Logitech Luncurkan Program Pelatihan Esport Bertajuk Playmaster

Meski sudah berkecimpung cukup lama di industri esport, Logitech rupanya masih ingin membentangkan sayapnya lebih lebar lagi. Baru-baru ini, mereka meluncurkan Playmaster, sebuah program pelatihan esport yang dirancang untuk membantu pemain menilai sekaligus meningkatkan kemampuannya di beberapa game kompetitif.

Di awal peluncuran dan fase beta Playmaster, game yang didukung sejauh ini baru CS:GO. Logitech cukup yakin mereka yang mengikuti program ini bisa meningkatkan teknik tracking, perceiving, spraying, peeking, maupun flicking mereka dalam game.

Keyakinan mereka didasari oleh riset selama empat tahun yang mereka lakukan bersama sejumlah pemain kelas dunia dan beberapa universitas ternama, termasuk halnya Lero Esports Science Research Lab di University of Limerick. Kurikulum yang mereka siapkan ditujukan untuk mengidentifikasi komponen-komponen penting yang pengaruhnya paling signifikan terhadap gameplay.

Bagaimana cara kerja Playmaster? Pertama-tama, pemain akan mengikuti kuis berdurasi sekitar 30 menit untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam bermain, serta membandingkan performanya dengan rata-rata yang dicatatkan para pengguna lain, atau malah dengan pemain-pemain terbaik di kancah internasional.

Sesudahnya, Playmaster akan menyuguhkan kurikulum yang spesifik dan benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pemain. Kalau memang kekurangan terbesar pemain adalah terkait mendeteksi musuh atau memanajemen recoil, maka materi pelatihannya akan lebih banyak difokuskan pada area tersebut.

Logitech Playmaster

Selama mengikuti program, kita tentu bisa memonitor progres masing-masing secara cukup merinci. Logitech percaya Playmaster bisa memberikan dampak positif terhadap pemain dari segala tingkatan, baik yang masih masuk kategori amatir maupun yang sudah berkarier secara profesional.

Playmaster saat ini sudah bisa diakses secara gratis dengan mendaftarkan akun di situsnya. Logitech belum bilang kapan program untuk game lainnya bakal tersedia, tapi kalau boleh menebak, kemungkinan program berikutnya ditujukan buat para pemain Dota 2 atau League of Legends.

Sejauh ini juga belum ada indikasi apakah ke depannya Logitech bakal memonetisasikan Playmaster. Bisa jadi nantinya Playmaster bakal dijadikan layanan berlangganan seperti GamerzClass, tapi mungkin sekarang masih terlalu dini untuk itu.

Kalaupun Anda tidak berminat mengikuti program pelatihannya sampai habis, tidak ada salahnya mencoba Playmaster hanya untuk melihat sejauh apa skill bermain CS:GO Anda jika dibandingkan dengan pemain-pemain lain di luar sana.

Sumber: Logitech.

Astralis Group Umumkan Laporan Keuangan untuk Semester Pertama 2020

Astralis Group baru saja melaporkan hasil keuangan mereka untuk semester pertama 2020. Mereka mengungkap, mereka mengalami kerugian sebesar 30,17 juta krona Denmark (sekitar Rp71,3 miliar). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kerugian Astralis sedikit naik. Pada semester pertama 2019, kerugian Astralis hanya mencapai 27,97 juta krona Denmark (sekitar Rp66,1 miliar).

Sementara itu, sepanjang semester pertama 2020, Astralis Group mendapatkan pemasukan sebesar 20,48 juta krona Denmark (sekitar Rp48,4 miliar), naik dari 17,27 juta krona Denmark (sekitar Rp40,8 miliar) pada tahun 2019. Astralis Group menyebutkan, pemasukan mereka dari sponsorship mengalami kenaikan sebesar 4,4 juta krona Denmark (sekitar Rp10,4 miliar). Selain itu, pemasukan mereka dari liga esports juga tumbuh sebesar 3,5 juta krona Denmark (sekitar Rp8,3 miliar), menurut laporan The Esports Observer.

