Langkah-Langkah Mengembangkan Organisasi Esports di SEA | Evolving EVOS #3

Editorial: Artikel ini adalah artikel kedua, tentang perjalanan EVOS Esports. Anda bisa membaca artikel kedua di tautan ini

Saya tidak rugi apapun dan tidak punya waktu banyak untuk kalah, saya berusaha semaksimal mungkin.

Mengembangkan Merek EVOS

Hal pertama yang saya harus lakukan adalah membangun EVOS menjadi sesuatu yang lebih besar, menjadi sebuah merek ternama. Sejak kesepakatan dengan Traveloka dan Lenovo untuk EVOS Indonesia, namun ini menjadi pertanda bahwa pemilik merek di Indonesia mulai melihat esports sebagai jalan untuk strategi pemasaran mereka. Untuk itu, saya mengambil keputusan untuk berinvestasi di game Mobile Legends dan AOV serta mengambil tim di Indonesia dalam rencana untuk mengembangkan brand EVOS.

1

Waktu itu, kedua game yang disebutkan di atas mulai mendapatkan popularitas di komunitas gamers, dan hanya tinggal menunggu waktu sampai jumlah penggemarnya semakin besar dan melejit sehingga membuat brand tertarik ke EVOS lagi. Kamu butuh mempersiapkan dan memposisikan diri kami sebagai tim nomor satu di Indonesia. Jika nantinya brand akhirnya melihat potensi esports, maka mereka tau harus mencari siapa untuk bermitra. Menjadi terdepan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan EVOS. Saya dan para partner saya melihat geliat brand untuk masuk ke esports, jadi kami berinvestasi untuk merek kami.

Strategi kami cukup sederhana, kami memilih tim amatir terbaik, memberikan mereka fasilitas gaming house untuk berlatih dengan harapan mereka akan bisa memenangkan turnamen lokal. Formula yang sama kami terapkan dengan tim DOTA kami, sambil kembali kami mengembangkan aspek media sosial. Akun Facebook dan Instagram kami mulai bertumbuh cepat; kunci utamanya adalah untuk bisa berinteraksi dengan para fans. Kami merekrut orang hanya untuk membalas pesan yang datang ke akun EVOS serta mereka yang menulis tentang EVOS. Jika fans melihat akun resmi membalas komentar mereka, maka mereka akan memiliki koneksi dengan tim. Lambat namun meyakinkan, EVOS akan menjadi sebuah nama yang akan dikenal.

Membangun Talent

Selama beberapa bulan, EVOS mengalami perjalanan yang cukup seru. Tim AOV baru kami sangat bisa menerima metode yang kami jalankan dan secara pesat menjadi tim terbaik di Indonesia. Tim bisa mengalahkan semua tim Indonesia lain dan menjadi pemenang kompetisi AOV Star League, serta bisa masuk kualifikasi acara AOV World Cup di Los Angeles. Kami mulai merambah internasional.

2

Di sisi lain, tim Mobile Legends kami tidak mendapatkan kesuksesan. Masalah internal mulai muncul, dan para pemain tidak mau ikut sistem yang kami tentukan. Dari sini akhirnya kami memutuskan untuk mengubah strategi perekrutan pemain, alih-alih hanya merekrut pemain terkenal, kami memilih untuk mencari pemain terbaik yang sedang berkembang dan tumbuh bersama mereka di bawah merek EVOS. Dengan cara ini kami bisa menjaga pengeluaran, karena kami merekrut pemain yang belum terkenal tetapi kami kembangkan untuk menjadi pemain besar lewat strategi media sosial kami yang cukup agresif. Sampai pemain ini menjadi ikon gaming.

Dari sana, dengan menggunakan teori yang sama, kami mulai bekerja dan mencari tim Mobile Legends baru kami. Saya ingat bagaimana saya memandangi leaderboard dari game tersebut, hanya untuk mencari pemain potensial untuk saya rekrut. Ini adalah salah satu contoh kerja keras di dunia esports yang tidak banyak orang tahu, berjam-jam mencari pemain potensial yang mungkin bisa dikembangkan menjadi pemain terbaik. Beruntung bagi EVOS, kami bisa menemukan JessNoLimit dan Oura. Mereka bisa dibilang sebagai talent top di Mobile Legends dengan 80 ribu dan 30 ribu follower, namun kami melihat potensi untuk mengembangkan mereka ke level yang lebih tinggi. Jika EVOS membantu mereka termasuk memasarkan konten yang mereka buat, mereka akan menjadi terkenal. Dan benar saja, setelah beberapa bulan di bawah nama EVOS, mereka menjadi muka dari game Mobile Legends di Indonesia dengan mendapatkan lebih dari 1 juta subsrcibers di YouTube dalam rentang waktu 6 bulan.

3

Meluaskan Cakupan Bisnis

Tidak terasa 2017 berlalu dengan sangat cepat, saya dan partner saya ingin merestrukturisasi rencana kami kedepan, memposisikan brand EVOS Esports dikenal sehingga sponsor akan melihat kami ketika akan masuk ke ranah esports. Kami berdiskusi sangat panjang untuk aspek ini, bagian mana yang harus menjadi fokus kami? Apakah membangun tim dan menargetkan menang turnamen?

Then, it hit us.

Faktor utama sponsor ingin bekerja sama dengan tim adalah pengaruh yang bisa kami berikan. Sponsor ingin dikenal. Jadi kami harus mengisi ruang tersebut. Kami mulai berfokus pada strategi media sosial kami dengan lebih intens. Peningkatan engagement, peningkatan interaksi dengan fans. Ini mengantarkan kami pada ide untuk mengadakan fan meetup pertama di esports dengan tim Mobile Legend kami.

Itu adalah ide yang hadir secara cepat, tetapi kami berpikir, kenapa tidak mencobanya untuk melihat animo pasar. Kami mungkin bisa mengumpulkan beberapa fans EVOS untuk hadir di acaranya.

Well, kita bilang saja kita salah.

Acara tersebut mengumpulkan begitu banyak orang dan membuat ricuh mall. Kami sampai harus menyewa orang khusus untuk mengontrol massa yang hadir. Suasanya waktu itu sangat epic. Tidak hanya memberikan gambaran seberapa besar EVOS tetapi juga memberikan gambaran besarnya potensi esports di Asia Tenggara.


View this post on Instagram

#EVOSROAR @jessnolimit @ekooju @bassklemens @aprizal_72 @yurinoangkawijaya @evosesports

A post shared by EVOS.ToxiCEO (@ivanysscm) on

Sejak malam itu, kami memutuskan untuk meluncurkan EVS Talents, ini untuk memisahkan sisi ‘pemasaran media sosial’ dengan sisi esports di EVOS. Dengan strategi ini sebagai perusahaan, kami bisa memiliki potensi untuk bertumbuh. Kita tidak hanya akan mentok pada pemain esports saja tetapi memungkinkan kita untuk mendekati konten kreator terkenal dan mengajak mereka masuk di bawah brand EVOS. Meningkatkan pengaruh kami di ranah gaming.

