Jenis Laporan yang Berguna bagi Manajer Startup

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengukur kondisi dan posisi sebuah perusahaan adalah laporan. Laporan yang terukur merupakan gambaran dari apa yang telah dan tengah terjadi dalam perusahaan. Memaparkan hasil capaian dan kinerja setiap orang dalam tim. Sebuah hal yang sangat diperlukan oleh manajer.

Berikut beberapa jenis laporan yang berguna bagi para manajer untuk memantau dan mengukur kognisi bisnis.

Laporan Fokus

Laporan pertama yang berguna adalah The Focus Report atau laporan fokus. Laporan ini berhubungan dengan status terkini dari setiap indikator yang ditentukan pada setiap anggota tim. Status indikator tersebut adalah angka yang menunjukkan hasil kinerja dari periode ke periode. Setiap indikator juga perlu dikembangkan dengan kesepakatan bersama. Kriteria-kriteria pengukuran harus sesuatu yang benar-benar bisa mengukur kinerja setiap orang. Sehingga nilai baik atau buruk bisa menjadi sesuatu yang valid. Laporan ini juga memiliki waktu atau periode tertentu.

Dengan periode tersebut seorang manajer bisa mengukur tren yang terjadi, Seberapa sering seorang bekerja dengan baik, dan seberapa sering seseorang bekerja di bawah performa rata-rata mereka.

Laporan umpan balik

Laporan selanjutnya yang berguna bagi manajer adalah laporan umpan balik atau feedback. Laporan ini merupakan ringkasan dari sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk berdasarkan indikator karyawan. Menggambarkan faktor-faktor yang berada di bawah ambang batas bawah dan yang berada di atas ambang batas atas, atau sesuatu yang melebihi nilai tertinggi yang ditetapkan.

Hasil laporan ini bisa dicatat untuk mengukur sejauh mana Anda mendekati tujuan dan sejauh apa yang bisa diperbaiki.

Laporan manajemen

Sebagai seorang manajer mengetahui kejadian mengenai seluruh tanggung jawab yang dipegang merupakan keharusan. Untuk itu seorang manajer perlu memiliki laporan tentang manajemen secara keseluruhan. Laporan ini seperti ringkasan dari laporan umpan balik dari setiap orang yang berada di bawah tanggung jawab dan rantai komando Anda.

Dengan laporan ini juga Anda bisa mengetahui kinerja setiap orang secara tidak langsung melalui laporan dari setiap individu pemimpin tim.

Tips Jadi Pemimpin Startup yang Diidamkan

Memulai start tidak hanya berarti harus siap untuk berbisnis. Menjadi seorang yang mendirikan dan menjalankan startup berarti juga menjadi sebuah pemimpin. Baik untuk tim yang nantinya yang akan dibentuk atau pemimpin untuk bisnis yang sedang diusahakan. Banyak cara untuk mempelajari kepemimpinan. Salah satunya adalah mengetahui apa yang anggota tim inginkan. Karena pemimpin yang baik mampu memanajemen tim dengan baik.

Berikut beberapa hal yang biasanya diinginkan anggota tim dari pemimpinnya.

Arahan yang jelas

Pemimpin tak ubahnya nakhoda dalam sebuah kapal. Dia dibantu anggota yang lain akan membawa kapal ke sebuah tujuan yang sudah ditentukan. Sebagai seorang pimpinan sangat penting untuk bisa memberikan arahan yang jelas. Seperti apa tujuan yang ingin dicapai, progress apa yang diinginkan, dan hal-hal apa yang harus dilakukan oleh anggota tim. Kejelasan dalam arahan ini bisa mengurangi rasa frustrasi dan salah asumsi bagi anggota tim. Jangan tutup diri untuk berkomunikasi dengan seluruh anggota tim.

