yang kini memegang posisi CTO,” tuturnya.

Ia mengaku aksi bakar duit kerap berlangsung sejak 2012-2016. Sebelum melakukan penggalangan ketiga pada 2018, Sribu sempat bereksperimen; (1) memisahkan Sribu dan Sribulancer; serta (2) mengembangkan asisten virtual Halo Diana.

“Memisahkan Sribu dan Sribulancer adalah kesalahan. Saat itu, saya pikir pasar Sribu dan Sribulancer masih kecil. Saya bicara tanpa data. Kesalahan ini kami tebus dua tahun berhenti pengembangan fitur, cuma fokus mergering platform. Ini sulit karena portofolio kami sudah banyak sekali saat itu, datanya sangat besar,” ungkap Ryan.

Saat ini, Sribu telah melayani lebih dari 30 ribu klien dari 50 sektor industri. Jumlah freelancer mencapai 30 ribu, satu pertiganya adalah pengguna aktif.

Dari kisah pemisahan Sribu dan Sribulancer, Ryan dan timnya memutuskan mengembangkan asisten virtual bernama “Halo Diana”. Namun, lagi-lagi gagal dan tidak ada cukup resource untuk mengeksekusinya. Ryan masih berpikir untuk terus mengejar pertumbuhan sampai akhirnya modal menipis.

Tahun 2017 menjadi pivotal bagi Sribu karena di tahun itu perusahaan memutuskan arah navigasinya ke profitabilitas. Ryan berujar saat itu startup kesulitan mencari investor. Alasan lainnya, Sribu juga ingin scale up bisnisnya untuk melayani proyek lebih besar di segmen B2B.

“Pada tahun 2017 onward, kami sudah mengantongi keuntungan bersih. Kemudian, kami mendapat pendanaan dari CrowdWorks pada 2018. Saat itu, spending kami fokuskan untuk marketing, bukan hiring.

Akuisisi dan redefinisi bisnis

Akuisisi Sribu oleh Mynavi Corporation menjadi tonggak perjalanan selanjutnya untuk meredefinisi bisnisnya, yakni meningkatkan standar talenta Indonesia sebagai fokus baru.

“Kami menentukan kembali ke mana arah model bisnis kami. Saat ini, fokus utama kami ada di lima kategori. Kami berdiskusi dengan Mynavi, apakah mau masuk ke segmen blue collar, kategori lain, atau masuk ke konsultasi bisnis,” tuturnya.

Sumber: Sribu

Sribu akan meningkatkan level bisnisnya dengan menentukan standar emas; mengurasi satu per-satu dari total 30.000 freelancer, serta bertahap melakukan sertifikasi dan spesialisasi. Kurasi ini juga dalam rangka meningkatkan kualitas freelancer Sribu sejalan dengan rencana ekspansinya ke luar negeri dalam 2-3 tahun ke depan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja lepas di Indonesia telah mencapai angka 34 juta orang pada 2022.

Kepemilikan saham Sribu kini dikuasai mayoritas oleh Mynavi Corporation, menandakan pengambilan keputusan harus sangat diperhitungkan. Namun, ungkap Ryan, bukan berarti akuisisinya memengaruhi pengambilan keputusan maupun spending bisnis.

“Meski Mynavi adalah korporasi dan sangat hierarki, kami tidak ingin culture itu masuk karena bisa slow us down. Keputusan tetap ada di kami. Proses akuisisi memakan waktu dua tahun sehingga kami punya understanding lebih baik.”

Belajar dari kesalahan

Tujuh tahun perjalanannya menuju titik profitabilitas, Ryan menyebut tiga kesalahan yang ia pelajari saat membangun Sribu.

  1. Selalu mengandalkan data
    Pengembangan produk/layanan baru, atau pengambilan keputusan strategis tidak bisa berlandaskan perasaan. Selalu memantau perubahan atau tren baru untuk lebih memahami pasar juga wajib dilakukan. “Semua harus berbasis data. Apakah market size bankable, misalnya? Karena revenue model kami jelas, kami tahu how to make money,” ujarnya.
  2. Tak perlu ikut-ikutan
    Halo Diana adalah salah satu kegagalan yang terjadi pada pengembangan bisnis Sribu. Halo Diana tidak berlanjut karena tidak product-market fit, dan berakhir sebagai produk yang nice to have saja. “Jangan sampai ikut-ikutan membuat satu produk hanya karena perusahaan lain punya. Tekanan dari kompetitor pasti akan selalu ada. Fokus pada bisnis.”
  3. Pahami kapabilitas sendiri
    Jika ingin terus-menerus mengejar pertumbuhan, pahami sejauh mana kemampuan sumber daya yang dimiliki. Enam tahun menjadi solo founder, Ryan memutuskan untuk fokus mengejar profitabilitas demi keberlangsungan perusahaan.

Ryan Gondokusumo: Standar Kualitas pada Usaha di Bidang Jasa

Dalam membangun usaha, khususnya di bidang jasa, hubungan antara pelanggan sebagai konsumen dan pelaku bisnis sebagai produsen sangatlah penting. Kesuksesan usaha jasa itu sendiri ditentukan oleh seberapa besar kepuasan konsumen jasa tersebut.

Founder sekaligus CEO perusahaan jasa Sribu, Ryan Gondokusumo, berbagi wawasannya terkait kiat membangun usaha di bidang jasa, terutama dalam membangun dan meningkatkan kualitas layanan.

Berikut ini penjelasan lengkap terkait standar kualitas jasa pada usaha di bidang jasa, berdasarkan kacamata praktisi yang bergelut di perusahaan bidang jasa. Simak selengkapnya.

