Infografis: Pengertian, Jenis, hingga Cara Membuat

Dalam praktek desain komunikasi visual, desain informasi seringkali direpresentasikan dengan karya desain infografis. Ini adalah karya yang menggabungkan informasi dan grafik.

Infografis sendiri berasal dari kata bahasa Inggris infographs yang berarti informasi + grafik. Kata ini mengacu pada suatu bentuk visualisasi informasi yang menyampaikan informasi kompleks kepada pembaca sehingga dapat dipahami dengan lebih mudah dan cepat.

Untuk lebih memahami, berikut DailySocia.id jelaskan seputar infografis kepadamu berikut ini!

Pengertian Infografis

Infografis adalah media informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan dipadukan dengan beberapa elemen visual seperti gambar, ilustrasi, grafik, dan tipografi.

Infografis atau dalam bahasa Inggris berasal dari kata infographic yang juga sangat identik dengan penambahan informasi berupa angka-angka yang dibalut dengan berbagai kombinasi warna yang menarik. Ini dapat membuat konten kamu lebih interaktif, estetis, dan menarik bagi pembaca.

Infografis berkembang pesat dalam media massa setelah desainer dapat mengkombinasikan antara informasi dari ranah berita ke dalam bentuk visual yang dicetak maupun yang dipublikasikan dalam jaringan internet.

Jenis-Jenis Infografis

Terdapat beberapa pembagian jenis dari infografis itu sendiri. Setiap pembagiannya disesuaikan dengan konten yang akan disajikan. Berikut merupakan beberapa penjelasannya.

Statis

Jenis pertama adalah format visual statis. Saat infografis disajikan dalam format sederhana tanpa suara dan animasi bergerak. Bentuk visual statis hanya memberikan representasi berupa gambar atau ilustrasi yang dapat menjelaskan isi atau topik yang sedang kamu bicarakan.

Contoh infografis statis jenis ini biasanya digunakan pada konferensi untuk mempresentasikan temuan penelitian atau presentasi untuk menginformasikan audiens dengan cara yang jelas dan efektif. Penyajian data lebih sederhana dan tidak rumit dengan metode ini.

Animasi

Jenis lainnya yaitu berupa animasi bergerak. Animasi itu sendiri mencakup beberapa elemen penting yaitu audio dan visual. Keduanya dipadukan menjadi sebuah konsep yang sesuai dengan konten atau kebutuhan bisnismu.

Jenis animasi ini juga terbagi menjadi dua yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Contoh jenis infografis animasi dapat ditemukan di platform YouTube maupun di televisi. Banyak pembuat konten menggunakan platform YouTube untuk mengembangkan infografis.

Selain YouTube, banyak pemain digital saat ini menggunakan media sosial sebagai platform distribusi konten pendidikan dan komersial. Jadi, kamu dapat menggunakan berbagai platform media sosial untuk mengembangkan infografis animasi.

Interaktif

Jenis yang terakhir adalah infografis yang lebih kompleks daripada jenis statis dan animasi. Perbedaan mendasar terletak pada data target yang dapat langsung berinteraksi dengan data yang disajikan.

Dalam format interaktif ini, kamu harus mempelajari bahasa pemrograman atau kamu juga bisa bekerja sama dengan developer atau programer untuk membuat media interaktif.

Contoh infografik interaktif adalah penyajian informasi yang ditampilkan dengan menggunakan beberapa elemen seperti button atau tombol. Dengan demikian, saat dilacak, informasi ini memberikan lebih banyak informasi, dan pengguna dapat mengakses informasi lebih cepat, lebih akurat, dan lebih tepat.

Cara Membuat Infografis

Pembahasan berikutnya, masuk pada topik mengenai bagaimana menyusun pembuatan sebuah infografis. Berikut ini merupakan tutorial dalam mengembangkan sebuah media infografis dengan mudah.

Menentukan Topik Bahasan

Langkah pertama untuk membuat infografis yang menarik adalah menentukan topik atau tujuan asli konten berdasarkan kebutuhan produk perusahaan. Sebelum membuat desain atau tata letak apa pun, harus mempersiapkan konsep awal dengan hati-hati saat mengembangkan ide.

Pastikan kamu meneliti target yang  dituju. Kemudian kamu juga perlu mengevaluasi apakah infografis yang kamu buat memiliki relevansi tinggi di masa kini atau tidak. Ini dapat menentukan traffic di masa mendatang.

Menetukan Audiens atau Target User

Pada langkah kedua, kamu perlu fokus pada audiens target sesuai dengan kebutuhan konten. Kamu juga dapat menentukan beberapa item untuk menentukan audiens tertentu. Misalnya berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal.

Dengan menetapkan sasaran yang lebih spesifik, kamu dapat meningkatkan keberhasilan kampanye konten, menjadikannya lebih relevan dengan target pengguna yang dijangkau. Cara penyajian infografis muda dan tua tentu sangat berbeda dari segi struktur elemen seperti warna, font, animasi atau ilustrasi.

