[Review] Samsung Galaxy Watch 4 Classic: Lebih Elegan dengan Wear OS, Lengkap dengan Pengukur Tekanan Darah

Seperti yang kita ketahui, selama ini Samsung selalu menggunakan sistem operasi Tizen pada perangkat AIoT-nya. Seperti halnya Samsung Galaxy Watch yang selalu menggunakan sistem operasi buatan dapur mereka sendiri. Namun, saat ini sepertinya Samsung mengambil keputusan yang besar. Pada jam tangan pintar terbarunya, Samsung Galaxy Watch 4 Classic, Samsung menggunakan Wear OS dari Google!

Samsung Galaxy Watch 4 Classic yang datang ke DailySocial ternyata merupakan versi yang memiliki eSIM. Hal tersebut terlihat dari kartu eSIM dari salah satu operator seluler di Indonesia yang menjadi bundling dari paket penjualannya. Jam tangan pintar ini juga mengedepankan fitur pendeteksi tekanan darah yang selama ini sudah ditunggu-tunggu. Fitur lain yang juga dibawa oleh perangkat ini adalah electrocardiogram yang saat ini masih jarang ditemukan pada perangkat jam tangan pintar lain.

Spesifikasi dari Samsung Galaxy Watch 4 Classic yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

SoC Exynos W920
CPU 2 x 1.18 GHz Cortex-A55
GPU ARM Mali-G68
Layar 1.4 inci AMOLED 450 × 450 Gorilla Glass DX+
Baterai 361 mAh
Konektivitas Bluetooth 5
Sertifikasi IP68
Dimensi 44.4 x 43.3 x 9.8 mm
Bobot 30 gram

Dapat dilihat bahwa pada Galaxy Watch 4 Classic ini, Samsung menggunakan SoC Exynos W920. Exynos W920 sendiri sudah menggunakan proses pabrikasi 5 nm, dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang masih menggunakan 10 nm pada Exynos 9110. Peningkatan dari Cortex A53 ke A55 tentu saja membuat kinerjanya menjadi lebih baik.

Charger

Didalam kotak paket penjualannya, hanya akan ditemukan sebuah alat pengisi baterai. Samsung menggunakan Qi Wireless Charging yang juga bisa digunakan untuk mengisi smartphone Samsung lainnya. Tentunya, charger ini juga sudah dilengkapi dengan magnet sehingga tidak akan tergeser saat mengisi dayanya.

Desain

Seperti semua Galaxy Watch yang dikeluarkan oleh Samsung, perangkat yang satu ini juga memiliki desain bundar. Hal tersebut tentu saja  seperti layaknya sebuah jam tangan pada umumnya. Warna yang saya dapatkan adalah hitam.

Jam tangan yang satu ini menggunakan layar dengan dimensi 1,4 inci dengan resolusi 450 x 450 piksel. Layar dari Samsung Galaxy Watch 4 Classic ini pun sudah menggunakan Corning Gorilla Glass DX+, yang lebih tahan terhadap goresan dibandingkan dengan DX dan generasi yang sebelumnya. Di samping layarnya terdapat bundaran dial yang bisa diputar. Dengan dial tersebut, pengguna bisa menggeser pilihan ke menu lainnya.

Pada sisi sebelah kanan dari Samsung Galaxy Watch 4 Classic, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas dengan warna merah merupakan tombol daya, home, serta untuk memanggil Bixby saat ditahan lama. Tombol yang bawah digunakan sebagai back. Menu pada smartwatch ini dapat dilihat saat menggeser layarnya ke kanan atau ke kiri atau dengan menggunakan dial. Saat menggeser ke atas akan ditemukan app drawer dan sebaliknya saat digeser ke bawah akan ditemukan layar quick setting.

Strap pada jam tangan pintar ini juga bisa diganti, sehingga pengguna tidak bosan saat menggunakannya. Mengganti strap-nya juga cukup mudah, tinggal menggeser pin yang berada pada ujungnya sampai terlepas. Pengguna juga bisa menggunakan strap 20 mm yang dijual pada toko-toko jam tangan.