Standar Kualitas Jasa: Kepuasan Pelanggan jadi Kunci

Jasa merupakan aktivitas ekonomi yang bersifat tidak nyata, yakni aktivitasnya melibatkan sejumlah interaksi antara produsen dan konsumen, namun tidak menghasilkan transfer kepemilikan terhadap sesuatu dan tidak terikat pada suatu produk fisik.

Kualitas jasa sendiri didefinisikan sebagai penilaian atau sikap publik terhadap suatu jasa. Persepsi terhadap kualitas jasa merupakan hasil dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa.

Dengan begitu, pelaku bisnis sebagai produsen seringkali kesulitan mengukur kualitas jasa yang ditawarkannya. Sehingga, penilaian pelanggan yang berasal dari kepuasannya sangat berpengaruh dalam mengukur kualitas layanan pada usaha di bidang jasa.

Menurut Ryan, kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan bisnis, khususnya di bidang jasa. Ia berkata, pelaku bisnis penyedia jasa harus memberikan layanan yang dapat memuaskan ekspektasi pelanggannya.

“Jika layanan jasa tidak dijalankan sesuai dengan ekspektasi klien atau pelanggan, maka kedepannya klien tersebut juga tidak akan menggunakan lagi jasa itu lagi. Sehingga, kepuasan pelanggan ini sangat penting,” kata Ryan.

Kepuasan pelanggan terhadap jasa dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan penyedia jasa. Misalnya seperti mendatangkan pembelian berulang, menciptakan loyalitas pelanggan, pelanggan yang puas memberikan rekomendasi kepada pihak lain, dan sebagainya.

Dimensi yang menjadi Tolok Ukur Kualitas Jasa

Dengan pengaruh kepuasan pelanggan bagi usaha jasa itu, pelaku bisnis penyedia jasa perlu mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap jasa yang diberikannya, agar dapat mengukur dan meningkatkan kualitas jasanya.

Ryan mengungkapkan tiga tolok ukur yang menjadi standar kualitas layanan jasa pada usaha di bidang jasa. Pertama, kualitas tenaga kerja. Hal ini dilihat dari kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja penyedia jasa itu sendiri.

“Kedua, komunikasi. Komunikasi itu diliat dari seberapa baik penyedia jasa menyampaikan update ke pelanggan. Selain itu juga dilihat dari seberapa detail penyedia jasa menjelaskan serta menanyakan kebutuhan pelanggan,” lanjut Ryan.

Ketiga, kecepatan. Hal ini dilihat dari kemampuan penyedia jasa memberikan dan menyelesaikan layanan kepada pelanggan, sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati bersama.

“Jadi, dilihat seberapa cepat penyedia jasa deliver hasil kerjanya. Kalau tenggat waktu yang disepakati adalah dua hari, tetapi penyedia jasa deliver hasil kerjanya ternyata sepuluh hari, itu juga dapat membuat kualitas jasa itu tidak bagus,”

Tak jauh berbeda dengan tiga tolok ukur yang dikemukakan Ryan sebagai praktisi, ada pun tolok ukur standar kualitas jasa menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1998) sebagai ahli. Para ahli tersebut menilai terdapat lima dimensi kualitas jasa, antara lain sebagai berikut:

  • Keandalan (reliability), yakni kemampuan penyedia jasa memberikan layanan yang dijanjikan kepada pelanggan dengan akurat dan memuaskan.
  • Daya tanggap (responsiveness), yakni respon dan kesigapan perusahaan penyedia jasa beserta tenaga kerjanya untuk membantu konsumen melalui layanan yang diberikan.
  • Jaminan (assurance), yakni mencakup kompetensi, kesopanan dan kredibilitas yang dimiliki para tenaga kerja penyedia jasa, yang berhubungan dengan kepercayaan pelanggan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
  • Empati (empathy), yakni perhatian penyedia jasa kepada pelanggannya melalui kemudahan akses dalam melakukan hubungan komunikasi dalam rangka memahami kebutuhan konsumen.
  • Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan para tenaga kerja dan sarana komunikasi yang dimiliki penyedia jasa.

Kiat Membangun Standar Kualitas Usaha Jasa

Ryan menilai, langkah pertama yang perlu dilakukan pelaku bisnis sebagai penyedia jasa, dalam membangun standar kualitas jasa pada usaha jasa adalah mengetahui ekspektasi pelanggan terlebih dahulu.

Menurutnya, standar kualitas jasa dapat dibangun dari mulai memenuhi permintaan dan ekspektasi pelanggan dengan baik.

“Misalnya, pelanggan ingin dibuatkan website dalam tenggat waktu dua hari, tetapi requirement yang diberikan sangat banyak, sehingga penyedia jasa merasa keberatan. Sebagai penyedia jasa, harus bisa terbuka, beri tahu pelanggan mampu selesaikan hingga berapa lama,” jelas Ryan.

Ia menilai, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dari segi client management,  penyedia jasa harus dapat memberikan gambaran realistis, terkait teknis dan kemampuannya dalam menyelesaikan permintaan pelanggan.

Selanjutnya, penyedia jasa perlu memperhatikan dimensi-dimensi yang menjadi tolok ukur standar kualitas jasa itu sendiri. “Kembali ke tiga hal tadi, yakni kualitas, komunikasi dan kecepatan delivery penyedia jasa yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan,” jelas Ryan.

“Kalau dari segi kualitas, tentunya dengan cara perbanyak jam terbang, semakin banyak portfolio penyedia jasa, maka semakin banyak bisa handle pelanggan, sehingga ke depannya menciptakan hasil kerja yang lebih berkualitas,” katanya.

