Madhang dan Upaya Angkat Masakan Lokal

Teknologi saat ini mampu membantu manusia menemukan banyak hal, tak terkecuali makanan enak dan khas. Tema ini diusung Madhang, sebuah aplikasi yang memosisikan diri sebagai food marketplace yang mampu menghubungkan siapa pun yang berjualan dengan pembeli. Penjual pun tidak harus memiliki warung makan. Cukup rumah atau tempat untuk mengambil makanan dan makanan itu sendiri penjual sudah bisa menawarkannya kepada pelanggan.

Mulai diluncurkan awal bulan Desember ini, Madhang masih berkonsentrasi di kota Semarang. Dengan total warung atau mitra penjual makanan berjumlah 60 buah, Madhang masih berusaha untuk mengenalkan layanan mereka ke masyarakat dan mitra-mitra produsen makanan.

Yang cukup menarik dari Madhang adalah slogannya yang berbunyi “Your local food heroes”. Diterangkan CEO Madhang Maulana Bayu Samudro, slogan tersebut dimaksudkan bahwa pihaknya ingin mengangkat makanan-makanan khas Indonesia karena sekarang mulai banyak yang tidak mengetahui masakan-masakan khas / lokal. Promosi makanan khas menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai.

“Jika kita mempunyai resep masakan keluarga dan ingin membagikannya dengan orang lain yang bahkan tidak kita kenal, maka kita bisa berbagi melalui Madhang. Dan jika kita membutuhkan masakan rumahan yang kita rindukan dan tidak kita temukan di resto maupun pedagang kaki lima yang ada, maka kita bisa mencarinya melalui Madhang,” ungkap Bayu.

Lebih jauh Bayu menjelaskan Madhang didesain untuk membantu para pembeli dan penjual. Untuk para penjual, Madhang membantu penentuan jam operasi secara lebih leluasa. Jenis produk yang dijual pun bisa apa saja atau yang dimasak sehari-hari. Penjual juga bisa memasang produk makanan pre-order sehingga bisa menyiapkan masakan terlebih dahulu. Dari segi teknis, Madhang dilengkapi fitur yang bisa membantu pembeli dan penjual berkomunikasi.

Sementara dari segi pembeli, Madhang memudahkan pencarian makanan dengan fitur filter. Selain itu pembeli juga bisa memilih untuk makan di tempat atau dikirim melalui layanan pesan antar.

“Di Madhang masyarakat dapat lebih mudah menemukan makanan-makanan yang mempunyai resep rahasia ala rumahan. Dan bagi para ibu-ibu rumah tangga yang ingin mempunyai warung namun tidak mempunyai modal. Kami merupakan solusi tersebut karena dengan berjualan di Madhang ibu-ibu bisa menjual langsung makanan yang dimasak dan menggunakan rumahnya untuk berjualan,” papar Bayu.

Salah satu hal menarik dari startup asal Semarang ini adalah keterlibatan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Pemuda yang memang terlihat tertarik dengan industri digital tersebut masuk dalam jajaran tim Madhang sebagai CMO (Chief Marketing Officer).

“Awalnya ketika saya berpikiran untuk memajukan UKM beserta ibu-ibu rumah tangga yang ingin mempunyai penghasilan tambahan. Kebetulan mahasiswa-mahasiswa UDINUS memiliki visi dan misi yang sama untuk memajukan resep rumahan untuk memiliki nilai lebih. Dari situ kami, para founder Madhang membuat aplikasi ini,” terang Kaesang menceritakan keterlibatannya di Madhang.

Madhang saat ini tengah berusaha menyusun strategi untuk berkembang dan mendapatkan pengguna. Mereka juga sudah menyusun beberapa inovasi dan langkah strategis, termasuk menyediakan pelatihan untuk para mitra Madhang tentang penyajian makanan dan pelayanan pelanggan, mengadakan festival kuliner dengan para mitra Madhang, melakukan ekspansi di luar wilayah Semarang, dan mengembangkan sistem reward bagi para mitra yang mampu ditukarkan dengan peralatan masak sehingga bisa membantu produktivitas mereka.

“Saya berharap Madhang dapat menjadi wadah bagi tenant Madhang untuk menjadikan resep rumahannya memiliki nilai ekonomi yang lebih. Saya juga berharap user Madhang dapat menggunakan aplikasi ini sebagai wadah bagi mereka untuk mengenal lebih jauh masakan Indonesia,” terang Kaesang.

