Apa itu Marketing Campaign dan Cara Membuatnya

Pembuatan campaign atau kampanye merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pemasaran. Marketing campaign dilakukan sebuah perusahaan untuk mempromosikan produk atau layanan mereka agar dapat diterima oleh konsumen.

Lalu, apa saja yang termasuk marketing campaign dan bagaimana cara membuatnya? DailySocial.id akan menjelaskan semuanya kepada Anda.

Pengertian Marketing Campaign dan Contohnya

Dilansir dari Bigcommerce, marketing campaign adalah serangkaian aktivitas strategis yang bertujuan untuk mempromosikan sasaran bisnis, seperti mempromosikan suatu produk, layanan, maupun sebuah brand secara keseluruhan. Untuk mencapai hasil yang efektif, marketing campaign dapat dilakukan di berbagai media, baik online maupun cetak tergantung tujuannya.

Salah satu contoh marketing campaign yang berhasil dan cukup diingat adalah campaign brand Nike. Siapa yang tidak mengenal Nike dengan slogannya, Just Do It? Pada awalnya, Nike meluncurkan gerakan Just Do It sebagai salah satu cara untuk mengalahkan kompetitornya. Benar saja, marketing campaign yang dilakukan Nike pun sukses besar hingga membuat slogannya tetap diingat hingga saat ini.

Contoh lain penggunaan marketing campaign yang sukses adalah beberapa brand yang memiliki slogan atau catchphrase unik dan mudah diingat. Seperti, “Indomie… seleraku” dari Indomie, “I’m lovin it” dari McDonalds, hingga slogan “Diputar, dijilat, dicelupin” yang khas dari Oreo. Selain itu, pembuatan marketing campaign juga dapat memanfaatkan momentum seperti iklan Marjan yang selalu ditunggu-tunggu saat menjelang lebaran.

Langkah-langkah yang Dilakukan dalam Marketing Campaign

Setelah Anda memahami tentang pengertian marketing campaign beserta contohnya, hal yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuatnya. Maka dari itu, DailySocial.id sudah merangkumkan 6 langkah yang harus dilakukan dalam membuat marketing campaign untuk Anda.

1. Tentukan Tujuan, Budget dan Target Pasar Anda

Menentukan tujuan, budget, dan target pasar merupakan hal paling mendasar yang harus dilakukan dalam membuat marketing campaign. Dalam menentukan tujuan, jangan bersikap terlalu ambisius untuk mendapat semuanya. Anda perlu memperhatikan masalah apa yang sedang Anda hadapi saat ini agar tujuan marketing campaign Anda menjadi lebih efektif.

Dalam menentukan tujuan yang lebih spesifik, Anda bisa menerapkan marketing funnel. Salah satu formula yang sering digunakan dalam marketing funnel adalah model AIDA. AIDA merupakan singkatan dari Awareness, Interest, Desire, dan Action. Selain dapat meningkatkan penjualan, model AIDA ini dapat membantu Anda untuk memilih strategi yang tepat dalam membuat marketing campaign.

Selain tujuan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah menentukan budget yang sesuai. Jika tujuan sudah jelas, biasanya akan lebih mudah menyusun anggaran dalam rencana pembuatan campaign. Penyusunan anggaran juga harus dilakukan secara matang, agar campaign yang Anda lakukan tidak overbudget.

Terakhir, tentukan jangkauan dan target pasar Anda. Target pasar bisa disesuaikan dari usia, jenis kelamin, demografi, pekerjaan, hingga minat konsumen. Menentukan target pasar dapat membantu Anda untuk membuat marketing campaign yang lebih tepat sasaran.

2. Pelajari Kompetitor Anda

Dalam membuat marketing campaign, salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah mempelajari kompetitor Anda. Kehadiran kompetitor dalam dunia bisnis dianggap sebagai sebuah tantangan. Dengan mempelajari kompetitor, Anda dapat mengetahui target pasar mana yang belum tersentuh oleh mereka, sehingga Anda dapat memanfaatkannya untuk strategi marketing Anda.

3. Memilih Channel yang Sesuai dengan Target dan Tujuan Anda

Setiap channel memiliki segmen penggunanya tersendiri yang tentunya harus disesuaikan dengan target yang dicapai dalam sebuah marketing campaign. Sebagai contohnya, Instagram merupakan salah satu channel media sosial yang digunakan oleh hampir 90 juta penduduk dunia. Pengguna Instagram kebanyakan didominasi oleh anak muda di bawah 35 tahun, sehingga channel Instagram akan sangat cocok digunakan jika target konsumen Anda merupakan anak muda.

