Ingin Jangkau Lebih Banyak Khalayak Muda, Pop Mie Sponsori RRQ dan EVOS

Hingar bingar esports di Indonesia kini sepertinya sedang berada di puncaknya. Ragam dukungan datang dari beragam instansi secara bertubi-tubi, baik itu swasta maupun pemerintahan. Dukungan tersebut datang dengan embel-embel sesuatu yang selalu disebut sebagai “usaha untuk mengembangkan ekosistem esports“.

Pemerintahan datang membawa ragam kompetisi yang disponsori mereka sendiri. Lalu dari sisi swasta ada ragam brand non-endemik yang berbondong-bondong datang mensponsori tim esports. Salah satu contoh terbaru ada Pop Mie, yang tak mau kalah dengan Dua Kelinci, turut sponsori RRQ dan EVOS.

Suasana konfrensi pers yang diadakan di Indofood Tower, Sudirman Plaza. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Suasana konfrensi pers yang diadakan di Indofood Tower, Sudirman Plaza. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Memang, esports belakangan terlihat semakin seksi di mata para sponsor. Hal tersebut bisa Anda simpulkan dari beberapa peristiwa seperti: proyeksi Newzoo terhadap bisnis esports yang dikatakan mencapai valuasi sebesar US$1,1 Milliar di tahun 2019 dan meningkatnya jumlah penonton tayangan esports, terutama prediksi yang mengatakan bahwa penonton perempuan akan meningkat signifikan dalam 2 tahun.

Dalam konteks Indonesia, lembaga riset konsumen Newzoo mengungkap sebuah data menarik. Menurut data tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-17 dari 100 daftar negara dengan pendapatan sektor gaming terbesar. Jumlah kontribusi pendapatan sektor gaming Indonesia sendiri adalah US$1,084 juta, kalau mengutip dari data tersebut.

Ternyata alasan investasi Pop Mie di dunia esports senada dengan Dua Kelinci, yaitu karena segmentasi produk mereka yang mirip dengan demografi penonton program esports. Vemri Veradi Junaidi selaku Senior Brand Manager Pop Mie mengatakan bahwa target market Pop Mie adalah mereka yang berusia 18-35 tahun yang, menurutnya, kurang lebih mirip dengan demografi khalayak esports.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lucunya, ada keadaan menarik seputar investasi terhadap ekosistem esports selama beberapa pekan belakangan. Pop Mie yang notabene bersaing dengan Dua Kelinci, sama-sama brand Food & Beverages, ternyata sama-sama mensponsori esports, bahkan sama-sama mensponsori organisasi EVOS dan RRQ.

Terkait hal tersebut Vemri ternyata bersedia untuk memberikan komentar saat saya wawancara dalam gelaran konferensi pers tersebut. “Kami justru senang melihat banyaknya ada rekan sejawat kami sesama brand food & beverages yang turut investasi di ekosistem esports. Kami jadi merasa punya kawan dalam mencapai sebuah tujuan besar yaitu memajukan esports di Indonesia,” jawab Vemri.

EVOS adalah bagian dari ekosistem esports, tapi ekosistem esports bukan hanya organisasi klub seperti EVOS. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
EVOS adalah bagian dari ekosistem esports, tapi isi ekosistem esports bukan hanya organisasi klub seperti EVOS. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lagi-lagi RRQ dan EVOS jadi tujuan sponsorship brand non-endemik kelas berat. Senada dengan Dua Kelinci, alasan Popmie mensponsori mereka adalah karena RRQ dan EVOS merupakan top brand dalam industri esports. Apakah akan ada tim lain yang juga disponsori Pop Mie? Vemri sayangnya tidak bisa memberi informasi lebih lanjut.

Rivalitas GGWP.ID dan EVOS dalam Megahnya Gelaran Grand Final ASL Season 2

Lima bulan berlalu, liga kasta pertama Arena of Valor, Arena of Valor Star League (ASL) kini mencapai puncaknya. Setelah kompetisi liga rutin berjalan, terpilih empat tim terbaik di babak grand finals yaitu DG Esports, Saudara Esports, EVOS Esports, dan GGWP.ID. Gelaran final yang diselenggarakan pada hari Sabtu,16 Februari 2019 kemarin jadi penentu siapa rajanya jagat esports AOV Indonesia.

