Sebanyak 209 Aplikasi Terkumpul dalam Indonesia Next Apps 3.0

Setelah melewati proses panjang, mulai dari sosialisasi, workshop hingga code night yang dilakukan di lima kota (Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bandung, Bogor dan Jakarta), saat ini Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) berhasil mengumpulkan 209 aplikasi dari para peserta. Submisi aplikasi tersebut terdiri dari 133 aplikasi untuk smartphone berplatform Tizen, 43 aplikasi wearable Gears App dan 33 aplikasi berbasis konten Gear VR.

Semua aplikasi tersebut saat ini sudah dapat dinikmati pengguna melalui store masing-masing platform. Tahapan selanjutnya, aplikasi di tiap kategori akan dinilai oleh dewan juri yang telah ahli di bidangnya untuk menentukan juara di masing-masing kategori. Setiap kategori aplikasi akan diambil juara pertama, kedua dan ketiga.

Untuk kategori Tizen Smartphone App, juara pertama akan mendapatkan hadiah senilai Rp 40 juta, sedangkan juara kedua Rp 20 juta dan juara ketiga mendapatkan Rp 10 juta. Nominal sama juga akan didapat oleh tiga juara di kategori Wearable/Gear Apps. Sedangkan untuk Gear VR Content juara pertama akan mendapatkan hadiah Rp 50 juta, juara kedua mendapatkan Rp 25 juta dan juara ketiga mendapatkan Rp 15 juta.

Dari aplikasi yang disubmisikan, umumnya berbentuk aplikasi hiburan, dan paling banyak berbentuk permainan digital (game). Kendati demikian jenis aplikasi lainnya pun turut tampak dalam daftar, contohnya aplikasi di kategori pariwisata dan pendidikan. Beberapa nama juri pun telah disiapkan untuk segera menilai aplikasi di tiap kategori, di antaranya Dondy Bappedyanto (CEO CloudKilat), Tommy Dian (CTO DailySocial), Razi Thalib (CEO Setipe), Wiku Baskoro (Editor in Chief DailySocial), Nicko Alyus (Head of Business Development at OmniVR) dan sebagainya.

Pada pagelaran INA kali ini beberapa tantangan yang disajikan memang tergolong baru. Nama sistem operasi Tizen mungkin belum banyak dikenal sebelumnya. Namun INA 3.0 membawa tantangan tersebut dan terbukti mampu dengan pesat menumbuhkan penetrasi aplikasi lokal untuk platform Tizen. Pun demikian untuk tantangan pengembangan aplikasi wearable dan Gear VR, dengan adanya kompetisi ini diharapkan makin banyak produk aplikasi lokal yang bertanggar di dalam platform teknologi populer tersebut.

Diharapkan juga INA 3.0 dapat menjembatani para pengembang untuk melangkah lebih mantap dalam menyukseskan karyanya. Melalui INA 3.0 tentu Samsung akan memberikan beragam dukungan berupa sumber daya dan berbagai kesempatan untuk meningkatkan traksi penggunaan aplikasi. Hal ini telah terbukti pada hasil dari pagelaran INA yang telah berjalan tahun sebelumnya. Kegiatan ini akan terus berkelanjutan dan diharapkan tiap tahunnya akan terus meningkat pencapaian yang diraih.

Submisi Aplikasi Indonesia Next Apps 3.0 Resmi Ditutup Hari Ini

Malam ini pukul 24.00 submisi aplikasi untuk Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) resmi ditutup. Dengan rangkaian Workshop dan Code Night di enam kota, sebanyak lebih dari 250 apps sudah terkumpul kepada panitia. Nantinya semua apps yang telah terkumpul akan dikelompokkan ke tiga kategori utama perlombaan, yakni apps untuk smartphone Tizen, apps untuk wearable/Gears dan konten untuk Gear VR. Masing-masing kategori akan dinilai oleh dewan juri yang berbeda untuk menentukan yang terbaik

Untuk pengembang aplikasi smartphone Tizen dan wearable, nantinya akan dipilih 3 peserta/kelompok terbaik yang akan memperolah hadiah Rp 40.000.000 untuk juara pertama, Rp 20.000.000 untuk juara kedua, dan Rp 10.000.000 untuk juara ketiga. Sedangkan untuk kategori konten Gear VR akan dipilih 3 juara terbaik dengan hadiah Rp 50.000.000 untuk juara pertama, Rp 25.000.000 untuk juara ketiga dan Rp 15.000.000 untuk juara ketiga. Pemenang akan diumumkan segera melalui kanal microsite dan pemberitaan DailySocial setelah babak penjurian telah selesai.