Cara Perusahaan Sribu Tingkatkan Kualitas Jasa

Sribu merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang penyediaan jasa solusi konten dan pemasaran digital berbasis crowdsourcing. Misi perusahaan jasa satu ini adalah menjadikan jasa branding dan pemasaran digital semakin mudah diakses oleh seluruh pelaku bisnis, mulai dari yang kecil, menengah hingga besar.

“Kami mempertemukan antara klien sebagai pelanggan dengan freelancer sebagai penyedia jasa. Hingga hari ini, Sribu sudah memiliki lebih dari 15 ribu klien dan 26 ribu freelancer yang terkurasi,” papar Ryan.

Ryan lalu mengungkapkan, standar kualitas jasa Sribu bergantung pada kualitas freelancer sebagai penyedia jasa yang menggunakan platform crowdsourcing milik perusahaan jasa tersebut.

Ia mengatakan, cara Sribu meningkatkan kualitas jasanya adalah dengan melakukan kurasi di awal perekrutan freelancer. Proses kurasi tersebut dilihat dari portofolio, pengalaman kerja, cara komunikasi, hingga cara pengisian profil dari calon freelancer tersebut.

“Database kami mencatat ada 400 ribu freelancer yang mendaftar menjadi penyedia jasa di platform kami, tetapi kami kurasi jadi hanya 26 ribu. Kebanyakan freelancer tersebut banyak bergerak di bidang marketing dan branding. Mulai dari pembuat website, designer, copywiter, fotographer, social media marketer, digital marketer dan lain-lain,” kata Ryan.

Selain melakukan kurasi ketat terhadap freelancer sebagai penyedia jasa, Sribu juga memaksimalkan layanannya dalam menjembatani penyedia jasa dan pelanggannya, agar komunikasi antara kedua pihak tersebut semakin baik.

“Kami berusaha menyediakan media komunikasi yang bagus. Ke depannya juga kami akan membuat mobile app supaya komunikasi kedua pihak terkait lebih mudah. Kami siapkan segala jenis tools untuk memudahkan akses layanan jasa.” tutup Ryan.

Bagaimana Melakukan Validasi Ide Usaha Jasa ala CEO Sribu, Ryan Gondokusumo

Validasi ide adalah langkah yang penting dalam membangun usaha, termasuk usaha jasa. Namun, sayangnya, langkah ini seringkali terlewat dan membuat ide usaha berujung gagal direalisasi.

Untuk menghindarinya, Anda perlu memahami dan menerapkan langkah yang tepat dalam memvalidasi ide usaha. Tapi, sebelum itu, kita simak dulu pengertian dari validasi ide usaha berikut ini.

Pengertian Validasi Ide Usaha

Validasi ide usaha (idea validation) merupakan proses mengumpulkan bukti dengan melakukan eksperimen untuk menilai apakah sebuah ide layak direalisasikan atau tidak. Kata ‘layak’ di sini memiliki arti apakah ide usaha tersebut menjawab kebutuhan target market atau tidak.

Melakukan validasi ide usaha memiliki banyak manfaat untuk Anda yang baru memiliki ide usaha dan berencana mewujudkannya, di antaranya adalah mengurangi risiko kegagalan dan meminimalisir biaya.

Langkah-Langkah Validasi Ide Usaha Jasa

Sumber: pixabay

Untuk bisa melakukan validasi pada ide usaha jasa Anda, Anda tentu perlu mengetahui apa saja langkah-langkahnya. Kali ini, CEO dari marketplace jasa Sribu, Ryan Gondokusumo, membagikan informasi mengenai langkah-langkah untuk memvalidasi ide usaha jasa. Berikut adalah rangkumannya.

Menentukan Target Market

Setelah mendapatkan ide usaha, pastikan Anda menentukan target market usaha Anda. Target market ini juga akan membantu Anda dalam melakukan langkah selanjutnya, yakni survei market.

Untuk membantu menentukan target market, Anda bisa menggunakan informasi mengenai bagaimana Anda akan memasarkan usaha serta mengetahui kebutuhan konsumen.

Survei Market

Menurut keterangan Ryan, survei market adalah cara yang paling tepat untuk memvalidasi ide usaha, terutama usaha jasa. Mengapa? Seperti yang telah dipaparkan di atas, ia berpendapat cara ini dapat membantu Anda mengetahui apakah usaha yang kita tawarkan dibutuhkan atau tidak oleh target market.

Dalam melakukan survei market, Ryan menyebutkan ada lima poin yang harus dicatat dan dipertanyakan, antara lain:

  • Apakah target market membutuhkan jasa Anda?
  • Bagaimana cara target market mendapatkan jasa Anda?
  • Seberapa painful prosesnya?
  • Berapa harga yang bisa di-afford oleh target market?
  • Seberapa besar marketnya?

Dengan mempertanyakan lima poin tersebut akan membantu Anda mengetahui beberapa hal terkait kelayakan ide usaha Anda.

“Kenapa, sih, lima hal ini penting? Karena kalau kita tidak melakukannya, banyak yang mungkin terjadi. Misalnya, usaha yang kita buat peminatnya tidak banyak, usaha yang kita buat itu ternyata nice to have dan bukan sesuatu yang merupakan pain point (kebutuhan) mereka, usaha yang kita buat itu ternyata harganya tidak masuk ke budget mereka, atau usaha yang kita buat itu ternyata sudah banyak pemainnya walaupun banyak yang butuh,” jelas Ryan.

Kemudian, CEO dari Sribu itu juga memberikan tips dalam melakukan survei market. Pertama, usahakan survei dengan jumlah sampel minimal 100. Kedua, jangan lakukan survei pada orang-orang terdekat di sekitar Anda karena orang-orang terdekat belum tentu merupakan target market usaha Anda.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Memvalidasi Ide Usaha Jasa?