Sayangnya, total hadiah kemenangan turnamen esports yang didapatkan oleh Astralis Group mengalami penurunan sebesar 4,3 juta krona Denmark (sekitar Rp10,2 miliar) jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebenarnya, hal ini tidak aneh mengingat tahun ini, ada banyak turnamen esports yang ditunda atau bahkan dibatalkan akibat pandemi COVID-19.

laporan keuangan Astralis
Kontribusi divisi-divisi Astralis pada pemasukan grup. | Sumber: The Esports Observer

Astralis Group terdiri dari tiga tim esports yang berlaga di tiga game yang berbeda. Tim Astralis yang bertanding di Counter-Strike: Global Offensive memberikan kontribusi pemasukan paling besar. Total pemasukan mereka mencapai 14 juta krona Denmark (sekitar Rp33 miliar) atau sekitar 68,4% dari total pemasukan Astralis Group.

Sementara itu, tim League of Legends Astralis, Origen, berhasil mendapatkan pemasukan sebesar 5,2 juta krona Denmark (sekitar Rp12,3 miliar). Total pemasukan tim FIFA Astralis, Future Football Club, mencapai 600 ribu krona Denmark (sekitar Rp1,4 miliar). Terakhir, manajemen Astralis Group berhasil mendapatkan pemasukan sebesar 800 ribu krona Denmark (sekitar Rp1,9 miliar).

Astralis Group adalah organisasi esports asal Denmark. Mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada November 2019, menjadikan mereka sebagai organisasi esports pertama yang melakukan IPO. Mengingat Astralis Group baru dibentuk pada musim panas 2019, mereka menggunakan laporan keuangan internal dari mantan pemegang saham untuk membandingkan laporan keuangan mereka yang sekarang dengan tahun lalu.

ESL One Cologne: Tim Heroic Taklukkan Region Eropa

Gelaran turnamen ESL One Cologne yang baru saja usai telah melahirkan sederetan juara yang baru. Karena tidak mungkin dilaksanakan secara offline, ESL One Cologne diselenggarakan secara online di 4 region berbeda antara lain: Eropa, Amerika Utara, Asia, dan Oseania.

Jalan yang sedikit lebih panjang ditempuh oleh tim-tim yang berasal dari region Amerika Utara dan Eropa. Keduanya harus melalui fase grup karena jumlah tim partisipan yang lebih banyak. Sedangkan di region Asia dan Oseania, pertandingan langsung dimulai dari babak playoff dengan 4 tim direct invite.

Tim Renegades | via: Instagram renegades
Tim Renegades | via: Instagram renegades

Diawali dari region Oseania, tim Renegades sukses tampil mendominasi sejak pertandingan pertama. Laju dari tim Renegades terbilang cukup mulus. Tanpa perlawanan yang sengit tim Renegades menyingkirkan tim Chiefs Esports Club ke lower bracket. Di babak upper bracket final tim ORDER masih bisa memberikan perlawanan yang menyulitkan tim Renegades. Tim ORDER akhirnya menanggung kekalahan setelah tim Renegades berhasil unggul dengan selisih poin tipis di akhir map kedua.

Di babak final region Oseania, tim Avant Gaming muncul sebagai penantang yang bangkit dari lower bracket. Di babak final tim Avant Gaming masih bisa mengimbangi bahkan menekan permainan dari tim Renegades. Skor 3-0 menutup pertandingan final region Oseania untuk kemenangan tim Renegades.

Beranjak ke benua Asia, tim-tim dari Tiongkok tampil mendominasi jalannya turnamen. Tim Beyond Esports yang berasal dari Thailand terlihat kewalahan ketika harus bersaing dengan tim-tim dari region Tiongkok. Di pertandingan pertama tim TYLOO langsung mengalahkan tim Beyond Esports dengan skor 2-0 tanpa balas. Laju tim Beyond Esports harus terhenti sekalipun bermain 3 map penuh melawan tim Invictus Gaming. Tim Invictus Gaming masih bisa mengungguli permainan tim Beyond Esports dengan skor akhir 2-1.

