Sepak Terjang Niji Game Studio dalam Menghadirkan Konten Kreatif di Platform Tizen

Kelahiran ekosistem Tizen Tanah Air dipicu oleh kehadiran Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) yang diselenggarakan oleh Samsung di tahun 2016 lalu. Kala itu, Samsung menantang para pengembang dan startup lokal untuk mengembangkan teknologi berbasis Tizen (smartphone, wearable device dan virtual reality device).

Setelah melalui developer meetup dan workshop di lima kota (Bogor, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya dan Yogyakarta) serta Tizen Developer Codenight, Samsung kemudian mendapatkan pemenang dari setiap kategori yang dilombakan.

Pemenang Kategori Tizen Apps dalam INA 3.0

Niji Game Studio melalui ‘Cute Munchies’, permainan puzzle dengan karakter imut, berhasil menjadi yang terbaik pada kategori Tizen Apps dalam INA 3.0 lalu. Niji Games Studio mencoba menghadirkan berbagai karakter lucu di dalam satu game. Dalam Cute Munchies, pemain akan mengendalikan hewan-hewan yang lucu dan imut yang sedang kelaparan dan berusaha mencari makanan favoritnya. Pemain akan mengarahkan para karakter tersebut menuju makanannya dalam game puzzle yang menarik.

 

Cute Munchies gameplay / YouTube
Cute Munchies gameplay / YouTube
Cute Munchies / Niji Games Studio
Cute Munchies / Niji Games Studio

Game Lokal Cita Rasa Internasional

Tak kalah dengan developer game mancanegara, developer game lokal juga dikenal piawai dalam urusan menciptakan game menarik. Niji Game Studio misalnya, developer game asal Yogyakarta ini unjuk gigi lewat game bertajuk Cute Munchies.

Setelah berhasil menjadi pemenang kategori Tizen Apps dalam INA 3.0, Niji Game Studio berhasil menjadi 11 finalis dalam acara Indie Prize Asia 2017 yang diselenggarakan bersamaan dengan acara Casual Connect Asia 2017. Niji Game Studio kembali memamerkan game Cute Munchies dalam gelaran tersebut.

Menghadirkan Konsep Game dengan berbagai Karakter Lucu dan Imut

Cute Munchies, game puzzle dengan karakter lucu dan imut, merupakan konsep sederhana yang dikemas dengan baik oleh Niji Game Studio. Pada game Cute Munchies, pemain akan mengendalikan berbagai karakter binatang yang imut, seperti kucing, kelinci dan banyak lagi. Walaupun game ini tampak mudah namun, pemain akan diuji kemampuan berpikirnya karena salah melangkah sedikit saja maka pemain harus mengulang kembali dari awal.

Ragam karakter disesuaikan dengan kebiasaannya, misalnya karakter kelinci yang suka makan wortel maka ia akan mengambil wortel, lalu penguin yang suka makan ikan maka ia mengambil buah ikan. Satu hal yang menarik pada game Cute Munchies adalah adanya mode permainan build level dimana pemain bisa bebas membuat level sendiri mirip dengan game Super Mario Maker.

Selain itu, ada mode permainan adventure serta online level yang dimana pemain bisa memainkan level yang dibuat oleh pemain lain. Secara keseluruhan game ini memiki tingkat kesulitan yang sedang namun, game ini sangat menyenangkan dan bisa dimainkan kapan saja.

Itu dia ulasan dingkat mengenai Niji Game Studio, pemenang kategori Tizen Apps dalam INA 3.0. Kamu juga memiliki peluang untuk bisa menjadi seperti Niji Game Studio melalui gelaran INA 4.0.

Ayo, daftarkan diri kamu ke Indonesia Next Apps 4.0 sekarang juga di www.indonesianextapps.com.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next Apps 4.0.

Menilik Kembali Pergerakan Inovasi Aplikasi di OS Multi-Fungsi Tizen

Agaknya kita masih ingat bahwa setahun silam Tizen merupakan sistem operasi yang masih hijau namun mumpuni di beragam device bertitel “smart” (seperti salah duanya ialah smartphone dan smart TV).

Samsung, selaku pemrakarsa dari lahirnya Tizen sekaligus menjadi pemimpin di pasar mobile devices, melakukan beragam upaya terus meningkatkan kualitas sistem operasi berbasis Linux kernel dan GNU C Library ini; baik dari sudut pandang ekosistem maupun teknologinya.

Menapak Tilas Ekosistem Tizen di Indonesia

Tarik mundur satu tahun, kelahiran ekosistem Tizen Tanah Air dipicu oleh kehadiran Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) yang diselenggarakan tahun 2016 silam. Kala itu, Samsung menantang para IT developer dan startup lokal untuk mengembangkan teknologi dengan basis perangkat mobile ber-platform Tizen (smartphone, wearable device, dan virtual reality device) di seri ketiga gelarannya tersebut.