4

Dengan konsep ini membuat posisi kami siap untuk menghadapi epidemik livestream yang hadir dari perusahaan asal Tiongkok. Waktunya hampir bersamaan dengan layanan streaming seperti Cube dan HUYA berekspansi ke area SEA. Kami tahu bahwa jika hal ini terjadi, uang akan juga hadir bersama dengan ekspansi ini. Kami hanya tidak tahu waktu tepatnya hal itu akan terjadi. Untuk meningkatkan portofolio influencer kami, EVS Talents dengan cepat mengontrak influencer seperti DylandPROS, Ej Gaming dan Warpath. Hal ini memungkinkan kami untuk meningkatnkan pengarug brand EVOS.

Ledakan Layanan Live Streaming

Ini bermula dari sebuah pesan lewat Instagram. Akun EVOS Esports kami menerikan pesan dingin dari HUYA yang menawarkan kemungkinan partnership. Pesan tersebut membuka ide, kami mulai mengeksplorasi kemungkinan lain dengan platform streaming. Kami mencari deal yang lebih baik dan mencoba bernegosiasi dengan Twitch untuk kemitraan livestream.

Twitch setuju untuk memberikan sejumlah pemasukan per bulan, yang sebenarnya sebuah kesepakatan yang menguntungkaan. Partner EVOS juga mau utnuk mengambil kesepakatan tersebut. Tetapi EVOS ingin mencoba lebih jauh lagi, mungkin kami bisa mendapatkan sedikit lebih keuntungan, lalu kami mencari kesepakatan lain. Setelah beberapa waktu, kami bertemu dengan Nimo dan pada akhirnya berhasil mendapatkan deal yang besar dengan mereka. Kami memutuskan untuk bekerja sama dengan Nimo. Kesepatakan ini memungkinkan EVOS Esports menjadi tim di SEA yang pertama kali mendapatkan revenue tahunan lebih dari 1 juta USD, sebuah batu loncatan yang sangat tinggi bagi EVOS.

5

Semua ini bisa terjadi karena kami tidak hanya diam menunggu sesuatu untuk terjadi. Jika kami memutuskan untuk menunggu kesepakatan dengan Twitch, kami mungkin akan kehilangan kesempatan besar dengan Nimo dan kehilangan pendapatan yang sangat besar. Kondisi ini juga bisa diterapkan di berbagai peluang bisnis lainnya, Anda harus selalu mengerti nilai dari bisnis Anda dan jangan puas dengan kesepakatan pertama yang datang ke meja Anda. Ingatlah untuk selalu melalukan survei dan melihat kondisi sekitar, siapa tahu, Anda bisa mendapatkan deal yang lebih baik. Seperti halnya EVOS.

To Infinity & Beyond

Sementara di Indonesia buku finansial perusahaan mulai terlihat lebih baik; di Vietnam, sistem kami mulai menemukan hasil. Tim League of Legends, yang hampir pernah akan gagal masuk kualifikasi VCSA, kini mulai meraja di seluruh Vietnam. Mereka berhasil finis pada musim berjalan VCSA dengan skor 12-1 serta menang ajang Vietnam Championship, masuk kualifikasi Mid-Season Invitationals, sebuah ajang turnamen internasional League of Legends yang menghadirkan tim-tim hebat dari selurut dunia untuk berkumpul dan bertanding.

6

Tim kami bermain secara fenomenal selama turnamen dan mengalahkan nama besar di esports seperti Team Liquid dan Fnatic. EVOS mulai mendapatkan perhatian. Waktu itu bersamaan dengan waktu ketika Travis Gafford mewawancara saya tentang perkembangan esports di Vietnam, dan di situ saya mulai menyadari potensi dari EVOS Esports sebagai brand global.

Dengan sukses di Vietnam, lalu kesepakatan Nimo serta tim LoL memberikan hasil baik di MSI Paris, perkembangan baik hadir ke EVOS. Saya ingin melanjutkan tren baik perkembangan yang terjadi dan bahkan ingin bergerak lebih besar lagi. Kami tidak bisa berhenti terus berkembang karena jika kami puas dengan apa yang telah kami punya, kompetitor kami akan mulai mengejar.

Selanjutnya, Thailand.

7

Bersambung ke tulisan berkutnya.

Tulisan berseri ini adalah tulisan tamu dan ditulis oleh Ivan Yeo – Chief Executive Officer dan co-founder EVOS Esports. Tulisan asli dalam bahasa Inggris pertama kali dimuat di laman LinkedIn Ivan Yeo. Publikasi dan terjemahan dilakukan tim Hybrid dan telah mendapatkan izin penulis.

Ingin Jadi Brand Lifestyle, EVOS Luncurkan Kolab Fashion dengan Thanksinsomnia

Siapa tak kenal nama EVOS Esports? Tim berlogo macan putih ini adalah salah satu organisasi esports di Indonesia yang paling sukses dan berprestasi. Meski pendiriannya diwarnai berbagai kesulitan bahkan sempat nyaris tutup, kini EVOS telah tumbuh menjadi jawara di berbagai cabang game. Tak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.

Belakangan ini EVOS semakin gencar menjalin kerja sama dengan berbagai brand di tanah air. Menyusul kolaborasi dengan J&T Express beberapa waktu lalu, sekarang EVOS meluncurkan kerja sama bertema fashion dengan brand streetwear Thanksinsomnia. Menurut keterangan di siaran persnya, EVOS adalah tim esports pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan pelaku industri fashion dalam menciptakan streetwear bertema esports.

EVOS x Thanksinsomnia - Photo 1

Tujuan kolaborasi ini adalah sebagai strategi EVOS untuk mengembangkan organisasi tidak hanya sebagai tim esports, tapi juga sebagai brand lifestyle. “Tentunya kami bangga EVOS menjadi tim esports pertama di Inodnesia yang berkolaborasi dengan brand streetwear. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Thanksinsomnia yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk berkolaborasi dalam menggabungkan industri fashion dan industri esports. Melalui terobosan terbaru ini pula, kami ingin lebih dikenal bukan hanya sebagai tim esports saja, tetapi juga sebagai brand lifestyle,” ujar Yansen Wijaya, Merchandise Manager di EVOS Esports.

“Dalam waktu dekat kami juga akan meresmikan outlet pertama kami di Jakarta untuk memenuhi permintaan masyarakat, khususnya komunitas esports untuk memiliki official merchandise EVOS,” tambahnya. EVOS sebetulnya sudah cukup lama menjual berbagai merchandise untuk para penggemar, tapi sejauh ini kebanyakan penjualannya dilakukan secara online saja.

EVOS x Thanksinsomnia - Photo 2

Mohan Hazian selaku founder Thanksinsomnia pun menyambut kerja sama ini dengan gembira. “Kolaborasi ini merupakan hal baru bagi Thanksinsomnia, di mana kita tahu bahwa EVOS Esports memiliki reputasi yang baik dalam industri esports di Indonesia. Hal ini yang membuat kami yakin untuk berkolaborasi dengan EVOS dalam menciptakan produk yang fresh kepada konsumen kami, salah satunya dengan mengeluarkan produk bertemakan esports,” paparnya.