Indonesia Next Apps merupakan acara tahunan yang diadakan Samsung bekerja sama dengan DailySocial untuk memberikan wadah kepada pengembang aplikasi lokal berkarya dan berkompetisi. Setiap tahunnya INA membawakan tantangan yang unik, dan menghadirkan inovasi-inovasi aplikasi baru dari para peserta di berbagai kota di Indonesia.

Harapannya dengan adanya sarana untuk berkompetisi ini, para developer lokal dapat memiliki lebih banyak pilihan dalam membangun atau mengawali karier teknopreneur mereka. Seperti yang sudah dibudayakan dari lulusan INA sebelumnya, salah satunya Kakatu. Kakatu merupakan sebuah aplikasi pengendali dan pemantau penggunaan smartphone bagi anak. Prestasinya di INA membawa traksi yang luar biasa bagi Kakatu (simak video wawancara selengkapnya di sini).

Tizen Makin Memantapkan Diri untuk Menjadi Landasan Sistem IoT

Di tengah kekuasaan sistem operasi Android dan iOS di pangsa pasar mobile, kehadiran sistem operasi baru menjadikan sebuah tantangan berarti. Bahkan sistem operasi mobile yang sebelumnya sempat berjaya seperti BlackBerry dan Symbian bahkan tak mampu mengimbangi laju inovasi, terlebih yang baru, seperti Firefox OS.

Namun tak demikian dengan sistem operasi baru Samsung Tizen. Kendati belum memperlihatkan popularitasnya untuk perangkat mobile, melalui pembaruan di Tizen 3.0 yang diumumkan pada pagelaran Samsung Dev Conference di San Francisco beberapa waktu lalu, sistem operasi ini memantapkan diri untuk mulai merangkul platform yang lebih luas, memajukan visi seputar Internet of Things (IoT).

Tizen 3.0 hadir dengan pembaruan teknologi sehingga mampu bersanding dengan arsitektur perangkat mobile terbaru. Mengimbangi Android dan iOS, Tizen memiliki kapabilitas 64-bit, sehingga mampu bekerja dengan perangkat ARM 64-bit dan x86 terbaru. Konon Tizen 3.0 akan dirilis versi penuhnya pada September mendatang.

Saat ini versi beta Tizen 3.0 sudah bisa dicoba, termasuk bagi pengembang yang ingin melakukan deployment aplikasinya di sana. Dikembangkan untuk menjadi landasan sebuah sistem komputasi dengan beragam performa, Tizen 3.0 mampu berjalan dengan resolusi 4K, bagi platform game akan menjadi sahabat yang baik. Improvisasi grafisnya pun cukup signifikan, Samsung mengklaim kecepatannya meningkat 30 persen dari versi Tizen 2.4.

Pemanfaatan Tizen tidak akan berhenti pada handset smartphone. Sistem operasi ini ingin menyatukan perangkat dan menjadikannya pintar, mulai dari perlengkapan rumahan, hingga perangkat wearable. Samsung memprediksi di tahun 2020 mendatang setidaknya 21 miliar perangkat akan terhubung, dan Tizen ingin berperan besar dalam pembentukan ekosistem perangkat tersebut.

Dari perspektif pengembang, Tizen 3.0 kini kompatibel dengan Samsung Artik, sebuah platform end-to-end untuk pengembang perangkat pintar. Baru-baru ini Samsung juga memberikan dukungan lebih dengan peluncuran Artik Cloud, sebagai cloud services yang dapat dijadikan back-end perangkat IoT yang dikembangkan.

Sebagai sebuah sistem cerdas, pembaruan Tizen 3.0 juga menyusupkan sebuah API untuk face recognition dan emotion recognition yang begitu menguntungkan bagi pengembang. Termasuk kemampuan voice control yang memungkinkan pengembang melahirkan sistem seperti Cortana atau Siri. Sebuah framework anti-virus juga turut dibubuhkan, untuk menjamin keamanan sistem, terlebih Tizen memang ditargetkan untuk consumer user.

