Tawarkan Hadiah Rp744,5 Juta, VCO ProSIM Series Pasangkan Pembalap Pro dengan Sim Racer

Virtual Competition Organisation (VCO) akan menyelenggarakan turnamen balapan virtual bernama VCO ProSIM Series. Kompetisi yang akan memasangkan pembalap profesional dengan sim racer tersebut akan diadakan mulai November 2020 sampai Februari 2021.

Total hadiah yang ditawarkan mencapai US$50 ribu (sekitar Rp744,5 juta). Beberapa pembalap profesional yang sudah pasti akan ikut serta dalam VCO ProSIM Series antara lain pembalap Formula 1 Rubens Barrichello dan Timo Glock, serta pemenang Formula E, Antonio Felix da Costa.

“Saya merasa, ekosistem sim racing sangat menarik,” kata Timo Glock, Pro Ambassador dari VCO, menurut laporan The Race. “Selama karantina, saya melibatkan diri dalam sim racing. Saya bahkan mencoba untuk ikut serta dalam balapan virtual. Platform ini punya potensi besar. Banyak pembalap yang menyukai sim racing dan menghabiskan banyak waktu untuk beradu balap virtual.”

VCO Pro SIM Series
VCO Pro SIM Series akan menggunakan Dallara Formula 3 untuk Championship Race.

Glock menceritakan, dia menjadi sangat tertarik dengan sim racing setelah dia ikut serta dalam sebuah balapan virtual bersama Rubens Barrichello. Setelah itu, dia lalu bekerja sama dengan VCO. “Bersama, kami mendapatkan ide untuk membuat kompetisi campuran agar pembalap profesional dan sim racer sama-sama merasa puas,” ujarnya.

VCO ProSIM Series terdiri dari 8 pertandingan. Dalam masing-masing ronde, akan ada “Fun Race” yang hanya akan diikuti oleh para pembalap profesional. Lintasan serta mobil yang digunakan dalam balapan tersebut akan dirahasiakan dari para peserta. Setelah Fun Race, akan diadakan Championship Race. Semua peserta dalam balapan tersebut akan menggunakan mobil Dallara Formula 3. Dalam balapan ini, seorang pembalap profesional akan dipasangkan dengan seorang sim racer. Keduanya akan saling bergantian untuk beradu balap.

Untuk menentukan sim racer yang pantas ikut, VCO meminta bantuan Esports Racing Team Association (ERTA). ERTA akan menominasikan sejumlah sim racer untuk ikut dalam VCO ProSIM Series. Untuk mengisi slot sim racer yang tersisa, akan diadakan babak kualifikasi terbuka di kalangan komunitas iRacing pada akhir Oktober 2020.

Memang, di tengah pandemi, ekosistem balapan virtual berkembang pesat. Tidak heran, mengingat ada banyak balapan yang harus dibatalkan dan diganti dengan kompetisi esports, seperti Formula 1, Formula E, dan NASCAR.

James Baldwin, Pemenang GT Championship yang Memulai Karirnya dari Sim Racing

Mengendarai mobil McLaren, James Baldwin berhasil memenangkan British GT Championship pada minggu lalu. Salah satu hal yang menarik tentang Baldwin adalah karena dia sukses menjadi pembalap setelah sukses sebagai sim racer. Dia berhasil masuk dalam tim Jenson Button setelah dia memenangkan kompetisi balapan virtual World’s Fastest Gamer pada tahun lalu.

Baldwin mulai tertarik dengan dunia balapan ketika dia berumur empat tahun. Sama seperti kebanyakan pembalap profesional lainnya, dia mulai berlatih dengan balapan go-cart. Sayangnya, latihan balapan go-cart memakan biaya besar. Dia memutuskan untuk berhenti ketika dia berumur 16 tahun karena keterbatasan dana.

“Saya masuk ke jurusan engineering dan tak lagi ikut aktif dalam semua jenis balapan,” kata Baldwin pada Radio 1 NewsBeat. “Dua tahun setelah saya berhenti balapan, saya masuk ke PC World bersama kekasih saya. Saya masih ingat dengan jelas. Kami melihat sebuah simulator balapan seharga sekitar 250 poundsterling dan saya berpikir, ‘Menarik!’ Jadi saya membelinya.”