Selanjutnya, babak final menjadi perebutan juara antara tim TYLOO dan tim ViCi Gaming. Di babak final tim TYLOO kehilangan keunggulan lebih dulu saat tim ViCi Gaming memenangkan map Vertigo. Tim TYLOO tidak tinggal diam dan melawan balik di map kedua dan ketiga. Kemenangan tim TYLOO di map Inferno dan Mirage mengukuhkan mereka sebagai juara ESL One Cologne di region Asia dengan skor 3-1.

Tim CS:GO Evil Geniuses | via: Instagram evilgeniuses
Tim CS:GO Evil Geniuses | via: Instagram evilgeniuses

Babak final ESL One Cologne di region Amerika Utara menghadirkan pertarungan 5 map yang menegangkan antara Team Liquid menghadapi tim Evil Geniuses. Masing-masing tim mengawali turnamen dengan hasil yang baik dari fase grup hingga babak semi final. Kehadiran tim Chaos Esports Club dan tim FURIA Esports di babak semi final tidak bisa membendung kekuatan tim Evil Geniuses dan Team Liquid.

Aksi saling membalas terjadi di babak final antara Team Liquid dan tim Evil Geniuses. Tim Evil Geniuses unggul lebih dulu dengan memaksa Team Liquid bermain overtime di map Nuke. Pada map Vertigo dan Mirage Team Liquid tampil jauh lebih baik dan menghasilkan kedudukan imbang, 2-2.

Akhirnya, kemenangan menjadi milik tim Evil Geniuses setelah momen come back yang terjadi di paruh kedua map Dust II. Keunggulan Team Liquid ronde awal map Dust II dibalas dengan rotasi yang disiplin dari tim Evil Geniuses sampai ke akhir permainan. Skor 3-2 mengukuhkan tim Evil Geniuses sebagai jawara di region Amerika Utara.

Tim CS:GO Heroic | via: Instagram hltvorg
Tim CS:GO Heroic | via: Instagram hltvorg

Berlanjut ke region Eropa, kancah CS:GO benua biru dikejutkan oleh kemenangan tim Heroic asal Denmark. Sederetan tim yang memberikan performa yang baik di fase grup, merasakan pedihnya balas dendam dari tim-tim yang berasal dari lower bracket.

Di babak playoff tim-tim seperti Astralis, Sprout, dan Complexity harus menelan kekalahan meskipun sebelumnya sempat diunggulkan. Team Vitality dan tim Heroic melaju ke babak final dengan masing-masing menyingkirkan tim Ninjas in Pyjamas dan tim G2 Esports. Sayangnya di babak final Team Vitality harus mengakui keunggulan tim Heroic meskipun sudah bermain sengit 3 map berturut-turut. Tim Heroic mengukir sejarah dengan kemenangan 3-0 atas Team Vitality dan menjadi juara ESL One Cologne region Eropa.

 

Ingin Dukung Ekosistem Esports Perempuan, Dignitas Buat Platform _FE

Dignitas meluncurkan platform baru bernama _FE untuk mengembangkan ekosistem esports perempuan. Dalam tiga bulan ke depan, _FE akan meluncurkan berbagai program untuk mendukung atlet esports dan kreator konten perempuan, baik yang masih ada di tingkat pemula serta amatir, maupun yang sudah menjadi profesional.

Salah satu program tersebut adalah diskusi rutin untuk membahas tentang berbagai isu yang dihadapi oleh perempuan di dunia gaming. Selain itu, _FE juga akan membuat situs yang berisi konten gaming perempuan, jadwal kompetisi esports perempuan, serta artikel tentang para perempuan di dunia gaming. Melalui _FE, Dignitas juga akan mengadakan seminar edukasi virtual bagi perempuan yang tertarik untuk masuk ke dunia esports, baik sebagai pemain profesional atau streamer, maupun sebagai orang-orang yang bekerja di balik layar, seperti analis merek atau manajer media sosial.

Beberapa program lain yang _FE adakan antara lain menyelenggarakan kompetisi untuk gamer perempuan, membangun komunitas di Discord, membuat merek pakaian khusus gamer perempuan, mengadakan acara di markas Dignitas di Los Angeles dan New York, serta merekrut pemain profesional dan kreator konten baru.

dignitas _FE
Tim perempuan Dignitas berhasil memenangkan CS:GO World Champion.