Samsung Galaxy Watch 4 Classic menggunakan Wear OS yang sudah dimodifikasi dengan antar muka One UI Watch 3. Untuk menghubungkan perangkat ini dengan sebuah smartphone, aplikasi Galaxy Wear memang dibutuhkan. Semua setting yang dibutuhkan akan ditemukan pada aplikasi yang satu ini.

Pengalaman menggunakan: Mudah sekaligus rumit

Jam tangan pintar dengan desain bundar? Tentu saja langsung menarik perhatian saya semenjak datang sekitar 3 minggu yang lalu. Oleh karenanya, saya langsung menggunakan Samsung Galaxy Watch 4 Classic pada saat bepergian untuk berbelanja mau pun keperluan lainnya. Hal tersebut tentu saja untuk menjajal sebagian kemampuannya pintarnya.

Saat membuka paket penjualannya yang cukup ramping, saya hanya menemukan jam tangannya dan sebuah paket eSIM dari Smartfren. Jam tangan ini langsung saya charge sambil melakukan setting lainnya. Hal pertama yang saya ingin coba tentu saja fitur kesehatan blood pressure. Namun, hal ini ternyata tidak mudah jika kita tidak memiliki sebuah smartphone Samsung.

Fitur pengukur tekanan darah ini membutuhkan sebuah perangkat yang bisa diinstal aplikasi Samsung Health dan Samsung Health Monitor. Untuk bisa melakukan instalasinya, harus menggunakan Samsung Galaxy Store. Aplikasi ini sayangnya hanya bisa dibuka melalui sebuah smartphone Samsung. Jadi, fitur-fitur kesehatan yang menarik tidak akan jalan jika Anda tidak memiliki smartphone Samsung.

Oleh karena itu, saya meminjam perangkat Samsung Galaxy Flip 3 untuk mencoba fitur ini. Dan benar saja, semua instalasi berjalan sangat lancar tanpa adanya masalah. Dan untung saja, untuk mencoba fitur pengukur tekanan darah ini harus memiliki sebuah alat pengukur tekanan darah digital untuk kalibrasi. Dan setelah melakukan kalibrasi, fitur pengukur tekanan darah ini langsung dapat digunakan kapan saja.

Saya melakukan percobaan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur digital melawan Samsung Galaxy Watch 4 Classic. Ternyata hasilnya cukup mirip antara jam tangan pintar ini dengan alat pengukur tekanan darah digital yang saya miliki. Bahkan setelah kalibrasi, pengukuran tekanan darah tersebut dapat digunakan orang lain dengan cukup akurat. Walaupun begitu, Samsung sendiri meminta agar pengguna tidak menjadikan hasilnya sebagai patokan kesehatan.

Saya juga mencoba fitur-fitur kesehatan lainnya seperti ECG, tingkat Stress, pemindai detak jantung, serta SpO2. Untuk ECG, saya tidak memiliki alat untuk membandingkan hasilnya. Untuk SpO2, hasilnya kurang lebih sama dengan alat pengukur pada jari di mana saya mendapatkan nilai 98%. Sayangnya, saya bukan orang yang sering berolah raga sehingga cukup sulit mencoba fitur olah raganya.

Setelah itu, saya mencoba untuk mendaftarkan eSIM pada jam tangan pintar ini. Ternyata cukup sulit. Hal pertama adalah pengguna harus memiliki SIM dari penyedia layanan yang sama dengan yang ingin diisi, dalam hal ini saya harus menggunakan SIM dari Smartfren agar bisa memasukkan eSIM dari Smartfren. Jika tidak ada SIM, setting pada Galaxy Wear akan menolak terbuka.

