GoPro Pasarkan Karma Grip Terpisah dari Drone-nya

Tidak bisa dipungkiri, GoPro Karma merupakan salah satu drone yang paling memikat di tahun 2016 ini terlepas dari kasus penarikan semua unitnya belum lama ini. Selain memulai era drone berdesain foldable, Karma menyimpan fitur yang sangat unik dimana gimbal-nya bisa dilepas dan dipasangkan pada sebuah hand grip.

Kabar baiknya, kombinasi gimbal dan grip tersebut sekarang bisa didapat tanpa harus membeli drone-nya. Karma Grip, demikian nama produk ini dipasarkan, bakal bersaing langsung dengan produk serupa dari pabrikan yang tak kalah besar, yakni DJI Osmo+.

Karma Grip dapat digunakan langsung dengan action cam GoPro Hero5 Black, sedangkan Hero5 Session perlu dipasangkan ke semacam mount khusus yang baru akan dirilis pada kuartal kedua tahun 2017.

Pengguna Hero4 Black dan Silver pun juga bisa memakai Karma Grip, dengan catatan mereka membeli aksesori ekstra seharga $29 untuk membuatnya kompatibel dengan Karma Grip. Bagi yang masih ragu dengan fungsinya, perangkat ini akan memuluskan hasil rekaman action camaction cam yang telah disebutkan secara drastis – seperti monopod, tapi stabilisasinya berjalan secara elektronik dan otomatis.

Lebih menarik lagi, Karma Grip juga kompatibel dengan berbagai aksesori dan mount yang tersedia untuk action cam GoPro. Kalau Anda baru saja menggaet Hero5 Black, Hero4 Black atau Hero4 Silver, aksesori ini layak dipertimbangkan meski banderol harganya cukup mahal di angka $299 – setara harga kameranya sendiri.

Sumber: The Verge dan GoPro.

GoPro Luncurkan Remote Control untuk Hero5 dengan Dukungan Perintah Suara

Salah satu alasan mengapa action cam GoPro sangat populer adalah begitu melimpahnya aksesori yang tersedia untuk berbagai macam kebutuhan. Perusahaan yang berpusat di California tersebut baru-baru ini meluncurkan sebuah aksesori sederhana nan cerdas untuk lini action cam teranyarnya, Hero5.

Dijuluki Remo, ia merupakan sebuah remote control untuk mengendalikan Hero5 Black maupun Hero5 Session dari kejauhan – sampai sejauh 10 meter. Ia tahan air hingga kedalaman 5 meter, dan di bodinya hanya terdapat satu tombol untuk memulai dan menyetop perekaman.

Well, kedengarannya konyol memang kalau fungsinya cuma itu saja. Pada kenyataannya, Remo telah mendukung fitur perintah suara seperti kedua action cam Hero5 itu sendiri. Ketimbang harus berteriak-teriak supaya instruksi Anda bisa kedengaran Hero5, jepitkan saja Remo ke kerah baju dan Anda bisa membisikinya untuk mengendalikan sang action cam.

Total ada 13 instruksi yang bisa diberikan, seperti misalnya “GoPro, start recording” atau “GoPro, take a photo“. Contoh lain, misalnya “GoPro, highlight“, akan menginstruksikan Hero5 untuk menandai momen yang tengah direkam supaya mudah ditinjau saat proses penyuntingan nanti.

Remo dapat mengenali hingga 10 bahasa yang berbeda. Selain dijepitkan ke kerah baju, ia juga bisa dikenakan seperti jam tangan berkat strap yang tersedia dalam paket penjualannya.

Sudah punya Hero5 atau Hero5 Session? Remo bisa dibeli seharga $80.

Sumber: GoPro.

Masalah Teknis Paksa GoPro Tarik Semua Unit Drone Karma

Karma ialah drone videography pertama dari pakarnya action cam. Meski baru diluncurkan, keinginan GoPro untuk menggarap produk ini sudah terdengar sejak 2014 saat mereka diketahui berdiskusi dengan DJI, dan selanjutnya 3DR. Kedua upaya negosiasi itu gagal. Akhirnya GoPro memutuskan buat menggarap drone mereka sendiri, memulai pengembangannya di pertengahan 2015.