Tidak mudah untuk bisa mencapai babak Grand Finals ASL Season 2. Para tim peserta punya cerita perjuangannya masing-masing untuk bisa mengalahkan diri sendiri dan musuh-musuhnya mencapai panggung megah grand final ASL Season 2. Awalnya, melihat susunan bracket serta cerita perjuangan dari masing-masing tim, harapan saya adalah DG Esports akan jadi seperti GGWP.ID di ASL Season 1; merangkak dari keadaan terburuk sampai jadi runner-up ASL Season 1.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Nyatanya DG Esports harus tersungkur di awal-awal setelah bertarung sengit melawan Saudara Esports. Lanjut ke babak berikutnya, Saudara Esports harus berhadapan dengan EVOS. Kalau liga ini diibaratkan sebagai RPG, Saudara Esports mungkin hanya seperti mini-boss; yang bisa dilewati dengan mudahnya oleh EVOS. Walau Saudara Esports digadang-gadang sebagai salah satu yang terkuat di jagat kompetisi AOV, ternyata absennya SES.NasiUduk membuat Saudara Esports bisa ditaklukkan cukup mudah dengan skor 2-0.

Setelah perjalanan panjang, sampailah kita pada sajian utama Grand Final ASL Season 2, pertandingan antara dua rival terberat, GGWP.ID melawan EVOS. Kedua tim ini memang punya sejarah rivalitas yang sangat keras walau pada musim sebelumnya level permainan GGWP.ID mungkin bisa dibilang belum mencapai level permainan EVOS.

Masuk musim kedua, rivalitas keduanya jadi semakin ketat lagi. Apalagi performa GGWP.ID meningkat, sampai-sampai mereka jadi raja regular season ASL Season 2 dan hanya kalah satu kali sepanjang musim (oleh EVOS saat jelang akhir musim). Sementara pada sisi lain, EVOS memang terbilang tidak prima seperti musim pertama namun mereka berhasil mengikuti GGWP.ID di posisi kedua dengan cuma kalah 2 kali saja sepanjang musim.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Megahnya panggung ASL yang jadi saksi bisu dari panasnya rivalitas antara GGWP.ID dengan EVOS Esports. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Selain rivalitas dalam permainan, kedua tim ini juga punya beberapa catatan rivalitas di luar permainan. Seperti saat tuduhan GGWP atas kasus poaching atau “pencurian” pemain kepada EVOS. Melihat hal ini, mungkin ASL bisa dibilang sebagai satu-satunya kompetisi saat EVOS tidak bersaing keras dengan musuh bebuyutannya, RRQ.

Final ini pun menjadi ajang pertaruhan antara GGWP.ID melawan EVOS untuk membuktikan ego masing-masing. Apakah GGWP.ID bisa mendapatkan tahta yang seharusnya ia dapatkan pada musim pertama? Ataukah EVOS kembali dapat mempertahankan tahta mereka dari terkaman sang naga?

Sebelum permainan dimulai prediksi saya ketika itu adalah GGWP.ID bisa menang jika mereka mendapat momentum bertubi-tubi dari awal sampai akhir permainan. Sementara EVOS akan menang apabila mereka berhasil mengulur permainan dan membuat GGWP.ID kewalahan karena rotasi yang dilakukan.

Meski baru seumur jagung klub esports GGWP.ID merupakan penantang keras organisasi sebesar EVOS di kancah Arena of Valor Star League. Sumber: Dokumentasi Resmi Garena
Meski baru seumur jagung, klub esports GGWP.ID merupakan penantang keras organisasi sebesar EVOS di kancah Arena of Valor Star League. Sumber: Dokumentasi Resmi Garena

Melihat betapa garang permainan GGWP.ID selama musim berjalan, dugaan saya pertandingan akan sengit dengan skor 3-2 dari pertarungan best of 5. Ternyata jam terbang EVOS yang lebih tinggi dalam hal bermain di panggung besar memang masih sulit dikalahkan GGWP.ID; yang memang belum punya jam terbang main di panggung besar sebanyak EVOS.

Permainan ternyata dapat diselesaikan EVOS cukup cepat dengan skor 3-1. Menariknya, momentum kemenangan GGWP malah bukan dari permainan agresif mengandalkan snowball, melainkan permainan cerdik memanfaatkan kesalahan dari EVOS. Sementara itu EVOS benar melakukan seperti apa yang saya prediksi, berhasil melakukan rotasi cerdik yang membuat game seolah dimenangkan GGWP.ID, namun pada kenyataannya EVOS yang diuntungkan.

Momen Grand Final ASL 2019 ini bisa mungkin bisa dibilang jadi momen kemenangan paling manis bagi EVOS, terutama bagi Sultandyo “MythR” Raihan dan Hartawan “Wyvorz” Muliadi. Musim lalu kedua pemain tersebut bermain untuk tim GGWP, namun sayangnya mereka berdua hanya bisa melihat piala ASL diangkat oleh EVOS. Menariknya kepindahan mereka berdua ternyata berbuah manis dan mendapatkan piala yang seharusnya mereka dapatkan.

