9GAG Siap Lokalkan Konten Untuk Pasar Indonesia

Sebagai sebuah situs hiburan yang fenomenal, 9GAG mewujud menjadi platform raksasa yang mewadahi segala humor di dunia internet. Founder dan CEO 9GAG Ray Chan mengungkapkan antusiasnya untuk melokalkan konten mereka untuk pasar Indonesia dalam 9GAG Meetup Jakarta yang diadakan kemarin malam (2/2).

Dalam acara tersebut, Ray dan pendiri 9GAG lainnya menceritakan pengalaman mereka membangun sebuah situs sederhana untuk bertukar gambar-gambar lucu yang mereka temukan di Internet tahun 2008 silam. Berangkat dari ide sederhana tersebut, 9GAG dibangun hingga akhirnya kini memiliki 73 juta kunjungan unik setiap bulannya.

“Tak peduli seberapa tidak bergunanya sebuah website Anda menurut beberapa orang, suatu website tetap akan berguna bagi orang-orang lainnya. Apalagi jika Anda bekerja cukup keras untuk mencurahkan perhatian untuk hal tersebut,” papar Ray dalam dialognya perihal pencapaian 9GAG sejauh ini.

Tak lupa Ray Chan mengapresiasi netizen Indonesia yang dianggap memiliki peran penting dalam perkembangan 9GAG selama ini. Dengan menggelarmeetup yang pertama kalinya di Asia, 9GAG Meetup Jakarta diklaim memecahkan rekor pengunjung terbanyak ketimbang meetup sebelumnya di Jerman dan Brazil. Di kesempatan yang sama Ray memaparkan rencananya untuk melokalisasikan konten mereka guna menjaring lebih banyak pengguna di Indonesia. Secara pribadi, Ray ingin jauh lebih mengenal perilaku dan dan permintaan dari pasar Indonesia.

9GAG juga sebelumnya telah membangun kerja sama strategis dengan studio game asal Indonesia Touchten. Aplikasi permainan mobile berjudul Redhead Redemption menjadi mobile game pertama 9GAG yang telah diunduh hingga angka satu juta kali unduhan menurut versi Google Play Store.

Ke depannya, meski mengakui tidak memiliki rencana untuk membangun kantor perwakilan di Indonesia, 9GAG membuka kesempatan bagi masyarakat lokal untuk mendaftarkan diri sebagai salah satu tim mereka. Usaha 9GAG di industrimobile game juga ditengarai tidak akan berhenti sampai di sini. Ray Chan menjanjikan lebih banyak game lain yang akan dirilis. Hal ini merupakan peluang bagi pengembang game lokal untuk mengikuti jejak Touchten.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySosial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

iPhone 6 Resmi Masuk Indonesia 6 Februari 2015 dalam Bundling Telkomsel

Kabar gembira untuk kita semua, iPhone 6 kini ada barangnya di Indonesia. Oke, mungkin bukan semua, tetapi untuk mereka yang tangannya sudah benar-benar ‘gatal’ ingin memiliki iPhone generasi terbaru. Diluncurkan di negara asalnya bulan September 2014 lalu, iPhone 6 akan resmi masuk Indonesia pada tanggal 6 Februari mendatang. Continue reading iPhone 6 Resmi Masuk Indonesia 6 Februari 2015 dalam Bundling Telkomsel

MEF: Mekanisme Pembayaran Transfer Pulsa dan Potong Pulsa Disukai di Indonesia

Dalam laporan tahunan yang diterbitkan MEF ditemukan bahwa kini masyarakat Indonesia semakin nyaman melakukan pembelian aplikasi berbayar. Hal ini berdampak pada metode pembayaran yang digunakan. Menurut MEF, metode pembayaran Airtime Transfer (transfer pulsa) dan carrier billing lebih disukai oleh masyarakat Indonesia.

Indonesia termasuk negara berkembang yang lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi, termasuk segmen teknologi perangkat bergerak, dibandingkan negara yang lebih maju. Faktanya 79% konsumen perangkat bergerak menyatakan mereka ingin tetap dapat mengikuti perkembangan terbaru dalam teknologi perangkat bergerak, khususnya ponsel.