EVOS telah merilis beberapa foto produk hasil kolaborasi kedua pihak tersebut, yang bisa Anda lihat dalam artikel ini. Sesuai visi Thanksinsomnia yang menggabungkan tema graffiti, anime, serta grunge tahun 90an, produk-produk ini memiliki desain unik ala seni jalanan namun dengan sentuhan branding dari EVOS. Untuk produk t-shirt, Thanksinsomnia menjualnya dengan banderol Rp200.000. Sementara produk hoodie dijual dengan harga Rp350.000. Bila Anda penggemar EVOS Esports dan ingin menunjukkan identitas Anda di kehidupan sehari-hari, lini fashion baru ini bisa jadi pilihan yang menarik.

[Guest Post] Cerita Dibalik EVOS Esports yang Hampir Tamat | Evolving EVOS #2

Editorial: Artikel ini adalah artikel kedua, tentang perjalanan EVOS Esports. Anda bisa membaca artikel pertama di tautan ini

Semua berjalan secara baik dan sampai titik ini, saya dan partner masih menjalankan EVOS sebagai proyek sampingan dan hobi saja. Tim EVOS berkembang secara baik di tingkat lokal namun stagnan. Dan saya ingin mencari peluang baru untuk bertumbuh, karena saat itu pasar di Indonesia masih baru. 

Melebarkan Sayap

Waktu itu saya sedang melakukan riset tentang judul game apa yang bisa dipilih untuk EVOS sebagai perkembangan selanjutnya dan akhirnya saya berkesempatan untuk mempelajari Vietnam, lebih spesifik, game League of Legends di negara tersebut. Vietnam menjadi menarik karena memiliki 1 x-faktor, angka. 

The VCSA in Vietnam Was Getting A Lot of Viewership & Had High Potential

Tahun 2017, Vietnam memiliki basis pemain ke dua/tiga terbesar untuk LoL di dunia, hanya tertinggal dari Tiongkok dan setara dengan pemain besar seperti Korea. Secara natural, ketika basis pemain sangat besar, maka penonton dari liga profesional lokal juga akan besar. VSCA rata-rata memiliki 60 ribu CCU (concurrent viewers) di tahun 2017, sedangkan di Indonesia hanya bisa mencapai kurang lebih 10 ribu saja. Potensinya ada, EVOS hanya perlu memuikikan bagaimana caranya masuk pasar Vietnam.

Kemitraan Baru

Seperti yang saya sebutkan di artikel pertama, EVOS didirikan bersama oleh 4 orang. Michael, Hartman, saya sendiri – yang kesemuanya adalah teman satu SMA – dan satu lagi Wesley. Orang yang saya sebutkan terakhir ini adalah alasan kenapa EVOS bisa punya kesempatna untuk masuk pasar Vietnam. 

Fortius was the champions of Indonesia but couldn't beat the rest of the SEA teams.

Wesley memiliki tim di Indonesia dengan nama Fortius. Untuk berkompetisi di skena LoL di Indonesia. Wesley menggunakan pemain asing dari Vietnam di timnya, namun hasil dari tim tersebut tidak berjalan baik. Kami berdua bertemu dan akhirnya muncul rencana untuk menggabungkan kekuatan dan memindahkan divisi LoL ke Vietnam uagar bisa bermain di liga profesional di sana, VSCA. Kami membahas ide tersebut dengan partner lainnya di EVOS dan mereka setuju. Dalam waktu cepat, Vietnam menjadi target EVOS

Persiapan di Vietnam

Langkah pertama dalam proses ekpansi ke negara Vietnam adalah mendirikan tim yang kuat. Seperti halnya sebuah negosiasi umum, Anda harus memiliki pengaruh tertentu untuk mendapatkan deal terbaik. Untuk membuat roster yang kuat, kami membutuhkan pemain yang berpengaruh sebagai daya tarik bagi pemain-pemain bagus agar mau bergabung.

No alt text provided for this image

Untungnya, ketika Fortius bergabung ke EVOS Esports, kami bisa mempertahankan Beyond. Ia adalah salah satu pemain terkenal di Vietnam waktu itu, jadi kami mimiliki pondasi yang solid untuk membangin roster yang bagus. Selanjutnya, kami ingin mendapatkan YiJin di tim, salah satu pemain yang paling terkenal di skena LoL. Kami sadar, jika kami bisa mendapatkan dua pemain ini di tim, maka kami bisa memiliki pengaruh yang cukup untuk menarik pemain bagus lain untuk ikut bergabung. 

Kami telah memiliki rencana, menjalankannya dengan seksama dan akhirnya tim LoL bintang kami terbentuk, tim ini diisi oleh pemain dengan potensi yang sangat baik. Beberapa minggu berikutnya, saya dan partner super sibuk menyiapkan infrastruktur di Vietnam. Membangun gaming house dari nol. Merekrut manajer untuk memenej pemain, dan merekrut pekatih untuk membantu tim berlatih. Kami ingin memastikan bahwa kami memiliki peluang yang baik untuk lolos ke VCSA. 

The First EVOS Esports Roster

Banyak orang tidak menyadari bahwa tugas perusahaan/pemberi kerja untuk menyiapkan infrastruktur yang kuat bagi para karyawan mereka untuk tumbuh. Jika Anda gagal menyiapkan pondasi yang kuat, maka karyawan tidak akan melihat adanya peluang untuk tumbuh, mereka akan pergi. Demikianlah halnya dengan mendirikan tim esports, Anda harus menyediakan dukungan terbaik yang bisa Anda berikan agar pemain bisa berkembang. 

Rintangan Pertama

Kami telah mengatur semuanya dengan baik dan hasilnya juga mulai muncul. Kurang labih hanya satu bulan waktu yang kami miliki sebelum bermain di babak kualifikasi, dan tim dalam kondisi kompak serta percaya diri. Tim kami bisa bermain dengan standar yang sangat tinggi dan tidak pernah satu kali pun kalah dalam masa latihan, dengan skor pertandingan 25-0. Angka fantastis ini didapatkan dengan berlatih melawan tim terbaik di Vietnam. Kami menjadi tim yang ditakuti di Vietnam

No alt text provided for this image

Namun seiring perjalanan waktu, pemain kami menjadi terlalu percaya diri. Anda bisa melihat bahwa EVOS Esports yang sekarang memiliki banyak sekali staff manajemen yang menjaga agar para pemain sehat secara mental dan menjaga kondisi pemain dalam performa yang baik, namun tidak pada waktu itu. Kami tidak tau apa-apa, kami kira pemain yang percaya diri adalah sebuah keuntungan, namun kami sangat salah. 

No alt text provided for this image

Satu hari sebelum pertandingan kualifikasi, mulai muncul masalah. Pemain mulai saling komplain satu dengan yang lain, saling menyalahkan untuk kesalahan kecil dan saling klain bahwa ia paling layak diberi predikat pemain paling jago di tim. Ego mulai muncul dan kami tidak tahu harus bagaimana mengatasinya. Namun, kami tetap yakin dengan kemampuan tim kami. Bgaimana tidak? Menang 25 kali vs kalah 0 dalam pertandingan latihan. 

