4 Sumber Penghasilan Selebgram atau Influencer, Apa Saja?

Selebgram atau influencer kini merupakan profesi yang sudah tidak asing lagi dan menjadi pekerjaan dambaan banyak orang. Salah satu alasan yang membuat banyak orang tertarik untuk menjadi selebgram adalah potensinya untuk menghasilkan banyak uang dari sumber penghasilan selebgram yang beragam. Apa saja ya?

Selebgram sendiri adalah profesi sekaligus sebutan untuk pengguna instagram yang memiliki banyak pengikut dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mengajak audiens atau pengikut-pengikutnya untuk melakukan sesuatu. Dari jumlah pengikut dan kemampuan tersebut, dari mana saja selebgram mendapatkan uang? Simak informasinya di bawah ini!

Sumber Penghasilan Selebgram

Jika Anda masih berpikir bahwa penghasilan selebgram hanya dari endorsement atau paid promote saja, itu salah besar. Seperti yang kita ketahui, seorang influencer atau selebgram memiliki pengaruh yang besar terhadap audiens mereka. Fakta ini membuat berbagai sumber penghasilan terbuka untuk mereka, antara lain:

Endorsement / Paid Promote

Sumber penghasilan pertama ini adalah sumber penghasilan utama seorang selebgram atau influencer. Endorsement menawarkan sistem kerja di mana selebgram dibayar untuk mempromosikan produk sebuah bisnis.

Skala bisnis yang memberikan endorsement ini sangat beragam, mulai dari UMKM hingga brand ternama.

Menjadi Brand Ambassador

Selain dari endorsement, selebgram juga berkesempatan untuk menghasilkan uang dengan menjadi brand ambassador (BA).

Tugas seorang brand ambassador cukup serupa dengan tugas selebgram ketika menerima endorsement, yakni selebgram diminta untuk mempromosikan brand dan produk dari brand tersebut ke audiens dan jejaringnya sesuai kesepakatan dalam kontrak.

Membuka Bisnis

Mengingat seorang selebgram memiliki banyak audiens dan pengikut, maka peluang sukses seorang selebgram dalam berbisnis menjadi lebih besar. Tak heran saat ini sudah banyak sekali selebgram atau influencer yang membuka bisnis atau membuat brand tersendiri.

Menjadi Pembicara

Selain ketiga sumber penghasilan di atas, seorang selebgram atau influencer juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan ketika diundang menjadi pembicara dalam sebuah acara. Karena memiliki pengaruh yang kuat bagi audiens atau followers-nya, tak jarang selebgram diundang menjadi tamu atau pembicara di sebuah acara baik online ataupun offline.

Nah, itu dia empat sumber penghasilan selebgram yang menjadikan profesi selebgram sangat didambakan oleh banyak orang di era digital ini yang salah satunya juga terpengaruh karena adanya strategi pemasaran influencer marketing. Dengan adanya strategi digital marketing tersebut, banyak bisnis tertarik melakukan promosi dengan bantuan selebgram.

Header by Pexels.

Influlancer sebagai “Endorsement Platform” dan Efektivitas Pemasaran Brand di Media Sosial

Pemasaran dengan model endorsement cukup populer dewasa ini seiring dengan pertumbuhan media sosial yang sangat pesat. Banyak brand (medium ke bawah) yang diuntungkan dengan sistem endrose ini, karena dengan mudah dapat mencapai ke pangsa pasar yang tepat, dengan biaya yang tidak terlampau besar. Menyikapi tren ini, Influlancer hadir sebagai sebuah platform yang menghubungkan antara pengiklan dengan endorser. Melalui web dan aplikasi, Influlancer menjembatani jalinan kerja sama untuk kebutuhan endorsement.

Melalui Influlancer, misi yang ingin diangkat ialah menciptakan brand communication, brand awareness dan brand image. Platform tersebut menyajikan dua pilihan sistem endorse, yakni premium dan reguler. Untuk fitur premium, pemilik brand akan dihubungkan dengan artis dan selebgram yang menerima jasa endorse, sedangkan reguler pengguna akan dihubungkan dengan pengguna aktif media sosial umum yang intensif menggunakan media sosial.

Sebagai sebuah cloud marketing platform, Influlancer ditargetkan untuk membantu UMKM dan startup dalam memaksimalkan potensi di ranah digital. Di lain sisi, Influlancer juga ingin menyediakan wadah bagi para endorser untuk memaksimalkan income mereka dalam mempromosikan produk. Sejauh ini menurut keterangan yang terdapat dalam laman Influlancer, tidak ada pemotongan fee dari jasa endorsment yang dilakukan.

Influlancer diluncurkan pertama kali pada Agustus 2016. Dan saat ini Influlancer telah mengantongi lebih dari 2.000 pengguna dengan puluhan kampanye brand endorsement telah dilakukan.

Efektivitas model pemasaran berbasis endorsment bagi brand

Ada sebuah sebaran menarik terkait pola pengguna media sosial dalam mengikuti (follow) figur publik yang memungkinkan untuk melakukan endorsement.

Dengan studi kasus Instagram, survei JakPat bertajuk “Top Endorser in Social Media” yang dilakukan terhadap 262 responden di awal tahun 2016 lalu memetakan fakta menarik. Di usia 16-25 tahun rata-rata pengguna mengikuti figur publik artis (film, musik atau model), laman parodi dan online shop. Di suia 26-29 tahun (film, musik atau model), traveller dan online shop. Sedangkan di usia 30-35 tahun (film, musik atau model), kuliner dan parodi.

Dikaitkan dengan aktivitas yang dilakukan, hanya 34% dari total responden yang mengaku tidak memberikan interaksi terhadap posting yang dipublikasikan (dalam hal ini posting termasuk tentang endorse suatu produk). Sebagian besar melakukan interaksi secara beragam.

Endorsement 1

Disusul dengan data yang menyatakan kepercayaan suatu brand terhadap sistem endorsement. Survei JakPat menyebutkan beberapa konsiderasi yang membuat pemilik brand, statistiknya pun berbeda bergantung jenis produk yang dimiliki. Berikut perbandingan antara produk kecantikan, produk kesehatan dan produk rumah tangga dalam melakukan endorsement.

Tantangan brand untuk memasarkan produk melalui media sosial

Makin banyaknya jenis media sosial di kalangan masyarakat berimbas pada terfragmentasinya pengguna media sosial itu sendiri. Dalam sebuah riset tahun 2015, sejak saat itu penggunaan media sosial mulai mengerucut didasarkan pada beberapa hal, salah satunya usia dan kegunaan. Dari sini brand harus secara tepat mendefinisikan strategi pemasaran melalui kanal media sosial. Pemetaan jenis pengguna ini perlu diketahui untuk membuat kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif.

Endorsement 5

Pada akhirnya media sosial juga menjadi tempat, sebuah kerumunan yang berisi berbagai macam jenis pengguna. Tidak semua bisa dijajaki dan diajak untuk menjadi konsumen suatu brand, hanya saja dengan penentuan sasaran yang jelas, bisa jadi ekosistem pengguna tersebut benar-benar dapat dikonversi menjadi traksi atau pembeli produk yang diiklankan melalui kanal media sosial, dengan pendekatan dan penyampaian yang pas.

Application Information Will Show Up Here