Marketplace Yeps Tawarkan Solusi Pencarian Vendor Pelaksana Event

Tidak hanya soal pernikahan, ada begitu banyak event yang dilakukan oleh pribadi mau korporasi, seperti ulang tahun maupun corporate gathering. Meski demikian, ternyata mencari vendor event tidaklah mudah. Tidak transparannya harga yang dipatok dan kualitas pelayanan turut menambah isu. Yeps hadir mencoba menyelesaikan masalah ini, tak hanya untuk membantu klien, tapi membantu vendor, khususnya dari kalangan UKM, untuk mengembangkan bisnisnya.

Bisa dikatakan Yeps mirip seperti Bridestory atau Weddingku. Bedanya Yeps tidak sekedar direktori dan tidak hanya mengurusi vendor pernikahan. Dalam model bisnisnya, Yeps menghadirkan layanan konsultasi untuk para klien yang butuh masukan sebelum mengeksekusi rencana mereka.

Co-Founder Yeps Gandi Wicaksono menjelaskan kepada DailySocial saat ini perusahaan melayani klien dari kalangan korporasi dan individu. Telah tersedia situs yang bisa diakses untuk konsumen individu dan memilih berbagai vendor yang tersedia dari berbagai kategori, seperti venue, fotografi, wardrobe, dekorasi, suvenir, katering, entertainment, dan masih banyak lagi.

Menurutnya, setiap vendor yang terpajang sebelumnya sudah melalui proses verifikasi demi memastikan kualitas layanan terbaik. Vendor dari kalangan UKM mendapat kesempatan lebar untuk mendaftarkan diri ke Yeps.

Vendor UKM dianggap memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan yang sudah berpengalaman. Meskipun demikian, kebanyakan dari mereka masih belum paham dengan strategi pemasarannya, misalnya teknik pengambilan foto, penyajian, dan sebagainya.

Para vendor pun dapat membuat hubungan kemitraan dengan satu sama lain. Membuat paket layanan tersendiri agar dapat menarik lebih banyak klien.

“Banyak vendor katering di Yeps yang diisi oleh ibu-ibu rumah tangga. Dari segi rasa memang tidak kalah dibanding yang sudah mengelola katering secara profesional. Kami kurasi betul-betul semua vendor di Yeps karena layanan itu yang terpenting,” terangnya kepada DailySocial.

Sementara untuk klien korporasi, perusahaan menetapkan perlakuan yang berbeda karena masing-masing memiliki preferensi. Oleh karenanya, proses penanganan masih dilakukan secara offline.

Gandi menyebutkan porsi B2B di Yeps masih mendominasi. Perbandingannya adalah 70:30 dibanding B2C yang ditawarkan melalui situs.

Perusahaan berencana menyediakan akun khusus yang diisi dengan kriteria yang diinginkan setiap perusahaan. Nanti, sistem Yeps akan merekomendasikan vendor mana yang sesuai dengan kriteria.

Model bisnis dan rencana Yeps

Setelah klien memilih vendor yang bakal digunakan untuk acaranya, apabila skala acara besar, nanti akan dibantu oleh tim event management dari Yeps sebagai quality control dari setiap event yang diselenggarakan. Baik sebelum dan setelah event selesai, tim tersebut akan melakukan review sebelum meneruskan dana ke pihak vendor.

“Sebab yang bandel itu tidak melulu vendor, bisa jadi dari pihak klien. Untuk itu kita punya tim khusus untuk memantaunya dari awal sampai selesai.”

Untuk monetisasinya, Yeps memiliki beberapa jalur. Mulai dari komisi yang dikutip dari setiap transaksi sebesar 10%, event fee sebesar 5%, dan jasa konsultasi sebelum event yang besaran komisinya tergantung kerumitan.

Tahun ini Yeps sedang memproses pendanaan Pra Seri A dari investor yang namanya belum bersedia disebut. Pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnis Yeps, seperti rencana untuk merambah ke kalangan pemerintah, merilis aplikasi, dan menambah lebih banyak vendor dari kalangan UKM.

“Yeps sudah tergabung ke komunitas dan asosiasi pekerja event di Indonesia. Dari sana kita bisa lebih banyak mendapatkan vendor yang berkualitas karena selama ini mereka butuh wadah untuk memasarkan layanannya.”

Sejak setahun berdiri, Yeps telah merangkul 120 vendor UKM. Saat ini fokus cakupan layanan Yeps masih terbatas di Jabodetabek. Yeps menyediakan opsi pembayaran dengan mengangsur memanfaatkan metode transfer bank atau setor tunai.

Goers Mudahkan Pencarian Event dengan Kehadiran Situs Versi Lengkap

Setelah menghadirkan inovasi yang diharapkan bisa memudahkan wisatawan asing dan lokal mencari rekomendasi tempat wisata, Goers yang menampilkan beragam kegiatan, acara, kuliner dan informasi terkini kembali mengumumkan inovasinya. Setelah sebelumnya fokus di pengembangan aplikasi mobile, kini situs Goers bisa digunakan untuk memperoleh pengalaman yang sama.

Kepada DailySocial, COO Goers Niki Tsuraya Yaumi mengungkapkan fungsi situs Goers kini lebih lengkap dan beragam. Bermanfaat untuk pengguna sekaligus penyelenggara acara yang ingin mempromosikan acaranya melalui Goers.