Sayang memang, eSIM yang saya dapatkan tidak bisa dimasukkan ke dalam Samsung Galaxy Watch 4 Classic. Aplikasi Galaxy Wear mengatakan bahwa eSIM saya sudah digunakan pada perangkat lainnya. Dan untuk mengganti QR, saya harus mengantri ke galeri Smartfren serta membayar uang Rp. 15.000. Karena pandemi masih belum selesai, hal ini tentu saja saya urungkan.

Saya pun mencoba apakah Samsung Galaxy 4 Classic bisa menerima telepon melalui aplikasi Telegram. Sayangnya, jam tangan pintar ini hanya bisa menolak panggilan tersebut. Saya mencoba untuk melihat apakah ada setting khusus untuk menerima pada jam tangan pintar ini. Namun, entah apakah kurang waktu untuk menelusuri, saya tidak menemukannya.

Sekarang tiba saatnya untuk menguji seberapa lama baterainya dapat bertahan. Tidak muluk-muluk, hampir setiap jam tangan pintar dari Samsung yang pernah saya coba hanya memiliki daya tahan hingga 2 hari saja. Tidak berbeda dengan Samsung Galaxy Watch 4 Classic yang juga memiliki daya tahan yang sama. Oleh karena itu, ada baiknya untuk memiliki sebuah power bank yang mendukung Qi wireless charging agar jam tangan ini bisa diisi ulang di luar rumah.

Saat mengisi Samsung Galaxy Watch 4 Classic, tidak ada masalah sama sekali yang saya temukan. Charger-nya sendiri memiliki magnet sehingga jam tangan ini tidak akan tergeser secara tidak sengaja. Mengisi daya pada jam tangan pintar ini akan memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Menggunakan Android Wear OS membuat perangkat ini memiliki lebih banyak aplikasi pihak ketiga yang bisa diinstalasi. Namun sayang memang, untuk menambah aplikasi pada jam tangan ini mengharuskan pengguna untuk memakai smartphone Samsung. Untuk mereka yang memiliki smartphone merek lain (seperti saya), hanya bisa menggunakan fitur-fitur dasar saja.

Antar muka dari perangkat ini sudah menggunakan One UI Watch 3. Icon-iconnya sendiri juga sudah diubah menjadi bentuk bulat. Antar muka ini juga lebih memudahkan dalam pemakaian jam tangan pintar dibandingkan sebelumnya. Walaupun begitu, mereka yang sudah pernah menggunakan generasi sebelumnya, tentu tidak akan bingung karena memang antar mukanya mirip.

Verdict

Samsung memang tidak bisa dipungkiri lagi memiliki sebuah jam tangan paling pintar yang ada di pasaran saat ini. Hal tersebut ditandai dengan beberapa fitur-fitur kesehatan yang memang belum ada pada jam tangan pintar merek lainnya. Hal tersebut diteruskan oleh Samsung pada jam tangan terbarunya, yaitu Samsung Galaxy Watch 4 Classic.

Dengan menggunakan SoC terbaru yang memiliki prosesor Cortex A55, jam tangan pintar ini memiliki kinerja yang sangat baik. Selama penggunaan, saya tidak menemukan masalah dalam menjalankan aplikasi-aplikasi yang ada pada smartwatch ini. Hanya saja, jam tangan ini harus diisi ulang baterainya setiap 2 hari sekali sehingga pengguna tidak boleh lupa melakukan charging.

Samsung Galaxy Watch 4 Classic juga menawarkan fitur-fitur kesehatan yang dapat memberikan data langsung kepada pemakainya. Fitur pemindai tekanan darah, SpO2, serta ECG saat ini dibutuhkan agar kita bisa terhindar dari penyakit yang berkelannjutan, seperti darah tinggi dan COVID-19. Selain itu, jam tangan pintar ini juga sudah bisa disisipkan eSIM untuk melakukan panggilan suara. Sayang, semua itu hanya bisa terwujud pada saat smartphone yang digunakan juga dari Samsung.

