[VIDEO] Steve Ballmer Bicara Macs, Yahoo, dan Google

Sang CEO Microsoft, Steve Ballmer berbicara dengan Steve Adler dari BusinessWeek mengenai Apple (Mac) dan juga mengenai Yahoo yang secara perlahan mulai menggeliat dari keterpurukan dengan open web strategy-nya. Menarik untuk diikuti mengingat Steve Ballmer suka melontarkan komentar yang cukup “dashyat” 😉

GMail Akan Ditutup?

The Electronic Privacy Information Center (EPIC) telah mengajukan permintaan kepada Federal Trade Commision (FTC) untuk menyelidiki status keamanan dan privacy dari GMail, Google Docs dan produk cloud lainnya dari Google. Hal ini bermula dari insiden keamanan yang menimpa Google Docs yang secara jelas membahayakan data-data penting dari para pengguna. Dan FTC tidak hanya berhenti di penyelidikan, namun juga akan menuntut pertanggungjawaban dari Google terhadap kerugian konsumen dan bisa berujung kepada ditutupnya produk- produk Cloud dari Google. Tentu saja ada alternatif lain yaitu Google memberikan pertanggungjawaban terhadap kerugian konsumen dan pastinya memperketat keamanan data pengguna.

Kasus ini memang bukan pertama kalinya bagi Google, awal tahun ini Google sempat mengidentifikasi semua situs (termasuk situs Google) sebagai situs malware, GMail bahkan sempat mati total dan tidak bisa diakses oleh para penggunanya selama 20 menit. Hanya sebentar? Memang. Namun bayangkan berapa juta pengguna GMail yang mengakses GMail dalam 20 menit tersebut yang pasti dirugikan, meskipun sebenarnya layanan GMail tsb gratis (tidak berbayar).

Sebenarnya langkah ini agak-agak berlebihan *menurut saya*. Memang Google mengalami beberapa sceurity issue, situs mana sih yang tidak pernah mengalaminya? Dan tentunya memang agak disayangkan beberapa isu tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan, yaitu awal 2009 ini. Meskipun begitu, saya yakin Google sudah berusaha mempertahankan kualitasnya dan juga mempertahankan hubungannya dengan pengguna dengan merilis Google App Status yang berguna bagi pengguna untuk memonitor status aplikasi Google. Sayangnya langkah Google merilis Google App Status ini disalahartikan oleh beberapa orang dengan menganggap bahwa ke depannya layanan-layanan Google justru akan sering mengalami crash.

Bagaimana menurut anda? Apakah menurut anda layanan cloud Google sudah menurun kualitasnya?

sumber:techcrunch

Google Friend Connect Rilis API Perdana

Google Friend Connect harus mulai bekerja cepat untuk mengejar ketertinggalannya dari Facebook Connect setelah langkah cepat dari Facebook untuk “menyebarkan” penggunaan Facebook Connect.  Kini Google mengumumkan rilis perdana API dari Google Friend Connect yang menggunakan Javascript dan REST untuk mengembed GFC secara langsung ke file HTML anda. Google juga menyediakan API untuk pengembang yang ingin membuat plugin untuk CMS seperti Drupal dan WordPress, dan juga sistem authentifikasi yang lebih baik untuk pengguna gadget menggunakan sistem milik OpenID, OAuth, dan OpenSocial). Google bahkan merilis snippet plugin untuk WordPress, Drupal, dan PhpBB demi mempermudah pengembangan aplikasi oleh pihak ketiga.

API yang dirilis ini dibuat sangat fleksibel dengan tujuan mempermudah instalasi oleh pengguna yang tidak terlalu mendalami pemrogramman (minimum knowledge). Pada dasarnya pengembang diberi kebebasan untuk menggunakan sistem autentifikasi Google untuk keperluan seperti maintain dan mengelola komunitas, pengunjung, dan social information lainnya yang berurusan dengan OpenSocial.