Setelah melaksanakan survei market untuk memvalidasi ide usaha, Ryan juga memaparkan langkah apa yang harus Anda ambil selanjutnya, yakni melakukan product test dan mewujudkan ide usaha tersebut.

Product Test

Product test merupakan step yang dilakukan setelah ide usaha jasa Anda dinyatakan layak melalui validasi ide usaha. Meskipun ide usaha sebelumnya telah dinilai layak, product test tetap perlu dilakukan sebelum merealisasikan ide usaha.

Menurut Ryan, product test atau prototyping adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah produk atau jasa Anda sesuai dengan PMF (Product Market Fit). Dalam melakukan product test, Ryan juga memberikan tips agar sebaiknya dilakukan dengan biaya semurah mungkin dan waktu secepat mungkin.

Build Portfolio

Membangun portofolio adalah langkah awal yang perlu Anda tempuh untuk merealisasikan ide usaha jasa. Sebelumnya Anda mungkin sudah menentukan harga dari jasa Anda, namun Anda pastinya tetap akan menerima negosiasi dari customer.

Untuk awal, Anda bisa menerima pesanan dengan harga di bawah yang Anda tetapkan. Yang terpenting adalah Anda bisa membangun portofolio Anda terlebih dahulu.

Apabila Anda kemudian telah memiliki kemampuan dan portofolio sebagai bukti, Anda akan mendapatkan lebih banyak klien dan bisa memilih untuk menerima pesanan dengan harga yang sesuai seperti yang Anda tetapkan.

Tips Mencari Ide Usaha Jasa

 

Sumber: pixabay

 

Di atas Anda telah mengetahui bagaimana cara mengeksekusi ide yang dinilai telah layak melalui validasi ide usaha. Tapi, bagaimana jika ide yang Anda miliki ternyata tidak layak? Jawabannya adalah Anda selalu bisa mencari ide usaha yang lain.

Selain memberikan informasi mengenai cara memvalidasi ide usaha, Ryan juga membagikan beberapa tips dalam mencari ide usaha jasa. Simak rangkumannya di bawah ini.

Mencari Bidang Keahlian

Tips pertama dalam mencari ide usaha jasa adalah mencari bidang keahlian. Namun, sebaiknya Anda fokus pada bidang jasa apa yang Anda kuasai.

“Kembali lagi ke kita. Sebenernya kita itu penyedia jasa apa?” kata Ryan.

Membangun dan menjalankan usaha jasa yang sesuai dengan keahlian Anda tentu akan lebih mudah dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses.

Tidak Harus Unik

Berbeda dengan usaha produk fisik yang perlu keunikan dan berbeda dari yang lain, Anda tidak perlu keunikan dalam membangun usaha jasa. Lalu, bagaimana cara bersaing dengan usaha jasa lain yang serupa?

Untuk bisa bersaing dengan usaha lainnya, Anda perlu fokus pada expertise, portofolio, dan pengalaman.

“Semakin kita menambah pengalaman, maka akan semakin bagus hasilnya dan kita bisa charge harga lebih tinggi, serta mendapatkan lebih banyak klien.”

Kiat Menjalankan Usaha Jasa ala Sribu

Berhasil mewujudkan ide usaha Anda? Berikutnya, simak beberapa pesan dan kiat dalam menjalankan usaha jasa ala CEO dari marketplace jasa Sribu.

Explore Industri yang Sedang Booming

Tidak harus unik bukan berarti Anda tidak perlu mengeksplor. Agar tetap bisa relate dengan pasar yang ada saat ini, eksplorasi sangat diperlukan. Anda bisa mengeksplor industri yang tengah booming untuk kemudian Anda terapkan pada usaha jasa Anda.

Sebagai contoh, misalnya Anda ingin menjalankan usaha di bidang kepenulisan dan saat ini industri finansial tengah ramai diperbincangkan. Anda bisa menawarkan jasa penulisan mengenai industri finansial sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

Tingkatkan Fokus dan Kemampuan

Menurut Ryan, saat ini dunia semakin mendukung para penyedia jasa yang menghasilkan digital product seperti Anda. Dengan perkembangan digital yang pesat dan adanya marketplace jasa berisi banyak projek, seperti Sribu, tentu akan membantu Anda untuk bisa menghasilkan uang di mana saja.

Ryan juga membagikan cerita beberapa penyedia jasa di Sribu yang bisa mendapatkan proyek-proyek dari klien-klien besar di Jakarta meskipun mereka berada di luar Jakarta.

“Karena yang kita sediakan ini kan semuanya digital goods ya. Jadi, kita nggak perlu ke office tapi kita bisa dapet project-project. Seperti freelancer kita banyak yang dapat project-project dari klien-klien gede dari Jakarta padahal mereka tinggal di daerah.”

Nah, dengan semakin mudahnya akses menjalankan usaha jasa ini, Ryan berpendapat bahwa meningkatkan fokus serta kemampuan sangat penting dilakukan agar dapat sukses dalam menjalankan usaha jasa.

Meningkatkan kemampuan ini bisa Anda lakukan seiring dengan semakin banyaknya proyek dan pengalaman yang Anda dapatkan.

Instead of being konsisten, kita itu harus keep growing ya. Jadi, semakin kita dapat banyak job, kita harus semakin banyak belajar. Apalagi urusan teknologi sama digital berubah terus nowadays,” jelas Ryan.

Demikian informasi yang dibagikan oleh Ryan Gondokusumo selaku CEO dari salah satu marketplace jasa terbesar di Indonesia, Sribu, dalam memvalidasi dan mencari ide usaha jasa.