Samsung Galaxy Watch 4 Classic di Indonesia dijual pada harga Rp. 4.999.000. Walaupun termasuk dalam harga yang premium, namun pengguna akan bisa mendapatkan fitur-fitur kesehatan yang cukup akurat yang nantinya bisa menyelamatkan nyawa. Hal tersebut tentunya akan terlihat lebih terjangkau untuk mereka yang suka berolah raga serta menjaga kondisi kesehatan setiap saat.

Sparks

  • Build kokoh dengan bingkai aluminium dan kaca Gorilla Glass
  • Fitur kesehatan yang cukup akurat dengan pendeteksi tekanan darah, SpO2, ECG, detak jantung, stress, dan lainnya
  • Mendukung 4G dengan eSIM
  • Responsif dengan SoC baru dan Android Wear OS
  • Mendukung charger Qi dan beberapa powerbank
  • Nyaman digunakan

Slacks

  • Fitur kesehatan mengharuskan penggunaan smartphone Samsung
  • Daya tahan baterai hanya 2 hari
  • Harganya cukup tinggi

Samsung Menggulirkan Pembaruan One UI 4 Berbasis Android 12 untuk Galaxy S21 Series

Sebulan yang lalu, Samsung membuka program untuk mengajak pengguna smartphone flagship Galaxy S21 series mencicipi dan sekaligus menguji One UI 4 versi beta berbasis Android 12 sebelum resmi dirilis.

Peserta dapat merasakan preview desain One UI 4, mencoba fitur-fitur barunya, dan mengirimkan masukan yang digunakan oleh Samsung untuk menyempurnakan user experience One UI 4 versi final.

Kini pengguna Galaxy S21 series sekali lagi boleh berbangga, sebab Samsung telah mengumumkan secara resmi bahwa trio Galaxy S21, S21+, dan S21 Ultra menjadi perangkat pertama yang menerima pembaruan besar One UI 4 mulai hari ini.

Pembaruan tersebut digulirkan secara OTA, pengguna akan mendapatkan notifikasi jika waktunya tiba, atau pergi ke pengaturan software update untuk mengeceknya secara manual. Mungkin butuh beberapa hari hingga mencapai ke semua pengguna.

Beberapa peningkatan yang dibawa oleh One UI 4 mencakup antarmuka pengguna yang disederhanakan, tampil lebih bersih dan elegan dengan Material You. Juga tersedia beragam opsi penyesuaian baru, termasuk Color Palette yang dapat mengubah tampilan dan nuansa mulai dari home screen, ikon, menu, tombol, dan background.

Fitur widget juga dirancang ulang dan menawarkan penyesuaian yang lebih dalam. Anda akan lebih mudah mengekspresikan diri dengan lebih banyak variasi emoji, GIF, dan stiker yang tersedia langsung dari keyboard.

One UI 4 juga menghadirkan fitur privasi dan keamanan baru, Anda dapat memilih dengan tepat apa yang ingin dibagikan atau yang dirahasiakan. Misalnya Anda akan diberi tahu saat aplikasi mencoba mengakses kamera atau mikrofon. Dengan dasboard privasi baru, semua pengaturan dan kontrol dikumpulkan dalam satu tempat.

Selain itu, Samsung juga merilis pembaruan baru untuk pengguna smartwatch seperti Galaxy Watch, Galaxy Watch Active, Galaxy Watch Active2, dan Galaxy Watch3. Pembaruan tersebut menghadirkan fitur kesehatan yang ditingkatkan dan rangkaian watch face baru dengan penyesuaian lebih lanjut.

Salah satunya peningkatan fitur Fall Detection, sebelumnya fitur ini dirancang untuk mengidentifikasi jatuh yang keras saat pengguna melakukan aktivitas fisik. Namun sekarang tersedia opsi untuk mendeteksi jatuh saat berdiri diam.

Setelah perangkat mendeteksi, smartwatch akan mengirimkan pemberitahuan SOS ke kontak yang telah dipilih sebelumnya. Sehingga pengguna dapat menerima bantuan yang dibutuhkan sesegera mungkin.