Salah satu momen yang menangkap perasaan lega EVOS.MythR setelah semua perjuangan yang ia lalui. Sumber: Dokumentasi Garena
Momen foto terbaik yang berhasil menangkap perasaan lega EVOS.MythR setelah menjadi juara. Sering dianggap sebagai pemain dengan komitmen paling tinggi, foto ini menggambarkan kelegaan setelah semua perjuangan keras yang ia lalui sepanjang karirnya di jagat kompetitif AOV. Sumber: Dokumentasi Resmi Garena

EVOS selaku juara ASL Musim kedua berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp500 juta. Diikuti dengan GGWP.ID selaku runner up mendapatkan Rp250 juta.  Lalu Saudara Esports di posisi ketiga mendapatkan Rp150 juta dan terakhir ada DG Esports Rp100 Juta. Momen Grand Final ASL kemarin mungkin bisa jadi titik balik dari semua tim peserta.

Akankah DG Esports dapat bangkit di musim berikutnya dan menyusul ketertinggalan mereka dari kawan-kawan seperjuangannya? Apakah GGWP.ID bisa mendapatkan piala yang mereka idam-idamkan sejak musim pertama di musim ketiga nanti? Apakah EVOS Esports bisa buktikan diri bahwa tim Indonesia tidak cuma jago kandang dan bisa buktikan diri di kompetisi internasional? Semua hal tersebut tentu baru bisa terjawab saat ASL musim ketiga dan tentunya kompetisi AoV World Cup 2019 nanti.

Brand Non-Endemik Lokal Menyerbu, Dua Kelinci Sponsori RRQ dan EVOS

Kepercayaan brand non-endemik terhadap industri esports kini sudah semakin tinggi. Hal tersebut salah satunya dibuktikan lewat pembahasan Hybrid terhadap data Nielsen yang mengatakan ada 49 persen brand non-endemik yang sponsori esports pada 2018 kemarin. Namun data tersebut melihat industri esports secara global atau internasional. Bagaimana dengan Indonesia?

Tingkat kepercayaan brand non-endemik di Indonesia sebenarnya juga turut meningkat seiring dengan tren Mobile Legends yang memperkenalkan konsep esports ke masyarakat mainstream. Terbukti salah satunya lewat kerjasama EVOS dan RRQ dengan PT. Dua Kelinci yang diresmikan dalam sebuah acara konfrensi pers tanggal 18 Februari 2019.

Sumber: Kratindaeng Indonesia Esports Championship Official Website
Sumber: Kratindaeng Indonesia Esports Championship Official Website

Sebelum itu, bibit kepercayaan brand non-endemik terhadap esports di Indonesia sudah muncul sejak 2018. Beberapa contohnya adalah perusahaan Orang Tua Group yang mengadakan event esports mereka sendiri sambil mempromosikan brand minuman energi Kratindaeng. Lalu ada Salim Group lewat brand Indofood seperti Pop Mie dan Chitato yang sponsori ESL ataupun sejumlah merek lainnya yang sudah cukup terlalu panjang untuk disebutkan semuanya di sini.

Kerjasama PT. Dua Kelinci dengan dua klub esports tersebut hadir dengan mempromosikan dua produk mereka, yaitu camilan kacang Sukro dengan RRQ, serta camilan keripik jagung Krip-Krip Tortilla dengan EVOS. Walau ada dua brand camilan yang berbeda yang bersanding dengan masing-masing klub, namun kerjasama tersebut tetap dilakukan di bawah naungan dari PT. Dua Kelinci.

Terkait kerjasama ini, PT. Dua Kelinci sayangnya tidak dapat mengungkap nilai kerjasama yang dilakukan. Edwin Sutiono selaku Direktur dari PT. Dua Kelinci hanya bisa memberi sedikit gambaran bahwa nilai kerjasama yang dilakukan senilai kurang lebih 5% dari budget marketing PT. Dua Kelinci.

2
Hartman Harris, co-founder dari klub esports EVOS. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Kolaborasi antar kedua brand ini terjadi dalam beberapa hal, salah satunya adalah penampilan logo Sukro dan Krip Krip Tortilla dalam jersey kedua tim. Hartman Harris selaku co-founder EVOS Esports menambahkan bahwa kerjasama ini juga termasuk munculnya logo makanan camilan ini dalam online activity pada digital content maupun offline activity EVOS Esports.