Dukungan

Seorang pimpinan harus mengetahui posisi dan kondisi. Anggota tim tidak hanya membutuhkan seorang pemimpin untuk instruksi. Pemimpin yang baik tidak menganggap anggota tim bekerja untuk mereka, pemimpin yang baik melayani tim untuk bisa bekerja secara optimal. Mustahil tujuan bisa dicapai tanpa adanya kerja sama dan kolaborasi yang baik antara anggota tim dan pemimpin tim.

Ruang

Salah satu kultur yang ada di startup adalah memberikan ruang untuk setiap individu dalam tim berkreasi dengan kemampuan mereka sendiri tanpa melupakan tujuan akhir. Ini membantu setiap anggota tim untuk tidak terlalu tertekan. Memberikan anggota tim ruang untuk bekreasi memberikan kebebasan yang bisa memacu kreativitas dan produktivitas. Tugas pemimpin untuk selalu menjaga mereka tetap dalam koridor visi dan misi bersama.

Pujian

Salah satu yang paling penting dalam mengelola tim dalam startup adalah kritik dan pujian. Sampaikan masukan atau teguran jika anggota tim ada yang tidak memenuhi target dan berikan pujian jika pekerjaan mereka memenuhi dan melebih target. Pujian bisa memberikan dampak psikologis yang baik bagi anggota tim. Apresiasi terhadap pekerjaan mereka bisa memacu mereka melakukan hal yang sama bahkan lebih baik lagi.

Menjaga Produktivitas Dalam Bekerja

Salah satu tantangan terberat bagi para pegiat startup dan orang-prang yang bekerja di Industri kreatif adalah kejenuhan. Semacam ada sesuatu yang memblokir pikiran dan menyumbat ide kreatif mengalir. Namun dalam dunia psikologi juga dikenal istilah burnout. Sebuah kondisi yang diasosiasikan dengan sebuah perasaan tanpa harapan dan kesulitan melakukan pekerjaan. Akibatnya produktivitas menurun. Sifat negatif ini muncul secara perlahan, salah satu penyebabnya adalah tingginya beban kerja.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi kejenuhan dan menghindari burnout.

Apa yang Anda kerjakan?

Salah satu beban terberat menjalani kerja adalah ketidakcocokan dengan lingkungan kerja atau porsi kerja yang diberikan. Jika Anda menjalankan sebuah startup pastikan hal ini diperhatikan, menghindarkan tim-tim Anda pada beban kerja berlebih dan ketidaknyamanan bekerja. Cari tahu tanda-tanda di awal.

Pada intinya bekerja adalah soal tujuan, baik itu nilai yang ingin dicapai atau hanya sekedar mencari uang. Jika Anda seorang pekerja dan gagal menemukan alasan mengapa Anda bekerja, Anda perlu introspeksi diri. Mulai susun kembali tujuan dan visi Anda bekerja. Supaya semangat dan semangat bekerja tetap pada tempatnya.

Deteksi dari awal

Satu-satunya orang yang bisa membaca kondisi kesehatan mental Anda adalah diri Anda sendiri. Tandai tanda-tanda ketika Anda merasa tidak berdaya dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan. Cari tahu penyebabnya, lebih baik jika bisa dikomunikasikan dengan orang-orang terdekat. Jika Anda tipe orang yang pendiam dan tertutup, tidak ada salahnya untuk menuliskannya dalam jurnal.

Keluarkan semua beban di kepala dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan atau cerita kepada orang-orang terdekat. Kesehatan emosi Anda berperan untuk mengantarkan hari-hari Anda lebih baik. Lebih produktif dan percaya diri.

Cari tahu ritme kerja Anda

Salah satu cara paling ampun untuk kembali menyehatkan emosi kerja, mengembalikan produktivitas, dan mengembalikan kemampuan kreatif Anda adalah ketahui cara mengatur ritme kerja. Kehidupan dan pekerjaan harus berjalan seimbang. Selain itu bergaullah dengan orang-orang dengan aura dan pemikiran positif. Ini membantu Anda untuk lepas dari emosi dan pemikiran negatif yang membuat Anda “berantakan” dalam bekerja.

