Masuk Kelas Pocket, Panasonic Lumix TZ90 Warisi Sejumlah Fitur Lini Mirrorless

Panasonic baru saja meluncurkan kamera pocket anyar untuk lini “Travel Zoom” (TZ) mereka, yakni Lumix TZ90. Melihat penamaannya, kamera ini merupakan suksesor dari Lumix TZ80 yang dirilis bersama-sama dengan Lumix TZ100 pada awal tahun lalu.

Desainnya tidak banyak berubah dibanding TZ80, dan kamera ini juga masih menggunakan sensor berukuran 1/2,3 inci, meski resolusinya naik sedikit menjadi 20,3 megapixel. Lensa yang digunakan sama persis, dan masih mengacu pada standar yang ditetapkan Leica; menawarkan optical zoom sebesar 30x di angka 24–720mm, dengan aperture f/3.3–6.4.

Seperti pendahulunya, Lumix TZ90 menawarkan optical zoom sebesar 30x / Panasonic
Seperti pendahulunya, Lumix TZ90 menawarkan optical zoom sebesar 30x / Panasonic

Soal video, TZ90 pun tidak membawa perubahan, tetap dalam resolusi 4K 30 fps. Yang baru justru adalah sistem autofocus-nya, dimana TZ90 telah mewarisi teknologi Depth-from-Defocus dari lini mirrorless Panasonic, memungkinkannya untuk mengunci fokus dengan sangat cepat.

Sistem ini, dipadukan dengan kemampuan burst shooting secepat 10 fps (atau 5 fps dalam mode Continuous AF), menjadikan peran TZ90 sebagai kamera travelling makin esensial. Melengkapi semua itu adalah sistem hybrid OIS 5-axis – sayang ini tidak bisa digunakan saat merekam video 4K.

Fitur baru lain yang diusung oleh TZ90 adalah Post Focus dan Focus Stacking – lagi-lagi merupakan warisan lini mirrorless Panasonic. Dengan Post Focus, pengguna dapat mengganti bagian foto yang terfokuskan pasca pemotretan. Focus Stacking juga demikian, tapi untuk depth of field, dan semua prosesnya ini langsung terjadi di perangkat.

Kehadiran layar sentuh sangat memudahkan pengguna dalam menentukan fokus / Panasonic
Kehadiran layar sentuh sangat memudahkan pengguna dalam menentukan fokus / Panasonic

Menengok ke belakang, Anda akan disambut oleh layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot yang dapat dimiringkan 180 derajat hingga menghadap ke depan. Dalam posisi ini, kamera akan masuk dalam mode Self Shot secara otomatis. Saat sinar matahari terlalu terik, pengguna dapat memanfaatkan electronic viewfinder meski ukurannya terlampau kecil jika dibandingkan dengan milik kamera mirrorless kebanyakan.

Panasonic Lumix TZ90 akan dilepas ke pasaran mulai akhir Mei mendatang dengan banderol harga $449. Pilihan warna yang tersedia hanya hitam dan silver.

Sumber: DPReview.

Kamera Mirrorless Terbaru Sony Diklaim Mempunyai Performa Melampaui DSLR

Sony boleh terpuruk di ranah mobile, akan tetapi mereka masih memimpin di segmen kamera, utamanya untuk kategori mirrorless. Hal ini dibuktikan lewat kamera terbaru mereka, Sony A9, yang diklaim sanggup menyuguhkan performa setara, atau bahkan melampaui DSLR.

Rahasianya terletak pada sensor full-frame Exmor RS baru bertipe stacked, dengan resolusi 24,2 megapixel, yang didampingi oleh prosesor BIONZ X baru pula. Menurut Sony, kombinasi ini memungkinkan A9 untuk mengolah data 20 kali lebih cepat ketimbang A7R II – yang sendirinya sudah termasuk kencang.

Lewat A9, Sony sejatinya ingin menarget fotografer olahraga yang selama ini masih belum bisa menemukan kamera mirrorless yang mampu menandingi kinerja DSLR-nya. Tidak main-main, A9 sanggup menjepret hingga 362 gambar JPEG atau 241 gambar RAW tanpa henti dalam kecepatan 20 fps.