Pasca melalui developer meetup dan workshop di lima kota (Bogor, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya, dan Yogyakarta) serta hackathon “Tizen Dev Code Night”, Samsung kemudian telah mendapatkan juara dari setiap kategori yang dilombakan; kategori Tizen Apps dimenangkan oleh Niji Game Studio, kategori VR diraih oleh Mojiken, dan kategori Wearable dimenangkan oleh Rizal Saputra.

Sejalan dengan pertumbuhan pengembang aplikasi Tizen, Samsung kemudian melakukan usaha agar pengguna dan pengembang Tizen bisa sama-sama terfasilitasi.

Maka, lahirlah program Tizen Incentive. Di program ini para Tizen Apps developer bisa berlomba-lomba unjuk gigi meraih total hadiah hingga sekitar 119 miliar rupiah, dan di sisi lain para pengguna dimanjakan dengan berbagai macam pilihan aplikasi berkualitas dari pengembang lokal di Tizen Store.

Kelahiran generasi keempat dari teknologi Tizen

Saat diperkenalkan ke Indonesia, Tizen 3.0 bisa dijajal dalam versi beta dengan keunggulan yang bisa diadu dengan sistem operasi Android. Sistem operasi ini mampu bekerja di berbagai perangkat ARM 64-bit dan x86 terbaru, dengan platform grafis kelas atas hingga resolusi 4k.

Samsung tentu sadar bahwa inovasi adalah salah satu motor penggerak roda ekosistem Tizen. Demi mendukung experience pengguna dan pertumbuhan daya cipta pengembang, Samsung secara resmi mengumumkan generasi keempat, Tizen 4.0.

Yang paling ketara sejak awal dari Tizen 4.0 adalah dukungannya yang mencakup lebih banyak perangkat. Tizen 4.0 tak lagi terbatas di wilayah smartphone dan televisi, namun juga sudah mulai masuk ke ranah Internet of Things, yang sejak awal memang menjadi salah satu sasaran Samsung.

Tizen 4.0 kini tak hanya membawa versi asli berbasis Linux, namun diperluas ke Tizen Real Time untuk diaplikasikan ke perangkat-perangkat dengan spesifikasi rendah seperti smart lamp dan termostat.

Dalam pembaruannya ini, Samsung menggandeng Microsoft untuk menawarkan alat pengembang dan bahasa yang digunakan untuk membuat aplikasi Tizen. Sehingga, pengembang dapat memanfaatkan framework Xamarin UI dan Microsoft.NET melalui bahasa program C#.

Kelihatannya, dengan “akurnya” hubungan antara platform, pengguna dan pengembang, ekosistem Tizen memang bertumbuh sehat dalam industri TI Tanah Air. Belum lagi dengan hadirnya pembaruan dalam sistem operasi Tizen, kesempatan para developer untuk bergandeng tangan dan ikut serta berinovasi di platform ini semakin terbuka lebar.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0.

Dampak Kompetisi Pengembangan Aplikasi untuk Ekosistem Teknologi Digital

Ajang kompetisi Indonesia Next Apps 3.0 yang digelar Samsung bersamaan dengan peluncuran perangkat Samsung Z2 yang berbasis sistem operasi Tizen telah berakhir kemarin. Dalam kompetisi tersebut, para peserta yang berpartisipasi berlomba untuk menunjukkan inovasi terbaik mereka dalam membuat aplikasi. Namun pernahkan Anda bertanya, dampak apa yang bisa diberikan oleh sebuah ajang kompetisi pengembangan aplikasi terhadap ekosistem teknologi digital?

General Manager Infinys System Indonesia Dondy Bappedyanto yang menjadi salah satu juri untuk kategori Tizen Apps dalam kompetisi Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) menyampaikan bahwa kompetisi seperti INA sebenarnya bisa menjadi langkah awal para developer untuk memvalidasi apakah ide mereka bisa dilempar ke pasar atau tidak. Di samping itu, ini juga bisa mengisi kekosongan yang ada sekarang karena kompetisi-kompetisi serupa mulai jarang di Indonesia.

Dondy mengatakan, “Kompetisi seperti INA ini bagus karena yang seperti ini sudah mulai jarang di Indonesia. […] Jadi yang Samsung lakukan ini bisa mengisi kekosongan yang ada sekarang dan para developer di Indonesia bisa memanfaatkannya untuk menunjukkan karya mereka dan mendapatkan apresiasi. […] Setidaknya dengan kegiatan seperti ini mereka bisa melakukan validasi awal, apakah produknya cocok untuk dilempar ke pasar atau tidak.”