Terapkan 5 Hal Berikut Saat “Pitching” Jika Ingin Dilirik Investor

Hingga kini melakukan penggalangan dana masih menjadi kegiatan yang paling berat dan harus dilalui oleh startup. Pendekatan dengan venture capital, memperluas jaringan dengan investor hingga mempromosikan ide bisnis yang ada, menjadi salah satu kegiatan wajib oleh pemilik startup.  Meskipun melelahkan dan cenderung berakhir gagal, proses pitching hingga presentasi di hadapan investor, merupakan proses yang paling banyak dilakukan di awal untuk startup baru.

Artikel berikut akan memberikan informasi seputar hal-hal yang perlu dicermati dan dipersiapkan, ketika startup bersiap melakukan penggalangan dana kepada investor.

Percaya diri dengan produk / layanan

Salah satu hal yang menjadi sorotan dari investor adalah, ketika pemilik startup mampu memberikan penjelasan yang detil tentang ide bisnis dengan rasa percaya diri. Tidak ada salahnya untuk bersikap sedikit arrogant atau tinggi hati, selama Anda bisa meyakinkan kepada investor bahwa produk atau layanan yang dimiliki memiliki potensi untuk berkembang dan menghasilkan pendapatan.

Eksekusi

Ide bisnis yang cerdas akan berakhir dengan sukses jika dibarengi dengan eksekusi yang tepat. Intinya adalah jika tidak diterapkan eksekusi dengan baik, ide yang menurut Anda brilian akan menjadi sia-sia. Untuk itu pastikan langkah atau tahap yang akan Anda lalui tepat adanya, ketika melakukan pitching kepada calon investor.

Jalankan bisnis secara bootstrap

Sudah banyak startup baru yang menjalankan bisnis dengan cara bootstrap, ternyata cara ini sangat disarankan oleh investor. Dengan demikian Anda memiliki cukup waktu untuk mengembangkan dan memiliki secara penuh bisnis hingga royalty produk dan layanan Anda. Saat startup masih menjalankan bisnis secara bootstrap, temukan juga anggota tim yang handal dan bisa diandalkan.

Cerita startup

Perihal lain yang juga menjadi perhatian dari para investor adalah, cerita atau latar belakang yang jelas dan lengkap dari pemilik startup, terkait dengan alasan didirikannya startup. Jawaban yang jujur dan masuk akal, akan langsung diingat oleh investor. Untuk itu buatlah cerita yang menarik, singkat dan jelas, tentang latar belakang startup Anda.

Produk yang disukai pengguna

Akan menjadi nilai tambah jika pemilik startup mampu memberikan bukti, testimoni atau prestasi yang didapatkan dari target pengguna hingga pelanggan setia saat ini. Dengan demikian investor bisa melihat, produk atau layanan yang Anda tawarkan berfungsi dengan baik dan pastinya dibutuhkan oleh pengguna.

Lima Beban Psikologis Ketika Menjadi Pengusaha

Dunia kewirausahaan sering diidentikkan dengan sangat menarik bahkan sampai mewah, apalagi perusahaan tersebut telah sukses dan menjadi raksasa. Akan tetapi, ada sisi gelap yang seringkali tidak dipublikasikan ke khalayak luas.

Pengusaha sukses yang beredar di publik itu, faktanya hanyalah segelintir orang-orang yang telah mencapai titik tertentu. Masih banyak pengusaha lainnya yang belum mencapai titik tersebut, bahkan masih jauh untuk capai ke sana.

Artikel ini akan membahas lebih detil beban psikologis seperti apa yang bakal Anda hadapi ketika memutuskan menjadi pengusaha, berikut detilnya:

1. Akuntabilitas

Sebagai seorang pemimpin di perusahaan, Anda adalah eksekutor yang menentukan diambil atau tidaknya suatu keputusan bisnis. Anda juga lah sebagai orang yang paling berpengaruh, entah secara positif atau tidak dari hasil keputusan tersebut. Bila terjadi sesuatu yang tidak beres, pasti banyak yang mengira itu adalah kesalahan yang Anda lakukan.