Karena kualifikasi VSCA akan berjalan seharian, saya dan partner saya, Harman beranggapan bahwa kami tidak perlu hadir di turnamen sejak awal, lebih baik menambah waktu tidur dan istirahat, anggapan kami, tim setidaknya bisa bertahan sampai setelah makan siang. Mengingat kualitas bermain mereka, sepertinya tidak akan mengalami kendala berarti. 

Namun, kami salah. Tim kami kalah di ronder pertama. The. First, Round. 

Di tepi jurang 

Bagaimana caranya kemabli pulih dari keadaan seperti itu? Kami telah memberikan semua usaha kami dengan harapan bisa masuk VSCA. Ini harusnya menjadi langkah awal untuk EVOS agar bisa berada di peta esports dunia. Namun kenyataannya, kami malah menjadi 

Saya ingin menyerah dan menutup secara keseluruhan EVOS Esports.

Saat itu saya masih menjalankan 3 bisnis secara bersamaan, dan kondisi ini mulai memberikan dampak pada diri saya. Mulai muncul masalah kesehatan, khususnya punggung saya, mulai tidak nyaman. Selain itu, kondisi keuangan EVOS Esports juga mulai memburuk. Saya berpikir ini waktu yang tepat untuk menyerah dan fokus ke bisnis saya yang lain. 

Perubahan Nasib

Untungnya, tidak tidak semua hasil buruk menimpa EVOS Esports. Di Indonesia, strategi kami untuk membuat tim terkenal dengan memberikan porsi yang cukup besar di media sosial mulai mendapatkan hasil. Pemilik merek di Indonesia mulai melirik potensi tim esports dan ingin menjadi sponsor di EVOS Esports. 

No alt text provided for this image

Brand pertama yang bekerjasama dengan EVOS adalah Lenovo, mereka menawarkan deal pada kami dengan angka kurang lebih 7 ribu USD perbulan untuk kontrak satu tahun. Ini adalah salah satu kesepakatan sponsor terbesar di Indonesia pada tahun 2017. Selain itu, kami juga berhasil mendapatkan kontrak dari Traveloka dengan angka 8 ribu USD perbulan untuk satu tahun. Menjadi  kesepatakan sponsor terbesar ntuk merek non-endemic di Indonesia pada waktu itu. Tiba-tiba saja, kami memecahkan beberapa rekor. 

Dua kesepatakan ini saja membuat EVOS Esports bisa berjalan dan memberikan keuntungan untuk organisasi EVOS. Namun yang lebih penting, hal ini memberikan sebuah gambaran bagi saya dan partner, bahwa kerja keras kami mulai membuahkan hasil. 

Perubahan Strategi 

Kesepakatan dengan dua brand tersebut juga membuat kami mengubah strategi dalam mendirikan tim, alih-alih membangun tim secara kuat langsung, kami mencoba untuk membuat tim yang populer dan disukai oleh orang. Dengan cara ini, para penggemar memiliki tim populer yang bisa didukung, di sisi lain, brand bisa melihat pengikut yang besar yang bisa kami kumpulkan dari tim dan tertarik untuk menjadi keluarga EVOS. Menciptakan pengaruh.  

Jadi sekarang, daripada mencoba untuk menemukan pemain besar untuk meningkatkan performa tim, saya ingin mencari cara untuk membangun brand menjadi nama utama kami. Langkah selanjutnya adalah mencari brand ambassador, tim lain telah memiliki relasi dengan pemain game umum, EVOS membutuhkan keunggulan lain. 

Well, kami menemukannya secara cukup harafiah dalam seorang ‘angel’.

No alt text provided for this image

Di salah satu turnamen DOTA, para pemain EVOS berfoto dengan para merek pendukung, dan mereka membicarakan salah satu perempuan cantik, namanya Angel. Di tidak terkenal atau istimewa, tetapi tim DOTA saya suka dengannya karena kerehamannya. Saya jadi berpikir, jika pemain saya saja suka, mungkin gamers yang lain juga akan menyukainya. Mengapa tidak mengajaknya untuk bergabung dan menjadi EVOS Esports ambassador, tujuannya untuk membantu mengembangkan brand EVOS. 

Kami  berkomunikasi dan sisanya adlaah sejarah. Ketika Angel bergabung dengan EVOS, ia adalah seorang model untuk acara-acara dengan hanya 200 follower di IG. Kini, ia adalah seorang ikon gaming dnegan lebih dari 200 ribu follower dan menjadi muka dari EVOS Esports. 

Itulah strateginya: Menemukan talen potensial, bantu mereka berkembang. 

Titik paling rendah hidup saya

Semua berjalan baik, performa tim kami berjalan baik, bahkan tim LoL Vietnam kami juga bisa bermain di babak kualifikasi VSCA setelah saya membeli slot dari tim lain. Semuanya seperti memberikan harapan untuk keberhasilan. 

Well, tidak juga. 

Suatu hari di bulan Agustus tahun 2017, ketika saya ingin pergi mengunjungi para pemain di tim, saya menyadari bahwa tiba-tiba saya kehilangan tenaga. Saya merasa untuk berjalan menaiki tangga saja terasa sulit. Saya tidak ambil pusing, lalu pergi ke dokter untuk cek ringan karena saya pikir ini hanya masalah punggung biasa. Ternyata bukan. Saya didiagnosis dengan Kennedy Disease, sebuah penyakit genetik yang tidak tersembuhkan. 

Untuk yang tidak mengerti apa penyakit tersebut, tenang saja, saya juga tidak. Ini sebuah tutan untuk Anda mempelajari sendiri jika tertarik: https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/6818/kennedy-disease

No alt text provided for this image

Saat itu, saya tidak akan pernah melupakan apa yang dokter katakan pada saya. 

“Anda hanya punya 5 tahun lagi untuk bisa berjalan, makan atau berbicara secara normal”. Saya terhenyak. 

Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa tidak mau melakukan apapun. Sepertinya hidup saya jadi tidak punya tujuan lagi karena toh pada akhirnya itu akan pergi dari saya juga. Saya mengurung ini d irumah sendirian, berusaha untuk menemukan makna apa yang harus saya lakukan. 

Ketika itulah saya menyadari bahwa saya merasa paling bahagia ketika saya menonton EVOS Esports berkompetisi dan bertanding. Akhirnya, saya menemukan alasan untuk bangkit. 

One Last Stand

Anda bisa lihat, bahwa saya mengatakan pada diri saya untuk tidak menjadi orang yang munafik. Ketika tim LoL Vietnam saya gagal lolos ke VCSA, para pemain ingin menyerah dan berhenti. Hanya saya sendiri yang meyakinkan mereka untuk terus bertahan, untuk terus berjuang, membuat mereka percaya bahwa akan ada jalan terang di ujung sana. 

Saya tidak bisa menjadi seorang yang munafik. Saya tidak bisa menyerah. 

Saya mengerti bahwa di titik ini saya tidak rugi satu apapun, waktu adalah esensinya. Saya berhenti mengurus semua bisnis saya untuk mengurus EVOS Esports secara penuh dan menentukan tujuan saya. membangun kerajaan media dan hiburan terbesar di Asia Tenggara dalam waktu 5 tahun.

Sekarang waktunya bekerja. 

Bersambung ke tulisan berkutnya.

