CES 2022: HyperX Luncurkan Headset, Mouse, dan Keyboard Gaming Baru

Seperti brand besar lainnya, HP juga memanfaatkan ajang CES 2022 untuk mengumumkan sederet produk baru. Begitu pula divisi periferal gaming-nya, HyperX. Di acara tahunan tersebut, HyperX menyingkap enam periferal baru yang akan diluncurkan tahun ini.

Tipikal HyperX, headset tetap menjadi kekuatan utamanya. Alhasil, tidak kaget kalau separuh dari semua produk barunya merupakan headset gaming.

HyperX Cloud Alpha Wireless dan dua headset gaming lain

HyperX Cloud Alpha / HP

Menurut HyperX, Cloud Alpha Wireless merupakan headset gaming nirkabel dengan daya tahan baterai terlama, hingga 300 jam nonstop dalam sekali pengisian. Tentu saja angka tersebut bisa bervariasi tergantung cara kita menggunakannya, serta faktor-faktor seperti volume suara. HyperX sendiri bilang angka tersebut didapat berdasarkan pengujian dengan volume 50 persen.

Namun baterai yang awet bukan satu-satunya keunggulan utama headset ini. Seperti Cloud Alpha standar, versi nirkabelnya ini turut mengemas driver 50 mm dan teknologi Dual Chamber untuk menghasilkan output suara yang lebih dinamis, tapi dengan sedikit modifikasi agar rancangannya bisa lebih tipis sekaligus lebih ringan — dengan mikrofon terpasang, bobot Cloud Alpha Wireless cuma sekitar 335 gram. Meski begitu, HyperX memastikan kualitas suara yang dihasilkan tidak kalah dari versi aslinya yang berkabel.

Mengikuti tren, HyperX tidak lupa menyematkan dukungan teknologi spatial audio DTS Headphone:X ke Cloud Alpha Wireless. Perangkat ini kabarnya akan dipasarkan seharga $200 mulai bulan Februari mendatang.

HyperX Cloud Core / HP

Dua headset baru lain yang diluncurkan adalah Cloud II dan Cloud Core, masing-masing merupakan versi berkabel dari headset gaming wireless yang bernama sama. Untuk Cloud Core, versi wireless-nya sendiri baru dirilis pada bulan November lalu, dan salah satu fitur andalannya juga adalah dukungan teknologi DTS Headphone:X tadi.

Tanpa harus terkejut, keduanya dibanderol lebih terjangkau daripada versi wireless-nya. Cloud II bakal dipasarkan seharga $100 mulai Maret, sementara Cloud Core seharga $70 mulai bulan Januari ini juga.

HyperX Clutch Wireless Gaming Controller

HyperX Clutch / HP

Controller atau gamepad biasanya dibedakan antara yang dirancang untuk PC dan smartphone. Namun terkadang, ada pula yang diciptakan untuk semua, contohnya seperti gamepad perdana HyperX berikut ini. Buat PC, ia dapat dihubungkan via kabel USB atau secara nirkabel dengan bantuan dongle USB 2,4 GHz. Buat smartphone, ada koneksi Bluetooth 4.2 yang menanti untuk disambungkan.

Sebagai bonus, Clutch turut dibekali penjepit smartphone yang bisa diatur lebarnya dari 41 mm sampai 86 mm. Dalam sekali charge, Clutch bisa beroperasi sampai sekitar 19 jam pemakaian. Gamepad ini rencananya akan dijual seharga $50 mulai bulan Maret.

HyperX Pulsefire Haste Wireless dan Alloy Origins 65

HyperX Pulsefire Haste Wireless / HP

Dua periferal yang terakhir adalah mouse gaming nirkabel dan mechanical keyboard. Kalau nama Pulsefire Haste terdengar familier, itu karena Anda pernah tahu versi wired-nya yang mengemas desain honeycomb dan berbobot sangat ringan. Versi wireless-nya ini tidak terpaut jauh perkara bobot — cuma 61 gram — tapi yang istimewa adalah, ia tahan debu dan air dengan sertifikasi IP55.