Inisiatif _FE akan akan dipimpin oleh Heather “sapphiRe” Garozzo, Vice President of Talent, Dignitas. Garozzo tak hanya pernah menjadi juara Counter-Strike: Global Offensive World Champion, dia juga memiliki pengalmaan hampir 20 tahun dalam dunia esports, broadcast, marketing, dan manajemen talenta. Dia juga merupakan satu-satunya perempuan yang pernah masuk dalam Hall of Fame milik Esports Insider.

“Konsep untuk membuat _FE telah ada sejak awal 2017, ketika Dignitas merekrut tim khusus perempuan, yang bertanding dengan nama Dignitas FE,” kata Garozzo pada GamesBeat. “Perempuan yang bekerja di Dignitas, baik sebagai pemain profesional, streamer, maupun eksekutif, sangat tertarik untuk mendukung gamer perempuan muda.”

Lebih lanjut, Garozzo berkata, “Semua pekerja perempuan Dignitas pernah berbagi pengalaman mereka di dunia gaming dalam diskusi di berbagai universitas. Tahun ini, kami ingin bisa membagikan pengetahuan kami dan memberikan dukungan kami pada komunitas gaming dalam lingkup yang lebih luas.”

Saat ini, tim perempuan Dignitas terdiri dari lima orang. Tim yang berlaga di CS:GO dan Valorant itu dipimpin oleh Emmalee “Emuhleet” Garrido, yang pernah memenangkan CS:GO World Champion dua kali. Dia merupakan salah satu perempuan paling sukses di dunia esports. Empat anggota tim Dignitas FE lainnya adalah Amanda “rain” Smith dari Kanada, Kiara “milk” Makua dari Hawaii, Melisa “Theia” Mundorff dari AS, dan Juliana “showliana” Maransaldi dari Brasil.

Dignitas juga memiliki dua kreator konten perempuan, yaitu Hercurlyse dan artStar. Hercurlyse merupakan bintang TikTok dengan 20 ribu pengikut baru setiap bulannya. Sementara Carolyn “artStar” Noquez pernah dua kali menjadi Female World Champion sebelum memutuskan untuk menjadi streamer di Twitch.

CSPPA Luncurkan Ranking Tim CS:GO yang Independen

Beberapa waktu yang lalu Asosiasi Player Profesional Counter-Strike (CSPPA)  meluncurkan sistem ranking independen untuk atlet esports CS:GO. Selama ini masih ada beberapa sistem ranking lain yang dijadikan acuan oleh komunitas atlet esports, organisasi esports, dan penggemar game CS:GO secara luas. Tidak lupa, sistem ranking kerap kali dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi tournament organizer untuk menentukan tim manakah yang mendapat direct invitation.

Adapun sebenarnya sistem ranking bisa memberikan sedikit gambaran mengenai performa tim maupaun atlet esports. Hanya saja sampai saat ini belum ada sistem ranking yang transparan dan independen yang dapat diacu bersama dan diterima bagi seluruh pegiat dan juga penggemar di skena kompetitif CS:GO secara global.

https://twitter.com/CSPPAgg/status/1293924977335566336

Berkaca dari fenomena yang ada, CSPPA mengambil inisiatif untuk meluncurkan sistem ranking yang transparan, independen, dan dapat menjadi acuan yang bisa disetujui oleh semua pihak. Terlepas dari kemungkinan adanya perdebatan yang muncul dari komunitas CS:GO, sistem ranking yang diluncurkan oleh CSPPA memberikan penekanan serius akan kesejahteraan atlet esports CS:GO.

Sistem ranking yang diterapkan CSPPA memungkinkan atlet esports CS:GO mendapatkan poin ranking secara individual. Tidak sampai di situ saja raihan poin yang dimiliki oleh atlet esports CS:GO tidak akan berkurang jika tidak dapat bertanding dikarenakan sakit atau alasan kesehatan lainnya. Sistem ranking yang sudah ada sebelumnya seakan memberikan kewajiban untuk atlet esports bertanding terus-menerus.