Gaya desain Sony A9 mirip seperti A7R II; ringkas tapi performanya ngebut / Sony
Gaya desain Sony A9 mirip seperti A7R II; ringkas tapi performanya ngebut / Sony

Perihal autofocus, A9 dibekali dengan sistem hybrid yang mengandalkan 693 titik phase-detection, dengan coverage sekitar 93% dari keseluruhan bingkai. Dibandingkan A7R II, A9 diyakini memiliki performa autofocus 25% lebih cepat. Melengkapi semua itu adalah dukungan electronic shutter hingga secepat 1/32.000 detik.

Kualitas gambar maupun dynamic range yang dihasilkannya juga tidak perlu diragukan lagi, mengingat sensor yang digunakan adalah sensor full-frame, dan lagi perangkat juga dilengkapi sistem image stabilization 5-axis. Sensitivitasnya juga tinggi, dengan rentang ISO 100 – 51200, yang dapat diekspansi lebih jauh menjadi 50 – 204800. Soal video, A9 menjanjikan kualitas video 4K terbaik tanpa mengandalkan teknik pixel binning.

Panel belakang Sony A9 dilengkapi sebuah joystick untuk menentukan titik fokus dengan mudah dan cepat / Sony
Panel belakang Sony A9 dilengkapi sebuah joystick untuk menentukan titik fokus dengan mudah dan cepat / Sony

Secara fisik A9 mengadopsi gaya desain A7R II, dengan sejumlah penyempurnaan. Utamanya adalah electronic viewfinder (EVF) dengan resolusi yang lebih tajam, tepatnya di angka 3,68 juta dot selagi menawarkan tingkat perbesaran 0,78x. Selain lebih tajam, tingkat kecerahan EVF-nya juga dua kali lebih tinggi ketimbang yang ada pada A7R II.

Aspek pengoperasian turut disempurnakan lewat sebuah joystick untuk menentukan titik autofocus dengan cepat – mirip seperti yang ditawarkan Fujifilm. A9 juga sudah mengemas dua slot SD card, dimana salah satunya mendukung kartu jenis UHS-II. Unik juga untuk A9 adalah kehadiran port Ethernet supaya proses transfer gambar dalam skenario profesional bisa berlangsung secara instan.

Sony cukup percaya diri menyebut A9 sebagai kamera tercanggih yang pernah mereka buat, tanpa membatasi pada kategori mirrorless atau DSLR. Namun mengingat A9 masih masuk dalam segmen mirrorless, konsumen mungkin masih khawatir soal daya tahan baterai. Well, Sony mengklaim baterai A9 dua kali lebih awet ketimbang A7R II.

Sony berencana memasarkan A9 mulai bulan Mei mendatang seharga $4.500 body only. Ingat, target pasarnya adalah fotografer olahraga yang terbiasa menggunakan DSLR kelas atas, jadi wajar kalau banderol harganya seperti itu.

Sumber: Sony.

Begini Penampakan Final Light L16, Kamera Pocket yang Terdiri dari 16 Kamera Kecil

Masih ingat dengan Light L16, sebuah kamera pocket yang menyimpan 16 kamera kecil dan sanggup menjepret foto beresolusi 52 megapixel? Setelah sibuk mencari pendanaan investor selagi menyempurnakan prototipe beserta teknologinya, pengembangnya kini tengah bersiap untuk merilis versi produksi dari kamera unik tersebut.

Jadwalnya memang molor dari rencana awal di bulan September 2016, akan tetapi Light telah mengumumkan bahwa konsumen yang telah melakukan pre-order bakal menerima pesanannya mulai 14 Juli mendatang. Bersamaan dengan itu, Light juga merilis foto L16 versi final yang sepertinya telah melewati sejumlah revisi.

LED flash-nya pindah posisi dan kini merupakan dual-tone flash / Light
LED flash-nya pindah posisi dan kini merupakan dual-tone flash / Light

Versi finalnya ini membawa sejumlah perubahan. Yang paling kelihatan, LED flash-nya tidak lagi berada di atas logo “Light”, melainkan diposisikan di bagian tengah, tepat di sebelah modul laser focus assist. LED flash ini juga mengemas dua temperatur warna yang berlawanan, mirip seperti yang kita jumpai pada mayoritas smartphone.