Untuk para developer, silahkan masuk ke halaman utama Google Friend Connect dan masuk ke menu “For Developers”. Selamat mencoba 🙂

Google Rambah Pasar VOIP, VOIP Rakyat Kemana?

GrandCentral, sebuah penyedia layanan manajemen telephony yang diakuisisi Google sebesar $50 Juta tahun 2007 kini terlahir kembali dibawah brand yang baru : Google Voice. GrandCentral yang pertama kali didirikan pada tahun 2006 ini tidak menampakkan kabar apapun semenjak diakuisisi oleh Google dan rupanya selama ini Google membangun Google Voice dari awal dengan bantuan dari tim GrandCentral.

Beberapa fitur kunci yang ditawarkan oleh Google Voice adalah sebagai agregator untuk telepon anda, satu nomor telepon untuk semua telepon anda. Grand Central menyediakan satu nomor telepon yang bisa mengakses ke semua nomor telepon anda baik itu mobile phone, telepon rumah, telepon kantor, dsb.

Namun, sayangnya layanan ini tidak berlaku untuk pengguna di luar Amerika Serikat. Lalu kenapa diposting? Karena berita ini mengingatkan saya dengan layanan-layanan VOIP yang dulu sempat dikembangkan secara serius namun sekarang kembali menghilang. Sebut saja Voip Merdeka atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi VOIP Rakyat. Kalau ditinjau dari sisi ekonomis, tentu saja VOIP adalah hal yang menguntungkan karena telepon via internet tanpa perlu pusing memikirkan biaya pulsa GSM/CDMA yang mahal dan menjebak itu. Tapi kenapa jarang ada yang pakai? Sayangnya di Indonesia, Internet masih merupakan barang yang eksklusif untuk kota-kota besar saja itupun dengan biaya yang cukup mahal dan speed yang sangat membuat stress (referensi). Mungkin inilah satu-satunya obyek yang bisa (dan selalu) saya persalahkan, infrastruktur. Anda setuju?

Tapi saya menilai ada sesuatu yang lebih dalam dari sekedar masalah infrastruktur. Dan tentu saja faktor “kebiasaan” tidak akan menjadi pembahasan disini, namun faktor lain seperti pengetahuan teknologi baik dari pihak pengembang maupun pihak yang memiliki dana sangatlah kurang. Para pengembang yang mengerti betul efektifitas dan efisiensi VOIP tidak mendapat dukungan dari penyandang dana yang mungkin terhalang oleh kemungkinan runtuhnya bisnis telepon seluler akibat masuknya VOIP. Bayangkan saja, tarif telepon seluler yang begitu mahal bisa dikalahkan dalam sekejap oleh VOIP.

Google Mulai Era Baru Advertising

Google terhitung mulai hari ini mulai mengimplementasikan metode baru dalam pengenalan preferensi visitor di produk unggulannya Google AdSense. Dengan menyimpan cookie para visitor Google dapat mengetahui / memperkirakan ketertarikan visitor terhadap sesuatu. Pengetahuan inilah yang akan menjadi dasar untuk menampilkan iklan di halaman AdSense. Misalnya anda menggunakan kata kunci “Jakarta” di search engine Google atau situs lain yang terpasang AdSense, maka ketika anda berkunjung ke situs (misalnya) teknologi gadget -yang juga terpasang AdSense- anda akan akan disuguhi iklan AdSense mengenai gadget di Jakarta. Tentunya lebih targetted bukan? Dan yang lebih hebat lagi, preferensi tersebut tidak serta-merta di-generate secara otomatis oleh Google melainkan bisa juga diset oleh anda sendiri. Google telah menyediakan halaman untuk anda menyesuaikan preferensi anda secara manual, dengan demikian pasti akan meningkatkan kesesuaian iklan yang tampil dengan keinginan yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah klik.