Setelah mengetahui dan memahami langkah-langkahnya, pastikan Anda tidak lagi melewatkan step validasi ide usaha untuk mengurangi risiko kegagalan dalam merealisasikan ide usaha jasa Anda.

Header by Pixabay.

Platform Pekerja Lepas “Sribu” Diakuisisi Perusahaan SDM Asal Jepang

Platform marketplace pekerja lepas Sribu mengumumkan telah diakuisisi oleh Mynavi Corporation Japan, perusahaan SDM dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, dengan nominal dirahasiakan. Akuisisi ini menandai debut Mynavi dalam memperluas portofolio bisnisnya di Indonesia.

Dalam konferensi pers virtual yang digelar hari ini (30/3), Founder dan CEO Sribu Ryan Gondokusumo menyampaikan aksi korporasi ini telah tuntas sejak awal 2022, menjadikan Mynavi sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan. Ia pun memastikan bahwa tidak ada perubahan di sisi manajemen dan operasional Sribu.

Alasan perusahaan mau diakuisisi karena melihat kesamaan dari visi dan misi Mynavi yang kuat di bidang sumber daya manusia. Sribu dapat memanfaatkan seluruh keahlian dan pengalaman Mynavi untuk membantu pengembangan bisnisnya. “Mynavi mau masuk karena manajemen kami yang kuat, semakin fokus semakin tajam kami bisa tumbuh. Ini enggak akan berubah, makanya kepercayaan dan dukungan yang diberikan Mynavi kepada kami akan membuat kami naik ke level berikutnya,” ucapnya.

Pendapat Ryan turut didukung oleh perwakilan Mynavi Kazuyoshi Miyamoto yang turut hadir dalam kesempatan tersebut. Ia mengatakan, Sribu merupakan perusahaan dengan pengalaman yang mendalam di bidang pekerja lepas di pasar Indonesia, berkat dukungan tim yang solid. Dilihat dari segi potensinya, juga besar. Kondisi ini juga turut tercermin di Jepang yang memiliki potensi pekerja lepas muda.

“Melalui pengalaman, rekam jejak dan keahlian kami di bidang sumber daya manusia, kami berharap dapat turut mengembangkan sektor HR di Indonesia melalui penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan membangun infrastruktur yang menghadirkan berbagai alternatif cara bekerja bagi tenaga kerja di Indonesia.”

Ryan menambahkan, dukungan dari Mynavi akan menjadi fondasi yang kuat sebelum Sribu memastikan diri untuk ekspansi ke tingkat regional pada tiga sampai empat tahun mendatang. “Organisasi kami akan lebih teratur, tapi di saat yang bersama tetap fokus membuat kami sebagai perusahaan yang profitable. Langkah ini akan kami lakukan step by step, dengan tetap menjadikan Indonesia sebagai target utama. Harus kuatkan local market [sebelum ke regional].”

Perjalanan Sribu

Sribu sendiri sudah berdiri sejak 2011 dengan tim manajemen, Ryan Gondokusumo (CEO), Dermawan Lobion (CTO), Wei Leen (CMO), dan Sanjay Kischand (COO). Timnya sebanyak 42 orang. Hingga kini perusahaan telah menjaring pekerja lepas terkurasi sebanyak 26 ribu orang dan melayani lebih dari 15 ribu perusahaan, tidak hanya perusahaan lokal tapi juga multinasional. Para pekerja ini memiliki keahlian yang berkaitan dengan pembuatan konten, seperti desain, penulisan, pembuatan situs, fotografi, videografi, dan social media marketing.

Dalam rekam jejak perusahaan selama satu dekade, perusahaan telah menerima pendanaan tahap awal dari East Ventures pada 2012. Pada dua tahun kemudian, menerima pendanaan dari Asteria. Pada 2018, CrowdWorks turut menyuntik Sribu. Kedua investor tersebut berasal dari Jepang.

Dari segi inovasi produk, Sribu meluncurkan Sribulancer pada 2015. Sribulancer adalah situs yang mempertemukan bisnis dengan pekerja lepas untuk mengerjakan proyek dengan scope lebih singkat, seperti freelance programmer, website desainer, desainer grafis, voice over, pembuat video, penulis artikel, dan lainnya. Berikutnya, pada 2017 merilis Sribu Solution yang menjadikan Sribu sebagai agensi untuk perusahaan besar yang ingin masuk ke ranah digital dan membutuhkan solusi jasa pemasaran digital yang terintegrasi.

Di Indonesia, potensi pasar pekerja lepas ini begitu gurih. Jumlah pekerjanya ditaksir mencapai 4,14 juta orang. Mereka mampu mengeksekusi pekerjaan yang berkaitan dengan konten digital senilai Rp29 triliun. Adapun perusahaan yang membutuhkan jasa-jasa pekerja lepas ini diestimasi sebanyak 683 ribu, yang bergerak di berbagai skala usaha.

“Kami melihat perkembangan yang sangat baik di bidang freelancing ini. Pelaku usaha sudah semakin terbuka dengan konsep freelance. Begitu juga para tenaga kerja semakin melihat freelancing sebagai pekerjaan yang berprospek cerah. Di masa pandemi bahkan kami melihat bertumbuhnya jumlah calon freelancer yang mendaftar di Sribu. Artinya, pekerjaan freelance semakin dilirik dan dapat menjadi langkah awal dalam memupuk jiwa kewirausahaan,” pungkas Ryan.