Rencananya sistem ranking yang diterapkan oleh CSPPA masih bersifat dinamis dan dapat terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang terjadi di skena kompetitif CS:GO. Secara terbuka CSPPA akan menerima saran dari publik, organisasi esports dan tentu saja atlet esports CS:GO. Sebelum peluncurannya metode dan sistem ranking yang diterapkan sudah dikonsultasikan dengan atlet esports, tournament organizer, dan organisasi esports yang berlaga pada disiplin game CS:GO.

“Menurut saya, sistem ranking perlu juga mempertimbangkan kesehatan mental atlet esports dan kebijakan proteksi ranking adalah perubahan yang baik bagi skena kompetitif CS:GO,” seperti yang disampaikan Markus “Kjaerbye” Kjærbye dalam sebuah keterangan resmi.

Markus "Kjaerbye" Kjærbye | via: liquipedia
Markus “Kjaerbye” Kjærbye | via: liquipedia

Lebih jauh lagi, isu kesehatan atlet esports adalah hal yang nyata dan menuntut perhatian yang serius. Skena kompetitif CSGO sudah beberapa kali melihat secara nyata fenomena kelelahan baik secara fisik maupun mental yang dialami atlet esports yang berkompetisi.

Sebagai tambahan berdasarkan ranking yang baru dirilis tim CS:GO Evil Genisuses, Natus Vincere dan Furia adalah deretan tim teratas  ranking CSPPA.

ESL Adakan Kontes Musik di ESL One Cologne

ESL mengumumkan, Warsteiner akan menjadi rekan resmi dalam ESL One Cologne. Turnamen esports online tersebut akan mempertemukan 12 tim Counter-Strike: Global Offensive terbaik untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$500 ribu. Kompetisi itu akan diadakan pada 18-30 Agustus 2020. ESL memperkirakan, mreeka akan mendapatkan 70 juta penonton sepanjang turnamen.

Namun, kali ini, ESL tidak hanya akan mengadakan turnamen esports. Mereka juga akan mengadakan kontes musik, yang diberi nama Warsteiner Music Contest. ESL dan Warsteiner juga akan menggandeng Enter Records untuk mengadakan kompetisi musik itu.

“Kami senang karena kami dapat kembali bekerja sama dengan Warsteiner,” kata Stephan Schroeder, SVP Global Brand Partnership EMEA, ESL, menurut laporan Esports Insider. “Kami telah sukses menjalin kerja sama dalam waktu lama. Melanjutkan hal itu, kami akan memperkenalkan sesuatu yang sama sekali baru, yaitu Warsteiner Music Contest. Kompetisi ini akan memperkaya pengalaman menonton para audiens. Tak hanya itu, kontes musik itu juga akan menjadi hiburan tersendiri.”

esl kontes musik
ESL One Cologne tahun ini akan diadakan secara online.

Band dan musisi yang mendaftarkan diri dalam Warsteiner Music Contest akan diminta untuk mengirimkan lagu yang hendak mereka sertakan dalam lomba. Kontes musik itu akan memiliki tiga juri yang merupakan perwakilan dari ESL, Warsteiner, dan Enter Records. Sepanjang ESL One Cologne berlangsung, ketiga juri akan memilih lima lagu terbaik sebelum memutuskan satu lagu yang akan keluar sebagai juara. Lagu pemenang akan disertakan sebagai soundtrack ESL One Cologne oleh Enter Records.

“Kami senang karena kolaborasi kami dengan ESL kini semakin berkembang,” ujar Nadja Gaertner, Head of Music and Lifestyle Sponsoring, Warsteiner. “Music Contest menggabungkan dua industri yang unik, yaitu gaming dan musik.” Warsteiner pertama kali bekerja sama dengan ESL dalam ESL Meisterschaft pada 2017 di Jerman. Sejak saat itu, mereka terus berkolaborasi. Pada 2019, Warsteiner mensponsori acara musik dalam ESL One Cologne. Mereka melihat, penyelenggaraan kontes musik ini merupakan evolusi dari kolaborasi tersebut.

Memang, sejak pandemi virus corona mewabah, banyak turnamen esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Untungnya, sebagian turnamen esports masih bisa diadakan secara online, seperti ESL One Thailand 2020.