Lebih lanjut, dia menjelaskan, “Ketika itu, esports balapan belum terlalu populer, jadi saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya menjadi pemain kasual.” Memang, dalam beberapa bulan belakangan, esports balapan semakin populer. Pasalnya, pandemi virus corona membuat berbagai kompetisi balapan digantikan oleh kompetisi simulasi balapan.

James baldwin
James Baldwin berhasil memenangkan GT Championship. | Sumber: BBC

Setelah menjadi pemain kasual selama satu tahun, Baldwin berhasil masuk dalam 10 besar di sebuah kompetisi sim racing. Dari sana, dia melaju ke pertandingan di Austria. Semua biaya perjalanan ditanggung oleh penyelenggara. Dia keluar sebagai juara dua dan memenangkan empat ribu poundsterling. Sejak saat itu, dia aktif ikut serta dalam berbagai kompetisi esports balapan. Sampai pada akhirnya, dia memenangkan The World’s Fastest Gamer pada tahun lalu.

“Diadakan di Pesisir Barat California, kompetisi itu melibatkan balapan sebenarnya, balapan simulasi, tes kesehatan, dan latihan media. Semua itu dilakukan dalam waktu dua minggu,” ujar Baldwin. “Para juri dalam kompetisi itu hebat. Salah satunya adalah Juan Pablo Montoya. Sementara Rubens Barrichello menjadi pelatih kami. Kompetisi itu sangat unik.”

Baldwin berhasil keluar sebagai juara dalam kompetisi The World’s Fastest Gamer. Dengan begitu, dia berhak untuk masuk dalam tim Button, yang merupakan pemenang Formula 1 pada 2009 dan pembalap Inggris legendaris. Cerita Baldwin menunjukkan bagaimana kompetisi sim racing bisa membantu seseorang untuk menjadi pembalap di dunia nyata. Memang, Indra Feryanto, Ketua Komisi Digital Motorsport dari Ikatan Motor Indonesia juga mengatakan bahwa keberadaan simulator balapan dapat menjadi alat latihan bagi orang-orang yang tertarik untuk menjadi pembalap sebenarnya.

Williams Esports dan VCO Adakan Turnamen Balapan Esports, Cup of Nations

Bersama VCO, Williams Esports akan mengadakan turnamen sim racing bernama VCO Cup of Nations. Turnamen tersebut menawarkan total hadiah sebesar £7.500 (sekitar Rp135 juta). Juara pertama akan mendapatkan £4.000 (sekitar Rp72 juta), sementara juara kedua £2.500 (sekitar Rp45 juta), dan juara ketiga £1.000 (sekitar Rp18 juta). Cup of Nations diadakan untuk menggalang dana bagi UNICEF. Saat ini, VCO dan Williams Esports telah memberikan donasi sebesar £2.500 (sekitar Rp45 juta).

Cup of Nations akan menggunakan platform iRacing. Format kompetisi Cup of Nations sama seperti Euro 2020. Jadi, dalam pertandingan sim racing tersebut, setiap negara akan diwakili oleh 4 pembalap. Kompetisi itu akan dimulai dengan babak kualifikasi yang diadakan pada Juli 1/2 dan Juli 5/6 2020. Babak kualifikasi tersebut diadakan untuk menentukan 16 negara yang akan melaju ke group stages. Tak hanya itu, babak kualifikasi itu juga akan menentukan pembalap yang akan mewakili masing-masing negara, menurut laporan The Race.

Cup of Nations
Cup of Nations akan menggunakan platform iRacing. | Sumber: SimRace247

Enam belas negara yang lolos ke group stage akan dibagi ke dalam 4 kelompok. Dua negara dengan pembalap terbaik dari masing-masing kelompok akan dapat masuk ke babak semi-final. Sementara 2 pembalap di posisi terbawah dalam setiap grup akan beradu di babak play-off. Dua pembalap yang keluar sebagai juara dari babak play-off akan bisa bertanding di babak semi-final. Dari 10 negara yang masuk ke babak semi-final, terpilih 4 negara dengan pembalap terbaik untuk bertanding di babak final. Di sini, negara dengan poin terbanyak akan keluar sebagai juara.

Dalam Cup of Nations, terdapat 10 mobil balap dan sirkuit yang berbeda-beda. Para pembalap baru akan mengetahui sirkuit tempat balapan dilaksanakan dan mobil yang mereka gunakan pada pagi hari kompetisi diadakan. Dalam group stage, masing-masing negara akan saling berpacu di sirkuit yang sama.

