Industri E-Commerce di Indonesia Yang Tak Perlu Dicemaskan

Penggunaan Internet dan tingginya kepemilikan perangkat smartphone di kalangan masyarakat tidak serta merta menjadikan aktivitas berbelanja online sebagai sebuah gagasan primadona yang bisa direalisasikan secara instan, penggerak sendi ekonomi bangsa yang dielu-elukan. Faktanya angka transaksi yang kecil, metode pembayaran yang belum dimaksimalkan, dan faktor geografis yang membuat peran logistik tidak mudah, telah menghantui sejak tren ini muncul hingga saat ini dan hari-hari ke depan. Namun ada semangat yang lebih besar dan lebih mulia untuk terus giat mengupayakan ekosistem yang lebih ideal, yakni potensi market bagi semua pihak yang terlibat untuk mengatasi berbagai tantangan bersama.

Entitas inti seperti produsen, online platform, payment gateway, dan logistik, berhasil mewarnai tajuk utama dari perkembangan terkini industri e-commerce Tanah Air. VP of Business Development Ideosource Andrias Ekoyuono mengungkapkan ada komponen pendukung lain di luar hal-hal tersebut, seperti marketing technology, analytics, traffic generator, dan tentu saja regulasi dari pemerintah untuk menciptakan layanan terintegrasi guna merealisasikan industri e-commerce yang lebih ideal.

“Pendekatan holistik dengan single mindset bahwa e-commerce ini adalah sebuah keniscayaan yang pada akhirnya memberi kemanfaatan besar bagi kemajuan bagi seluruh stakeholdernya. Mulai dari pemerintah, produsen besar dan kecil, investor, wirausahawan e-commerce, wirausahawan industri pendukung e-commerce, hingga konsumen beragam lapisan,” katanya.

Dalam lingkup global, industri e-commerce yang ideal pun terus diupayakan. Faktor-faktor fundamental wajib disempurnakan demi mendukung kepercayaan konsumen untuk mengubah kebiasaan berbelanja offline menjadi online.

Sementara di Indonesia, karakteristik market dan kondisi geografisnya memberikan tantangan rumit di vertikal logistik. Minimnya penggunaan kartu kredit dan kecenderungan menggunakan metode transfer antar bank, dan juga regulasi pemerintah yang belum terbangun kokoh, juga salah satu tantangan lain yang perlu dihadapi.

Sebab potensi marketnya besar dan menggiurkan

Negeri Tiongkok memiliki catatan transaksi online berada pada angka 12,9% pada akhir 2015, namun angka transaksinya sudah mencapai $589.61 miliar, meningkat 33% dibandingkan tahun sebelumnya yang merupakan tiga kali lipatnya APBN Indonesia. Saat ini transaksi online di Indonesia masih di bawah 1% jika dibandingkan transaksi ritel, jadi ruang untuk bertumbuhnya masih sangat besar. Indonesia masih banyak dilirik oleh para pemain e-commerce lokal maupun asing karena potensi populasinya meskipun nilai transaksinya saat ini “hanya” $75 juta.

Telah bergelut di industri ini bertahun-tahun, CEO MatahariMall Hadi Wenas turut menyampaikan pendapatnya, “Saat ini e-commerce dapat dikatakan sebagai industri baru di Indonesia. Karena itu, masih banyak hal yang dapat ditingkatkan dari hampir semua delapan elemen di atas dengan pengecualian penetrasi smartphone. Dalam hal ini, konsumen Indonesia terutama di luar pulau Jawa, mempunyai kesempatan untuk leap-frog / melampaui urutan evolusi e-commerce yang biasanya bertransaksi lewat desktop/laptop sebelum bertransaksi lewat mobile, langsung bertransaksi melalui smartphone.”

Devices Used in Indonesia / DS Report
Persentase kepemilikan perangkat elektronik di Indonesia

Ada dua hal yang harapannya mampu menghadapi tantangan yang nyata. Hal pertama adalah percepatan adopsi teknnologi oleh penyedia jasa logistik guna penyajian data yang lebih transparan dan peningkatan produktivitas rantai logistik. Yang kedua ialah standarisasi data transfer antar penyedia jasa logistik dan penyedia jasa pembayaran, selain alasan keamanan mengenai transparansi transaksi hal ini juga mewujudkan transfer antar-bank lebih dekat ke real-time.

Isu di sektor logistik memang bukan rahasia lagi, bahkan CEO Pos Logistik Indonesia Yan Hendry Jauwena mengakui bahwa sektor ini kurang ideal. Butuh penyesuaian dan sentuhan teknologi yang mumpuni untuk bisa memainkan peran di industri e-commerce dengan maksimal.

