[Review] Samsung Galaxy A70: Besar, Tetapi Nyaman Dioperasikan Satu Tangan

Mungkin sedikit telat, tapi akhirnya Samsung merombak seri Galaxy A agar lebih mampu bersaing secara head-to-head dengan para kompetitornya. Utamanya smartphone besutan pabrikan asal Tiongkok di segmen menengah ke bawah.

Samsung Galaxy A70 adalah model tertinggi dari jajaran ‘New Galaxy A series‘ di Indonesia, setidaknya untuk saat ini sebelum Samsung merilis Galaxy A80. Smartphone dengan panel Super AMOLED ekstra lebar (6,7 inci) ini digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 675 yang cakap menangani berbagai kebutuhan.

Dibanderol dengan harga Rp5,8 juta, Galaxy A70 juga membawa fitur premium seperti under-display fingerprint dan konfigurasi triple camera dengan kamera utama beresolusi besar, lensa ultrawide, dan depth sensor. Berikut review Samsung Galaxy A70 selengkapnya.

Paket Penjualan

Isi dari paket penjualan Galaxy A70 standar saja. Unit yang saya review berwarna hitam dan kelengkapan aksesori seperti adaptor charger, port USB Type-C, dan earphone juga berwarna hitam.

Nah yang unik adalah adaptor charger bawaan yang sudah mendukung teknologi Super Fast Charging (25W) tersebut menggunakan port USB Type-C. Maka kabel data yang melengkapinya juga memiliki USB Type-C (male) di kedua ujungnya.

Type-C memang menawarkan kecepatan transfer data yang lebih cepat, tapi tidak semua laptop atau komputer memiliki port USB Type-C. Hal ini mungkin agak merepotkan bagi sebagian orang, karena Anda harus membeli kabel data USB Type C ke USB standar (USB Type A) secara terpisah.

Layar Ekstra Lebar dengan Rasio 20:9

Review-Samsung-Galaxy-A70-3
Layar Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar Galaxy A70 membentang sampai 6,7 inci, bisa diketegorikan sebagai phablet meskipun tren sebutan tersebut sudah berlalu. Berkat bezel samping layar yang tipis dan penggunaan aspek rasio yang memanjang, dimensinya tetap ringkas 164.3×76.7×7.9 mm dengan bobot 183 gram.

Saya adalah pengguna smartphone berlayar 6 inci dengan aspek rasio 18:9 dan saat menggenggam Galaxy A70 saya tidak merasakan perubahan lebar yang berarti. Hal tersebut karena layar 6,7 inci miliknya menggunakan aspek rasio yang lebih panjang 20:9, artinya tingginya yang bertambah.

Review-Samsung-Galaxy-A70-4
PUBG Mobile di Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Panel yang digunakan adalah Super AMOLED disokong resolusi 1080×2400 piksel dengan kerapatan 393 ppi. Layar yang ekstra lebar ini tentunya sangat memudahkan kegiatan multitasking, serta asyik untuk menonton video dan bermain game. Hanya menyisakan sedikit bar hitam di sisi atas bawah layar saat menonton film.

Di pucuk layar bersemayam notch berbentuk seperti huruf U, desain ini disebut Samsung Infinity-U dan menampung kamera depan 32 MP. Permukaan layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass 3, meski begitu Anda sebaiknya menggunakan case dan anti gores yang harus dibeli secara terpisah.

Review-Samsung-Galaxy-A70-5
Notch Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Namun berbeda dengan Galaxy A series dulu yang tampil mewah dan memiliki body tahan air, body Galaxy A70 tidak dilengkapi sertifikasi IP68 dan desainnya juga tidak neko-neko.

Bagian belakang Galaxy A70 terbuat dari material polikarbonat dengan finishing glossy, desain ini disebut 3D Glasstic. Uniknya punggungnya mampu memberikan efek kilauan warna seperti pelangi ketika terpapar cahaya dan dilihat pada sudut-sudut tertentu.

Bagian sisi dan tepi yang agak melengkung juga memberikan kesan tipis dan tampak cantik. Tapi terus terang bila dibandingkan dengan smartphone di rentang harga sekelasnya seperti OPPO F11 series dan Vivo V15 series, menurut saya mereka tampil lebih menarik.

Review-Samsung-Galaxy-A70-6
Bagian belakang Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Setup triple camera-nya sedikit menonjol, tapi tidak begitu mengganggu saat diletakkan di atas meja. Kamera paling atas 5 MP sebagai depht sensor, kamera utama 32 MP berada di tengah, dan paling bawah 8 MP datang dengan lensa ultra wide angle.

Untuk kelengkapan atributnya, di sisi kanan terdapat sepang tombol yaitu power dan tombol volume. SIM tray yang berada di sisi kiri berisi tiga slot. Sisi atas hanya di huni satu mikrofon sekunder untuk noise canceling. Sementara, di bawah terdapat jack audio 3.5mm, port USB type-C, mikrofon utama, dan speaker.

Antarmuka Satu Tangan One UI

Ukuran layar smartphone cenderung semakin besar dan memanjang. Saat saya mengoperasikan Galaxy A70 dengan satu tangan, jempol saya hanya menjangkau sampai setengah layar saja.

Samsung berusaha mengatasinya dengan One UI yang berbasis Android 9 Pie. Antarmuka terbaru yang menggantikan Samsung Experience UX ini tampil lebih simpel dan memberikan user experience yang memudahkan pengguna menavigasi smartphone.