Selama pandemi virus corona, esports balapan memang tumbuh dengan pesat. Tidak heran, mengingat ada banyak kompetisi balapan yang dibatalkan dan harus digantikan dengan pertandingan sim racing, mulai dari Formula 1, NASCAR, sampa W Series. Menariknya, pertandingan sim racing ini cukup diminati sehingga beberapa channel televisi memutuskan untuk menyiarkannya, contohnya BBC dan FOX Sports.

George Russell: Balapan Virtual Buat Saya Tetap Kompetitif

Pandemi virus corona menyebabkan berbagai kompetisi olahraga dibatalkan, termasuk Formula 1. Sebagai ganti balapan yang dibatalkan, Formula 1 memutuskan untuk mengadakan seri F1 Esports Virtual Grand Prix. Seri balapan virtual itu dimenangkan oleh pembalap rookie Williams asal Inggris, George Russell.

Menariknya, saat seri F1 Esports Virtual Grand Prix baru diadakan, Russell bahkan belum memiliki simulator. Namun, setelah memutuskan untuk ikut serta dalam kompetisi balapan virtual tersebut, Russel berlatih dengan serius. Dia bahkan meminta saran pada para pembalap esports di Williams. Dalam balapan pertamanya, Russell tampil kurang memuaskan. Tidak menyerah, dia memutuskan untuk berlatih lebih keras. Latihannya berbuah manis, sepanjang seri F1 Esports Virtual Grand Prix, dia berhasil memenangkan 4 balapan, menurut laporan Formula1.

George Russell menjadi pembalap Mercedes pada tahun lalu. | Sumber: Formula1
George Russell menjadi pembalap Mercedes pada tahun lalu. | Sumber: Formula1

Russell berkata, pertandingan balapan virtual memiliki tekanan mental yang sama dengan balapan sebenarnya. Dia mengaku, ketika dia memutuskan untuk ikut serta dalam F1 Esports Virtual Grand Prix, dia hanya ingin beradu dengan para pembalap lainnya. Namun, dia kemudian sadar bahwa balapan virtual tidak kalah kompetitif dengan balapan F1 di dunia nyata.

“Dalam balapan F1 sebenarnya, saya masuk dalam bagian paling belakang, saya tidak ingin kalah bersaing di esports juga. Jadi saya berusaha sedikit lebih keras. Beradu dengan para pembalap lain, hal ini membantu saya untuk tetap kompetitif. Dalam balapan virtual, ada beberapa hal yang sangat mirip dengan balapan sebenarnya,” kata Russel, dikutip dari Motorsport.

“Anda tetap harus bisa lolos babak kualifikasi dan untuk itu, Anda harus menyelesaikan 3 putaran. Dan jika Anda gagal, maka Anda akan ada di posisi paling belakang. Anda juga tetap merasakan tekanan mental yang sama,” ujar Russell. “Anda mungkin bisa menyelesaikan putaran dengan waktu cepat di latihan. Tapi, ketika Anda ikut serta dalam babak kualifikasi, Anda harus menghadapi tekanan mental yang berbeda.”

Russell bercerita, bahkan dalam balapan virtual, suasana sebelum balapan sangat mirip dengan balapan di dunia nyata. Dia mengatakan, dia tetap merasa berdebar-debar sebelum balapan, seperti saat dia menunggu lampu aba-aba menjelang balapan dimulai. Dia berkata, “Detail seperti inilah yang membuat balapan virtual seperti balapan sebenarnya.”

Selama pandemi, balapan esports berkembang pesat, termasuk di Indonesia. Selain Formula 1, ada beberapa balapan lain yang juga mengadakan balapan virtual, seperti Formula E, NASCAR, dan W Series.

Sumber header: Formula1

Honda Racing Simulator Championship Tawarkan Total Hadiah Rp65 Juta, Terbuka untuk Umum

Bersama HM Engineering, PT. Honda Prospect Motor mengadakan kompetisi balap virtual yang dinamai Honda Racing Simulator Championship. Pendaftaran dibuka sejak 15 Juni 2020 sampai 4 Juli 2020. Sampai tanggal 17 Juni 2020 malam, telah ada 116 orang peserta yang mendaftar, termasuk sim racer profesional Andika Rama Maulana, yang memenangkan Race for Frontliners di Filipina. Anda mendaftarkan diri dalam Honda Racing Simulator melalui Discord. Di sana, Anda juga akan bisa melihat peraturan terkait balapan virtual ini.