Fitur lain yang diperbarui ialah Group Challenge, serta insight yang lebih dalam tentang kesehatan pengguna secara menyeluruh di aplikasi Samsung Health Monitor.

Sumber: Samsung 1, 2

Smartwatch Samsung Berikutnya Akan Menggunakan One UI Watch Berbasis Wear OS dari Google

Meski Google punya sistem operasi untuk perangkat wearable yang disebut Wear OS, namun smartwatch Samsung selalu menggunakan OS bikinannya sendiri. Galaxy Watch3 misalnya, Samsung memakai Wearable OS 5.5 berbasis Tizen. Bagaimana bila kelebihan dua OS wearable tersebut digabungkan?

Pada ajang Google I/O 2021 bulan Mei lalu, Google sempat mengumumkan kerja samanya dengan Samsung untuk mengembangkan OS wearable baru. Benar saja, di ajang MWC 2021 ini Samsung mengumumkan OS smartwatch berikutnya yang disebut One UI Watch dan berbasis Wear OS dari Google.

Samsung belum mengungkapkan detail mengenai Galaxy Watch4, namun penerus Galaxy Watch3 itu dipastikan akan menjadi yang pertama menjalankan One UI Watch dan rencananya akan dirilis pada acara Galaxy Unpacked berikutnya. Karena berbasis Wear OS dari Google, One UI Watch akan terintegrasi lebih dalam dengan smartphone Android daripada Tizen OS.

Sebagai contoh bila kita menginstal aplikasi dari Play Store yang memiliki aplikasi watch, maka smartwatch juga akan secara otomatis menginstalnya. Sinkronisasi antara kedua perangkat juga terjadi lebih seamless, di mana smartwatch menampilkan pengaturan yang ditetapkan pada smartphone. Contohnya jika kita menambah word clock Jakarta dan New York, memblokir nomor telepon tertentu, pengaturan tersebut juga akan dibawa ke smartwatch.

Selain itu, One UI Watch juga membuka daftar aplikasi yang lebih besar di pergelangan tangan kita daripada Wearable OS berbasis Tizen. Sejumlah judul populer seperti Strava, Adidas Running, Calm, Spotify, YouTube Music, dan Google Maps akan tersedia untuk Galaxy Watch.

Samsung juga mengatakan Galaxy Watch berikutnya akan memiliki masa pakai baterai yang lebih lama, performa lebih cepat, dan dukungan beragam aplikasi lebih banyak berkat Wear OS dari Google. Untuk membedakan smartwatch dengan Wear OS dari produsen lain, Samsung akan menghadirkan tool desain watch face untuk para desainer. Kita nantikan saja, smartwatch Samsung berikutnya dengan One UI Watch yang diharapkan Galaxy Watch4 pada bulan Agustus mendatang.

Sumber: GSMArena

Update untuk Samsung Galaxy Watch dan Galaxy Watch Active Hadirkan Sejumlah Fitur Milik Suksesornya

Kabar gembira bagi para pemilik Samsung Galaxy Watch dan Galaxy Watch Active. Anda tidak harus berkecil hati dan mempertimbangkan untuk upgrade hanya karena sejumlah fitur milik suksesornya, Galaxy Watch Active 2, tidak tersedia di smartwatch Anda. Pasalnya, Samsung baru saja merilis software update untuk kedua jam tangan lamanya tersebut.

Buat para pengguna Galaxy Watch Active, Anda boleh tersenyum lebar mengetahui bahwa update ini pada akhirnya mendatangkan fitur Touch Bezel. Fitur yang sudah menjadi ciri khas smartwatch bikinan Samsung ini sempat menghilang di Galaxy Watch Active, sebelum akhirnya dihadirkan kembali oleh Galaxy Watch Active 2.

