Sony PlayStation Jadi Sponsor EVO 2019, Akankah Street Fighter VI Diumumkan?

Festival dan kompetisi fighting game terbesar dunia, Evolution Championship Series (EVO) akan digelar sebentar lagi. Ribuan penggemar akan berkumpul di satu lokasi, yaitu Mandalay Bay, Las Vegas, untuk merayakan genre adu bogem yang makin hari makin populer saja ini. Sementara itu tayangan turnamen live streaming setia menemani jutaan fans lainnya, yang hanya bisa menonton dari rumah tapi tak tak kalah bersemangat.

Tahun ke tahun, EVO telah tumbuh dari sekadar kompetisi kecil-kecilan menjadi event yang mendunia. Wajar bila kemudian momen ini dimanfaatkan oleh para pemilik brand untuk hadir dan mempromosikan produk mereka. Malah tak berlebihan bila dikatakan bahwa muncul atau tidaknya sebuah judul game di panggung EVO merupakan tolok ukur kesuksesan sebuah judul fighting game di pasaran. Perusahaan-perusahaan penerbit dan developer game pun banyak yang menjadi sponsor ajang ini, bahkan menggunakannya untuk meluncurkan pengumuman besar seputar fighting game.

Mortal Kombat 11 - EVO Stage
Sering ada game merilis konten bertema EVO, termasuk Mortal Kombat 11 | Sumber: Joey Cuellar

Tahun ini, EVO 2019 dikabarkan mendapat sponsor dari pihak yang sangat spesial: Sony PlayStation. Benar, bukan sekadar dari penerbit/developer game, tapi dari perusahaan pemilik brand console PS4. Dalam pengumumannya di Twitter, pihak EVO menyatakan bahwa 8 dari 9 judul fighting game yang dipertandingkan akan “dipersembahkan oleh PS4” (kecuali tentu saja Super Smash Bros. Ultimate). Bahkan mereka juga merilis branding “EVO Presented by PS4”, serta tagar baru yaitu #EVOPS4.

Melihat hal-hal di atas tampaknya kerja sama antara EVO dan Sony PlayStation ini merupakan kolaborasi yang cukup signifikan. Apalagi mereka juga berkata bahwa akan ada berita lebih lanjut dari PlayStation yang diumumkan di EVO. Hal ini membuat komunitas fighting game bertanya-tanya, pengumuman apa gerangan yang dimaksud? Karena pengumuman di panggung EVO biasanya adalah sesuatu yang besar.

Peran Sony sendiri di dunia fighting game akhir-akhir ini memang semakin signifikan. Contoh paling nyata adalah pengembangan Street Fighter V yang merupakan seri fighting game terpopuler dunia. Kolaborasi Capcom dan Sony memungkinkan adanya fitur cross-play antara versi PC dan PS4, selain itu ini juga alasan mengapa Street Fighter V tidak hadir di console Xbox One. Sony juga memiliki judul fighting game sendiri, PlayStation All-Stars Battle Royale dengan gameplay menyerupai seri Super Smash Bros.

Rumor yang beredar, saat ini Capcom tengah mengembangkan Street Fighter VI dan Marvel vs. Capcom 4 untuk console generasi berikutnya. Mempertimbangkan bahwa PS5 diperkirakan akan terbit tahun 2020, dan lazim bagi perusahaan game untuk mengumumkan produk setahun sebelum rilis, maka cukup besar kemungkinan pengumuman yang akan terjadi di EVO 2019 adalah salah satu dari dua judul tersebut. Atau malah dua-duanya. Tapi ada juga sebagian penggemar yang berspekulasi bahwa Sony akan mengumumkan PlayStation All-Stars Battle Royale 2.

Mana pun yang jadi kenyataan, hadirnya Sony PlayStation menunjukkan bahwa panggung EVO kini semakin seksi di dunia bisnis. Saya pribadi berharap bahwa Capcom akan segera mengumumkan Street Fighter VI, dengan fitur dan konten yang lebih padat daripada Street Fighter V. Apalagi Street Fighter V sudah cukup lama tidak mendapat update konten (selain DLC kostum), dengan Kage sebagai karakter yang dirilis terakhir kali. Tapi kita tunggu saja tanggal mainnya dan saksikan apa kejutan yang disiapkan oleh Sony nanti.