Dalam sesi talkshow, Edwin mengatakan bahwa keputusan PT. Dua Kelinci untuk turut menyokong ekosistem esports disebabkan oleh beberapa hal. “Jujur saya sendiri memang adalah seorang gamers. Lalu kebetulan satu tahun belakangan saya cukup mengikuti fenomena esports ini sampai akhirnya kini yakin untuk berkolaborasi dengan ekosistem lewat dua klub ternama ini.” Kata Edwin saat sesi talkshow.

“Terlebih ekosistem esports juga membantu kami mendekatkan diri dengan khalayak muda yang mirip dengan segmentasi pasar kami. Maka dari itu kami merasa EVOS dan RRQ bisa membantu kami mencapai hal tersebut karena prestasi dan branding dari kedua tim tersebut sudah sangat baik.” Tambah Edwin pada saat yang sama.

Edwin Stuiono, Direktur PT. Dua Kelinci, saat menjelaskan alasan kolaborasi mereka dengan RRQ dan EVOS. Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Edwin Stuiono, Direktur PT. Dua Kelinci, saat menjelaskan alasan kolaborasi mereka dengan RRQ dan EVOS. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Kehadiran PT. Dua Kelinci dalam ekosistem esports tentu membantu mengembangkan ekosistem industri. Namun mungkin yang jadi pertanyaan khalayak adalah kenapa harus EVOS dan RRQ lagi? Menurut opini saya sendiri, karena memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kedua tim tersebut masih merupakan dua organisasi esports paling besar, profesional, dan terorganisir di Indonesia.

Keduanya bersaing ketat baik itu dalam segi prestasi, mengorganisir para pemain, dan saling bersaing dalam menciptakan branding yang baik di kalangan para pecinta esports Indonesia; yang tentunya bakal menarik perhatian para brand. Walau demikian Edwin kembali menambahkan bahwa dirinya dan PT. Dua Kelinci tidak pernah menutup kemungkinan untuk sponsori klub esports lainnya atau mungkin sponsori sebuah event esports.

JD.ID High School League Kembali Hadir di 2019, Kini dengan Format Liga

Bermain game lalu dijadikan profesi bisa dibilang belum pernah terpikirkan oleh generasi orang tua kita. Namun seiring perkembangan zaman, hal ini menjadi mungkin untuk dilakukan apalagi seiring dengan fenomena esports yang sedang membahana kini.

Dulu anak generasi 90-an tentu akan dimarahi jika terlalu banyak main game. Sekarang, para siswa SMA malah didorong untuk jadi atlet esports berkat kehadiran JD.ID High School League (HSL). Kompetisi ini sudah ada sebelumnya di tahun 2018, yang dijuarai oleh tim dari SMA 7 Bandung, namun dengan format berupa turnamen.

Tahun ini JD.ID HSL 2019 kembali hadir dengan namun dengan format liga. Seperti liga sepakbola, JD.ID HSL 2019 kini menggunakan dua tingkatan. Tingkat pertama disebut sebagai liga seri A lalu di bawahnya ada divisi dua yang disebut sebagai seri B. Pembagian divisi ini sudah dimulai saat 2018 kemarin lewat season qualifier. Dari tim peserta yang ada, diambil 36 tim terbaik, yang mana 20 tim masuk ke seri A, dan 16 tim sisanya masuk ke seri B.

Diana Chong, sedang bercerita tentang perjuangan HSL mengedukasi sekolah soal esports. Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Diana Chong, sedang bercerita tentang perjuangan HSL mengedukasi sekolah soal esports. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Pada gelaran roadshow pembukaan JD.ID HSL 2019 yang diadakan 13 Februari kemarin, Diana Chong selaku Direktur Turnamen JD.ID HSL 2019 cerita banyak soal visi jangka panjang dari kompetisi ini yang fokus dalam pembibitan atlet esports baru. Salah satunya adalah komitmen dari JD.ID untuk memaksimalkan potensi anak muda dalam persaingan di dunia yang disebut oleh Diana sebagai industri ekonomi digital 4.0.

“Niat kami menyelenggarakan JD.ID HSL adalah mengusung misi edukasi dalam rangka menguatkan karakter anak bangsa yang akan menjadi aktor utama dunia esports Indonesia masa depan. Kami berharap JD.ID HSL akan melahirkan talenta potensial yang memahami filosofi esports, berdedikasi, disiplin, dan sportivitas tinggi.” Diana menjelaskan dalam roadshow tersebut.

Namun melihat komitmen ini, pertanyaan sebenarnya adalah soal integrasi kompetisi ini dengan ekosistem esports di Indonesia. Seperti yang Anda mungkin pernah dengar, saat ini banyak bermunculan kompetisi untuk kelas pelajar di Indonesia. Selain JD.ID HSL ini, ada juga Youth National Esports Championship (YNEC) yang digagas oleh Kemenpora, lalu juga ada IEL University Series kompetisi esports kelas mahasiswa yang digagas IESPA.

