Game Tester: Pengertian, Jenis dan Tugas Tanggungjawabnya

Apakah kamu pernah mendengar istilah game tester? Game tester memiliki tanggung jawab dalam menentukan apakah sebuah game sudah pantas dan memenuhi syarat untuk dirilis, atau belum

Jika kamu tertarik untuk mempelajari tentang game tester lebih lanjut, simak artikel berikut ini, ya!

Definisi Game Tester

Game tester adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan melaporkan bug, gangguan, dan masalah lain dalam video game sebelum dirilis ke publik.

Game tester biasanya bermain melalui berbagai tahap permainan, mencoba berbagai aksi dan skenario untuk menemukan masalah dengan mekanisme, grafik, atau antarmuka game.

Mereka juga memberikan umpan balik tentang tingkat kesulitan game, faktor kesenangan secara keseluruhan, dan perbaikan apa pun yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengalaman pemain.

Game tester sering kali bekerja untuk studio pengembangan video game atau perusahaan jaminan kualitas (QA), dan mereka mungkin diminta untuk menguji game di berbagai platform, termasuk konsol, komputer, dan perangkat seluler.

Jenis-Jenis Game Tester

Ada beberapa jenis game tester yang berbeda, masing-masing dengan fokus dan tanggung jawab spesifiknya sendiri. Beberapa jenis penguji game yang umum meliputi.

Penguji Fungsional

Penguji ini fokus untuk menemukan dan melaporkan bug dan masalah lain dalam fungsionalitas game, termasuk hal-hal seperti crash, gangguan, dan kesalahan.

Penguji Standar dan Peraturan

Penguji ini memastikan bahwa game memenuhi standar dan peraturan industri tertentu, seperti yang terkait dengan aksesibilitas, peringkat usia, dan pedoman konten.

Penguji Pelokalan

Penguji ini berfokus untuk memastikan bahwa game diterjemahkan dan dilokalkan dengan benar untuk berbagai bahasa dan wilayah, termasuk memeriksa masalah pemformatan teks, sinkronisasi audio, dan sensitivitas budaya.

Penguji Kompatibilitas

Penguji ini menguji game pada berbagai konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda untuk memastikan game berjalan dengan lancar di semua platform yang didukung.

Penguji User Experience (UX)

Penguji ini berfokus pada pengalaman pengguna game secara keseluruhan, termasuk hal-hal seperti keseimbangan gameplay, tingkat kesulitan, dan keterlibatan pemain.

Penguji Permainan

Penguji ini memainkan game seperti pemain pada umumnya dan memberikan umpan balik tentang pengalaman mereka, termasuk suka dan tidak suka, saran untuk perbaikan, dan bug atau masalah apa pun yang mereka temui.

Penguji Beta

Penguji ini adalah anggota masyarakat umum yang memainkan versi pra-rilis game untuk memberikan umpan balik tentang kinerja game, pemutaran, dan daya tarik game secara keseluruhan.

Tugas Game Tester

Penguji game bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan melaporkan masalah, bug, atau gangguan apa pun dalam video game sebelum dirilis ke publik. Tanggung jawab utama mereka termasuk:

  • Memainkan berbagai tahap permainan untuk mengidentifikasi masalah apa pun dengan fungsionalitas, grafik, atau antarmuka.
  • Menguji game di berbagai platform untuk memastikan game tersebut bekerja dengan benar dan efisien.
  • Memberikan laporan terperinci tentang bug, gangguan, atau masalah lain yang ditemui selama pengujian.
  • Berkomunikasi dengan pengembang game, desainer, dan anggota tim lainnya untuk memberikan umpan balik tentang potensi peningkatan atau area yang menjadi perhatian.
  • Berpartisipasi dalam siklus pengujian untuk memastikan bahwa masalah yang teridentifikasi telah terselesaikan dan game siap untuk dirilis.
  • Memberikan umpan balik tentang pengalaman pengguna game secara keseluruhan, termasuk tingkat kesulitan, keseimbangan gameplay, dan keterlibatan pemain.
  • Memastikan bahwa game tersebut memenuhi standar industri dan peraturan yang terkait dengan aksesibilitas, peringkat usia, dan pedoman konten.

Secara keseluruhan, game tester memainkan peran penting dalam memastikan bahwa video game berfungsi, menarik, dan menyenangkan bagi para pemain.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai game tester. Game tester memiliki peranan penting agar game yang dirilis oleh perusahaan tidak hanya menarik, tapi juga mematuhi peraturan yang berlaku.

Esports : Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Peluang Kerjanya

Bagi para pecinta game atau gamers mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah esports. Esports kini menjadi industri yang sedang booming, terutama untuk anak muda.