Terlalu banyak mengambil keputusan dapat memicu stres dan mengakibatkan kesalahan dalam mengambil keputusan. Parahnya Anda akan terjebak dalam siklus stres dan kesalahan pengambilan keputusan tanpa henti.

2. Tekanan finansial dan ketidakpastian lainnya

Tidak ada yang namanya perusahaan startup yang tipikal. Ada bisnis yang dapat berjalan tanpa memerlukan investasi, namun ada juga yang membutuhkan banyak uang sebelum bisnis benar-benar hidup.

Mengutip dari Small Business Administration, diperkirakan startup memerlukan setidaknya US$30 ribu untuk terus berjalan. Jika Anda ingin menjadi pengusaha, sebaiknya tabung sebagian uang Anda atau berhutang ke pihak lain.

Ketika Anda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan lama dan menjadi pengusaha secara full time, sangat kecil kemungkinannya bisa mendapat penghasilan baru dalam waktu singkat. Paling tidak, Anda harus bertahap setidaknya beberapa bulan tanpa penghasilan.

Anda pun harus yakin melakukan risiko keputusan ini dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa Anda pasti akan mendulang penghasilan dengan nilai berkali lipat dari sebelumnya.

3. Sulit percaya orang lain

Tidak ada pengusaha yang membangun bisnis sendiri, Anda butuh dikelilingi oleh karyawan terbaik. Terkadang Anda sulit mempercayai mereka untuk merawat perusahaan Anda, meski Anda harus tetap mempercayai karyawan jika Anda ingin bisnis tumbuh.

Anda perlu mendelegasikan tugas, mempercayakan seluruh departemen kepada orang lain dan bergantung pada mitra dan vendor sebagai tulang punggung Anda. Selain itu, Anda harus mendengarkan saran mentor dan pengusaha lain jika Anda menginginkan perspektif yang lebih lengkap mengenai maslaah apa yang akan Anda hadapi.

Pada akhirnya, keputusan akan tetap berada di tangan Anda. Anda tetap perlu melepaskan kendali atas apa yang mungkin menjadi proyek terpenting dalam hidup Anda.

4. Keseimbangan antara hidup dan kerja

Bila Anda memutuskan untuk menjadi pengusaha, Anda harus tetap bersemangat dengan gagasan sendiri. Pada bulan-bulan pertama, Anda akan gila kerja meski tanggal libur demi mencapai hasil yang memuaskan. Meski Anda sudah mengatur waktu antara kerja dengan pribadi, lama kelamaan akan bercampur seiring tuntutan gaya hidup ala pengusaha.

Waktu Anda untuk keluarga lama kelamaan makin sedikit, waktu istirahat dan pola makan pun juga berantakan. Semakin jauhnya gaya hidup sehat, kondisi Anda pun juga memburuk, depresi dan kelelahan pun tak teralakkan lagi.

5. Kesepian

Untuk beban psikologis ini paling jarang dibicarakan. Namun, dunia kewirausahaan itu benar-benar sepi. Jam kerja yang panjang, jauh dari teman dan anggota keluarga. Anda tidak merasa terhubung dengan orang-orang sekitar Anda, sebab Anda harus menjadi “bos” dan profesional sempurna di hadapan semua rekan kerja yang Anda anggap sebagai keluarga.

Anda tidak bisa menunjukkan saat-saat lemah, apalagi jika perusahaan berada di ambang kehancuran. Anda juga tidak akan memiliki banyak teman, terlepas apakah bisnis Anda sukses atau tidak. Mungkin Anda akan memiliki banyak kontak dengan rekan profesional, tapi bukan sebagai teman.

Jika Anda menghadapi kelima jenis beban psikologis ini, Anda butuh pertolongan. Maka dari itu, lowongkan waktu sebentar untuk beristirahat, berlibur, berkumpul dengan keluarga dan teman terdekat. Temui juga terapis. Prioritaskan kesehatan jasmani dan rohani Anda, bila tidak bisnis Anda akan menanggung konsekuensinya.