Samsung Galaxy Watch software update

Sejumlah pembenahan user interface pun turut diterapkan demi memudahkan pengoperasian. Untuk urusan multitasking misalnya, layar perangkat kini bakal menampilkan icon aplikasi yang sedang berjalan di bagian paling bawah layar, tidak mengganggu sekaligus masih bisa memberikan akses cepat kepada pengguna untuk kembali ke aplikasi tersebut.

Fungsi kustomisasi watch face juga ikut disempurnakan berkat 24 sub-dial dan complication baru di samping 17 yang sudah ada. Untuk pertama kalinya, fitur My Style juga tersedia di Galaxy Watch dan Galaxy Watch Active.

Samsung Galaxy Watch Daily Active feature

Untuk keperluan fitness tracking, target-target yang ditetapkan pengguna maupun catatan waktu saat bersepeda atau berlari kini dapat dipantau dengan mudah melalui fitur Daily Active. Khusus Galaxy Watch, Samsung bilang bahwa perangkat tersebut kini telah mendukung fitur Low Heart Rate Alert.

Terakhir, bagi yang menggunakan Bixby, kecerdasan voice assistant itu ikut meningkat bersamaan dengan update ini. Ia sekarang dapat memahami perintah suara pengguna yang menyuruhnya memulai sesi tracking aktivitas maupun instruksi untuk mengakses perangkat dari ekosistem SmartThings.

Update-nya dijadwalkan meluncur secara bertahap dari satu kawasan ke yang lainnya. Jadi, bersabarlah menunggu demi ‘menyulap’ smartwatch Anda menjadi baru.

Sumber: Samsung.

Samsung Galaxy Watch Golf Edition Debut, Didampingi Aplikasi Caddy yang Cerdas

Selain produk yang berkualitas, syarat lain untuk laris manis di pasar adalah pemilihan target konsumen yang tepat. Pendekatan ini sepertinya jadi alasan mengapa Samsung kemudian meluncurkan versi baru dari Galaxy Watch yang dirilis belum lama ini, yaitu Galaxy Watch Golf Edition.

Seperti namanya, perangkat ini dirancang khusus untuk penggemar golf yang merupakan penerus dari Gear S3 Golf Edition tahun lalu dan awalnya hanya tersedia di Korea Selatan.

Samsung Galaxy Watch Golf Edition

Jam tangan ini sendiri pada dasarnya merupakan perangkat yang sama dengan Galaxy Watch vanila yang kemudian ditambah dengan aplikasi Smart Caddy yang membuat navigasi ke seluruh titik lapangan golf jauh lebih mudah. ​​Aplikasi ini mampu melakukan perekaman dan pemotretan sehingga pengguna dapat terus memantau kemajuan dari setiap pukulan.

Aplikasi Smart Caddy sendiri tidak hanya bertugas sebagai alat catat dan lacak, tapi juga berisi informasi tentang 60.000 lapangan golf di seluruh dunia dan Samsung mengatakan daya tahan baterainya cukup kuat untuk melewati 54 lubang (atau tiga putaran penuh).

Dari sisi komponen, perangkat sudah menggunakan panel layar Super AMOLED yang memungkinkan pengguna untuk dengan jelas membaca layar di luar ruangan bahkan saat mengenakan kacamata hitam.

Galaxy Watch Golf Edition telah diluncurkan di Korea Selatan dalam dua opsi, 46mm dan 42mm dengan banderol masing-masing 409.700 won atau setara dengan $367 dan 389.900 won atau setara dengan $351. Sayang belum ada informasi resmi yang menyebut ketersediaan perangkat di negara lain.

Sumber berita SamMobile.

Samsung Perkenalkan Galaxy Note 9 di Indonesia

Tidak berselang lama setelah acara peluncuran Galaxy Note 9 yang bertempat di kota New York, Amerika Serikat, Samsung Indonesia mengadakan acara temu media. Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 10 Agustus 2018 lalu tersebut diadakan pada Samsung Galaxy Experience Store yang bertempat di Lotte Shopping Avenue.