Satu hal yang saya bayangkan, tentunya akan sangat menarik misal, tim juara JD.ID HSL 2019 ini berkesempatan mendapat beasiswa dalam salah satu kampus peserta IEL. Contoh lain misal menjadi juara JD.ID HSL membuka kesempatan para siswa SMA untuk karir yang sesungguhnya di dunia esports profesional.

JD.ID HSL adalah usaha yang baik untuk menciptakan bibit pro player baru di ekosistem esports, namun akan lebih baik lagi jika ada integrasi dengan bagian lain dari ekosistem. Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
JD.ID HSL adalah usaha yang baik untuk menciptakan bibit pro player baru di ekosistem esports Indonesia, namun akan lebih baik lagi jika ada integrasi dengan bagian lain dari ekosistem. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Diana mengatakan bahwa wacana ini sebenarnya menarik, namun ia mengatakan bahwa dari sisi JD.ID dan Yamisok selaku penyelenggara, masih fokus menjalankan JD.ID HSL itu sendiri. “Kerjasama tersebut mungkin saja dilakukan dan tentunya akan berdampak sangat baik. Tetapi kami saat ini fokus kepada JD.ID HSL terlebih dahulu untuk dapat mengedukasi masyarakat terutama para orang tua murid tentang dampak positif dari esports.” Jawab Diana kepada Hybrid.

Menurut opini saya pribadi, hal ini yang dirasa masih kurang dalam ekosistem esports Indonesia. Walaupun secara ukuran industri sudah cukup besar, sayangnya kolaborasi dan integrasi antar bagian ekosistem masih kurang terjadi. Padahal integrasi dan kolaborasi antar bagian ekosistem pada saat tertentu bisa mempercepat perkembangan industri esports di Indonesia. Contohnya seperti, integrasi JD.ID HSL, IEL University Series, dengan organisasi esports lokal, diharapkan bisa mempercepat regenerasi atlet esports yang juga selama ini terbilang jadi masalah.

JD.ID High School League akan diselenggarakan mulai Februari ini dengan rangkaian roadshow edukasi soal esports, dengan kompetisi seri A dimulai pada 16 Maret 2019 mendatang. Untuk informasi lebih lanjut seputar JD.ID HSL 2019 Anda bisa langsung pergi ke laman resmi ihsl.id.

Esports Point Blank Kembali di Tahun 2019 dengan Rasa Baru

Ketika membicarakan sepak terjang esports di Indonesia, sepertinya kita tidak boleh melewatkan Point Blank. Walau game ini kerap jadi cibiran beberapa kalangan, tapi tetap tak bisa dipungkiri bahwa Point Blank adalah salah satu game yang turut memahat jalan industri esports Indonesia. Setelah bertahun-tahun esports Point Blank ada di Indonesia, kompetisi game shooter terpanas ini kembali lagi di tahun 2019. Tapi esports PB datang dengan rasa yang berbeda karena kehadiran dukungan langsung dari sang pengembang, Zepetto.

Menyambut tahun baru dengan semangat baru, Zepetto baru-baru ini mengumumkan sebuah roadmap esports Point Blank untuk tahun 2019. Satu hal yang pasti, tradisi PBNC tetap dipertahankan. PBNC atau Point Blank National Championship adalah kompetisi yang sejak lama jadi ikon di esports PB Indonesia. Seperti sebelum-sebelumnya kompetisi ini kembali hadir untuk mencari bakat terpendam troopers yang dari berbagai penjuru Indonesia.

Sumber: Press Release Zepetto
Sumber: Press Release Zepetto

PBNC 2019 akan diadakan di 41 kota di Indonesia demi tetap mempertahankan tradisi tersebut. Namun ada format baru yang menarik di PBNC 2019 ini. Kini PBNC 2019 hadir dua musim dengan kelas yang berbeda. Musim pertama akan menjadi kompetisi kelas minor yang diselenggarakan pada dua quarter awal, lalu musim kedua akan jadi kompetisi kelas major yang diselenggarakan pada dua kuartal terakhir.

Selain itu tradisi lain yang juga turut dipertahankan adalah kompetisi PBLC atau Point Blank Ladies Championship, kompetisi untuk para ladies troopers. Selain dua kompetisi tersebut yang sudah jadi tradisi panjang di esports PB Indonesia, tahun ini ada dua format kompetisi baru yang menarik. Dua kompetisi tersebut adalah PBJC (Point Blank Junior Championship) dan PBCL (Point Blank Champions League).