Pelepasan drone konsumen tersebut boleh dibilang cukup sukses. GoPro Karma terjual sebanyak kurang lebih 2.500 unit. Namun secara mendadak, sang produsen mengumumkan rencana untuk menarik semua produk yang telah dipasarkan, alasannya adalah mereka telah menemukan masalah pada tenaga, menyebabkan drone mati ketika dioperasikan. Setelah GoPro membenahinya, mereka baru akan menjualnya kembali.

Dari penjelasan GoPro, problem tersebut mereka temukan di sejumlah kasus, di mana Karma tiba-tiba kehilangan tenaga sewaktu terbang. Bersama Consumer Product Safety Commission Amerika Serikat dan FAA, GoPro saat ini masih melangsungkan investigasi. Dan jika Anda merupakan salah seorang pemilik Karma, GoPro telah menyediakan instruksi untuk memperoleh refund (via Best Buy maupun GoPro.com).

Beberapa hal penting lain turut GoPro jabarkan di bagian FAQ. Bahkan jika Karma milik Anda bekerja normal, produsen tetap meminta konsumen untuk berhenti menggunakan dan mengembalikannya. Penarikan sebetulnya hanya berlaku buat unit drone, tapi jika Anda membeli paket bundel bersama action cam Hero5 dan Karma Grip, semuanya harus dipulangkan dengan lengkap agar bisa mendapatkan refund secara penuh. Selain itu Anda juga dipersilakan mengembalikan seluruh aksesori Karma yang sudah dibeli.

GoPro Karma 1

Sayangnya, GoPro menekankan bahwa konsumen tidak dapat menukarkan Karma yang cacat dengan unit baru sewaktu tersedia nanti, mereka hanya bisa mendapatkan pengembalian berupa uang. Hal ini mengindikasikan belum yakinnya GoPro kapan tepatnya Karma akan dirilis kembali. Kabar gembiranya, sejauh ini belum ada laporan kerusakan properti ataupun korban luka akibat Karma.

Via Wall Street Journal, juru bicara Consumer Product Safety Commission menyampaikan bahwa mereka tidak mengatur kebijakan mengenai pengembalian uang, namun memang CPSC-lah yang memerintahkan GoPro buat menarik semua unit Karma. Federal Aviation Administration sendiri selaku otoritas penerbangan sipil AS belum memberikan komentar. Di negara itu, pemilik drone wajib mendaftarkan perangkatnya ke FAA.

Dijual seharga US$ 800, Karma adalah upaya GoPro melebarkan sayapnya ke ranah aerial videography. Drone ini dilengkapi berbagai fitur unik dan controller berlayar sentuh.

Sumber: GoPro.

Inilah GoPro Karma, Drone Perdana dari Sang Raja Action Cam

Setelah dinanti-nanti sejak lama, GoPro akhirnya mengungkap secara resmi drone perdananya, Karma. Karma menarik bukan semata karena ada label GoPro di bodinya, tetapi memang karena ada sejumlah inovasi menarik yang telah disematkan padanya.

Pertama-tama, dari segi desain Karma terbilang amat ringkas, dengan bobot sekitar 1 kg lebih sedikit. Keempat lengannya bahkan bisa dilipat lurus ke depan untuk disimpan ke dalam tas ransel yang termasuk dalam paket penjualan.

GoPro Karma bisa dilipat dan disimpan ke dalam tas ransel yang termasuk dalam paket penjualan / GoPro
GoPro Karma bisa dilipat dan disimpan ke dalam tas ransel yang termasuk dalam paket penjualan / GoPro

Performanya cukup oke untuk sebuah drone berbodi ringkas; kecepatan maksimumnya mencapai angka 56 km/jam, dan ia bisa beroperasi hingga sejauh 1 kilometer dari controller selama 20 menit non-stop sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Controller-nya sendiri sangat unik sekaligus sederhana jika dibandingkan dengan milik drone dari brand lain. Di sini pengguna sama sekali tidak perlu mengandalkan smartphone untuk mengoperasikan Karma, mengingat controller-nya sudah punya layar sentuh sendiri.