“Solusinya adalah persenjatai semuanya dengan teknologi. […] Untuk e-commerce di Indonesia itu sebetulnya frontend-nya sudah baik (online marketplace, dan sebagainya). Yang perlu ditata itu backend-nya di mana logistik punya pengaruh cukup besar,” katanya saat ditemui DailySocial pada ajang Echelon Indonesia 2016 beberapa waktu lalu.

Jika benar ingin mengikuti langkah industri e-commerce, Pos Logistik Indonesia mungkin perlu sedikit belajar dari SingPost (Singapura) tentang kultur bisnis di era digital yang tak sama lagi dewasa ini. SingPost sendiri telah mengakuisisi beberapa perusahaan di bidang transportasi pergudangan dan segmen logistik. Sementara pemain besar seperti FedEx dan DHL menyasar pasar premium, SingPost memposisikan diri sebagai penyedia solusi logistik dengan biaya terjangkau.

Mungkin jika pada akhirnya nanti berbelanja online telah menjadi kebutuhan sehari-hari, rantai suplai logistik perlu dialirkan dengan mengutamakan kecepatan dan kemudahan, sehingga produk bisa dikirimkan langsung dari warehouse ke konsumen. Melihat tren ini, yang patut diantisipasi kembali ialah permintaan ruang warehouse yang turut meningkat.

Dalam konsep online-to-offline sebagai solusinya, MatahariMall menjadikan 4.500 kantor Pos Indonesia yang tersebar di seluruh Nusantara sebagai titik untuk tempat pelanggan mengambil, membayar, dan mengembalikan barang-barang belanjaan mereka.

E-commerce bukan tren yang sementara

Melihat rintangan yang memang tidak mudah untuk dilalui, Andrias dan Hadi sepakat dengan menganggap hal tersebut sebagai sebuah tantangan. Tak perlu dicemaskan, keduanya menyatakan hal senada untuk menyadarkan segala pihak bahwa pemanfaatan dan perkembangan e-commerce merupakan peluang jangka panjang.

Indonesian e-commerce overview / DS Report
Prediksi pertumbuhan penjualan e-commerce Indonesia – India – Global

“Jangan sampai ada pihak yang memang tidak menyadari pemanfaatan dari berkembangnya e-commerce ini secara jangka menengah-panjang, sehingga memburu kepentingan jangka pendek dan mengorbankan komponen atau pihak lain dari ekosistem ini,” tambah Andrias.

Di kesempatan yang lain, Hadi berujar: “Tidak perlu cemas. Sebagai pemain e-commerce di Indonesia, saya justru sangat optimis sekali. Saat ini banyak startup yang bergerak di bidang teknologi, demikian pula dengan perusahaan-perusahaan besar mulai merambah ke dunia digital. Ini bukan karena tren yang bersifat sementara, melainkan karena e-commerce memiliki peluang yang positif dalam jangka panjang.”

Melihat Kultur Startup Dalam Persistensi Uber

UberMOTOR, layanan transportasi roda dua Uber untuk Indonesia resmi meluncur kemarin (13/4). Langkahnya untuk masuk ke pasar nasional di tengah peperangan Go-Jek dan GrabBike, dipertanyakan banyak pihak. Sebelum di Indonesia, UberMOTOR, atau di tempat lain UberMOTO, sudah hadir di Thailand dan beberapa kota di India.

Seperti halnya atlet marathon, startup melangkahkan kaki-kaki bisnisnya dengan tempo cepat cenderung berlari. Meski dituntut ketahanan dan sustainabilitas, pada akhirnya yang tercepatlah yang dianugerahi sebagai pemenang. Namun sialnya, medan tempuh pendiri startup tidaklah sekedar lurus dan menikung, tetapi juga menukik curam, menanjak tajam, dan penuh penghalang. Kulturnya memaksa mereka untuk terus berlari dan tekun sekaligus luwes untuk melakukan manuver.Ketika dihadapkan pada suatu keadaan buntu, para founder wajib memikirkan rute lain selagi mempertahankan posisi terbaiknya.

Fokus memecahkan masalah dan menawarkan solusi untuk pasar yang tepat. Jika harus pivot pastikan keputusan dan intuisi tersebut didukung oleh data yang valid. Begitulah peran founder dalam membawa bisnis mereka meraih skalabilitas dalam tingkat eksponensial. Sebagai startup dengan pertumbuhan valuasi yang tercepat di dunia, Uber tak hanya mengubah cara kerja bisnis konvensional, tetapi juga mendefinisikan ulang bagaimana perusahaan berbasis teknologi bekerja; bahwa produknya  tidak lagi apa yang ada di layar komputer desktop saja, serta melibatkan orang-orang di jalanan.

