Ini Dia Sederet Keuntungan Inkubasi Bisnis Startup DSLaunchpad 3.0 x AWS

Program inkubasi bisnis startup DSLaunchpad (DSLP) kembali diadakan untuk ketiga kalinya. Dengan berkolaborasi bersama Amazon Web Service (AWS) Indonesia, DSLP 3.0 x AWS ini dapat diikuti oleh berbagai kalangan yang ingin membangun startup berpotensi, terlepas dari latar belakang yang dimiliki.

Para startup enthusiast hingga startup founder yang berada dalam fase early-stage startup hingga bahkan fase ideation dapat memiliki kesempatan yang sama untuk merealisasikan gagasan, sekaligus membangun bisnis startup mereka. Tidak dibatasi juga, berbagai bidang startup pun dapat mengikuti program yang seluruhnya bakal berlangsung secara daring ini.

Sebagai inisiator, DailySocial.id percaya bahwa akses pengetahuan tidak seharusnya terbatas hanya di kota-kota besar. Tapi, untuk seluruh masyarakat Indonesia di manapun mereka berada.

Tidak hanya dengan materi, para peserta yang bergabung juga mendapatkan pembekalan dari para mentor dan supermentor secara intensif. Bahkan peserta dapat secara langsung berinteraksi di sesi mentoring 1-on-1 bersama pelaku startup ternama di Indonesia. DSLP 3.0 x AWS akan membantu startup mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru, mulai dari menemukan product-market fit, validasi ide, hingga memperkuat tim inti sampai adanya strategi perluasan bisnis.

Di tahun ini, DSLaunchpad akan memberikan kesempatan lebih luas kepada para pelaku startup Indonesia, dengan menghadirkan 5 pemenang dari 4 kategori, yaitu general category winner, women founder winner, AI/ML winner, dan underrepresented winner dengan total hadiah 130 juta rupiah. Adapun, bagi 100 startup terpilih dan 5 pemenang akan mendapatkan kredit AWS dengan total $580K.

Sebagai informasi tambahan, reward berupa kredit AWS di atas dapat digunakan oleh peserta yang telah teregistrasi di platform AWS, dengan salah satu prasyarat yang dibutuhkan adalah peserta dapat melakukan aktivasi menggunakan beberapa metoda paying account AWS seperti kartu debit atau kredit dari perbankan, dan Anda juga bisa memanfaatkan produk Apollo Debit Card yang disediakan oleh Xendit sebagai mitra payment gateway resmi AWS Indonesia. Untuk panduan dan keterangan lebih lanjut, Anda bisa kunjungi laman AWS Indonesia di sini.

AWS sendiri merupakan platform cloud paling komprehensif dan digunakan secara luas di dunia yang menawarkan lebih dari 175 layanan. Kredit AWS bisa digunakan untuk berbagai layanan, mulai dari komputasi, penyimpanan, AI, basis data dan analitik, hingga IoT.

Semua keuntungan di atas dapat dirasakan bagi para peserta yang mengikuti DSLaunchpad 3.0 tahun ini. Program ini terbuka bagi semua yang memiliki ide startup dan masih kesulitan untuk mengambil langkah selanjutnya, early-stage startup baik yang sudah berbadan hukum maupun yang belum, yang saat ini masih kesulitan memperoleh traksi, model bisnis, dan marketing, serta pre-startup yang tidak terbatas dari berbagai jenis sektor.

Pendaftaran DSLaunchpad 3.0 x AWS telah dibuka sejak 27 September lalu dan masih akan dibuka hingga 21 Oktober 2021. Kegiatan ini akan berjalan selama 4 minggu secara online. Dengan mengikuti program DSLaunchpad 3.0 x AWS ini, peserta bisa mendapatkan koneksi luas dari startup dan mentor yang hadir, ilmu dari para mentor dan supermentor ternama dan berpengalaman, mengetahui lebih dalam kriteria startup yang sesuai untuk pendanaan, hingga memiliki kemahiran untuk membangun startup kedepannya.

Jangan lewatkan kesempatan ini. Informasi lebih lanjut kunjungi situs resmi di sini!

**

Tentang DSLaunchpad 3.0 x AWS
Program inkubasi startup secara online yang membantu membangun kesuksesan startup dengan menyediakan akses langsung pada pengetahuan dan jejaring global dari para mentor, partner, dan investor di berbagai sektor industri.