CSPPA Jalankan Penelitian Kesehatan Mental bagi Atlet Esports Bersama Universitas di Inggris

Baru-baru ini Asosiasi Pemain profesional Counter-Strike (CSPPA) mengumumkan akan bekerja sama dengan 2 universitas di Inggris untuk meneliti kesehatan mental atlet esports CS:GO. Bersama dengan Universitas Chichester dan Universitas Winchester, sebuah studi mendalam akan dilakukan terkait kesehatan mental atlet esports.

Banyaknya atlet esports yang menyatakan hiatus atau beristirahat dari esports sesungguhnya mengalami permasalahan yang serius, sekalipun memberikan performa yang baik di ranah kompetitif. Nyatanya sudah pernah tercatat pemain yang harus mengundurkan diri dan tidak aktif lagi di skena kompetitif esports karena memiliki masalah kesehatan fisik maupun mental.

Lebih jauh lagi, kesehatan mental adalah hal yang sampai saat ini belum mendapatkan perhatian serius bahkan kerap mendapat stigma yang negatif. Jika generasi sebelumnya memandang aktivitas gaming dan esports adalah sepenuhnya aktivitas untuk mengisi waktu luang dan bersifat rekreatif, nyatanya pandangan itu kurang tepat menggambarkan gaming dan esports secara utuh.

Di tengah perkembangan industri gaming dan esports yang kian hari kian meningkat, banyak atlet esports harus menghadapi tekanan berlebih dalam karier mereka. Dalam tingkatan paling sederhana, semua atlet esports sudah barang tentu mengejar kemenangan dan berusaha memberikan performa terbaiknya. Hanya saja, layaknya pada semua pertandingan, hanya akan ada satu pemenang dan raihan lainnya seolah tidak ada artinya.

Lebih dalam lagi mengenal profesi atlet esports, stress level umumnya akan meningkat seiring menanjaknya skill dan popularitas. Di saat bersamaan ketika seorang atlet esports profesional meraih titel juara, lambat laun tumbuh kepopuleran layaknya seorang selebritas. Menanggapi media, kerja sama dengan brand, jadwal streaming, dan campuran penggemar serta warganet yang belum tentu sepenuhnya suportif memberikan beban mental tambahan sambil seharusnya penuh berkonsentrasi kepada kompetisi.

Adapun waktu jeda antar turnamen juga perlu menjadi sorotan di dunia esports, terkhusus bagi organisasi esports dan tournament organizer atau siapapun juga yang berkeinginan mengadakan gelaran turnamen esports. Dalam waktu satu tahun sebuah disiplin esports memiliki kalender kompetisi yang padat dan kadang malah tumpang tindih. Tidak saja secara mental, atlet esports juga tidak sedikit mengalami kelelahan secara fisik saat harus mengimbangi waktu latihan dan bepergian saat menghadiri turnamen secara offline.

 Olof "⁠olofmeister⁠" Kajbjer yang mengambil break dari skena kompetitif CS:GO| via: HLTV
Olof “⁠olofmeister⁠” Kajbjer yang mengambil break dari skena kompetitif CS:GO| via: HLTV

Dengan adanya perhatian dan pengertian yang mendalam terhadap kesehatan mental atlet esports secara luas, akan membantu meletakkan dasar yang baik bagi keberlangsungan dan pertumbuhan industri esports di masa depan. Terlepas esports begitu erat dengan gemerlapnya panggung kompetisi dan kepopuleran, setiap atlet esports adalah manusia biasa yang juga memiliki batasan.

João “felps” Vasconcellos Resmi Bergabung dengan Tim CS:GO BOOM Esports

Setelah lama berlaga bersama tim BOOM Esports sebagai pemain yang dipinjamkan oleh tim MIBR, akhirnya beberapa hari yang lalu resmi bergabung di bawah bendera BOOM Esports. BOOM Esports dikabarkan membeli João “felps” Vasconcellos dari tim MIBR dengan nilai transfer yang tidak dipublikasikan. Hingga berita ini diturunkan tercatat felps sudah bermain selama 6 bulan terakhir bersama tim BOOM Esports.