Seperti halnya di Indonesia, Uber mendapat gempuran hebat di negeri asalnya. CEO Uber Travis Kalanick harus menjelaskan pada pemerintah bahwa perusahaannya bukan perusahaan taksi, tetapi teknologi. Gagasan surge pricing dikomentari, Travis harus menjelaskan gagasan sharing economy. Travis memutuskan menanggalkan “cab” pada Ubercab (nama sebelum Uber). Rintangan terus muncul, namun Uber terus mengaspal, begitu pun di Indonesia.

Lahir dan bertumbuh kokoh di Amerika Serikat, tantangan Uber adalah dunia, terutama Tiongkok dan India yang memiliki pasar lebih besar daripada tanah kelahirannya.

Tantangan horizontal

Berhasil mengedukasi pasar Tiongkok dan India, Uber mencoba peruntungannya dengan berkompetisi dengan pemain lokal seperti Didi Kuaidi dan Ola Cabs. Sambutannya luar biasa, namun menariknya Uber belum bisa merengkuh market leader di dua pasar raksasa tersebut. Di Tiongkok, layanan Didi Kuaidi (yang merupakan hasil merger dua layanan car hailing besar) adalah sosok yang tak tergapai Uber saat ini.

Grafik: South China Morning Post
Grafis: South China Morning Post

Meski ada sedikit perbedaan, Uber yang beroperasi di 26 kota di India tetaplah berada di bayang-bayang Ola Cabs. Kubu Travis memotong tarif tempuh untuk menjangkau masyarakat lebih luas di beberapa kota tersebut.

Infografik: The Economic Times India
Infografis: The Economic Times India

Untuk kasus di Indonesia, memang belum bisa menentukan siapa pemenang di antara Uber dan GrabCar. Seakan perangnya tak cukup berdarah-darah, Uber justru memasuki medan perang baru yang lebih besar melalui UberMOTOR. Meski cenderung telat mengakuisisi suplai mitra pengemudi, skema UberMOTOR merupakan manuver dari terhambatnya laju Uber akibat perseteruannya dengan Organda DKI. Pihak Dishub DKI akhirnya membekukan Uber dalam hal menambah armada mobil. Uber berekspansi pada ranah yang belum ada peraturannya: ojek.

Melihat kultur dan persistensinya, saya yakin Uber bisa mengambil sepotong marketshare yang signifikan di sektor ojek berbasis aplikasi. Meskipun kami pesimis bahwa layanan UberMOTOR bisa berbicara banyak di tengah persaingan Go-Jek dan GrabBike, Uber sudah menunjukkan kepada banyak startup bahwa untuk mencapai sebuah tujuan, termasuk keinginan menguasai pasar, berbagai jalan bisa ditempuh.

Veboo Garap Bisnis Transportasi Logistik untuk Pasar B2B

Suplai dan permintaan yang dinamis dan cenderung mudah berubah dalam pasar peminjaman kendaraan logistik, menginspirasi Veboo sebagai wadah bagi perusahaan penyedia kendaraan logistik untuk bertemu dengan yang membutuhkannya. Veboo membuka lebar kesempatan bagi masyarakat untuk memilih dan memilah layanan terbaik dari vehicle provider yang bergabung dalam layanannya.

Berbeda dengan layanan logistik lainnya, Veboo adalah marketplace yang menawarkan solusi transportation management system guna meningkatkan proses pengiriman barang.

Enggan menuju perburuan yang sudah mulai padat di pasar ritel, Veboo justru mengarahkan fokusnya di segmen Business-to-Business (B2B).

“Veboo tidak ikut berebut ikan kecil di tepi pantai, tetapi Veboo memberanikan diri ke tengah laut untuk mendapatkan ikan besar,” kata founder Veboo Harun Taufik dan timnya yang telah berpengalaman dalam ranah transportasi dengan menjual layanan monitoring dan manajemen kendaraan melalui sistem terintegrasi.

Sistem terintegrasi tersebut memungkinkan Veboo memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi konsep Internet of Things dalam armadanya yang mampu memantau operasional yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi seperti solusi sensor bahan bakar, beban bawaan, kamera, RFID, layar LCD, dan sebagainya.

“Banyak perusahaan teknologi yang menawarkan solusi logistik, tetapi masih terbatas dan belum bisa diintegrasikan dengan tracking system.  Kebutuhan perusahaan logistik untuk skala kecil hingga besar masih membutuhkan solusi yang memudahkan operasional mereka, bahkan beberapa perusahaan bonafit di Indonesia sering kali dituntut kustomisasi pada sisi aplikasi yang ditawarkan agar mampu diintegrasikan dengan fleet management system,” papar Harun mengenai pembeda yang ditawarkan Veboo.

Perusahaan penyedia kendaraan yang bermitra dengan Veboo dikatakan oleh Harun adalah semua lini bisnis transportasi seperti truck, trailer, low bed, rental mobil, rental motor, hingga penyedia kapal. Mengenai harga dan skema biaya, Veboo telah menetapkan berbagai variasi dan model yang beragam meskipun para mitra juga ditawari dengan fleksibilitas harga dalam penetapan harga jika diinginkan.