Switch yang tertanam juga berbeda, yakni switch TTC Golden dengan klaim ketahanan hingga 80 juta klik. Dalam posisi terisi penuh, baterainya bisa tahan sampai 100 jam pemakaian. Dihargai $80, penjualan Pulsefire Haste Wireless dijadwalkan berlangsung mulai Februari.

HyperX Alloy Origins 65 / HP

Beralih ke Alloy Origins 65, ini merupakan mechanical keyboard dengan layout 65% sesuai namanya. Tidak seperti layout 60%, layout 65% masih dilengkapi tombol arah panah lengkap, serta sejumlah tombol lain seperti Delete, Page Up, dan Page Down.

HyperX memberikan dua opsi mechanical switch, linear atau taktil, dua-duanya rancangan mereka sendiri dengan klaim ‘usia pakai’ hingga 80 juta klik. Keycaps yang digunakan berbahan PBT, dan tentu saja tembus LED sehingga pencahayaan RGB-nya bisa menari-nari tanpa gangguan. Harganya $100, dan penjualannya juga akan berlangsung mulai Februari.

Sumber: HP.

Dibanderol $100, HyperX Cloud Core Wireless Unggulkan Teknologi Spatial Audio DTS Headphone:X

Belum lama ini, HyperX mengumumkan bahwa mereka telah menjual lebih dari 20 juta headset gaming. Tanpa perlu menunggu lama, produsen periferal yang kini merupakan anak perusahaan HP tersebut kembali meluncurkan headset gaming anyar, yakni Cloud Core Wireless.

Headset ini pada dasarnya merupakan jawaban HyperX terhadap tren spatial audio yang sedang naik daun belakangan ini. Jadi ketimbang sebatas memotong kabel dan menambahkan konektivitas nirkabel dengan jangkauan 20 meter, HyperX turut menyematkan teknologi spatial audio DTS Headphone:X pada Cloud Core Wireless.

Spatial audio atau 3D audio akhir-akhir ini terus menjadi bahan pembicaraan berkat kemampuannya meningkatkan sensasi immersive selama sesi bermain atau menonton. DTS pun bukan satu-satunya perusahaan yang menawarkan teknologi ini; yang mungkin lebih dikenal oleh banyak orang adalah Dolby Atmos, yang bisa kita temukan di Corsair HS80. Alternatifnya, konsumen juga bisa memanfaatkan solusi berbasis software seperti THX Spatial Audio.

Kembali ke Cloud Core Wireless, headset ini mempertahankan beberapa keunggulan yang selama ini membuat nama HyperX dipuji-puji, mulai dari konstruksi aluminium yang kokoh, sampai unit driver besar dengan diameter 53 mm. Tidak kalah penting adalah mikrofon noise cancelling yang dapat dilepas-pasang, serta yang sudah memenuhi sertifikasi dari Discord dan TeamSpeak.

Secara desain, headset ini mungkin kelihatan agak kuno jika dibandingkan dengan penawaran sekelas dari pabrikan-pabrikan lain, akan tetapi setidaknya ia sudah mengadopsi USB-C sebagai colokan untuk charging-nya. Baterainya sendiri diyakini mampu bertahan hingga 20 jam pemakaian dalam sekali pengisian.

Di Amerika Serikat, HyperX Cloud Core Wireless saat ini telah dipasarkan dengan banderol $100, cukup terjangkau untuk ukuran headset gaming nirkabel. Bagi yang menginginkan opsi headset gaming wireless lain, Anda bisa melihat beberapa rekomendasinya di artikel ini.

Sumber: Business Wire.

Tujuh Tahun Berkiprah, HyperX Sudah Menjual Lebih dari 20 Juta Headset Gaming

HyperX mengumumkan bahwa mereka telah menjual lebih dari 20 juta headset gaming sejak meluncurkan headset pertamanya, HyperX Cloud, pada April 2014.