Controller GoPro Karma dibekali layar sentuh dan interface yang sederhana / GoPro
Controller GoPro Karma dibekali layar sentuh dan interface yang sederhana / GoPro

Sejumlah fitur penerbangan semi-otomatis turut tersedia, seperti misalnya Cable Car dan Orbit, sehingga pengguna bisa lebih berfokus mengoperasikan kamera. Opsi lainnya, Anda bisa memanfaatkan aplikasi baru bernama GoPro Passenger, dimana pengguna lain bisa mengambil alih kendali kamera menggunakan smartphone atau tablet selagi Anda berkonsentrasi mengendalikan drone.

Karma tidak dilengkapi kamera, tetapi ia kompatibel dengan lini action cam Hero3, Hero4 dan tentu saja Hero5 yang baru diluncurkan. Kamera ini menancap pada komponen stabilizer atau gimbal 3-axis yang bisa dilepas-pasang. Di sinilah letak fitur paling menarik dari GoPro Karma.

Stabilizer GoPro Karma bisa dilepas dan dipasangkan pada hand grip untuk penggunaan handheld / GoPro
Stabilizer GoPro Karma bisa dilepas dan dipasangkan pada hand grip untuk penggunaan handheld / GoPro

Saat gimbal-nya tersebut dilepas, pengguna bisa menancapkannya pada sebuah hand grip, dan voila, Karma pun beralih fungsi menjadi seperti DJI Osmo. Lebih menarik lagi, kombinasi gimbal dan grip ini bisa dipasangkan ke seabrek mount dan aksesori yang tersedia untuk lini action cam GoPro itu sendiri.

GoPro Karma akan tersedia di pasaran mulai 23 Oktober mendatang seharga $800, tidak termasuk kamera. GoPro rencananya juga bakal menawarkan bundle Karma bersama Hero5 Black seharga $1.100, atau $1.000 bersama Hero5 Session.

Sumber: Gizmodo dan GoPro.

GoPro Perkenalkan Hero5 Black dan Hero5 Session

Resmi sudah, GoPro Hero4 Black bukan lagi action cam terbaik. Titelnya sudah direbut oleh Hero5 Black yang diumumkan GoPro baru-baru ini. Sebagai suksesor sekaligus action cam flagship GoPro, Hero5 Black mengusung pembaruan yang sangat signifikan dibanding pendahulunya.

Desainnya masih serupa, tapi Hero5 Black tampak lebih simpel dengan jumlah tombol yang lebih sedikit. Sebagai gantinya, pengoperasian kini bisa mengandalkan layar sentuh 2 inci di belakangnya. Oh tapi yang paling menarik, Hero5 Black tahan air hingga kedalaman 10 meter tanpa bantuan casing sama sekali.

GoPro Hero5 Black kini dilengkapi layar sentuh 2 inci dengan interface yang amat simpel / GoPro
GoPro Hero5 Black kini dilengkapi layar sentuh 2 inci dengan interface yang amat simpel / GoPro

Jeroan Hero5 Black turut dirombak. Resolusi video maksimum yang bisa direkam masih sama di angka 4K 30 fps, akan tetapi Hero5 Black kini mendukung mode wide dynamic range. Foto beresolusi 12 megapixel kini juga bisa diambil dalam format RAW, menjadikan Hero5 Black semakin menarik di telinga kalangan profesional.

Untuk pertama kalinya bagi GoPro, Hero5 Black mengemas sistem image stabilization. Sayang hanya sebatas electronic saja, bukan optical image stabilization seperti yang ditawarkan action cam terbaru Sony. Juga menjalani debut bersama Hero5 Black adalah fitur perintah suara yang bisa dimanfaatkan untuk memulai perekaman, mengambil foto atau menandai momen tertentu di tengah-tengah perekaman, mirip seperti yang ditawarkan Garmin Virb Ultra 30.

Bersamaan dengan Hero5 Black, GoPro juga mengumumkan Hero5 Session, suksesor dari action cam mini yang GoPro luncurkan tahun lalu. Secara fisik Hero5 Session identik dengan pendahulunya, tapi spesifikasi dan fiturnya sudah di-upgrade menjadi sekelas Hero5 Black.

Upgrade ini mencakup opsi perekaman video 4K 30 fps, electronic image stabilization, fitur perintah suara maupun ketahanan air tanpa bantuan casing. Yang tidak ada hanyalah dukungan format RAW dan mode wide dynamic range. Lebih lanjut, resolusi foto yang bisa dijepret juga cuma 10 megapixel.

