DJI Mavic Pro Platinum Mampu Mengudara Lebih Lama dan Lebih Hening

DJI Mavic Pro adalah drone yang sangat tepat bagi mereka yang tidak puas dengan kamera 1080p milik Spark, tapi di saat yang sama mendambakan quadcopter yang jauh lebih portable ketimbang Phantom 4. Setahun berselang sejak Mavic menjalani debutnya, DJI kini sudah menyiapkan varian baru yang lebih sempurna, yakni Mavic Pro Platinum.

Secara garis besar, DJI Mavic Pro Platinum sangat identik dengan varian standar yang sudah beredar di pasaran sekarang. Bodi ringkasnya yang dapat dilipat tidak berubah, demikian pula dengan kamera 4K dan kemampuannya menghindari rintangan secara otomatis. Pembaruannya cuma meliputi dua hal, yaitu daya tahan baterai dan tingkat kebisingan – serta tentu saja lapisan warna baru yang sesuai namanya.

DJI Mavic Pro Platinum

Versi baru Mavic ini diklaim bisa mengudara selama 30 menit nonstop, naik sekitar 11 persen dari versi standarnya yang ‘hanya’ 27 menit – saya bilang “hanya” karena rival seukurannya cuma mampu terbang selama 20 menit. Menurut DJI, peningkatan efisiensi daya ini datang dari penggunaan komponen electronic speed controller baru.

Di samping itu, berkat baling-baling berdesain baru, Mavic Pro Platinum dapat mengudara secara lebih hening ketimbang versi standarnya. Penurunan tingkat kebisingannya cukup signifikan, mencapai angka 60 persen, akan tetapi kabar baiknya baling-baling baru ini ternyata juga kompatibel dengan Mavic Pro standar.

DJI Phantom 4 Pro Obsidian / DJI
DJI Phantom 4 Pro Obsidian / DJI

Dalam kesempatan yang sama, DJI rupanya turut memperkenalkan varian warna baru untuk seri Phantom 4, yakni Phantom 4 Pro Obsidian. Warna abu-abu gelap bertekstur matte membuatnya tampak lebih elegan ketimbang sebelumnya, dan DJI juga tidak lupa untuk menambatkan lapisan anti sidik jari agar drone bisa selalu kelihatan kinclong.

Terakhir, pengguna Spark akan dimanjakan oleh firmware update yang membawa mode baru bernama Sphere, yang memungkinkan mereka untuk menciptakan foto panoramik dengan efek lensa fisheye.

Baik Mavic Pro Platinum maupun Phantom 4 Obsidian bakal masuk ke pasaran mulai bulan September ini juga, dengan banderol masing-masing €1.299 dan €1.699.

Sumber: Engadget dan DJI.

Demi Keamanan, DJI Rilis Update Wajib untuk Spark

Dimensi yang sangat ringkas dan kemudahan mengoperasikan dengan gesture dengan cepat menjadikan DJI Spark sebagai salah satu drone terpopuler di mata konsumen dari berbagai kalangan. Apabila Anda berencana meminang Spark atau malah sudah memilikinya, ada satu kabar penting dari DJI yang perlu diperhatikan.

DJI belum lama ini merilis firmware update untuk Spark. Update kali ini sangat krusial bukan karena fitur dan pembaruan yang diusungnya, melainkan karena Anda mau tidak mau harus mengunduh dan meng-install-nya kalau mau terus menggunakan Spark.

Pada tanggal 1 September nanti, kalau Spark milik Anda belum di-update, drone mungil tersebut bakal tidak bisa lepas landas sama sekali. DJI bilang update ini bersifat wajib karena membawa penyempurnaan yang sanggup mencegah drone mati secara tiba-tiba ketika sedang mengudara, dan keamanan merupakan salah satu aspek yang paling diprioritaskan oleh DJI.

DJI Spark

Apa yang dilakukan DJI ini memang tidak lain dari pemaksaan, tapi saya kira mereka tidak punya pilihan lain kalau tidak mau menjadi subjek tuntutan banyak konsumen yang merasa dirugikan akibat insiden Spark yang tiba-tiba kehilangan daya selagi menjalankan perannya sebagai kamera terbang.