Penataan 16 lensanya tidak berubah dan tetap terlihat acak. Dari total 16 lensa, L16 mengemas enam lensa telefoto 150mm f/2.4, lima lensa 70mm f/2, dan lima lensa wide-angle 28mm f/2. Di sebelah kirinya, grip-nya tampak rata dengan bodi, berbeda dari versi sebelumnya dimana grip-nya tampak sedikit menonjol.

Grip-nya kini rata dengan bodi, sedangkan panel atasnya tetap minimalis / Light
Grip-nya kini rata dengan bodi, sedangkan panel atasnya tetap minimalis / Light

Panel atasnya juga tetap sama dan masih sangat minimalis dengan hanya sebuah tombol power dan shutter. Di sekeliling kanan bodinya saya duga merupakan deretan lubang ventilasi – penting mengingat kamera ini harus melakukan proses stitching gambar yang kompleks yang pastinya akan berujung pada meningkatnya suhu perangkat.

Yang sedikit mengecewakan, tidak ada gambar terbaru dari panel belakangnya. Apakah masih didominasi oleh layar sentuh? Sejauh ini belum ada yang bisa memastikan, namun saya kira bagian ini semestinya tidak banyak berubah.

Terlepas dari itu, Light sepertinya masih kesulitan memenuhi pesanan konsumen. Mereka baru akan menerima pesanan lagi mulai akhir tahun ini, tapi itu pun hanya di Amerika Serikat saja. Buat yang penasaran seperti apa foto yang bisa dihasilkan Light L16, silakan lihat sendiri kedua foto di bawah – selengkapnya bisa langsung di situs resmi Light.

Sampel foto Light L16 / Light
Sampel foto Light L16 / Light
Sampel foto Light L16 / Light
Sampel foto Light L16 / Light

Sumber: 1, 2, 3.

Nikon D7500 Warisi Spesifikasi dan Performa D500 untuk Menjadi Raja Fotografi Aksi Cepat

Nikon baru saja mengumumkan DSLR kelas menengah anyar, yaitu D7500. Ia merupakan suksesor langsung dari D7200, dengan desain yang hampir identik, akan tetapi bobotnya sedikit lebih ringan, hand grip-nya lebih tebal, dan weather sealing-nya lebih sempurna.

Namun yang membuat Nikon D7500 terdengar sangat menarik sebenarnya tidak kelihatan dari luar. Ia telah mewarisi jeroan milik D500 yang diposisikan di segmen lebh high-end, yang antara lain meliputi sensor APS-C 20,9 megapixel, prosesor Expeed 5 dan sensor metering RGB 180 ribu pixel.

Dengan bekal seperti ini, D7500 sejatinya jadi bisa sangat diandalkan dalam fotografi aksi-aksi cepat, – ranah dimana D500 cukup bersinar – meskipun sistem autofocus-nya sama seperti yang digunakan D7200. Kehadiran sistem metering baru ini sangat berkontribusi pada kinerja D7500 dalam mempertahankan fokus pada objek yang bergerak secara konstan.

Dibanding pendahulunya, Nikon D7500 sedikit lebih ringan, hand grip-nya lebih tebal dan weather sealing-nya lebih superior / Nikon
Dibanding pendahulunya, Nikon D7500 sedikit lebih ringan, hand grip-nya lebih tebal dan weather sealing-nya lebih superior / Nikon

Dibanding pendahulunya, D7500 kini mengemas rentang ISO 100 – 51200, dan ia juga sudah bisa merekam video 4K. Performa burst shooting-nya pun meningkat cukup pesat, dengan kemampuan menjepret hingga 100 gambar JPEG atau 50 gambar RAW sekaligus dalam kecepatan 8 fps.

Bicara soal RAW, D7500 dapat memroses beberapa gambar sekaligus secara internal menjadi format JPEG, sehingga Anda dapat memindahnya langsung ke smartphone tanpa bantuan komputer. D7500 pun juga telah dibekali sistem SnapBridge yang inovatif, dimana kamera memadukan Bluetooth dan Wi-Fi untuk urusan remote control dan file transfer selagi mempertahankan koneksi – tidak perlu pairing berulang-ulang.