Sumber: EVO, EventHubs, GameSpot

Pertumbuhan Partisipan EVO, Bukti Minat Esports Fighting Game Meningkat Pesat

Seiring EVO 2019 semakin dekat, diskusi di komunitas fighting game tentang acara ini semakin hangat saja. Sebagian bersemangat dan menunjukkan gairah positif, tapi ada juga yang skeptis atau kesal karena berbagai hal. Maklum, EVO alias Evolution Championship Series adalah ajang kompetisi fighting game paling prestisius dunia saat ini, jadi setiap orang tentu punya ekspektasi masing-masing.

Ada dua topik yang belakangan banyak jadi bahan perbincangan terkait EVO. Pertama adalah hilangnya judul Super Smash Bros. Melee dari daftar turnamen utama. Yang kedua yaitu tentang jumlah partisipan judul-judul yang ada dan apa maknanya dalam ekosistem fighting game secara umum. Keduanya memang topik yang cukup penting, jadi wajar bila kemudian ada yang pro ataupun kontra.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Super Smash Bros. Melee telah bertahun-tahun menjadi salah satu judul teramai dan terbesar dalam EVO. Meskipun judul yang dirilis untuk console GameCube ini usianya sudah belasan tahun, komunitasnya sangat kuat dan bersemangat untuk menjaga ekosistem kompetitif tetap berjalan. Sejak tahun 2013, game ini selalu menduduki jumlah partisipan 4 besar di EVO.

Bahkan ketika Nintendo ingin melarang Super Smash Bros. Melee tampil di EVO, mereka tetap vokal memperjuangkan agar turnamen bisa berjalan. Bisa dibilang, justru komunitas Super Smash Bros. Melee-lah yang membuat esports Super Smash Bros. bertahan hingga sekarang dan direstui oleh Nintendo. Jadi wajar bila mereka kecewa dan banyak melayangkan protes terhadap keputusan panitia EVO.

Pernyataan Joey “MrWiz” Cuellar (CEO EVO) baru-baru ini tentang jumlah partisipan di EVO 2019 membuat semakin banyak orang di komunitas fighting game yang bersuara sumbang. Pasalnya, ada dua game yang memiliki partisipan tak sampai 1.000 orang, yaitu Soulcalibur VI (742) dan BlazBlue: Cross Tag Battle (640). Orang mulai berandai-andai bahwa jika turnamen Super Smash Bros. Melee tetap diadakan, angka partisipannya pasti bisa lebih tinggi. Sebagian juga menyebut Soulcalibur VI dan BlazBlue: Cross Tag Battle sebagai “game mati” karena jumlah partisipannya sedikit.

Satu hal yang mungkin mereka lupa, adalah bahwa angka yang diraih dua judul itu sebetulnya sama sekali bukan angka yang sedikit. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan partisipan EVO 2019 dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu catatan di forum Shoryuken menunjukkan data historis EVO sejak 2012 hingga sekarang, dan dari sini kita bisa lihat bahwa baik Soulcalibur VI maupun BlazBlue: Cross Tag Battle sebetulnya tergolong masih populer.

Partisipan EVO 2012:

  1. Street Fighter IV – 1.520
  2. Marvel vs. Capcom 3 – 1.248
  3. The King of Fighters XIII – 1.072
  4. Street Fighter x Tekken – 448 tim (896 orang)
  5. Soulcalibur V – 416
  6. Mortal Kombat 9 – 304

Partisipan EVO 2013:

  1. Super Street Fighter IV: Arcade Edition – 1.601
  2. Ultimate Marvel v. Capcom 3 – 1.297
  3. Super Smash Bros. Melee – 696
  4. Injustice: Gods Among Us – 582
  5. Street Fighter x Tekken – 545
  6. The King of Fighters XIII – 433
  7. Persona 4 Arena – 400
  8. Tekken Tag Tournament 2 – 355
  9. Mortal Kombat 9 – 233

Partisipan EVO 2014:

  1. Ultra Street Fighter IV – 1.979
  2. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 1.014
  3. Super Smash Bros. Melee – 970
  4. BlazBlue: Chronophantasma – 508
  5. Killer Instinct – 338
  6. The King of Fighters XIII – 319
  7. Injustice: Gods Among Us – 311
  8. Tekken Tag Tournament 2 – 257

Partisipan EVO 2015:

  1. Ultra Street Fighter IV – 2.227
  2. Super Smash Bros. for Wii U – 1.926
  3. Super Smash Bros. Melee – 1.869
  4. Mortal Kombat X – 1.162
  5. Guilty Gear Xrd SIGN – 968
  6. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 816
  7. Tekken 7 – 458
  8. Persona 4 Arena Ultimax – 437
  9. Killer Instinct – 397