Tentu saja, dengan semakin banyak perhatian pada kegiatan inu semakin banyak bakat baru yang bekerja di lapangan. Ada banyak peluang karir di esports, dan bukan hanya sebagai atlet.

Nah, kami telah menyusun rangkuman mengenai esports dan prospek karirnya di bawah ini.

Mengenal Esport

Esports dapat digambarkan sebagai dunia yang kompetitif, diikuti oleh para atlet yang menyukai game. Kompetisinya sendiri melibatkan berbagai kelompok dan kalangan di seluruh dunia yang tertarik dengan level game multiplayer seperti Fortnite, Overwatch, Dota2 dan sejenisnya.

Meski diperbolehkan mengikuti suatu kelompok dan kalangan yang berbeda, esport sendiri juga memiliki standar profesional. Hanya mereka yang sudah memiliki riwayat pertandingan video game yang baik yang diterima.

Misalnya seperti liga sepak bola profesional, namun jika ada segregasi gender dalam kompetisi olahraga, hal ini tidak berlaku untuk esport.

Setiap kelompok dalam olahraga dapat dicampur antara laki-laki dan perempuan, meskipun seiring berjalannya waktu semakin banyak pemain perempuan mulai memasuki industri video game.

Jenis Esports

Esports sendiri dapat dibagi berdasarkan genre game dan developer game.

Menurut The Game Haus, game berbasis olahraga yang populer saat ini adalah:

• MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), seperti Dota 2, League of Legends, dan Mobile Legends

• RTS (Real-Time Strategy), seperti Starcraft

• FPS (First Person Shooter), seperti CS:GO, Valorant, dan Call of Duty

• Fighting Games, seperti Tekken dan Mortal Kombat

• MMORPG (Mass Multiplayer Online Role Playing Games), seperti Final Fantasy dan World of Warcraft

• Sports, game-game seperti FIFA, eFootball (PES), NBA 2K, hingga NFL Madden

Sedangkan menurut developer game, ada dua jenis esports yaitu:

• Developer yang tidak aktif menyelenggarakan turnamen untuk game yang mereka buat menyerahkan sepenuhnya kepada komunitas selama mereka meminta izin, seperti Microsoft dan Nintendo.

• Developer yang aktif mengatur dan membuat turnamen untuk game yang mereka buat dan mengizinkan komunitas untuk menyelenggarakan turnamen mereka sendiri seperti B. Riot Games, Valve Corporation, dan Activision Blizzard.

Tujuan Diadakannya Esports

Tentunya jika dilihat dari segi finansial, tujuan dari eSports tidak jauh berbeda dengan liga dan event olahraga pada umumnya. Salah satunya untuk mempromosikan game-game para developer agar semakin banyak dikenal orang, maka Esports juga dijadikan sebagai sponsor atau promosi untuk beberapa produk, seperti promosi olahraga pada umumnya.

Namun, jika kita melihatnya dari sudut pandang para pemain itu sendiri, tujuan esports adalah untuk membangkitkan dan membuat para pemain tetap tertarik dengan game yang mereka ikuti. Karena dengan cara ini, pemain akan lebih bersedia untuk mendukung keberadaan game tersebut agar terus eksis dan berkembang lebih baik dengan setiap pembaruannya.

Peluang Karir Esports

Esports terus berkembang, membuat peluang karir bagi para atlet dan pelatih menjadi tidak terbatas.

Kamu dapat mengejar karir sebagai streamer, manajer, atau analis jika kamu memahami game dengan baik.

Tentunya personality kamu dan seberapa baik kamu berinteraksi dengan audiens adalah hal yang perlu kamu perhatikan, terutama jika kamu ingin menjadi atlet esports. Jika kamu berkarir sebagai seorang pemain, kamu dapat menerima penghasilan dari sponsor, gaji dari tim, dan hadiah saat kamu memenangkan turnamen.

Selain itu, bonus dan hadiah penonton dapat bervariasi, terutama jika kamu melakukan streaming.

Itulah penjelasan mengenai esports hingga peluang karir dari kegiatan ini. Semoga kamu sukses menjadi atlet esports sejati.

Niko Partners: Jumlah Gamers di GSEA Capai 381 Juta Orang

Tahun lalu, ketika lockdown diberlakukan karena pandemi virus corona, banyak orang yang menjadikan game sebagai hiburan dan media untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Karena itu, bermain game menjadi hobi yang semakin diminati oleh orang-orang. Dari segi bisnis pun, industri game terlihat semakin menarik. Pasalnya, ketika banyak industri mengalami masalah karena pandemi, industri game justru tetap bisa tumbuh.