Veboo dalam versi beta sudah dipaparkan kepada beberapa perusahaan logistik dan e-commerce, dan mereka juga menerima masukan untuk bisa spesifik mengeluarkan khusus untuk kebutuhan perusahaan e-commerce.

Nantinya, pencari kendaraan selaku pengguna Veboo tidak dipungut biaya apapun selamanya. Pengguna akan dilayani secara langsung oleh penyedia kendaraan tanpa intervensi Veboo maupun biaya administrasi yang terlibat dalam aktivitas serupa.

Selain kemudahan dan harga yang kompetitif, Harun mengatakan bahwa pihaknya turut melayani dengan menyematkan fasilitas online checking dari tiap barang yang dibawa oleh penyedia kendaraan demi keamanan.

Perjalanan dan Pelajaran MakanLuar Yang Diakuisisi Chope

Layanan reservasi restoran online MakanLuar telah diakuisisi oleh Chope. Jawara TOP100 Startups Echelon Indonesia tahun 2015 tersebut membuktikan kredibilitas dan traksi bisnisnya di pasar nasional. Duo founder MakanLuar Kunal Narang dan Hiro Mohinani bercerita singkat mengenai perjalanan MakanLuar sebelum pada akhirnya diakuisisi Chope untuk melanjutkan ambisinya menguasai pasar regional.

Sejak awal berdiri di tahun 2013, MakanLuar telah lama terinspirasi oleh Chope yang telah kokoh berdiri sebelumnya. Hiro sendiri mengakui mencari celah untuk MakanLuar untuk bisa mengiringi dan menjalin kerja sama dengan Chope, namun keterbatasan pengalaman dan solusi menjadikan hal tersebut sulit dilakukan.

“Sekarang kami memiliki traksi dan kuku yang baik di pasar Indonesia, kami butuh tumbuh dan berkembang, sementara Chope ingin ekspansi ke Indonesia. Hal tersebut cukup masuk akal bagi kami untuk menghubungi Chope, di momen ini keseluruhan perjanjian dan proses akuisisi dimulai,” ujar Kunal.

Babak baru dari pengembangan bisnis dari kedua entitas ini adalah eksposur ke pasar regional, dan menggaet lebih banyak restoran di wilayah ini. Kunal menambahkan, “Jika Anda lihat dari kedua produk [MakanLuar dan Chope], kami berbagi filosofi dan kultur yang sama dalam hal kualitas layanan di mana pun target pasar kami.”

Perbincangan mengenai akuisisi tentunya membutuhkan waktu bagi tim internal MakanLuar untuk menyelaraskan keputusan. Mendefinisikan pro dan kontra yang ada. Di atas segalanya, restoran yang terdaftar sebagai mitra harus mendapatkan benefit.

“Mereka [restoran terdaftar di MakanLuar] mendapatkan eksposur tak hanya dari pengguna kami, tetapi juga pengguna Chope di wilayah regional nantinya. Menurut saya proses akuisisi ini pada akhirnya banyak menguntungkan MakanLuar,” papar Kunal.

MakanLuar tetap dikemudikan oleh Kunal dan Hiro yang secara berangsur akan mengubah entitasnya sebagai Chope Indonesia dalam enam hingga dua belas bulan ke depan.

Diakuisisi seharusnya bukan tujuan

Kunal meyakinkan bahwa merencanakan tujuan utama untuk meraih “exit” bukanlah hal yang tepat. Exit adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan dalam kondisi jika itu adalah yang tepat untuk bisnis Anda untuk maju dan terus berkembang. Meskipun begitu, memang perlu ada langkah yang harus dipersiapkan untuk mencapainya.

Membangun kredibilitas. Berbicara dengan banyak konsultan, mentor, investor dan siapa pun yang berkepentingan di industri ini secara jujur tentang progres dan tantangan yang dihadapi. Jika seseorang kerap menyuarakan kesuksesannya, Kunal menyatakan bahwa kita harus berasumsi: 1) mereka tidak membutuhkan bantuan, dan melewatkan banyak kesempatan untuk pelajaran dan saran, 2) hal tersebut cenderung tidak mungkin karena tantangan besar selalu menghantui apalagi di bisnis yang membutuhkan skalabilitas cepat. Di waktu yang sama, startup juga harus mampu menyisipkan sekelumit cerita sukses untuk meyakinkan bahwa bisnisnya berada di jalur yang tepat.

Network, network, network. MakanLuar adalah jawara TOP100 Startups Echelon Indonesia 2015. Berpartisipasi dalam kompetisi dan acara serupa di dalam dan luar negeri memperluas jaringan, serta memahami tren dari berbagai sudut pandang.