Application Information Will Show Up Here

Wakuliner Mencoba Menangkap Peluang Bisnis Marketplace Makanan

Pertumbuhan bisnis online di Indonesia sangat dipengaruhi oleh banyaknya konsumen yang melek teknologi digital. Salah satu segmen yang laris manis adalah sektor makanan, lengkap dengan jasa pengantarannya. Kondisi jalanan yang kurang kondusif dan antrian di restoran yang mengular merupakan alasan utama bagi masyarakat memesan makanan via online. Peluang ini kemudian coba ditangkap Anthony Gunawan dengan menghadirkan Wakuliner, sebuah marketplace yang melayani jual beli makanan lengkap dengan layanan antar dan fitur-fitur lainnya.

Wakuliner secara jeli melihat peluang yang ada di segmen jual beli makanan. Tidak hanya berupa makanan panas tetapi juga snack dan makanan khas atau oleh-oleh. Tujuannya untuk membantu UMKM menjual produk-produk makanannya.

Dari segi model bisnis Wakuliner merupakan marketplace yang mengusung konsep C2C (Customer to Customer) yang artinya memberikan kesempatan bagi masyarakat umum membeli dan berjualan di platform Wakuliner yang kini sudah tersedia untuk platform Android dan iOS.

“Kami sudah dan akan terus menyiapkan beragam fitur dan layanan terbaik untuk memudahkan masyarakat menikmati kuliner nusantara, seperti fitur Waku-Antar, Waku-Wiku, dan Waku Katering yang memiliki fungsi masing-masing,” jelas Anthony.

Fitur Waku-Anter sendiri merupakan fitur pesan antar yang memungkinkan pembeli mendapatkan makanan yang dipesan, baik makanan panas maupun snack atau oleh-oleh. Untuk jasa pengantaran makanan panas Wakuliner mencoba membantu depot atau restoran yang memiliki jasa antar makanan untuk lebih banyak mendapatkan pengguna. Dengan kata lain Wakuliner hanya meneruskan pesanan ke restoran masing-masing dan menggunakan jasa antar restoran masing-masing. Sedang untuk makanan snack atau oleh-oleh, Wakuliner berambisi membantu UMKM dalam menjual produk makanan mereka.

Fitur selanjutnya adalah Waku-Wiku, sebuah fitur yang memberikan informasi makanan legendaris bagi pencinta wisata kuliner. Dengan demikian pengguna dapat lebih mengenal makanan tersebut lengkap dengan daftar tempat makan, menu, foto, review, alamat lengkap (GPS) dan informasi pendukung lainnya. Fitur ketiga yang juga ada di sistem Wakuliner adalah sistem Waku-Katering, sebuah layanan yang memungkinkan pengguna memesan katering harian maupun katering event.

Untuk metode pembayarannya Wakuliner saat ini melayani pembayaran tunai atau cash on delivery, bank transfer, kartu kredit, dan lainnya. Kabarnya akan segera menyusul beberapa metode pembayaran seperti virtual account dan e-wallet.

Sejauh ini Wakuliner sudah memiliki kurang lebih 3600 penjual atau merchant yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Bali, Solo, Surabaya, Palembang hingga Makassar. Dengan call center dan technical support yang bisa dihubungi kapan saja diharapkan bisa membantu meningkatkan kepuasan pengguna.

“Visi kami menjadikan Wakuliner sebagai marketplace kuliner terbesar dan terlengkap di dunia. Misi kami membantu pengusaha kuliner dengan memberikan pelatihan dan aplikasi terbaik. Juga menyediakan beragam fitur pelayanan kuliner terbaik, terlengkap dan aman bagi masyarakat,” pungkas Anthony.

Application Information Will Show Up Here

Keppo Makan Sajikan Sistem Pemesanan dan Transaksi Tempat Kuliner di Pontianak

Keppo Makan merupakan sebuah startup digital asal Pontianak yang mencoba keberuntungan di sektor kuliner. Dikembangkan sejak November 2015, layanan yang dihadirkan meliputi sistem pemesanan restoran, cafe ataupun toko roti. Misi Keppo Makan ingin menjadi direktori tempat makan terlengkap di kota tersebut.

Selain menyajikan sistem informasi seperti menu makanan atau penawaran terkini, Keppo Makan juga menanamkan sistem pembayaran di aplikasinya. Pengguna dapat melakukan top-up saldo untuk melakukan pembayaran makanan. Fitur ala media sosial juga disematkan, memungkinkan pengguna untuk berbagi aktivitas di tempat makan dan foto ke aplikasi tersebut, dengan tujuan berbagi pengalaman mereka.