Partisipan EVO 2016:

  1. Street Fighter V – 5.107
  2. Super Smash Bros. for Wii U – 2.662
  3. Super Smash Bros. Melee – 2.372
  4. Pokken Tournament – 1.180
  5. Guilty Gear Xrd Revelator – 910
  6. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 782
  7. Mortal Kombat XL – 713
  8. Tekken 7 – 549
  9. Killer Instinct – 546

Partisipan EVO 2017:

  1. Street Fighter V – 2.622
  2. Super Smash Bros. for Wii U – 1.515
  3. Super Smash Bros. Melee – 1.435
  4. Tekken 7 – 1.278
  5. Injustice 2 – 883
  6. Guilty Gear Xrd REV 2 – 827
  7. Ultimate Marvel vs. Capcom 3 – 648
  8. BlazBlue: Central Fiction – 499
  9. The King of Fighters XIV – 375

Partisipan EVO 2018:

  1. DragonBall FighterZ – 2.575
  2. Street Fighter V: Arcade Edition – 2.484
  3. Tekken 7 – 1.538
  4. Super Smash Bros. for Wii U – 1.354
  5. Super Smash Bros. Melee – 1.351
  6. BlazBlue: Cross Tag Battle – 1.178
  7. Guilty Gear Xrd REV 2 – 629
  8. Injustice 2 – 363

Partisipan EVO 2019:

  1. Super Smash Bros. Ultimate – 3.492
  2. Street Fighter V: Arcade Edition – 1.929
  3. Tekken 7 – 1.885
  4. Samurai Shodown – 1.719
  5. Mortal Kombat 11 – 1.567
  6. Under Night In-Birth Exe: Late[st] – 1.156
  7. DragonBall FighterZ – 1.191
  8. Soulcalibur VI – 742
  9. BlazBlue: Cross Tag Battle – 640
UNIST - Screenshot
Pelan tapi pasti, Under Night In-Birth jadi judul “anime fighters” paling populer | Sumber: Steam

Memang bila dibandingkan judul-judul di atasnya, partisipan Soulcalibur VI dan BlazBlue: Cross Tag Battle di tahun 2019 tergolong rendah. Tapi sebetulnya angka tersebut pun termasuk tinggi bila dibandingkan EVO tahun-tahun sebelumnya. Andai angka ini terjadi di tahun 2012, maka dua judul itu akan masuk sebagai turnamen terpopuler keempat dan kelima. Artinya sebenarnya mereka bukan “game mati”, hanya saja EVO telah tumbuh menjadi begitu besar dan begitu ramai sehingga angka 742 dan 640 orang terlihat sedikit.

Bagi para pemain Super Smash Bros. Melee, Super Smash Bros. Ultimate memang tetap merupakan sebuah game berbeda. Akan tetapi Super Smash Bros. Ultimate memiliki gameplay yang cukup baik untuk dimainkan kompetitif. Beberapa pemain profesional Smash pun telah berpindah dari Melee ke Ultimate, contohnya seperti Armada, Mew2King, dan Hungrybox, meskipun ada juga yang tetap memainkan keduanya. Komunitas Melee dan Ultimate belum sepenuhnya bersatu, tapi melihat jumlah partisipan Super Smash Bros. Ultimate di tahun 2019 lebih tinggi dari Super Smash Bros. Melee dan Super Smash Bros. for Wii U digabung pada tahun sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa ada potensi untuk mengarah ke sana.

Terlepas dari opini yang beredar tentang pro dan kontra EVO 2019, angka-angka di atas menunjukkan satu hal yang pasti. Yaitu bahwa minat masyarakat terhadap fighting game kompetitif telah meningkat sangat pesat dalam tujuh tahun terakhir. Para penggemar Soulcalibur dan BlazBlue pun tidak perlu kecil hati, karena seri kesayangan mereka masih tetap populer. Hanya saja belakangan ini fighting game berkualitas di pasaran sudah sangat lumrah, dan ada judul-judul dengan penggemar yang lebih banyak.