Desain dan dimensi GoPro Hero5 Session tidak berubah dibanding pendahulunya, tapi spesifikasinya meningkat drastis / GoPro
Desain dan dimensi GoPro Hero5 Session tidak berubah dibanding pendahulunya, tapi spesifikasinya meningkat drastis / GoPro

Dalam kesempatan yang sama, CEO GoPro, Nick Woodman, turut memperkenalkan sebuah layanan baru bernama GoPro Plus. GoPro Plus pada dasarnya merupakan layanan berlangganan berbasis cloud untuk memudahkan proses menyimpan, menyunting atau membagikan video.

Cara kerjanya cukup simpel: saat action cam Hero5 Anda charge, foto dan video yang telah diambil akan otomatis diunggah ke GoPro Plus, dan dari situ pengguna tinggal menyuntingnya menggunakan smartphone atau laptop. GoPro Plus juga menawarkan perk lain seperti akses ke koleksi musik berlisensi maupun potongan harga sebesar 20 persen untuk mount dan aksesori yang dijual di situs GoPro.

Baik GoPro Hero5 Black maupun Hero5 Session akan dipasarkan mulai 2 Oktober mendatang. Banderol harganya masing-masing dipatok $399 dan $299. Oh ya, penting juga untuk diketahui, deretan aksesori yang dibuat untuk lini action cam Hero4 juga kompatibel dengan Hero5.

Sumber: CNET.

Lensbaby Luncurkan Circular 180+, Lensa Fisheye Tahan Air untuk GoPro

Tidak bisa dipungkiri, GoPro merupakan salah satu kontributor utama di balik video-video kreatif yang kita jumpai di YouTube maupun media sosial lainnya. Akan tetapi pabrikan lensa Lensbaby merasa masih ada yang bisa ditingkatkan guna memperluas batasan kreativitas pengguna GoPro.

Mereka pun memperkenalkan Lensbaby Circular 180+, sebuah lensa fisheye tahan air yang bisa ditambatkan ke sejumlah model GoPro dengan mudah. Lensa ini mempunyai sudut pandang 185 derajat, membuat hasil rekaman Anda bisa mencakup lebih banyak objek.

Di saat yang sama, Lensbaby mengklaim bahwa lensa barunya tersebut mempunyai depth of field yang tidak terbatas. Gampangnya, gambar yang ditangkap akan terlihat tajam dari ujung ke ujung, dan Anda tidak perlu lagi bingung menentukan titik fokus.

Lensbaby Circular 180+ bisa dilepas-pasang ke GoPro dengan mudah / Lensbaby
Lensbaby Circular 180+ bisa dilepas-pasang ke GoPro dengan mudah / Lensbaby

Dirancang untuk kebutuhan aktivitas outdoor, bodi Circular 180+ tahan air hingga kedalaman 3 meter. Meski tidak mungkin diajak menyelam, paling tidak lensa ini masih bisa diajak berbasah-basahan di kolam renang atau di pantai.

Saat ini Lensbaby menawarkan lensa barunya ini lewat Kickstarter seharga $69. Secara keseluruhan, Circular 180+ bisa menjadi aksesori yang bermanfaat bagi pengguna action cam GoPro yang merasa terbatasi oleh lensa fixed-nya.

iBubble Adalah ‘Drone’ Videography Buat Para Penyelam

Di bawah laut, terdapat dunia yang tak terjamah manusia. Spesies baru dan bangkai kapal karam ialah sedikit contoh hal yang menanti di sana. Ironisnya, manusia lebih mengenal permukaan bulan ketimbang seluk beluk samudra. Itu mengapa banyak orang berdedikasi untuk menyibak rahasia lautan, dan menyampaikan penemuan mereka pada kita semua.

Beberapa jenis kamera memang didesain agar bisa digunakan di bawah air, tapi tentu saja lautan memberi tantangan bagi para videographer. Kesulitan terbesarnya adalah tekanan air, belum lagi mereka harus menghadapi kerumitan pemakaian. Buat mempermudah aktivitas ini, sekelompok petualang dan pecinta bidang maritim memperkenalkan iBubble, sebuah drone penyelam untuk membantu proses perekaman video bawah laut.

iBubble 2
Tampilan depan iBubble.