PBJC merupakan kompetisi untuk mencari bibit atlet baru di jagat kompetisi PB. Seperti namanya, kompetisi ini diperuntukkan bagi para Troopers dengan usia di bawah 14 tahun. Sementara itu PBCL adalah kompetisi dengan format liga, yang berfungsi sebagai wadah untuk para atlet esports PB Indonesia agar terus bertanding dan terus mengasah skill permainan mereka.

Sumber: Press Release Zepetto
Sumber: Press Release Zepetto

Tidak lupa juga akan ada PBWC (Point Blank World Championship), kompetisi internasional yang menutup satu musim kompetisi berjalan. Untuk PBNC Season 1 sendiri, Zepetto sudah mempersiapkan hadiah total sebesar Rp1 milyar. Nantinya gelaran Grand Final PBNC akan diramaikan juga oleh pertandingan final dari PBLC dan juga PBJC.

Musim pertama PBNC akan diadakan pada bulan Februari sampai April 2019. Pendaftaran kompetisi dibuka pada 7 Februari 2019, dilanjut dengan kualifikasi yang dimulai pada 9 maret 2019, lalu gelaran grand final akan diadakan pada April 2019 mendatang. Bagi yang ingin unjuk gigi kemampuan bermain PB, Anda bisa langsung mendaftarkan diri pada tautan pointblank.id/esports/list.

Cerita Perjuangan 4 Tim Grand Finalist Arena of Valor Star League Season 2

Setelah sekitar 5 bulan berlalu, akhirnya kita sampai ke babak playoff dari liga kasta pertama Arena of Valor, AOV Star League (ASL). Dimulai pada 16 September 2018 lalu, ASL diikuti oleh 7 tim esports profesional Indonesia. Mereka adalah EVOS, Saudara Esports, DG Esports, GGWP.ID, RRQ, Headhunters, dan Bigetron Esports.

Tujuh tim tersebut bertanding dalam format liga, lalu akhirnya tersaring empat tim terbaik untuk bertanding pada babak playoff berdasarkan dari klasemen mereka selama musim berjalan. Empat tim tersebut adalah GGWP.ID, EVOS, Saudara Esports, dan DG Esports. Untuk bisa mencapai playoff, empat tim ini punya cerita perjuangannya masing-masing yang membuat ASL Grand Final jadi menarik untuk disimak.

Roster GGWP.ID pada ASL musim pertama. Sumber:
Roster GGWP.ID pada ASL musim pertama. Sumber: Facebook Page @ggwpaov

Pemuncak klasemen, GGWP.ID, bisa dibilang sebagai tim yang punya cerita paling dramatis selama ASL ada di jagat kompetisi AOV Indonesia. Musim pertama ASL, tim ini terseok-seok menjalani liga profesional ini. Berkali-kali kalah pada pekan awal, mereka bangkit pada paruh kedua musim pertama setelah bergabungnya SusuGajah ke dalam tim.

Berkat hal tersebut, mereka dapat melaju ke babak playoff, mencapai putaran final, dan bahkan hampir jadi juara ASL musim pertama. Belajar dari kesalahan di masa lalu, tim ini berhasil mendominasi sepanjang musim kedua. Tercatat mereka hanya kalah satu kali selama musim kedua, yaitu oleh tim EVOS.

Roster EVOS AOV jelang memasuki musim kedua ASL. Sumber:
Roster EVOS AOV jelang memasuki musim kedua ASL. Sumber: Facebook Page @TeamEvos

Berikutnya ada EVOS, salah satu organisasi esports yang punya sejarah panjang di kancah kompetitif AOV. Berawal dari tim TheWir yang dipunggawai oleh Wiraww dan kawan-kawan, tim ini dicaplok oleh EVOS setelah berhasil membuktikan diri dalam kompetisi MO Cup.

Dikelola oleh salah satu organisasi esports berpengalaman, tim ini berhasil mempertahan performa tetap stabil selama dua musim ASL berlangsung. Walau jadi fallen king pada musim kedua, namun mereka bertahan di posisi top 4 dan melaju ke playoff di posisi kedua klasemen ASL.

Roster terkuat SES di musim kedua ASL sebelum ditinggal oleh SES.NasiUduk
Roster terkuat SES di musim kedua ASL sebelum ditinggal oleh SES.NasiUduk. Sumber: Kincir

Lalu selanjutnya ada tim Saudara Esports, tim yang bisa dijuluki sebagai uncrowned king pada jagat kompetitif AOV. Tim Saudara Esports selama ini punya performa yang dibilang naik-turun. Berkali-kali mereka hampir menjadi juara, hampir mendominasi, tapi berkali-kali juga performa mereka menurun, dan bahkan hampir gagal lolos playoff.