Mengumpulkan Data dan Sumber Referensi

Langkah ketiga, setelah berhasil menyusun topik dan menentukan kelompok sasaran, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sumber informasi dan referensi untuk pembuatan konten.

Kamu dapat menggunakan sumber daya atau platform yang berbeda untuk menemukan berbagai informasi dan wawasan melalui internet, buku, majalah, artikel, dan sumber informasi berbasis web serta pengetahuan asli di lapangan. Di era teknologi ini, kita bisa menggunakan berbagai cara, tidak hanya konvensional tapi juga online.

Memvisualisasikan Data ke dalam Infografis

Langkah yang berikutnya adalah dengan mengimplementasikan data dalam bentuk visual sehingga membentuk sebuah struktur infografis yang terstruktur. Pada tahap ini, kami merekomendasikan anda untuk menggunakan metode ICCORE.

Metode ICCORE (Inform, Compare, Change, Organize, Relationship, dan Explore) dapat anda implementasikan untuk memvisualisasikan data anda. Berikut beberapa keterangan mengenai metode tersebut.

Inform

Pastikan data dapat menyampaikan pesan penting dari konsep yang anda kembangkan.

Compare

Suatu data dapat dibandingkan antara konteks satu dengan konteks yang lain, dapat berupa diagram batang, garis, dan lain sebagainya.

Change

Pada kategori ini, konten dapat berisikan perubahan data, kronologi, hingga cerita mengenai produk, perusahaan atau personal brand dari waktu ke waktu.

Organize

Selanjutnya, kategori ini digunakan untuk menunjukkan informasi seputar ranking, pola, atau siklus yang saling berurutan. Anda dapat menggunakan diagram flowchart, tabel, maupun mind mapping.

Relationship

Berikutnya, data juga dapat menunjukkan hubungan yang lebih kompleks pada suatu konteks. Contoh penggunaanya dapat berupa scatter plot maupun multi-series plot.

Explore

Kategori yang terakhir, pengguna dapat mengeksplorasi atau menjelajahi infografis anda secara lebih detail untuk menambah wawasan yang lebih mendalam.

Menggunakan Template

Membuat desain infografis dari awal hingga akhir bisa memakan waktu lama dan menghabiskan banyak sumber daya. Namun, hal ini bisa diatasi dengan menggunakan berbagai template gratis yang dihadirkan di berbagai platform website desain.

Template memudahkan pengembang untuk membuat desain lebih cepat dan mereka dapat secara efektif mengontrol semua elemen dan konten yang digunakan. Setelah membuat template, pastikan juga cocok dengan struktur grid yang kamu buat sebelumnya.

Menambahkan Style pada Desain

Dan langkah terakhir adalah menambahkan gaya bentuk untuk membuat kesan menarik dan meningkatkan desain infografis kamu. Saat membuat style, pastikan untuk memperhatikan semua elemen visual seperti teks, gambar, warna, tombol, dan elemen lainnya untuk membantu pembaca memahami konten.

Demikian pembahasan tentang apa itu infografis dan alasan mengapa penggunaannya sangat penting untuk era sekarang. Infografis dapat berguna kapan saja saat kamu membutuhkan informasi dengan cepat dan mudah dipahami.

[Infografik] Tren Konsumsi Media Selama Pandemi Berdasarkan Usia Konsumen

Sulit membayangkan bagaimana jadinya seandainya pandemi COVID-19 terjadi 20 atau bahkan 30 tahun yang lalu. Internet kala itu belum se-mainstream sekarang, dan layanan streaming macam Netflix maupun Spotify belum eksis.

Skenario khayalan ini sejatinya bisa kita jadikan bahan untuk mensyukuri keadaan sekarang. Sesulit apapun masa swakarantina yang kita hadapi, kita masih punya begitu banyak akses ke beragam jenis media, baik untuk mencari informasi atau menghibur diri.

Cara kita mengonsumsi berbagai bentuk media selama pandemi tentu berbeda-beda, dan ini ternyata bisa dikategorikan berdasarkan usia. Global Web Index belum lama ini melakukan survei terhadap hampir 4.000 orang di Amerika Serikat dan Inggris dengan rentang usia 16 – 64 tahun. Datanya kemudian disadur menjadi infografik yang sangat apik oleh Visual Capitalist.

Media Consumption Gen Z

Kita mulai dari yang paling muda, yakni Gen Z (16 – 23 tahun). Seperti yang bisa kita lihat, lebih dari separuh mengaku menonton lebih banyak konten video online sejak pandemi melanda. Layanan streaming film menjadi jenis media andalan kedua buat mereka, disusul oleh video game, layanan streaming musik, dan siaran TV tradisional.

Media Consumption Millenials

Tren serupa juga ditunjukkan oleh kalangan Millenial (24 – 37 tahun). Menariknya, generasi ini adalah yang konsumsinya paling merata, alias tidak ada satu jenis media yang benar-benar mendominasi sangat jauh. Platform video online seperti YouTube atau TikTok masih berada di urutan pertama, diikuti oleh layanan streaming film dan musik.

