Jakarta XR Meetup 6.0, Mengedukasi VR/AR untuk Sistem Edukasi

Kehadiran VR/AR di dunia digital di tahun 2016 menyajikan poros baru bagi sebagian aspek industri. Paska ledakan tersebut, ranah hiburan boleh jadi terlihat paling menonjol dalam hal penerapan VR/AR, meski di sisi lain, adopsi teknologi visualisasi ini dapat dinikmati untuk bidang lain seperti pemasaran, periklanan, hingga kemiliteran.

Lingkup pendidikan juga turut mencicipi teknologi VR/AR dalam pengembangannya, seperti dalam metode pengajaran yang dilakukan tenaga pendidik. Nah, untuk menyelaraskan dan mengkaji VR/AR bagi dunia edukasi, OmniVR kembali mengadakan meetup bernama Jakarta XR Meetup 6.0 yang bertajuk “VR/AR and Tech Education”, di Binus fX Campus, fX Sudirman lantai 6.

Nico Alyus, Co-founder OmniVR, dalam presentasinya / DailySocial
Nico Alyus, Co-founder OmniVR, dalam presentasinya / DailySocial

“Kenapa bukan VR tapi XR? Karena ‘X’ itu artinya extended. Jadi meetup ini enggak akan cuma membahas dunia virtual reality, tapi juga augmented reality dan mixed reality,” jelas Nico Alyus, Co-founder OmniVR yang secara sederhana menjelaskan perubahan nama dari Jakarta VR Meetup menjadi Jakarta XR Meetup.

Sidiq Permana bersama Project Tango-nya di panggung Binus fX / DailySocial
Sidiq Permana bersama Project Tango-nya di panggung Binus fX / DailySocial

Dan seperti judulnya, Jakarta XR Meetup keenam ini secara menyeluruh bercerita mengenai pengembangan VR/AR yang dijahit dalam cakupan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari daftar empat pembicara malam itu yang berasal dari latar belakang profesi yang berbeda-beda namun masing-masing memiliki keahlian dan ketertarikan yang besar dalam dunia VR/AR.

Setelah dibuka oleh Nico, Head of Program of Games Application & Technology Binus University Michael Yoseph menjadi pembicara pertama malam itu. Sebagai seorang dosen, Yoseph tentunya menerangkan dari sudut pandang pendidikan, di mana ia berpendapat bahwa VR/AR secara nyata dapat menawarkan metode lain dalam mempelajari sesuatu. “Contohnya saat belajar sejarah atau ekosistem bawah laut. Kita tidak perlu ada di sana namun bisa merasakan pengalaman yang nyata untuk mempelajarinya,” ujarnya.

Sidiq bersama mereka yang antusias dengan Project Tanggo milik Google / DailySocial
Sidiq bersama mereka yang antusias dengan Project Tanggo milik Google / DailySocial

Poin tersebut juga diamini oleh pembicara kedua Irving Hutagalung, Audience Evangelism Manager Microsoft Indonesia. Lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung ini beranggapan bahwa AR kini, misalnya, dapat membantu mempelajari organ tubuh dengan real-time interaction.

Membawa perspektif baru bagi VR/AR dalam dunia pendidikan, Dosen dari Telkom University Fat’hah Noor Prawita menjelaskan seputar virtual reality untuk disabilitas. “4,7% dari masyarakat Indonesia adalah penyandang tuna daksa,” ujar Fat’hah. Berdasarkan pengalaman dan pengamatannya, para penyandang tuna daksa dan jenis difabel lainnya seringkali lebih memilih untuk beraktivitas dan bermain di dalam rumah.

Untuk itu, Fat’hah dan mahasiswanya kerap kali berkesempatan membuat proyek akhir studi dan bekerja sama dengan beberapa komunitas difabel dan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk membuat produk VR/AR yang membantu kaum difabel untuk merasakan pengalaman akan banyak hal. “Seperti misalnya, kami membuat proyek virtual reality mengenai flying fox untuk mereka yang tuna daksa,” terangnya.

Merasakan pengalaman virtual reality bersama HTC VIve / DailySocial
Merasakan pengalaman virtual reality bersama HTC VIve / DailySocial

Pembicara keempat ialah Sidiq Permana, seorang Google Developer Expert for Android yang malam itu menjelaskan Project Tango dari Google. Menurut Sidiq, saat mengembangkan produk AR, salah satu tantangan yang seringkali dihadapi ialah ketika pengguna melihat suatu objek, kemudian ia mengubah sudut pandangnya, objeknya seringkali hilang atau berpindah (drifting). “Nah, kemampuan ini yang dimiliki Google Tango; kemampuan mengingat dan merekam,” tutur Sidiq.

Sesi terakhir di acara bulanan keenam Jakarta XR Meetup ini merupakan sesi yang biasanya ditunggu-tunggu oleh para peserta meetup ini, yakni mencoba virtual reality device. Malam itu, tiga device tersedia untuk dicoba secara bebas oleh pengunjung Jakarta XR Meetup, antara lain Google Daydream, HTC Vive, dan Lenovo Phab 2 Pro Google Tango.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari event Jakarta XR Meetup 6.0.