Bagaimana cara meng-update Spark? DJI akan mengirimkan notifikasi ketika Anda membuka aplikasi DJI GO 4 di ponsel, dan update-nya bisa langsung diunduh dari sana, atau bisa juga melalui aplikasi DJI Assistant 2 di laptop atau PC.

Bersamaan dengan itu, update ini turut menawarkan sejumlah pembaruan bersifat minor macam konsumsi baterai yang lebih optimal, dukungan penuh atas DJI Goggles, penyempurnaan fitur PalmLaunch, peningkatan akurasi mode QuickShot Dronie dan kompatibilitas remote control yang lebih baik.

Sumber: DPReview dan DJI.

DJI Phantom 3 SE Ditujukan Buat Kalangan Videografer Amatir

Lewat Spark, DJI sejatinya berhasil membawa drone ke segala kalangan konsumen. Kendati demikian, kalangan videografer amatir yang ingin menajamkan talentanya mungkin mengincar drone yang menawarkan kapabilitas lebih, seperti seri Phantom misalnya. Sayangnya keputusan untuk meminang seri Phantom seringkali harus terbentur masalah dana.

Lini Phantom 4 memang masih tergolong mahal hingga kini. Maka dari itu lini Phantom 3 pun terdengar lebih masuk akal, dan kabar baiknya, DJI baru saja meluncurkan model baru Phantom 3. Dijuluki Phantom 3 SE, ia merupakan penerus langsung dari Phantom 3 Standard yang dirilis dua tahun lalu.

Pembaruan yang dibawanya cukup signifikan, baik dari segi performa maupun kualitas gambar. Yang paling utama, Phantom 3 SE dilengkapi sistem vision positioning yang memungkinkannya untuk tetap mengudara dengan stabil di dalam ruangan atau di lokasi lain yang tidak terjangkau sinyal GPS.

DJI Phantom 3 SE

Kinerja transmisi sinyalnya juga meningkat pesat, dimana video HD masih bisa diteruskan dari jarak sampai sejauh 4 kilometer, atau sekitar empat kali lebih jauh ketimbang pendahulunya. Baterainya pun diyakini bisa bertahan hingga 25 menit waktu mengudara, dan kecapatan maksimum drone mencapai angka 57 km/jam.

Terkait kualitas gambar, DJI telah membekali Phantom 3 SE dengan kamera plus gimbal 3-axis yang sanggup merekam video beresolusi 4K 30 fps, atau memotret foto beresolusi 12 megapixel, termasuk dalam format RAW. Kombinasi kamera beserta gimbal ini sejatinya masih merupakan poin terkuat seri Phantom jika dibandingkan Mavic maupun Spark.

Saat ini DJI Phantom 3 SE sudah dipasarkan seharga $599, jauh lebih murah daripada harga Phantom 3 Standard saat pertama diluncurkan – meski sekarang harganya sudah turun menjadi $499. DJI tidak lupa menyebutkan kalau Phantom 3 SE merupakan model terakhir dari lini Phantom 3.

Sumber: DPReview.

DJI Spark Kini Dapat Merekam Video Hanya dengan Membaca Gesture

Sangat mungil dan ringan adalah dua faktor utama di balik tingginya hype DJI Spark di pasar drone sekarang. Yang lebih menarik lagi, dimensi yang super-ringkas tersebut tidak membatasi kapabilitas Spark, dimana ia masih bisa mendeteksi dan menghindari rintangan secara otomatis.

Spark bahkan juga dilengkapi fitur yang absen pada kakak-kakaknya yang lebih besar, yakni kemampuan untuk dikendalikan hanya dengan menggunakan gesture. Awalnya cuma terbatas untuk mengambil selfie, pengoperasian via gesture ini sekarang juga berlaku untuk video berkat firmware update yang baru dirilis oleh DJI.

Untuk bisa menikmati fitur ini, drone harus berada dalam jarak maksimal 2 meter di hadapan Anda. Sesudahnya, tinggal angkat satu tangan Anda hingga membentuk sudut 45 derajat – hingga tubuh Anda membentuk setengah huruf Y kapital. LED di bagian depan Spark kemudian akan berkedip untuk menandakan bahwa perekaman sudah dimulai, dan Anda tinggal menerapkan gesture yang sama untuk menghentikannya.