Dengan adanya update fitur dari AdSense ini tentunya bisa meningkatkan akurasi kesesuaian antara ketertarikan pengguna terhadap sebuah subyek dengan iklan yang ditampilkan oleh AdSense. Saya sebagai orang yang banyak berkecimpung di dunia web dev dan design tentunya tidak perlu disuguhkan iklan properti pada website yang saya kunjungi karena peluang saya untuk meng-klik juga tentu sangat kecil.

AdSense, produk unggulan yang didaulat sebagai penghasil revenue utama dari Google memang sudah sepantasnya diberi perhatian lebih. Terutama jika mengingat bahwa targetted search semakin lama semakin niche, yang sebenarnya mengikuti kemauan pasar yang memang lebih memilik rekomendasi daripada promosi. Pengguna lebih percaya kepada blog-blog review daripada email marketing, website korporat, atau situs iklan baris. Hal inilah yang menjadi pemicu untuk optimasi targetted search seperti Google AdSense. Dan pastinya, Google tidak boleh gagal di produk online advertising ini. Meskipun diperkirakan tidak banyak pengguna yang akan mengedit preferensinya secara manual, namun strategi ini tetap bisa dikatakan sebagai langkah awal yang besar untuk online advertising dan tentunya sangat menguntungkan untuk para pengguna yang tidak ingin cookie-nya dilacak oleh Google (isu privasi) karena bersifat opsional. Kalau dulu pengguna hanya disodori iklan-iklan yang bersifat satu arah maka sekarang user bisa terlibat untuk menentukan kategori iklan seperti apa yang akan diekspose ke dirinya sendiri sambil mengumpulkan data yang akan digunakan untuk optimasi targetting iklan. Online Ads 2.0.

Bagaimana menurut anda? Apakah metode ini bisa dikatakan efektif?

Chrome Dibundel DivX

DivX hari ini mengumumkan kerjasamanya dengan Google yang akan membawa beberapa produk dari Google ke dalam bundling instalasi DivX. Produk pertama yang akan dibundel bersama divX adalah -tentu saja- Google Chrome. Browser yang sedang digenjot popularitasnya oleh Google ini akan mulai dilepas bersama dengan DivX antara April sampai Juni 2009.

Google memang sangat gencar memasarkan browser besutannya ini, mulai sebagai iklan AdSense sampai ke iklan Televisi di Jepang. Pasar browser sendiri memang sangat menarik untuk diikuti, pemain-pemain besar diantaranya Firefox, Opera, Netscape, Safari (and yes, IE is a browser too) tampaknya masih menyuguhkan peluang yang cukup besar untuk disusupi oleh Google Chrome. Sayangnya ekspektasi pengguna yang sangat besar harus menurun drastis akibat banyaknya bug yang terdeteksi di Chrome dan nampaknya memang belum menemui titik yang memuaskan pengguna jika dibandingkan dengan promosi gencar dan buzz marketing yang menggema disana-sini.

Meskipun begitu, Google Chrome bukanlah produk gagal! Sama sekali tidak, terutama jika dilihat dari pangsa pasar pengguna browser. Google Chrome, sebuah produk yang baru dirilis November 2008 lalu ini sekarang sudah mencapai angka 4% mengalahkan Opera yang hanya memiliki 2.2% (Statistik W3School, Feb 09).

Google Twitter Search

Ingin mencari update status Twitter anda di Google? Search engine add-on khusus untuk Twitter mungkin bisa menjadi solusi untuk anda. Search Engine add-on ini dikembangkan oleh Steve Rubel dan sudah bisa langsung efektif digunakan. Silahkan lihat homepagenya di sini.

Hasil pencariannya pun terbilang akurat, namun sayangnya tidak diurutkan berdasarkan waktu terbaru.

[Video] Interview on CEOs

Tertarik dengan bagaimana para CEO dari web company besar? Bagaimana strategi mereka mulai dari Marketing, Community Management, Branding, sampai dengan metode revenue dan monetisasi. Berikut video-video interview dengan CEO dari Digg, Twitter, Amazon, NetFlix, dan Mozilla.

Semoga video-video ini bisa bermanfaat untuk anda, terutama untuk anda yang berbisnis di bidang web dan komunitas internet.