CEO Omni VR Nico Alyus yang menjadi juri di kategori virtual reality (VR) pun memberikan pendapat yang tidak jauh berbeda. Nico mengatakan bahwa industri VR yang saat ini masih berada di tahap sangat awal pertumbuhannya mebutuhkan hal-hal seperti kompetisi INA. Alasannya sederhana, kompetisi dianggap Nico bisa menjadi trigger bagi orang-orang untuk mulai membuat konten VR karena dari sini peluangnya bisa terlihat.

“Ini [kompetisi] harusnya bisa encourage orang untuk berani mencoba karena melihat opportunity-nya itu ada kalau memang dia [pengembang-pengembang] benar-benar ingin membuat sesuatu. Jadi, tidak hanya berpikir kalau ‘ini kayaknya seru’ karena itu hanya akan berakhir di situ saja. You have to make it, benar-benar membuatnya dan acara seperti ini bisa menajadi trigger bagi orang-orang untuk membuat apa yang mereka inginkan [di VR]. Ini yang harus di jaga agar ekosistemnya bisa berjalan,” kata Nico.

Nada yang sama juga datang dari CEO Setipa Razi Thalib yang menjadi juri di kategori wearable dalam kompetisi INA 3.0. Razi berpandangan, kompetisi seperti INA bisa memberikan indikasi awal bahwa developer yang mengembangkan aplikasi sudah mulai paham siapa target pasar mereka. Apalagi di ranah wearable yang membutuhkan perhatian dari sisi UI/UX karena memiliki limitasinya sendiri.

Pun begitu, ada satu hal yang masih menjadi perhatian yakni di sisi monetisasi layanan. Baik Razi, Dondy, maupun Nico sepakat bahwa salah satu kendala produk yang lahir dari sebuah kompetisi adalah model bisnis yang umumnya masih belum matang.

“Dari sisi kualitas, aplikasi yang ada itu sudah bagus. Tapi yang menjadi kekurangan, yang juga menjadi bagian dari proses nantinya, adalah maturity dari bagaimana men­-generate business model. […] Ini expected sebenarnya, karena saat ini orang kita memang masih lemah kalau membicarakan model bisnis yang kreatif,” ujar Dondy.

Dondy menambahkan, “Contohnya, kalau paid app itu kan kita sudah tahu susah laku di Indonesia. Sedangkan untuk in-app purchase yang dicari adalah bagaimana caranya agar orang mau melakukannya. Kalau tidak menarik, ya itu juga tidak laku. Hal-hal seperti ini yang saya lihat masih kurang, tetapi kalau dari sisi kualitas aplikasi itu sudah sangat bagus.”

Sementara itu Director at Samsung R&D Institute Indonesia Risman Adnan menyampaikan bahwa jika ada 1000 steps untuk menjadi entrepreneur yang sukses, kompetisi INA ini baru step dari 0 ke 1. Meski demikain, ini merupakan langkah paling penting karena artinya dia sudah mau memulai.

Di sisi yang lain, kompetisi INA 3.0 ini juga menjadi salah satu upaya Samsung untuk membantu melengkapi eksositem Tizen yang mulai dibawa masuk ke Indonesia. Melalui kompetisi ini, Samsung secara perlahan mulai memenuhi aplikasi-aplikasi yang bisa dijalankan di sistem operasi Tizen miliknya.

Lewat kompetisi ini juga, menurut Razi, harusnya para pengembang lokal dapat melihat peluang baru yang terbuka. Ada pasar baru yang bisa digarap jika memang eksositemnya nanti bisa berjalan, bertahan, dan tumbuh dengan subur di Indonesia.

Razi mengatakan, “Dari beberapa yang menang atau [nantinya] sukses dari kompetisi ini [INA 3.0] mungkin bisa menjadi contoh atau panutan bagi beberapa pengembang muda yang lain untuk melihat bahwa ini ada potensi untuk mengembangkannya. Merebut pasar lah istilahnya, daripada kita menunggu game dari luar.”

“Kalau ini bisa menjadi contoh atau panutan, harusnya bisa membantu orang-orang mengambil langkah untuk mengembangkan sesuatu [aplikasi]. […] Kalau nanti pasarnya berkembang, bisnis-bisnis, ide-ide, atau games development yang dibikin sekarang itu bisa menjadi membantu mengurangi barrier seseorang untuk mau mencoba hal yang baru [Tizen OS], “ tandasnya.