Nikon D7500 dibekali layar sentuh yang dapat di-tilt, fitur yang tergolong langka dalam kategori DSLR / Nikon
Nikon D7500 dibekali layar sentuh yang dapat di-tilt, fitur yang tergolong langka dalam kategori DSLR / Nikon

Melirik panel belakangnya, Anda bakal disambut oleh layar sentuh 3,2 inci beresolusi 922 ribu dot yang dapat dimiringkan ke atas atau bawah – jujur, layar sentuh di DSLR termasuk cukup langka. Slot SD card-nya tak lagi ada dua seperti D7200, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan hingga 950 jepretan per charge.

Nikon berencana memasarkan D7500 mulai musim panas mendatang seharga $1.250 untuk bodinya saja, atau $1.750 bersama lensa 18-140mm f/3.5-5.6G ED VR.

Sumber: DPReview.

Fujifilm Perkenalkan Kamera Instan Baru, Instax Mini 9

Selain sukses di segmen mirrorless, Fujifilm juga berjasa memopulerkan kembali tren kamera instan yang dimulai oleh Polaroid. Belum lama ini, pabrikan asal Jepang tersebut mengumumkan kamera instan baru bernama Instax Mini 9.

Instax Mini 9 adalah suksesor langsung Instax Mini 8, dimana fitur-fitur terbaiknya terus dipertahankan sembari menghadirkan fitur anyar yang tak kalah menarik, yaitu sebuah aksesori yang dapat dipasangkan ke bagian lensa supaya pengguna bisa memotret objek dari jarak yang lebih dekat, sampai sedekat 35 cm.

Tepat di sebelah lensanya, Anda masih akan menjumpai sebuah cermin kecil yang akan sangat membantu dalam mengambil selfie. Fitur auto exposure, dimana pengguna tinggal menyesuaikan dial dengan salah satu dari empat indikator LED yang menyala, turut dipertahankan.

Di belakang, Anda akan disambut oleh jendela bidik dengan tingkat perbesaran 0,37x. Flash-nya punya jarak efektif mulai 0,6 sampai 2,7 meter, dan Fuji juga telah membekalinya dengan mekanisme pemasangan kertas film otomatis.

Sumber tenaga Fujifilm Instax Mini 9 berasal dari sepasang baterai AA, yang diperkirakan bisa bertahan sampai pengguna menghabiskan sekitar 10 pak kertas film. Kamera ini rencananya bakal dipasarkan mulai bulan depan seharga $70 dalam lima pilihan warna: Lime Green, Flamingo Pink, Smoky White, Ice Blue dan Cobalt Blue.

Sumber: DPReview.

Olympus Siap Kembangkan Sensor Micro Four Thirds dengan Kemampuan Merekam Video 8K

Dibanding Panasonic, menurut saya Olympus kurang begitu populer di kalangan konsumen kamera mirrorless, meskipun keduanya sama-sama merupakan pencetus platform Micro Four Thirds. Kamera seperti Lumix GH4 dan GH5 bisa menjadi salah satu alasan dari argumen saya ini, dimana publik tak hanya mengakui kualitas jepretannya, tetapi juga bagaimana kedua kamera tersebut berhasil menetapkan standar baru di segmen videografi.

Ke depannya, tampaknya Olympus juga akan mengejar hal yang sama. Berdasarkan wawancara salah satu petingginya dengan media Perancis, Focus Numerique, dijelaskan bahwa Olympus sudah punya niatan untuk mengembangkan sensor Micro Four Thirds yang sanggup merekam video beresolusi 8K.

8K berarti paling tidak harus ada 33 juta pixel yang tertanam pada sensor tersebut, dan Olympus percaya diri mereka bisa mengatasinya. Pasalnya, saat mulai merintis Micro Four Thirds di tahun 2003, resolusi yang ditawarkan hanya sebatas 5 megapixel, tapi sekarang kamera-kamera terbarunya menawarkan resolusi 20 megapixel dengan kualitas gambar yang lebih superior.