Selain gesture untuk merekam video, update Spark juga menghadirkan kemampuan untuk mengambil foto panorama (termasuk selfie) dengan sudut pandang seluas 180 derajat. Saat diaktifkan, Spark akan terbang mengitari objek foto, mengambil total 21 gambar dan menggabungkannya jadi satu.

Selebihnya, DJI turut menyempurnakan sejumlah mode penerbangan yang dimiliki Spark, sekaligus membuatnya lebih responsif ketika dikendalikan menggunakan controller. Catatan tambahan: jangan lupa untuk meng-update aplikasi DJI GO 4 di ponsel ke versi yang terbaru di samping meng-install firmware anyar Spark.

Sumber: SlashGear.

Lebih Kecil dari Mavic Pro, Drone DJI Spark Bisa Dikendalikan Hanya dengan Menggunakan Gesture

Rumor bahwa DJI akan meluncurkan drone yang lebih kecil dari Mavic Pro ternyata tidak meleset. Raja drone asal Tiongkok itu baru saja memperkenalkan Spark, sebuah quadcopter yang ukurannya tidak lebih besar dari iPhone 7 Plus.

Begitu mungilnya DJI Spark, Anda bisa menyimpannya di dalam kantong jaket dengan mudah, apalagi mengingat bobotnya cuma sekitar 300 gram. Namun jangan sekali-kali meremehkan kapabilitasnya, sebab DJI telah membekalinya dengan teknologi-teknologi yang sama canggihnya dengan milik kakak-kakaknya yang lebih besar.

Meski berukuran sangat kecil, DJI Spark tetap dilengkapi teknologi computer vision untuk mengenali objek sekaligus menghindari rintangan dengan sendirinya / DJI
Meski berukuran sangat kecil, DJI Spark tetap dilengkapi teknologi computer vision untuk mengenali objek sekaligus menghindari rintangan dengan sendirinya / DJI

Yang paling utama adalah ActiveTrack, dimana Spark dapat mengenali suatu objek dan mengikutinya ke mana pun objek itu bergerak selagi menempatkannya di tengah-tengah frame kamera. Anda pun tak perlu khawatir Spark bakal menabrak pohon, sebab ia bisa mendeteksi rintangan di sekitarnya dan menghindar dengan sendirinya.

Selain menggunakan remote control, DJI juga merancang Spark untuk dioperasikan dengan smartphone. Berkat fitur TapFly, Anda bisa menyentuh bagian manapun pada layar dan Spark akan bergerak ke titik yang Anda tunjuk tersebut. Namun yang lebih istimewa lagi, Spark juga bisa Anda kendalikan hanya dengan mengandalkan gesture.

Cara kerjanya begitu intuitif: begitu Spark lepas landas dari tangan Anda, ia akan otomatis masuk dalam Gesture Mode. Setelahnya, Anda tinggal mengarahkan telapak tangan untuk menentukan posisi Spark di udara. Kalau sudah pas, selfie bisa diambil juga menggunakan gesture, dan Spark pun dapat Anda panggil kembali cukup dengan lambaian tangan.

Dengan gesture seperti ini, DJI Spark akan langsung mengambil selfie / DJI
Dengan gesture seperti ini, DJI Spark akan langsung mengambil selfie / DJI

Kualitas kamera Spark juga tidak boleh Anda sepelekan. DJI telah menanamkan sensor 1/2,3 inci – persis seperti yang mayoritas kamera pocket miliki – beresolusi 12 megapixel, dengan kemampuan merekam video 1080p 30 fps. Selagi merekam, video akan tetap kelihatan mulus berkat kehadiran gimbal 2-axis.

Buat pilot drone yang sudah mahir, Spark turut dilengkapi Sport Mode, dengan kecepatan maksimum hingga 50 km/jam. Dalam mode ini, Anda bisa mengendalikan pandangan kameranya menggunakan kepala Anda dengan bantuan aksesori DJI Goggles selagi kedua tangan Anda berfokus untuk mengeksekusi berbagai macam manuver.

DJI saat ini telah menerima pre-order untuk Spark dengan banderol harga $499. Kalau Anda menginginkan remote control, baterai cadangan serta sejumlah aksesori lainnya, DJI juga menyediakan bundel seharga $699. Oh ya, tidak seperti drone DJI lainnya, Spark tersedia dalam lima pilihan warna yang berbeda: putih, kuning, merah, biru dan hijau.