Secara default di layar seluas 6,7 inci, tata letak aplikasi pada homescreen dan menu utamanya berukuran 4×5, sehingga ikon tiap-tiap aplikasi berukuran cukup besar. Desain ikon aplikasinya tampil lebih warna-warni.

Selain itu, One UI cenderung menempatkan opsi menu terutama pada aplikasi bawaan di sisi bawah sehingga lebih mudah diakses, mengelompokkan aplikasi yang sering digunakan, hingga munculnya navigasi saat membuka fitur tertentu.

Review-Samsung-Galaxy-A70-7
One UI Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dengan ukuran ikon aplikasi yang besar, awalnya memang tampak aneh. Tapi harus diakui hal tersebut justru memudahkan saya mengoperasikan smartphone dengan layar super besar seperti A70, lebih efektif dan mudah dijangkau ibu jari.

Navigasi full screen gestures juga tersedia, usap dari bawah ke atas di sebelah kanan untuk fungsi back, usap di tengah untuk kembali ke homescreen, usap dan tahan di tengah untuk menampilkan Google Assistant, serta usap sebelah kiri untuk menampilkan recent app.

Under-display Fingerprint Scanner

Review-Samsung-Galaxy-A70-19
Sensor fingerprint Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Salah satu fitur premium dan kekinian yang ditawarkan oleh Galaxy A70 adalah sensor fingerprint yang terletak di bagian bawah layar. Pengaman biometrik tersebut juga dimiliki oleh saudaranya yaitu Galaxy A50 dan A80.

Terdapat satu area khusus di sisi layar bagian bawah, posisinya cukup mudah dijangkau oleh ibu jari. Sayangnya, tidak ada opsi efek animasi yang bisa dipilih.

Saat saya menempelkan ibu jari, ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga smartphone terbuka. Kecepatannya mungkin sedikit lebih lambat beberapa detik dibanding pemindai sidik jari konvensional, tapi tidak bisa dibilang pelan juga dan akurasinya dapat diandalkan.

Metode face unlock pada Galaxy A70 juga terandalkan. Saat mendaftarkan wajah, Anda harus memilih apakah memakai kaca mata atau tidak. Proses mengenali wajah pemiliknya bisa dibilang cepat, terutama bila opsi faster recognition diaktifkan.

Triple Camera dengan Lensa Ultra Wide

Review-Samsung-Galaxy-A70-20
Kamera Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada sektor fotografi, Galaxy A70 mengandalkan tiga buah kamera belakang. Proses pengambilan fotonya didukung oleh scene optimizer yang berbasis kecerdasan buatan.

Bila scene optimizer diaktifkan, sistem akan berusaha mengenali subjek atau scene – misalnya food, portrait, landscape, flower, sunrise/sunset, backlit, dan lainnya. Selanjutnya sistem akan menyesuaikan otomatis pengaturan kamera, seperti exposure, contrast, white balance, dan banyak lagi untuk improve kualitas foto.

Kamera utama Galaxy A70 punya resolusi cukup tinggi; 32 MP dengan aperture f/1.7. Namun secara default, hasil fotonya beresolusi 12 MP pada aspek rasio 3:4.

Untuk mendapatkan foto dengan resolusi 32 MP, caranya dengan mengubah aspek rasio menjadi 3:4H. Fitur scene optimizer tetap dapat bekerja, tapi fitur auto HDR tidak berjalan.

Review-Samsung-Galaxy-A70-26
Kamera Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera kedua Galaxy A70 beresolusi 8 MP dengan aperture f/2.2 dan dilengkapi lensa ultra wide 12mm yang menyuguhkan sudut pandang 120 derajat. Untuk berpindah dari lensa standar ke ultra wide, cukup pindah dari ikon dua pohon ke ikon tiga pohon.

Satu kamera lagi 5 MP dengan aperture f/2.2 sebagai depth sensor untuk menyokong mode live focus. Di mana level blur dapat diatur sebelum atau sesudah foto diambil, bisa atur sendiri bokehnya.

Ada juga mode Pro, di mana kita dapat mengatur ISO, white balance, dan exposure compensation secara manual. Satu yang kurang, tidak ada opsi untuk mengatur shutter speed.

Kamera depan 32 MP dengan aperture f/2.0 juga menganut sistem yang sama dengan kamera utama. Kita harus mengubah aspek rasio ke 3:4H untuk mengaktifkan resolusi 32 MP, tapi kehilangan fitur auto HDR.

Salah satu fitur kamera yang cukup menyenangkan ialah AR Emoji. Kita dapat membuat foto atau video seru-seruan dengan emoji berdasarkan diri sendiri. Tampilan emoji dapat dipersonalisasi lebih jauh dan emoji akan mengikuti gerakan kita.

Kemampuan merekam video Galaxy A70 sudah sangat mumpuni, sampai 4K UHD pada 30 fps dan 1080p pada 60 fps atau 30 fps. Menariknya mode wide angle juga bisa digunakan, meskipun sebatas pada resolusi 1080p 30 fps. Sementara, kamera depannya mampu merekam video 1080p pada 30 fps.

Berikut hasil jepretan kamera Samsung Galaxy A70:

Hardware dan Performa

Review-Samsung-Galaxy-A70-28
Aplikasi Quik di Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bergerak dengan chipset Qualcomm Snapdragon 675, dibantu oleh besaran RAM 6 GB, dan memori internal 128 GB – Galaxy A7 mampu berlari kencang untuk memenuhi berbagai tugas harian hingga kegiatan gaming.