Lima Tips Mengelola Tim yang Bekerja Secara “Remote”

Perkembangan teknologi digital menjadi salah satu hal mendasar yang banyak mengubah pola kerja sekarang ini. Baik itu individu maupun bisnis. Bahkan, jika Anda merupakan seorang yang ingin membangun bisnis digital Anda bisa membentuk tim yang mungkin tersebar di berbagai wilayah bahkan negara. Istilah yang paling sering digunakan adalah kerja remote, atau bekerja dari jauh. Mengelola tim yang tidak bisa bertemu setiap hari memang menjadi tantangannya.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu Anda mengelola tim sambil menumbuhkan budaya kerja, meski tim Anda terpisah jarak dan waktu.

Pertimbangkan kepribadian

Semua tentu sepakat bahwa tim yang solid didasari oleh komunikasi yang baik. Jika Anda mengelola tim yang bentuk komunikasinya hanya melalui chatting atau video call, pastikan kepribadian mereka cocok dengan apa yang Anda butuhkan. Hal ini penting untuk tetap menjaga tim Anda bekerja dengan baik meski dengan komunikasi yang tidak terlalu sering. Kualitas, bukan kuantitas. Pastikan mereka terbuka dan Anda bisa memahami bagaimana mereka bekerja.

Hormati ritme kerja tim Anda

Untuk membentuk sebuah kultur kerja remote yang baik usahakan Anda memberikan hal paling tim Anda butuhkan, kepercayaan. Berikan mereka fleksibilitas bekerja pada mereka. Hormati ritme kerja mereka. Yang paling penting, jaga kinerja mereka agar tidak mengganggu visi dan tujuan Anda.

Buat pertemuan yang menyenangkan

Untuk membantu meningkatkan rasa percaya dan pemikiran positif satu sama lain selalu agendakan pertemuan ringan yang menyenangkan. Tidak harus rutin, namun berkesan. Misalnya dengan berbincang santai di kedai kopi atau menghabiskan akhir pekan dengan liburan bersama.

Beri peluang untuk saling mengenal

Jika Anda bekerja dengan tim yang besar usahakan mereka mengenal satu sama lain. Buat tim-tim kecil untuk mereka bisa saling mengenal satu sama lain. Kenalkan mereka secara resmi, ajak konferensi bersama dengan video call atau semacamnya. Semakin mereka menikmati lingkungan kerja virtual mereka itu hal positif bagi Anda dan bisnis.

Terus ingatkan tujuan bisnis

Untuk membuat suasana kerja santai tapi produktif usahakan selalu mengingatkan mengenai target dan tujuan yang ingin dicapai. Monitor setiap apa yang mereka kerjakan. Beri perhatian kepada mereka yang mengalami penurunan, cari tahu penyebabnya. Selalu komunikasikan.

Pendekatan Pemasaran yang Patut Dicoba Startup

Pemasaran menjadi salah satu agenda rutin di dalam setiap bisnis. Tak terkecuali pada startup yang notabene membutuhkan banyak usaha pemasaran untuk mengenalkan produk mereka dan menjangkau banyak pengguna. Dalam pelaksanaannya setiap startup memiliki strategi masing-masing dalam hal pemasaran. Kadang berhasil, tak jarang juga perlu improvisasi agar sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Berikut ada beberapa tips yang bisa dipakai untuk strategi pemasaran sebuah startup.

Kekuatan konten

Salah satu jalur yang bisa dimanfaatkan untuk marketing saat ini adalah konten. Baik itu konten dalam blog, website, email atau konten-konten yang ditampilkan di laman media sosial. Konten ini dibuat untuk membawa misi menyampaikan nilai-nilai produk yang ditawarkan. Bisa dibilang konten akan langsung menuju ke pengguna. Dinikmati atau tidak tergantung eksekusi dan kualitas konten. Oleh karena itu seorang pembuat konten, atau content creator bisa memagang peran penting dalam setiap strategi pemasaran. Kekuatan konten bisa menjadi cara tersendiri memperkenalkan bisnis Anda ke pengguna.