Prinsip iBubble sebetulnya tidak terlalu berbeda dari UAV. Namun bukannya terbang di udara, ia bekerja bak miniatur kapal selam. iBubble menyimpan sejumlah kapabilitas buat memperingkas penggunaan dan prosedur perekaman. Ia mudah dipakai, dapat beroperasi otomatis dan pintar. Device sengaja dirancang agar kompatibel dengan GoPro, khususnya tipe Hero3 hingga yang terbaru.

Dengan mode otomatis, iBubble dapat mengikuti Anda, lalu merekam secara melingkar di poros vertikal maupun horisontal. Demi mamastikan videonya stabil, developer mengintegrasikan sistem camera stabilization. Kendala lain pada videography bawah air ialah cahaya – kian dalam, maka semakin gelap. Sebagai solusinya, tim desainer membubuhkan dua lampu 1000-lumen untuk meningkatkan kualitas gambar.

iBubble 3
Rangkaian baling-baling di sana membuat iBubble mudah bermanuver di air.

Unit gelang berpemancar telah disiapkan buat mengendalikan iBubble dan mengakses fitur-fiturnya. Anda disajikan delapan mode serta switch start/stop merekam. Drone dapat menganalisa dan menjaga agar gelang tetap berada di tengah. iBubble berkomunikasi ke gelang melalui Ultra Short Baseline (USBL), sinyal berfrekuensi rendah yang juga digunakan kapal selam, tidak membahayakan penyelam serta fauna laut.

Tersedia pula mode kendali manual, misalnya jika Anda mencoba merekam gurita yang bersembunyi di celah karang. Tinggal panggil drone dan beralih ke mode manual, selanjutnya Anda dapat menggunakan iBubble sebagai kamera biasa. Tak mau basah-basahan? iBubble dilengkapi kapabilitas remote control, tersambung dengan kabel sepanjang 100-meter untuk menyajikan video live.

iBubble 4
Hasil foto iBubble.

iBubble bisa bekerja hingga kedalaman 60-meter. Baterai rechargeable-nya aktif selama satu jam di kondisi normal (suhu 10°-30°C dan arus laut 1m/s), dapat melesat dengan kecepatan maksimal 1-meter per detik.

Anda sudah dipersilakan memesan iBubble lewat situs Indie Gogo. Drone penyelam ini bisa dimiliki seharga US$ 1.300, didistribusikan mulai bulan Juni 2017.

GoPro Luncurkan Platform Virtual Reality, Ungkap Harga Kamera Omni VR

Ketertarikan publik terhadap virtual reality segera diikuti oleh upaya para produsen menciptakan konten serta mempermudah para kreator berkarya. Menyadari besarnya peranan mereka di sana, GoPro terus mematangkan ekosistem VR-nya. Tahun lalu produsen action-cam ini memperkenalkan Odyssey, dan belum lama mereka singkap pula Omni VR sebagai alternatif yang lebih terjangkau.

Setelah sisi hardware siap, langkah GoPro selanjutnya ialah menggodok elemen software. Mereka mengumumkan GoPro VR, yaitu sebuah platform untuk mengakses dan saling berbagi konten VR. Layaknya platform virtual reality sejenis, app menjanjikan koleksi video-video 360 derajat ‘yang bisa mengubah layar menjadi portal virtual’, berisi karya-karya orisinil dari komunitas global GoPro.

GoPro VR dapat dinikmati lewat browser web, aplikasi mobile gratis (via Google Play maupun Apple app store), serta headset VR portable – sudah tersedia sejak kemarin. Versi mobile-nya sangat intuitif dan mudah digunakan. Di menu, Anda segera disuguhkan tidak kurang dari 14 kategori video 360, contohnya edukasi, hiburan, arsitektur, sampai musik. Menariknya, saat ini bagian highlight didominasi oleh video-video olahraga (menunjukkan kepopularitasan GoPro di ranah itu)

Video bisa dinikmati dengan atau tanpa headset, dan Anda dapat menggunakan smartphone secara berdiri atau horisontal. Jika ingin memasangkan handset di head-mounted display, jangan lupa aktifkan mode stereoscopic.