Samsung Galnote 9 - announcement
Gambar diambil dengan menggunakan Samsung Galaxy Note 9 pada kondisi pencahayaan yang kurang terang

Samsung memperkenalkan smartphone terbaru mereka sekaligus menawarkan beberapa keunggulan. Utamanya, Samsung menawarkan fungsi S-Pen baru pada Galaxy Note 9 ini. Stylus dari Samsung tersebut sudah terintegrasi dengan Bluetooth. Dengan menggunakan transistor sebagai perangkat untuk menyimpan daya, seharusnya S-Pen tidak akan menggelembung seperti halnya perangkat dengan baterai yang di-charge terus menerus.

Samsung Galnote 9 vs 8

Samsung juga menggembar-gemborkan penyimpanan internal mereka yang sampai 512 GB. Dengan RAM 8 GB, membuat Samsung merupakan satu-satunya perangkat yang menawarkan komposisi RAM/peyimpanan internal terbesar saat ini. Yang unik adalah versi 512 GB dari Samsung Galaxy Note 9 diklaim lebih dahulu habis (dipesan) dibandingkan yang berkapasitas 128 GB.

Samsung Galnote 9

Samsung sendiri mengatakan bahwa S-Pen yang terbaru ini nantinya akan memiliki lebih banyak fungsi, selain hanya untuk mengambil foto jarak jauh saja atau mengendalikan presentasi. Samsung juga bakal mengeluarkan Application Programming Interface (API) agar fungsi S-Pen dapat diperluas dan dimanfaatkan oleh para pengembang aplikasi.

Samsung Galnote 9 SPen

Samsung juga mempermudah penggunaan Dex melalui converter USB-C to HDMI sehingga konsumen tidak terbatas lagi dengan menggunaan perangkat Dex. Samsung mengklaim bahwa Dex dapat digunakan pada layar dan tidak mengganggu penggunaan smartphone-nya.

Pengembangan dari sisi kamera untuk perangkat terbaru ini, sayangnya, tidak mencakup hardware. Samsung hanya menambahkan AI berupa Flaw Detection yang memberitahukan sang fotografer saat ada yang sedang berkedip. Padahal, sebelumnya (upgdara seri perangkat mereka) Samsung selalu melakukan upgrade pada sisi kamera agar hasilnya lebih prima dari perangkat mereka sebelumnya.

Samsung juga akan meluncurkan smartphone ini secara resmi pada publik umum dalam waktu dekat.

Samsung Galaxy Home dan Watch?

Samsung GalWatch all

Di New York, Samsung juga mengeluarkan perangkat Galaxy Home yang berupa sebuah speaker pintar yang mampu digerakkan dengan suara. Selain itu, mereka juga memperkenalkan Samsung Galaxy Watch sebagai sang penerus keluarga smartwatch dari Samsung.

Lalu apakah kedua perangkat terbaru Samsung ini juga bakal dihadirkan di Indonesia?

Samsung GalWatch
Annisa Nurul Maulina, Product Marketing Manager – Premium Smartphone sedang menggunakan Samsung Galaxy Watch

Annisa Nurul Maulina, Product Marketing Manager – Premium Smartphone Samsung, mengatakan bahwa Galaxy Home masih belum diketahui apakah akan masuk ke Indonesia atau tidak. Beliau juga belum bisa memberikan keterangan apa pun mengenai Galaxy Home. Padahal, jika perangkat yang satu ini bisa mendarat di Indonesia, tentu saja akan menjadi perangkat yang menarik dan bisa menjadi perangkat smart home dengan perintah suara resmi di Indonesia.

Lalu bagaimana dengan Samsung Galaxy Watch? Perangkat jam pintar yang satu ini tentu saja ditunggu kehadirannya oleh para pecinta smartwatch di ranah lokal.

Samsung GalWatch Atas

Annisa pun mengatakan bahwa kemungkinan Samsung Galaxy Watch bakal hadir bersamaan dengan peluncuran Samsung Galaxy Note 9. Samsung pun juga akan menjual beberapa model dari Samsung Galaxy Watch.

