Hackathon EduCode Diharapkan Mampu Memberikan Dampak Berkelanjutan

Dalam ajang final hackathon EduCode yang terselenggara secara sukses akhir pekan kemarin, sebagai hasil kolaborasi Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Budaya), Pustekkom, dan DailySocial, muncul delapan tim yang lolos sebagai finalis. Kedelapan finalis tersebut dipercayakan mampu mendukung pemanfaatan teknologi di sektor pendidikan secara berkelanjutan. Dua dari delapan finalis dinobatkan sebagai juara pertama dan kedua.

Hadiah senilai 50 juta Rupiah dianugerahkan untuk dua orang pemenang, sementara enam finalis yang lain memperoleh hadiah tambahan. Hackathon EduCode yang pertama ini diikuti sekitar 250 tim terdaftar yang berkompetisi selama dua hari berturut-turut, tanggal 12 hingga 13 Desember 2015, berkat dukungan Mendikbud Anies Baswedan.

Berikut daftar juara dan finalis hackathon EduCode 2015:

Juara 1: Samosir oleh Radya Playground – Media informasi real time untuk para orangtua dan anak di sekolah menggunakan teknik face recognition.

Juara 2: Lumos oleh Cozora – layanan real time chat dan audio sharing untuk belajar secara remote.

Finalis: Ayo Mondok oleh Santri Developer – Platform informasi seluruh sekolah islam atau pondok pesantren di Indonesia.

Finalis: Aseli oleh HarukaEdu – Aplikasi online yang mendeteksi dan mencegah plagiarisme dalam karya ilmiah.

Finalis: Tarung SBMPTN oleh CCIT 4 – Solusi SBMPTN yang dapat diikuti seluruh siswa di Indonesia dengan pelatihan dan hasil real time.

Finalis: Sinawu oleh UKDW 3 – On-demand service yang menjembatani orangtua dan guru privat untuk edukasi para siswa.

Finalis: SchoolR oleh CobaDulu – Platform penghubung siswa, guru, dan orangtua secara real time.

Finalis: Sekolah Dimana oleh Technubi – Situs online yang menyajikan informasi detil setiap sekolah di Indonesia.

“Kita harus bikin terobosan. Kita sudah menyaksikan berbagai teknologi pendidikan digelontorkan perusahaan raksasa. […] Teman-teman kumpul di sini (EduCode) untuk membangun platform agar ekosistem pendidikan hidup. You are making a history. Saya tunggu hasil teman-teman. Silakan bekerja menuangkan seluruh inovasi, gagasan dan terobosan,” kata Mendikbud Anies Baswedan di hadapan para peserta EduCode.

Mendikbud dan seluruh jajaran tim panitia berharap selepas acara EduCode ini berakhir, perjuangan rekan-rekan pengembang tidak serta merta selesai. Perjalanan masih panjang, transfer ilmu harus terus dilakukan, dan ajang seperti EduCode harus kembali digagas di tahun-tahun mendatang.

We would like to invite you, we want to borrow your dream!” ujar Anies dengan penuh semangat.


Disclosure: DailySocial adalah media partner ajang hackathon EduCode 2015

Ratusan Peserta Hackathon EduCode Siap Berkompetisi

Menuju dunia pendidikan yang lebih ideal di Indonesia, hackathon EduCode akan segera digelar pada tanggal 12-13 Desember 2015 ini. Ratusan peserta telah terdaftar untuk berkompetisi memberikan dukungan terbaik untuk membantu peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar Indonesia.

Dalam pemberitaan kami sebelumnya, DailySocial dan Kemdikbud melalui Pustekkom percaya bahwa hadirnya teknologi seharusnya bisa mendorong kualitas pendidikan meningkat secara signifikan, apalagi melihat pertumbuhan teknologi itu sendiri yang pesat saat ini. Sayangnya, ini masih belum terlihat di Indonesia meski sudah ada beberapa pihak yang mulai menaruh perhatian. Salah satu kendalanya adalah konsep otonomi daerah yang diterapkan.

Hackathon EduCode, yang mendapat dukungan dari Mendikbud Anies Baswedan, akan digelar pada 12-13 Desember 2015. Tersedia hadiah senilai 50 juta Rupiah bagi 2 orang pemenang. Melihat kesempatan dan exposure yang dijanjikan, ajang ini berhasil merekrut sekitar 250 tim terdaftar yang siap berkompetisi nanti selama dua hari berturut-turut nanti.