Bersama tim BOOM Esports fepls sudah berhasil mengambil bagian dalam rentetan kemanangan BOOM Esports di kancah CS:GO region Amerika Selatan. Salah satu raihan yang patut diperhatikan adalah kemenangan tim BOOM Esports dalam rangkaian turnamen menuju event CS:GO Major yaitu ESL One: Road to Rio 2020. Adapun gelaran turnamen berikutnya yang akan diikuti oleh tim CS:GO BOOM Esports adalah ESL Pro League yang akan dimulai bulan September 2020 mendatang.

via: Instagram boomesportsid
via: Instagram boomesportsid

Berpindahnya felps ke bawah naungan orgnisasi BOOM Esports di waktu yang bersamaan juga mengundang respon dari komunitas penggemar CS:GO. Sejauh ini felps sudah cukup lama menjadi pemain dengan status pinjaman bagi BOOM Esports. Berdasarkan catatan, semenjak felps bergabung ke MIBR di awal tahun 2019, felps lebih sering duduk di bangku cadangan dan tidak tampil sebagai roster utama tim. Akhirnya felps malahan dipinjamkan kepada beberapa tim seperti Luminosity, Team One, dan akhirnya BOOM Esports.

Tampaknya tim MIBR begitu sibuk berkompetisi di skena region Amerika Utara dan bersikeras menggunakan roster tetap yang ada. Fenomena yang sama kerap muncul pada tim olahraga yang memiliki kekuatan dari segi keuangan dan akhirnya malah menumpuk sejumlah pemain berbakat.

Feps | via: HLTV
Felps | via: HLTV

Sekalipun bermain di region dan level kompetisi berbeda, bukan berarti hal itu turut menentukan kualitas felps sebagai pro player CS:GO. Usia yang masih terbilang muda masih memungkinkan felps berkompetisi bersama tim BOOM Esports dalam waktu panjang dan bisa saja beranjak ke level kompetisi yang lebih tinggi lagi.

Dengan bergabungnya felps ke dalam tim BOOM Esports semoga saja secara perlahan namun pasti tim CS:GO BOOM Esports bisa membuktikan diri sebagai tim yang kuat di region Amerika Selatan. Saat ini tim CS:GO BOOM Esports duduk di peringkat 5 teratas untuk tim CS:GO lokal Brazil dan menduduki peringkat ke-85 di level global.

BOOM Esports Berhasil Menjadi Juara di Turnamen CS:GO Gamersclub Master V

Seperti yang dilansir dari laman media sosial milik tim BOOM Esports, tim divisi CS:GO mereka yang berlaga di skena kompetitif Brazil baru saja berhasil menjadi juara di gelaran turnamen Gamersclub Master V. Sekali lagi BOOM Esports menambahkan piala mereka dan bersiap untuk perhelatan CS:GO di level yang lebih tinggi lagi.

Babak final gelaran turnamen Gamersclub Master V mempertemukan kembali tim terbaik dari region Amerika Selatan. Adapun baik bagi tim BOOM Esports dan tim paiN Gaming, keduanya mengalami 1 kali kekalahan di fase grup. Sedangkan di babak playoff keduanya juga justru sama-sama menang secara meyakinkan dengan berhasil menyisihkan tim RED Canids dan tim W7M Gaming.

Jika menghitung dari banyaknya jumlah tim Brazil di gelaran Gamersclub Master V, hal ini masih menguatkan fakta bahwa Brazil adalah episentrum bagi esports CS:GO di region Amerika bagian selatan.

via: Instagram boomesportsid
via: Instagram boomesportsid

Bermula dari fase grup, BOOM Esports sempat menderita 1 kali kekalahan saat bertemu dengan tim Keyd Stars. Sekalipun dalam posisi terancam, BOOM Esports akhirnya bisa membangun momentum saat menghadapi tim Asterius Gaming yang berasal dari babak kualifikasi tertutup. Sebelum maju ke babak selanjutnya, sekali lagi tim BOOM Esports harus melawan tim Keyd Stars untuk memenangkan 1 slot playoff yang tersisa.