Coworking Indonesia Imbau Anggotanya Hentikan Operasional Sementara

Persoalan yang ditimbulkan corona virus disease 2019 (COVID-19) menyentuh lapisan-lapisan hidup masyarakat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal ini tak hanya membuat banyak pasien memadati fasilitas kesehatan, tapi juga mengharuskan banyak orang membatasi kegiatannya di rumah saja.

Sebagai bagian ruang kerja, coworking space merupakan salah satu tempat keramaian di mana sejumlah orang dari berbagai perusahaan serta individu berbagi tempat untuk bekerja atau untuk menggelar berbagai hajatan. Sifat coworking space yang dinamis ini kini mewajibkan para penghuninya ekstra hati-hati sejak COVID-19 merebak.

DailySocial berbicara dengan sejumlah pelaku coworking space dan perusahaan yang memakai jasa mereka. Beberapa mengambil langkah yang cenderung moderat, sementara beberapa yang lain memilih opsi yang lebih drastis.

Aryo Ariotedjo, CEO & Founder Wellspaces, mengutarakan 12 lokasi mereka masih beroperasi normal sampai saat ini. Hanya saja, per kemarin, Wellspaces mengaku jumlah anggota yang masih berkantor hanya sekitar 50%. Jumlah itu berkurang seiring makin santernya persebaran COVID-19 di Indonesia.

“Ini sebenarnya upaya juga untuk mengurangi risiko penyebaran,” ujar Ario.

Langkah serupa juga diambil CoHive. Penjaja coworking space ini masih membuka ruangnya bagi para anggota yang ingin bekerja. Hanya saja sejumlah penyesuaian dilakukan guna meminimalisasi kontak yang dapat terjadi di antara para penghuni.

CEO CoHive Jason Lee mengemukakan, penyesuaian itu dimulai dari meningkatkan frekuensi dan jangkauan pembersihan di setiap ruangan, menangguhkan penggunaan peralatan makan bersama, hingga meminta setiap pengunjung untuk mengisi deklarasi kesehatan.

“CoHive terus mengoperasikan semua center kami dan memutakhirkan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19 dalam rangka mendukung kebutuhan member kami,” imbuh Jason lewat pernyataan tertulisnya.

COVID-19 adalah pandemi global yang sudah menjadi momok besar di banyak negara. Tiongkok, Italia, Iran, dan Spanyol adalah negara yang terdampak paling parah saat ini dengan kematian mencapai ribuan nyawa.

Imbauan untuk berhenti sementara

Dihubungi terpisah, Faye Alund selaku Presiden Coworking Indonesia, asosiasi yang menghimpun pelaku bisnis coworking space, telah mengambil langkah yang lebih drastis. Faye berpendapat penutupan operasional coworking space untuk sementara akan berarti guna menghambat laju penyebaran virus.

Selain Wellspaces dan CoHive, memang masih ada sejumlah coworking space lain yang masih membuka layanannya sampai sekarang. Mengenai hal itu, ia mengaku tak bisa memaksa.

“Dari asosiasi cuma bisa mengimbau sih,” tukas Faye yang juga merupakan CEO Kumpul ini.

Sampai saat ini, total kasus positif virus Corona di Indonesia sudah menyentuh angka 227, dengan pasien sembuh 11 orang, dan 19 orang di antaranya meninggal. Jakarta menjadi titik persebaran paling padat dibanding provinsi lain. Tercatat ada 125 pasien positif COVID-19 yang tersebar di Jakarta.

Keganasan penyebaran virus ini yang membuat Faye lebih keras mengajak para pelaku coworking space lain untuk menutup layanannya sementara waktu. Imbauan dari Coworking Indonesia itu mencakup panduan dari segi operasional, relasi komunitas, hingga pengoperasian kembali.

“Jadi kita bilang kenapa perlu menutup space dan kerja dari rumah karena ketika ada banyak orang terinfeksi COVID-19 secara bersamaan, fasilitas kesehatan kita tidak cukup untuk menampung dan akibatnya tingkat kematian pada kelompok berisiko tinggi akan meningkat,” ujar Faye.

Baik CoHive dan Wellspaces sejatinya sudah punya pertimbangan untuk menutup sementara seperti imbauan tersebut. Namun keduanya juga tak bisa mengambil keputusan sepihak, mengingat belum semua klien memilih metode bekerja dari rumah.

Keputusan untuk tutup sementara baru akan diambil jika klien mereka sudah benar-benar mengambil jarak seperti anjuran pemerintah.

“Saya kembalikan lagi ke member kami karena kita punya misi masing-masing dalam perputaran roda ekonomi Indonesia. Jadi gimana pun juga kami berusaha support mereka dengan melakukan tindakan yang membantu pencegahan juga di lokasi-lokasi kami,” ucap Ario.

Sejumlah alasan melatari perusahaan belum menuruti anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah. CEO Sribu Ryan Gondokusumo mengaku timnya efektif baru bekerja dari rumah per Selasa (17/3) lalu.

Ryan bercerita beberapa pekan terakhir memang situasi di coworking space tempat mereka berkantor sudah relatif sepi. Melihat penyebaran virus yang makin cepat setiap hari berganti, akhirnya Sribu memilih bekerja dari rumah.

“Jujur dua minggu lalu apakah kepikiran WFH belum ada sih, tapi semuanya terjadi dengan cepat,” kata Ryan.

Sementara TaniHub, yang berkantor di CoHive, sudah mengimplementasi kebijakan bekerja dari rumah secara penuh sejak Senin (16/3). Kebijakan untuk mencegah penularan virus corona ini berlaku hingga 29 Maret jika kondisi sudah membaik.