Tulisan berseri ini adalah tulisan tamu dan ditulis oleh Ivan Yeo – Chief Executive Officer dan co-founder EVOS Esports. Tulisan asli dalam bahasa Inggris pertama kali dimuat di laman LinkedIn Ivan Yeo. Publikasi dan terjemahan dilakukan tim Hybrid dan telah mendapatkan izin penulis.

EVOS AOV di AWC 2019, Usaha Merengkuh Asa Menghadapi Para Jawara

Hal yang ditunggu-tunggu oleh para penikmat esports AOV akhirnya tiba, yaitu drawing day untuk fase grup dari AOV World Cup 2019. Diselenggarakan mulai dari 27 Juni 2019 mendatang, kompetisi AWC 2019 dibuka dengan pertandingan grup dengan seri round-robin antar negara peserta.

Dua belas tim peserta dibagi ke dalam dua grup yang masing-masing berisikan enam tim. Indonesia, yang diwakili EVOS Esports, tergabung ke dalam Grup B, grup yang banyak orang bilang sebagai grup neraka. Memang, isi grup tersebut adalah tim yang sudah cukup pengalaman di scene esports AOV, dan merupakan regional yang dianggap sebagai kiblat kancah kompetitif AOV internasional. Berikut hasil pembagian grup dari drawing day AWC 2019.

Sumber: Garena AOV Indonesia
Sumber: Garena AOV Indonesia

Grup A

  • Chinese Taipei – One Team (Wildcard)
  • Thailand – ahq e-Sports Club (Wildcard)
  • Vietnam – Box Gaming (Wildcard)
  • North America – BM Gaming
  • Malaysia – M8HEXA
  • Japan – Blizzard

Grup B

  • Vietnam – Team Flash
  • Chinese Taipei – MAD Team
  • Mainland China – XMan
  • Indonesia – EVOS Esports
  • Thailand – Toyota Diamond Cobra
  • Korea – NewB

Selain menjadi kiblat kancah kompetitif AOV internasional, negara yang menjadi lawan Indonesia di grup B memang terkenal sebagai negara pemain MOBA yang baik. Korea contohnya, masih jadi negara jagoan League of Legends sampai saat ini. Tiongkok baik Taiwan atau Mainland China, adalah dua regional yang terkenal merupakan jagoan di kancah MOBA internasional, termasuk juga kancah AOV.

Menghadapi grup neraka, jalan bagi EVOS untuk setidaknya lolos dari grup tentu tidak mudah. Bagaimana persiapan dan kesiapan mental para pemain dari EVOS AOV? Saya pun mencoba berbincang dengan sang pelatih EVOS AOV, Priyagung “RuiChen” Satriono.

Priyagung "RuiChen" Satriono, sosok tangan dingin di balik rentetan kemenangan tim EVOS AOV. Sumber: ESL Indonesia
Priyagung “RuiChen” Satriono, sosok tangan dingin di balik rentetan kemenangan tim EVOS AOV. Sumber: ESL Indonesia

Membicarakan soal grup neraka, ia mengakui bahwa memang grup tempat EVOS AOV bernaung lebih berat daripada grup sebelahnya. “Ambil positifnya aja, anggap saja kita sedang diuji untuk dapat membuktikan diri bahwa Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.” jawab Agung, mencoba tidak terlalu memikirkan soal grup neraka.

Bicara soal musuh terberat, RuiChen juga terbilang tak mau terlalu ambil pusing, dan berusaha fokus dengan tim sendiri saja. “Musuh terberat tetap adalah diri sendiri kalau menurut gue. Tinggal gimana cara teman-teman EVOS AOV menghilangkan ego, menghilangkan nafsu untuk dapat kill, dan cari objektif buat menangkan permainan secara tim, bukan personal.”

“Lalu kalau bicara soal tim terkuat, jawabannya jelas MAD Team dari Taiwan. Kenapa? Kalau menurut gue skill gap antara MAD Team dengan penghuni grup lainnya memang terbilang cukup jauh. Malah, menurut gue MAD Team ini mungkin adalah kandidat juara di AWC 2019.” RuiChen menjawab lebih lanjut seputar tim yang akan dihadapinya.

1x
Salah satu tim yang paling diwaspadai dari grup B di AWC 2019. Sumber: MAD Team Official Page

Lalu bagaimana Agung memandang kemampuan EVOS AOV dalam menghadapi AWC yang berisikan jawara-jawara AOV yang punya permainan luar biasa? Ternyata RuiChen terbilang cukup optimis. Ia cukup yakin bahwa Sultandyo “MythR” Raihan dan kawan-kawan bisa lolos dari grup dengan posisi yang cukup meyakinkan. “Kami yakin bisa lolos di peringkat 3, asalkan temen-temen EVOS AOV bisa memberi performa terbaiknya. Bahkan, kalau misal tim lain kepleset, kami mungkin bisa lolos di peringkat 2.” ujar RuiChen.

Pertandingan fase grup AWC 2019 akan berlangsung pada 27 Juni 2019 mendatang. Pertandingan akan terus berlangsung sampai bulan Juli, dengan gelaran final diadakan pada 17 Juli 2019 mendatang. Bagi Anda yang ingin menyaksikan, Anda bisa pantau kanal Youtube Garena AOV Indonesia untuk siaran langsung AWC 2019 berbahasa Indonesia.

 

EVOS Terbaik Asia Tenggara, Juarai ESL Indonesia Championship & Clash of Nations

Puncak kompetisi nasional pertama ESL Indonesia telah digelar pada tanggal 29 – 31 Maret 2019 kemarin. Tidak hanya pertandingan dalam negeri saja yang disebut ESL Indonesia Championship, ajang ini sekaligus menjadi wadah pertarungan tim-tim Asia Tenggara dalam gelaran yang bernama ESL Clash of Nations. Ada dua game yang dipertandingkan dalam ESL Indonesia Championship, yaitu Dota 2 dan Arena of Valor. Sementara ESL Clash of Nations mempertandingkan satu game Arena of Valor saja.

Dua tim Indonesia berhasil meraih prestasi dalam kejuaraan tersebut. Pertama adalah BOOM.ID, mereka sekali lagi membuktikan status sebagai tim Dota 2 terkuat Nusantara dengan merebut trofi Dota 2 ESL Indonesia Championship. Di final turnamen ini, BOOM.ID berhasil unggul atas tiga tim lainnya yaitu Aura Esports, PG.Barracx, dan The Prime, dan berhak atas hadiah utama senilai US$25.000 (sekitar Rp355,8 juta).

BOOM.ID belakangan ini memang sedang menunjukkan performa yang cukup mengesankan. Aksi mereka di turnamen Bucharest Minor beberapa waktu lalu mengantar mereka hingga ke posisi 8 besar. Posisi yang sama kemudian mereka raih kembali di ajang StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor. Meski belum sampai tembus ke turnamen Major, ini sudah menjadi bukti bahwa BOOM.ID mulai bisa bertarung seimbang dengan tim-tim besar dunia. Prestasi di ESL Indonesia Championship memang patut mereka sandang.

