GoPay Launches Cash Withdrawal Feature Through BCA Outlets

GoPay develops a cash withdrawal feature through BCA ATM outlets all over Indonesia. GoPay is the second e-money player, after LinkAja, to develop this feature as a subsidiary of Himbara.

In the official statement, cash withdrawals only require five easy processes. Users only need to select the Cash Withdrawal feature, enter the nominal GoPay balance to withdraw, and authenticate with a PIN. Next, the user will receive a six-digit transaction code to be used directly at BCA ATMs.

This transaction code is confidential and is only valid for one hour from the time the code is given. In order to withdraw cash at an ATM BCA, the user can select the “Cardless transaction” option and enters the virtual account code (70008 + cellphone number), then the transaction code. The ATM will issue cash according to the amount requested.

This feature is beneficial for GoPay users, especially the driver-partners in case of sudden necessity. BCA alone has released the “Cardless transaction” feature since 2017 via the mobile banking application. BCA has 17,067 ATMs as of March 2020.

“[..] This feature is also very helpful for GoPay users who are accustomed to everyday cashless but need cash on several occasions,” GoPay’s VP Business Development Imam Akbar Hadikusumo said, Tuesday (11/8).

He said the two companies have collaborated through the BCA Virtual Account feature and OneKlik. This cash withdrawal feature will be available progressively for all Gojek users. However, in order to use this feature, users need to upgrade their account to GoPay Plus.

BCA’s EVP of Transaction Banking Business Development. I Ketut Alam Wangsawijaya added, “BCA as a part of the national financial system is committed to open opportunities for collaboration with e-wallet developer partners in providing a seamless financial experience for BCA customers and GoPay users.”

Imam continued, by upgrading his account to GoPay Plus, users can take advantage of the cash withdrawal feature, also use the transfer feature to fellow GoPay users, transfers to other banks, bigger GoPay limits, and an extra guarantee of GoPay Balance Protection.

LinkAja’s cash withdrawal

Neither Ovo nor Dana, GoPay’s closest competitors are yet to develop a cash withdrawal feature. It’s different with LinkAja because it is a subsidiary of Himbara, LinkAja users can withdraw their cash balance using the ATM Link network.

The withdrawal method is not much different from GoPay. LinkAja users only need to make a request via the LinkAja application, by going to the “Withdraw Balance” menu then selecting “Withdraw Cash at an ATM”. Then select the Balance Withdrawal Nominal in cash via an ATM and select Create Withdrawal Code for confirmation.

The code will be entered into the ATM machine to continue the transaction. When withdrawing cash at a Bank Mandiri ATM, for example, the user simply presses the soft key (green button on the bottom right next to the ATM screen. Then select “LinkAja Cash Withdrawal” and “Cash Withdrawal.” After users input the registered mobile number, enter the withdrawal code at the end-process.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

GoPay Rilis Fitur Tarik Tunai Melalui ATM BCA

GoPay mengembangkan fitur tarik tunai melalui gerai ATM BCA yang tersebar di seluruh Indonesia. GoPay menjadi pemain uang elektronik kedua, setelah LinkAja yang mengembangkan fitur tersebut karena menjadi anak usaha Himbara.

Dalam keterangan resmi, untuk tarik tunai hanya membutuhkan lima proses mudah. Pengguna cukup pilih fitur Tarik Tunai, lalu memasukkan nominal saldo GoPay yang ingin ditarik dan lakukan otentikasi dengan PIN. Setelah itu, pengguna akan menerima enam digit kode transaksi yang dapat langsung digunakan di ATM BCA.

Kode transaksi ini bersifat rahasia dan hanya berlaku selama satu jam dari waktu kode tersebut diberikan. Cara tarik tunai di ATM BCA, pengguna pilih menu “Transaksi tanpa kartu” dan memasukkan kode virtual account (70008 + nomor HP), kemudian kode transaksi. ATM nanti akan mengeluarkan uang tunai sesuai jumlah yang diminta.