Dari sini visi besar Tizen sudah semakin terlihat. Bahwa sistem operasi yang dirilis pada tahun 2012 ini ingin mengakomodir kebutuhan komputasi secara menyeluruh, dari perangkat besar, perangkat kecil hingga perangkat bergerak. Karena dengan sistem operasi yang seragam, sebuah integrasi akan berkembang secara lebih cepat. Pun dari sisi pengembang yang akan dimudahkan dalam pengembangan aplikasi yang terintegrasi untuk berbagai macam perangkat.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0 dan kunjungi laman resminya di https://ina.dailysocial.id.

Workshop Indonesia Next Apps 3.0 Akan Digelar di Berbagai Kota

Sebagai awalan dari pagelaran Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) oleh Samsung, akan diselenggarakan workshop terpadu di berbagai kota untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman teknis seputar pelaksanaan kompetisi. Indonesia Next Apps yang diselenggarakan kali ini menawarkan tantangan yang lebih menarik bagi para pengembang lokal, karena di sini mereka akan diminta mengembangkan aplikasi di platform-platform terbaru yang ada di industri teknologi saat ini. Mulai dari pengembangan untuk platform Tizen OS, Wearable Devices dan Virtual Reality akan disuguhkan sebagai tantangan Indonesia Next Apps 3.0.

Adapun secara spesifik materi yang akan disampaikan dalam workshop ini meliputi tiga hal, yakni (1) pengenalan mengenai Tizen OS dan Samsung Gear, (2) langkah awal membuat aplikasi mobile berbasis Tizen menggunakan Tizen SDK, dan (3) Tizen Store dan mekanisme untuk mempublikasikan aplikasi. Beberapa teknis perlombaan akan turut disampaikan pada acara ini, sehingga menjadi acara wajib bagi rekan-rekan pengembang yang hendak berpartisipasi dalam Indonesia Next Apps 3.0.

Dan berikut ini adalah jadwal dan informasi perndaftaran dari workshop INA 3.0 di berbagai kota:

  1. Malang – 18 Juli 2016.
  2. Surabaya – 19 Juli 2016.
  3. Yogyakarta – 21 Juli 2016.
  4. Bandung – 25 Juli 2016.
  5. Bogor – 27 Juli 2016.
  6. Jakarta – 28 Juli 2016.

Seperti diketahui bahwa saat ini Samsung tengah mendorong penetrasi perangkat berbasis Tizen di pasaran. Mulai dari smartphone, fintess band hingga platform yang memberikan untuk dunia otomotif mulai diperkenalkan ke publik.

Menjadi kesempatan baik bagi rekan-rekan untuk dapat mendapatkan ilmu seputar platform baru, mengingat dalam waktu dekat ekosistem Tizen akan segera digenjot di pasar tanah air. Pastikan aplikasi rekan-rekan menjadi yang pertama menghidupkan ekosistem tersebut dan jadilah pemenang di INA 3.0.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0 dan kunjungi laman resminya di https://ina.dailysocial.id.

Indonesia Next Apps 3.0 Segera Digelar, Memberikan Tantangan yang Lebih Seru

Acara kompetisi pengembangan aplikasi tahunan yang diinisiasi oleh Samsung kembali digelar. Di serinya yang ketiga, Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) menantang pengembang dan startup lokal untuk berinovasi di atas platform terbarukan, mulai dari perangkat mobile berplatform Tizen, perangkat wearable dan juga perangkat virtual reality.

Pembaruan tantangan yang diberikan kepada peserta dilatar belakangi tren perkembangan adopsi teknologi yang kian pesat, baik di dunia maupun di Indonesia. Aplikasi berbasis Tizen, wearable dan virtual reality diyakini akan menjadi tren baru yang masif di kalangan konsumen dalam beberapa waktu mendatang. Sehingga menjadi langkah yang baik untuk mampu menumbuhkan ekosistem pengembang lokal di Indonesia.

Seperti pagelaran INA sebelumnya, INA 3.0 akan diawali dengan serangkaian meet-up sosialisasi dan workshop di berbagai kota di Indonesia. Bogor, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya dan Yogyakarta akan menjadi tempat singgah acara ini digelar. Kemudian akan dilanjutkan dengan sesi hackathon pengembangan aplikasi dalam “Tizen Dev Code Night” dan diakhiri dengan submisi final dan pengumuman pemenang aplikasi di setiap kategori. Rangkaian acara akan segera dimulai pada bulan Juli 2016.