Product marketing

Setelah konsisten dengan usaha menyuguhkan konten yang berkualitas selanjutnya mungkin diteruskan dengan upaya membangun pemasaran produk (product marketing). Usaha ini akan membantu pengguna untuk menjawab pertanyaan mengenai kelebihan produk dibanding kompetitor atau apakah produk yang ditawarkan pantas untuk investasi yang dikeluarkan. Bangun pelan-pelan produk melalui beberapa cara. Mulai kenalkan, bangun branding, dan tentu yang paling penting jangan lupa suguhkan kualitas.

Customer marketing

Strategi customer marketing ini lebih ke bagaimana Anda mengenali pengguna, menjalin komunikasi dengan pengguna. Salah satu yang paling penting adalah menjaga hubungan baik dengan pengguna. Bisnis bisa mengambil beberapa informasi penting seperti kapan waktu efektif untuk promosi, saluran apa yang paling efektif, dan karakteristik pengguna. Cara-cara yang bisa lakukan adalah dengan memberikan pengumuman update produk via email atau media yang lainnya. Memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menuliskan review, menambahkan fitur referral, atau dan lainnya.

 

Lima Hal yang Perlu Dilakukan Pemilik Jika Startup Berakhir Gagal

Ketika startup gagal, banyak hal yang harus Anda lakukan sebagai pendiri startup. Jalan terbaik adalah mengakui kegagalan dan membenahi semua hal terkait. Artikel berikut ini akan membahas 5 hal penting yang wajib Anda lakukan, ketika startup tidak berjalan dengan baik dan berakhir gagal. Poin-poin tersebut baik untuk dicermati, agar langkah Anda selanjutnya untuk membangun kembali bisnis yang baru hingga membina relasi yang baik bisa terjaga.

Akui kekalahan

Menjadi orang yang keras kepala nampaknya memang sangat ideal untuk menjalankan startup, namun demikian jika kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan dan rencana, dan keputusan akhir mewajibkan Anda untuk segera menutup startup, baiknya segera lakukan penutupan tersebut. Jangan paksakan keadaan hanya karena Anda keras kepala dan terjebak dengan posisi ‘denial’.

Tuliskan pengalaman

Cara terbaik untuk melakukan introspeksi adalah dengan menuliskan semua perjalanan bisnis Anda yang berakhir gagal. Dengan demikian Anda bisa melihat kesalahan yang ada dan belajar dari kesalahan tersebut untuk usaha di masa mendatang. Anda tidak harus memperlihatkan tulisan tersebut kepada orang banyak, cukup simpan untuk diri Anda sendiri dan jadikan catatan tersebut sebagai acuan untuk menjadi entrepreneur yang lebih baik lagi.

Koordinasikan dengan mantan pegawai, mitra dan investor

Bina terus hubungan baik dengan mantan pegawai, mitra hingga investor usai startup ditutup. Jangan tinggalkan mereka tanpa alasan yang jelas, lakukan koordinasi dan relasi dengan pihak terkait, agar hubungan Anda di masa mendatang bisa terus terjaga.

Cari dukungan dari keluarga

Cara ampuh untuk bisa dengan cepat memulihkan rasa kecewa dari kegagalan adalah, beralih kepada keluarga hingga teman terdekat. Manfaatkan semua dukungan dan kepercayaan dari mereka, untuk memotivasi Anda mulai kembali dari awal dengan model bisnis yang baru untuk startup.

Bangun kembali startup

Cara terbaik untuk bisa pulih dari keadaan yang terpuruk adalah dengan memulai kembali startup baru. Belajar dari kesalahan, ciptakan peluang hingga model bisnis yang segar, kreatif dan inovatif. Intinya adalah, kegagalan adalah hal yang normal terjadi dalam dunia startup. Jangan terpaku dengan kesalahan terdahulu, dan mulailah kembali dengan ide baru belajar dari kesalahan terdahulu.