Memang EVO 2019 belum bisa memecahkan rekor partisipan Street Fighter V di tahun 2016 yang fantastis melebihi 5.000 orang. Tapi ketika Street Fighter VI muncul nanti, jangan heran bila rekor itu terlampaui dengan mudah. Fighting game sudah bukan lagi esports “bawah tanah” yang digelar di arcade center secara kecil-kecilan, tapi sudah menjadi tontonan mendunia dengan banyak penggemar setia. Mudah-mudahan di Indonesia pun bisa demikian.

Sumber: Shoryuken, Joey Cuellar

Pendaftaran EVO 2019 Ditutup, Organizer Wacanakan Perubahan Distribusi Hadiah

Ajang kompetisi fighting game terbesar di dunia EVO 2019 semakin mendekat. Dengan sisa waktu kurang dari sebulan, panitia EVO hari ini baru saja menutup registrasi turnamen. Berikutnya tinggal menunggu waktu saja sampai hari-H acara, yaitu tanggal 2 – 4 Agustus di Mandalay Bay, Las Vegas.

EVO 2019 mempertandingkan sembilan game dari berbagai developer. Ketika daftar game ini diumumkan, ada sebagian komunitas yang kecewa karena Super Smash Bros. Melee tidak muncul. Padahal game itu telah menjadi judul utama selama enam tahun terakhir, bahkan salah satu cabang dengan jumlah partisipan paling ramai. Tapi keputusan EVO untuk meninggalkan Super Smash Bros. Melee dapat dimengerti. Selain memang usianya sudah sangat tua, juga telah ada pengganti yang layak yaitu Super Smash Bros. Ultimate.

Seiring pendaftaran turnamen ditutup, CEO EVO Joey “MrWiz” Cuellar menunjukkan jumlah partisipan total untuk semua semua game yang dipertandingkan. Ternyata Super Smash Bros. Ultimate berhasil menjadi game dengan partisipan terbanyak, bahkan menurut Cuellar, EVO 2019 juga merupakan turnamen Smash terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah. Berikut ini jumlah partisipannya:

  • Super Smash Bros. Ultimate – 3.492
  • Street Fighter V: Arcade Edition – 1.929
  • Tekken 7 – 1.885
  • Samurai Shodown – 1.719
  • Mortal Kombat 11 – 1.567
  • Under Night In-Birth Exe: Late[st] – 1.156
  • Dragon Ball FighterZ – 1.191
  • Soulcalibur VI – 742
  • BlazBlue: Cross Tag Battle – 640

Angka di atas menunjukkan bahwa kepopuleran Super Smash Bros. Ultimate tidak hanya terjadi di kalangan gamer kasual, tapi juga gamer serius dan profesional. Di bulan April lalu Nintendo mengabarkan bahwa judul ini telah terjual 13,81 juta kopi di seluruh dunia, mengalahkan total penjualan console Wii U sepanjang masa.

Super Smash Bros. Ultimate - Screenshot
Super Smash Bros. Ultimate | Sumber: Nintendo

Ini juga menunjukkan bahwa para fans Super Smash Bros. kompetitif akhirnya bisa bersatu setelah sekian lama terpecah (Smash Melee vs. Smash modern). Tampaknya keputusan Masahiro Sakurai membuat Super Smash Bros. Ultimate dapat dinikmati untuk kasual sekaligus esports adalah keputusan yang sangat tepat.

Di samping menutup pendaftaran, ada satu isu lagi yang diangkat Cuellar berkaitan teknis EVO nanti, yaitu distribusi hadiah. Sudah jadi tradisi EVO sejak tahun 2002 bahwa juara 1 di EVO berhak membawa pulang sebagian besar uang hadiah (60%). Namun organizer EVO ingin melakukan perubahan dengan menurunkan jumlah hadiah juara 1 dan 2, tapi menaikkan hadiah peringkat-peringkat di bawahnya (sampai Top 8).

Lewat Twitter, Cuellar membuka polling untuk menentukan sistem mana yang sebaiknya digunakan. Saat artikel ini ditulis polling tersebut telah diikuti 16.682 orang, dengan 92% suara mendukung sistem distribusi hadiah baru. Jadi kemungkinan besar perubahan ini benar-benar akan diterapkan.

Selain pilihan yang ditawarkan Cuellar, banyak juga penggemar yang memberi masukan lain tentang distribusi ini. Misalnya memberikan hadiah tidak hanya untuk Top 8 namun hingga Top 32, atau setidaknya memberikan semacam cendera mata agar mereka punya kenang-kenangan untuk dibawa pulang. Ada juga usulan yang nyeleneh seperti “winner takes all”. Mana pilihan yang nantinya diambil Cuellar dan para panitia EVO, kita tunggu saja di tanggal 2 Agustus nanti.