“Keppo Makan dibuat berdasarkan analisis dan pengalaman kami untuk mempermudah proses transaksi kuliner, baik itu resyoran, kafe, katering, homemade, jajanan dan bakery. Dan ini menjadi visi kami untuk mengembangkan UKM Indonesia yang bergerak  di industri makanan,” ujar Founder & CEO Keppo Makan Frans Wiraya.

Saat ini Keppo Makan telah tersedia mellaui aplikasi Android. Proses bisnis yang dijalankan ialah model transaction fee. Pemilik merchant bisa mengunggah informasi tentang menunya gratis ke dalam platform. Keppo Makan baru akan mengenakan biaya jika ada transaksi yang dilakukan melalui platform tersebut.

“Layanan kami gratis. Namun kami akan mengenakan sistem bagi hasil berupa fee per transaksi, itu pun saat semua syarat dan ketentuan telah dipenuhi,” ujar Frans.

Beberapa merchant dari Pontianak sudah mulai meramaikan aplikasi ini, beberapa lainnya sedang dalam proses verifikasi. Dilakukan pengecekan ulang pada setiap merchant yang mendaftar dinilai akan efektif untuk menyajikan informasi berkualitas di platform Keppo Makan.

“Visi kami tidak hanya di Pontianak, tapi juga ke seluruh Indonesia. Dalam waktu dekat kami masih terus meningkatkan konsolidasi untuk penyempurnaan sistem bisnis dan teknologi. Kami juga siap menyambut investor untuk mengakselerasi bisnis kami,” pungkas Frans.

Application Information Will Show Up Here

Platform Pasar Kuliner Online Wakuliner Siap Rangkul Pemilik Usaha Makanan

Hadirnya layanan e-commerce marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak dinilai memudahkan para penjual dari berbagai segmen untuk berjualan online. Hanya saja belum ada marketplace yang khusus berjualan kuliner. Padahal kuliner menyimpan peluang bisnis yang besar karena tergolong kebutuhan sehari-hari yang selalu dicari orang.

Hal tersebut membuat Anthony Gunawan mendirikan Wakuliner. Wakuliner adalah singkatan dari Wadah Kuliner, sebuah platform dan aplikasi kuliner online di Indonesia yang sudah tersedia untuk platform Android dan iOS.

Anthony bercerita proses pendirian Wakuliner mulai dari ide hingga peluncuran sekitar satu tahun. Turut bergabung sebagai jajaran direksi Wakuliner di antaranya Fransiscus Budi Pranata (CFO), Alena Wu (CMO), dan Tung Desem Waringin (Presiden Komisaris).

“Kami bangun Wakuliner untuk mendorong pengusaha kuliner miliki toko online yang bisa mereka kelola sendiri, atur foto atau memberikan diskon. Kalau bekerja sama dengan jasa kurir makanan on-demand, mereka tidak bisa dapat kesempatan seperti itu,” terang Anthony kepada DailySocial.

Jenis layanan

Ada tiga jenis layanan yang akan segera tersedia di aplikasi Wakuliner, yaitu Waku-Antar, Waku-Wiku, Waku-Katering. Untuk Waku-Antar, layanan memberikan jasa pesan-antar tercepat dengan 2.850 merchant dengan lebih dari 10.100 SKU menu kuliner. Tersebar di 30 kota, mulai dari Jabodetabek, Bandung, Bali, Solo, Surabaya, Palembang hingga Makassar.

Untuk memilih layanan ini, konsumen dapat melihat detil merchant (alamat, deskripsi, hari dan jam kerja), rating dan ulasan pelanggan yang pernah belanja di sana. Setelah pemesanan dilakukan, akan ada kurir yang siap mengirim pesanan.

Dalam proses bisnisnya, kurir hanya akan disediakan pemilik usaha kuliner, bukan pihak Wakuliner. Bentuknya bisa menyediakan sumber daya sendiri atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

Segala skala usaha kuliner bisa bergabung ke Wakuliner, dari restoran besar hingga PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Persyaratannya mereka hanya perlu memiliki smartphone, sudah terhubung internet, memiliki rekening bank, dan bersedia menyediakan jasa kurir.

“Nanti dalam aplikasi, sudah tersedia perhitungan ongkos kirimnya yang akan diakumulasikan dengan total belanjaan. Sama seperti membeli barang di marketplace online lainnya,” terang Anthony.

Dia melanjutkan, dalam aplikasi Wakuliner Merchant akan terlihat detil pesanan dan info pelanggan. Mereka juga akan mendapat laporan dan analytics di aplikasi.

Di CMS Merchant tersedia fungsi-fungsi yang berguna untuk upload dan update menu dengan foto, memberi promo diskon, melihat semua histori transaksi, laporan keuangan, dan pembagian komisi untuk Wakuliner.