“Sejak peluncuran headset gaming pertama HyperX di tahun 2014, kami terus mengembangkan desain dan pilihan produk kami untuk menjadi pemimpin industri dalam hal kualitas, kenyamanan, dan suara,” tutur Kevin Hague, General Manager HyperX, dalam sebuah siaran pers.

“Seiring popularitas gaming kasual dan kompetitif terus meningkat di platform PC, konsol, dan mobile, kami berusaha untuk terus mengembangkan headset kami ke level baru dan berharap dapat menghadirkan 20 juta headphone berkualitas tinggi yang berikutnya ke konsumen di seluruh dunia,” imbuhnya.

Seperti yang telah disebutkan, HyperX memulai kiprahnya di industri headset gaming pada tahun 2014 melalui sebuah headset bernama HyperX Cloud. Setahun berselang, mereka merilis HyperX Cloud II yang menghadirkan USB Audio Control Box dan Virtual 7.1 Surround Sound.

Lompat ke tahun 2016, HyperX memperkenalkan CloudX Pro sebagai headset gaming berlisensi Xbox pertamanya. Lalu di tahun 2017, mereka menyingkap HyperX Cloud Alpha dengan teknologi Dual Chamber. Pada tahun 2018, HyperX merilis Cloud Mix yang merangkap fungsi sebagai headset gaming sekaligus headphone Bluetooth.

Memasuki tahun 2019, HyperX mengungkap headset berlisensi resmi PlayStation 4. Kemudian di tahun 2020, HyperX meluncurkan Cloud Revolver yang spesifik menarget kalangan gamer kompetitif. Tahun ini, HyperX belum meluncurkan headset baru, kemungkinan karena mereka sibuk mengurus peralihan kepemilikan perusahaan. Sekadar mengingatkan, divisi periferal HyperX sekarang sudah berpindah tangan dari Kingston ke HP.

Produk periferal HyperX memang bukan cuma headset saja. Mereka juga punya mikrofon USB, mechanical keyboard, mouse, mouse pad, dan bahkan sejumlah aksesori charging untuk konsol. Namun memang yang paling dikenal oleh kalangan gamer adalah lini headset gaming-nya. Pendapat ini bisa jadi agak bias, sebab saya pribadi sehari-harinya menggunakan headset HyperX, sementara keyboard dan mouse saya dari merek lain.

Sumber: Business Wire via VentureBeat.

Makin Serius di Segmen Gaming, HP Akuisisi HyperX Senilai $425 Juta

Seberapa serius HP menghadapi persaingan pasar di industri gaming? Cukup serius untuk mengakuisisi HyperX dari Kingston dengan mahar sebesar $425 juta.

HyperX, buat yang tidak tahu, memulai debutnya di ranah periferal gaming dengan meluncurkan headset bernama Cloud di tahun 2014. Portofolio produknya sekarang tentu sudah meluas hingga meliputi keyboard, mouse, mousepad, mikrofon USB, sampai aksesori untuk console.

Produk HyperX yang paling laris adalah lini headset-nya, tapi pernyataan ini bisa jadi sedikit bias karena saya sendiri merupakan pengguna headset HyperX Cloud Alpha. Yang terbaru, HyperX meluncurkan keyboard 60% pertamanya pada bulan Januari kemarin.

Meski populer di segmen periferal, produk pertama HyperX sebenarnya adalah sebuah RAM DDR1 yang diluncurkan di tahun 2001. Nah, yang dibeli oleh HP di sini rupanya cuma portofolio periferal gaming HyperX saja, sedangkan produk-produk RAM, SSD maupun memory card HyperX masih akan menjadi milik Kingston ke depannya.

Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya HP bakal terus menggunakan branding HyperX, sebab HP sudah punya brand gaming sendiri bernama Omen sejak tahun 2016 lalu. Di bawah branding Omen, HP sebenarnya juga sudah meluncurkan sejumlah periferal gaming, akan tetapi variasinya kalah jauh jika dibandingkan dengan katalog lengkap HyperX, yang bahkan turut mencakup aksesori seperti keycap.