4. Membuat Promosi Semenarik Mungkin

Marketing campaign dapat dikatakan sukses apabila berhasil mencapai tujuannya. Ketika target konsumen sudah tercapai, tentunya Anda perlu melakukan sesuatu untuk menggerakkan mereka agar membeli produk atau layanan Anda. Maka dari itu, Anda perlu melakukan sebuah content campaign.

Jika marketing campaign lebih fokus pada produk, maka content campaign memiliki fokus pada konsumennya. Content campaign bertujuan untuk membuat konsumen menjad semakin tertarik dengan produk Anda. Selain itu, Anda juga bisa menyampaikan tujuan campaign dan informasi produk Anda secara tersirat dalam konten menggunakan Calls-to-Action (CTA).

5. Memanfaatkan Pemasaran Digital

Salah satu marketing campaign yang efektif adalah dengan memanfaatkan digital campaign. Digital campaign merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi menggunakan platform digital, seperti website maupun media sosial. Selain dapat meningkatkan popularitas produk secara efisien, digital campaign juga dapat memudahkan Anda untuk mendapat feedback langsung dari konsumen.

Dalam membuat pemasaran menggunakan digital campaign, ada 3 langkah yang harus diperhatikan, yakni:

  • Perencanaan
  • Eksekusi
  • Evaluasi seoptimal mungkin

6. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Secara Optimal

Langkah terakhir dan terpenting yang dilakukan untuk mengukur kesuksesan campaign yang telah Anda buat adalah dengan melakukan analisis dan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk menilai apakah marketing campaign sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan awal. Selain itu, evaluasi juga diperlukan untuk menentukan strategi campaign selanjutnya.

Itulah penjelasan mengenai marketing campaign dan cara membuatnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan membantu Anda dalam membuat marketing campaign yang sesuai dengan tujuan dan keinginan Anda.

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Lima Hal Yang Perlu Kamu Perhatikan Saat “Conversion Rate” Facebook Ads Menurun

Pemasaran online melalui Facebook telah menjadi salah satu senjata ampuh bagi para marketer. Hasil riset Statista menunjukkan bahwa Facebook memegang peringkat kedua dalam market share periklanan digital di dunia dengan persentase 20% (Peringkat satu dipegang oleh Google dengan persentase 32%). Menanggapi meningkatnya pemasaran iklan digital melalui Facebook maupun Google, sebuah iklan dinilai tersajikan secara efektif apabila dapat mendatangkan conversion rate yang tinggi. Conversion rate ini diukur dengan membandingkan jumlah konversi (biasanya berupa jumlah pembelian yang diperoleh) dengan total jumlah iklan yang diklik oleh calon konsumen. Jadi, misalnya sebuah iklan total diklik 1000 kali dan menghasilkan 20 konversi, maka conversion rate untuk iklan tersebut adalah 20/1000=2%.

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi nilai conversion rate, di antaranya adalah waktu, audience, harga produk, barang substitusi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu sulit sekali bagi para marketer untuk menentukan satu alasan pasti atas naik atau turunnya conversion rate dalam Facebook Ads mereka.

Solusi dalam mempertahankan conversion rate mungkin membutuhkan pemahaman mendalam tentang pasar dan pengalaman optimasi iklan selama bertahun-tahun. Namun jangan khawatir! Berikut ini lima rangkuman masalah yang tanpa kita sadari sering mengakibatkan penurunan pada conversion rate.

1. Checkout process

Ketika traffic website-mu masih stabil namun conversion rate-mu menurun, hal pertama yang patut kamu lakukan adalah mengecek semua proses checkout (mulai dari link, produk, hingga proses pembayaran selesai) dari berbagai aspek. Contohnya dengan mencoba browser dan operating system yang berbeda untuk memastikan apakah link tersebut masih bekerja dengan benar.

Dari berbagai kasus klien yang kami tangani, masalah sering terjadi pada link yang rusak dan tidak dapat dialihkan menuju halaman produk atau loading checkout page yang terlalu lambat. Hal tersebut tentu dapat segera kamu atasi apabila telah dilakukan pengecekan terlebih dahulu.

Sederhananya, pemeriksaan ulang proses checkout memberikan kita kesempatan untuk melakukan evaluasi dari sudut pandang pembeli. Proses checkout yang cepat dan efisien akan memberikan shopping experience yang baik bagi para pelanggan.

2. Ad creatives and audience

Ketika kamu yakin bahwa semua link menuju halaman produk tidak bermasalah, mungkin evaluasi konten dan target audience anda merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan selanjutnya.