“Dulu situs kami bukan menjadi fokus utama karena semua fitur dan informasi lengkap kami pusatkan di aplikasi, kini di situs Goers semua acara dan aktivitas seru di Jakarta dan Bandung bisa diakses melalui situs dan aplikasi,” kata Niki.

Saat ini Goers telah bekerja sama dengan ratusan partner di Jakarta dan Bandung, serta menyediakan ribuan informasi event setiap bulannya. Kategori event yang tersedia diaplikasi juga sangat beragam, dari event konser musik, pameran seni, event keluarga, festival kuliner, event belanja, event olahraga, hingga hiburan malam.

Beberapa layanan lain yang sebelumnya bersifat mobile only, atau hanya memberikan layanan di platform mobile, kini akhirnya juga mengembangkan situs (desktop dan mobile web) agar konsumen memiliki pilihan saat mengakses layanannya.

Situs Goers dilengkapi dengan fitur pencarian dan kumpulan event yang direkomendasikan berjudul Editor’s Pick. Meskipun demikian, saat konsumen ingin membeli tiket, flow-nya masih diarahkan untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu.

“Perihal booking saat ini masih fokus di aplikasi mobile saja, namun ke depannya tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan juga di situs Goers,” kata Niki.

Dashboard khusus untuk penyelenggara acara

Layanan tambahan yang saat ini juga sudah tersedia untuk pihak penyelanggara adalah dashboard atau tampilan khusus untuk penyelenggara acara yang mempromosikan acaranya melalui Goers.

Di laman Partnership, penyelenggara acara dapat mengetahui bagaimana Goers dapat membantu melancarkan event melalui Goers Solution. Dashboard tersebut juga dilengkapi dengan berbagai macam brand yang sudah bekerja sama dengan Goers serta testimonial dari para partner Goers.

“Dashboard khusus penyelenggara acara sendiri sebelumnya sudah tersedia di Goers, namun kini sudah sangat mumpuni untuk menangani beragam jenis acara dan aktivitas yang ada,” kata Niki.

Application Information Will Show Up Here

Marketplace Event Maimilu Menatap Tahun 2017

Di tengah mulai tumbuhnya ekosistem e-commerce di Indonesia bisnis dengan konsep marketplace menjadi salah satu bisnis yang “seksi”. Tak pelak jika dalam kurun waktu lima tahun terakhir banyak bisnis marketplace bermunculan. Salah satunya adalah Maimilu. Marketplace yang membantu memberikan informasi dan penjualan tiket event secara online ini sudah hadir sejak tahun 2015. Tahun ini mereka berharap memperoleh pencapaian yang lebih baik.

Maimilu diprakarsai tiga orang pendiri. Mereka adalah Komang Wiswakarma, Dika Soul Seva, dan Alvin Benito Chaniago. Maimilu dalam bahasa Bali berarti “Ayo Ikut!”. Sesuai dengan namanya, platform ini menjajakan pilihan tiket acara dengan berbagai kemudahan khas layanan digital, seperti pembayaran online dan analisis penjualan tiket. Saat ini kebanyakan acara yang ditawarkan berada di Jakarta dan Bali.

Untuk model bisnis, Maimilu mengambil keuntungan dari margin penjualan tiket. Selain itu dalam beberapa waktu ke depan, mereka juga akan mulai mencari pendapatan melalui skema Subscription Premium Account, Iklan, dan Event Exposure.

“Kami yakin Maimilu adalah salah satu alternatif baru khususnya dalam platform digital untuk penjualan tiket konvensional yang cenderung kompleks dan butuh waktu lama untuk diproses serta rentan terjadi pemalsuan tiket. Saat ini di Indonesia belum ada platform UGC (User Generated Content) dengan tipe event ticket marketplace yang sudah diintegrasikan dengan payment gateway serta mempunyai pembayaran mata uang lokal (IDR),” ujar Komang.

Digitalisasi penjualan tiket

Maimilu, seperti diceritakan kepada DailySocial, berusaha mencoba menjadi platform pilihan untuk menjual tiket. Untuk itu teknologi yang digunakan diharapkan mampu mempermudah semua pihak, baik penjual tiket maupun pembeli tiket. Menurut Komang, semua proses pembuatan acara dan penjualan tiket di Maimilu dilakukan secara digital. Tiket pun dibuat dalam bentuk e-ticket.

Selama tahun 2016 kemarin, Maimilu banyak melakukan perubahan. Salah satunya menyediakan fitur untuk memudahkan penyelenggara acara dalam menentukan kebutuhan data di setiap tiket yang mereka jual dengan fitur Custom Ticket Form, penambahan fitur Verified Account, dan Premium Account.

Untuk tahun 2017, Komang menjelaskan Maimilu memasang target mendapatkan 100 event organizer atau penyelenggara acara baru yang bergabung dengan target acara mencapai 300 acara baru.

“Fokus dan target tahun ini mendapatkan 100 event organizer baru yang bergabung dengan portfolio 300 acara. Setelah tercapai, akan dilakukan monetisasi tambahan yaitu Ads, Event Exposure dan Subscription untuk Premium Account,” papar Komang.