GoPro VR 02
GoPro Hero4 terpasang di enam sisi Omni VR.

Beralih membahas segmen pembuatan konten, GoPro Omni VR hadir sebagai opsi lebih bersahabat bagi isi dompet Anda. Omni menyuguhkan perpaduan enam kamera action Hero4 Black yang saling terhubung untuk menciptakan hasil rekaman beresolusi tinggi, ditopang software stitching Kolor. Ada komponen istimewa di tengah Omni, memungkinkan proses sinkronisasi di level pixel.

Omni bisa digunakan untuk ‘over capture‘ serta merekam di resolusi 8K. Sesudah proses perekaman selesai, Anda dapat memanfaatkan Omni Importer buat melihat preview, mengutak-utiknya dengan Kolor Autopan Video, mengecek kembali hasilnya lewat player GoPro VR, lalu mengunggahnya di website GoPro VR. GoPro juga berkolaborasi bersama Adobe demi menyederhanakan proses editing video 360.

Periode pre-order Omni telah dimulai bersamaan dengan perilisan GoPro VR. Satu setnya disuguhkan seharga US$ 5.000, ‘hanya’ sepertiga dari harga rig Odyssey. Bundel sudah termasuk baterai, Smart Remote, kabel, kartu microSD 32GB dan card reader.

Via Mashable. Sumber: GoPro.com.

Apa Itu Kamera GoPro dan Apa Saja Keunggulannya?

“GoPro”, nama itu 100 persen akan muncul setiap kali kita membicarakan topik action camera. Tapi apa sebenarnya kamera GoPro itu? Mengapa ia mendadak bisa begitu populer dalam beberapa tahun ke belakang?

Kali ini DailySocial akan mencoba menjelaskan mengenai seluk-beluk kamera GoPro, dan apa saja keunggulan yang ditawarkan yang pada akhirnya membuat namanya selalu dikaitkan dengan kategori produk action camera.

Apa itu kamera GoPro

GoPro Hero4 Black
GoPro Hero4 Black

Sederhananya, GoPro adalah merek kamera, sama seperti Sony, Panasonic dan lain sebagainya. Kendati demikian, kamera-kamera GoPro secara spesifik dirancang untuk mengabadikan aksi maupun olahraga ekstrem seperti skateboarding, motocross, bungee jumping, terjun payung, surfing dan masih banyak lagi.

apa itu kamera GoPro
GoPro Hero4 Silver

Camcorder buatan Sony atau Panasonic sebenarnya juga bisa digunakan untuk kegiatan serupa, akan tetapi dari awal GoPro telah merancang kamera-kameranya dengan daya tahan di atas rata-rata, sanggup beroperasi di bawah cuaca ekstrem maupun di dalam air, hanya dengan mengandalkan sebuah casing yang ukurannya lebih besar sedikit dari kamera itu sendiri.

GoPro Hero Session
GoPro Hero Session

Dari situlah muncul kategori action camera, dan kini berbagai brand kamera pun mengikuti jejak GoPro dalam memasarkan kamera yang dirancang spesifik untuk aksi-aksi ekstrem.

Keunggulan kamera GoPro

apa itu kamera action GoPro

Sebagai pelopor di kategori action camera, kamera GoPro menyimpan sejumlah keunggulan. Selain daya tahannya tadi, GoPro turut didukung oleh ketersediaan aksesori yang begitu melimpah sekaligus bervariasi.

Dimensi kamera GoPro yang ringkas membuatnya mudah untuk diletakkan di mana saja. Di atas helm, di setang sepeda, di atas papan selancar sampai dilekatkan di tiang listrik, semuanya juga dimungkinkan oleh ketersediaan beragam aksesori mounting untuk GoPro.

apa itu kamera action GoPro

Dari segi kualitas perekaman pun GoPro juga tidak bisa dianggap enteng. Model terbarunya hingga kini, GoPro Hero4 Black dan Hero4 Silver, sanggup merekam video dalam resolusi 4K. Tidak cuma itu, mereka juga bisa merekam video slow-motion berkecepatan tinggi.