Persistensi dan tekun. Para pendiri startup kerap kali mengalami ide mereka tak berjalan sesuai rencana, lalu beralih ke solusi berikutnya. Faktanya hal tersebut memang tidak pernah mudah.

Growth tidak pernah menjadi sebuah garis lurus yang mulus, membutuhkan 100 kali percobaan yang berbeda-beda untuk membuktikan bisnis Anda mampu bertahan. Proses ini membutuhkan waktu dua bulan, bisa setahun, atau bahkan dua tahun. Dan hal itu merupakan hal yang melekat erat pada kultur startup,” tegas Kunal.

Layanan Mobile Money Asal Inggris Segera Berinvestasi di Indonesia

BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) kembali mengumumkan rencana penerimaan dana investasi. Kali ini Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan ada perusahaan asal Inggris, yang bergerak di bidang layanan mobile money, yang siap menggelontorkan dana $5 juta (atau senilai dengan Rp 65 miliar).

“Direktur perusahaan tersebut telah bertemu dengan perwakilan BKPM di London dan menyampaikan akan melakukan perluasan investasinya di bidang mobile money di Indonesia, sehingga dalam jangka waktu lima tahun ke depan, total nilai investasi akan mencapai sekitar $5 juta,” kata Franky.

Perusahaan tersebut, yang belum disebutkan namanya, kabarnya juga telah mendapatkan Izin Prinsip dari BKPM di awal tahun 2016 ini sebagai usaha telekomunikasi nirkabel dengan nilai investasi $1,14 juta (Rp 15 miliar).

Seperti harapan-harapan dari tiap investasi, dalam wacana ini Franky turut mengharapkan prospek yang positif untuk perkembangan bangsa terutama di sektor IT dan ekonomi digital yang tengah tumbuh. Berdasarkan pemberitaan Detik, kesempatan kali ini juga diusahakan menjadi pemicu untuk investasi-investasi lanjutan dari perusahaan Inggris.

Jika melihat tren yang berkembang, menggarap pasar Asia Tenggara terutama Indonesia merupakan hal yang menggiurkan di ranah digital dewasa ini. Franky sendiri melihat potensinya dan serta merta mendukung dalam aspek birokrasi yang disederhanakan. “Berinvestasi di Indonesia lebih mudah karena proses perizinan lebih cepat,” ungkapnya.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM London Nurul Ichwan ikut menyampaikan perannya yang mengiringi proses minat investasi dari pihak yang terlibat, “Saat ini kami menyediakan layanan end to end services kepada investor sehingga perusahaan telekomunikasi tersebut tentu kami harapkan dapat menggunakan services kami untuk mempercepat perluasan investasi mereka.”

Minggu lalu, BKPM turut mewartakan niatan dari perusahaan perakit ponsel asal Amerika Serikat dengan nilai $18 juta (Rp 240 Miliar), dan perusahaan penyedia konten hiburan asal Malaysia dengan nilai $10 juta (Rp 130 Miliar).

Ranah e-commerce Indonesia memang merupakan magnet bagi pelaku usaha yang berburu potongan kue dari market share tersebut. Tidak heran jika industri yang bersinggungan seperti vendor perangkat ponsel, dan solusi pembayaran online turut menaruh minat mengiringi roda bisnis nasional.

Memaksimalkan Fitur Media Sosial Untuk Menjangkau Pengguna

Tidak semua media sosial berfungsi sama. Guna menjangkau audiens yang berpeluang dikonversikan menjadi pengguna setia, startup harus memahami platform dan pendekatan yang beragam pula.  Setelah Twitter tahun lalu memperkenalkan fitur native video sebagai pilihan baru untuk para pelaku usaha maupun startup, lantas apakah teks dan gambar akan ditinggalkan seiring perkembangan video?

Country Manager Twitter Indonesia Roy Simangunsong justru berpendapat bahwa perpaduan di antaranyalah yang akan menciptakan konten kreatif yang nantinya menarik para pengguna Twitter.

Roy mengatakan pada kami, sekitar 44-45% pengguna Twitter Indonesia tweeting maupun melihat tweet video per hari. Sebagai contoh, brand yang mengadopsi video di Twitter sendiri dikatakan meningkat lebih dari 100%. Konten video yang tersedia di platform Twitter bisa dalam bentuk native Twitter video, Vine, ataupun siaran langsung dari Periscope. Seharusnya skema yang serupa dapat diimplementasi oleh startup dengan daya saing yang juga sama potensinya.

“Potensinya sangat besar. Video memiliki respon yang lebih baik daripada teks atau foto yang statis. Sebagai brand tantangannya ialah bagaimana menciptakan konten video yang persuasif. Karena berbeda dengan di televisi, panjang video kini bukan lagi tolak ukur,” kata Roy ketika ditemui.