Untuk sistem pembayarannya, tersedia pilihan bayar tunai (COD), bank transfer dengan virtual account, dan kartu kredit.

Anthony menargetkan sebelum grand launching pihaknya menargetkan mampu menjaring 10 ribu merchant tersebar di 50 kota dengan 250 ribu pengguna.

Tak hanya melalui aplikasi, nantinya pemesanan juga akan bisa dilakukan lewat situs desktop.

Layanan kedua yang dihadirkan adalah Waku-Wiku. Layanan ini ditujukan untuk direktori lokasi tempat makan populer dan legendaris berusia lebih dari 20 tahun. Di sana tersedia info restoran, menu, foto makanan, lokasi dan petunjuk arahnya.

Layanan ini mirip seperti aplikasi direktori makanan Zomato dan Qraved, hanya saja lokasinya masih terbatas, baru tersedia di Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya, dan Tangerang.

Terakhir, Waku-Katering. Anthony menerangkan saat ini masih dalam tahap persiapan, rencananya akan segera diumumkan saat soft-launching mendatang. Layanan ini diperuntukkan untuk memudahkan konsumen mencari jasa katering, untuk kebutuhan harian maupun acara spesial.

Dalam platform ini, akan menggabungkan seluruh bentuk usaha katering mulai dari usaha rumah tangga penyedia katering sampai usaha katering event organizer untuk melayani acara penting. Sistem pembayarannya nanti akan disediakan untuk pembayaran dimuka (DP) secara online.

Beri jaminan pengiriman

Risiko berbisnis selalu ada, apalagi dalam bisnis kuliner. Untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan, Wakuliner menyediakan layanan call center selama 24 jam untuk memastikan pengiriman pesanan sesuai waktu estimasi.

Setelah pemesanan dilakukan, call center akan menghubungi pemesan untuk konfirmasi ulang sekaligus memastikan tidak ada perubahan pesanan. Kemudian, mereka akan memeriksa komitmen dari merchant untuk pengiriman pesanan untuk tepat waktu, apabila tidak bisa mengirimkan akan segera diinfokan ke pemesan.

“Tantangan lainnya adalah masalah biaya, banyak orang yang cari free ongkir dan harga makanan yang murah. Banyak yang lebih memilih itu daripada rasa makannya. Ini jadi tantangan bagi kami maupun merchant, untuk memberi harga yang kompetitif,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Layanan E-Commerce ‘Niche’ Lemonilo Tawarkan Produk Makanan dan Minuman Sehat

Satu lagi layanan e-commerce ‘niche’ lokal hadir di Indonesia. Kali ini khusus menawarkan produk makanan dan minuman sehat untuk masyarakat Indonesia yang memperhatikan asupan konsumsinya. Lemonilo, baru hadir selama 3 bulan, menawarkan produk makanan dan minuman segar tanpa bahan pengawet dan pengiriman bisa dilakukan ke seluruh Indonesia.

Di situsnya, Lemonilo disebutkan merupakan bagian PT Konsula Amarta Nusantara, atau yang kita kenal sebagai startup medtech Konsula. Konsula sendiri memiliki marketplace paket kesehatan dan kecantikan. DailySocial belum memperoleh tanggapan soal bagaimana relasi pengelolaan Konsula dan Lemonilo.

Layanan khusus makanan dan minuman sehat

Selama ini pilihan makanan sehat, menu diet, dan minuman segar lainnya sudah banyak dijual melalui toko online atau media sosial. Meskipun demikian belum ada layanan e-commerce yang menghadirkan secara khusus pilihan menu diet dan produk sehat untuk masyarakat Indonesia. Menurut informasi yang kami dapatkan, Lemonilo didirikan dengan mencoba meng-cater pelanggan yang tertarik dengan menu sehat dari berbagai merchant yang ada.

Kategori yang dimiliki Lemonilo cukup beragam, sekilas tidak terlalu berbeda dengan pilihan menu yang ada di Gorry Gourmet, Black Garlic, atau Berry Kitchen. Lemonilo menyediakan pilihan seperti catering, makanan siap saji, cemilan, bahan makanan segar hingga produk minuman. Meskipun semua produk sudah bisa dikirim di seluruh Indonesia, namun untuk bahan makanan yang terbilang segar saat ini hanya tersedia di wilayah Jakarta.

Harga yang ditawarkan juga cukup beragam mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 900 ribu rupiah, sesuai dengan paket dan menu yang dipilih pelanggan.

Menurut sumber kami, Lemonilo melakukan kurasi produk dan memastikan makanan yang dijual tidak mengandung bahan kimia, MSG, atau pewarna makanan.