Sumber: DJI.

DJI Luncurkan Aplikasi Smart TV untuk Pamerkan Hasil Karya Penggunanya

Tahun demi tahun, video hasil rekaman drone DJI terus bertambah sempurna. Bukan cuma dari aspek resolusi saja, tapi juga kualitas gambar secara menyeluruh. Tidak percaya? Coba intip channel DJI Creator di YouTube, dan tonton sendiri kumpulan video menakjubkan karya para pengguna DJI yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Begitu percaya dirinya DJI dengan kualitas video yang dapat dihasilkan drone besutannya, pabrikan asal Tiongkok tersebut memutuskan untuk merilis aplikasi perdananya untuk smart TV. Kehadiran aplikasi ini memungkinkan kita untuk menikmati seabrek video udara dalam resolusi 4K selagi bersantai di atas sofa ruang tamu.

DJI Smart TV App pada dasarnya juga membuka pintu yang lebih luas bagi para kreator untuk membagikan karya-karyanya ke mata dunia, dan pada akhirnya bisa menginspirasi orang-orang untuk beranjak dari rumahnya dan menikmati keindahan alam Bumi dari perspektif yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Untuk sekarang, DJI Smart TV App baru tersedia untuk platform Apple TV dan Samsung Tizen TV. Belum ada informasi apakah DJI juga akan merilisnya ke platform lain, seperti misalnya webOS milik LG.

Sumber: DJI. Gambar header: Unsplash.

DJI dan Hasselblad Ungkap Bundel Drone dan Kamera Medium Format Beresolusi 100 Megapixel

Kerja sama antara DJI dan Hasselblad kembali membuahkan platform fotografi udara kelas dewa. Setelah tahun lalu mereka mengungkap bundel drone plus kamera medium format untuk pertama kalinya, kali ini keduanya kembali mengambil rute yang sama, namun dengan penyempurnaan teknis yang cukup signifikan.

Bundel ini masih terdiri dari tiga komponen utama, yakni drone, gimbal dan kamera. Spesifiknya hexacopter DJI M600 Pro, gimbal Ronin MX dan kamera Hasselblad H6D. H6D inilah yang sejatinya menjadi bintang utama di sini, mengingat ia mengusung sensor medium format (53,4 x 40 mm) dengan resolusi 100 megapixel.

Dipadukan dengan Ronin MX yang sejatinya merupakan gimbal 3-axis, pengguna sejatinya dapat menghasilkan foto udara yang spektakuler, baik dari segi ketajaman maupun dynamic range – dengan sensor sebesar ini, pencahayaan yang minim sejatinya bukan lagi masalah besar.

Drone-nya sendiri juga telah menerima penyempurnaan. Selain sistem transmisi sinyal Lightbridge 2, DJI turut menyematkan sistem navigasi D-RTK GNSS. Jangan pedulikan namanya, namun yang pasti sistem ini sanggup menyajikan penempatan posisi yang akurat sampai level sentimeter.

DJI berencana memasarkan bundel M600/Ronin MX/H6D ini mulai kuartal ketiga tahun ini. Harganya belum dirincikan, namun bisa dipastikan setara harga mobil mengingat kameranya saja dibanderol $33.000 tanpa satu pun lensa.

Sumber: DPReview dan DJI.

Gandeng DJI, Seagate Luncurkan Hard Disk Eksternal untuk Pengguna Drone

Perekaman video 4K telah menjadi fitur standar drone di tahun 2017 ini, dan kapasitas kartu microSD yang dibutuhkan pun ikut membesar juga. Namun sebesar dan sebanyak apapun microSD yang Anda bawa, ada kalanya semua itu bakal terisi penuh meski sesi perekaman belum kelar. Solusinya? Backup dulu semuanya ke laptop, baru mulai merekam lagi.

Masalahnya, kalau laptop yang Anda bawa ternyata adalah MacBook Pro generasi terbaru, Anda membutuhkan dongle yang pastinya akan cukup merepotkan ketika berada di lapangan. Seagate dan DJI rupanya memiliki solusi yang lebih efektif dalam wujud sebuah hard disk eksternal dengan slot microSD terintegrasi.