Memang, menurut data dari Niko Partners, industri game dan esports di Greater Asia Tenggara — mencakup Asia Tenggara dan Taiwan — akan mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2019, nilai industri game di GSEA adalah US$5 miliar. Angka itu diperkirakan akan naik menjadi US$8,3 miliar pada 2023. Salah satu alasan mengapa jumlah pemasukan industri game di GSEA bisa naik pesat adalah karena jumlah gamers yang juga terus naik.

“Berdasarkan riset Niko Partners pada 2020, terdapat 381 juta gamers di kawasan Greater Southeast Asia,” kata Director for Southeast Asia Research, Niko Partners, Darang S. Candra pada Hybrid.co.id melalui email. “Di masing-masing negara tersebut, jumlah gamer diperkirakan mencapai sekitar 40-50% dari total populasinya.” Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 273,5 juta pada 2020. Hal itu berarti, jumlah gamers di Indonesia berkisar sekitar 109,4 juta sampai 136,7 juta orang.

Data populasi berdasar Worldometers. Data GDP berdasar dari Statista.

Selain jumlah gamers, tolok ukur lain yang bisa digunakan untuk mengetahui seberapa besar industri game di sebuah negara adalah total pemasukan di negara tersebut. Dan total pemasukan industri game punya kaitan langsung dengan Average Revenue Per User (ARPU). Darang mengungkap, ARPU dari masing-masing negara Asia Tenggara berbeda-beda. Biasanya, besar ARPU  di sebuah negara berbanding lurus dengan besar Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita. Jadi, semakin besar PDB per kapita dari sebuah negara, semakin besar pula ARPU game di negara tersebut.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia memang memiliki PDB paling besar, mencapai US$1.09 triliun. Sebagai perbandingan, PDB Thailand hanyalah US$509,2 miliar, Singapura US$337,5 miliar, dan Malaysia US$336,3 miliar. Meskipun begitu, jumlah penduduk Indonesia juga jauh lebih banyak dari tiga negara tersebut. Alhasil, nilai PDB per kapita Indonesia lebih rendah, hanya mencapai US$3,9 ribu. Sementara itu, PDB per kapita di Thailand mencapai US$7,3 ribu, Singapura US$57,7 ribu, dan Malaysia US$10,4 ribu.

“Negara dengan PDB per kapita yang relatif rendah, seperti Indonesia dan Filipina, juga memiliki ARPU yang realtif rendah,” ujar Darang. “ARPU untuk game PC di Indonesia dan Filipina berkisar antara US$4-6. Sementara untuk negara dengan PDB per kapita tinggi, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, ARPU berkisar antara US$15-20. Demikian pula untuk ARPU dari game mobile. ARPU untuk game mobile di Indonesia berkisar antara US$5-8, sementara Malaysia, Thailand, dan Singapura berkisar antara US$25-60.”

Virtual Product Marketplace Itemku Reveals Business Growth During Pandemic

In addition to the e-commerce services that experienced business growth during the Covid-19 pandemic, the gaming industry also experienced a significant increase. In mid-March 2020 the largest digital game market platform in the world, Steam, reported the largest user growth increase in history. They claim to raise more than 20 million active users on Steam within 24 hours, both for playing games or practically online.

As a marketplace platform that serves digital product sales, especially game demand such as goods, accounts and vouchers; The company claims to have experienced rapid growth. Recorded since March 2020, their monthly active users increased by 78%, with the number of new registrations experiencing a sharp increase of up to 97%. In addition, the ratio of users who visit Itemku for the first time has also increased, from 70% to 76%.

Founded in 2015, Itemku run by Five Jack has helped gamers sell and buy virtual products in their favorite games.

Itemku’s Chief Product Officer, Virdienash Haqmal told DailySocial, during 2020, the company’s GMV per month has increased to 15-20%, as well as revenue. Customer growth also increased by 60% from January to June 2020. While for marketing activities, the company reduced its budget by 80%.

“The company currently focuses on affiliate marketing (Itemku Creators Guild) which has a low cost-high impact and has a snowball effect on the number of registrants and new buyers.”

Similar products can also be purchased at several other popular marketplaces. For example through Tokopedia, the platform allows players to buy virtual assets using credit. Another convenience is also presented by the GoPay platform, which has been connected with payment services on Google Play.

Fundraising plan

Previously, the company has launched an application available on the Play Store. The use of applications has also increased during the pandemic. The company noted the number of downloads increased from an average of 2800 to 5100 per week or about 77%.