Inilah Para Jawara Indonesia Next Apps 3.0

Ajang kompetisi tahunan Indonesia Next Apps 3.0 yang diinisiasi Samsung telah berakhir hari ini (19/10). Bertempat di Jakarta Intercontinental Hotel, Samsung mengumumkan tiga pemenang untuk masing-masing kategori yang dilombakan-Tizen Apps, Virtual Reality, dan Wearable. Jawara untuk kategori Tizen Apps diraih oleh Niji Game Studio, sedangkan jawara kategori VR diraih oleh Mojiken, dan jawara untuk kategori Wearable dimenangkan oleh Rizal Saputra.

Indonesia Next Apps (INA) adalah kompetisi pengembangan aplikasi tahunan yang diinisiasi oleh Samsung. Sedikit berbeda dengan kompetisi sebelumnya, di serinya yang ketiga ini INA 3.0 Samsung menantang para peserta yang terlibat untuk berinovasi di atas platform terbarukan, mulai dari sistem operasi Tizen, perangkat wearable, hingga perangkat virtual reality (VR).

[Baca juga: Mengenal Tizen dan Potensi Pengembangannya]

Samsung sendiri sebelumnya telah menggelar serangkaian acara sosialisasi melalui kegiatan Workshop dan Developer Code Night di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bogor, Bandung, dan Jakarta. Tujuannya yakni untuk mengenalkan pembuatan aplikasi di platform Tizen dan memberikan konsultasi teknis pada peserta yang akan berpartisipasi dalam INA 3.0.

Dari para peserta di enam kota yang didatangi, terkumpul 209 aplikasi yang berhasil masuk market store dengan pembagian untuk kategori Tizen Apps sejumlah 196 aplikasi, wearable sejumlah 53 aplikasi, dan VR sejumlah 33 aplikasi. Setelah melalui penilaian Samsung Indonesia, terpilihlah lima aplikasi terbaik yang kemudian dinilai kembali oleh tim juri pada hari ini untuk menemukan tiga aplikasi terbaik di setiap kategori.

Tim juri yang menilai terdiri dari tim Samsung, tim DailySocial, dan tim ahli. Mereka adalah Vebbyna Kaunang (Samsung), Risman Adnan (Samsung), Denny Galant (Samsung), Dondy Bappendyanto (Infinys), Nico Alyus (Omni VR), Razi Thalib (Setipe), Wiku Baskoro (DailySocial), Rico Ramadhan (DailySocial), dan Tommy Dian Pratama (DailySocial).

Berikut ini adalah daftar  Top 3 Pemenang Indonesia Next Apps 3.0:

Top 3 Kategori Tizen Smartphone Apps

Top 3 finalis INA 3.0 untuk kategori Tizen Apps / DailySocial
Top 3 finalis INA 3.0 untuk kategori Tizen Apps / DailySocial
Peringkat dan Hadiah Nama Aplikasi dan Pengembang Kategori
Juara 1: Rp40 juta Cute Munchies by Niji Game Studio Game
Juara 2: Rp20 juta Badminton Star by iplayalldaystudio Game
Juara 3: Rp 10 juta Froggy and The Pesticide by None Developers Game

Top 3 Kategori Wearable App/Gear Apps

Top 3 finalis INA 3.0 untuk kategori wearable / DailySocial
Top 3 finalis INA 3.0 untuk kategori wearable / DailySocial
Peringkat dan Hadiah Nama Aplikasi dan Pengembang Kategori
Juara 1: Rp 40 juta Rolling Hams by Rizal Saputra Game
Juara 2: Rp 20 juta Devil in My Heart by Shidec (Soesapto) Game
Juara 3: Rp 10 juta Bezel Frenzy by Agate Jogja Game

 Top 3 Kategori Gear VR Content

Top 3 finalis INA 3.0 untuk kategori Virtual Reality / DailySocial
Top 3 finalis INA 3.0 untuk kategori Virtual Reality / DailySocial
Peringkat dan Hadiah Nama Aplikasi dan Pengembang Kategori
Juara 1: Rp 50 juta Kawaii Pew Pew VR by Mojiken Game
Juara 2: Rp 25 juta Giant Hunter VR by Niji Game Studi Game
Juara 3: Rp 15 juta Orbiz: Lost in VR by Anoman Game

Dondy mengatakan, “Kompetisi [INA] yang diinisiasi Samsung ini bagus [untuk ekosistem pengembang digital], bisa mengisi kekosongan agar pengembang-pengembang Indonesia dapat menunjukkan karyanya dan mendapat apresiasi. […] Ini juga bisa jadi validasi awal mereka sebelum melempar produknya ke pasar.”