Berikut ini adalah daftar agenda meet-up dan workshop INA 3.0:

  • Malang – Senin, 18 Juli 2016
  • Surabaya – Selasa, 19 Juli 2016
  • Yogyakarta – Kamis, 21 Juli 2016
  • Bandung – Senin, 25 Juli 2016
  • Bogor – Rabu, 27 Juli 2016
  • Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016

Ini rangkaian acara di fase pertama INA 3.0, karena pemenang terpilih nantinya juga akan berlaga di fase selanjutnya di kancah regional, bertanding melawan pengembang aplikasi dari negara-negara tetangga. Tentu menjadi sebuah kesempatan emas bagi pengembang lokal dengan kesempatan yang begitu gemilang.

Bergabunglah bersama kami untuk memulai sebuah tren besar pemanfaatan teknologi. Daftarkan diri Anda dalam rangkaian acara Indonesia Next Apps 3.0, dan jadilah pemenang kompetisi.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.

Perkembangan Sistem Operasi Tizen

Tizen merupakan sebuah sistem operasi terbuka (open source) yang dikembangkan untuk menjadi fondasi berbagai perangkat bergerak (mobile devices). Dikembangkan dengan landasan kernel Linux dan GNU C Library, Tizen berusaha memfasilitasi kebutuhan berbagai perangkat “smart” yang kini kian ramai di pasaran. Diusung oleh komunitas, sistem operasi terbuka ini juga mendapatkan dukungan dari vendor perangkat terkemuka, seperti Samsung dan Intel.

Samsung menjadi salah satu vendor yang paling percaya diri dengan Tizen. Pada bulan Oktober 2013 Samsung meluncurkan sebuah kamera pintar NX300M yang menjadi produk konsumen pertama berbasis Tizen yang dijual di pasaran. Setelah itu bulan April 2014 Samsung merilis sebuah jam tangan pintar Samsung Gear 2 menggunakan landasan platform Tizen. Tidak berhenti di situ saja, bulan Januari 2015 di pasar India, Samsung menghadirkan Samsung Z1, smartphone komersial berbasis Tizen. Diikuti oleh Samsung Z3 pada bulan Oktober 2015.

Samsung juga memperkenalkan Tizen pada Samsung Connect Auto, sebuah perangkat pintar yang siap membuat kendaraan mampu terhubung dengan konektivitas nirkabel dan berbagai layanan aplikasi. Tepatnya pada 21 Februari 2016 lalu. Hal ini membawa keyakinan terhadap eksosistem Tizen yang kian meningkat dan luas. Inovasi Tizen juga terus berkembang di berbagai perangkat yang dekat dengan pengguna, awal Juni ini Samsung Gear Fit 2 diluncurkan ke publik.

Pada versi awal, dari perspektif pengembang, Tizen menyediakan aplikasi pengembangan berdasarkan library JavaScript dan jQuery. Namun sejak versi 2.0, Tizen telah dibekali dukungan kerangka pengembangan native C++ yang kian mempermudah pengembang untuk membuat aplikasi berbasis Tizen. Seiring dengan makin majunya perkembangan aplikasi berbasis web, Software Development Kit (SDK) yang saat ini ada bahkan telah memungkinkan pengembang menggunakan HTML5 dan teknologi web modern untuk mengembangkan aplikasi di platform Tizen.

Dari perspektif pengusung, pada mulanya Samsung berkolaborasi dengan EFL Project (Enlightenment Foundation Libraries) mengembangkan sebuah sistem operasi yang dikenal dengan LiMo. Nama Tizen muncul ketika Intel bergabung bersama proyek tersebut pada September 2011, meninggalkan proyek MeeGo yang sebelumnya diinisiasi. Kehadiran Intel menumbuhan spekulasi bahwa Tizen merupakan kelanjutan dari MeeGo, namun pada faktanya keduanya dikembangkan menggunakan basis yang berbeda.

Di Januari 2012, LiMo Foundation berubah nama menjadi Tizen Association, yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Samsung, Intel, Huawei, Fujitsu, NEC, Panasonic, KT Corporation, Sprint Corporation, SK Telecom, Orange, NTT DoCoMo, dan Vodafone. Kolaborasi tersebut berhasil merilis Tizen v1.0 pada 30 April 2012 dengan code-name Larkspur.