Kami percaya kualitas dan antusiasme tim pengembang yang sangat luar biasa, namun sayangnya harus teredam karena faktor fasilitas yang ditawarkan. Kuota yang ada mengizinkan jajaran juri dan panitia bisa melakukan seleksi yang lebih rapi dan terstruktur.

Melihat perkembangan positif rangkaian acara EduCode, bukan tidak mungkin jika program ini akan diadakan lebih besar di tahun-tahun mendatang. Sementara itu, hackathon EduCode 2015 akan segera dieksekusi yang harapannya bisa menjadi benchmark kualitas solusi yang dilahirkan.

Hackathon EduCode Jadi Medium Membantu Realisasikan Dunia Pendidikan Indonesia yang Berkarakter

Menjelang akhir tahun 2015 DailySocial bekerja sama dengan Kemdikbud, melalui Pustekkom, untuk menggelar ajang Hackathon EduCode pada tanggal 12-13 Desember 2015. Melalui ajang tersebut, pemerintah ingin mendorong keterlibatan publik untuk bersama-sama memajukan dunia pendidikan yang berbasiskan teknologi. Harapannya akan lahir solusi-solusi teknologi kreatif yang dapat diadopsi oleh pendidikan Indonesia dengan merata.

Hadirnya teknologi seharusnya bisa mendorong kualitas pendidikan meningkat secara signifikan, apalagi melihat pertumbuhan teknologi itu sendiri yang pesat saat ini. Sayangnya, ini masih belum terlihat di Indonesia meski sudah ada beberapa pihak yang mulai menaruh perhatian. Salah satu kendalanya adalah konsep otonomi daerah yang diterapkan.

Kepala Pustekkom Kemdikbud Dr. Ari Santoso dalam acara meetup Hackathon EduCode kemarin malam mengatakan, “Pendidikan itu otonomi, artinya sekolah ada di bawah kewenangan [pemerintahan] kabupaten, kota [untuk SD dan SMP], juga provinsi [SMK dan SMA]. […] Kami yang di pusat tidak bisa menyentuh langsung ke sekolah.”

“Memang policy ada di kami, seperti kurikulum, regulasi ujian, dan sebagainya. […] Tapi, meski kami punya produk, di daerah bisa menolak untuk tidak memakainya. Sebaik apapun produk itu. […] Tapi, [di satu sisi] mereka juga butuh layanan yang lebih baik,” lanjutnya.

Staf Ahli Kemdikbud Taufik Hanafi menambahkan, “Kerja sama ini terjalin bukan tanpa alasan. Di bawah kepemimpinan [Mendikbud] Anies Baswedan, ada tiga strategi penting untuk mewujudkan insan dan ekosistem pendidikan Indonesia yang berkarakter.”

“Ketiga strategi tersebut yaitu, memperkuat aktor pendidikan [guru, orang tua, dan lainnya], meningkatkan kualitas terhadap akses dan mutu pendidiakan khususnya daerah terluar, dan memperkuat keterlibatan publik dalam proses pendidikan Indonesia,” ujarnya.

Kemdikbud sendiri memiliki target di tahun 2019 nanti seluruh sekolah sudah tersambung dengan Internet dan bisa menikmati layanan yang adil. Saat ini, baru ada 154.000 sekolah yang sudah tersambung ke Internet di Indonesia dengan lebih dari setengahnya berada di Jawa. Diharapkan hackathon EduCode ini menjadi pondasi atas reaksi berantai yang dimulai dengan peran masyarakat untuk membantu dunia pendidikan.

Hackathon EduCode, yang juga mendapat dukungan dari Mendikbud Anies Baswedan, akan digelar pada 12-13 Desember 2015. Tersedia hadiah senilai 50 juta Rupiah bagi 2 orang pemenang.

Aplikasi yang dikembangkan tidak akan terbatas untuk platform tertentu saja. Peserta dapat mengembangkan aplikasi berdasarkan kemampuannya, baik itu web apps, mobile apps, hingga game. Namun, konten atau solusi yang dikembangkan harus dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan.

Hackathon EduCode pertama ini akan digelar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI – Gedung A, Jakarta. Anda yang ingin berpartisipasi dapat mendaftar secara perorangan atau tim yang terdiri dari maksimal tiga orang. Informasi lebih detil dan pendaftaran bisa dilakukan di halaman berikut ini.

Kemdikbud Dukung Optimasi Kegiatan Belajar Mengajar di Hackathon EduCode

Sektor pendidikan diakui sangat terbuka dalam pengadopsian teknologi untuk mendorong kualitas belajar-mengajar. Hal ini dipaparkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dalam kesempatan eksklusif dengan tim kami. Beliau mengidamkan aplikasi yang matang dari para peserta hackathon EduCode yang akan terselenggara nanti.