“Sebagai komitmen, kami mengunci kantor HQ selama periode WFH. Access card karyawan HQ untuk masuk ke kantor kami nonaktifkan selama periode tersebut,” pungkas Astri Purnamasari, VP of Corporate Services TaniHub Group.

Tingkatkan Kredibilitas Freelancer, Sribulancer Luncurkan Program “Trusted Freelancer”

Platform Sribulancer yang mempertemukan freelancer profesional dari berbagai bidang dengan orang-orang yang membutuhkan jasa freelance, meluncurkan layanan terbaru untuk perusahaan hingga startup yang membutuhkan tenaga kerja paruh waktu. Melalui program Trusted Freelancer, kini perusahaan hingga startup yang membutuhkan tenaga freelancer bisa memilih para freelancer berkualitas yang sebelumnya telah di seleksi ketat oleh tim Sribulancer.

Dalam rilisnya, CEO Sribulancer Ryan Gondokusumo menyebutkan program ini sebelumnya telah berjalan selama 3 bulan, bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas para freelancer sekaligus memberikan kesempatan memperoleh pekerjaan lebih banyak.

“Bagi para klien yang menggunakan jasa situs kami pun, tidak perlu khawatir lagi dengan kualitas para freelancer karena mereka yang memiliki predikat Trusted Freelancer sudah terbukti memiliki kualitas yang terbaik dengan harga bersaing.”

Saat ini Sribulancer telah memiliki 120 ribu freelancer yang tersebar di seluruh Indonesia, 500 trusted freelancer yang sudah melayani 7 ribu klien dengan total 20 ribu job posting.

Perusahaan yang telah menggunakan jasa Sribulancer yaitu Google, MAP, Auto2000, Line hingga Otoritas Jasa Keuangan. Beberapa startup lokal juga telah memanfaatkan jasa freelancer yang tergabung dalam Sribulancer, seperti Traveloka dan Berrybenka.

Tiga aspek penilaian trusted freelancer

Program Trusted Freelancer ini didasarkan pada tiga aspek penilaian. Yaitu kepribadian dan profesionalisme freelancer yang dilihat dari tingkah laku, cara berkomunikasi dan komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan, portofolio pekerjaan yang pernah dikerjakan, dan komentar dan rating yang diberikan oleh klien Sribulancer yang pernah mempekerjakan freelancer sebelumnya.

Manajemen Sribulancer akan melakukan serangkaian wawancara dengan para freelancer yang memiliki tiga aspek ini untuk ditawari predikat Trusted Freelancer. Bagi para freelancer yang ingin ikut dalam program Trusted Freelancer, mereka dapat mengirimkan profil diri dan portofolio pekerjaan ke Sribulancer.

Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Sribulancer yang merupakan produk kedua PT Sribu Digital Kreatif setelah Sribu.com, telah menyediakan layanan jasa antara lain terdiri dari situs dan pengembangan, penulisan dan penerjemahan, desain dan multimedia hingga bisnis dan pemasaran online.

5 Tren UX untuk Situs Startup dan UKM

Untuk sebagian orang awam, istilah desain UX mungkin masih terdengar sangat asing. Desain memang identik dengan seni, warna dan keindahan, namun jika kita gali lebih dalam lagi, pengertian desain secara umum dapat diartikan sebagai perancangan untuk membangun suatu obyek.

Bagaimana Dengan Desain UX?

Desain UX (User Experience) bukan hanya berbicara tentang desain dan keindahan. UX berbicara tentang bagaimana kita membuat suatu produk yang bermanfaat, mudah dan nyaman digunakan.

Dengan teknologi smartphone dan tablet yang sudah mendominasi eksistensi desktop, desain website dan UX pun juga harus mampu menyusul perkembangan tersebut. Mulai dari klik sebuah tombol, masuk ke dalam sebuah halaman sampai proses sebuah fungsi yang dibuat terasa flow-nya agar membuat user merasa terikat dengan produk kita.

Tren Desain UX

Apabila Anda memiliki website yang terintegrasi dengan UX yang baik, maka otomatis akan banyak pengunjung yang berpotensi menjadi pelanggan. Terlebih lagi jika pelanggan tersebut puas dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan, besar kemungkinan mereka akan merekomendasikannya kepada orang banyak.

Hal ini tentunya sangat baik untuk impresi user saat menggunakan website dan keuntungan bisnis yang sedang Anda jalankan. Sebelum Anda mulai mendesain, sebagai designer ataupun pebisnis yang ingin memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung website, 5 trend desain UX berikut ini wajib untuk diketahui dan dijadikan referensi.

1. Infinite scrolling layout
Seperti yang sudah kita ketahui, generasi millennial sangat mendominasi angka pengguna internet, oleh karena itu kita juga harus mengetahui perilaku mereka saat mengunjungi sebuah website.

Mereka lebih suka mencari scrollbar yang biasa terdapat di sisi kanan layar dan tidak akan sungkan untuk tetap scrolling sampai halaman paling bawah hanya demi mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Dengan begitu pengunjung akan mendapatkan informasi lebih cepat dan secara tidak langsung Anda juga sudah mendapatkan engagement mereka.

Contoh desain bertipe infinite scrolling
Contoh desain bertipe infinite scrolling [speckyboy]
Website yang menggunakan tampilan infinite scrolling juga memiliki keuntungan teknis. User dapat dengan mudah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan tanpa harus berpindah-pindah halaman, yang biasanya memakan banyak waktu untuk loading.

Beberapa contoh website yang menggunakan infinite scrolling layout: tumblr, 9gag, flickr, dan behance.