FemaleDev Adakan Program Inkubasi Serupa Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

FemaleDev, platform edukasi informal khusus perempuan yang juga terafiliasi dengan tech-startup ecosystem builder PT Kibar Kreasi Indonesia (Kibar) kini mengadakan program inkubasi yang bertujuan untuk mendorong dan memberdayakan lebih banyak generasi pemimpin perempuan dengan memanfaatkan teknologi.

Alamanda Shantika, Chief Activist FemaleDev, menjelaskan program inkubasi ini sama halnya seperti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Di dalamnya akan ada diskusi, workshop, hacksprint, bootcamp, dan inkubasi yang akan diadakan di enam kota, yaitu Jakarta, Denpasar, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

“Jadi dalam setahun mendatang, FemaleDev akan menggelar program intensif. Arahnya ingin menciptakan female leader dari dunia IT. Tapi perbedaannya dengan Gerakan Nasional adalah adanya pelatihan soft skill untuk leadership,” ujarnya seusai acara FemaleDev Breakthrough Summit di Bali, pekan lalu.

[Baca juga: FemaleDev dan Harapannya Mencetak Lebih Banyak Pengembang Perempuan Indonesia]

Sampai akhir tahun ini, Roadmap FemaleDev bekerja sama dengan Google Developers menyelenggarakan Women Techmakers Study Groups untuk Indonesia Android Kejar Batch 2. Kemudian, tahun depan FemaleDev akan meresmikan program inkubasi.

Program ini dimulai dengan Talks sampai Februari 2017, kemudian Workshop sampai April 2017. Soft skill camp diselenggarakan dari Maret hingga April. Hacksprint dimulai Maret hingga April, kemudian menyusul Bootcamp dari April sampai Mei. Terakhir, Incubation diselenggarakan dari April hingga Agustus.

“Target peserta inkubasi baru akan ditentukan setelah acara Women Techmakers Study Groups selesai. Kami perlu lihat dahulu bagaimana antusiasmenya.”

FemaleDev pertama kali diinisiasikan oleh Kibar pada Februari 2013. Hingga kini, FemaleDev telah menjaring sekitar 3.000 perempuan muda yang mempunyai misi untuk berkarya dengan memanfaatkan teknologi. Kampanye ini elah lebih dari 60 kali menyelenggarakan workshop di 10 kota besar.

Update Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

Alamanda fokus ingin meningkatkan kepemimpinan perempuan di dunia TI / DailySocial
Alamanda fokus ingin meningkatkan kepemimpinan perempuan di dunia TI / DailySocial

Kini sudah berjalan tiga bulan semenjak Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital diresmikan beberapa waktu lalu. Tiga kota pertama yang sudah disinggahi adalah Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Dari ketiga kota tersebut, menurut Alamanda, yang paling menarik adalah inovasi yang diajukan oleh peserta dari luar Jakarta.

Menurutnya, pemecahan masalah yang mereka tawarkan terbilang lebih mengakar ke sumber permasalahan. Jadinya ide mereka tidak itu-itu saja.

“Saat mentoring session sangat terasa sekali ide yang ditawarkan oleh peserta dari Jakarta masih itu-itu saja. Problem yang mereka tawarkan belum mendalam, beda halnya dengan peserta dari luar Jakarta sangat menarik sekali.”

Dia mencontohkan, ide yang menarik itu akan menarik bila dilakukan lewat kolaborasi. Ambil contoh, untuk mengatasi masalah di logistik, tidak perlu membuat Go-Send seperti apa yang sudah dilakukan Go-Jek. Lebih baik fokus ke akar permasalahannya, misalnya dari sistem tracking dari perusahaan logistik yang belum berskala besar masih jelek.

“Berangkat dari masalah itu, bisa menjadi ide startup yang menarik. Soalnya mereka harus memperhatikan bagaimana caranya perusahaan yang dibangun jadi support perusahaan lainnya, tidak bersaing satu sama lain. Hal-hal kecil bisa jadi besar saat kolaborasi dilakukan.”

Dari total ketiga kota tersebut, total partisipan mencapai 14.318 ide. Lalu, disaring dalam tahapan Ignition tersisa 1.515. Di tahap selanjutnya, Workshop total peserta tersaring jadi 759. Kemudian, dalam tahap Hacksprint menipis jadi 367.

Secara garis besar, berdasarkan jenis kelamin partisipan laki-laki sekitar 83% dan 17% adalah perempuan. Dari segi umur, 86% diikuti oleh orang-orang dengan range umur 18-30 tahun, sisanya berasal dari kalangan umur 30-40 tahun. Adapun untuk fokus masalah yang ingin dipecahkan kebanyakan untuk mengatasi pertanian di Indonesia.