SoC Snapdragon 675 sendiri dibangun berdasarkan proses fabrikasi 11nm dengan CPU octa-core. Terdiri dari CPU dual core Kryo 460 Gold 2.0 GHz high-performance dan CPU hexa-core Kryo 460 Silver 1.7 GHz, lengkap dengan GPU Adreno 612. Berikut hasil benchmark-nya:

  • AnTuTu – 168.240
  • PCMark – 7.375
  • 3D Mark Sling Shot 1.673
  • 3D Mark Sling Shot Extreme OpenGL ES 3.1 – 975
  • 3D Mark Sling Shot Extreme Vulkan – 1.062
  • Geekbench 4 single core – 2.378
  • Geekbench 4 multi core – 6.507

Saat libur lebaran, saya menggunakan Galaxy A70 sebagai ‘pocket camera‘, mengedit video dengan aplikasi Quik dan Adobe Clip – render videonya dapat diolah dengan cepat. Sejauh penggunaan saat review hampir semua kegiatan berjalan cukup lancar, walaupun saya juga sempat menemui beberapa kali lag dan menunggu loading.

Layar besar dan performa gahar juga harus didukung sumber daya energi yang mencukupi, Galaxy A70 memiliki baterai 4.500 mAh dan sudah mendukung fast battery charging 25W lewat USB Type-C. Serta, dilengkapi tiga mode hemat daya yaitu optimized, medium-power saving, dan maximum power saving.

Verdict

Review-Samsung-Galaxy-A70-32
Samsung Galaxy A70 – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar Super AMOLED yang ekstra lebar dalam balutan desain dan antarmuka One UI yang simpel, membuat Galaxy A7 tetap nyaman dikontrol satu tangan. Tentunya dengan kemampuan kamera dan performa yang mumpuni.

Dibanderol Rp5,8 juta, rival terdekatnya adalah Vivo V15 yang juga mengusung layar Super AMOLED dan fitur under-display fingerprint. Kedua smartphone ini juga memiliki konfigurasi dapur pacu Snapdragon 675 (6GB/128GB) dan kamera yang mirip-mirip. Mungkin aspek desain dan ‘kekuatan brand’ bisa menjadi penentu akhir.

Sparks

  • Layar Super AMOLED ekstra lebar 6,7 inci rasio 20:9
  • Under-display fingerprint scanner
  • Kamera utama beresolusi 32 MP dan dilengkapi lensa ultra wide
  • Konfigurasi dapur pacu mumpuni

Slacks

  • Adaptor charger agak merepotkan dengan port USB Type-C
  • Overall desain kurang premium, terlalu simple di rentang harganya

[Unboxing] Samsung Galaxy A70, Smartphone dengan Snapdragon 675 dan On Screen Fingerprint

Belakangan ini, Samsung sangat gencar memasarkan jajaran smartphone Galaxy A series di Indonesia. Sebelumnya mereka telah menghadirkan Galaxy A10, Galaxy A20, Galaxy A30, dan Galaxy A50.

Kini Samsung resmi merilis Galaxy A70, smartphone Android 9.0 Pie dengan antarmuka One UI ini dibanderol dengan harga Rp5.799.000. Bersenjata chipset Snapdragon 675, dukungan multi kamera, dan on screen fingerprint sensor.

Sebentar lagi, Samsung juga berencana membawa Galaxy A80 yang punya fitur rotating camera yang unik. Sebenarnya ada apa dengan Samsung?

Era of Live, Babak Baru Galaxy A Series

Samsung-Galaxy-A70-9

Samsung sudah berubah, pergerakan dan responsnya lebih luwes. Dulu inovasi fitur baru harus menunggu di seri flagship seperti Galaxy S series atau Galaxy Note series yang dirilis setahun sekali.

Setelah itu, barulah diturunkan ke seri smartphone di bawahnya. Tapi itu cerita lampau, karena dengan kampanye Era of Live – ‘New Galaxy A series’ dibekali dengan banyak fitur kekinian. Samsung pun menyudahi perjalanan Galaxy J series digantikan dengan Galaxy A series dengan target market generasi live.

Samsung-Galaxy-A70-`0

Sejalan dengan kebutuhan konsumen di segmen mid yang semakin tinggi dan tentu saja agar lebih dapat bersaing dengan para kompetitornya. Samsung juga tak segan mengadopsi fitur yang tengah tren, seperti notch, dukungan multi kamera, fast charging, hingga pembaca sidik jari di bawah layar.

Unboxing Samsung Galaxy A70

Samsung-Galaxy-A70-5

DNA Samsung Galaxy A70 sama dengan Galaxy A series lainnya, ada tiga hal yang diunggulkan yaitu design dan display, camera, serta convenience dan performance.

Unit yang saya coba berwarna black, aksesori seperti adaptor yang mendukung Super Fast Charging, kabel data USB type-C, dan earphone yang menyertainya pun berwarna hitam. Tidak ada case dalam paket penjualannya.

Samsung-Galaxy-A70-4

Desain Galaxy A70 sendiri tidak tampil neko-neko, kerangka aluminium, punggung dari material polikarbonat, dengan sudut-sudut yang agak melengkung yang cukup nyaman dalam genggaman tangan.

Masih membahas punggungnya yang punya finishing glossy dan warnanya lebih ke hitam abu-abu dengan efek prisma yang stylish seperti pelangi saat terkena cahaya.