Roy mengutip sebuah riset yang mengatakan kecenderungan orang menonton video tidak lagi dalam rata-rata durasi 30 detik. Saat ini, yang optimal adalah video dengan durasi di bawah 10 detik. Menawarkan waktu yang lebih singkat, memaksa startup untuk lebih kreatif menciptakan konten yang mampu menggerakkan hati, serta relevan.

“Yang pasti [dari video singkat tersebut] harus diingat adalah norma manusia itu sendiri, yakni ‘what really matters to them’. Karena apa yang ditaruh di TV, tidak selalu berhasil di ranah digital,” tambahnya.

Roy memaparkan keakraban masyarakat Indonesia pada media sosial adalah hal yang sangat menarik para pelaku bisnis, untuk memasarkan produk secara langsung maupun berinteraksi membentuk komunitas.

“Banyak hal yang cukup inovatif terjadi di Twitter,” papar Roy. Ia memberikan beberapa contoh brand seperti Samsung yang meluncurkan produknya dalam conversational video, hal yang mirip juga dijalani bersama Downy. Dan beberapa kampanye unik lainnya. “Twitter itu seperti kanvas bagi mereka untuk melakukan banyak hal terhadap konsumennya.”

Perpaduan konten yang terdiri dari teks, gambar, GIF (graphics interchange format), video dan live-streaming yang dirangkai dengan baik dinilai mampu akan melibatkan audiens dalam sebuah alur cerita yang ditunggu, menariknya hal tersebut bisa berangkat dari momen terkini. Lihat saja betapa cepatnya meme/GIF tentang Rangga dan Cinta dalam hitungan menit semenjak trailer perdana film AADC 2 diluncurkan.

“Apa saja yang bisa dilakukan dengan GIF? Bisa saja dari banyak meme yang dikurasi menjadi satu gambar bergerak. Atau video dari live moment,” ucapnya.

Interaktivitas yang tinggi inilah, yang membuat Roy cukup yakin bahwa Twitter masih menjadi pilihan pelaku usaha maupun startup untuk melakukan pengeluaran pemasaran digitalnya. Karena ada perbincangan yang tercipta.

Dua Raksasa Mobile Game Indonesia Umumkan Merger

Altermyth dan Touchten hari ini (1/4) mengumumkan untuk meleburkan entitasnya menjadi satu kesatuan. Kedua raksasa tersebut memutuskan untuk mensinergikan kekuatan positif mereka demi ekosistem mobile game Indonesia.

Ditemui oleh tim kami, kedua pimpinan Altermyth dan Touchten saling melemparkan pujian-pujian antara satu sama lainnya. Sebagai pemain yang turut menumbuhkembangkan tren mobile game dalam skala nasional, kedua belah pihak sepakat untuk merger.

12946843_10154055973839512_893443835_o

“Saya melihat Touchten sebagai perusahaan mobile game di Indonesia yang sedang berkembang, dan Altermyth sebagai pionir perusahaan game di pasar yang sama. Demi mendorong bisnis Touchten ke tingkat selanjutnya, saya merasa perlu bantuan dan memanfaatkan pengalaman dari Altermyth,” ucap CEO Touchten Anton Soeharyo.

Tidak ada nilai investasi maupun statistik yang bisa dipaparkan sejauh ini. Tidak pula nama perusahaan yang akan menaungi keduanya, walau rumor yang berhembus menyatakan mereka akan menggunakan nama “Altertouch” atau “Touch the Myth”. Namun yang jelas, keputusan merger ini harapannya bisa turut membawa ekosistem industri ini ke arah yang lebih positif.

“Walaupun perusahaan mobile game, fokus kami dalam sepuluh tahun ke depan adalah mengembangkan solusi clean energy dan space exploration. Kami ingin menjelajahi planet Saturnus dengan mengirimkan barisan para gamer lajang yang membutuhkan cincin sebagai pengingat bahwa ada suatu komitmen hubungan yang harus dikejar,” kata Anton memberikan alasannya memilih planet Saturnus.

Slack for iOS Upload

Memiliki sumber daya manusia yang cenderung muda dan energic, misi mulia Touchten tentu tak akan berhasil tanpa dukungan pengalaman Altermyth. Menyambut ide dan inovasi yang sedemikian revolusioner, CEO Altermyth Dien Wong turut menyampaikan pesan positif pada keputusan merger ini.

“Pertama, merger ini adalah progres yang baik untuk perkembangan industri. Yang kedua, momennya sangat tepat karena banyak perusahaan-perusahaan game Indonesia berulang tahun pada tanggal 1 April, seperti Agate, Eduka, dan lain sebagainya. Karena hari yang sakral ini, kami menggeser hari ulang tahun masing-masing dan memutuskan untuk merger di tanggal 1 April 2016 ini,” jelas Dien Wong yang ditemui dalam kesempatan yang sama.