Sempat sangat kuat dan bisa mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional, AIC 2018, kini mereka pincang setelah kehilangan sang ahli strategi SES.NasiUduk. Meski begitu pada akhirnya Saudara Esports berhasil melaju ke playoff dan mereka bertengger di peringkat ketiga klasemen ASL musim kedua.

Roster musim pertama dari DG esports, terlihat menjanjikan namun sayangnya gagal melaju ke babak playoff ASL. Sumber:
Roster musim pertama dari DG esports, terlihat menjanjikan namun sayangnya gagal melaju ke babak playoff ASL. Sumber: duniagames.co.id

Terakhir ada tim DG Esports, pendatang baru di kancah esports Indonesia. Datang pada musim pertama ASL dengan mengakuisisi tim Relative Risk, DG Esports juga bisa dibilang sebagai tim yang kerap inkonsisten. Permainan mereka agresif, garang, dan sangat potensial. Sayangnya mereka kerap gagal mengamankan beberapa kemenangan yang harusnya bisa mereka dapatkan.

Masuk musim kedua, penampilan DG Esports semakin terseok setelah kehilangan salah satu jungler berbakat mereka, DG.SiMontok. Paruh pertama musim kedua ASL, DG esports sangat terseok-seok, karena masalah roster dan pembagian role tim. Masuk ke paruh kedua, mereka mengganas sampai akhirnya dapat berangkat ke babak playoff, meski hanya bertengger di posisi keempat klasemen ASL musim kedua.

Melihat klasemen Grand Final ASL musim kedua, apakah mungkin kutukan ASL terjadi? Kalau benar terjadi, maka prediksi saya adalah seperti ini: DG Esports akan menjadi seperti GGWP.ID pada playoff ASL musim pertama. Mereka berjuang menjadi from zero to hero, terseok dari bracket paling bawah, lalu menanjak sampai ke babak final dan hampir mengalahkan sang raja. Sementara itu keadaan EVOS pada playoff ASL musim pertama akan digantikan oleh GGWP.ID. Mereka sebagai pemuncak klasemen akan berhasil menjadi juara setelah menang telak melawan DG Esports di babak final.

Sumber: Garena
Sumber: Garena

ASL Grand Final akan diselenggarakan pada 16 Februari 2019 mendatang di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Untuk yang ingin menyaksikan langsung pertandingan tim AOV terbaik se-Indonesia, Anda bisa mendaftarkan diri lewat tautan aov.co.id/tiketasl2.

Cari Bibit Atlet Esports, IESPA Gelar IEL University Series 2019

Menghadapi industri esports di Indonesia yang berkembang dengan pesatnya, pemerintah pun semakin giat memberikan dukungan. Setelah kemarin kita mendengar kehadiran Piala Presiden Esports 2019 dan Youth National Esports Championship (YNEC) dari KEMENPORA, kali ini ada IEL University Series 2019 yang digagas IESPA bekerjasama dengan MIX 360 yang tentunya kembali didukung oleh berbagai elemen pemerintahan.

Seperti namanya, IEL University Series 2019 ini akan mempertandingkan para mahasiswa yang diikuti oleh 12 kampus ternama di Indonesia. Kompetisi ini didukung oleh berbagai elemen pemerintahan, yaitu Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), dan tentunya Indonesia Esports Association (IESPA).

Kehadiran kompetisi ini memang diniatkan menjadi wadah untuk mencari bibit-bibit anak muda di bidang esports. Harry Kartono selaku Chief Operational Officer dari MIX360 mengatakan bahwa misi penyelenggaraan IEL University Series 2019 adalah untuk mempersiapkan calon atlet esports.

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Harry Kartono, COO MIX360 yang merupakan penyelenggara dari IEL University Series 2019. Dokumentasi: Hybrid – Novarurozaq Nur

“Untuk memajukan esports kita harus mengubah paradigma tradisional para orang tua dan institusi pendidikan. Maka dari itu kami mempersiapkan calon atlet esports di tingkat universitas agar bisa masuk ke PELATNAS Indonesia untuk persiapan SEA Games 2019 di Manila yang digelar tahun ini” tambah Harry.

Lalu bagaimana IEL University Series 2018 ini bisa terintegrasi dengan ekosistem esports secara keseluruhan? Bagaimana para atlet esports mahasiswa semi-pro ini nantinya bisa menuju ke jenjang yang lebih tinggi, jenjang profesional entah lokal atau internasional? Harry mengatakan bahwa ini alasan mereka menggandeng beberapa sponsor seperti meta.us dan juga Razer.