Samsung-Galaxy-A70-8

Ada tiga modul kamera dan sebuah LED flash yang berjejer secara vertikal di pojok kiri atas. Lalu, ada tulisan Samsung dan informasi perangkat di bagian paling bawah.

Tidak ada area untuk fingerprint sensor di punggunnya, karena sudah dipindahkan ke dalam layar Galaxy A70. Meski pun fitur serupa on screen fingerprint ini sudah ada sejak tahun lalu di brand sebelah, namun fitur ini masih tergolong premium untuk smartphone kelas menengah.

Samsung-Galaxy-A70-6

Tampang depannya, Galaxy A70 mengusung desain layar Infinity-U dengan panel Super AMOLED berukuran 6,7 inci yang terbesar di lini Galaxy A, resolusinya Full HD+ dan uniknya ialah aspek rasio 20:9 yang menyuguhkan tampilan cinematic experience saat menonton video.

Samsung-Galaxy-A70-7

Smartphone ini sudah berjalan pada OS Android 9.0 Pie dengan sentuhan One UI yang lebih simpel dengan ukuran font dan ikon lebih jumbo. Sehingga layar seluas 6,7 inci yang besar pada Galaxy A70 bisa dapat dikuasai jari-jari dengan mudah. Fitur Bixby dan Samsung Pay juga telah menyertainya.

Triple Camera dengan Lensa Ultra Wide

Samsung-Galaxy-A70-10

Total ada empat kamera pada Galaxy A70, tiga diantaranya berada di belakang. Kamera utamanya 32 MP (f/1.7, PDAF) yang posisinya di tengah, lalu yang berada di bawah 8 MP (f/2.2) dengan lensa ultra wide 12mm, dan yang paling atas 5 MP (f/2.2) sebagai depth sensor. Kamera yang ke empat berada di depan, resolusinya juga 32 MP (f/2.0, 0.8µm).

Proses pengambilan fotonya sudah didukung kecerdasan buatan, disebut Intelligent Camera. Samsung menyematkan Scene Optimizer dan Color Optimization. Kamera Galaxy A70 dapat mengenali 20 scene dan juga menyesuaikan warna sesuai dengan kondisi pencahayaan.

Menurut Samsung kamera smartphone bukan sekedar untuk memotret dan selfie, tetapi mulai memasuki Era of Live. Untuk melakukan live streaming dan alat untuk produksi video bagi para content creator.

Kamera belakang Galaxy A70 mampu merekam video 4K pada 30 fps dan kamera depannya 1080p pada 30fps. Didukung pula, fitur seperti slow motion, hyperlapse, dan AR Emoji.

Harga dan Ketersediaan

Samsung-Galaxy-A70-2

Samsung Galaxy A70 telah tersedia di berbagai toko resmi Samsung dengan harga Rp5.799.000. Sekilas untuk spesifikasinya, Galaxy A70 disokong chipset Qualcomm Snapdragon 675 dengan RAM sebesar 6 GB dan memori internal 128 GB. Baterai 4.500 mAh yang dibenamkan dilengkapi juga dengan Super Fast Charging 25 watt.

Segmen mid tumbuh pesat di Indonesia, tahun-tahun sebelumnya beralih ke smartphone dengan spesifikasi secukupnya yang penting bisa dipakai untuk chatting dan akses media sosial. Namun saat ini kebutuhan konsumen terus meningkat yakni untuk mengambil foto, membuat konten video, bahkan live streaming.

Menurut data dari GFK yang dikeluarkan bulan Maret, Samsung memang masih menguasai pasar dengan meraih 49,7 persen. Melihat harga, fitur, dan spesifikasi yang dibawanya, jajaran Galaxy A series yang baru ini mampu bersaing secara kompetitif di kelasnya.

Nuansa Era Baru di Acara Perkenalan Samsung Galaxy A70 dan A80 di Bangkok

Samsung menggelar acara A Galaxy Event di Bangkok 10 April 2019. Acara ini menghadirkan secara resmi dua produk baru seri A yaitu Galaxy A70 dan A80. Ada banyak ‘hal pertama’ yang menarik untuk dibahas dari acara ini, apa saja, mari kita bahas.

A Galaxy Event x BlackPink

Sebelum membahas hal serius dengan strategi Samsung atau spesifikasi dan pengalaman perangkat Galaxy A70 dan A80, mari kita bahas dulu hal pertama dari sisi hiburan. Mungkin Anda sudah pernah lihat video klip grup idol asal Korea, BlackPink. Nah, di video klip lagu terbaru itu ada beberapa scene yang menampilkan perangkat terbaru Samsung alias A80, S10 dan Galaxy Bud. BlackPink adalah ambassador resmi Samsung Galaxy dan mereka hadir di acara A Galaxy event di Bangkok yang menjadi tempat perilisan A70 dan A80. Yang istimewa, mereka pertama kali membawakan secara langsung lagu baru dihadapan publik di Bangkok yang berjudul Kill This Love di acara ini.

Mengapa saya membuka tulisan dengan membahas grup terkenal yang mungkin tidak berhubungan dengan gadget? Karena sebenarnya ada hubungan dengan cara strategi komunikasi Samsung untuk perangkat terbaru mereka, terutama untuk seri A (mulai A20, 30, 50, 70) dan terutama untuk seri A80. Kpop idol mewakili generasi live yang menjadi sasaran atau target market dari seri A. Dengan kampanye Era of Live, Samsung ingin membawa seri A ini ada konsumen yang tidak lagi hanya selfie tetapi melakukan live streaming dan merekam video. Generasi konsumen yang related sama grup idol Kpop tadi.