Belajar Membangun Startup Sukses dari Serial Entrepreneur Silicon Valley Bill Reichert

Silicon Valley saat ini telah menjadi trend setter untuk semua teknologi dan inovasi terkini. Diinisiasi oleh tech enthusiast yang mulai merasa bosan dan jenuh dengan kebiasaan mengidolakan selebiriti Hollywood di AS pada tahun 70-an, inovasi hingga teknologi terkini telah dilahirkan dari kawasan ini. Salah satu entrepreneur senior yang sejak awal berkarir di Silicon Valley adalah Bill Reichert yang saat ini menjabat sebagai Managing Director Garage Technology Ventures, sebuah VC yang berbasis di Silicon Valley dan telah banyak menelurkan startup berkualitas.

Pengalamannya selama 20 tahun sebagai serial entrepreneur, dipaparkan secara detil saat acara Global Ventures Summit 2017 akhir pekan lalu. Berikut ini adalah 5 tips yang perlu dicermati oleh pelaku startup belajar dari Bill Reichert.

Jadilah inovator

Dulu, sebelum Silicon Valley eksis, berbagai macam produk hingga perangkat yang dibuat berangkat dari hasil penemuan. Berbagai ahli hingga pakar lebih memfokuskan kepada penemuan terkini yang berguna untuk orang banyak. Namun demikian kehadiran Silicon Valley telah mengubah semua kebiasaan tersebut dan beralih menjadi fokus kepada inovasi. Inovasi yang mendorong para pelaku startup untuk memberikan layanan atau produk terkini yang berfungsi dengan baik untuk orang banyak.

Investasi ke tim

Tips lainnya yang juga dibagikan oleh Bill Reichert adalah, pentingnya untuk membangun “unbalanced team” dalam sebuah startup. Yang dimaksud dari “unbalanced team” adalah, rekrut berbagai orang yang memiliki skill dan kemampuan yang berbeda. Sehingga tim tersebut bisa saling melengkapi dengan berbagai talenta dan kemampuan yang dimiliki. Jangan terlalu banyak merekrut satu tim tertentu saja, tempatkan dengan baik berbagai posisi krusial yang dibutuhkan oleh startup dan ciptakan kolaborasi yang positif antar tim.

Jangan takut gagal

Dunia startup sarat dengan ide yang disruptive dan out of the box. Terkadang dibutuhkan cukup waktu serta eksekusi yang sempurna agar bisnis bisa berjalan dengan baik. Namun demikian ketika Anda sebagai pendiri startup merasa tidak mampu untuk menjalankan bisnis dan terpaksa harus menghentikan oprasional jangan putus asa. Kegagalan merupakan proses yang cukup normal dalam dunia startup. Dengan demikian Anda bisa belajar dari kesalahan dan mulai kembali membangun startup yang baru.

Luncurkan produk segera

Memiliki produk yang sempurna tentunya menjadi impian bagi semua startup, namun demikian untuk bisa menghasilkan produk atau layanan yang sempurna dibutuhkan waktu yang cukup lama, dan bisa berisiko terlambatnya produk tersebut dirilis. Jangan terlalu fokus kepada pengembangan hingga penyelesaian sebuah produk, jika produk Anda sudah siap dan bisa segera ditawarkan kepada publik. Produk akan menjadi ideal dan sempurna, ketika Anda mendapatkan feedback langsung dari pengguna.

Menjadi ‘enabler’ teknologi

Perusahaan sukses seperti Facebook, Google hingga Alibaba merupakan perusahaan sukses yang sepenuhnya memanfaatkan teknologi. Meskipun secara langsung ketiga perusahaan tersebut bukanlah perusahaan teknologi, namun dengan cara masing-masing mereka mampu menghadirkan layanan yang digunakan setiap harinya oleh orang banyak. Agar startup Anda bisa menjalankan bisnis dengan lancar, manfaatkan dengan baik teknologi yang sesuai dan tepat untuk layanan atau produk startup.