Semua peserta yang mendaftar dalam Honda Racing Simulator Championship harus mengikuti babak kualifikasi yang diadakan pada hari yang sama dengan hari registrasi. Tujuan dari babak kualifikasi ini adalah untuk memilih 60 peserta terbaik. Enam puluh pembalap tersebut akan dibagi ke dalam dua kelas. Tiga puluh peserta dengan waktu terbaik akan masuk ke dalam kelas profesional sementara 30 sisanya akan masuk dalam kelas amatir. Honda Racing Simulator Championship menawarkan total hadiah hingga Rp65 juta, yang dibagikan pada 5 pembalap terbaik di kelas profesional dan 5 pembalap lain di kelas amatir.

Honda Racing Simulator Championship
Balapan virtual bisa diikuti oleh siapa saja yang memiliki simulator dan koneksi internet yang baik.

Di tengah pandemi virus corona, banyak balapan yang harus dibatalkan dan digantikan oleh balapan virtual, termasuk Formula 1 dan NASCAR. Namun, Adhi Parama Sugarda, Communication Strategy Manager PT Honda Prospect Motor mengatakan bahwa Honda Racing Simulator Championship diadakan tidak hanya karena pandemi.

“Sebenarnya, tujuan kami mengadakan balapan ini tidak hanya karena pandemi. Kami ingin mengusung tagline everyone can race. Jadi, tidak hanya pembalap saja yang bisa ikut balapan, tapi juga orang-orang biasa di rumah dapat merasakan serunya ikut balapan,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Parama ini dalam konferensi pers virtual. Lebih lanjut dia menjelaskan, jika antusiasme masyarakat akan balapan virtual ini cukup tinggi, tidak tertutup kemungkinan, Honda Prospect Mtoro akan kembali mengadakannya secara rutin.

Honda Racing Simulator Championship akan diadakan di 6 sirkuit. Berikut jadwal dan waktu dari setiap balapan:
1. Seri 1 diadakan pada 11 Juli di sirkuit Suzuka, Jepang
2. Seri 2 diadakan pada 25 Juli di sirkuit Sepang, Malaysia
3. Seri 3 diadakan pada 1 Agustus di sirkuit Silverstone, Inggris
4. Seri 4 diadakan pada 15 Agustus di sirkuit Interlagos, Brasil
5. Seri 5 diadakan pada 22 Agustus di sirkuit Zandvoort, Belanda
6. Seri 6 diadakan pada 29 Agustus di sirkuit Estoril, Portugal

Haris Muhammad, pemilik HM Engineering, mengatakan bahwa platform yang digunakan untuk Honda Racing Simulator Championship adalah rFactor 2. Alasannya adalah platform itu menawarkan balapan yang sangat realistis jika dibandingkan dengan platform lainnya. Sementara mobil yang akan digunakan adalah Honda Civic Type R tahun produksi 2018. Masing-masing peserta dalam mengubah setup dari mobil tersebut agar sesuai dengan sirkuit.

Afrika Selatan Punya Sim Driver Muda Berbakat, Junior McColl

Di tengah pandemi virus corona, semakin banyak turnamen balapan virtual yang diadakan. Jadi, tidak heran jika muncul bintang baru dalam dunia sim racing. Ialah Junior McColl, sim driver berumur 12 tahun yang berhasil masuk tiga besar dalam berbagai balapan virtual di Afrika Selatan.

Ketika ditanya oleh RedBull tentang apa yang Junior sukai dari sim racing, dia menjawab, “Semuanya.” Dia lalu menjelaskan bahwa ada banyak hal yang dia sukai tentang balapan virtual. Dia berkata, dia senang menonton Formula 1 dan Lewis Hamilton adalah pembalap favoritnya. Dia berharap, dia akan bisa menjadi pembalap F1 untuk Mercedes Benz. Setiap hari, dia bercerita, dia berlatih selama sekitar 2 jam. Terkadang, dia menghabiskan waktu latihan hingga 5 jam pada akhir pekan.