Fasilitasi Perkembangan VR di Tanah Air, Begini Rangkaian Acara XR Meetup Sepanjang 2016

Tahun 2016 akan selalu diingat sebagai tahun kebangkitan virtual reality. Meski topik ini sudah mulai diperbincangkan di tahun-tahun sebelumnya, barulah di tahun kemarin konsumen bisa langsung merasakan pengalaman immersive yang sebenarnya, utamanya berkat kehadiran trio VR headset kelas berat – Oculus Rift, HTC Vive dan PlayStation VR – di pasaran.

Di Indonesia, sampai detik ini pun masih terbilang agak sulit untuk mendapatkan perangkat-perangkat tersebut – terkecuali PSVR. Namun hal itu rupanya tidak meredam antusiasme warga tanah air untuk mendalami virtual reality. Dari situ, terlahir rangkaian acara bernama XR Meetup.

Lho kok XR, bukan VR? Well, pada awalnya acara bulanan tersebut memang mengusung nama VR Meetup. Namun setelah beberapa kali diadakan, topik bahasannya ternyata meluas ke ranah augmented dan mixed reality, hingga akhirnya pihak penyelenggaranya pun memutuskan untuk mengubah namanya menjadi XR Meetup, yang merupakan singkatan dari eXtended Reality.

Setiap bulannya sejak Juli sampai Desember 2016 kemarin, XR Meetup mempertemukan para pelaku industri VR dengan berbagai kalangan yang tertarik untuk mendalami VR, mulai dari para pelajar, gamer, pelaku bisnis sampai sejumlah brand. Setiap event yang dihelat di ibukota ini terbagi menjadi dua sesi, yakni panel talkshow atau diskusi, dan tentu saja yang paling penting adalah uji coba perangkat VR.

VR Meetup 1, 26 Juli 2016

Pada event perdananya yang diadakan di Mozilla Community Space, panitia VR Meetup mengundang pembicara dari Octagon Studio, Mozilla WebVR dan NERD Project yang secara khusus memperkenalkan game The Wandering Catacombs, yang dapat dimainkan menggunakan headset Cardboard dan controller berbasis Bluetooth. Meetup perdana ini juga memperkenalkan HTC Vive yang kala itu baru belum lama dipasarkan.

VR Meetup 2, 27 Agustus 2016

VR bukan soal game semata, anggapan ini dibuktikan lewat meetup kedua yang mengangkat topik “VR and Real Estate”. Bertempat di @america Pacific Place, narasumber yang ditunjuk meliputi Sangkuriang Property VR dan Hologram Indonesia, plus seorang pembicara yang mewakili tim AsiaVR di Singapura, Roy Koo.

Beliau pada saat itu banyak bercerita mengenai perkembangan VR di Singapura sekaligus negara-negara Asia Tenggara lain, dan di saat yang sama, menjalin kerja sama eksklusif bersama Jakarta VR Meetup untuk mengembangkan industri VR dalam skala regional.

VR Meetup 3, 24 September 2016

Meetup yang ketiga bisa dibilang sebagai yang paling dinanti-nanti, karena temanya adalah yang paling menarik perhatian, yaitu “VR and Entertainment”. Acara diadakan bersamaan dengan event Hellofest di JCC Senayan, dengan narasumber dari studio ahli video 360 derajat Festivo, Digital Happiness yang membahas soal game dan animasi horor VR buatan mereka, serta ShintaVR dengan platform kreasi VR mereka yang dijuluki MindVoke.

VR Meetup 4, 26 Oktober 2016

Meetup keempat sedikit lebih teknis dengan membahas secara detail mengenai “VR Input and Controllers”. Narasumber yang ditunjuk adalah mereka yang terlibat dalam pengembangan controller untuk virtual reality: Andrew dari ShintaVR dengan risetnya terhadap voice input dalam VR, dilanjutkan Dennis Adrian dari PrimeTech yang mengembangkan VR controller berupa simulator balapan, lalu ditutup oleh Adityo Pratomo yang menciptakan VR input untuk game golf yang pernah dibuatnya.

Event yang keempat ini juga membawa perangkat VR yang bisa dicoba dalam jumlah terbanyak. Bukan cuma HTC Vive dan PSVR saja, tetapi juga Microsoft HoloLens.

VR Meetup 5, 8 Desember 2016

Menutup tahun 2016, meetup kelima yang diadakan di Auditorium Microsoft Indonesia ini diisi dengan recap mengenai perkembangan VR selama setahun terakhir, lalu dilanjutkan dengan panel diskusi bersama sejumlah narasumber dari industri VR dan AR. Sesi uji coba pada acara ini turut dimeriahkan oleh debut perdana Daydream View dari Google. Perubahan nama dari VR Meetup menjadi XR Meetup juga diumumkan dalam acara ini.

XR Meetup yang keenam rencananya akan diadakan pada tanggal 8 Februari 2017 mendatang di Binus International University fX. Topik yang diangkat nanti adalah dampak VR dan AR dalam dunia pendidikan. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa langsung mengunjungi Facebook Page XR Meetup.

Disclosure: DailySocial adalah media partner acara XRmeetup. Berbagai informasi tentang kegiatan baik pengumuman acara atau liputan, bisa juga Anda dapatkan nanti di DailySocial.