Sumber: EventHubs, Joey Cuellar

NuckleDu Gelar Sayembara untuk Sponsori Pemain Fighting Game Terbang ke EVO

Bila kita berbicara tentang komunitas fighting game, selalu ada satu hal yang menjadi ciri khas menonjol sejak dahulu, yaitu kebersamaan. Fighting game memang sejak dulu selalu bisa menyatukan para pemainnya di level akar rumput, bahkan meskipun mereka sudah menjadi atlet besar atau juara dunia. Mengapa hal ini bisa terjadi, rasanya sulit untuk menjawabnya. Yang jelas memang solidaritas tersebut hingga kini tetap terjaga.

Kebersamaan itu yang membuat lumrah di kalangan penggemar fighting game untuk saling membantu apabila ada kawan hendak berangkat ke turnamen namun terhalang masalah dana. Contohnya seperti dilakukan oleh NuckleDu alias Du Dang, atlet Street Fighter V yang kini tergabung dengan tim Echo Fox. Sejak beberapa tahun lalu, NuckleDu punya kebiasaan untuk mensponsori sejumlah penggemar Street Fighter yang ingin berangkat ke turnamen EVO. Di tahun 2019 pun ia melakukan hal yang sama.

Kali ini NuckleDu akan “menerbangkan” tiga orang dari komunitas fighting game untuk hadir di turnamen EVO 2019. Berhubung NuckleDu merupakan pemain berdarah Vietnam, ia ingin mengikutsertakan pemain Vietnam dalam kegiatannya ini. Supaya adil, NuckleDu akan mengadakan turnamen kecil-kecilan di Vietnam pada tanggal 31 Mei 2019 nanti, dengan bantuan dari panitia Saigon Cup 2019. Juara 1 dan 2 dalam turnamen tersebut berhak pergi ke EVO Las Vegas, dengan tiket pesawat, akomodasi, serta registrasi sepenuhnya ditanggung NuckleDu.

Lalu bagaimana dengan slot ketiga? Untuk ini NuckleDu mengadakan giveaway di Twitter yang bisa diikuti oleh siapa saja. Sama seperti dua slot sebelumnya, seluruh tiket, hotel, dan pendaftaran pun ditanggung. Menariknya adalah NuckleDu tidak memberi syarat apa pun untuk mengikuti giveaway ini kecuali “bila Anda sudah kaya lebih baik beli tiket sendiri”. Bahkan pemenang giveaway tidak harus menghadiri EVO sebagai peserta.

Menurut keterangan yang ia tulis di situs Gleam.io, tujuan diadakannya giveaway ini adalah untuk memberi kontribusi balik kepada komunitas fighting game. Ia tidak membatasi apakah peserta giveaway ini orang yang datang sebagai kompetitor atau hanya sekadar ingin jalan-jalan saja. Cara mengikutinya pun mudah, Anda dapat melakukan berbagai cara untuk mendapatkan entri giveaway, mulai dari mem-follow NuckleDu di Twitter, subscribe channel YouTube NuckleDu, dan masih banyak lagi.

Bagaimana, apakah Anda penggemar Street Fighter yang sudah lama bermimpi bertanding di panggung EVO? Atau hanya sekadar ingin menyaksikan jawara-jawara fighting game beraksi dari dekat? Apa pun tujuannya, Anda punya kesempatan memenangkan giveaway tersebut. Cukup dengan mampir di tautan berikut. Semoga beruntung!

Sumber: NuckleDu

Capcom Pro Tour 2019 Dimulai pada Bulan Maret, Terapkan Sistem Kualifikasi Baru

Capcom baru saja mengumumkan jadwal resmi untuk rangkaian kompetisi Capcom Pro Tour (CPT) 2019. Sama seperti tahun 2018 kemarin, CPT 2019 masih akan fokus pada game Street Fighter V: Arcade Edition, namun ada beberapa perubahan dalam sistem kualifikasinya. Menurut Capcom, perubahan ini dilakukan dalam rangka menyederhanakan kualifikasi regional dan memberi kesempatan partisipasi bagi wilayah-wilayah baru, seperti Australia atau Timur Tengah.