Selain video 8K, Olympus juga tertarik untuk mengembangkan teknologi konektivitas berbasis Bluetooth seperti Nikon Snapbridge. Snapbridge pada dasarnya memadukan sambungan Wi-Fi dan Bluetooth LE supaya kamera bisa terus tersambung ke ponsel atau tablet, sehingga setelahnya pengguna pun tak perlu repot-repot mengulangi proses pairing.

Terakhir, Olympus juga akan semakin mematangkan sistem image stabilization kamera-kameranya, sehingga pada akhirnya nanti mode pemotretan High Resolution bisa dilakukan tanpa harus mengandalkan tripod. Saya pribadi cukup yakin Olympus bisa melakukannya, sebab merekalah yang memulai tren image stabilization 5-axis ketika kamera-kamera lain masih mengandalkan sistem berbasis lensa.

Sumber: DPReview dan 4/3Rumors.

Canon Rilis Dua DSLR Baru, EOS 800D dan EOS 77D

Selain memperkenalkan kamera mirrorless baru, EOS M6, Canon dalam kesempatan yang sama turut mengungkap dua DSLR baru sekaligus, yakni EOS 800D dam EOS 77D. EOS 800D merupakan pengganti langsung EOS 760D di segmen entry-level, sedangkan EOS 77D merupakan versi yang lebih terjangkau dari EOS 80D yang cukup populer di kalangan videografer.

Kedua DSLR ini mengusung spesifikasi utama yang hampir sama; seperti misalnya sensor APS-C 24,2 megapixel dengan ISO 100 – 25600, sistem Dual Pixel AF yang responsif sekaligus akurat dan prosesor DIGIC 7. Keduanya juga mengemas konektivitas Wi-Fi, NFC sekaligus Bluetooth LE, serta fitur-fitur khusus video macam HDR dan Time-Lapse.

Canon EOS 800D (atas), EOS 77D (bawah) / Canon
Canon EOS 800D (atas), EOS 77D (bawah) / Canon

Namun yang paling diunggulkan dari kedua kamera ini adalah optical viewfinder dengan 45 titik autofocus yang kesemuanya berjenis cross-type guna memastikan penguncian fokus yang lebih presisi. EOS 77D malah lebih superior lagi berkat sistem metering RGB+IR 7650-pixel seperti yang ditawarkan EOS 80D.

Secara desain kedua kamera ini cukup mirip, tapi tentu saja EOS 77D memiliki kontrol yang lebih lengkap, utamanya berkat panel LCD kecil di pelat atas dan kenop ekstra di belakang. Keduanya sama-sama mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa dibolak-balik di belakang, akan tetapi EOS 77D telah dilengkapi sensor pada viewfinder untuk mematikan LCD secara otomatis.

Canon EOS 800D (kiri) dan EOS 77D (kanan) sama-sama mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa dibolak-balik / Canon
Canon EOS 800D (kiri) dan EOS 77D (kanan) sama-sama mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa dibolak-balik / Canon

Baik Canon EOS 800D dan EOS 77D sama-sama akan dipasarkan mulai bulan April mendatang. Banderol harga yang ditetapkan adalah $750 untuk EOS 800D dan $900 untuk EOS 77D (body only). Bundel bersama lensanya adalah sebagai berikut:

  • EOS 800D + EF-S 18-55mm f/4-5.6 IS STM seharga $900
  • EOS 800D + EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS STM seharga $1.300
  • EOS 77D + EF-S 18-55mm f/4-5.6 IS STM seharga $1.049
  • EOS 77D + EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS USM seharga $1.499

Sumber: DPReview 1, 2.

Canon Luncurkan Kamera Mirrorless Baru, EOS M6

Lewat EOS M5, Canon mulai terkesan serius menghadapi pasar kamera mirrorless. Lima bulan berselang, Canon memperkenalkan kamera baru guna melengkapi lini mirrorless-nya, sekaligus menggantikan EOS M3 yang sudah uzur dan kurang begitu populer di kalangan konsumen.

Dinamai EOS M6, kamera ini bisa dibilang sebagai versi lebih murah dari EOS M5 – pengganti M3, tapi lebih inferior dari M5, saya sendiri bingung dengan pemilihan nama yang Canon lakukan. Terlepas dari itu, M6 mengusung spesifikasi yang hampir identik dengan M5. Utamanya sensor APS-C 24,2 megapixel dengan dukungan teknologi Dual Pixel AF dan prosesor DIGIC 7.