CEO Digg, Jay Adelson

CEO Twitter, Evan Williams

CEO Amazon, Jeff Bezos

CEO NetFlix, Reed Hastings

CEO Google, Eric Schmidt

John Lilly, the new CEO of Mozilla

Startup2Startup from Adaptive Path

Follow Yahoo di Twitter

Nampaknya Yahoo tidak bisa memalingkan muka dari Twitter, tidak seperti Google yang seperti menampik kepopuleran Twitter dan menolak bekerjasama. Twitter sebagai sebuah media baru yang sedang populer ini rupanya turut dimanfaatkan juga oleh Yahoo untuk memperluas jaringan informasinya. Account @yahoo di Twitter-pun dipakai sebagai “markas” utama di Twitter. Dibawah manajemen @yahoo, terdapat banyak sumber-sumber informasi yang spesifik yang bisa dinikmati pengguna Twitter yang mem-follow @yahoo, antara lain @yahoo_directory, @yahoosearchdata, @yahoomovies, @yahoo_sports, @YahooNews, @yahoonews_odd, @Yahoogames, @YahooBuzz, @yahoomessenger, @ymailblog, @yahoogroups, @delicious, @OneConnect, @YahooGeo, @YahooResearch, @ydn (Yahoo! Developer Network), @YUILibrary, dan @ysearchFE.

Langkah ini menarik untuk diikuti, mengingat Google sebagai salah satu raksasa dan juga kompetitor (calon rekanan??) dari Yahoo yang menunjukkan ketidak-tertarikannya akan Twitter dengan membangun platform microbloggingnya sendiri dengan mengakuisisi Jaiku. Selain itu Google juga menolak untuk mengembangkan pencarian untuk microblogging, yang akhirnya diambil oleh Twingly. Untuk alasan kenapa Google menolak bekerjasama dengan Twitter memang belum ada pernyataan resmi, dan kita hanya bisa berspekulasi saja. Ada yang mengatakan bahwa Google sedang mempersiapkan platform untuk Jaiku, ada yang mengatakan Google menganggap serius persaingan dengan Twitter, ada yang bilang karena karena account @google sudah terlanjur diambil (LOL) dan sebagainya.

Sebuah hal yang pasti, langkah Yahoo untuk masuk ke Twitter (mungkin karena Yahoo tidak mengembangkan microblogging – cmiiw) merupakan strategi untuk menjangkau lebih banyak pembaca /pengguna di Twitter. Langkah yang sama yang dilakukan oleh Antara, Detik, Jikustik, SheilaOn7, dkk namun sayangnya kurang diperkenalkan ke pengguna berbahasa Indonesia jadi justru jadi kurang efektif. Betul? 😀

Gmail (lagi) : Multiple Inbox

Tolong jangan bosan dengan posting mengenai Gmail ya, memang beberapa minggu belakangan tiap produk Google seperti berlomba-lomba untuk merilis fitur terbaru masing-masing. Kali ini Gmail Labs merilis fitur Multiple Inbox, dimana tampilan inbox Gmail anda yang biasanya hanya berisi satu kolom untuk konten mail sekarang bisa menjadi 2 kolom dengan konten mail, dan starred/draft. Susah membayangkan? Lihat gambar berikut saja.

Tertarik untuk mencoba? Mudah saja. Masuk ke menu Labs (gelas hijau) di pojok kanan atas halaman Gmail anda. Lalu cari fitur “Multiple Inbox” lalu pilih “Enable” di pilihan di sebelah kanannya. Akhiri dengan menekan tombol “Save Changes” di bagian paling bawah. Dan voila! Multiple Inbox anda sudah jadi. Tampilan multiple inbox anda akan terlihat lebih bagus jika anda menggunakan layar widescreen, untuk yang menggunakan screen biasa (seperti saya) mungkin agar terlalu sempit space-nya tapi hal itu kembali lagi pada preferensi anda masing-masing.