Permintaan ini tercermin dalam pertumbuhan transaksi melalui perangkatmobile. Dalam jumlah persentase yang sama (79%), responden menyatakan bahwa mereka melakukan beberapa jenis transaksi melalui perangkat mobile mereka pada tahun 2014 lalu. Hal ini meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut data yang dikumpulkan oleh MEF, penduduk Indonesia sangat senang berbelanja melalui perangkat mobile mereka,  bahkan jika dibandingkan secara global, baik itu dalam membeli produk digital maupun fisik. Saat masayarakat Indonesia berbelanja produk digital ataupun fisik menggunakan ponselnya, 29% menghabiskannya untuk produk dengan harga yang lebih tinggi. Persentase tersebut lebih tinggi 6% jika dibandingkan rata-rata global yang hanya 23%.

MEF Digital & Physical Spend Indonesia

Pola perilaku masyarakat Indonesia yang gemar berbelanja ini membuka peluang usaha seperti metode pembayaran secara digital. Faktanya di tahun 2014 sendiri Indonesia banyak menemukan jenis mekanisme pembayaran baru. Masing-masing mekanisme pembayaran tersebut pun mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar berbelanja melalui perangkat ponsel mereka.

Data lebih lanjut soal peningkatan kematangan perangkat bergerak sebagai sebuah platform pembayaran, penggunaan kartu kredit atau debit menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Jumlah konsumen yang menggunakan layanan tersebut untuk berbelanja melalui ponsel tumbuh tiga kali lipat, dari 5% menjadi 18%, di tahun 2014. Peningkatan juga ditunjukkan oleh layanan lain seperti online payment service, skema loyalitas dengan voucher atau kupon, mobile wallet, hingga ke layanan uang digital seperti bitcoin.

MEF Chart Mekanisme Pembayaran

Keberhasilan terbesar diraih oleh skema airtime transfer (transaksi pulsa) untuk pertukaran panggilan dan pesan dari satu akun ponsel ke yang lain. Tahun lalu mekanisme ini digunakan oleh 29% pengguna ponsel di Indonesia, meningkat 8% dibandingkan tahun 2013. Kabar baik juga muncul dari layanan carrier billing. Menurut data MEF, jumlah konsumen yang menggunakan layanan ini pada tahun 2014 melompat hingga 62% (dari 13% menjadi 21%).

Layanan carrier billing bukanlah hal baru di Indonesia. Namun penerapannya di Indonesia sendiri, khususnya perangkat populer seperti Android, bisa dikatakan masih hijau. Angka penggunaan carrier billing secara global lebih moderat, yaitu dari 11% menjadi 14%.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

Indonesia Miliki Persentase Pengakses Facebook Melalui Perangkat Mobile Tertinggi di Dunia

Indonesia, mobile, dan media sosial adalah rangkaian kata yang tampaknya sulit untuk dipisahkan. Berdasarkan data terbaru yang diperoleh eMarketer, tercatat 92,4% pengguna Facebook di Indonesia mengakses layanan media sosial ini menggunakan perangkat mobile. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang negara manapun, termasuk Amerika Serikat dan India yang memiliki jumlah pengguna Facebook melalui perangkat mobile lebih banyak.

Seperti diungkap dalam data tersebut, meskipun jumlah pemakai perangkat mobile untuk pengaksesan Facebook di Amerika Serikat dan India lebih tinggi, tapi persentase masing-masing untuk negara tersebut hanya 79,1% dan 82,9%. Pengguna Facebook melalui mobile di dua negara tersebut sudah melewati angka 100 juta pengguna.

Dalam skala global, jumlah pengguna Facebook melalui perangkat mobile akan mendekati milestone 1 miliar. Di sisi pemasukan, segmen mobile akan semakin jauh meninggalkan desktop, dengan perbandingan 73:27 di tahun ini.

Facebook_mobile_indonesia_eMarketer

Secara total eMarketer mencatat sekitar 62,6 juta pengguna Facebook di Indonesia yang menggunakan perangkat ponsel. eMarketer memprediksikan angka tersebut angka berkembang menjadi 95,1 juta di tahun 2018 atau 98,8% dari total pengguna Facebook di negara ini.

Diperkirakan pula bahwa di tahun 2018 tersebut jumlah pengguna Facebook melalui perangkat mobile sudah mencapai lebih dari separuh dari total pengguna ponsel di Indonesia. Data yang terakhir kami peroleh dari paparan Facebook di Indonesia empat bulan lalu mencatat jumlah total pengguna Facebook secara aktif di Indonesia mencapai 69 juta.

[Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat dia DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Ookla Net Index Ungkap Kecepatan Rata-Rata Unduhan di Indonesia Awal Tahun 2015 Capai 5,3 Mbps

Membahas kecepatan Internet di Indonesia biasanya selalu berdasarkan sumber dari Laporan State of Internet yang diterbitkan secara berkala oleh Akamai. Kali ini kami akan mencoba melihat dari salah satu penyedia layanan uji kecepatan Internet yang cukup dikenal, baik secara global maupun di Indonesia, yaitu Ookla yang mengembangkan aplikasi Speedtest. Melalui halaman Ookla Net Index, terungkap bahwa kini kecepatan rata-rata unduh di Indonesia di jaringanbroadband di awal tahun 2015 mencapai 5,3 Mbps dan terus menunjukan peningkatan yang signifikan.

Apa yang dapat kita lihat melalui Ookla Net Index sebenarnya sudah bisa diprediksikan. Hal ini bisa dilihat melalui Laporan terbaru Akamai yang berbasiskan data kuartal ketiga 2014. Laporan tersebut menunjukkan Indonesia mengalami lonjakan statistik dalam hal peningkatan kualitas dan kecepatan Internet mencapai 149% ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya dan 49% lebih baik ketimbang kuartal kedua tahun 2014. Di periode tersebut kecepatan Internet rata-rata Indonesia mencapai 3,7 Mbps.

Secara keseluruhan, berdasarkan Ookla Net Index Indonesia berada di peringkat 147 dari 197 Negara di Dunia. Data Ookla Net Index ini diambil dengan menganalisis hasil uji kecepatan data dari 20 Desember 2014 hingga 18 Januari 2015. Total uji kecepatan yang digunakan mencapai hampir 33 juta data dari Indonesia dengan 4.446.309 merupakan unique IP.

Jika dipaparkan lebih jauh, data Ookla Net Index ini menampilkan kecepatan unduh dan unggah di Indonesia baik itu melalui kanal pitalebar ataupun mobile. Pada kanal pitalebar, kecepatan rata-rata unduh mencapai 5,3 Mbps dan kecepatan unggah mencapai 3,2 Mbps. Sedangkan untuk akses melalui kanal mobile, kecepatan rata-rata unduh Indonesia mencapai 3,2 Mbps dan kecepatan unggahnya mencapai 1,1 Mbps. Belum signifikan secara global, karena rataan unduhan global mencapai 21, 87 Mbps, tapi jelas memberikan peningkatan yang menggembirakan ketimbang tahun sebelumnya.

indonesia_ookla_index_jan_2015

Ookla Net Index juga menyebutkan nilai tengah (median) untuk biaya langganan per Mbps per bulan di Indonesia adalah $17,27 (sekitar Rp 217 ribu). Angka ini sekitar 3 kali lipat lebih mahal ketimbang nilai tengah global yang mencapai $5,46 (sekitar Rp 69 ribu).

Berdasarkan laporan ini, juga ditemukan informasi bahwa MNC Play Media dengan implementasi teknologi FTTH-nya menjadi ISP yang naik daun. MNC Play Media menduduki posisi puncak dengan nilai kecepatan rata-rata unduhan mencapai 51,54 Mbps, lebih cepat dua kali lipat ketimbang posisi kedua dan ketiga.

[Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.

MEF: Mekanisme Pembayaran Transfer Pulsa dan Potong Pulsa Disukai di Indonesia

Ilustrasi Berbelanja Melalui Perangkat Bergerak / Shutterstock

Dalam laporan tahunan yang diterbitkan MEF ditemukan bahwa kini masyarakat Indonesia semakin nyaman melakukan pembelian aplikasi berbayar. Hal ini berdampak pada metode pembayaran yang digunakan. Menurut MEF, metode pembayaran Airtime Transfer (transfer pulsa) dan carrier billing lebih disukai oleh masyarakat Indonesia.

Continue reading MEF: Mekanisme Pembayaran Transfer Pulsa dan Potong Pulsa Disukai di Indonesia

Indonesia Miliki Persentase Pengakses Facebook Melalui Perangkat Mobile Tertinggi di Dunia

Aplikasi Facebook di Perangkat Mobile / Shutterstock

Indonesia, mobile, dan media sosial adalah rangkaian kata yang tampaknya sulit untuk dipisahkan. Berdasarkan data terbaru yang diperoleh eMarketer, tercatat 92,4% pengguna Facebook di Indonesia mengakses layanan media sosial ini menggunakan perangkat mobile. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang negara manapun, termasuk Amerika Serikat dan India yang memiliki jumlah pengguna Facebook melalui perangkat mobile lebih banyak.