Kemunculan versi pertama kian membuat para perusahaan terkait tertarik bergabung, Sprint Corporation salah satunya. Bersama Linux Foundation, platform open source tersebut terus dikembangkan. Hingga pada 25 September 2012, Tizen merilis versi keduanya dengan code-name Magnolia. Menambahkan kemampuan framework dengan fitur yang lebih baik, dengan dukungan HTML5/W3C API yang lebih mendalam, termasuk sistem keamanan yang ada di dalamnya.

Sampai saat ini Tizen sudah memasuki versi 2.4, dan masih terus dikembangkan untuk berbagai perangkat. Beberapa inisiatif pengembangan dan peningkatan ekosistem juga sudah dilaksanakan sejak versi 2.1. Salah satunya adanya Tizen App Challenge oleh Samsung yang menawarkan hadiah hingga USD $ 4 Juta. Dan beberapa waktu ke depan, Indonesia Next App 3.0, sebuah sesi hackathon pengembangan perangkat lunak mobile yang diadakan Samsung bersama DailySocial juga akan menantang pengembang lokal untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Tizen.

Keyakinan ini setidaknya telah meyakinkan bahwa Tizen merupakan sebuah sistem yang telah matang, dan kini tengah menyusun ekosistemnya untuk menjadi besar di pasaran. Bagi pengembang, menjadi sebuah kesempatan juga untuk berlabuh, menjadi bagian dari pembesar ekosistem sistem operasi multi-platform tersebut.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.

 

Ekosistem Perangkat Berplatform Tizen

Tizen merupakan sebuah sistem operasi baru yang dapat dioptimalkan di berbagai jenis perangkat. Mulai dari smartphone, wearable device, smart TV dan berbagai perangkat lainnya yang sudah mulai dibubuhi label “smart“, semua akan kompatibel dengan sistem operasi Tizen. Untuk menciptakan lingkungan yang saling terhubung, Tizen juga dibekali kemampuan untuk melandasi sebuah sistem berbasis IoT (Internet of Things). Lalu bagaimana dengan ekosistem perangkat Tizen sendiri sampai saat ini?

Sebagai pemimpin di pangsa pasar mobile, Samsung yang juga sebagai pengusung lahirnya Tizen sudah memulai langkahnya dengan meluncurkan berbagai perangkat yang dilandasi sistem operasi Tizen. Yang gencar dibincangkan ialah dari seri Samsung Z, dengan model terakhir yang dipasarkan untuk pasar India yakni Samsung Z3. Untuk platform Tizen, Samsung menghadirkan varian smartphone dari lini bawah dan menengah untuk menjangkau lebih banyak pengguna, terutama untuk negara-negara dengan penetrasi mobile besar.

Belum lama ini Samsung juga merilis Gear Fit2 dan Gear IconX, sebuah fitness wearable dengan sistem operasi Tizen. Di produk TV pun Samsung sudah menelurkan seri SUHD TV KS9800, sebuah TV pintar dengan perangkat lunak Tizen di dalamnya. Produk-produk berbasis Tizen tersebut setidaknya menjadi awal dari keyakinan Samsung terhadap sistem operasi yang dirilisnya tersebut. Bahkan juga akan menjadi sebuah landasan KNOX, sistem keamanan mobile besutan Samsung.

“Tizen menjadi lebih penting bagi kita. Menjadi kekuatan TV, wearable dan IoT kami. Bahkan kekuatan solusi keamanan kami, KNOX. Kami sangat serius tentang Tizen. Ini adalah sistem operasi yang luar biasa,” ujar Mihai Pohontu selaku Vice President of Emerging Platforms Samsung.

Dari kabar yang beredar, smartphone berbasis Tizen pun tidak lama lagi akan hadir di Indonesia. Tentunya ini menjadi kabar baik bagi pengembang, karena berarti ekosistem pengguna dalam waktu dekat pun akan segera terbangun, untuk siap mengonsumsi aplikasi yang dikembangkan.

Dari perspektif pengembang aplikasi, ini menjadi sebuah momentum untuk menjadi early-innovator yang mengadaptasi aplikasinya ke dalam platform baru ini. Tentu saja aplikasi bercita rasa lokal akan menambah nilai, karena diperkirakan Tizen akan menjadi salah satu opsi perangkat pintar untuk keseharian masyarakat Indonesia. Selain itu, Tizen juga memberikan banyak opsi yang mempermudah pengembang aplikasi dalam berkreasi.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.