Meskipun telah beroperasi selama 3 bulan untuk pemesanan dan pembelian, Lemonilo belum diluncurkan secara resmi. Rencananya dalam waktu dekat, menurut informasi yang kami peroleh, Lemonilo segera diresmikan dengan menghadirkan pilihan merchant dan produk yang lebih beragam.

Targetkan Kalangan Millenial, Kulina Terus Berekspansi Sampai Akhir Tahun

Platfom marketplace untuk mempertemukan antara catering dan home chef dengan pelanggan melalui medium situs dan aplikasi mobile Kulina, kembali mengumumkan inovasi terkini. Kali ini adalah paket makan siang dengan harga istimewa untuk pelanggan di Jakarta. Berdiri pada akhir tahun 2015 lalu, Kulina sendiri basis operasinya adalah di Jakarta dengan development office yang berada di Yogyakarta, berkomitmen untuk menjadi startup terdepan dalam hal penyediaan kuliner dengan pilihan menu beragam di Indonesia.

Sejak diluncurkan, Kulina mengklaim telah memiliki 50 dapur katering yang telah bergabung dan lebih dari 10 ribu pelanggan yang mengakses Kulina melalui desktop dan aplikasi. Aplikasi Kulina saat ini hanya tersedia di Android dan belum diluncurkan dalam versi iOS.

By the end of 2016 kami akan launch untuk iOS, tetapi sebenarnya saat ini biggest user adalah melalui web / mobile web. Apps kami fokuskan pada engagement dan memberikan kontrol yang lebih mudah bagi users kami saat berlangganan (fitur untuk melewati makanan, memperpanjang langganan),” kata CEO Kulina Andy Fajar Handika kepada DailySocial.

Ditambahkan oleh Andy, saat ini, pelanggan Kulina terbesar (sekitar 70%) adalah pekerja kantoran untuk makan siang. Sisanya adalah dari kalangan pengguna yang tinggal di apartemen/perumahan. Sementara untuk layanan yang tersedia di Kulina di antaranya meliputi kebutuhan untuk katering diet, Indian food, Chinese food, Japanese food sesuai dengan keunggulan masing-masing dapur yang tergabung dalam Kulina.

“Kulina saat ini mengirimkan ribuan porsi setiap harinya ke seluruh Jakarta. Selain pelanggan individu, kami juga melayani cukup banyak pelanggan korporat, seperti Sale Stock, aCommerce, dan lainnya,” kata Andy.

Targetkan kalangan millenial

Dengan mengedepankan konsep marketplace, Kulina menawarkan kesempatan kepada pelaku UKM yang memiliki usaha katering rumahan untuk ditawarkan kepada pasar yang lebih luas. Konsep ini berbeda dengan layanan yang sebelumnya telah hadir di industri kuliner seperti Berrykitchen dan Gorry Gourmet.

“Konsep Kulina adalah curated marketplace, artinya pelanggan tidak akan kuatir dengan variasi makanan yang tersedia, karena makanan akan diproduksi dari berbagai dapur. Di sisi lain, kami aware juga bahwa kualitas sangat penting, sehingga untuk tergabung di Kulina, kitchen partner kami harus melalui beberapa tahapan verifikasi,” kata Andy.

Selain proses penyaringan partner, Kulina menghadirkan Kulina Box sebagai produk Kulina yang terbaru yang diluncurkan untuk menargetkan kalangan millenial sebagai pelanggan Kulina.

“Fokus kami adalah affordability pada segment market kami, yaitu Gen-Y dan millennial. Dengan rata-rata spend untuk makan siang di Jakarta berkisar 40-50rb/porsi, Kulina Box menawarkan hanya Rp 20,000 /box untuk makan siang komplit. Artinya konsumen kami bisa melakukan penghematan ratusan ribu rupiah dari gaji mereka per bulan, dan tentunya tidak perlu kehilangan waktu berharga untuk makan siang ke restoran/warung,” kata Andy.

Target lainnya yang diharapkan bisa segera terealisasi akhir tahun 2016 ini adalah memperluas jangkauan layanan Kulina. Saat ini Kulina masih terbatas melayani hanya di Jakarta saja, dengan memanfaatkan layanan pengiriman dari pihak ketiga. Kulina tidak memiliki tim pengiriman secara internal.

“Tentunya ekspansi wilayah untuk akhir tahun 2016. Target kami akan membuka seluruh wilayah Jabodetabek dan menyusul kota-kota besar lain di Indonesia,” tutup Andy.

Application Information Will Show Up Here