Vebbyna menambahkan, “Melalui INA 3.0 ini Samsung ingin membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi developer Indonesia untuk menuangkan ide mereka dan menjadi pionir dalam pengembangan ekosistem Tizen di Indonesia dengan aplikasi-aplikasi buatan mereka, sesuai dengan kategori yang dilombakan.”

[Baca juga: Ekosistem Perangkat Berplatform Tizen]

“Kami meyakini bahwa apa yang dilakukan Samsung saat ini dapat memberikan inspirasi serta berkontribusi untuk masa depan teknologi yang lebih baik di Indonesia. Selain itu, tentunya dapat menjawab kebutuhan konsumen akan produk, inovasi, dan layanan terbaik,” lanjut Vebbyna.

Pengumuman INA 3.0 ini sendiri berlangsung bersamaan dengan peluncuran Samsung Z2 yang mengusung sistem operasi Tizen dan menjadi tonggak awal masuknya smartphone Tizen ke Indonesia. Ke depannya, pihak Samsung juga berjanji akan tetap melangsungkan kompetisi INA secara rutin untuk mendukung perkembangan ekosistem Tizen di Indonesia dan juga ekosistem teknologi yang lebih baik.

Inilah 5 Aplikasi Terbaik Indonesia Next Apps 3.0

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan dalam sesi Workshop dan Code Night yang berlangsung di Yogyakarta, Surabaya Malang, Bandung, Bogor dan Jakarta, pagelaran Indonesia Next Apps 3.0 kini mulai menginjak di penghujung acara. Kegiatan yang mengajak para developer lokal untuk berkreasi mengembangkan aplikasi di platform modern ini telah menghasilkan pencapaian yang cukup gemilang.

Pada perlombaan kali ini, para developer ditantang untuk mengembangkan aplikasi di tiga kategori platform, yakni Tizen Smartphone, Wearable/Gears Apps dan Gear VR Content. Dari para peserta di enam kota terkumpul 209 aplikasi yang berhasil masuk di market store, dengan pembagian Tizen Smartphone Apps: 196 aplikasi, Wearable/Gear Apps: 53 aplikasi, dan Gear VR Content: 33 aplikasi.

Dari 209 aplikasi tersebut, tim dari Samsung Indonesia telah menilai hasil submisi untuk setiap kategorinya, dan terkumpul lima aplikasi terbaik di masing-masing kategori. Berikut ini adalah daftar TOP 5 APP Indonesia Next Apps 3.0:

TOP 5 APP Kategori Tizen Smartphone

Nama Aplikasi Pengembang Kategori
Froggy and The Pesticide None Developers Game
Pippo Belajar Alfabet Arsanesia Education
Badminton Stars (Juara Bulutangkis) iplayalldaystudio Game
Oniki Agate Jogja Game
Cute Munchies Yogie Aditya Game

TOP 5 APP Kategori Wearable/Gear Apps

Nama Aplikasi Pengembang Kategori
Rolling Hams Rizal Saputra Game
Devil in My Heart Soesapto Game
Bezel Frenzy Agate Jogja Game
Dzikir Count Creacle Tools
Colour Ring Creacle Game

TOP 5 APP Kategori Gear VR Content

Nama Aplikasi Pengembang Kategori
Kawaii Pew Pew VR Mojiken Game
Happy Friends Gobaksodor Game
Carriage Rescue VR Madfal Game
Giant Hunter VR Yogie Aditya Game
Orbiz : Lost in VR Anoman Game

Lima aplikasi terbaik di masing-masing kategori nantinya akan memasuki penjurian final untuk menentukan tiga besar di tiap kategori. Masing-masing pengembang yang aplikasinya masuk TOP 5 APP akan segera dihubungi oleh pihak penyelenggara untuk menyiapkan sesi penjurian final tersebut.

Seperti diketahui sebelumnya, pada Indonesia Next App 3.0 akan dipilih tiga pemenang untuk setiap kategori. Untuk kategori Tizen Smartphone App, juara pertama akan mendapatkan hadiah senilai Rp 40 juta, sedangkan juara kedua Rp 20 juta dan juara ketiga mendapatkan Rp 10 juta. Nominal sama juga akan didapat oleh tiga juara di kategori Wearable/Gear Apps. Sedangkan untuk Gear VR Content juara pertama akan mendapatkan hadiah Rp 50 juta, juara kedua mendapatkan Rp 25 juta dan juara ketiga mendapatkan Rp 15 juta.

Sebanyak 209 Aplikasi Terkumpul dalam Indonesia Next Apps 3.0

Setelah melewati proses panjang, mulai dari sosialisasi, workshop hingga code night yang dilakukan di lima kota (Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bandung, Bogor dan Jakarta), saat ini Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) berhasil mengumpulkan 209 aplikasi dari para peserta. Submisi aplikasi tersebut terdiri dari 133 aplikasi untuk smartphone berplatform Tizen, 43 aplikasi wearable Gears App dan 33 aplikasi berbasis konten Gear VR.