Mari kita bahas ‘hal pertama’ yang kedua, kali ini kita akan membahas sisi lebih ke spesifikasi terutama kamera di A80. Samsung Galaxy A80 menghadirkan hanya satu set kamera yaitu 3 kamera yang berfungsi sebagai kamera belakang dan kamera depan. Samsung menghadirkan rotating camera untuk perangkat A80. Ini adalah rotating camera pertama untuk perangkat seri A, bahkan, seperti yang disebutkan di rilis resmi ini kali pertama untuk perangkat Samsung.

Samsung Galaxy A80

Dalam sesi demo, rotating cemara ini menjadi daya tarik yang hampir dicari oleh semua awak media, baik lokal maupun regional. Rotating camera akan berjalan saat Anda mentap kamera depan dalam aplikasi kamera yang ada di A80. Modul yang menyimpan kamera akan muncul, lalu 3 kamera beserta flash akan berputar ke depan, aplikasi kamera mulai berfungsi untuk mengambil gambar depan dan Anda bisa mulai mengambil foto.

Jadi sebenarnya ada dua elemen kebaruan perangkat Samsung di A80, bagian belakang perangkat yang bergeser untuk mengangkat modul kamera, dan bagian tempat kamera yang berputar. Jika Anda menilik bagian pinggir perangkat, maka akan ada rongga. Modul geser akan kembali ketempat semula ketika Anda mengalihkan kamera untuk memfoto dari belakang.

Samsung Galaxy A80

Untuk spesifikasi kamera sendiri, Samsung Galaxy A80 menghadirkan kamera utama 48MP, F2.0, Ultra Wide 8MP F2.2 serta terakhir kamera 3D Depth. Kamera yang terakhir ini adalah salah satu fitur yang bisa jadi unggulan karena memungkinkan Anda untuk mengambil foto dan video dengan efek bokeh. Cocok dengan kampanye pemasaran Samsung, Era of Live.

Salah satu hal pertama lain yang cukup menarik adalah penggunaan Snapdragon 730G untuk perangkat A80. Satu hari sebelum A80 diperlihatkan di Bangkok, Snapdragon mengumumkan dua prosesor mereka yaitu 730 dan 730G. Dan salah satu perangkat yang pertama kali diumumkan menggunakan SD 730G adalah A80.

Lahirnya Era baru

Yang ketiga mungkin bisa dibilang bukan pertama tetapi mendapat tempat yang cukup dominan di acara tadi yaitu Era of Live dan selesai sudah perjalanan seri J. Kenapa bukan pertama, karena sudah mulai dikampanyekan sejak varian seri A pertama muncul. Namun menurut saya ditegaskan di acara rilis A70 dan A80 kemarin. Termasuk juga ditegaskan oleh DJ Koh dalam persentasinya.

Samsung DJ Koh

Ada yang menarik dari pernyataan Era of Life yang jadi strategi komunikasi Samsung. Dalam rilis dan berbagai presentasinya Era of Live dijelaskan Samsung sebagai pengganti dari selfie. Artinya Samsung ingin menggeser era selfie di kamera smartphone menjadi Era of Live.

Penggantian era selfie ini sebenarnya mirip dengan yang dilakukan raja ponsel selfie OPPO, Namun jika OPPO menggeser ke portrait dan night mode, Samsung mengambil angle konten live (baik video atau live stream), Menarik, karena selfie sudah cukup lama menjadi barang jualan pabrikan, kini mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan teknologi yang menghadirkan layanan live video dan live streaming yang semakin modern. Sebuah era yang telah berakhir digantikan dengan era lain.

Satu hal lain yang menarik adalah selesainya era samsung J yang kini digantikan dengan seri A. Saya masih ingat ketika hadir di acara salah satu peluncuran seri A di tahun 2018, beberapa rekan media seperti saya dibuat bingung karena segmen yang disasar A sedikit banyak memakan segmen yang disasar oleh seri J. Seri J kalau itu memiliki range produk yang cukup lebar, mulai dari entry level sampai dengan menengah atas, mirip dengan seri A. Namun kini, kebingungan itu telah disingkirkan, karena era seri J telah diakhiri dan digantikan dengan seri A.

Kini seri A akan bersanding dengan seri M, dengan cara komunikasi dan segmentasi yang berbeda, meski dari harga akan tetap saling bersaing. Seri A telah (hampir) lengkap, mulai dari seri A10, 20, 30, 40, 50, 60 dan terakhir 70 serta 80. Ada beberapa seri yang hanya dijual di area/negara tertentu. Tetapi untuk yang dijual di pasar Indonesia, hampir semua seri A telah diperkenalkan dan akan masuk untuk bisa dibeli.

Samsung DJ Koh - Era of Live

Untuk segmentasi, dalam presentainya, DJ Koh, President and CEO of IT & Mobile Communications Division at Samsung Electronics, menyebutkan secara singkat pembeda dari sisi warna (desain): A10 dan A20 fokus warna untuk anak muda, A30 ada efek diagonal pada bagian belakang, A40, 50, 70 menghadirkan prism effect dan A80 elegant colors. Akan ada pula pembeda dari sisi spesifikasi dan harga, karena masing-masing akan melayani segmen yang berbeda. Beberapa seri juga agak bersaing dengan seri M, meski dalam komunikasi pemasaran tetap dibedakan, misalnya untuk seri M ada di keunggulan baterai, performa untuk main game dan yang pasti harga.