“Pesan buat fans-nya BOOM, tetap dukung BOOM.ID ya. Meskipun di dunia internasional mungkin belum bisa membahagiakan Indonesia, cuman kita tetep terus berjuang, doain. Jangan hate speech juga, mungkin saran-saran yang baik pasti bakal ditanggapin sih sama gua,” demikian ujar kapten BOOM.ID Khezcute (Alfi Syahrin Nelphyana), dalam post-match interview bersama ESL Indonesia.

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
BOOM.ID juara Dota 2 ESL Indonesia Championship | Sumber: ESL Indonesia

Sementara itu di cabang Arena of Valor, raungan sang harimau putih EVOS Esports menggetarkan podium dengan peraihan double winner. Gelar pertama adalah juara ESL Indonesia Championship yang mereka raih dengan menumbangkan tim-tim dalam negeri, termasuk di antaranya WAW Esports, GGWP.ID, Bigetron, serta Saudara e-Sports (SES).

Babak Grand Final antara SES melawan EVOS menjadi sorotan utama karena berlangsung cukup ketat. Kepada ESL Indonesia kedua tim sama-sama berkata bahwa mereka sudah melakukan persiapan dan latihan keras menyambut ajang ini, namun SES.DyZ (Andrian Saputra) mengakui bahwa mereka memang beberapa kali melakukan kesalahan yang tak perlu sehingga harus kalah dengan skor 3-1. Seperti BOOM.ID, EVOS juga berhak atas hadiah senilai US$25.000.

ESL Indonesia Championship - EVOS
EVOS juara AOV ESL Indonesia Championship | Sumber: ESL Indonesia

Sebagai kampiun dan runner-up dalam ESL Indonesia Championship, EVOS serta SES sama-sama berhak untuk maju ke turnamen berikutnya, yaitu turnamen level Asia Tenggara ESL Clash of Nations. Langsung digelar setelah ESL Indonesia Championship berakhir, dalam turnamen ini EVOS dan SES harus berhadapan dengan tim M8HEXA dari Malaysia, Liyab Esports dari Filipina, Devita dari Thailand, juga FAPtv dari Vietnam. Indonesia selaku tuan rumah memang mendapat dua slot kualifikasi di turnamen ini.

Perjuangan berat dilalui SES dan EVOS yang sama-sama terlempar ke Losers’ Bracket di ESL Clash of Nations. SES dikalahkan oleh FAPtv, sementara EVOS kalah oleh Devita. Posisi tersebut akhirnya mempertemukan EVOS dan SES kembali, dan lagi-lagi EVOS unggul, menjadi satu-satunya tim Indonesia yang maju ke Grand Final. EVOS juga sempat “membalaskan dendam” SES dengan mendepak FAPtv keluar turnamen.

ESL Clash of Nations - EVOS
Double winner, juara Indonesia dan juara Asia Tenggara! | Sumber: ESL Indonesia

Berhadapan sekali lagi dengan Devita, tampaknya kali ini EVOS sudah bisa beradaptasi dengan lebih baik. EVOS sempat tertinggal dengan skor 2-1, tapi di game 4 EVOS menguasai ritme permainan dan melakukan team wipe. Tel’annas, Murad, serta Teemee memegang peran krusial dalam permainan EVOS. Taktik yang sama kembali diulang dalam game 5, dan EVOS akhirnya juara setelah comeback gemilang dengan skor 2-3.

Dari ajang ESL Clash of Nations, EVOS kembali memperolah hadiah sebesar US$25.000. Namun lebih dari itu, ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi EVOS untuk dapat mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. “Aku bangga sama timku yang kemarin habis kalah lawan Devita, terus bisa fight back lagi buat hari ini. Lupakan kemarin, terus comeback stronger hari ini, terus akhirnya memenangkan, jadi juara 1 Clash of Nations,” ujar Carraway (Henri Teja) dari EVOS dalam post-match interview dengan ESL Indonesia.

ESL Clash of Nations - Prize
Membawa pulang hadiah dan kebanggaan | Sumber: Dokumentasi ESL

Sesuai reputasi ESL selama ini yang telah membesarkan ekosistem esports di banyak negara, kita tentu berharap ESL Indonesia Championship dan ESL Clash of Nations dapat menjadi standar baru bagi penyelenggaraan kompetisi esports di Indonesia. Apalagi ESL Indonesia tidak hanya memperhatikan cabang-cabang esports besar seperti Dota 2 dan AOV. Mereka juga menyediakan wadah berkumpul dan berkegiatan bagi komunitas kompetitif lain, seperti komunitas Rainbow Six: Siege dan komunitas fighting game Indonesia.

Semoga saja ke depannya industri esports kita bisa berkembang menjadi lebih dewasa, dan memunculkan talenta-talenta yang dapat meraih prestasi terbaik dunia. Apa langkah ESL setelah dua turnamen ini selesai? Kita tunggu saja pengumuman berikutnya. Pantau selalu berita terkini dunia esports Indonesia, hanya di Hybrid.

Sumber: ESL Indonesia

Ingin Jangkau Lebih Banyak Khalayak Muda, Pop Mie Sponsori RRQ dan EVOS

Hingar bingar esports di Indonesia kini sepertinya sedang berada di puncaknya. Ragam dukungan datang dari beragam instansi secara bertubi-tubi, baik itu swasta maupun pemerintahan. Dukungan tersebut datang dengan embel-embel sesuatu yang selalu disebut sebagai “usaha untuk mengembangkan ekosistem esports“.

Pemerintahan datang membawa ragam kompetisi yang disponsori mereka sendiri. Lalu dari sisi swasta ada ragam brand non-endemik yang berbondong-bondong datang mensponsori tim esports. Salah satu contoh terbaru ada Pop Mie, yang tak mau kalah dengan Dua Kelinci, turut sponsori RRQ dan EVOS.

Suasana konfrensi pers yang diadakan di Indofood Tower, Sudirman Plaza. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Suasana konfrensi pers yang diadakan di Indofood Tower, Sudirman Plaza. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Memang, esports belakangan terlihat semakin seksi di mata para sponsor. Hal tersebut bisa Anda simpulkan dari beberapa peristiwa seperti: proyeksi Newzoo terhadap bisnis esports yang dikatakan mencapai valuasi sebesar US$1,1 Milliar di tahun 2019 dan meningkatnya jumlah penonton tayangan esports, terutama prediksi yang mengatakan bahwa penonton perempuan akan meningkat signifikan dalam 2 tahun.

Dalam konteks Indonesia, lembaga riset konsumen Newzoo mengungkap sebuah data menarik. Menurut data tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-17 dari 100 daftar negara dengan pendapatan sektor gaming terbesar. Jumlah kontribusi pendapatan sektor gaming Indonesia sendiri adalah US$1,084 juta, kalau mengutip dari data tersebut.

Ternyata alasan investasi Pop Mie di dunia esports senada dengan Dua Kelinci, yaitu karena segmentasi produk mereka yang mirip dengan demografi penonton program esports. Vemri Veradi Junaidi selaku Senior Brand Manager Pop Mie mengatakan bahwa target market Pop Mie adalah mereka yang berusia 18-35 tahun yang, menurutnya, kurang lebih mirip dengan demografi khalayak esports.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lucunya, ada keadaan menarik seputar investasi terhadap ekosistem esports selama beberapa pekan belakangan. Pop Mie yang notabene bersaing dengan Dua Kelinci, sama-sama brand Food & Beverages, ternyata sama-sama mensponsori esports, bahkan sama-sama mensponsori organisasi EVOS dan RRQ.