Continue reading Indonesia Miliki Persentase Pengakses Facebook Melalui Perangkat Mobile Tertinggi di Dunia

MEF: Masyarakat Indonesia Semakin Nyaman Melakukan Pembelian Aplikasi Berbayar

Ilustrasi Penggunaan Perangkat Mobile / Shutterstock

Dalam laporan tentang pasar mobile Indonesia, komunitas global untuk konten mobile dan commerce MEF menemukan bahwa orang Indonesia semakin nyaman melakukan pembelian aplikasi berbayar, bahkan menjadi mayoritas berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden. Kategori konten mobile yang populer masih didominasi oleh games dan media sosial, tetapi kategori berita dan olahraga menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Continue reading MEF: Masyarakat Indonesia Semakin Nyaman Melakukan Pembelian Aplikasi Berbayar

Ookla Net Index Ungkap Kecepatan Rata-Rata Unduhan di Indonesia Awal Tahun 2015 Capai 5,3 Mbps

Ilustrasi Koneksi Internet pada Modem / Shutterstock

Membahas kecepatan Internet di Indonesia biasanya selalu berdasarkan sumber dari Laporan State of Internet yang diterbitkan secara berkala oleh Akamai. Kali ini kami akan mencoba melihat dari salah satu penyedia layanan uji kecepatan Internet yang cukup dikenal, baik secara global maupun di Indonesia, yaitu Ookla yang mengembangkan aplikasi Speedtest. Melalui halaman Ookla Net Index, terungkap bahwa kini kecepatan rata-rata unduh di Indonesia di jaringan broadband di awal tahun 2015 mencapai 5,3 Mbps dan terus menunjukan peningkatan yang signifikan.

Continue reading Ookla Net Index Ungkap Kecepatan Rata-Rata Unduhan di Indonesia Awal Tahun 2015 Capai 5,3 Mbps

Asiafone Investasikan 100 Miliar Rupiah untuk Bangun Pabrik Ponsel di Jakarta Utara

Sepanjang tahun 2014 kemarin para vendor smartphone beramai-ramai mendirikan pabrik di Indonesia, termasuk vendor lokal seperti Polytron dan Evercoss. Kini Asiafone mengikuti jejak dua pendahulunya memindahkan produksi dari luar negeri ke Indonesia dengan membangun pabrik perakitan ponselnya di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Untuk membangun pabrik diatas tanah seluas 3500 meter persegi di kawasan tersebut, Asiafone menginvestasikan dananya sebesar Rp 100 Milyar.

Asiafone menghabiskan waktu satu tahun lebih untuk menyiapkan pabrik hingga siap beroperasi di tahun ini. Menurut Presiden Direktur Asiafone Herman Zhou, pihaknya melakukan alih transfer teknologi dari pabrikan yang ada di Cina ke Indonesia. Belum tersedianya komponen yang menjadi pendukung di Indonesia menjadi salah satu alasannya, sehingga hampir semua komponen masih didatangkan dari luar negeri.

Seperti dikutip dari JagatReview, Herman Zhou mengatakan, “Proses alih transfer teknologi,  membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena kita harus menyiapkan semuanya dari nol.”

Pabrik yang terletak di kawasan Pluit tersebut akan terintegrasi dengan Head Office Asiafone untuk memudahkan pihak Asiafone dalam proses pengawasan, manajemen dan penjualan produk-produknya ke seluruh Indonesia. Di samping itu Asiafone juga akan menyiapkan dua line yang mampu memproduksi ponsel hingga 100.000 unit setiap bulan. Nantinya kapasitas produksi tersebut akan terus ditingkatkan seiring dengan permintaan pasar.

Asiafone berharap dengan berdirinya pabrik mereka di Indonesia industri komponen yang mendukung produksi ponsel seperti chip, layar, baut, mur,casing, dan sebagainya juga akan ikut berkembang. Bagi Asiafone sendiri, pabrik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan produk dari luar negeri sehingga dapat menghemat biaya produksi mereka.

Langkah yang diambil oleh Asiafone untuk mendirikan pabrik juga sejalan dengan program pemerintah yang mendorong para pelaku industri untuk membangun produksinya di dalam negeri. Selain itu langkah ini juga bisa dikatakan sebagai ancang-ancang Asiafone karena beberapa waktu yang lalu tiga kementerian telah sepakat untuk memperketat regulasi tentang perangkat bergerak, terutama yang mendukung 4G/LTE. Regulasi tersebut menyebutkan bahwa perangkat 4G/LTE harus sudah memiliki kandungan lokal sebesar 40% per tanggal 1 Januari 2017.

“Harapan kita kepada pemerintah adalah bagaimana menyediakan ekosistem industri nasional, sehingga pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor,” pungkas Herman.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.