“Secara prinsip, ruangnya terbuka. Yang dibutuhkan adalah kehadiran teknologi untuk membuat kualitas pembelajaran meningkat. Bukan semata-mata ada teknologi yang lebih canggih tetapi proses belajar-mengajar sama saja,” kata Mendikbud Anies Baswedan.

Seperti yang telah kami kabarkan sebelumnya, pendidikan menjadi sektor yang belum merasakan pemanfaatan teknologi digital secara maksimal di Indonesia. Padahal hal tersebut mampu diperdayakan sebagai tools dan enabler untuk membangun edukasi yang lebih efektif.

Memahami betapa krusialnya potensi yang bisa diraih, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Pendidikan, yang berdiri langsung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), akan menggelar ajang kreasi penciptaan aplikasi dalam program EduCode bekerja sama dengan DailySocial.

Sebelum masuk ke perhelatan utama, pihak penyelenggara akan memberikan bekal yang bisa dikantongi oleh peserta, terutama dari aspek pembelajaran yang menjadi salah satu perhatian Anies Baswedan. Hadirnya teknologi seharusnya bisa mendorong kualitas pembelajaran meningkat secara signifikan.

“Jangan sampai seperti dahulu ketika kita pindah dari mesin ketik ke komputer, banyak yang masih menggunakan komputer untuk fungsi mesin ketik. Kelihatannya teknologi sudah hadir tapi sebenarnya ia tak mengubah banyak,” ucapnya.

Bekal yang dimaksud akan dikemas dalam satu agenda acara tersendiri yang membahas tentang tujuan dan target pencapaian hackathon EduCode. Dalam pertemuan yang rencananya akan diadakan pada tanggal 3 Desember ini bisa dimaanfaatkan sebagai ajang berbagi ide dan networking oleh para peserta.

Kami akan menyediakan materi mendetil yang menjadi acuan pembangunan aplikasi dari pembicara yang hadir. Untuk mengikuti meetup ini, silakan daftarkan diri Anda di tautan berikut.

Hackathon EduCode akan dilaksanakan pada tanggal 12-13 Desember 2015. Anda bisa melihat informasi detil dan mendaftarkan tim Anda di halaman berikut ini.

Teknologi Jadi Sendi Pendukung Sektor Pendidikan Bangsa

Tak bisa dipungkiri adopsi teknologi yang kian pesat dewasa ini telah mampu menghadirkan solusi-solusi kreatif yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Sayangnya, itu semua masih belum merata. Pendidikan adalah salah satu sektor yang belum merasakan pemanfaatan teknologi digital secara maksimal di Indonesia, meski sudah ada beberapa pihak yang menaruh perhatian. Padahal teknologi dapat menjadi tools dan enabler untuk membangun edukasi yang lebih efektif.

Memang tak ada formula yang pasti untuk memecahkan segala permasalahan yang ada di Indonesia dengan keunikan yang dimilikinya. Namun, di era digital sekarang ini telah cukup jelas bahwa teknologi dapat menjawab banyak permasalahan itu. Mengapa tidak memanfaatkan momentum ini dengan lebih baik, termasuk untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia?

Mengikuti pengadopsian teknologi dalam keseharian, masyarakat Indonesia butuh banyak aplikasi-aplikasi yang mampu menghadirkan solusi-solusi yang lebih kreatif dari yang sudah ada di pasar untuk memajukan sektor pendidikan.

Menjelang akhir tahun ini, DailySocial bekerja sama dengan Pustekkom Kemdikbud mengadakan acara pertemuan kasual yang diselingi diskusi perihal insight dari para pelaku di bidang pendidikan, mulai dari pemerintah hingga para pengembang digital mengenai hal ini.

Melalui kolaborasi tersebut, kedua belah pihak ingin membangun jembatan untuk bersama-sama memajukan dunia pendidikan melalui pemanfaatan teknologi. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga melalui partisipasi para pengembang digital yang mewakili masyarakat.

Nantinya, rangkaian acara akan ditutup dengan ajang hackathon yang bertujuan untuk mengajak publik, khususnya pengembang digital, berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas belajar dan kualifikasi guru dan siswa berbasiskan teknologi.

Kerja sama ini harapannya bisa menjadi pondasi atas reaksi berantai yang dimulai dengan peran masyarakat untuk membantu dunia pendidikan. Lantas mampu mendukung terlahirnya SDM berkualitas, sehingga mampu bersaing dengan pasar regional bahkan dunia.