Seri A jadi ujung tombak inovasi

Ada yang menarik kalau menilik lebih detail dari seri A. Samsung menempatkan seri ini sebagai ujung tombak inovasi. Masih ingat 4 kamera pertama yang dihadirkan di seri A? Kini Samsung membawa inovasi baru lagi yang belum pernah diterapkan di perangkat lain, bahkan seri flagship yaitu rotating camera di A80.

Hal ini senada dengan obrolan santai saya dengan Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager, Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia. Ia menjelaskan bahwa seri A jadi tempat inovasi dari Samsung, cocok dengan segmen yang ingin disasar oleh perangkat ini, muda dan eksperimental.

Samsung A70 dan A80

 

Sebagai penikmat teknologi, jujur saya lebih senang dengan pabrikan yang ‘menyelipkan’ inovasi dalam jajaran produknya, OPPO (rotating camera, pop-up camera), Vivo (pop up camera, fingerprint di layar), Huawei dengan kamera 50 zoom-nya dan beberapa brand lain dengan caranya masing-masing. Ketika beberapa seri S rilis, terus terang saya merasa bosan karena tidak ada sebuah kejutan. Memang dari sisi yang lain seperti kamera, display, dan performa seri S memiliki banyak keunggulan, bahkan dibanding perangkat sesegmen lain. Namun saya rindu inovasi, sebagai statement, semacam berkata pada khalayak ramai; ‘bisa sampai segini loh teknologi yang kita kembangkan’. Ternyata, Samsung menempatkannya di seri A. Setidaknya apa yang bisa kita lihat dengan A9 dengan 4 kamera dan kini A80 dengan rotating camera.

Spesifikasi Galaxy A70 dan A80 serta pengalaman penggunaan

Kita telah coba membahas tentang strategi, segmentasi dan beberapa penjelasan terkait inovasi, tidak lengkap tentunya tidak membicarakan perangkatnya secara spesifik. Sekarang mari kita bahas masing-masing seri yang diperkenalkan kemarin, termasuk hands-on super singkat beberapa fiturnya.

 

Kita bahas terlebih dulu Samsung A70. Perangkat ini pada dasarnya adalah perangkat seri atasnya A50, tidak ada hal istimewa yang bisa diceritakan selain beberapa peningkatan spesifikasi dari seri A50, misalnya saja besaran memory, spesifikasi kamera dan besar baterai, A70 lebih tinggi dari spesifikasi di atas dibandingkan A50. Kalau membicarakan desain, A70 memiliki satu warna yang cukup menarik, yaitu biru tetapi birunya tidak seperti seri A lain, agak biru muda lebih mendekati biru langit.

Untuk spesifikasi lainnya A70 adalah sebagai berikut, saya kutip dari laman resmi Samsung.

Samsung Galaxy A70

Pengalaman penggunaan perangkat ini mirip dengan beberapa perangkat seri A lain, salah satu perbedaan adalah di layar, A70 memiliki layar yang cukup besar untuk yaitu 6.7 inci. Sisanya, kalau dari sisi desain atau pengalaman genggam cukup baik meski tidak ada yang istimewa. Untuk hasil kamera dan performa lain, waktu yang ada tidak sempat untuk bisa memberikan pengalaman penggunaan, namun saya sempat mencoba untuk mengambil sample foto dan video. Meski hasilnya mungkin akan ditingkatkan oleh Samsung karena yang kemarin di pajang adalah demo unit, dan masuk ada waktu untuk produk bisa dibeli langsung, jadi hasilnya mungkin tidak bisa merefleksikan hasil yang sama dengan perangkat ketika sudah dijual. Namun first impression-nya, hasil kamera belakangnya bisa dibilang cukup.

Untuk pasar Indonesia, Samsung Galaxy A70 akan dibuka gerbang pemesanan mulai dari 18 April – 24 April dengan promosi cashback 500rb. Harganya 5.799.000 untuk pre-order online dan offline.

Samsung Galaxy A80

Sekarang mari kita bahas Samsung A80. Tentu saja salah satu hal yang menjadi daya tarik utama adalah rotating camera, yang memungkinkan pengguna untuk bisa menikmati hasil kamera yang sama untuk fungsi sebagai kamera belakang dan kamera depan. Ini adalah daya tarik utama untuk jualan sekaligus sebagai penekanan untuk kampanye Era of Live yang dibawa Samsung untuk seri A.

Kamera depan yang sebagai kamera belakang (karena memang satu kamera) adalah alat yang cukup mumpuni untuk melakukan rekam video atau melakukan live streaming. Untuk spesifikasi utama sendiri adalah sebagai berikut:

Samsung Galaxy A80

Untuk pengalaman penggunaan, ada beberapa hal yang memberi kesan, yang pertama adalah desain atau model dan bahan cover belakang yang rasa digenggamnya cukup menyenangkan. Namun ada kesan berat yang saya rasakan, terutama ketika memegang ponsel dengan satu tangan untuk mencoba memfoto selfie dan mengambil video mode portrait.