Secara kontrol Canon EOS M6 lebih terbatas dari M5, tapi masih lebih baik daripada M3 / Canon
Secara kontrol Canon EOS M6 lebih terbatas dari M5, tapi masih lebih baik daripada M3 / Canon

Performanya cukup bisa diandalkan, dengan kemampuan memotret secara konstan dalam kecepatan 7 fps, atau 9 fps dengan posisi AF terkunci. Tingkat ISO-nya berkisar antara 100 sampai 25600. Sayang, perekaman videonya cuma terbatas di resolusi 1080p 60 fps. M6 menjanjikan image stabilization 5-axis, tapi hanya ketika digunakan bersama lensa-lensa tertentu saja.

Satu hal yang paling membedakan M6 dari M5 adalah absennya electronic viewfinder. Sebagai gantinya, M6 mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa dimiringkan 180 derajat sampai menghadap ke depan dan digunakan untuk mengambil selfie. Canon turut menyertakan aksesori opsional EVF-DC2 yang berwujud ringkas dan bisa dipasangkan ke hot shoe M6.

Tidak ada EVF, tapi Canon EOS M6 mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa dimiringkan 180 derajat ke depan / Canon
Tidak ada EVF, tapi Canon EOS M6 mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa dimiringkan 180 derajat ke depan / Canon

Desain panel belakangnya persis seperti milik M5, sampai ke penempatan masing-masing tombolnya. Panel atasnya sedikit berbeda, dimana M5 punya satu kenop ekstra yang bisa digunakan. Kendati demikian, dari segi kontrol M6 masih jauh lebih baik ketimbang M3.

Canon EOS M6 rencananya akan dipasarkan mulai bulan April mendatang seharga $780 untuk bodinya saja, atau $900 bersama lensa EF-M 15-45mm f/3.5-6.3 IS STM, dan$1.280 bersama lensa EF-M 18-150mm f/3.5-6.3, sedangkan aksesori EVF-DC2 dipatok seharga $250. Tersedia pilihan warna silver atau hitam, baik untuk kamera maupun aksesori EVF-nya.

Sumber: DPReview.

DSLR Pentax KP Dapat ‘Melihat’ dalam Kegelapan

Ricoh baru-baru ini memperkenalkan kamera DSLR baru penerus seri Pentax K-3. Bernama Pentax KP, ia lebih cocok disebut sebagai versi lebih modern dan lebih ringkas ketimbang pengganti Pentax K-3 II.

Perbedaan ukuran KP dan K-3 II cukup signifikan, namun di saat yang sama KP masih mempunyai bodi yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Ia bahkan siap beroperasi meski suhu di sekitarnya mencapai -10 derajat Celsius. Aspek desain lain yang tak kalah menarik adalah grip yang bisa dilepas-pasang – total ada tiga ukuran yang bisa dipilih.

Akan tetapi yang patut disorot dari Pentax KP adalah jeroannya, dimana ia mengusung sensor APS-C 24 megapixel yang amat sensitif terhadap cahaya. Sensor ini memiliki tingkat ISO maksimum 819200, yang pada dasarnya berarti kamera dapat ‘melihat’ dalam kondisi gelap gulita.

Pentax KP dilengkapi grip yang bisa dilepas-pasang dan diganti dengan ukuran yang berbeda / Ricoh
Pentax KP dilengkapi grip yang bisa dilepas-pasang dan diganti dengan ukuran yang berbeda / Ricoh

Keunggulan KP dalam fotografi low-light turut didukung oleh sistem image stabilization 5-axis, yang diklaim tetap efektif hingga 5 stop lebih tinggi – sama seperti yang ditawarkan oleh DSLR full-frame Pentax K-1. Sistem autofocus-nya terdiri dari 27 titik, dimana 25 di antaranya merupakan titik jenis cross type.

Soal performa, KP didukung oleh shutter mekanik dengan kecepatan maksimum 1/6.000 detik, serta shutter elektronik yang sanggup mencapai angka 1/24.000 detik jika diperlukan. Performa burst shooting-nya berada di angka 7 fps, sedangkan video dapat ia rekam dalam resolusi maksimum 1080p 30 fps – sayang sekali belum 4K.