Mengawali babak final, map pertama yang dimainkan adalah Dust 2 yang dipilih oleh tim BOOM Esports. Di awal-awal justru tim paiN Gaming bisa tampil menekan tim BOOM Esports dan mencuri 2 round setelah berhasil melakukan bomb site retake dan defuse.

Pada round berikutnya tim BOOM Esports berbalik dan tampil mendominasi sampai paruh pertama map Dust 2. Di paruh kedua, tim paiN Gaming justru bisa memberi perlawanan yang sengit dan menahan laju serangan dari tim BOOM Esports. Meskipun demikian map pertama menjadi milik tim BOOM Esports yang menang dengan skor 16-12.

Adapun Overpass adalah map kedua yang sudah dipick oleh tim paiN Gaming. Seolah belum kehilangan momentum dari map sebelumnya, tim BOOM Esports mencuri 3 round pertama dan bisa unggul secara ekonomi atas tim paiN Gaming.

Sebelum bertukar, tim paiN Gaming masih bisa mengumpulkan 7 round dengan strategi bomb planting yang sukses menekan tim BOOM Esports. Sekalipun sangat terdesak, akhirnya tim BOOM Esports berhasil mengejar di beberapa round berikutnya dan sepenuhnya menghentikan perlawanan dari tim paiN Gaming dengan skor akhir 16-8.

Performa solid yang ditunjukkan oleh tim BOOM Esports seharusnya bisa menambah rasa percaya diri mereka menjelang turnamen Major mendatang.

Coba Masuki Pasar Tiongkok, Dignitas Kerja Sama dengan HUYA

Dignitas, organisasi esports yang menjadi bagian dari Harris Blitzer Sports & Entertainment, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak kerja sama dengan platform streaming game asal Tiongkok, HUYA. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kerja sama antara Dignitas dengan HUYA ini.

Melalui kerja sama ini, tiga pemain Counter-Strike: Global Offensive dari Dignitas akan mulai membuat konten untuk disiarkan di HUYA mulai 1 Agustus 2020. Ketiga pemain tersebut antara lain Patrik “f0rest” Lindberg, Christopher “GeT_RiGhT” Alesund, dan Adam “friberg” Friberg, menurut laporan The Esports Observer.

Industri esports diperkirakana akan menjadi industri bernilai US$1 miliar pada 2020. Tiongkok menjadi salah satu pasar esports paling besar di dunia. Berdasarkan data dari iResearch Consulting Group, pemasukan industri esports di Tiongkok pada tahun 2020 akan mencapai 117,5 miliar yuan (sekitar Rp250 triliun). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pemasukan industri esports di Tiongkok tahun ini naik 25 persen. Salah satu alasan industri esports di Tiongkok bisa tumbuh pesat adalah karena dukungan dari pemerintah.

dignitas huya
Lima pemain CS:GO Dignitas untuk 2020. | Sumber: Gaming.net

Mengingat besarnya industri esports di Tiongkok dan pesatnya pertumbuhan industri esports di sana, tidak heran jika Dignitas juga tertarik untuk memasuki pasar tersebut. Faktanya, Dignitas bukanlah satu-satunya organisasi esports yang mencoba untuk menembus pasar Tiongkok melalui kerja sama dengan HUYA.

Pada Mei 2020, Team Secret mengumumkan kerja samanya dengan platform streaming game asal Tiongkok tersebut. Sementara Team Liquid memperbarui kolaborasinya dengan HUYA per Juni 2020. Bagi HUYA, menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi esports yang berasal dari luar Tiongkok akan membantu mereka untuk mengembangkan bisnis di luar negara asalnya.

Dignitas merupakan organisasi esports asal Amerika Utara yang dibentuk pada 2003. Saat ini, mereka memiliki tim yang berlaga di berbagai game esports, seperti League of Legends, CS:GO, Super Smash Bros. Rocket Laegue, SMITE, dan Clash Royale. Pada September 2016, organissai esports ini diakuisisi oleh tim basket Amerika Serikat, Philadephia 76ers. Sementara pada September 2019, mereka akhirnya selesai melakukan merger dengan Clutch Gaming dan membuat perusahaan induk baru bernama New Meta Entertainment.