Tiga Cara Membentuk Budaya Kerja Seperti Google

Google telah menelurkan banyak metode yang bisa menghasilkan banyak kesuksesan besar dan menginspirasi banyak perusahaan. Bukan rahasia umum bahwa Google sangat mengedepankan kebebasan tim dan lingkungan kerja sebagai fondasi dasar untuk meraih kesuksesan. Meski Anda tidak bekerja di Google, ada banyak budaya kerja yang bisa Anda tiru dan bentuk untuk diterapkan di perusahaan Anda.

Artikel ini akan membahas lebih detil cara apa saja yang bisa Anda bentuk untuk membuat tim bahagia dan sukses seperti Google. Berikut ini rangkumannya:

1. Meluangkan waktu untuk passion

Ada yang menyebut resep sukses Google terletak di proporsi perbandingan 80/20. Google memberi kebebasan kepada karyawannya untuk menghabiskan 20% waktunya untuk melakukan apapun yang mereka ingin lakukan. Hasil yang terlihat nyata dari kebebasan yang diberikan Google terlihat dari produk mereka yang sukses seperti Gmail dan Google News.

Maksud dari kebebasan ini, tidak harus tim Anda meluangkan waktu untuk bermain gitar pada setiap hari Selasa. Bukan juga mengharuskan tim Anda harus memperluas cakrawala mereka dan menguji keterampilan unik guna membantu perusahaan.

Dengan menawarkan kesempatan nyata untuk pengembangan diri, berarti Anda menawarkan suatu pengembangan yang tidak hanya berkaitan untuk perusahaan namun juga keahlian dan passion unik untuk karyawan.

2. Izinkan karyawan untuk “gagal”

Mungkin mengejutkan bagi Anda untuk mengetahui bahwa perusahaan yang ambisius seperti Google tidak mengharapkan karyawan untuk mencapai semua tujuan mereka. Hal ini terlihat dengan apa yang diucapkan mantan SVP People Operation Google Laszlo Bock.

Dia bilang, “Kami mencari tingkat keberhasilan sebesar 60%-70% untuk semua hal yang kami lakukan. Sebuah persentase yang memberi Anda nilai F dalam ujian bukan berarti suatu tujuan yang mereka sasar, tapi ada alasan kuat di balik itu.”

“Untuk menetapkan tujuan ambisius namun sealigus membuat karyawan tetap kredibel, Anda harus menyadari bahwa semuanya tidak akan berhasil,” sambungnya.

Di Google pun tidak semuanya sempurna. Semua orang melebarkan sayapnya untuk terus mencoba hal baru. Google mampu mengurangi stres dan mendorong rasa bahagia dengan merangkul ide baru, bukan menuntut kesempurnaan.

3. Menerapkan transparansi

Google menerapkan suatu kebijakan dengan julukan “default to open,” atau mengikuti standar transparan bila kondisi memungkinkan. Mereka mendapat banyak tekanan saat memutuskan untuk menerbitkan permintaan akses informasi dari pemerintah di negara mana pun.

Google berusaha untuk membuat semua hal terbuka secara internal mulai dari kode pengguna Google hingga kesempatan untuk bertanya kepada para founder setiap hari Jumat. Lewat transparansi, keuntungan yang dirasakan Google adalah kurangnya “backstabbing” dan politik kantor yang tidak menyenangkan.

Meski perusahaan Anda belum bisa benar-benar menerapkan transparansi secara menyeluruh, Anda dapat tetap berusaha untuk terbuka seperti Google. Contohnya, menerapkan meeting secara terbuka daripada tertutup. Dengan demikian, semua orang memiliki kesempatan untuk mengemukakan gagasannya dan tidak hanya tim tertentu saja yang merasa memiliki ketika menjalankan suatu proyek.