Junior memiliki kakak, Morgan McColl, yang juga merupakan pembalap muda yang kini ada di bawah naungan Toyota/Castrol Development Team. Junior yakin, dia akan bisa mengalahkan kakaknya pada akhir tahun. Saat ini, Junior dan Morgan masih harus saling berbagi simulator yang sama. Untungnya, sang ayah, Robert McColl mengatakan, Junior akan mendapatkan simulatornya sendiri dalam waktu dekat.

Junior McColl
Ilustrasi balapan virtual F1. | Sumber: F1.com

White Rabbit Gaming Sim Driver, Jason Absmeier mengaku bahwa Junior memiliki potensi. “Saya rasa, membiarkan anak 12 tahun beradu dengan kami para pembalap ‘tua’ adalah hal yang menarik. Melihat potensinya, saya merasa senang karena itu berarti, masa depan sim racing akan aman selama beberapa tahun atau mungkin beberapa dekade ke depan,” kata Absmeier, dikutip dari RedBull. “Saya berharap, akan ada perusahaan yang tertarik untuk membelikan simulator untuknya. Saat ini, Junior masih harus berbagi dengan kakaknya. Saya bisa membayangkan jika keduanya berebut simulator tersebut.”

Absmeier bukan satu-satunya pembalap Afrika Selatan yang mengakui bakat Junior. Pembalap White Rabbit Gaming lainnya, Bruno Cadilhe juga melihat bahwa Junior memiliki potensi. “Fakta bahwa Junior McColl masih sangat muda memang mengagumkan. Dia cukup dewasa walau masih ada banyak hal yang harus dia pelajari,” katanya. “Dia akan menjadi salah satu pembalap terbaik jika dia mau mencoba mengerti bagaimana caranya dia bisa berkendara dengan lebih cepat. Dia punya potensi. Dia akan memerlukan pelatih yang tepat agar dia bisa merealisasikan potensinya.”

Ketika diberitahu bahwa banyak orang menaruh perhatian padanya, Junior tampak agak terkejut. Sambil tertawa, dia mengaku bahwa dia tidak mengerti kenapa banyak orang yang tertarik dengan apa yang dia lakukan. Namun, dia tetap senang. Selain aktif dalam balapan virtual, Junior juga senang untuk bermain game NBA di PlayStation. Meskipun begitu, fokus utamanya tetaplah sim racing.

Sumber header: RedBull

McLaren Gandeng Veloce Esports untuk Kembangkan Tim Esports Mereka

McLaren Racing baru saja mengumumkan kerja samanya dengan Veloce Esports dengan tujuan untuk mengembangkan tim esports mereka. Veloce Esports adalah organisasi esports asal London yang fokus pada game racing, FIFA, Fortnite, dan Rocket League. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kerja sama antara McLaren dan Veloce.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan tim pelopor ternama seperti McLaren Racing, yang sudah sangat dikenal dalam sejarah motorsport. Kami sama-sama memiliki rasa haus akan kompetisi dan inovasi, dan saya tahu kerja sama ini akan menarik perhatian para fans. Kami juga akan menjadi tempat bernaung bagi talenta gaming terbaik di dunia untuk berkompetisi,” ujar Jack Clarke, COO dan Co-founder Veloce Esports, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami sangat bangga dan tidak sabar untuk membangun ekosistem esports lengkap bersama McLaren.”

Melalui kerja sama ini, Veloce Esports akan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengembangkan tim esports McLaren. Salah satu fokus mereka adalah untuk memastikan kesuksesan tim McLaren dalam berbagai turnamen. Selain itu, Veloce juga akan turun tangan dalam mengembangkan calon pembalap berbakat serta meningkatkan reputasi tim McLaren di kancah global.

McLaren dan Veloce juga akan bekerja sama untuk membuat akademi bagi calon pembalap. Tidak tertutup kemungkinan, calon pembalap tersebut akan terpilih untuk mewakili McLaren. Melalui kerja sama ini, influencer di dunia sim racing, Benjamin “Tiametmarduk” Daly juga akan menjadi duta dari proyek Shadow McLaren.

“Kami senang dapat bekerja sama dengan Veloce dalam rangka untuk memenangkan hati fans motorsport generasi muda,” ujar Mark Waller, Managing Director of Sales and Marketing, McLaren Racing. “Bekerja sama dengan perusahaan ambisus dan visioner seperti Veloce adalah langkah penting untuk berkembang di dunia esports yang telah kami masuki beberapa tahun belakangan.”