Semua aplikasi tersebut saat ini sudah dapat dinikmati pengguna melalui store masing-masing platform. Tahapan selanjutnya, aplikasi di tiap kategori akan dinilai oleh dewan juri yang telah ahli di bidangnya untuk menentukan juara di masing-masing kategori. Setiap kategori aplikasi akan diambil juara pertama, kedua dan ketiga.

Untuk kategori Tizen Smartphone App, juara pertama akan mendapatkan hadiah senilai Rp 40 juta, sedangkan juara kedua Rp 20 juta dan juara ketiga mendapatkan Rp 10 juta. Nominal sama juga akan didapat oleh tiga juara di kategori Wearable/Gear Apps. Sedangkan untuk Gear VR Content juara pertama akan mendapatkan hadiah Rp 50 juta, juara kedua mendapatkan Rp 25 juta dan juara ketiga mendapatkan Rp 15 juta.

Dari aplikasi yang disubmisikan, umumnya berbentuk aplikasi hiburan, dan paling banyak berbentuk permainan digital (game). Kendati demikian jenis aplikasi lainnya pun turut tampak dalam daftar, contohnya aplikasi di kategori pariwisata dan pendidikan. Beberapa nama juri pun telah disiapkan untuk segera menilai aplikasi di tiap kategori, di antaranya Dondy Bappedyanto (CEO CloudKilat), Tommy Dian (CTO DailySocial), Razi Thalib (CEO Setipe), Wiku Baskoro (Editor in Chief DailySocial), Nicko Alyus (Head of Business Development at OmniVR) dan sebagainya.

Pada pagelaran INA kali ini beberapa tantangan yang disajikan memang tergolong baru. Nama sistem operasi Tizen mungkin belum banyak dikenal sebelumnya. Namun INA 3.0 membawa tantangan tersebut dan terbukti mampu dengan pesat menumbuhkan penetrasi aplikasi lokal untuk platform Tizen. Pun demikian untuk tantangan pengembangan aplikasi wearable dan Gear VR, dengan adanya kompetisi ini diharapkan makin banyak produk aplikasi lokal yang bertanggar di dalam platform teknologi populer tersebut.

Diharapkan juga INA 3.0 dapat menjembatani para pengembang untuk melangkah lebih mantap dalam menyukseskan karyanya. Melalui INA 3.0 tentu Samsung akan memberikan beragam dukungan berupa sumber daya dan berbagai kesempatan untuk meningkatkan traksi penggunaan aplikasi. Hal ini telah terbukti pada hasil dari pagelaran INA yang telah berjalan tahun sebelumnya. Kegiatan ini akan terus berkelanjutan dan diharapkan tiap tahunnya akan terus meningkat pencapaian yang diraih.

Kurang dari Seminggu Lagi, Submisi Aplikasi INA 3.0 Akan Ditutup

Kompetisi aplikasi Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) telah berada pada tahap final submisi aplikasi. Setelah melakukan rangkaian training di 6 kota (Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, Bogor dan Jakarta) dan mengumpulkan lebih dari 700 developer lokal, kini ratusan peserta sudah dan akan mengembangkan aplikasi untuk smartphone, wearable  berplatform TIZEN dan aplikasi multimedia untuk Gear VR. Submisi aplikasi sudah dibuka sejak awal bulan Agustus dan akan ditutup di tanggal 31 Agustus mendatang.

Di tengah banyaknya dukungan korporasi TI terhadap pengembang aplikasi dan startup lokal, Samsung menjadi salah satu perusahaan manufaktur smartphone yang paling pertama memberikan dukungan melalui kompetisi INA yang diadakan sejak tahun 2014. Dengan besarnya marketshare Samsung di pasar konsumen perangkat pintar di Indonesia, ratusan pengembang bersemangat mengikuti kegiatan ini. Pemenang-pemenang Indonesia Next Apps juga telah sukses memvalidasi ide dan produk mereka, serta mulai menikmati traksi pengguna dan perkembangan bisnis dari mobile apps dan startup yang mereka gawangi.

Kakatu salah satunya, sebuah startup pengembang aplikasi pengendali dan pemantau penggunaan smartphone bagi anak yang kini telah menorehkan sukses di pangsa pasar mobile apps. Dalam kesempatan ini Kakatu menceritakan tentang bagaimana Indonesia Next Apps 1 dan 2 berperan penting bagi perjalanan startup mereka. Dimulai dari validasi ide di INA 1, mendapatkan kerja sama strategis untuk perkembangan Kakatu, sampai dengan kesempatan untuk menjadikan Kakatu sebagai preload aplikasi di 600.000 unit perangkat tablet Samsung yang langsung memberikan traksi cepat pada pengguna aplikasi Kakatu di Indonesia.