Kalau melihat prospek industri periferal gaming ke depannya, ketertarikan HP terhadap portofolio HyperX jadi terdengar sangat masuk akal. Di siaran persnya, HP mengutip data prospektus yang menunjukkan bahwa nilai pasar periferal secara global bakal mencapai angka $12,2 miliar di tahun 2024.

Proses akuisisi HP terhadap HyperX ini diperkirakan bakal selesai pada kuartal kedua tahun ini.

Sumber: HP.

Evil Geniuses Umumkan Tim Valorant, HyperX Jadi Sponsor dari Guild Esports

Minggu lalu, ada beberapa organisasi esports yang mengumumkan kontrak kerja sama serta sponsorship, seperti Talon Esports, Guild Esports, dan EXCEL Esports. Sementara itu, Mobile Premier League berhasil mengumpulkan US$500 ribu setelah mengadakan program investasi pegawai.

Mobile Premier League Dapat US$500 Ribu dari Program Investasi Pegawai

Platform mobile gaming dan esports asal India, Mobile Premier League (MPL) mengumumkan, mereka berhasil mengumpulkan US$500 ribu dari program Employee Investment Plan. MPL memperkenalkan program investasi itu pada Desember 2020, lapor Esports Insider. Seperti namanya, program ini memungkinkan para karyawan MPL untuk membeli saham perusahaan. Para karyawan MPL bisa membeli saham mulai dari US$2,3 ribu sampai US$23 ribu. Menurut rilis dari MPL, lebih dari 10% karyawan mereka ikut serta dalam program ini.

Talon Esports Kerja Sama dengan KFC Thailnd

Talon Esports, organisasi esports asal Hong Kong, mengumumkan kerja sama mereka dengan KFC Thailand. Kerja sama ini hanya mencakup tim Arena of Valor dari Talon, yaitu dtac Talon. Sebagai bagian dari kolaborasi ini, logo KFC akan disematkan pada jersey pemain Talon saat mereka bertanding di ROV Pro League 2021. Selain itu, kerja sama antara Talon dan KFC juga mencakup pembuatan konten dan kegiatan yang melibatkan fans, lapor Esports Insider.

KFC Thailand jadi sponsor dari tim AOV Talon.
KFC Thailand jadi sponsor dari tim AOV Talon.

HyperX Jadi Sponsor dari Guild Esports

Guild Esports, organisasi esports asal Inggris, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak sponsorship dengan HyperX, merek aksesori gaming. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari kontrak ini. Pihak Guild menyebutkan, nilai kontrak tersebut sesuai dengan perkiraan mereka setelah mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada Oktober 2020.

Guild akan mendapatkan 75% dari total nilai kontrak dalam bentuk uang. Sementara 25% lainnya akan diterima dalam bentuk hardware gaming, yang bisa digunakan oleh pemain profesional, kreator konten, dan murid akademi dari Guild, lapor Esports Insider. Selain itu, HyperX juga akan menyiapkan perangkat gaming untuk kantor Guild di London, Inggris.

Evil Geniuses Umumkan Roster Valorant

Evil Geniuses mengumumkan bahwa mereka telah membentuk tim Valorant. Tim ini akan langsung turun di VCT Open Qualifiers. Menariknya, EG memutuskan untuk mencampur tiga pemain pria dan dua pemain perempuan dalam tim Valorant mereka.

Berikut daftar pemain Valorant di EG:

  • Aleksandar “aleksandar” Hinojosa
  • Claudia “Clawdia” Che
  • Christine “potter” Chi
  • Nolan “Temperature” Pepper
  • Ronan “Osias” Javelona

Chi pernah menjadi juara dunia Counter-Strike: Global Offensive sebanyak tujuh kali. Sebelum ini, dia juga pernah menjadi bagian dari CLG Red dan Res Gaming, seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer. Sementara Javelona adalah pemain asal Filipina. Sebelum bergabung dengan EG, dia berhasil memenangkan sejumlah turnamen kelas menengah bersama Mamba Mode Gaming. Baik Hinojosa dan Pepper merupakan manatn pemain Moon Raccoons.