Panel belakangnya dihuni oleh layar sentuh 3 inci yang bisa dimiringkan ke bawah atau atas / Ricoh
Panel belakangnya dihuni oleh layar sentuh 3 inci yang bisa dimiringkan ke bawah atau atas / Ricoh

Di belakang, Anda akan disambut oleh viewfinder dengan field of view hampir 100 persen dan tingkat magnifikasi 0,63x. Jendela bidik tersebut juga ditemani oleh layar sentuh 3 inci yang bisa dimiringkan ke atas atau bawah. Baterainya tergolong malu-malu untuk ukuran DSLR, dengan kapasitas hanya 390 shot.

Pentax KP rencananya akan dipasarkan mulai tanggal 25 Februari mendatang dengan banderol $1.100 untuk bodinya saja dan pilihan warna silver atau hitam.

Sumber: DPReview.

Berbodi Lebih Ramping, Leica M10 Tetap Janjikan Peningkatan Kualitas Gambar yang Signifikan

Leica mengawali tahun 2017 dengan sebuah kamera mirrorless baru bernama Leica M10. Leica sendiri menganggapnya sebagai suksesori dari Leica M (Typ 240), dengan sejumlah pembaruan baik dari segi teknis maupun estetika.

Meski desainnya secara garis besar sama dengan seri M lain, M10 mempunyai bodi yang jauh lebih ramping, tepatnya 4 milimeter lebih tipis ketimbang bodi M Typ 240. Bobotnya pun telah dipangkas menjadi 20 gram lebih ringan dari M Typ 262. Perubahan ini jelas membuat M10 jadi lebih ergonomis.

Bodi Leica M10 lebih tipis 4 milimeter dibanding M Typ 240 / Leica
Bodi Leica M10 lebih tipis 4 milimeter dibanding M Typ 240 / Leica

Bodi yang lebih ringkas bukan berarti kinerja M10 malah menurun. Leica telah menyematkan sensor full-frame 24 megapixel yang diklaim benar-benar baru. Leica cukup percaya diri menyebutkan bahwa peningkatan kualitas gambarnya cukup signifikan. Untuk menangkap lebih banyak detail, sensor ini tidak dilengkapi low-pass filter, sedangkan tingkat ISO-nya bisa diatur dari 100 sampai 50.000.

Sensor tersebut datang ditemani prosesor Maestro II yang memastikan performa M10 sesuai dengan zamannya. Leica bahkan tidak segan menyebut M10 sebagai seri M tercepat yang pernah mereka buat, dengan kemampuan memotret burst dalam kecepatan 5 fps dan dalam resolusi penuh.

Panel belakangnya didominasi oleh LCD 3 inci beresolusi 1,04 juta dot. Leica tidak lupa menyempurnakan viewfinder yang terletak di ujung kiri M10, dimana field of view-nya kini lebih luas sekitar 30 persen, sedangkan tingkat magnifikasinya naik menjadi 0,73x. Leica juta memastikan pengguna berkacamata tidak merasa didiskriminasikan berkat jarak optimal antara mata dan viewfinder yang lebih jauh.

Optical viewfinder milik Leica M10 dipastikan lebih nyaman digunakan berkat peningkatan field of view dan tingkat magnifikasinya / Leica
Optical viewfinder milik Leica M10 dipastikan lebih nyaman digunakan berkat peningkatan field of view dan tingkat magnifikasinya / Leica

Baru juga untuk Leica M10 adalah konektivitas Wi-Fi terintegrasi. Dengan demikian, pengguna dapat memindah gambar dari kamera ke smartphone dengan mudah, bahkan untuk format RAW sekalipun. Sementara baru kompatibel dengan iOS, Leica berjanji akan segera menghadirkan kompatibilitas dengan perangkat Android, termasuk untuk fitur remote control-nya.

Saat ini Leica sudah mulai memasarkan M10 seharga $6.595. Dibandingkan pendahulu-pendahulunya yang lebih tebal, kekurangan M10 hanyalah daya tahan baterai yang lebih singkat dan tidak adanya port I/O sama sekali.

Sumber: DPReview.