Dijuluki Seagate DJI Fly Drive, produk ini merupakan buah kemitraan strategis antar kedua perusahaan. Wujudnya sepintas tidak berbeda dari hard disk eksternal pada umumnya, hanya saja di sisinya tampak sebuah slot kartu microSD yang kompatibel dengan tipe UHS-II, yang paling cepat kinerja baca-tulisnya saat ini.

Di balik bumpernya, terdapat kabel USB-C built-in / Seagate
Di balik bumpernya, terdapat kabel USB-C built-in / Seagate

Perangkat dilengkapi bumper guna menjamin durabilitasnya saat digunakan di lapangan. Di balik bumper tersebut, terdapat sebuah kabel USB-C built-in yang juga kompatibel dengan interface Thunderbolt 3. Jadi tanpa bantuan dongle sama sekali, Anda bisa memindah hasil rekaman drone dari microSD langsung ke Fly Drive atau storage internal laptop sendiri.

Fly Drive akan tersedia dalam beberapa varian kapasitas, yang paling besar adalah 2 TB. Menurut Seagate, kapasitas sebesar ini mampu menampung lebih dari 60 jam konten video 4K 30 fps. Tidak ada catatan khusus kalau Fly Drive hanya kompatibel dengan drone DJI, yang berarti Anda bisa menggunakannya bersama perangkat apapun dengan microSD.

Seagate DJI Fly Drive rencananya akan dipasarkan mulai musim panas ini seharga $120. Pembelinya juga akan diberi bonus akses ke software video editing Adobe Premiere Pro CC selama dua bulan.

Sumber: SlashGear dan Seagate.

Dengan DJI Goggles, Anda Bisa Mengendalikan Drone Menggunakan Kepala

DJI akhirnya resmi memasarkan DJI Goggles, sebuah head-mounted display (HMD) yang diumumkan bersamaan dengan drone Mavic Pro tahun lalu. Perangkat ini bukan cuma sekadar menempatkan penggunanya pada sudut pandang pertama drone, tapi juga memberikan cara baru dalam mengendalikan drone.

Desainnya sepintas mengingatkan saya pada PlayStation VR. Headband yang mengitari kepala pengguna telah ditanami sejumlah antena, memastikan koneksi yang tetap stabil meskipun drone sedang terbang di belakang Anda. Koneksi antara Goggles dan drone juga tanpa perantara, sehingga latency-nya diklaim tidak lebih dari 110 milidetik.

DJI membekali Goggles dengan sepasang layar full-HD, masing-masing dengan sudut pandang seluas 85 derajat – kalau menurut DJI, pengalamannya mirip seperti menonton TV seukuran 216 inci dari jarak 3 meter. Video dari drone akan di-stream secara real-time dalam resolusi 1080p 30 fps (kalau jaraknya dekat), sedangkan sisanya dalam resolusi 720p 60 fps.

Bagian layarnya ini juga dapat didongakkan ke atas supaya pengguna bisa melihat kondisi di sekitarnya maupun di mana drone yang ia kendalikan berada. Cara ini tentu saja jauh lebih praktis ketimbang melepas Goggles secara menyeluruh.

Sisi kanan DJI Goggles dibekali touchpad supaya pengguna dapat langsung mengakses fitur-fitur drone seperti ActiveTrack atau TapFly / DJI
Sisi kanan DJI Goggles dibekali touchpad supaya pengguna dapat langsung mengakses fitur-fitur drone seperti ActiveTrack atau TapFly / DJI

Akan tetapi hal yang paling menarik dari DJI Goggles adalah bagaimana pengguna dapat mengendalikan drone menggunakan kepalanya, tanpa bantuan controller sama sekali. Jadi ketika Anda menoleh ke kiri, drone juga akan membelok ke kiri. Kalau menghadap ke depan, ya drone juga akan bergerak lurus.

Lebih lanjut, cara yang sama juga bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan pandangan kamera drone. Skenario ini menurut saya adalah yang paling ideal: pengguna mengendalikan pergerakan drone menggunakan controller, lalu kameranya menyesuaikan dengan pandangan pengguna.

Dalam konteks profesional, satu drone bahkan bisa dihubungkan dengan dua Goggles sekaligus. Jadi satu orang bisa mengendalikan pergerakan drone, sedangkan satu lagi bisa berfokus pada pandangan kameranya – semuanya tanpa menggunakan controller bawaan drone.