Terkait hal tersebut Vemri ternyata bersedia untuk memberikan komentar saat saya wawancara dalam gelaran konferensi pers tersebut. “Kami justru senang melihat banyaknya ada rekan sejawat kami sesama brand food & beverages yang turut investasi di ekosistem esports. Kami jadi merasa punya kawan dalam mencapai sebuah tujuan besar yaitu memajukan esports di Indonesia,” jawab Vemri.

EVOS adalah bagian dari ekosistem esports, tapi ekosistem esports bukan hanya organisasi klub seperti EVOS. Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
EVOS adalah bagian dari ekosistem esports, tapi isi ekosistem esports bukan hanya organisasi klub seperti EVOS. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lagi-lagi RRQ dan EVOS jadi tujuan sponsorship brand non-endemik kelas berat. Senada dengan Dua Kelinci, alasan Popmie mensponsori mereka adalah karena RRQ dan EVOS merupakan top brand dalam industri esports. Apakah akan ada tim lain yang juga disponsori Pop Mie? Vemri sayangnya tidak bisa memberi informasi lebih lanjut.

Brand Non-Endemik Lokal Menyerbu, Dua Kelinci Sponsori RRQ dan EVOS

Kepercayaan brand non-endemik terhadap industri esports kini sudah semakin tinggi. Hal tersebut salah satunya dibuktikan lewat pembahasan Hybrid terhadap data Nielsen yang mengatakan ada 49 persen brand non-endemik yang sponsori esports pada 2018 kemarin. Namun data tersebut melihat industri esports secara global atau internasional. Bagaimana dengan Indonesia?

Tingkat kepercayaan brand non-endemik di Indonesia sebenarnya juga turut meningkat seiring dengan tren Mobile Legends yang memperkenalkan konsep esports ke masyarakat mainstream. Terbukti salah satunya lewat kerjasama EVOS dan RRQ dengan PT. Dua Kelinci yang diresmikan dalam sebuah acara konfrensi pers tanggal 18 Februari 2019.

Sumber: Kratindaeng Indonesia Esports Championship Official Website
Sumber: Kratindaeng Indonesia Esports Championship Official Website

Sebelum itu, bibit kepercayaan brand non-endemik terhadap esports di Indonesia sudah muncul sejak 2018. Beberapa contohnya adalah perusahaan Orang Tua Group yang mengadakan event esports mereka sendiri sambil mempromosikan brand minuman energi Kratindaeng. Lalu ada Salim Group lewat brand Indofood seperti Pop Mie dan Chitato yang sponsori ESL ataupun sejumlah merek lainnya yang sudah cukup terlalu panjang untuk disebutkan semuanya di sini.

Kerjasama PT. Dua Kelinci dengan dua klub esports tersebut hadir dengan mempromosikan dua produk mereka, yaitu camilan kacang Sukro dengan RRQ, serta camilan keripik jagung Krip-Krip Tortilla dengan EVOS. Walau ada dua brand camilan yang berbeda yang bersanding dengan masing-masing klub, namun kerjasama tersebut tetap dilakukan di bawah naungan dari PT. Dua Kelinci.

Terkait kerjasama ini, PT. Dua Kelinci sayangnya tidak dapat mengungkap nilai kerjasama yang dilakukan. Edwin Sutiono selaku Direktur dari PT. Dua Kelinci hanya bisa memberi sedikit gambaran bahwa nilai kerjasama yang dilakukan senilai kurang lebih 5% dari budget marketing PT. Dua Kelinci.

2
Hartman Harris, co-founder dari klub esports EVOS. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Kolaborasi antar kedua brand ini terjadi dalam beberapa hal, salah satunya adalah penampilan logo Sukro dan Krip Krip Tortilla dalam jersey kedua tim. Hartman Harris selaku co-founder EVOS Esports menambahkan bahwa kerjasama ini juga termasuk munculnya logo makanan camilan ini dalam online activity pada digital content maupun offline activity EVOS Esports.

Dalam sesi talkshow, Edwin mengatakan bahwa keputusan PT. Dua Kelinci untuk turut menyokong ekosistem esports disebabkan oleh beberapa hal. “Jujur saya sendiri memang adalah seorang gamers. Lalu kebetulan satu tahun belakangan saya cukup mengikuti fenomena esports ini sampai akhirnya kini yakin untuk berkolaborasi dengan ekosistem lewat dua klub ternama ini.” Kata Edwin saat sesi talkshow.

“Terlebih ekosistem esports juga membantu kami mendekatkan diri dengan khalayak muda yang mirip dengan segmentasi pasar kami. Maka dari itu kami merasa EVOS dan RRQ bisa membantu kami mencapai hal tersebut karena prestasi dan branding dari kedua tim tersebut sudah sangat baik.” Tambah Edwin pada saat yang sama.

Edwin Stuiono, Direktur PT. Dua Kelinci, saat menjelaskan alasan kolaborasi mereka dengan RRQ dan EVOS. Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Edwin Stuiono, Direktur PT. Dua Kelinci, saat menjelaskan alasan kolaborasi mereka dengan RRQ dan EVOS. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Kehadiran PT. Dua Kelinci dalam ekosistem esports tentu membantu mengembangkan ekosistem industri. Namun mungkin yang jadi pertanyaan khalayak adalah kenapa harus EVOS dan RRQ lagi? Menurut opini saya sendiri, karena memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kedua tim tersebut masih merupakan dua organisasi esports paling besar, profesional, dan terorganisir di Indonesia.

Keduanya bersaing ketat baik itu dalam segi prestasi, mengorganisir para pemain, dan saling bersaing dalam menciptakan branding yang baik di kalangan para pecinta esports Indonesia; yang tentunya bakal menarik perhatian para brand. Walau demikian Edwin kembali menambahkan bahwa dirinya dan PT. Dua Kelinci tidak pernah menutup kemungkinan untuk sponsori klub esports lainnya atau mungkin sponsori sebuah event esports.

Go-Ventures is in Talk to Invest $30 Million for Mobile Premier League, India’s Esports Platform Developer

Go-Ventures, Go-Jek’s investment company, is reportedly to pour another investment soon. It’s now for India’s esports platform developer Mobile Premier League (MPL). According to the local publication, it’s worth up to $30 million (over 431 billion rupiah) and put MPL valuation to $150 million.

MPL has previously received Series A funding from Sequoia Capital, a Go-Jek investor. Go-Jek has also acquired four Indian developers and built R&D office in Bangalore.

Gojek supporting esports

According to Google-KPMG, India esports market has reached $290 million and will be increased to $1 billion in 2022. Meanwhile, according to the data collected by Statista, the mobile game market in Indonesia will reach $571 million this year. It means the gaming market in both countries have great potential.