Bayangkan apa yang terjadi apabila kamu tidak memperbarui konten dalam campaign iklanmu dan akibatnya pelanggan yang mengklik iklan tersebut mendapatkan informasi yang telah kadaluarsa/tidak relevan? Atau pada kasus lain, bayangkan kamu adalah sebuah butik baju anak online dan target audience yang masuk dalam pengaturanmu adalah “semua wanita”. Hmm, tidak semua wanita tertarik pada baju anak bukan? Mungkin kamu perlu mengganti target audience-mu dengan “Ibu hamil” atau “Ibu rumah tangga”. Konten yang tidak relevan dan kesalahan dalam pengaturan target audience sering menjadi penyebab jatuhnya conversion rate dalam sebuah campaign iklan.

Konversi akan terjadi bila ekspektasi pembeli dapat terpenuhi. Dengan terus memperbarui informasi tentang iklan produk dan memasang konten yang persuasif, kamu dapat menarik perhatian pembeli dan mungkin dapat merubah ekspektasi mereka terhadap produk yang kamu tawarkan.

3. Tracking and software glitch

Melakukan pengecekan dari sisi teknis juga jangan sampai terlewatkan. Untuk memastikan apakah semua bentuk conversion benar-benar tercatat dalam record, dapat dilakukan pengecekan pada script pelacak seperti Facebook Pixel dan Google Analytics.

Sebuah kasus terjadi pada klien kami, ketika conversion rate mereka turun hingga 50% dalam waktu satu malam. Setelah melakukan pengecekan kami menyadari bahwa script pelacak website tersebut tidak ter-update sesuai dengan website klien kami sehingga data hasil lacakan pun menjadi tidak relevan.

4. Seasonality

Penting bagi kita untuk mengenal dan memahami periode seasonal dalam sebuah bisnis. Di puncak dari periode seasonal tersebut kamu mungkin akan melihat hasil conversion rate yang tinggi namun akan menurun seiring dengan berakhirnya puncak seasonal tersebut.

Contohnya, sebuah butik online yang menjual baju mungkin akan mencapai puncak periode seasonal-nya sewaktu Ramadhan dan Tahun Baru Imlek karena kebiasaan masyarakat membeli busana baru pada dua hari raya tersebut sehingga conversion rate dapat melambung tinggi. Namun setelah kedua season ini berakhir, pemilik butik online ini akan menyadari penurunan conversion rate dari website miliknya.

Oleh karena itu, penting halnya bagi marketer untuk memahami periode seasonal dari setiap bisnis mereka agar tidak dibingungkan oleh naik turunnya conversion rate di waktu mendatang.

Salah satu strategi terbaik untuk mengetahui periode seasonal bisnismu adalah dengan pengamatan rutin data konversi, contohnya data konversi dalam Google Analytics. Pelajari pola naik turun konversi yang mungkin terjadi selepas diadakannya promo spesial ataupun hari libur untuk memahami periode seasonal bisnismu yang sesungguhnya.

5. Competitor

Kehadiran lawan main lain dalam pasar juga akan mempengaruhi conversion rate kamu. Pada zaman sekarang, ketika customer lebih mudah untuk mencari informasi dan sumber perbandingan dalam sebuah produk, sangat memungkinkan apabila customer kamu berpindah hati ketika menemukan penjual dengan harga yang relatif sama namun servis yang lebih baik dan waktu pengiriman yang lebih singkat.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami kondisi market dan perkembangan kompetitor anda dalam market untuk menentukan strategi pemasaran yang terbaik. Berdasarkan pengalaman, kami selalu memposisikan diri sebagai customer (dan tidak sebagai mata-mata atau penguntit) untuk menavigasikan website kompetitor dan bahkan ikut serta dalam campaign marketing mereka. Dengan cara ini, kamu dapat membandingkan apa perbedaanmu dan kompetitor kamu di mata para konsumen serta menemukan strategi serta masukan yang obyektif untuk memperbaiki kualitas bisnismu.


Disclosure: artikel tamu ini ditulis oleh Edison Chen, berdasarkan artikel terdahulu di blog Tagtoo. Diterjemahkan dan diperbarui oleh Sisylia Angkirawan.

Understanding Digital Campaigns in Indonesia

Naning Utoyo is a Singapore-based researcher at MRM Worldwide. As part of her tasks, she’s responsible for finding out about the way digital campaigns in Indonesia are conducted. Although she is an Indonesian, she has spent much of her professional career overseas and to understand the digital scene better, she solicited comments and opinions from digital strategists and advertising practitioners in the country and was kind enough to share her findings, thoughts, and discussions, with DailySocial.

Continue reading Understanding Digital Campaigns in Indonesia