Pada dasarnya, Capcom Pro Tour adalah serangkaian turnamen sepanjang tahun yang diakui resmi oleh Capcom dan memiliki berbagai tingkatan. Dengan bertanding di turnamen-turnamen yang terdaftar di Capcom Pro Tour, seorang pemain dapat mengumpulkan CPT Point, dan nantinya CPT Point akan menjadi penentu apakah ia lolos ke acara puncak (Capcom Cup) atau tidak.

Gachikun - Capcom Cup 2018 Champion
Gachikun otomatis lolos ke Capcom Cup 2019 | Sumber: Capcom

Capcom Cup 2019 menyediakan slot untuk 32 peserta, dengan pilihan jalur kualifikasi sebagai berikut:

  • 1 orang juara Capcom Cup 2018 (Gachikun) otomatis lolos
  • 26 orang pemain peringkat tertinggi Global Ranking Point Leaderboard
  • 4 orang pemenang Regional Finals Tournament
  • 1 orang pemenang Capcom Cup Last Chance Qualifier

Hal yang berbeda kali ini adalah bahwa terdapat dua Leaderboard terpisah, yaitu Global Ranking Point Leaderboard dan Regional Ranking Point Leaderboard. Pemain yang tinggal di Amerika Utara (NA), Amerika Latin (LATAM), Eropa (EU), dan Asia dapat mengikuti turnamen di wilayahnya untuk memperoleh CPT Point khusus yaitu Regional Ranking Point. Sebagai gantinya, mereka tidak akan mendapatkan CPT Point biasa (Global Ranking Point). Nantinya, 8 orang peraih Regional Ranking Point tertinggi di tiap wilayah akan diadu dalam Regional Finals Tournament untuk menentukan siapa yang lolos ke Capcom Cup 2019.

CPT 2019 - Regional Point Ranking Leaderboard
Turnamen di wilayah tinggal akan memberikan Regional Ranking Point | Sumber: Capcom

Sementara itu, untuk perolehan CPT Point global, Capcom membagi turnamen di seluruh dunia ke dalam empat tingkatan, masing-masing dengan perolehan poin berbeda. Empat tingkatan itu adalah:

  • Super Premier Event: Tiga turnamen Street Fighter V termegah, yaitu EVO 2019, Japan Premier, dan North American Regional Finals Open Tournament
  • Premier Event: Turnamen-turnamen berskala besar lainnya, termasuk empat Regional Finals Tournament
  • Ranking Event: Turnamen-turnamen umum berskala kecil, jumlahnya ada 37 event di seluruh dunia
  • Online Ranking Event: Turnamen online, kesempatan meraih poin bagi pemain yang tak dapat mengikuti turnamen lainnya

Mungkin Anda bingung karena ada nama Regional Finals di dua tingkat, yaitu Super Premier Event dan Premier Event. Sebenarnya, di setiap turnamen Regional Finals, selalu ada turnamen sampingan yang terbuka untuk umum, yang disebut Open Tournament. Tahun ini Capcom rupanya menempatkan Open Tournament di NA Regional Finals dalam posisi yang sangat tinggi, sejajar dengan EVO 2019.

CPT 2019 - Global Ranking Point
Turnamen global memberikan poin berbeda sesuai tingkatan turnamennya | Sumber: Capcom

Pertimbangannya bisa jadi adalah karena Amerika Utara merupakan wilayah kompetisi yang paling ramai dan paling sering mengadakan turnamen besar. Selepas pengumuman ini, ada sebagian penggemar fighting game di forum-forum yang menyuarakan protes karena wilayah NA seperti mendapat perlakuan spesial. Tapi tentu Capcom punya pemikiran tersendiri. Super Premier Event sendiri merupakan tingkatan baru yang tidak ada di CPT 2018.

Sama seperti tahun lalu, dalam Capcom Pro Tour 2019 seorang pemain tidak boleh menempati lebih dari satu slot kualifikasi. Seandainya ada yang berhasil melakukannya (misalnya peringkat 1 CPT Global Ranking Point sekaligus lolos di Regional Finals Tournament), maka slot kualifikasi akan diberikan ke peserta lain yang menempati peringkat di bawahnya.

Turnamen pertama dalam rangkaian Captom Pro Tour 2019 diadakan pada tanggal 15 Maret 2019. Hidangan pembuka itu adalah turnamen Final Round 2019 di Amerika Serikat yang merupakan sebuah Premier Event. Kemudian CPT 2019 akan terus berlangsung selama 9 bulan lamanya dengan total prize pool senilai lebih dari US$600.000. Puncak kompetisi ini adalah Capcom Cup 2019 di bulan Desember nanti. Bisakah Gachikun mempertahankan gelar juaranya, ataukah akan muncul juara baru?