Keandalan sensornya turut didampingi oleh lensa bersudut pandang amat lebar. Hal ini pula yang menjadikan kamera GoPro sebagai salah satu alternatif pilihan para vlogger, atau sekadar untuk mengambil wefie saat reuni bersama teman sekolah.

Terakhir, kamera GoPro tak akan populer seandainya ia sulit digunakan. Tampilan menu yang sederhana memudahkan pengguna awam dalam mengoperasikannya. Di samping itu, ia turut dilengkapi aplikasi pendamping untuk smartphone (Android dan iOS), yang berarti pengguna bisa mengontrol kamera dari kejauhan via sambungan Wi-Fi.

Gambar header: GoPro via Pixabay.

Ezviz Five+ dan Five Tawarkan Spesifikasi Setara GoPro dengan Harga $100 Lebih Murah

Bertambah lagi penantang GoPro di ranah action camera. Kali ini sebuah pabrikan kamera pengawas bernama Ezviz yang ingin mencoba peruntungannya di bidang ini. Strategi yang mereka terapkan sederhana, yakni memakai komponen dan menawarkan fitur yang sama seperti milik GoPro.

Dalam menjalani debutnya, Ezviz langsung memperkenalkan dua model sekaligus: Ezvis Five+ dan Ezviz Five. Keduanya sama-sama mengemas sensor CMOS 1/2,3 inci buatan Sony di dalam bodi yang sedikit lebih ringkas ketimbang GoPro Hero4 Black atau Silver, dengan bobot sekitar 70 gram. Menemani sensor tersebut adalah lensa f/2.8 dengan sudut pandang 158 derajat.

Meninjau spesifikasinya, tampak jelas kemiripan masing-masing model dengan milik GoPro. Five+ diposisikan sebagai rival Hero4 Black. Ia dapat merekam video dalam resolusi maksimum 4K 30 fps, dan baterainya diperkirakan bisa bertahan hingga 90 menit dalam mode ini.

Resolusi foto yang bisa ditangkap juga sama, yakni 12 megapixel. Lalu apa yang membedakan? Kemungkinan besar adalah kualitasnya; meski sensor yang dipakai sama, software pengolahnya tetap saja berbeda, dan hal ini pengaruhnya cukup besar pada hasil akhir perekaman. Lebih lanjut, lensa milik GoPro juga lebih wide, namun Five+ dilengkapi mikrofon ganda sebagai wujud fitur noise cancelling.

Ezviz Five+

Five di sisi lain mempunyai kemiripan dengan Hero4 Silver. Baterainya sedikit lebih kecil, tepatnya 900 mAh, dibanding milik Five+ yang sebesar 1.200 mAh. Yang unik dari penawaran Ezviz ini adalah, kedua model sama-sama dilengkapi layar sentuh 2 inci – Five+ beresolusi 480 x 320, sedangkan Five 320 x 240 pixel.

Kedua model turut dilengkapi konektivitas nirkabel yang lengkap, malahan model Five+ mengemas Bluetooth 4.1 dan Wi-Fi AC. Soal penyimpanan, pengguna bisa menjejalkan kartu microSD hingga seluas 128 GB, bandingkan dengan GoPro Hero4 Black atau Silver yang hanya bisa mengakomodasi microSD hingga seluas 64 GB.

Perihal aksesori, Ezviz akan menyertakan case anti-air dalam paket penjualan yang akan melindungi kamera hingga kedalaman 40 meter. Melihat kemiripannya dengan GoPro, besar kemungkinan kedua action cam ini juga kompatibel dengan aksesori yang tersedia untuk GoPro. Kendati demikian, Ezviz juga bakal menawarkan aksesori opsional buatannya sendiri, seperti salah satunya remote Bluetooth yang bisa dikenakan di pergelangan tangan.

Secara keseluruhan penawaran Ezviz ini terbilang menarik, meski dari segi harga tidak terpaut jauh dari GoPro – baik Five+ dan Five lebih murah $100 ketimbang Hero4 Black dan Silver. Hal ini pun membuat saya berpikir: kalau tidak terlalu jauh, kenapa tidak sekalian beli GoPro saja yang sudah terbukti kualitasnya? Atau kalau memang ingin menghemat, toh masih ada action cam bermutu lain yang jauh lebih murah lagi, yaitu Xiaomi Yi.

Sumber: Digital Trends.