Milennial bisa dibilang merupakan generasi yang paling haus informasi. Ini terbukti dari besarnya konsumsi mereka terhadap media online, podcast dan radio. Kendati demikian, ketertarikan Millenial terhadap video game tetap tidak kalah dari kalangan Gen Z.

Media Consumption Gen X

Lanjut ke kalangan Gen X (38 – 56 tahun), mereka adalah konsumen terbesar saluran TV tradisional, bahkan jauh melebihi konsumsi platform video online. Setelah TV, radio merupakan medium terpopuler kedua di kalangan Gen X, sama porsinya seperti layanan streaming film.

Media Consumption Baby Boomer

Tanpa harus terkejut, generasi Baby Boomer (57 – 64 tahun) juga paling memercayakan saluran TV tradisional ketimbang medium lainnya. Pada kenyataannya, cara mereka mengonsumsi media adalah yang paling sedikit berubah selama pandemi berlangsung.

Balik ke gagasan di awal, kalangan Millenial dan Gen Z bakal menjadi yang paling kesulitan di masa pandemi seandainya tidak ada internet. Tidak terlalu mengejutkan mengingat sebagian besar dari mereka memang belum lahir pada skenario khayalan tersebut.

Quarantine Internet Activities

Seandainya tidak ada internet, apa saja aktivitas yang bakal hilang dari keseharian kita selama masa pandemi? Jawabannya bisa kita temukan pada infografik terakhir ini, dan yang paling berkurang drastis adalah aktivitas mencari informasi seputar wabah COVID-19, kecuali Anda masuk kalangan Gen Z, yang ternyata lebih banyak menghabiskan waktu untuk streaming musik.

Sumber: Visual Capitalist. Gambar header: Mollie Sivaram via Unsplash.

Infografik Perjalanan Fotografi, Dari Analog ke Instagram

Mengamati perkembangan fotografi akan sangat menarik, apalagi dengan masuknya era digital serta aplikasi dan layanan berbasis fotografi yang bisa diakses dan digunakan dari perangkat mobile, smartphone atau tablet. Infografik di artikel ini mencoba menampilkan perjalanan fotografi dari analog ke dunia digital, termasuk ke jejaring sosial Facebook, Twitter, Tumblr dan layanan Instagram.

Continue reading Infografik Perjalanan Fotografi, Dari Analog ke Instagram

Bagaimana Perusahaan B2B Menggunakan Media Sosial? Ini Infografiknya

Penggunaan media sosial tidak terlepas dari perusahaan atau pemilik merek yang menggunakan berbagai layanan media sosial dalam pemasaran mereka. Selain perusahaan yang menyasar konsumen langsung atau Business to Consumer (B2C) perusahaan yang menyasar perusahaan lain sebagai kosumennya atau Business to Business (B2B) juga menggunakan media sosial. Bagaimana mereka menggunakan media sosial tersebut? Infografik berikut bisa memberikan informasi.

Continue reading Bagaimana Perusahaan B2B Menggunakan Media Sosial? Ini Infografiknya

Pengguna Twitter Lebih Suka ‘Me-Retweet’ Tanpa Membaca Tautan Dalam Tweet

Sebuah infografik mengungkapkan analisis yang dilakukan atas 2.7 juta tweet yang memuat tautan yang disebarkan di Twitter dan mencoba menganalisis perilaku pengguna Twitter, dan menemukan bahwa tidak ada korelasi antara Retweet (RT) dan klik atas tautan yang disebarkan di Twitter.

Continue reading Pengguna Twitter Lebih Suka ‘Me-Retweet’ Tanpa Membaca Tautan Dalam Tweet

Email, Mendukung Produktivitas Atau Membuat Stres?

Penggunaan email saat ini mungkin bisa dibilang sudah tidak bisa dilepaskan lagi, melekat pada hampir setiap pekerjaan. Tidak hanya pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi, digital atau internet tetapi pekerjaan lainnya, berbisnis atau bahkan ‘surat-menyurat’ kini dilakukan dengan email.

Continue reading Email, Mendukung Produktivitas Atau Membuat Stres?

Konten Apa yang Paling Banyak Mendapatkan RT di Twitter? Jawabannya Konten Infografik

BitRebels mempublikasikan sebuah infografik yang menampilkan informasi bahwa konten yang paling banyak mendapatkan ReTweet atau RT di Twitter adalah konten infogragik.

Continue reading Konten Apa yang Paling Banyak Mendapatkan RT di Twitter? Jawabannya Konten Infografik

Infografis Tentang Karyawan yang Bekerja di Rumah

Perusahaan Inggris O2, pernah meminta 2.500 karyawannya untuk berkerja dari rumah mereka untuk satu hari. Dalam satu hari tersebut, seluruh karyawan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini secara total menghemat 2.000 jam waktu yang biasanya mereka gunakan untuk perjalanan pulang pergi dari rumah ke kantor. Waktu yang dihemat tersebut, bisa digunakan untuk beristirahat, bekerja, tidur, untuk keluarga, atau untuk bepergian ke tempat lain. Continue reading Infografis Tentang Karyawan yang Bekerja di Rumah