2. Ubah tampilan slider/carousel menjadi hero shot
Pernah melihat gambar bergerak dan berubah-ubah seperti animasi atau flash saat mengunjungi sebuah website? Itulah slider/carousel. Meskipun terlihat bagus, menarik dan cool, studi dari ConversionXL menunjukkan bahwa fitur tersebut mengganggu kenyamanan pengunjung bahkan berdampak buruk untuk SEO.

Daripada memperberat loading website dengan slider, akan lebih baik jika Anda menggunakan hero shot. Mungkin banyak dari Anda yang belum familiar dengan istilah ini. Hero shot adalah sebuah gambar yang membantu pengunjung website untuk membayangkan hasil dari produk yang Anda tawarkan.

Seperti gambar wanita cantik dengan rambut indah dan bergelombang pada website Luxury Hair berikut.

Contoh tampilan hero shot
Contoh tampilan hero shot [Klientboost]
Secara otomatis pengunjung website tersebut bisa dengan mudah mengerti manfaat dari produk yang ditawarkan.

Sudah banyak website yang menggunakan tampilan ini karena terbukti tidak memperlambat browser seperti slider/carousel.

3. Jangan berfokus pada gambar wajah (lihat buktinya dengan studi eye-tracking)
Dalam mendesain UX, tentunya kita diharuskan untuk fokus dalam menganalisa apa yang ada di dalam pikiran pengguna agar menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Dengan begitu strategi dalam mendapatkan engagement dari mereka akan berjalan dengan mudah.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta live feedback dari pengguna website yang aktif melalui studi eye-tracking. Anda bisa menggunakan heat maps dengan SumoMe atau CrazyEgg untuk mengetahui di mana letak pengguna banyak menghabiskan waktunya di halaman website Anda.

Eye-tracking dapat menunjukkan kita seberapa efisien fitur dan konten yang di dalam sebuah website.

Sebagai gambaran, Anda bisa melihat studi kasus di bawah ini.

Bagaimana orang melihat suatu tampilan situs
Bagaimana orang melihat suatu tampilan situs [StartupBisnis]
Studi tersebut menunjukkan kepada kita bahwa pengguna website lebih suka melihat teks headline atau search bar dibandingkan gambar wajah yang mencolok.

Anda boleh saja menggunakan wajah seseorang untuk menarik perhatian user, namun yang terpenting adalah memiliki headline yang dapat memikat hati mereka untuk menggunakan produk atau jasa Anda.

4. Ask (and answer) questions
Mengerti maksud dari pengguna saat mengunjungi website Anda sangatlah penting ketika mendesain UX. Setelah mengetahui prospek-prospek apa saja yang membawa mereka mengunjungi website Anda, langkah selanjutnya adalah memberikan teks headline dalam bentuk pertanyaan (sekaligus jawabannya) pada homepage website, seperti yang dilakukan perusahaan agency Interactive Strategies ini:

Tampilan berbasis ide dan jawaban
Tampilan berbasis ide dan jawaban [Wordstream]
Dalam teks tersebut, agency Interactive Strategies paham betul pertanyaan paling umum yang dilontarkan para pengunjung websitenya, yakni “Apa yang membedakan agency ini dengan agency lainnya?”.  Itulah sebabnya mereka menanyakan hal tersebut di halaman homepage sekaligus memberikan jawaban yang terbaik.

Dengan mengetahui persoalan yang ada di dalam pikiran user, website Anda akan memiliki connection yang kuat dengan pengunjung sehingga potensi visitor to be customer pun akan terealisasi.

5. Implementasi AI (Artificial Intelligence)
Hidup pada era big data yang melaju pesat seperti sekarang ini sangat mempermudah kita untuk mengetahui behavior masing-masing pengunjung website. Jika Anda tidak mengambil data tersebut, Anda akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan engagement mereka.

Sebagai contoh, Anda bisa kunjungi website Netflix. Salah satu cara mereka mendapatkan engagement yang sangat baik kepada user adalah dengan mengoptimalkan sistem AI untuk mengumpulkan data mengenai masing-masing user.

Tiap kali user menonton sebuah film, otomatis film tersebut masuk ke dalam database dan film dengan judul terkait akan muncul pada halaman berikutnya.

Tampilan Netflix yang berbasiskan implementasi AI
Tampilan Netflix yang berbasiskan implementasi AI [filmtrooper]
Goals Netflix adalah memastikan user untuk selalu memiliki film-film yang cocok dengan interest mereka.

Kesimpulan

Jika Anda ingin tim lain ikut terlibat dalam project pembuatan desain website (copywriter dan marketer), pastikan terlebih dahulu desain yang akan dihasilkan sesuai dengan kesepakatan awal bersama designer dan ambilah data valid dari pengunjung serta user. Dengan begitu pembuatan desain website akan berjalan lancar dan Anda akan mendapatkan banyak happy clients.


Disclosure: Artikel tamu ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan Sribulancer

Anda bisa memanfaatkan agensi yang sudah berpengalaman atau jasa pembuatan website dan marketing online yang ditawarkan oleh ratusan freelancer profesional di Sribulancer.

Deals@DS Terbaru Minggu ini

Minggu lalu kami memperkenalkan Deals@DS, keluarga baru DailySocial yang memberikan penawaran diskon signifikan untuk berbagai layanan online. Sesuai komitmen kami, daftar ini akan kami perbarui tiap minggunya.

Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi pembaca terdaftar dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Forget Go-Jek vs GrabBike, Welcome YesBoss vs DiANA

Virtual assistant becomes a new hit in Indonesia. Being initiated by YesBoss couple of months ago, the competition just saw a new player hopping in, as Sribu introduced DiANA. How would the two only players develop the emerging on-demand service in Indonesian market? Continue reading Forget Go-Jek vs GrabBike, Welcome YesBoss vs DiANA