Sumber: Capcom

Komunitas Fighting Game Australia Bersatu untuk Menghadapi EVO 2019

Pemain video game kompetitif tentu punya impian untuk menaklukkan kancah turnamen tertinggi dunia, dan di dunia fighting game, itu berarti panggung Evolution Championship Series (EVO). Namun untuk dapat berpartisipasi saja kendalanya cukup besar, sebab EVO hanya digelar di Amerika Serikat. Butuh biaya cukup besar untuk sekadar berangkat ke sana, juga biaya akomodasi selama beberapa hari EVO berlangsung.

Komunitas fighting game di Australia punya ide menarik untuk membantu para talenta potensial berangkat ke EVO. Melalui sebuah sirkuit kompetisi lokal bernama BAM Path to EVO, mereka ingin menyatukan seluruh pemain fighting game Australia dan Selandia Baru (ANZ) dalam sebuah leaderboard nasional yang terpusat. Lewat sistem ini, mereka ingin menemukan talenta-talenta terbaik untuk dikirim sebagai perwakilan negara ke EVO.

Dalam BAM Path to EVO, para pemain fighting game akan bertarung di cabang Street Fighter V, Tekken 7, serta Super Smash Bros. Ultimate. Para pemain terbaik yang muncul kemudian akan maju ke turnamen fighting game nasional bernama Battle Arena Melbourne (BAM). Juara turnamen BAM inilah yang kemudian akan mendapat tiket penerbangan serta akomodasi ke Las Vegas untuk bertanding di EVO 2019.

BAM Path to EVO dicetuskan oleh gabungan tiga komunitas yaitu CouchWarriors, OzHadou, dan Standing Fierce. Tiga komunitas tersebut terletak di kota yang berbeda-beda, namun memiliki passion yang sama untuk memajukan dunia fighting game di wilayah ANZ. Dipimpin oleh CouchWarriors, komunitas-komunitas ini menjalin kerja sama dengan Twitch untuk mengangkat event mereka ke permukaan.

“Menarik sekali melihat bahwa ketika orang-orang bermain secara kompetitif, hal itu dapat mendatangkan perhatian. Sebagai organizer turnamen aneh rasanya berkata bahwa saya terkejut, tapi saya memang terkejut. Kami mendapat jumlah pemirsa yang baik. Kurang lebih berkisar antara 300 – 500 concurrent view, angka yang bagus untuk stream di ANZ,” ujar Daniel Chlebowczyk dari CouchWarriors, dikutip dari Esports Observer.

Pihak Twitch merasa bahwa komunitas fighting game sebetulnya punya ikatan persahabatan yang kuat, tapi mereka terlalu tersebar. Lewis Mitchell, ANZ Partnership Lead di Twitch, berkata, “Setiap kali saya berkumpul dengan komunitas fighting game, mereka selalu merupakan komunitas paling ramah dan terbuka yang pernah saya temui. Inisiatif ini bertujuan membantu mendorong (kegiatan mereka).” Mitchell berharap bahwa dalam waktu dua tahun, komunitas fighting game ANZ sudah bisa bersatu, menjalankan kegiatan sendiri, termasuk mengembangkan model bisnis secara mandiri.

Problem X - EVO 2018
Problem X (Benjamin Simon), juara EVO 2018 setelah mengalahkan Tokido | Sumber: Game Informer

Pertandingan BAM Path to EVO akan berjalan setiap satu minggu sekali. Sebagian pertandingan itu diadakan secara online, tapi ada juga offline event yang dapat memberi poin klasemen. Puncaknya, para pemegang peringkat tertinggi akan bertarung di Battle Arena Melbourne 11 pada tanggal 17 – 19 Mei 2019 nanti.

Sistem BAM Path to EVO cukup mirip dengan Capcom Pro Tour, di mana petarung dari seluruh dunia dapat mengumpulkan poin kualifikasi kemudian maju ke acara puncak yaitu Capcom Cup. Bedanya, Capcom Pro Tour berskala global, sementara BAM Path to EVO skalanya hanya nasional/regional. Twitch dapat membantu mendorong kegitan skala regional seperti ini, dan mungkin saja hal yang sama dapat diterapkan di wilayah lain, misalnya Indonesia.

Sumber: Esports Observer