Pengembangan ini tak hanya menguntungkan buat pengguna GoPay, termasuk mitra pengemudi itu sendiri apabila mereka butuh membeli sesuatu secara mendadak. BCA sendiri sudah merilis fitur “Transaksi tanpa kartu” ini sejak 2017 dengan kontrol melalui aplikasi mobile banking. Adapun BCA memiliki 17.067 ATM per Maret 2020.

“[..] Fitur ini juga sangat membantu pengguna GoPay yang sehari-hari terbiasa cashless namun di beberapa kesempatan perlu tunai,” terang VP Business Development GoPay Imam Akbar Hadikusumo, Selasa (11/8).

Dia menuturkan, sebelumnya kedua perusahaan telah bekerja sama melalui fitur Virtual Account BCA dan OneKlik. Fitur tarik tunai GoPay ini akan tersedia secara bertahap untuk semua pengguna Gojek. Hanya saja untuk bisa menikmati fitur ini, pengguna perlu upgrade akunnya ke GoPay Plus.

EVP of Transaction Banking Business Development BCA I Ketut Alam Wangsawijaya menambahkan “BCA sebagai salah satu bagian dari sistem keuangan nasional berkomitmen untuk terbuka dalam peluang kerja sama dengan mitra developer e-wallet dalam memberikan financial experience yang seamless bagi nasabah BCA dan pengguna GoPay.”

Imam melanjutkan dengan upgrade akun ke GoPay Plus, pengguna tak hanya dapat memanfaatkan fitur tarik tunai, juga menggunakan fitur transfer ke sesama pengguna GoPay, transfer ke bank lain, limit GoPay lebih besar, serta ekstra proteksi Jaminan Saldo GoPay Kembali.

Tarik Tunai di LinkAja

Baik Ovo maupun Dana, kompetitor terdekat GoPay belum memiliki fitur tarik tunai. Beda halnya dengan LinkAja, karena menjadi anak usaha dari Himbara para pengguna LinkAja dapat tarik tunai saldonya dengan jaringan ATM Link.

Metode penarikannya juga tidak jauh berbeda dengan GoPay. Pengguna LinkAja cukup melakukan permintaan lewat aplikasi LinkAja, dengan masuk ke menu “Tarik Saldo” kemudian pilih “Tarik Tunai di ATM”. Lalu pilih Nominal Penarikan saldo yang akan ditarik tunai melalui ATM dan pilih Buat Kode Penarikan untuk konfirmasinya.

Kode tersebut akan dimasukkan ke mesin ATM untuk melanjutkan transaksi. Apabila tarik tunai di ATM Bank Mandiri misalnya, pengguna cukup tekan soft key (tombol warna hijau yang ada di kanan bawah di sebelah layar ATM. Kemudian pilih “Tarik Tunai LinkAja” dan “Cash withdrawal”. Setelah pengguna memasukkan nomor handphone yang terdaftar dan masukkan kode penarikan untuk tahap akhirnya.

Application Information Will Show Up Here

Menunggu Realisasi National Payment Gateway

Industri digital saat ini tengah tumbuh dengan baik di Indonesia dengan e-commerce yang mencuat sebagai primadona dan memiliki perputaran uang paling besar dibanding yang lain. Hal tersebut memunculkan banyak inisiasi baru dari para pemangku kepentingan. Salah satu yang cukup ditunggu kehadirannya adalah National Payment Gateway (NPG). Meski sudah diangkat ke permukaan sejak beberapa tahun silam, hingga kini NPG masih belum kelihatan bentuknya.

I heard a lot about it, I heard nothing about it,” ujar Direktur Veritrans Budi Gandasoebrata dalam workshop Harbolnas hari kedua beberapa waktu silam. Kalimat tersebut diucapkannya ketika disinggung mengenai NPG. Harus diakui, apa yang diucapkan oleh Budi, secara gamblang telah menggambarkan kondisi perkembangan dari realisasi NPG di tanah air.