Seperti apa cerita dan pesan-pesan dari Kakatu untuk pengembang aplikasi, simak perjalanan mereka di Indonesia Next Apps pada video berikut:

Apakah Tizen akan Menjadi Masa Depan Perangkat Samsung?

Kala berbincang seputar perangkat Samsung (terutama smart-devices) umumnya orang masih akan akrab dengan sistem operasi Android. Karena Samsung sendiri menjadi salah satu vendor yang membawa nama Android berkibar di kancah perangkat mobile. Namun dewasa ini Samsung tampak serius dengan sistem operasi Tizen. Di Developer Contest yang didukung oleh Samsung Indonesia, bertajuk Indonesia Next Apps, banyak dibahas seputar masa depan Tizen yang kini sudah menginjak di versi 3.0.

Lalu pertanyaannya, mungkinkah Tizen terangkat hingga ke tingkat popularitas Android saat ini? Tentu jawabannya sangat mungkin, terlebih jika melihat arsitektur Tizen dan roadmap pengembangannya, sistem operasi ini ingin mengakomodir berbagai perangkat komputasi, tak hanya sebatas pada smartphone ataupun wearable, melainkan juga mencakup sistem IoT (Internet of Things) dan kelompok smart-things lainnya.

Versi terkini Tizen 3.0, yang sudah bisa dicoba dalam versi beta menawarkan kelebihan yang tak kalah dengan sistem operasi Android. Kapabilitasnya sebagai sistem operasi 64-bit membuatnya mampu bekerja dengan berbagai perangkat ARM 64-bit dan x86 terbaru. Tizen juga dibekali dengan kemampuan untuk mampu berjalan di perangkat dengan resolusi 4K, platform grafis kelas atas yang ada di saat ini.

Melihat masa depan perangkat komputasi di dunia

Debut IoT sudah semakin terlihat, penerapannya pun sudah mulai nyata terlihat. Prototipe smart-home ataupun smart-office sudah banyak diperlihatkan. IoT erat kaitannya dengan perangkat yang saling terhubung, tentang bagaimana ponsel pengguna dapat terhubung dengan televisi di rumah, atau perangkat rumah tangga lainnya yang kini mulai menjadi pintar.

Tizen sendiri dengan landasan Kernel Linux mulai mengarah untuk mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Visinya tak lain ingin menjadi landasan sistem operasi di berbagai perangkat yang akan saling terhubung. Salah satu contoh yang kini sudah dilansir struktur arsitekturnya adalah Tizen untuk sistem otomotif. Memiliki struktur yang sama, yakni dengan Kernel dan Core yang serupa dengan pemanfaatan Tizen untuk penerapan lain, memungkinkan sebuah sistem aplikasi dapat disinergikan di atasnya. Termasuk memudahkan aplikasi untuk saling terhubung di masing-masing perangkat.

Kembali ke perbandingannya dengan platform Android untuk perangkat Samsung. Sebagai awalan, Samsung sendiri juga telah meluncurkan perangkat smartphone berseri Z yang secara penuh dijalankan dengan sistem operasi Tizen. Dari sisi perangkat wearable juga telah dirilis Gear Fit2 dan Gear IconX. Termasuk seri SmartTV SUHD TV KS9800. Kini Samsung juga tengah menumbuhkan ekosistem aplikasi hingga kancah lokal untuk meramaikan marketplace di platform Tizen, salah satunya melalui Indonesia Next Apps 3.0.

Penetrasi perangkat berbasis Tizen memang belum banyak digenjot, akan tetapi pembentukan ekosistem pengembang dan pola distribusinya sudah sangat terlihat. Bersamaan dengan pembaruan Tizen yang kian memberikan performa yang lebih baik. Jadi sudah semakin terlihat, bahwa masa depan perangkat Samsung dan Tizen seperti menjadi sebuah entitas yang tidak dapat saling dipisahkan ke depannya.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0 dan kunjungi laman resminya di https://ina.dailysocial.id.

Samsung Tizen Developer Code Night Akan Diselenggarakan di Berbagai Kota

Setelah melaksanakan workshop di berbagai kota untuk sosialisasi dan pengenalan pembuatan aplikasi di platform Tizen dalam rangkaian Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0), Samsung kembali akan menghadirkan rangkaian acara untuk membantu para pengembang mematangkan dan menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam proses pengembangan aplikasi Tizen yang akan dilombakan. Kali ini disebut dengan “Samsung Tizen Developer Code Night”, seperti namanya acara tersebut akan diadakan pada pukul 17.00 – 21.00 di berbagai kota.