EXCEL Esports Gandeng Perusahaan Peralatan Fitness

EXCEL Esports telah menandatangani kerja sama dengan Eleiko, perusahaan peralatan fitness. Hanya saja, mereka tidak mengungkap nilai dari kerja sama ini. Satu hal yang pasti, Eleiko sekarang menjadi “penyedia peralatan fitness resmi” untuk tim League of Legends Eropa dari EXCEL. Selain itu, Eleiko juga akan menyediakan sejumlah peralatan fitness di markas EXCEL di Berlin, Jerman, lapor The Esports Observer.

Eleiko akan menyiapkan peralatan fitness untuk EXCEL.
Eleiko akan menyiapkan peralatan fitness untuk EXCEL.

Lebih dari 3.000 Tim Ikut Babak Kualifikasi MPL-PH Season 7

Mobile Legends: Bang Bang Professional League di Filipina akan diadakan dalam waktu dekat. Season 7 ini akan mengadu 8 tim. Hal itu berarti, ada 2 tim Mobile Legends baru yang akan bisa ikut serta dalam liga ini, menurut laporan VP Esports. Karena itu, diadakan babak kualifikasi untuk menentukan 2 tim baru yang akan bergabung dalam MPL-PH Season 7. Sejauh ini, ada lebih dari 3 ribu tim yang mendaftarkan dalam babak kualifikasi tersebut. Sebagai perbandingan, pada babak kualifikasi MPL-PH Season 6, jumlah tim yang mendaftar hanya mencapai seribu tim.

HyperX Luncurkan Solocast, Mikrofon USB Berharga Terjangkau dengan Fitur Cukup Lengkap

Bagi para kreator konten, mikrofon USB merupakan cara termudah untuk meningkatkan kualitas audio pada karya-karya besutannya. Entah itu podcaster, streamer, atau YouTuber secara umum, mikrofon USB bisa dipandang sebagai aset yang tak kalah penting dari sebuah kamera.

Seperti halnya kamera, tentu ada banyak pilihan mikrofon yang tersedia di pasaran. Kendati demikian, mikrofon USB kerap menjadi pilihan karena kepraktisannya; cukup colokkan ke PC, maka mikrofon bisa langsung berfungsi tanpa perlu bantuan mixer maupun perangkat sejenis lainnya.

Mikrofon USB sendiri ada yang mahal ada yang murah. Salah satu mikrofon USB kelas budget terbaru datang dari HyperX. Dinamai HyperX Solocast, mic ini bisa menjadi alternatif yang sangat menarik dengan banderol hanya $60.

Harga tersebut menempatkan Solocast di level yang sama seperti Razer Seiren Mini, yang baru saja diluncurkan pada bulan Oktober lalu. Solocast memang dihargai $10 lebih mahal dan punya dimensi yang sedikit lebih bongsor, akan tetapi ia juga punya satu kelebihan yang tak dimiliki Seiren Mini, yakni tombol mute.

Tombol mute kapasitif ini terletak di bagian atas mic, jadi cukup dengan menyentuhnya sekali, mic pun otomatis akan berhenti menangkap suara. Sentuh sekali lagi, maka mic akan kembali berfungsi secara normal. Simpel dan tidak neko-neko. Selagi dalam posisi mute, indikator LED-nya yang berwarna merah akan berkedip.

Dudukan bawaan Solocast cukup fleksibel. Mic bisa diposisikan sepenuhnya miring (180°) dan diselipkan di bawah monitor jika perlu. Buat yang berniat menggunakan boom arm atau dudukan lain, terdapat drat 3/8 inci dan 5/8 inci di bagian bawah Solocast.