Satu orang dapat mengendalikan drone menggunakan controller, dan satu lagi mengontrol pandangan kamera dengan DJI Goggles dan kepalanya / DJI
Satu orang dapat mengendalikan drone menggunakan controller, dan satu lagi mengontrol pandangan kamera dengan DJI Goggles dan kepalanya / DJI

Di sisi kanan perangkat, terdapat touchpad untuk menavigasikan menu dan mengaktifkan sejumlah fitur drone macam ActiveTrack, TapFly, Terrain Follow, Cinematic Mode maupun Tripod Mode secara langsung. Soal baterai, Goggles diklaim bisa bertahan selama 6 jam dalam satu kali charge.

Sebagai bonus, Goggles juga dilengkapi input HDMI sehingga pengguna dapat memakainya untuk sekadar menonton video atau bermain video game. Goggles bahkan mengemas speaker untuk menyajikan audio, atau pengguna juga dapat menyambungkan headphone lewat jack 3,5 mm.

DJI Goggles akan tersedia mulai 20 Mei mendatang. Banderol harganya tidak murah, tepatnya $449, hampir separuh harga Mavic Pro itu sendiri. Selain Mavic, perangkat ini juga kompatibel dengan seri Phantom 4 dan Inspire 2.

Sumber: New Atlas dan DJI.

DJI Phantom 4 Advanced Gantikan Phantom 4 dengan Kamera dan Performa Lebih Superior

Sudah lewat setahun sejak DJI memperkenalkan Phantom 4, dan kini raja consumer drone tersebut sudah siap untuk merilis suksesornya. Memang bukan Phantom 5, tapi pembaruan yang dibawanya cukup signifikan hingga DJI memutuskan untuk memensiunkan Phantom 4 standar per 30 April mendatang.

Pembaruan yang paling utama terletak pada sektor kamera. Phantom 4 hanya mengemas sensor 1/2,3 inci beresolusi 12 megapixel, sedangkan Phantom 4 Advanced telah menggantinya dengan sensor 1 inci beresolusi 20 megapixel. Selain itu, Phantom 4 Advanced juga sudah dibekali dengan mechanical shutter, komponen yang absen pada Phantom 4 standar.

Phantom 4 Advanced dapat mengaktifkan lima mode penerbangan otomatis seperti yang ditawarkan Phantom 4 Pro / DJI
Phantom 4 Advanced dapat mengaktifkan lima mode penerbangan otomatis seperti yang ditawarkan Phantom 4 Pro / DJI

Meski Phantom 4 sudah bisa merekam video 4K, frame rate-nya cuma terbatas pada angka 30 fps saja. Phantom 4 Advanced rupanya juga lebih superior dalam hal ini, sanggup merekam video 4K 60 fps dengan codec H.264, atau 4K 30 fps dengan codec H.265 yang lebih efisien soal ukuran file – semuanya dalam bitrate sebesar 100 Mbps.

Bicara soal ukuran file, DJI juga sudah meningkatkan dukungan microSD pada Phantom 4 Advanced dari 64 GB menjadi 128 GB. Daya tahan baterainya juga naik sedikit dari 28 menit menjadi 30 menit.

Khusus varian Phantom 4 Advanced+, controller-nya dilengkapi layar 5,5 inci 1080p terintegrasi / DJI
Khusus varian Phantom 4 Advanced+, controller-nya dilengkapi layar 5,5 inci 1080p terintegrasi / DJI

Fitur unggulan lain Phantom 4 Advanced adalah sistem FlightAutonomy yang terdiri dari lima sensor ‘penglihatan’, obstacle avoidance system, ultrasonic rangefinder, serta GPS dan GLONASS. Sederhananya, Phantom 4 Advanced dapat mengaktifkan lima mode penerbangan otomatis (Draw, ActiveTrack, TapFly, Gesture dan Tripod), sama seperti yang ditawarkan Phantom 4 Pro.

DJI Phantom 4 Advanced bakal dipasarkan mulai tanggal 30 April dengan banderol $1.349 – lebih murah ketimbang Phantom 4 pertama kali diluncurkan. DJI juga akan menawarkan varian lain, yakni Phantom 4 Advanced+ seharga $1.649 yang datang bersama controller yang dilengkapi layar 5,5 inci 1080p terintegrasi.

Sumber: DJI.