Meta.us sebagai platform untuk menunjukkan skill seoarang pemain ini nantinya berfungsi sebagai cara untuk menunjukkan kemampuan para pemain IEL University Series 2019 ke para pencari bakat dari organisasi esports yang berasal dari berbagai negara. Lalu bagaimana dengan jenjang yang lebih tinggi setelah IEL University Series yang merupakan kompetisi tingkat nasional?

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Eddy Lim, Ketua Umum IESPA saat diwawancara oleh televisi nasional. Dokumentasi: Hybrid – Novarurozaq Nur

Eddy Lim selaku ketua umum IESPA pun menjawab hal ini. Ia mengatakan bahwa tujuan dari kerjasama IESPA dengan AESF selaku Federasi esports Asia adalah untuk dapat mencapai hal tersebut. “Jadi selain di Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Vietnam, dan lain sebagainya juga akan memulai liga universitas seperti ini. Nantinya setelah liga nasional selesai, kompetisi ini akan berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi” Jawab Eddy.

Babak final dari IEL University Series 2019 direncanakan digelar pada 27-28 April 2019 mendatang. Namun sebelumnya tentu akan ada babak penyisihan terlebih dahulu yang diselenggarakan dari Januari hingga Maret 2019 mendatang. Kompetisi ini akan mempertandingkan dua game MOBA terpopuler di Indonesia; Mobile Legends sebagai cabang mobile games dan Dota 2 sebagai cabang PC games. Pada babak final yang akan diadakan di LigaGame Arena, atlet esports kampus tersebut akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp1 milyar.

Dukung Atlet di Penjuru Indonesia, Piala Presiden Esports 2019 Resmi Diselenggarakan!

Sudah sejak lama pengakuan dari pemerintah menjadi salah satu hal yang diimpikan oleh komunitas esports di Indonesia. Dahulu, kehadiran IeSPA mungkin bisa dibilang sebagai salah satu pengejawantahan dari hal tersebut namun kini pengakuannya bisa dibilang lebih besar dan konkret dengan Piala Presiden 2019.

Memang sejak dari tahun 2018 lalu, esports di Indonesia berkali-kali mendapat lirikan pengakuan dari pemerintah; mulai dari Asian Games, sampai Presiden Jokowi yang turut melihat potensi anak muda Indonesia di industri esports. Hari Senin 28 Januari 2019 jadi hari bersejarah dalam perkembangan esports Indonesia dengan peresmian Piala Presiden 2019 sebagai kompetisi esports yang diselenggarakan oleh Pemerintah RI bersama dengan IESPL.

Sumber: Kincir
Sumber: Kincir

Kompetisi ini terselenggara tepatnya berkat kerjasama dari berbagai elemen kenegaraan, mulai dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Kantor Staf Presiden (KSP), Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan elemen industri esports Indonesia yaitu Indonesia Esports Premiere League (IESPL) dan RevivalTV. Selain itu, Piala Presiden 2019 ini juga disponsori oleh Sakuku (BCA) dan Blibli.

Piala Presiden Esports 2019 ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mewadahi bakat para gamers dari berbagai penjuru Indonesia. Maka dari itu untuk kualifikasi regional, sudah ada delapan wilayah yang jadi tuan rumah Piala Presiden Esports 2019. Delapan regional itu sendiri adalah Palembang, Bali, Makassar, Surabaya, Manado, Bekasi, Pontianak, dan Yogyakarta.

“Ada 50 juta orang Indonesia bermain game. Mereka sebenarnya punya bakat dan prestasi untuk memajukan esports di Indonesia. Sayang prestasi dan bakat mereka tidak terdengar di masyarakat luas”. Kata Giring Ganesha selaku Presiden IESPL dalam rilis yang dikeluarkan langsung oleh Kemenkominfo. Imam Nahrawi selaku MENPORA mengatakan “Piala Presiden Esports 2019 ini membuat para pecinta game Indonesia bisa berprestasi dan tak lagi dipandang sebelah mata”

Sumber: Instagram @pialapresidenesports
Sumber: Instagram @pialapresidenesports

Pertandingan Piala Presiden 2019 ini sendiri akan langsung dimulai pada 28 Januari 2019. Kualifikasi Regional sendiri akan dibagi menjadi offline dan online yang mempertandingkan 512 tim dari segala penjuru.

Kehadiran Piala Presiden Esports 2019 ini tentu bisa dibilang bentuk terbaik dari dukungan pemerintah terhadap esports di Indonesia. Kita selaku pegiat esports di Indonesia tentu berharap ke depannya industri ini bisa semakin mendapat dukungan dari pemerintah, baik dari segi wadah, ataupun dukungan ekosistem, agar bisa mencetak atlit-atlit terbaik, ataupun memajukan industri hiburan esports di Indonesia itu sendiri.