Kalau berbicara rotating kameranya, kesan saya adalah menyenangkan dan terasa inovatif. Rotating camera memang bukan yang pertama hadir di smartphone, N1 dari OPPO akan menjadi bahan perbincangan ketika membahas A80. Ada pula pop up camera di perangkat OPPO Find X, Vivo Nex dan V15, sampai dengan slider keseluruhan body seperti di perangkat Honor dan Xiaomi. Meski bukan yang pertama untuk mencoba menari alternatif kamera depan agar bisa menghadirkan layar luas tanpa ada poni, saya merasakan pengalaman yang berbeda dengan Samsung A80. Kombinasi dari bagian ponsel yang bergeser ke atas lalu bagian berputar di tengah memberikan kesan tersendiri. Kombinasi yang paling baik menurut saya adalah dari sisi warna, bahan dan bagian metal yang di bagian pinggir. Meski terasa berat tetapi ada beberapa kelebihan yang bisa menjadi daya tarik perangkat ini.

Bagian spesifikasi yang cukup penting yaitu adalah 3 kamera yang semuanya bisa dinikmati untuk foto kamera belakang atau untuk fungsi kamera depan. Salah satu yang menarik untuk dicoba (nanti saat ada kesempatan untuk review) adalah menu kamera live focus yang membuat hasil rekam memiliki efek bokeh. 3D kamera yang ada di perangkat ini juga tidak hanya untuk measurement tetapi juga untuk efek bokeh. Salah satu catatan penting diperangkat ini adalah, kita bisa menikmati fitur yang biasa dinikmati kamera belakang untuk kamera depan, karena A80 pada intinya memiliki kamera yang sama. Sekilas saat hands-on kemarin, menu yang ada cukup lengkap, termasuk live focus atau beberapa fitur enhancement yang ada di kamera depan dikombinasikan dengan spesifikasi kamera yang biasa ada di kamera belakang kini bisa digunakan untuk dua fungsi. Satu paket kamera untuk keperluan foto belakang dan depan.

Meski demikian, harus diberi catatan memang karena ini hanya hands-on dan pengalaman singkat, jadi perlu review yang lebih mendalam, dan semoga nanti DailySocial mendapat kesempatan untuk mencobanya. Belum lagi unit yang ada kemarin sudah pasti unit demo, jadi mungkin akan ada peningkatan (terutama software) saat rilis nanti. Untuk ketersediaan, A80 disebutkan akan mulai tersedia global 29 Mei 2019, namun belum ada tanggal untuk ketersediaan di Indonesia.

Mengapa rotating kamera bukan peningkatan kamera depan?

Saat rangkaian acara A galaxy event berakhir dan rombongan bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta, ada pertanyaan yang cukup mengganggu yang muncul di benak saya. Mengapa harus memilih rotating camera alih-alih meningkatkan kamera depan? Apa saja faktor yang akhirnya membuat Samsung memilih untuk menggunakan kamera yang sama untuk foto belakang dan depan?

Samsung A80

Untuk menjawab ini saya mencoba berduskusi dengan dua orang, yang pertama adalah Kang Lucky alias @gadtorade yang satu rombongan dengan saya, serta Irfan Rinaldi, Product Marketing Manager, Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia.

Dari hasil obrolan dengan kang Lucky, setidaknya saya sampai pada kesimpulan bahwa ada beberapa alasan yang bisa melegitimasi mengapa Samsung lebih memilih untuk menggunakan satu modul kamera dengan kualitas kamera belakang alih-alih menggunakan dua modul kamera (depan-belakang). Salah satunya adalah fitur kamera depan punya limitasi yang tidak bisa dicapai oleh kamera belakang, setidaknya untuk saat ini. Kalaupun sensor bisa sama namun di bagian depan akan membutuhkan ruang modul yang cukup besar, yang mengakibatka beberapa hal tidak bisa terpenuhi, misalnya full display untuk layar. Belum lagi untuk OIS jika ingin disematkan di kamera depan yang membutuhkan ruang yang cukup besar juga.

Lalu kenapa tidak modul pop up kamera? Untuk menjawab ini sepertinya kita harus balik lagi ke pembahasan strategi Era of Live, Samsung ingin mengambil segmen pengguna smartphone yang menggunakan kameranya untuk live (video atau stream), dan ini bisa didapatkan dengan A80, kombinasi slider pop-up lalu rotating camera yang hasilnya bisa dikerjar untuk lebih baik dari kamera depan, terutama untuk video/live, dengan beberapa fitur yang biasa ada di kamera belakang dimikmati juga di kamera depan. Kita barharap saja, software yang nanti hinggap di perangkat yang dijual ke publik bisa disempurnakan dan memberikan fitur yang lengkap, fitur yang biasa ada di kamera belakang bisa dibawa sebagian besar (atau semuanya) ke penggunaan untuk kamera depan.

Samsung A80

Sedangan dari perbincangan dengan Irfan (Samsung), saya mendapatkan sebuah penjelasan yang juga masuk akal. Samsung ingin mengejar dan memberikan konsumen pengalaman new infinity display, tidak ada lagi notch tidak ada hole punch, pure hanya layar saja. New infinity display ini dikombinasikan dengan 3 kamera yang hadir dengan fitur rotating yang bisa digunakan baik foto biasa atau vlogging (video), yang akan membawa kita pada strategi Era of Live dari seri A.

Salah satu intinya adalah new infinity display, bukan tentang apakah teknologi kamera depan tidak bisa mengejar teknologi kamera belakang, selain itu untuk pengembangan teknologinya, diuraikan bahwa lebih relevan dan make sense untuk menggunakan rotating camera alih-alih hanya pop up kamera saja. Mungkin kalau bisa saya tambahkan, intinya A80 ini semacam palu gada, layar penuh dapet, inovasi dapet dengan rotating camera (setidaknya yang pertama di Samsung), dan satu lagi, satu paket modul kamera dengan kualitas yang sama untuk dua mode kamera, penggunaan kamera untuk belakang dan depan.

