Mayoritas Gamer Tidak Tertarik Membeli Headset Virtual Reality?

Virtual reality adalah istilah terpanas saat ini. Ia semakin populer, dan para perusahaan ternama berbondong-bondong berupaya ambil bagian di sana. VR diprediksi akan menjadi masa depan hiburan digital serta memanaskan kembali kompetisi di bidang grafis. Namun apakah antusiasme serupa dirasakan oleh konsumen, khususnya di kalangan gamer?

Setelah HTC dan Oculus VR mengungkap info lebih detail terkait head-mounted display mereka, kita tahu baik Rift dan Vive akan tetap menjadi produk niche meski mereka segera meluncur sebentar lagi. Keduanya dibanderol di harga yang tidak murah, lalu Anda juga memerlukan hardware canggih buat mendukungnya. Ternyata para gamer merasakan sentimen serupa, berdasarkan data Gamer Network.

Gamer Network sebelumnya melakukan survei ke kurang lebih 14.000 gamer di jaringan website mereka. Hasilnya, dari hampir 13.000 responden, hanya 15 persen yang bilang berniat untuk membeli headset VR di tahun ini. 25 persen masih belum yakin, dan 60 persen terang-terangan menyampaikan mereka tidak berencana buat memilikinya. Menariknya lagi, 75 persen subjek survei mengaku mempunyai gaming PC.

Tak bisa disangkal, gamer ialah target konsumen utama dari Vive dan Rift. 32 persen responden menyatakan bahwa harga adalah faktor krusial yang memengaruhi keputusan mereka. Fakta unik mengenai VR tidak berhenti sampai di sini. Kita menyangka Oculus Rift merupakan headset terfavorit, mengingat ia lebih dulu ‘dicicipi’ banyak orang melalui versi development kit-nya. Faktanya, persentase antusiasme konsumen terhadap Rift malah di bawah HTC Vive, dengan perbandingan 13,74 versus 15,5 persen.

Mungkin tidak disangka, menakar dari harga, PlayStation VR berpeluang menjadi alternatif terbaik – menempatkan Sony di posisi unggul. Tapi berhasil atau tidaknya langkah mereka sangat ditentukan oleh keputusan Sony untuk ‘berani rugi‘. Seandainya ketiga headset menyajikan kualitas konten serupa, Sony dapat memimpin dengan menjajakanya di harga lebih ekonomis – misalnya di bawah US5 500. Console maker asal Jepang itu dahulu sempat bertaruh dengan PlayStation 3.

Di luar tema virtual reality, responden juga ditanya mengenai platform game apa yang tertarik untuk mereka beli selanjutnya. Jawabannya cukup mengejutkan. Walaupun detail tentangnya sangat minim dan Nintendo belum mengungkapnya secara resmi, NX memimpin di urutan pertama dengan 31 persen, diikuti oleh PC di posisi runner-up (hampir 30 persen). Di kelas persaingan current-gen console, PlayStation 4 jauh meninggalkan Xbox One: 20 banding 9 persen.

Sumber: Games Industry.

Gamer’s Edition Sajikan Game Indie Dalam Boks Koleksi Terbatas

Beberapa tahun silam, seorang developer game ternama pernah bilang bahwa transaksi fisik merupakan peninggalan sistem barter kuno. Sekarang adalah era digital, dan mau tak mau semua harus beradaptasi pada sistem distribusi modern. Tapi tak rindukah Anda pada masa-masa silam ketika semua orang bisa menggenggam dan membanggakan kopi game yang ia beli? Continue reading Gamer’s Edition Sajikan Game Indie Dalam Boks Koleksi Terbatas

Ketertarikan Konsumen Pada Nintendo Wii U Meningkat Drastis Setelah Ajang E3 2014

Walaupun Sony dan Microsoft masih merajai pasar console modern, Nintendo tampak tidak gentar dalam menghadapi para rivalnya itu. Mereka memanfaatkan ajang E3 2014 semaksimal mungkin, dan boleh dibilang Nintendo berhasil melangsungkan acara dan presentasi yang jauh lebih baik dibandingkan publisher serta produsen hardware lain. Continue reading Ketertarikan Konsumen Pada Nintendo Wii U Meningkat Drastis Setelah Ajang E3 2014