Samsung Galaxy Watch memiliki keunikan di mana lingkaran pada sisi atas jam tersebut dapat menjadi sebuah dial untuk mengaktifkan fungsi-fungsi smartwatch tersebut. Selain itu, terdapat dua buah tombol pada sisi-sisinya yang juga memiliki fungsi-fungsi tertentu.

Samsung GalWatch button

Sayangnya, tidak banyak waktu untuk mencoba mengulik jam yang satu ini. Semoga saja, unit pengujian dari Samsung Galaxy Watch cepat tersedia sehingga kami bisa melakukan review dari smartwatch terbaru Samsung ini.

Samsung Tak Sengaja Membocorkan Eksistensi dari Smartwatch Barunya

Sebagai lineup perangkat wearable andalan Samsung, perjalanan Gear dimulai di tahun 2013 melalui pengenalan smartwatch Galaxy Gear. Kini anggota Gear bertambah ramai, meliputi earbud, smart neck band, kamera 360 derajat hingga headset VR. Namun dari kabar yang beredar belakangan, produk smartwatch  flagship mereka mungkin tak lagi mengusung sub-branding Gear.

Berdasarkan laporan dari SamMobile, penerus sejati Gear S3 bukanlah Gear S4. Samsung memberinya nama yang lebih sederhana dan menghilangkan angka: Galaxy Watch. Dengan begini, smartwatch tersebut menjadi bagian dari keluarga ‘perangkat mobile‘ punya raksasa elektronik asal Korea Selatan itu. Buat sekarang, belum diketahui spesifikasi maupun harga dari Galaxy Watch, tapi kabarnya, smartwatch akan dibekali OS Tizen versi 4.0 serta memperoleh dukungan Bixby.

Dan ada sebuah informasi baru lagi yang memperkuat dugaan bahwa memang benar produk itu memiliki nama Galaxy Watch. CNET sempat melihat smartwatch ini muncul di situs resmi Samsung, kemungkinan secara tidak disengaja karena tak dibarengi oleh data-data seperti ukuran layar ataupun daya tahan baterai. Samsung sudah menghapusnya, tetapi CNET berhasil mengabadikan wujud produk tersebut via screenshot.

Samsung Galaxy Watch.

Ada detail menarik yang bisa kita ekstrak dari screenshot tersebut. Pertama adalah nomor modelnya: SM-R810NZDAXAR. Huruf dan angka di sana sedikit berbeda dari info pengajuan paten FCC yang sempat dilakukan Samsung, namun bagian ‘R800’ di sana cocok dengan nama lineup produknya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa SM-R810NZDAXAR ialah salah satu dari varian Galaxy Watch.

Model Galaxy Watch tersebut memiliki penampilan mewah, mempunyai diameter 42-milimeter dengan tubuh berwarna rose gold. Saya menduga Samsung telah menyiapkan varian warna lain, dan mungkin pilihan diameter yang lebih kecil. Prediksi lainnya, bisa jadi Samsung kembali membagi modelnya jadi dua, seperti yang diterapkan pada Gear S2 dan Gear S3, misalnya tipe Classic dan Frontier.

Dan melihat kebiasaan Samsung dalam meracik perangkat wearable high-end, ada peluang Galaxy Watch turut memperoleh sertifikasi anti-air dan debu IP68, serta memanfaatkan layar Super AMOLED.

Samsung sudah mulai membagikan undangan event Unpacked yang rencananya dilangsungkan pada tanggal 9 Agustus 2018, beberapa minggu sebelum IFA Berlin 2018 dimulai. Galaxy Note 9 diprediksi akan jadi produk primadona di sana, tapi siapa tahu, pengungkapannya turut diiringgi oleh Galaxy Watch – apalagi kedua perangkat kini merupakan bagian dari keluarga yang sama…

Via The Verge.