Seperti kebanyakan mikrofon USB, unit condenser di dalam Solocast mengandalkan pickup pattern cardioid, yang berarti ia paling sensitif terhadap suara yang berasal langsung di depannya. Tidak ada keterangan seberapa besar unit condenser-nya, tapi semestinya tidak lebih kecil daripada milik Seiren Mini.

Dengan harga yang cukup terjangkau, HyperX Solocast tentu bisa menjadi opsi upgrade yang menarik bagi kreator yang masih mengandalkan mic bawaan headset atau kamera. Produk ini memang berasal dari sebuah brand gaming, tapi saya kira streamer bukan satu-satunya target pasar yang dituju.

Sumber: Business Wire.

HyperX Luncurkan Versi Wireless dari Salah Satu Headset Gaming Terlarisnya

Untuk urusan periferal gaming seperti mouse atau keyboard, HyperX mungkin masih kalah pamor dari merek lain seperti Razer maupun Logitech. Namun kalau yang dibahas adalah headset, HyperX kerap menjadi brand pilihan berkat sejumlah penawarannya yang sangat kompetitif, baik dari segi harga maupun kualitas.

Salah satu headset gaming terlarisnya adalah Cloud II, yang disebut telah terjual sebanyak hampir empat juta unit sejak pertama kali diperkenalkan di tahun 2015. Lima tahun berselang, HyperX sudah menyiapkan penerusnya; bukan Cloud III, melainkan Cloud II Wireless.

Sesuai namanya, yang baru dari headset ini tentu saja adalah konektivitas nirkabelnya. Cloud II Wireless mengandalkan bantuan dongle USB seukuran flash disk untuk menyambung ke PC, PlayStation, ataupun Nintendo Switch. Sangat disayangkan tidak ada Bluetooth sebagai opsi ketika ingin mendengarkan musik via smartphone, tapi setidaknya Cloud II Wireless menjanjikan proses pairing yang instan, dengan jangkauan maksimum hingga 20 meter.

Namanya juga mengindikasikan kalau headset ini tetap mempertahankan banyak keunggulan pendahulunya, terutama dari segi desain. Konstruksi berbahan aluminium tetap menjadi unggulan, demikian pula bantalan memory foam yang tebal di bagian kepala sekaligus telinga.

Singkat cerita, kalau Anda suka dengan ergonomi yang ditawarkan Cloud II, sudah seharusnya Anda cocok dengan Cloud II Wireless, apalagi mengingat bobot perangkat ini tergolong ringan di angka 300 gram. Perihal pengoperasian, Cloud II Wireless menyimpan sebuah kenop volume di earcup sebelah kanan, serta dua tombol di earcup sebelah kiri; satu tombol power, satu lagi untuk mute/unmute mikrofonnya.

Indikator LED untuk status mute sekaligus baterai yang tersisa juga hadir sebagai pelengkap. Baterainya sendiri diklaim mampu bertahan sampai 30 jam dalam sekali pengisian, dan perangkat tetap bisa digunakan seperti biasa selagi di-charge menggunakan kabel USB-C.

HyperX Cloud II Wireless

Terkait kualitas suaranya, Cloud II Wireless mengemas driver berdiameter 53 mm dengan respon frekuensi 15 – 20.000 Hz. Berdasarkan ulasan-ulasan yang beredar di internet, rupanya cukup banyak yang memuji kualitas suara dari headset ini. Berhubung ini merupakan headset gaming, fitur emulasi suara surround 7.1 juga tersedia sebagai standar, dan bisa diaktifkan atau dinonaktifkan kapan saja.

Sepintas memang kesannya tidak ada banyak perubahan yang dibawa oleh HyperX Cloud II Wireless, tapi itu semestinya sudah bisa kita tebak dari namanya. Di Amerika Serikat, perangkat ini rencananya akan dipasarkan mulai 20 November 2020 seharga $150. Sebagai perbandingan, Razer BlackShark V2 Pro yang dirilis bulan dibanderol seharga $180.