In terms of users, both buyers and sellers are mostly fond of the simple features fast delivery process. In Itemku, there is an “Instant Delivery” feature that allows the system to send the seller’s product automatically after it is paid for. This feature is only available for voucher products. For top-up products and other virtual items, a 10 Minute Delivery Guarantee is available which is only available for sellers with good sales records.

“In terms of business, the company is conducting research to reach the physical product market in order to become a hobby marketplace. As for the target that is still to be achieved this year, Itemku wants to improve services for sellers and become a marketplace for hobbies. Currently, the company is in the process of fundraising,” Virdienash said.

In 2017, Itemku has secured fresh funding worth of $1.2 million (around 16 billion Rupiah) from 500 Startups and several unnamed South Korean venture capitals. Funding is channeled to dominate the Indonesian virtual item market while expanding into the Southeast Asian market.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Startup Marketplace Produk Virtual “itemku” Klaim Pertumbuhan Bisnis Selama Pandemi

Selain layanan e-commerce yang mengalami pertumbuhan bisnis saat pandemi Covid-19 berlangsung, industri game juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada pertengahan bulan Maret 2020 platform pasar game digital terbesar di dunia, Steam, melaporkan peningkatan jumlah pengguna terbesar dalam sejarahnya. Mereka mengklaim bahwa dalam rentang 24 jam, ada lebih dari 20 juta pengguna aktif di Steam, baik untuk bermain game atau sekadar online.

Sebagai platform marketplace yang melayani pembelian dan penjualan produk digital, terutama kebutuhan game seperti barang, akun, dan voucher; itemku mengklaim telah mengalami pertumbuhan yang cepat. Tercatat sejak bulan Maret 2020, pengguna aktif bulanan mereka meningkat hingga 78%, dengan jumlah pendaftaran baru yang mengalami kenaikan tajam hingga 97%. Selain itu, rasio pengguna yang mengunjungi itemku untuk pertama kalinya juga meningkat, dari 70% menjadi 76%.

Didirikan pada tahun 2014 lalu, itemku, yang dijalankan oleh Five Jack, membantu para gamer untuk menjual dan membeli produk-produk virtual di permainan favoritnya.

Kepada DailySocial Chief Product Officer itemku Virdienash Haqmal menyebutkan, selama tahun 2020, GMV per bulan perusahaan mengalami kenaikan hingga 15-20%, demikian juga dengan revenue. Pertumbuhan pelanggan juga mengalami peningkatan sebanyak 60% sejak Januari hingga Juni 2020. Sementara untuk pengeluaran kegiatan pemasaran, perusahaan menurunkan budget hingga 80%.

“Saat ini perusahaan berfokus pada affiliate marketing (itemku Creators Guild) yang low cost-high impact dan memiliki snowball effect ke jumlah pendaftar dan pembeli baru.”

Porduk serupa sebenarnya juga bisa dibeli di beberapa marketplace populer lain. Misalnya melalui Tokopedia, platformnya memungkinkan pemain beli aset virtual menggunakan pulsa. Kemudahan lain juga disajikan platform GoPay, yang telah terhubung dengan layanan pembayaran di Google Play.

Rencana penggalangan dana

Sebelumnya perusahaan telah meluncurkan aplikasi yang bisa diunduh di Play Store. Penggunaan aplikasi juga mengalami kenaikan selama pandemi berlangsung. Perusahaan mencatat jumlah unduhan meningkat dari rata-rata 2800 menjadi 5100 per minggu, atau sekitar 77%.

Untuk pengguna itemku, baik pembeli maupun penjual kebanyakan menyukai fitur yang mempermudah dan mempercepat proses pengiriman. Di itemku, terdapat fitur “Pengiriman Instan” yang memungkinkan sistem untuk mengirim produk penjual secara otomatis setelah dibayar. Fitur ini hanya tersedia untuk produk voucher. Untuk produk top-up dan item virtual lainnya, tersedia Garansi Pengiriman 10 Menit yang hanya tersedia untuk penjual-penjual dengan catatan penjualan yang baik.

“Dari sisi bisnis, perusahaan sedang melakukan riset untuk menjangkau pasar produk fisik agar bisa menjadi marketplace hobi. Sementara untuk target yang masih ingin dicapai tahun ini, itemku ingin meningkatkan pelayanan untuk penjual dan menjadi marketplace untuk hobi. Saat ini perusahaan juga sedang dalam proses penggalangan dana,” kata Virdienash.

Pada tahun 2017 itemku telah mengantongi dana segar senilai $1,2 juta (sekitar 16 miliar Rupiah) dari 500 Startups dan beberapa venture capital Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya. Perolehan pendanaan digunakan untuk menguasai pasar virtual item Indonesia sambil berekspansi ke pasar Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here