Ekosistem perangkat Galaxy tidak ditinggalkan

Balik lagi ke video klik BlackPink yang berjudul ‘Kill This Love’, kalau Anda cukup jeli maka akan melihat beberapa perangkat Samsung yang digunakan di video tersebut, dua tipe smartphone, Galaxy Buds – earphone dan jam tangan pintar Samsung. Nah, ekosistem antar perangkat ini juga ikut jadi bahasan di panggung utama. Yang paling sederhana adalah Anda bisa saling mengkoneksikan ketiga perangkat ini – smartphone, earphone dan smartwatch, di sisi lain masing-masing perangkat juga menghadirkan desain kekinian yang ditujukan juga untuk segmen yang sama dengan seri A .

A Galaxy Event Bangkok

Acara A Galaxy Event kemarin cukup memberikan beberapa pengalaman baru bagi saya, melihat pertama kali DJ Koh di panggung, menonton BlackPink (meski sebenarnya keponakan saya yang nge-fans K-pop) dan pertama kali juga pergi ke Bangkok. Satu yang yang menarik tentunya pembukaan acara oleh DJ Koh – President and CEO of IT & Mobile Communications Division Samsung Electronics, ini secara sekilas bisa jadi semacam ‘cap’ bahwa seri A memang tidak main-main dirilis oleh Samsung. Sebagai pengganti seri J bisa jadi seri A akan jadi ujung tombak untuk merengkuh konsumen mulai dari entry level sampai mid-high.

Kalau saya sendiri, meski agak menyayangkan bahwa seri S atau flagship dari Samsung masih ‘cari aman’ (yang juga bisa dimaklumi sebagai salah satu strategi), setidaknya Samsung bisa menghadirkan inovasi yang cukup radikal untuk ukuran produk Samsung di jajaran seri A, setelah 4 kamera kini rotating camera.

Untuk perangkat yang akan hadir di Indonesia adalah A70 terlebih dahulu, untuk A80 belum ada tanggal pasti, bahwa tanggal pre-order pun belum. Semoga saja nanti ada acara lokal untuk seri A80 sehingga DailySocial bisa berkesempatan mencoba lebih lama perangkat ini.

Masa akhir kuarter pertama tahun 2019 hampir selesai, dan Samsung telah menggebrak pasar menengah – atas dengan menghadirkan rotating camera pertama di perangkat smartphone mereka. Ketika ditanya apakah akan hadir A90 atau A yang lain, perwakilan Samsung tidak memberikan komentarnya, namun kalau melihat masih panjangnya tahun ini berakhir bisa jadi akan ada banyak kejutan dari Samsung, setidaknya sambil menunggu rilis Note 10 atau apapun nama dari generasi Samsung Note berikutnya.

BlackPink

Smartphone Tiga Kamera Samsung Galaxy A70 Resmi Diperkenalkan

Keluarga seri Galaxy A keluaran Samsung bertambah satu anggota baru menyusul diresmikannya model Galaxy A70 yang menawarkan sedikit peningkatan dibandingkan kakak-kakaknya terdahulu. Salah satunya, ia mempunyai fitur pengisian baterai super cepat seperti di Galaxy S10 5G dan menawarkan kamera depan 32MP yang tentu relatif di atas rata-rata.

Relatif lebih lega, Samsung Galaxy A70 mempunyai penampang layar selebar 6,7 inci yang berfungsi ganda sebagai sensor sidik jari. Samsung sendiri tidak menceritakan teknologi di balik sensornya ini. Kemungkinan besar ia masih menggunakan sensor optik seperti yang terbenam di Galaxy A50. Makin yakin karena notch tetesan air juga tampak menempel di dahinya.

Galaxy-A70_Black-2

Menggali lebih ke dalam kita akan jumpai prosesor octa-core yang dihuni oleh dua kombinasi inti, Dual 2.0GHz dan Hexa 1.7GHz. Prosesor ini diimbangi oleh RAM sebesar 6GB dan 8GB yang disempurnakan oleh memori seluas 128GB. kemudian untuk menjaga perangkat tetap menyala, Samsung membenamkan baterai 4.500mAh yang relatif besar dan seperti yang sudah disebutkan di awal, baterainya bisa diisi cepat berkat dukungan pengisian cepat 25watt seperti di Samsung Galaxy S10 5G.

Kemampuan kamera Samsung Galaxy A70 juga relatif lebih menarik ketimbang seri Galaxy A yang lebih dulu hadir. Di belakang misalnya, ia mengemas tiga buah sensor antara lain sensor 32MP, sensor sudut lebar 8MP dan sensor kedalaman 5MP. Sedangkan untuk menangkap foto selfie, Galaxy A70 punya kamera 32MP yang jelas bakal menjadi salah satu fitur andalan dalam menggaet minat konsumen di kalangan anak muda.

Galaxy-A70_Coral-1

Sistem operasi, bagian yang cukup jadi penentu. Samsung memilih Android Pie sebagai padanannya. OS ini dipermak dengan One UI 1.1 yang secara default akan menghadirkan beberapa fitur pendukung seperti Digital Wellbeing dan Bixby Voice.

Samsung belum membeberkan berapa harga jual Galaxy A70 ini, tetapi mereka telah menjanjikan event penyambutan khusus pada tanggal 10 April mendatang.

Samsung Galaxy A70

Sumber berita Samsung.