Sumber: Business Wire.

HyperX Luncurkan Dua Headset Gaming Terjangkau dengan Dukungan Suara Surround 7.1

Kingston, melalui divisi gaming-nya, HyperX, adalah salah satu pabrikan headset gaming yang paling produktif. Portofolio mereka sangat lengkap, dan mereka juga belum menunjukkan tanda-tanda hendak berhenti.

Baru-baru ini, mereka memperkenalkan dua headset gaming anyar: HyperX Cloud Stinger Core dan HyperX Cloud Stinger Core Wireless. Keduanya merupakan perangkat yang identik, dengan perbedaan hanya di konektivitas (satu berkabel, satu nirkabel).

Fitur unggulan kedua headset ini adalah virtual surround 7.1 berbasis software. Meski cuma berbasis software, sebelum ini virtual surround cuma tersedia pada lini headset HyperX yang lebih premium dari lini Cloud Stinger. Ya, kedua perangkat ini sama-sama diposisikan di kategori ramah kantong dengan banderol masing-masing $60 (Core) dan $80 (Core Wireless).

HyperX Cloud Stinger Core dan Core Wireless

Secara teknis, Cloud Stinger Core dan Core Wireless dibekali sepasang dynamic driver berdiameter 40 mm, dengan respon frekuensi di kisaran 20 – 20.000 Hz. Input-nya mengandalkan mikrofon uni-directional yang dilengkapi teknologi noise cancelling beserta fitur swivel-to-mute.

Sepintas kedua headset ini tampak bongsor, tapi rupanya bobotnya tidak sampai seperempat kilogram. Fitur pemanis seperti tombol-tombol pengoperasian di sisi luar earcup (termasuk kenop volume) turut tersedia. Khusus Core Wireless, baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 16 jam pemakaian.

Sumber: Business Wire.

HyperX Cloud Flight S Lebih Praktis dari Headset Gaming Lain Berkat Wireless Charging

Headset wireless tentu lebih praktis ketimbang headset biasa. Namun terkadang yang terasa menyebalkan adalah ketika baterainya sudah hampir habis, terutama pada headset yang tidak bisa digunakan selagi sedang di-charge.

Supaya terhindar dari skenario menyebalkan itu, pengguna harus terus ingat untuk mengisi ulang headset wireless dari waktu ke waktu. Andai saja ada cara charging yang lebih praktis. Well, di sinilah wireless charging jadi terasa sangat berguna, dan ini juga yang menjadi salah satu nilai jual utama headset gaming terbaru HyperX.

HyperX Cloud Flight S

Ya, kelebihan headset bernama Cloud Flight S ini adalah dukungan Qi wireless charging. Jadi setiap kali selesai bermain, cukup letakkan headset ini di atas wireless charger, maka baterainya akan selalu dalam kondisi terisi penuh setiap kali Anda menggunakannya kembali.

Daya tahan baterainya pun jempolan; Cloud Flight S mampu beroperasi sampai 30 jam nonstop dalam sekali pengisian. Keunikan lain dari Cloud Flight S adalah empat tombol pengoperasian yang terintegrasi pada salah satu sisi luar earcup-nya, dan fungsi tiap-tiap tombolnya ini dapat diprogram sesuai kebutuhan masing-masing.

HyperX Cloud Flight S

Kompatibel dengan PC atau PS4, Cloud Flight S mengandalkan sepasang driver neodymium berdiameter 50 mm, dengan respon frekuensi 10 – 22.000 Hz. Mikrofonnya dapat dilepas-pasang, dan HyperX tak lupa menyertakan indikator LED yang menunjukkan apakah mic-nya sedang dalam posisi mute atau tidak.

Di Amerika Serikat, HyperX Cloud Flight S saat ini telah dipasarkan seharga $160. Sayang banderol tersebut rupanya belum mencakup wireless charger-nya, tapi konsumen tentu dapat memakai miliknya sendiri selama charger tersebut sesuai dengan standar Qi.