In Indonesia, Gojek particularly provides sponsorship for Evos, one of the successful esports teams in Indonesia consists of Hartman Harris and friends. Evos, also supported by Traveloka, has established a new team in Vietnam and Thailand, and formed a creative team for publicity. It proves the esports sector is a big deal.

In addition, through its business unit Go-Live, Gojek starts holding esports event in Jakarta. Even though there’s no further detail regarding its activities, Go-Live’s main focus is to handle esports industry and live event experience.

In the company blog, Rudolph Karundeng as Go-Live’s Head of e-Gaming said that Go-Live is an effort from Gojek to grasp e-sports potential in Indonesia. From various research results that he collected, Indonesia has 43.7 million gamers as of last year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Ventures Dikabarkan Siap Kucurkan Dana 430 Miliar Rupiah untuk Pengembang Platform Esports India “Mobile Premier League”

Go-Ventures, perusahaan investasi milik Gojek, dikabarkan segera kembali mengucurkan dananya. Kali ini untuk pengembang platform esports asal India Mobile Premier League (MPL). Menurut sumber pemberitaan setempat, nilainya mencapai $30 juta (lebih dari 431 miliar Rupiah) dan membawa valuasi MPL di kisaran $150 juta.

MPL sebelumnya telah mendapatkan pendanaan Seri A dari Sequoia Capital, pemodal ventura yang turut berinvestasi ke Gojek. Gojek sendiri telah mengakuisisi empat pengembang India dan membangun kantor R&D di Bangalore.

Gojek mendukung esports

Menurut laporan Google-KPMG, pasar esports India saat ini telah mencapai $290 juta dan akan mencapai $1 miliar pada 2022 mendatang. Sementara menurut data yang dihimpun Statista, keuntungan segmen pengembang mobile game di Indonesia akan mencapai $571 juta tahun ini. Artinya, pasar game di kedua negara memang memiliki potensi yang besar.

Di Indonesia, secara khusus Gojek memberikan dukungan sponsor untuk Evos, salah satu tim esports sukses di Indonesia yang digawangi Hartman Harris dan kawan-kawan. Juga didukung Traveloka, Evos mantap membentuk tim baru di Vietnam dan Thailand, serta membentuk tim kreatif untuk publisitas. Ini menunjukkan bahwa sektor esports memang tidak bisa dianggap main-main.

Selain itu, melalui unit usahanya Go-Live, Gojek mulai mengadakan acara bertajuk esports di Jakarta. Kendati belum ada detail mengenai rencana aktivitas yang dilakukan, Go-Live akan jadi vertikal yang khusus menangani industri esports dan live event experience.

Di blog perusahaan, Head of e-Gaming Go-Live Rudolph Karundeng (Rudi) menyampaikan bahwa Go-Live menjadi cara Gojek untuk menangkap potensi e-sports di Indonesia. Dari berbagai hasil riset yang ia kumpulkan, tercatat pada tahun lalu Indonesia memiliki 43,7 juta pemain game.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pelajaran Penting yang Didapat EVOS Esports dari ESL Hamburg

Di akhir bulan Oktober 2018 kemarin EVOS Esports mendapatkan kesempatan untuk bertanding di salah satu ajang esports internasional, ESL One Hamburg, menggantikan TNC yang jadwalnya bertabrakan.

Mereka memang akhirnya harus pulang hanya dengan 1 kemenangan melawan compLexity Gaming di hari pertama. Namun demikian, tentunya pengalaman mereka bertanding di turnamen ini sangat berharga karena EVOS bisa bertemu dengan tim-tim tier 1 dunia.

Maka dari itu, saya pun menghubungi EVOS Esports untuk berbincang tentang pelajaran apa saja yang mereka dapatkan di Jerman. Saya memang menghubungi Aldean Tegar Gemilang, Team Manager untuk EVOS Esports, namun semua pertanyaan yang saya lontarkan dijawab semua oleh sang kapten tim, Adit “Aville” Rosenda.

Sumber: ESL
Sumber: ESL

Hybrid (H): Kemarin kan sempat menang sekali ya melawan compLexity Gaming. Menurut EVOS sendiri, kenapa bisa menang? Apa yang membedakan antara game pertama dan kedua?

EVOS (E): “Sebenarnya di game lawan compLexity, harusnya kita menang 2-0. Tapi di game 1, kita salah mengambil keputusan yang membuat kita sedikit lengah dan mereka mampu memanfaatkan hal tersebut dengan baik. Di game kedua, kita tidak memberikan celah sedikit pun jadi kita menang.”

H: Apa saja yang dipelajari dari pengalamannya bertanding di Hamburg?

E: “Banyak sekali yang kami pelajari, baik di dalam ataupun di luar game.

Kami banyak belajar tentang detail Dota 2 dari tim-tim Tiongkok. Mulai dari laning stage yang kuat dan juga pergerakan yang cepat dan terarah.

Kami juga banyak belajar soal improvisasi di game dari tim-tim barat, hal-hal unik yang tidak biasa untuk mengacaukan rencana lawan.

Sumber: ESL
Sumber: ESL

Di luar game, kami juga belajar tentang hal yang tak kalah penting yaitu cuaca dan jetlag. Hal ini tidak terlalu kami pertimbangkan pada awalnya namun malah menjadi faktor penghalang yang cukup mengganggu. Cuaca di sana sangat dingin sehingga membuat kondisi pemain jadi tidak fit.

Kami juga harus merasakan jetlag selama 6 jam sehingga menambah kondisi tambah parah. Kondisi seperti itu sangat tidak ideal apalagi ketika kalian lagi sakit dan harus bertanding sampai jam 1-3 pagi.”

H: Turnamen terakhir yang skalanya sebesar ini kan WESG 2017 ya. Apa sih bedanya menurut EVOS?

E: “Hal yang paling terasa beda adalah atmosfernya sih. Atmosfer turnamen yang bisa dibilang setara Major (untuk ESL Hamburg). Tim-tim papan atas dunia benar-benar menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya untuk bisa jadi juara.

Hal-hal lain seperti persiapan turnamennya, pelayanannya, fasilitas yang diberikan, semuanya terasa lebih profesional karena memang ditangani oleh salah satu organiser terbaik di dunia Dota 2.

Kalau WESG lebih terasa nasionalismenya.”

H: Menurut EVOS sendiri, apa sih yang kurang dari tim Dota 2 nya sekarang? Apalagi sekarang EVOS kan sudah merasakan melawan tim-tim tier 1 dunia.  E: “Pasti banyak kurangnya… Tapi kita tidak bisa menyebutkan karena esports kan dunia kompetitif. Satu hal yang pasti semua pengalaman yang kita dapat pasti jadi pelajaran kita ke depannya untuk jadi tim yang lebih baik.” H: Untuk turnamen internasional setelah ini apa targetnya? Apakah yakin hasilnya akan lebih baik? E: “Turnamen internasional selanjutnya yang jadi target kita pasti Major dan Minor kuartal 2, kualifikasinya mulai akhir November. Sangat yakin (jadi lebih baik).”

Itu tadi perbincangan singkat kami tentang pengalaman EVOS di ESL Hamburg. Benarkah mereka akan jadi lebih baik lagi di turnamen internasional berikutnya? Sangat kita nantikan.