Nota Kesepakatan / DailySocial

Artikel ini merupakan bagian dari perayaan April Mop DailySoical 2016. Have fun! Sampai berjumpa dengan keseruan lain di April Mop 2017.

Perakit Asal AS Akan Investasikan $18 Juta, Penyedia Konten Asal Malaysia Akan Gelontorkan $10 Juta

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa salah satu perusahaan perakit gadget kenamaan asal Amerika Serikat yang akan membangun fasilitas riset senilai $18 Juta (atau senilai Rp 240 Miliar). Turut diberitakan pula bahwa penyedia konten asal Malaysia akan menggelontorkan dananya sebesar $10 Juta (Rp 130 Mililar).

Kepala BKPM Franky Sibarani memaparkan bahwa perusahaan AS ini akan membentuk research and development (R&D) center yang melingkupi fasilitas, perakitan, peralatan, dan perekrutan untuk membantu dan membina SDM Indonesia untuk mengembangkan aplikasi dan desain produk.

“Mereka [perusahaan asal AS] menargetkan SDM muda Indonesia untuk dilatih sebagai pengembang aplikasi agar mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital bangsa,” kata Franky, mengutip Deal Street Asia (29/3). Dalam pemberitaan tersebut, Franky tidak menyebutkan nama perusahaan, namun berdasarkan pemaparan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Apple Inc memiliki rencana ke arah yang dimaksud.

Rencana Apple ini nampaknya juga merupakan sebuah skema sebagai salah satu bentuk pemenuhan TKDN (Tingkatan Kandungan Dalam Negeri) yang ditetapkan pemerintah ditujukan pada para vendor impor yang ingin masuk ke pasar Indonesia.  Kebijakan TKDN itu sendiri akan mematok vendor untuk merakit perangkat 4G hingga mencapai angka 40% per tanggal 1 Januari 2017 nanti.

“Kalau kurang dari 40%, Kementerian Perdagangan nggak akan kasih izin. iPhone mau nggak mau juga harus, kalau nggak ya nggak kita izinin. Ini berlaku untuk semua vendor,” tegas Rudiantara.

Penyedia Konten Asal Malaysia Akan Investasikan $10 Juta

Tumbuh suburnya konten mobile di Indonesia tak lepas dari besarnya kepemilikan smartphone 4G yang ada di tengah masyarakat Indonesia. Franky menambahkan adanya perjanjian oleh jawara penyedia konten di tanah negeri Jiran yang akan memproduksi konten mobile di Indonesia dengan dana senilai $10 Juta. Mampu meraup penghasilan sekitar  3 Juta Ringgit per hari, perusahaan tersebut akan mencoba peruntungannya dalam ekspansi ke Indonesia.

Kini pihaknya dikabarkan tengah berada dalam perbincangan menjajaki tahap lanjutan untuk memproses kerja sama sinergis ini.

Konflik Taksi dan Layanan Pemesanan Transportasi Online Masuki Masa Transisi

Grab dan Uber dinyatakan harus memenuhi beberapa persyaratan dalam masa transisi yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Sementara ini kedua perusahaan tersebut berada dalam kondisi status quo yang masih beroperasi seperti sediakala, namun tidak dapat melakukan ekspansi.

Kericuhan panjang antara perusahaan taksi dan layanan pemesanan taksi online ini memaksa pemerintah selaku regulator sekaligus mediator menjalani serangkaian pertemuan untuk mencari solusi terbaik.

Sebagaimana yang telah diketahui dan dipercaya, Grab dan Uber sepakat untuk tetap menjadi perusahaan berbasis teknologi sebagai penyedia layanan. Hal tersebut dikabulkan. Kendati demikian, persyaratan lain yang muncul ialah izin penyelenggaraan armada dari kedua perusahaan tersebut, solusi yang ada yaitu menggandeng badan hukum (koperasi) yang akan bertindak sebagai pengelolanya.

“Bukan perusahaan aplikasinya ya, tapi kendaraannya apakah ini beroperasi secara legal atau tidak. […] Justru ini sangat efisien, saya malah mendorong semua transportasi publik pakai teknologi informasi,” papar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (22/3).

Dalam hasil rapat terbatas pada hari Rabu (23/3) kemarin, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan saat ini pemerintah sedang memberlakukan masa transisi guna memberikan kesempatan kepada armada jasa angkutan umum yang belum memiliki izin, menurut pemberitaan Kompas.

Masa transisi ini mewajibkan Grab dan Uber untuk segera menuntaskan kewajibannya untuk mengurus legalitas armada yang terdaftar di layanannya. Pembentukan koperasi melingkupi mengurus izin sebagai perusahaan penyelenggara angkutan umum, mengurus pendaftaran kendaraan, KIR, dan lainnya. SIM A Umum nampaknya juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengemudi.