Developer Code Night sendiri lebih memfokuskan pada konsultasi teknis kepada peserta yang hendak berpartisipasi dalam INA 3.0. Bimbingan teknis akan langsung dilaksanakan oleh rekan-rekan ahli dari Samsung Research and Development Institute Indonesia (SRIN). Jadi jika rekan-rekan memiliki kendala dalam melakukan pengembangan, ini adalah forum yang tepat untuk mendiskusikan atau mendapatkan feedback dari pada pakar.

Untuk dapat mengikuti Developer Code Night, rekan-rekan diharapkan sudah memiliki produk yang akan dilombakan. Sehingga diharapkan ketika usai acara ini, isu-isu dalam pengembangan dapat terselesaikan dan produk menjadi lebih siap untuk disumbisikan ke dalam kompetisi INA 3.0. Adapun pagelaran Developer Code Night akan diadakan di beberapa kota, berikut ini adalah daftar lengkapnya:

  • Yogyakarta – Selasa, 2 Agustus 2016 bertempat di Ruang Yustisia, Gadjah Mada University Club Hotel & Convention.
  • Surabaya – Kamis, 4 Agustus 2016 bertempat di Hotel Shantika Premiere Gubeng.
  • Malang – Jumat, 5 Agustus 2016 bertempat di Hotel Tugu Malang.
  • Bandung – Selasa, 9 Agustus 2016 bertempat di Eduplex Study & Co-working Space.
  • Bogor – Rabu, 10 Agustus 2016 bertempat di Hotel Royal Bogor.
  • Jakarta – Kamis, 11 Agustus 2016 bertempat di Paragon Gallery Hotel Jakarta.

Acara ini sepenuhnya akan berisi diskusi teknis seputar pengembangan aplikasi, jadi tidak ada sesi presentasi materi seperti kegiatan seminar atau workshop. Jika rekan-rekan developer berminat untuk mengikuti acara ini, silahkan daftarkan diri sesuai dengan kota terdekat melalui laman resmi INA 3.0 di https://ina.dailysocial.id.

Indonesia Next Apps 3.0 Segera Digelar, Memberikan Tantangan yang Lebih Seru

Acara kompetisi pengembangan aplikasi tahunan yang diinisiasi oleh Samsung kembali digelar. Di serinya yang ketiga, Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) menantang pengembang dan startup lokal untuk berinovasi di atas platform terbarukan, mulai dari perangkat mobile berplatform Tizen, perangkat wearable dan juga perangkat virtual reality.

Pembaruan tantangan yang diberikan kepada peserta dilatar belakangi tren perkembangan adopsi teknologi yang kian pesat, baik di dunia maupun di Indonesia. Aplikasi berbasis Tizen, wearable dan virtual reality diyakini akan menjadi tren baru yang masif di kalangan konsumen dalam beberapa waktu mendatang. Sehingga menjadi langkah yang baik untuk mampu menumbuhkan ekosistem pengembang lokal di Indonesia.

Seperti pagelaran INA sebelumnya, INA 3.0 akan diawali dengan serangkaian meet-up sosialisasi dan workshop di berbagai kota di Indonesia. Bogor, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya dan Yogyakarta akan menjadi tempat singgah acara ini digelar. Kemudian akan dilanjutkan dengan sesi hackathon pengembangan aplikasi dalam “Tizen Dev Code Night” dan diakhiri dengan submisi final dan pengumuman pemenang aplikasi di setiap kategori. Rangkaian acara akan segera dimulai pada bulan Juli 2016.

Berikut ini adalah daftar agenda meet-up dan workshop INA 3.0:

  • Malang – Senin, 18 Juli 2016
  • Surabaya – Selasa, 19 Juli 2016
  • Yogyakarta – Kamis, 21 Juli 2016
  • Bandung – Senin, 25 Juli 2016
  • Bogor – Rabu, 27 Juli 2016
  • Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016

Ini rangkaian acara di fase pertama INA 3.0, karena pemenang terpilih nantinya juga akan berlaga di fase selanjutnya di kancah regional, bertanding melawan pengembang aplikasi dari negara-negara tetangga. Tentu menjadi sebuah kesempatan emas bagi pengembang lokal dengan kesempatan yang begitu gemilang.

Bergabunglah bersama kami untuk memulai sebuah tren besar pemanfaatan teknologi. Daftarkan diri Anda dalam rangkaian acara Indonesia Next Apps 3.0, dan jadilah pemenang kompetisi.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.