Lebih lanjut, Waller berkata, “Popularitas dan pertumbuhan esports telah terbukti dalam beberapa minggu belakangan dan tren ini tampaknya masih akan terus berlanjut. Tujuan kami adalah untuk mengembangkan talenta baru melalui akademi virtual, meningkatkan performa tim esports kami, dan menemukan cara baru untuk menarik dan berinteraksi dengan fans kami di seluruh dunia.”

Di tengah pandemi, banyak balapan yang dibatalkan. Sebagai gantinya, diadakan balapan virtual. Formula 1, NASCAR, sampai Formula E melakukan ini dan balapan virtual tersebut terbukti cukup populer. Jadi, tidak aneh jika McLaren tertarik untuk mengembangkan tim esports mereka.

Porsche Kerjasama dengan iRacing, Gelar Kompetisi Esports Supercup

Salah satu produsen mobil mewah asal Jerman, Porsche, mengungkap kompetisi esports terbarunya, Porsche Esports Supercup. Kompetisi ini merupakan sebuah ajang adu balap para pembalap simulasi dari berbagai belahan dunia. Demi melancarkan turnamen ini, Porsche bekerjasama dengan game racing simulator berbasis langganan, iRacing.

Porsche Esports Supercup akan diselenggarakan pada 13 April 2019 mendatang di Barber Motorsport Park, Alabama, Amerika Serikat. Para pembalap yang bertanding adalah mereka yang sudah tersaring melalui kualifikasi global yang diselenggarakan secara online oleh iRacing.

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Baik pada gelaran kualifikasi ataupun dalam kompetisi utama Porsche Esports Supercup nanti, para pembalap saling berkompetisi dengan menggunakan mobil Porsche 911 GT3. Mobil ini sudah dirancang sedemikian rupa di dalam game iRacing, agar memiliki mekanik cara kerja yang mirip dengan Porsche 911 GT3 di dunia nyata. Mobil Porsche 911 GT3 yang digunakan sendiri memiliki format yang sama seperti dengan GT3 Cup Challenge, sebuah kompetisi balapan yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia.

Salah satu kunci alasan kenapa Porsche mau turut terjun ke dalam dunia esports Simracing, adalah karena kemiripan kondisi antara balapan di dunia nyata dengan balapan sim racing. Mengutip Esports Insider, Fritz Enzingner, Head of Porsche Motorsport, lalu memberikan komentar lebih lanjutnya.

“Penambahan esports sim racing ke dalam kompetisi one-make cup kami, bisa dibilang sebagai usaha untuk melebarkan sayap kami dalam dunia kompetisi motorsport. Kehadiran kompetisi ini akan menjadi kesempatan para pembalap simulator untuk bergabung dengan keluarga besar Porsche Motorsport secara internasional”. Jawab Fritz kepada Esports Insider.

Porsche Esports Supercup bisa dibilang sebagai kompetisi balapan virtual dengan format one-make pertama di dunia. Istilah one-make cup atau one-make racing sendiri merupakan sebuah format balapan. Dalam kompetisi one-make cup, para pembalap diberikan satu jenis kendaraan yang identik atau sangat mirip antara pembalap satu dengan yang lain.

Terdapat 40 spot yang akan diperebutkan oleh pembalap simulator dari berbagai belahan dunia. Nantinya pada gelaran final, para pembalap simulator akan beradu kemampuan berkendara mereka di dalam sirkuit yang punya sejara tersendiri, Autodromo Nazionale Monza di italia.

Sumber: Porsche Newsroom
Sumber: Porsche Newsroom

Para pembalap simulator akan adu kemampuan balap untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$100.000 atau sekitar Rp1,4 milyar. Nantinya, juara Esports Supercup akan diundang sebagai tamu terhormat di dalam acara tahunan Porsche Night of Champions gala.

Kehadiran esports memang bisa dibilang memberikan cara baru bagi para brand di berbagai untuk memasarkan produk mereka. Tetapi menarik melihat bagaimana Porsche ingin menguatkan brand mereka kepada komunitas gaming yang lebih spesifik, yaitu kepada komunitas pembalap simulator atau sim racers. Akankah dengan ini, sim racing akan menjadi masa depan bagi kompetisi motorsport?