Operasional akan berjalan seperti sedia kala, namun ada batasan penambahan armada yang diberlakukan.

“Selama masa transisi angkutan umum yang ada kita nyatakan dalam kondisi status quo. Artinya, yang sudah terdaftar sekarang sudah operasi, tetap beroperasi, tapi tidak melakukan ekspansi. […]Apabila dalam masa transisi itu tidak dipenuhi, maka berlaku lah ketentuan perundangan yang berlaku. Maka ada tindakan yang tegas,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Sugihardjo.

Menurut kami, solusi ini bukanlah yang terbaik, meskipun lebih baik daripada pemblokiran. Skema yang dijalani cenderung memaksakan inovasi dari para pelaku usaha (Grab dan Uber) untuk patuh dalam peraturan dan regulasi yang kaku. Menolak merevisi atau merumuskan regulasi baru, Jonan bersikukuh bahwa konflik ini bisa dipadamkan dengan peraturan yang ada.

“Saya rasa enggak ada regulasi yang perlu diubah, enggak perlu evaluasi undang-undang, itu salah dan pernyataan keliru,” tandas Jonan yang enggan merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas.

Kokoh Di Indonesia, FlowerAdvisor Siap Rengkuh Penuh Pasar Asia Tenggara

Pertumbuhan bisnis yang signifikan seiring perkembangan industri, mendorong FlowerAdvisor untuk mengamankan posisinya di pasar Asia Tenggara. Tahun ini, pihaknya akan menjajaki kerja sama membentuk joint venture di wilayah regional.

FlowerAdvisor ditukangi oleh Willy Thomas, yang juga telah berbincang mengenai bisnsinya beberapa tahun yang lalu. Mengawali di Indonesia dan Singapura untuk pasar Asia, kini Willy mengakui telah melayani sekitar 110 negara di seluruh dunia.

Bunga jelas menjadi komoditas utama (dari bunga buket, hingga bunga papan), namun sebagai pemanisnya FlowerAdvisor juga menawarkan layanan dan produk lainnya seperti parsel buah, parsel bayi, kue ulang tahun, parsel makanan, juga parsel musiman (Lebaran, Natal, Imlek, dan sebagainya).

Khusus pasar Indonesia, Willy mengklaim sebagai toko bunga online nomor satu (berdasarkan data oleh similar web). Menurutnya banyak toko bunga online di Indonesia yang telah memiliki situs online maupun berpromosi lewat media sosial namun hanya dapat mencakup market lokal saja.

Willy turut membeberkan perilaku konsumen yang terpantau, “Waktu transaksi yang sangat populer menurut kami adalah pada saat jam kerja yaitu pukul 9.00 hingga 18.00, kami juga mempunyai beberapa pelanggan yang sering melakukan pembelian tengah malam atau subuh. Satu lagi yang menurut saya unik adalah kebanyakan pelanggan kami suka melakukan last minute order walaupun kami memberikan diskon apabila mereka melakukan pembelian in advance pada saat peak season.”

Potensi layanan e-commerce bunga

Indonesia mempunyai market dan potensi yang sangat besar, Sejak FlowerAdvisor fokus pada market Indonesia pada tahun 2010, pertumbuhannya sangat signifikan tiap tahun. Pendapat ini ditopang oleh pertumbuhan e-commerce di Indonesia dan serta kegiatan promosi yang FlowerAdvisor lakukan. Sementara untuk market Asia Tenggara sendiri. Pihaknya mengalami pertumbuhan secara organik karena ada kegiatan promosi besar di market tersebut [sebelumnya],” papar Willy pada tim kami.

“Tahun ini merupakan tahun yang penting untuk kami. Pada tahun sebelumnya kami tidak melakukan begitu banyak investasi. Sekarang kami berencana melakukan investasi untuk memperkuat tim manajemen beserta memperkuat produk dan teknologi agar dapat memberikan yang terbaik untuk pelanggan kami dan siap untuk bersaing untuk pasar Asia Tenggara [dengan lebih serius lagi],” tambahnya.

Untuk transaksinya, FlowerAdvisor mengimplementasi berbagai payment gateway demi kemudahan para pelanggan mereka. Yang terbaru, toko bunga online ini menggandeng Dimo sebagai alternatif pembayarannya, mengingat 40% dari total transaksinya berasal dari Indonesia.

“Dimo merupakan salah satu penyedia metode pembayaran yang sangat inovatif, makin ke depan kami melihat teknologi pembayaran akan berkembang sangat pesat di mana dapat memberikan kemudahan berserta dengan keamanan terhadap pelanggan. Seperti yang teman-teman Dimo ungkapkan bahwa mereka memiliki teknologi retina scanner yang mewajibkan pengguna memindai bola matanya untuk melakukan pembayaran,” tandas Willy.