Wacana yang masih mencari “bentuk”

National Payment Gateway / Shutterstock

Sebenarnya, inisiasi NPG sendiri telah diangkat kepermukaan sejak empat tahun silam dan direncanakan untuk dapat direalisasikan pada tahun 2013. Namun, itu semua kini hanya menjadi wacana karena hingga menjelang akhir tahun 2015 NPG masih belum kelihatan bentuk batang hidungnya meski sudah jauh lebih banyak dibicarakan. Entah apa yang menjadi alasan di belakang sana, karena secara infrastruktur teknologi Indonesia harusnya sudah jauh lebih siap sekarang.

Budi mengatakan “Banyak yang bicara NPG, tapi arti dari NPG itu kami sendiri belum tahu. […] Intention-nya itu apa? Apakah domestic switch […] seperti NETS di Singapura, National Card Principle seperti di China, atau lainnya? […]. Kalau yang saya tangkap dari banyak diskusi adalah bagimana caranya bisa merekam seluruh transaksi e-commerce sehingga semuanya tercatat dalam satu pool.”

Sementara itu VP Enterprise Product Doku Imam Akbar Hadikusumo mengatakan, “Yang pasti, kalau ada NPG, yang diharapkan pemerintah adalah bisa memonitor dan melihat transaksinya [e-commerce]. Jadi, objective-nya mereka adalah bagaimana caranya transaksi e-commerce ini ada datanya.”

Bila NPG berhasil direalisasikan, industri digital yang akan merasakan dampaknya memang e-commerce. Menkominfo Rudiantara juga sempat menyebutkan bahwa NPG ini dapat bantu menyehatkan industri e-commerce itu sendiri.

Titik terang dari sebuah rumor

National Payment Gateway / Shutterstock

Bila harus melongok sejenak ke seberang, Indonesia memang masih tertinggal. Paling dekat, bisa dilihat Singapura dengan NETS [eNETS] dan di Belanda ada iDEAL. Ironis rasanya, apalagi bila mengingat pertumbuhan e-commerce Indonesia yang selalu diprediksi akan menjadi sebesar Tiongkok dalam beberapa tahun mendatang.

Pun begitu, ada secercah harapan yang terlihat. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas dalam pemberitaan Indotelko mengabarkan bahwa BI saat ini tengah menyiapkan blue print untuk merealisasikan NPG untuk tahun depan. Itu semua guna mengantisipasi naiknya transaksi non tunai yang akan meningkat beriringan dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

“Kami mengharapkan dengan adanya NPG ini, istilahnya, bisa mengadopsi kultur yang ada sekarang [di Indonesia] dan [transaksi e-commerce] termonitor dalam satu payment gateway yang otomatis terhubung dengan payment gateway yang sudah ada sekarang,” ujar Akbar.

Hingga saat ini terdapat 3 operator pembayaran yang dikenal luas, yaitu Artajasa yang mengelola ATM Bersama, Rintis Sejahtera yang mengelola Prima, dan Daya Network Lestari yang mengelola ALTO. Tapi, sayangnya hingga kini BI belum menunjuk operator mana yang akan bertindak sebagai pengelola tunggal NPG ini.

Merealisasikan NPG memang bukan hal yang mudah meski infrastruktur teknologi Indonesia saat ini pasti sudah mendukung. Ada banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan, mulai dari kultur Indonesia hingga regulasi di ranah keuangan yang sudah sangat mapan dan sulit untuk digoyang.

Saat ini harusnya sudah menjadi titik bagi para pemangku kepentingan untuk mulai duduk dan berdiskusi bersama untuk membentuk NPG dengan bentuk dan tujuan yang lebih jelas.

Doku Launches MyShortCart, a Shopping Cart for Social Media Merchants

Indonesian payment company Doku on Friday announced its latest push into consumer transaction by launching MyShortCart, an independent shopping cart which is aimed at individual online sellers as well as small online stores. MyShortCart accepts payments through online transfers, Doku Wallet and credit cards.

Continue reading Doku Launches MyShortCart, a Shopping Cart for Social Media Merchants