Sumber: Business Wire.

[Computex 2019] Berkunjung ke Kamar Kingston dan HyperX

Besarnya area Computex 2019 memang tidak memungkinkan DailySocial untuk mengunjungi semua vendor yang ada. Oleh karena itu, kami pun harus memilih mana yang dapat kami liput dengan waktu yang cukup terbatas tersebut. Kingston dan HyperX merupakan salah satu yang ada dalam daftar kunjungan kami.

Kingston HyperX - Game rig

Seperti sebelumnya, Kingston mengambil sebuah kamar pada hotel Grand Hyatt Taipei yang bersebelahan dengan gedung tertinggi di Taiwan, 101. Entah karena memang tempatnya nyaman atau tidak kebagian booth di area Computex, banyak memang vendor memori dan pendingin yang memamerkan produknya pada hotel yang satu ini.  Hal tersebut membuat sesi kunjungan sedikit gerah karena banyaknya orang yang masuk dalam sebuah kamar.

Kingston HyperX - Mice

HyperX sendiri merupakan salah satu divisi dari Kingston yang membuat peripheral dengan kinerja tinggi. Oleh karenanya, HyperX sendiri lebih dikenal oleh kalangan gamer dibandingkan dengan Kingston. Hal tersebut juga dikarenakan oleh HyperX yang membuat produk-produk untuk kalangan esports seperti headset, keyboard, mouse, dan lainnya.

Kingston HyperX - Quadcast

Pada ruangan Kingston di Computex 2019, ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas. Hal pertama adalah microphone HyperX QuadCast yang diklaim memiliki harga sekitar $200-an. QuadCast mampu merekam suara dari empat sisi sehingga cukup menaruh perangkat ini ditengah untuk mereka suara lebih dari satu orang. Sayangnya, saat ditanyakan kapan perangkat ini ada di Indonesia, pihak HyperX hanya berkata “soon“.

Kingston HyperX - HEadphones

HyperX juga memamerkan Cloud Orbit S, sebuah headset yang mampu menghadirkan suara 3D. Tidak hanya itu, perangkat ini menggunakan teknologi posisi dari Audeze. Apa itu? Teknologi ini memungkinkan kita untuk mendengar suara 3D berdasarkan posisinya. Misalkan saja pada sebuah game, ada suara yang terdengar dari sisi sebelah kanan. Saat kepala kita menengok ke sebelah kanan, maka suara itu akan terdengar seperti berada di tengah depan muka kita.

Kingston HyperX - Test PC

Pada bagian Kingston, cukup banyak hal menarik yang bakal muncul di tahun 2019 ini. Pada bagian SSD, Kingston saat ini sudah memiliki SSD untuk enterprise dengan kapasitas 7.6 TB! Kingston juga memamerkan SSD dengan kapasitas 3.84 TB yang juga ditujukan untuk penggunaan server dengan interface SAS.

Pada sisi RGB, Kingston memiliki sebuah teknologi yang baru akan dipatenkan. Teknologi ini akan membuat RAM RGB akan memiliki warna yang selaras pada saat terpasang tanpa halangan. Saat sensor tertutup, maka warna antar satu RAM dengan RAM yang lainnya akan berbeda.

Beberapa orang akan mengatakan “buat apa”? Namun yang pasti, teknologi RGB juga hanya untuk mempercantik ruang di dalam casing, yang sebagian besar tertutup rapat tanpa kaca. Saya sendiri juga tidak terlalu antusias dengan teknologi lampu berwarna warni ini. Akan tetapi, RGB terbukti meningkatkan penjualan para vendor.

Belum dapat dipastikan kapan produk-produk terbaru dari Kingston akan mendarat di Indonesia. DailySocial pun berencana untuk melakukan review terhadap beberapa perangkat dari HyperX. Semoga saja, hal tersebut dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Kingston HyperX - Extra

*Semua foto diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S10+